ANALISA PROTEIN DAN ZAT PENGAWET (NITRAT DAN NITRIT) DALAM SOSIS DAGING SAPI SIAP SAJI
|
|
- Johan Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA PROTEIN DAN ZAT PENGAWET (NITRAT DAN NITRIT) DALAM SOSIS DAGING SAPI SIAP SAJI Roslinda Rasyid 1, Yuli anita 2, dan Krisyanella 2 1 Universitas Andalas, Padang 2 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi STIFARM, Padang Abstract A Qualitative analysis of nitrite and nitrate preservative and analysis of protein content in sausage fast food foundedin some markets in Padang has been done. The preservative in samples were extracted by mixing with water, and then identified by colour reaction. Analysis of preservative in samples was compared with standard preservative substance. From the identification, all samples contain preservative agent, nitrite and nitrate. Micro Kjehdahl method used to analysed protein in samples. The result showed that from each samples contained. Protein content 16.5% for samples A; 17.6% for samples B and 8.31% for samples C. Keywords: Sosis, Protein, Zat Pengawet Pendahuluan Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food additive) saat ini sering ditemui pada makanan dan minuman. Salah satu bahan tambahan yang digunakan pada makanan adalah bahan pengawet. Bahan pengawet adalah bahan kimia yang berfungsi untuk memperlambat kerusakan makanan, baik yang disebabkan oleh mikroba pembusuk, bakteri, maupun jamur dengan cara menghambat, mencegah, menghentikan proses pembusukan dan fermentasi dari bahan makanan (Winarno, 1984). Daging termasuk makanan yang mengandung protein. Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh, mempunyai fungsi untuk pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai bahan bakar dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada manusia (Winarno, 1984; Ronald, 1993; John, 1997). Sosis merupakan produk olahan daging yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Komposisi gizi sosis berbeda-beda, tergantung pada jenis daging yang digunakan dan proses pengolahannya. Produk olahan sosis kaya energi dan dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat. Selain itu, sosis juga memiliki kandungan kolesterol dan sodium yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit seperti jantung, stroke, dan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan. Daging mudah rusak, oleh karena itu untuk penyimpanan yang lama perlu digunakan pengawet. Salah satu zat pengawet yang digunakan adalah Natrium nitrat. Nitrat dan nitrit merupakan salah satu zat pengawet yang digunakan dalam proses pengawetan daging untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikroba (Norman, 1988). Natrium nitrat dan garam-garamnya serta derivatderivatnya adalah satu kelompok zat pengawet kimia yang digunakan secara luas. Pemakaian Natrium nitrat dalam bahan pangan merupakan subjek yang banyak dibicarakan, karena dalam kadar yang cukup besar nitrat tidak dihendaki bahkan beracun (Norman, 1988; Ronald, 1993; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Garam Nitrit dan Nitrat mekanismenya belum diketahui, tetapi diduga bahwa nitrit bereaksi dengan gugus sulfihidril (-SH) dan membentuk garam yang tidak dapat dimetabolisme oleh mikroba dalam keadaan anaerob. Dalam daging, nitrit akan membentuk nitroksida. Nitroksida dengan pigmen daging akan menjadi nitrosomioglobin yang berwarna merah cerah. Pembentukan nitroksida akan banyak bila hanya menggunakan garam nitrit, karena itu biasanya digunakan campuran garam nitrit dan garam nitrat. Garam nitrit akan tereduksi oleh bakteri menghasilkan nitrit. Penggunaan Natrium nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan warna daging dan ikan, ternyata menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan karena nitrit dapat 89
