BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Sugiarto Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, di antaranya tampak dari hasil ujian nasional. Baik tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat, tingkat kelulusan ujian nasional sangat memuaskan. Jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP/sederajat tahun 2012 sebanyak siswa dan hanya siswa yang tidak lulus. Tingkat SMA/sederajat jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional sebanyak siswa tercatat siswa dinyatakan lulus sedangkan siswa tidak lulus. Banyak siswa yang mendapat nilai seratus tak terkecuali mata pelajaran matematika. Perlu diketahui meskipun banyak siswa yang nilai hasil ujian nasional matematikanya mendapat seratus, tetapi pelajaran matematika menempati urutan pertama penentu ketidak lulusan terbanyak dari mata pelajaran lain yang diujikan baik di tingkat SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Tingkat SMP/sederajat yang tidak lulus mata pelajaran matematika sebanyak 229 siswa sedangkan tingkat SMA/sederajat ada 822 siswa (Kompas, 2012). Siswa yang memperoleh hasil belajar matematika yang rendah seperti yang dipaparkan di atas tidak bisa hanya dilihat dari hasil akhirnya saja, tetapi juga perlu dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh Hanafiah (2010), rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Beberapa faktor dari dalam diri siswa diantaranya: taraf kecerdasan, motivasi belajar, minat, kepribadian dan gaya kognitif. Beberapa faktor dari luar diri siswa diantaranya: motivasi guru serta strategi guru dalam pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut idealnya turut menjadi perhatian guru dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 1
2 2 Salah satu faktor yang ada pada diri siswa yang juga penting untuk diperhatikan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran adalah gaya kognitif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008) melalui pengembangan pembelajaran matematika berorientasi gaya kognitif diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran tergolong tinggi, ketuntasan belajar mencapai 85 % serta siswa memiliki tanggapan positif terhadap pembelajaran yang dilakukan. Bukti dari penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008) inilah yang dapat menguatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan gaya kognitif memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Gaya kognitif sendiri merupakan karakteristik siswa yang khas dalam menerima, mengingat, berpikir dan memecahkan masalah yang diberikan guru, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa (Slameto, 2003). Dimensi gaya kognitif yang secara khusus perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika adalah gaya kognitif yang dibedakan berdasarkan perbedaan wilayah atau bidang yakni: gaya kognitif field independent dan field dependent. Uno (2006) secara rinci membedakan karakteristik antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Siswa yang memiliki gaya kognitif field independent cenderung memilih belajar individual, merespon dengan baik tugas-tugas yang diberikan guru, independent, serta mereka dapat mencapai tujuan dengan motivasi instrinsik. Berbeda dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent cenderung memilih belajar dalam kelompok dan sesering mungkin berinteraksi dengan guru, memerlukan penguatan yang bersifat ekstrinsik. Berdasarkan perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent yang dimiliki oleh siswa yang telah dikemukakan oleh Uno (2006), Gaya kognitif setiap siswa baik field dependent maupun field independent juga memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang dikemukakan oleh Anita (2004). Siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent memiliki kelebihan antara lain lebih kuat mengingat informasi-informasi sosial, seperti
3 3 percakapan atau interaksi antar pribadi, serta lebih mudah mempelajari yang sudah terstruktur, kesusastraan, bahasa dan ilmu pengetahuan sosial. Selain kelebihan juga memiliki kekurangan dalam hal tingkat memecahkan masalah rendah serta kurang suka dengan pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam. Berbeda halnya dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent, siswa lebih mudah menguraikan hal-hal yang komplek dan lebih mudah memecahkan masalah, serta mudah mempelajari ilmu pengetahuan alam dan matematika. Siswa field independent juga memiliki kekurangan yaitu kurang peka terhadap perasaaan orang lain dan tidak efektif dalam situasi sosial. Seorang guru juga perlu memperhatikan dalam merancang pembelajaran manakala melihat keragaman karakter masing-masing siswa berbeda secara gaya kognitif field independent dan field dependent. Adanya pengaruh gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika dari penelitian yang dilakukan oleh Ardana (2008), maka dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada perbedaan atau tidak terhadap hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Suradi (2007) melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Hasil penelitian yang juga ada perbedaan yang sinifikan dilakukan oleh Rahman (2004) yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent juga lebih baik dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohidin (2005). Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent
4 4 dan field dependent, dengan kata lain hasil belajar matematika antara siswa tipe field independent dengan tipe field dependent sama. Melihat adanya perbedaaan dari penelitian sebelumnya, maka timbullah keinginan dilakukannya penelitian ulang. Penelitan sebelumnya dilakukan di tingkat SMA dan SMP, untuk penelitian ini akan dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga. Berdasarkan hasil observasi di SMK Diponegoro diperoleh hasil belajar siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga pada materi pertidaksamaan kuadrat dengan rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa adalah 54 yang masih di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimum). Alasan lain penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro, karena dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan menerapkan pembelajaran berkelompok, siswa sangat aktif dan hasil pembelajaran meningkat. Pembelajaran berkelompok dengan gaya kognitif siswa ini masih ada kaitannya yaitu pada siswa yang memiliki gaya kogniif field dependent diantaranya lebih suka pembelajaran berkelompok sedangkan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent cenderung lebih suka belajar individu. Berdasarkan permasalahan di atas, maka judul penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan: adakah perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran ? C. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan field independent pada siswa kelas X SMK Diponegoro Salatiga tahun pelajaran
5 5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan atau informasi yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika, kaitannya dengan gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masingmasing siswa. 2. Manfaat secara praktis Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, guru dan sekolah. a. Manfaat bagi peneliti 1) Untuk mengetahui adanya gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masing-masing siswa. b. Memberikan pengetahuan sebagai bekal untuk merancang pembelajaran yang salah satunya dengan memperhatikan gaya kognitif field dependent dan field independent yang dimiliki masing-masing siswa. c. Manfaat bagi siswa Memberikan pengetahuan bagi siswa bahwa karakteristik cara belajar yang berbeda-beda yang dilakukannya yaitu diantaranya didasarkan pada kerja individual maupun kelompok, sebenarnya itu adalah gaya kogitif field independent dan field dependent. d. Manfaat bagi guru Memberikan pengetahuan dalam merancang pembelajaran yang salah satunya dengan memperhatikan gaya kognitif field independent dan field dependent yang dimiliki oleh siswa. e. Manfaat bagi sekolah 1) Menerapkan pembelajaran yang salah satunya didasarkan pada gaya kognitif siswa, yaitu field dependent dan field independent.