2 berikatan dengan amino dan amida yang terdapat pada protein daging membentuk turunan nitrosoamin yang bersifat toksis. Nitrosoamin merupakan salah satu senyawa yang diduga dapat menimbulkan kanker (Winarno, 1984). Metodologi Penelitian Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, blender, alat sentrifus (Hettick Zentrifugen EBA 20), kertas ph, seperangkat alat kjehdahl, dan seperangkat alat gelas. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel berupa sosis dengan 3 macam merek (sosis daging sapi), aquadest, asam asetat 2 %, natrium nitrit, kalium nitrat, natrium bikarbonat, asam klorida 0,1 N, asam klorida 6 N, Fe (II) sulfat 0,5 N, asam sulfat 1 N, asam asetat 2 N, barium klorida, perak nitrat 0,1 N, kalium iodida 0,1 N, kalium permanganat, ammonium klorida padat, besi (III) klorida, larutan kanji, asam sulfat pekat, natrium hidroksida 0,1 N, dan difenilamina. Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Sampel berupa sosis (sosis daging sapi) dengan 3 macam merek yang didapatkan dari Swalayan yang ada di kota Padang, Sumatra Barat. ]Pembuatan Reagen a. Asam klorida 0,1 N Larutan HCl pekat dipipet sebanyak 0,833 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml yang telah berisi sedikit aquadest. Kemudian dicukupkan sampai tanda batas dengan aquadest, kemudian dihomogenkan. Pembakuan larutan baku HCl 0,1 N Natrium tetra borat 0,1 N sebanyak 10 ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudia ditambahkan 2 tetes merah metil, dititrasi dengan HCl sampai menjadi perubahan warna kuning menjadi merah muda. b. Besi (II) sulfat LP Besi (II) sulfat ditimbang sebanyak 13,9 gram, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan aquadest, larutkan. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas. c. Asam sulfat 1 N Larutan H 2 SO 4 pekat dipipet sebanyak 2,94 ml, ml yang telah berisi sedikit aquadest, kemudian dicukupkan sampai tanda batas dengan aquadest, kemudian dihomogenkan. d. Asam asetat 2 N Larutan asam asetat dipipet sebanyak 11,42 ml, ml yang telah berisi sedikit aquadest, kemudian dicukupkan sampai tanda batas dengan aquadest, kemudian dihomogenkan. e. Barium klorida LP Larutkan 12 g barium klorida, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian dicukupkan sampai tanda batas dengan aquadest, kemudian dihomogenkan. f. Perak nitrat 0,1 N Perak nitrat ditimbang sebanyak 1,7 gram, ml kemudian ditambahkan aquadest, larutkan. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas, kemudian dihomogenkan. g. Kalium iodida 0,1 N Kalium iodida ditimbang sebanyak 1,66 gram, ml kemudian ditambahkan aquadest, larutkan. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas, kemudian dihomogenkan. h. Kalium permanganat LP Kalium permanganat ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest dan aquadest sampai tanda batas dan dihomogenkan i. Amonium klorida LP Amonium klorida ditimbang sebanyak 10 gram ml, kemudian tambahkan aquadest dan aquadeat sampai tanda batas dan dihomogenkan. j. Besi (III) klorida LP Besi (III) klorida ditimbang sebanyak 5 gram, ml, kemudian tambahkan aquadest dan aquadest sampai tanda batas dan dihomogenkan. k. Larutan kanji 1% Kanji ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi sedikit aquadest, panaskan di aduk sampai larutan bening. 90
3 m. Natrium hidroksida 0,1 N Natrium hidroksida ditimbang sebanyak 0,4 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan aquadest dan aquadest sampai tanda batas dan dihomogenkan. n. Reagen difenilamin Larutkan 1 g difenilamin dalam campuran dingin 48,91 ml asam sulfat dan 10 ml aquadest. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995; Autherhoff, 1987). Ekstraksi Zat Pengawet dari Sampel Sampel yang akan diekstrak masing-masing ditimbang sebanyak 30 gram, lalu diblender dan dicampur dengan aquadest secukupnya sampai halus, lalu dipindahkan ke dalam erlenmeyer. Masingmasing sampel dimasukkan dalam tabung reaksi lalu disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit, sampel akan memisah membentuk 2 lapisan, kemudian lapisan bening diambil. Identifikasi Zat Pengawet dengan Berbagai Pereaksi 1. Pemeriksaan Nitrit a. Test dengan HCl 0,1 N larutan HCl 0,1 N, amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya gelembung gas coklat, b. Test dengan FeSO 4 tetes larutan FeSO 4, amati perubahan yang terjadi. Terbentuk cincin coklat, c. Test dengan BaCl 2 tetes larutan BaCl 2, amati perubahan yang terjadi. Tidak terbentuk endapan, menunjukkan positif nitrit d. Test dengan AgNO 3 0,1 N larutan AgNO 3 0,1 N. amati perubahan yang terjadi. Terbentuk endapan putih, menunjukkan positif nitrit. e. Test dengan KI 0,1 N larutan KI 0,1 N, kemudian diasamkan dengan menambahkan asam asetat / asam sulfat encer. amati warna yang terbentuk dengan menggunakan pasta kanji. Terbentuknya warna biru, 91 f. Test KMnO 4 2 tetes larutan sampel direaksikan 2 tetes larutan KMnO 4 yang diasamkan dengan asam asetat / asam sulfat encer. Amati perubahan yang terjadi. Hilangnya warna ungu KM n O 4, g. Test dengan NH 4 Cl padat 2 tetes larutan sampel direaksikan dengan larutan NH 4 Cl berlebihan. Amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya gelembung, 2. Pemeriksaan Nitrat a. Test dengan H 2 SO 4 pekat larutan H 2 SO 4 pekat. Amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya gelembung, menunjukkan positif nitrat b. Test dengan FeSO 4 dan H 2 SO 4 pekat tetes larutan FeSO 4 lalu ditambahkan 3-5 tetes larutan H 2 SO 4 pekat dengan perlahanlahan sepanjang sisi tabung uji. Amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya cincin coklat pada persentuhan kedua cairan, menunjukkan positif nitrat. c. Test dengan Pereaksi Difenilamina tetes larutan difenilamina. lalu tambahkan 2 tetes H 2 SO 4 pekat. Amati perubahan yang terjadi. Terbentuknya warna biru pada daerah persentuhan keduanya, menunjukkan positif nitrat. (Autherhoff, 1987; Roth, 1998; Vogel, 1985). Analisa Protein Dengan Metoda Mikro Kjehdahl. Bahan ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjehdahl. Tambahkan 10 ml H 2 SO 4 pekat, 1 gram selenium mixture dan beberapa batu didih, lalu dipanaskan untuk menghilangkan uap SO 2. Pemanasan mula-mula dengan nyala api kecil lalu api hijau, hingga terbentuk larutan berwarna jernih kehijauan dan uap SO 2 hilang. Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas. 10 ml larutan dipipet dan dimasukkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan 10 ml NaOH 33 %, lalu disuling. Destilasi dilakukan sampai uap destilasi tidak bereaksi basa (diuji dengan kertas ph). Hasil destilasi ditampung dalam 10 ml larutan asam borat (H 3 BO 3 3 %). Setelah selesai destilasi, ujung kondensor dibilas dengan aquadest. Kemudian
4 dititrasi dengan HCl standar dengan menggunakan indikator merah metil (Sudarmadji, 1996). Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Dari Pengamatan Sampel Sosis daging sapi siap saji mengandung Senyawa Nitrit 2. Dari Pengamatan Sampel Sosis daging sapi siap saji mengandung Senyawa Nitrat. 3. Kandungan Protein dari tiap-tiap sampel, yaitu 16,5% pada sampel A ; 17,6% pada sampel B ; dan 8,31% pada sampel C. Pembahasan Pada penelitian ini telah dilakukan analisa zat pengawet dan protein yang terdapat pada sosis siap saji yang beredar di pasaran. Penelitian ini menggunakan 3 macam merek sosis yang berbeda pada umumnya beredar dipasaran. Dari pengamatan label pada kemasan tidak dicantumkan adanya pengawet. Untuk daging yang diolah biasanya ditambahkan nitrit dan nitrat yang berfungsi sebagai zat pengawet, memberikan warna dan rasa khusus pada daging. Namun zat ini dapat bergabung dengan amin tertentu membentuk berbagai jenis yang kebanyakan bersifat karsinogen kuat (Winarno, 1984). Sebelum dilakukan identifikasi, zat pengawet yang berada dalam bentuk nitrosoamin campuran dengan bahan tambahan lain diekstrak terlebih dahulu. Sosis yang akan diuji terlebih dahulu dihancurkan dengan cara diblender, kemudian dicampur dengan air secukupnya karena nitrit dan nitrat larut dalam air. Masing-masing sampel dipindahkan ke dalam erlenmeyer, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit, sehingga sampel akan memisah menjadi 2 lapisan. Lapisan bening yang mana merupakan lapisan air diambil, karena zat pengawet tersebut telah larut dalam air. Zat pengawet hasil ekstraksi ini diidentifikasikan dengan menggunakan pereaksi warna. Pada pemeriksan nitrit digunakan HCl 0,1 N, FeSO 4 + H 2 SO 4, BaCl 2, AgNO 3 0,1 N, KI 0,1 N + kanji, KMnO 4,NH 4 Cl padat dengan menggunakan pembanding Natrium nitrit. Sampel dan pembanding masing-masing direaksikan dengan zat-zat pereaksi di atas. Ketika direaksikan dengan HCl 0,1 N baik hasil yang sama yaitu terbentuknya gelembung gas coklat. Ketika direaksikan dengan FeSO 4 + H 2 SO 4 baik Natrium nitrit pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu terbentuknya cincin coklat. Ketika direaksikan dengan BaCl 2 baik hasil yang sama yaitu tidak terbentuknya endapan. Ketika direaksikan dengan AgNO 3 0,1 N baik hasil yang sama yaitu terbentuknya endapan putih. Ketika direaksikan dengan KI 0,1 N + kanji baik hasil yang sama yaitu terbentuknya warna biru. Ketika direaksikan dengan KMnO 4 baik Natrium nitrit pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu hilangnya warna KMnO 4. Ketika direaksikan dengan NH 4 Cl padat baik Natrium nitrit pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu terbentuknya gelembung. Dari pengamatan sampel C terlihat lebih cepat memberikan reaksi jika dibandingkan dengan sampel A dan sampel B. Untuk pemeriksaan nitrat digunakan pereaksi H 2 SO 4 pekat, FeSO 4 dan difenilamina dengan menggunakan pembanding Natrium nitrat. Sampel dan pembanding ini jika direaksikan dengan zat-zat pereaksi di atas. Ketika direaksikan dengan H 2 SO 4 pekat baik Natrium nitrat pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu terbentuknya gelembung. Ketika direaksikan dengan FeSO 4 + H 2 SO 4 pekat baik Natrium nitrat pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu terbentuknya cincin coklat pada persentuhan kedua cairan. Ketika direaksikan dengan difenilamina + H 2 SO 4 pekat baik Natrium nitrat pembanding dan sampel menunjukkan hasil yang sama yaitu terbentuknya warna biru pada persentuhan kedua. Dari pengamatan sampel B lebih cepat memberikan reaksi jika dibandingkan dengan sampel A dan sampel C, ini dapat dikatakan bahwa sampel B mempunyai kadar pengawet yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel lainnya, walaupun ada beberapa uji yang memberikan hasil negatif. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya ion-ion pengganggu lainnya yang ikut larut dalam sampel sehingga ia juga ikut bereaksi dan konsentrasi Natrium nitrit dan nitrat yang terdapat dalam sampel berbeda-beda atau sedikit yang terdapat mempengaruhi kecepatan dari reaksi (Autherhoff & Kovar 1987; Vogel, 1985). 92
5 Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metoda Mikro Kjehdahl. Prinsip dari metoda ini adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO 2 dan H 2 O serta pelepasan nitrogen dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein berdasarkan jumlah Nitrogen. Dalam penentuan protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang ditentukan. Akan tetapi teknik ini sulit sekali dilakukan mengingat kandungan senyawa Nitrogen ini biasanya sangat kecil yang meliputi urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin, pirimidin. Oleh karena itu penentuan jumlah N total ini tetap dilakukan utuk mewakili jumlah protein yang ada (Sudarmadji, 1996). Analisa protein dengan metoda ini terbagi atas 3 tahapan yaitu proses destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahap destruksi 1 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjehdahl, kemudian ditambahkan 10 ml katalisator N dan 10 ml H 2 SO 4 pekat. Kemudian campuran ini dipanaskan sehingga terbentuk suatu larutan jernih. Pada proses ini terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Unsur N digunakan untuk menentukan kandungan protein dalam sampel tersebut. Asam sulfat bersifat oksidator kuat yang akan mendestruksi sampel menjadi unsur-unsurnya. Penambahan asam sulfat dilakukan dalam lemari asam untuk menghindari S yang berada dalam protein akan terurai menjadi SO 2 yang sangat berbahaya. Penambahan katalisator N berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dengan jalan menaikkan titik didih asam sulfat saat sehingga destruksi berjalan lebih optimal. Katalisator N terdiri dari campuran K 2 SO 4 dan HgO dengan perbandingan 20 : 1. Dimana tiap 1 gram K 2 SO 4 dapat menaikan titih didih H 2 SO C (Sudarmadji dkk, 1996). Kenaikkan titik didih mengakibatkan asam sulfat akan lebih lama berkontak dengan sampel sehingga destruksi lebih optimal. Pada tahap destilasi, larutan sampel yang telah terdestruksi didinginkan kemudian ditambahkan 100 ml aquadest untuk melarutkan sampel hasil destruksi agar hasil destruksi dapat didestilasi dengan sempurna, serta untuk lebih memudahkan proses analisa karena hasil destruksi melekat pada tabung reaksi, dimasukkan dalam destilasi dan ditempatkan di sebelah kiri. Kemudian alat destilasi berupa pipa kecil panjang dimasukkan ke dalamnya hingga hampir mencapai dasar tabung reaksi sehingga diharapkan proses destilasi akan berjalan maksimal (sempurna). Erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 3 % + BCG-MR (campuran bromo cresol green dan methyl red) ditempatkan di bagian kanan Kjehdahl. BCG-MR merupakan indikator yang bersifat amfoter, yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebih. Selain itu alasan pemilihan indikator ini adalah karena memiliki trayek ph 6-8 (melalui suasana asam dan basa/ dapat bekerja pada suasana asam dan basa) yang berarti trayek kerjanya luas (meliputi asam-netral-basa). Pada suasana asam indikator akan berwarna merah muda, sedang pada suasana basa akan berwarna biru. Setelah ditambah BCG-MR, larutan akan berwarna merah muda karena berada dalam kondisi asam. Asam borat (H 3 BO 3 ) berfungsi sebagai penangkap NH 3 sebagai destilat berupa gas yang bersifat basa. Supaya ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar sehingga dapat ditentukan jumlah protein sesuai dengan kadar protein bahan. Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah membiru karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa sehingga mengubah warna merah muda menjadi biru. Reaksi destilasi akan berakhir bila ammonia yang telah terdestilasi tidak bereaksi basis. Setelah destilasi selesai larutan sampel berwarna keruh dan terdapat endapan di dasar tabung (endapan HgO) dan larutan asam dalam erlenmeyer berwarna biru karena dalam suasana basa akibat menangkap ammonia. Ammonia yang terbentuk selama destilasi dapat ditangkap sebagai destilat setelah diembunkan (kondensasi) oleh pendingin balik di bagian belakang alat Kjehdahl dan dialirkan ke dalam erlenmeyer. Tahap titrasi merupakan tahap terakhir dari metoda Kjehdahl. Hasil dari destilasi akan dititrasi. Apabila penampang destilat digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Sebelum dititrasi dilakukan pembakuan larutan HCl, untuk pembakuan digunakan 10 ml larutan Natrium tetra borat 0,1 N dengan menggunakan indikator merah metil dimana titik akhir ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah muda pucat. Pembakuan HCl dilakukan 3 kali pengulangan dengan rata-rata HCl yang terpakai 8,5 ml. Dari perhitungan normalitas larutan didapatkan normalitas 93
6 HCl adalah 0,117 N. Hasil dari destilasi dititrasi juga dilakukan 3 kali pengulangan, didapatkan rata-rata volume HCl yang terpakai adalah 1,61 ml pada sampel A ; 1,72 ml pada sampel B ; dan 0,81 ml pada sampel C. Hasil titrasi menunjukkan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Dari data tersebut dapat diketahui kandungan protein dalam 1000 mg sampel adalah 16,5 % untuk sampel A ; 17,6 % untuk sampel B dan 8,31 % untuk sampel C. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian mengenai analisa protein dan zat pengawet dalam sosis daging sapi siap saji, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Pada pengujian dengan menggunakan metoda reaksi warna di dapat bahwa ketiga sampel uji mengandung zat pengawet nitrit dan nitrat. 2. Terdapat produk sosis yang mengandung zat pengawet meskipun pada komposisi produk tersebut tidak mencantumkan adanya zat pengawet. 3. Pada analisa protein dengan menggunakan metoda Mikro Kjehdahl, didapatkan kadar protein sebesar 16,5% pada sampel A, 17,6% pada sampel B, 8,31% pada sampel C, dan kadar ini memenuhi / tidak memenuhi perstaratan kadar protein. Daftar Pustaka Autherhoff, H., Kovar, A, 1987, Identifikasi Obat, Edisi IV, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta. John, M., 1997, Kimia Makanan Edisi II, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Norman, W, 1988, Teknologi Pengawetan Pangan Edisi 3, terjemahan Muchji Muljohardjo, UI Press, Jakarta.Ronald, J. E. F., 1993, Martindale The Extra Pharmacopoeaia 26 th Ed, The Pharmaceutical Press London. Roth, J.H., and G. Blaschke, Analisis Farmasi, Edisi III, diterjemahkan oleh Dr. Sarjono Kreman dan Dr. Slamet Ibrahim, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Ronald., J. E. F., Martindale The Extra Pharmacopoeaia. 26 th Ed, The Pharmaceutical Press, London. Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi mikro Edisi V, Jakarta. Winarno. F.G., 1984, Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta. 94
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciBAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Protein Metode Kjeldahl Dalam penentuan protein cara Kjeldahl ini, kandungan unsur N yang didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciJurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.
Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU Nurmalasari Program Studi Kimia, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL
1 PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL I. TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan prinsip penentuan kadar nitogen atau protein dalam cuplikan dengan metoda mikro kjeldahl secara benar dan jelas.
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL
PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL 1. Tujuan Percobaan - Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar protein dalam suatu bahan pangan - Mahasiswa dapat mengetahui kadar protein dalam bahan 2.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL
PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL 1. Tujuan Percobaan - Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar protein dalam suatu bahan pangan - Mahasiswa dapat mengetahui kadar protein dalam bahan 2.
Lebih terperinciBahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog
Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri
PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L
Lebih terperinci2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik
2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik Modul 1: Reaksi-Reaksi Logam Transisi & Senyawanya TUJUAN (a) Mempelajari reaksi-reaksi logam transisi dan senyawanya, meliputi reaksi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan Protein Total Fodder Jagung Hidroponik pada Umur Panen Berbeda Secara In Vitro telah dilaksanakan pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Titrasi Permanganometri Selasa, 6 Mei 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Huda Rahmawati Aida Nadia Rizky Harry Setiawan. PROGRAM
Lebih terperinciBAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal
Lebih terperinciCara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan. B. Tujuan Percobaan Menyelidiki kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI
Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan yaitu : 1. Bejana 2. Ember 3. Pengaduk 4. Gelas ukur 100 ml 5. Gelar beker 500 ml 6. Pipet tetes 7. Pipet ukur 10 ml 8.
Lebih terperinciKELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN
KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN DATA PENGAMATAN Eksperimen 1 : Reaksi Eksperimen 2 : Pemanasan Garam Nitr Asam Nitrat dengan Logam Cu Perlakuan 1 keping logam Cu + HNO3 pekat beberapa tetes 1 keping
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciRINGKASAN PENDAHULUAN
TEKNIK PENGENCERAN ANALISIS PROTEIN KASAR METODE KJELDAHL DENGAN MARKHAM STILL DALAM BAHAN PAKAN Kata kunci : Tekntk pengenceran, metode Kjeldahl Heny Hendrayati Dan Surayah Askar Balai Penelitian Ternak,
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Bahan baku yang digunakan adalah limbah padat industri kecap yang berasal dari Industri Kecap cap angsa Jalan Meranti No. 12 Medan dan kaki serta
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penentuan Trayek ph Indikator Alami Dalam penentuan trayek ph, dilakukan beberapa persiapan seperti pembuatan ekstrak buah naga merah dan buah murbei. Selain itu, juga diakukan
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia
Lebih terperinciLaporan Analisis Anion. Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN
Laporan Analisis Anion Disusun Oleh : CHO MEITA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. 1.2 Prinsip Percobaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinciKadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode
Lebih terperinciANION TIOSULFAT (S 2 O 3
ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)
LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciBAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m
ANALISIS KHLORIDA DALAM MAKANAN TERNAK Saulina Sitompul Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Air, makanan dan garam merupakan kebutuhan utama bagi mahiuk hidup. Afinitas khlorida terhadap unsur-unsur
Lebih terperinciPRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit dan juga untuk menetapkan kadar nitrit dalam sosis bermerek yang beredar di Surakarta.
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciJURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)
JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL) ANALISIS KUANTITATIF GOLONGAN OBAT VITAMIN (VITAMIN B1) DENGAN METODE ALKALIMETRI ABSTRACT In this experiment aims to determine the levels of the drug classes vitamin
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air
50 Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air Contoh perhitungan nisbah C/N 30: 55,80 F + 18,30 S = 20,17 F + 44,52 S 55,80 F 20,17 F = 44,52 S 18,30 S 35,63 F = 26,22 S Jika F = 1 Kg, Maka S = =
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT
LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT Nama Produk : PURACAL QStable 140 Stabilized Calcium Carbonate 140 Kode Produksi : 090000004 Tanggal Produksi : 26 Juni 2009 Komposisi PURACAL Qstable 140, Stabilized
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan membeli sampel bakso pada beberapa pedagang bakso Malang yang ada di sekitar kampus III Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciDAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN
DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Laboratorik dengan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciPERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di Labolatorium Gizi, penelitian kadar glukosa dan kadar alkohol tape dilakukan di Labolatorium Kimia, dan uji organoleptik
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciLampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)
Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al., 2007) a. Timbang kerupuk teri mentah yang sudah dihaluskan sebanyak 1-2 gram dalam botol timbang konstan yang sudah diketahui beratnya.
Lebih terperinciPupuk kalium sulfat SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR DAN LEMARI PENDINGIN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN PADA DADIH KERBAU DENGAN METODA KJELDAHL
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR DAN LEMARI PENDINGIN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN PADA DADIH KERBAU DENGAN METODA KJELDAHL Regina Andayani 1, Revi Yenti 2, Wiwit Gustiva 2 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciAnalisis Kation Golongan III
Analisis Kation Golongan III A. Tujuan Percobaan Dalam percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat 1. Memisahkan kation kation Mn, Al, Fe, Cr, Ni, Co, Zn sebagai kation golongan III 2. Memisahkan kation kation
Lebih terperinci