6 6 2) Mengetahui perbedaan gaya kognitif field dependent dan field independent terhadap hasil belajar siswa dan dapat diperhatikan oleh rekan-rekan guru yang lain dalam melakukan pembelajara.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang terletak di Jl. Kartini No. 2 kota Salatiga. Subjek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki tugas menciptakan kesempatan yang luas kepada setiap siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal, sesuai potensi yang dimiliki dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. objek didik. Pendidikan formal dilalui objek didik secara bertahap, dimulai dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan manusia sebagai objek didik. Pendidikan formal dilalui objek didik secara bertahap, dimulai dari jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penalaran merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam pembelajaran matematika, seperti yang dipaparkan dalam Depdiknas (2006) yang menyatakan bahwa matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan penting di dalam dunia kerja saat ini, yang berhubungan dengan perkembangan
Lebih terperinciMuh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Abstrak
Pengaruh Kemampuan Trigonometri TerhadapKemampuan Fisika Dikaitkan dengan Gaya Kognitif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Muh. Hasbi Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembangunan nasional. Penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas adalah salah satu lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam belajar ini peserta didik mengalami keterpaksaan maka yang terjadi, belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang komplek, sehingga yang mengalami dan menentukan proses itu terjadi adalah peserta didik itu sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa Indonesia masih memiliki banyak kekurangan. Kurangnya infrastruktur yang memadai di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karena pendidikan berguna dalam membina dan mengembangkan kemampuan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,
Lebih terperincimemajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orientasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah siswa memiliki hasil belajar yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan pendidikan sebagai faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak pernah dipisahkan dari aspek kehidupan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah dipisahkan dari aspek kehidupan suatu bangsa. Kebesaran suatu bangsa akan dinilai dari maju pesatnya dunia pendidikan di negara tersebut. Tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan yang dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini. Merupakan hal yang wajar karena setiap orang berkepentingan dan terlibat dalam proes pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman konsep merupakan salah satu hal yang penting di dalam belajar matematika. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai obyek bersifat abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran guru menjadi sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan kepribadian yang baik sesuai Undang-Undang No. 20 tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suasana pembelajaran yang kurang menarik dan tidak kondusif. Hal tersebut
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyampaian materi fisika dengan metode yang kurang tepat, akan menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menarik dan tidak kondusif. Hal tersebut menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana atau wadah untuk mengembangkan potensi manusia. Pendidikan sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu mempercedaskan kehidupan bangsa. Seperti yang diamanatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Each One Teach One a. Strategi Pembelajaran Secara Umum Jamal Ma mur Asmani menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satu tantangan yang cukup menarik yang berkenaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan sistematis. Disamping itu juga sebagai arena untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar
Lebih terperinci2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Indramayu (SMKN 2 Indramayu) yang memiliki program keahlian bidang Teknologi Hasil Pengolahan Pertanian (TPHP). Pada kurikulum bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi bertujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar matematika merupakan perubahan yang terjadi pada siswa akibat kegiatan belajar matematika. Suatu perubahan sebagai hasil dari pengalaman siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan. menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, dan kemampuan prestasi) dan berlatih untuk bekerja sama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era globalisasi dewasa ini menuntut adanya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas baik. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas individu yang mempunyai kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
Lebih terperinciBAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah bagian dari perjalanan hidup manusia, yaitu sebagai sebuah rangkaian proses yang tiada henti demi pengembangan kemampuan serta prilaku
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS VII TERKAIT DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT-FIELD INDEPENDENT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam peraturan pemerintah nomor 32 tahun 2013 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Disebutkan pula bahwa pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan perasaan serta sekaligus sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex-postfacto. Alasan penelitian ini dinamakan penelitian ex-postfacto karena dalam diri siswa sebelumnya sudah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu siswa. Metode pembelajaran yang baik kelak memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode pembelajaran menjadi penentu keberhasilan pendidikan dan peningkatan mutu siswa. Metode pembelajaran yang baik kelak memberikan nuansa belajar bervariasi pula.
Lebih terperincitanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciGuru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945 ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Sarjono dalam Yetty Sarjono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena pendidikan merupakan sarana utama dalam pembentukan generasi penerus bangsa. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan industri yang meningkat serta kemajuan teknologi yang pesat semakin menuntut proses yang serba cepat namun tepat, program AutoCAD mulai populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini, maka semakin hari. mumpuni dan berkompeten adalah melalui sektor pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan juga teknologi berkembang dengan cepat dan pesat. Ilmu pengetahuan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi: Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan salah satu indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. matematika yaitu problem sloving (pemecahan masalah), reasoning and
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan mata pelajaran yang di pelajari setiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA sampai jenjang perguruan tinggi. Selain itu matematika sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan bermanfaat bagi dirinya bahkan orang lain. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha mewujudkan suasana belajar bagi peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha mewujudkan suasana belajar bagi peserta didik. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman. Pada dasarnya pendidikan adalah wajib bagi siapa saja, kapan saja, dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penentu bagi kemajuan bangsa. Dengan pendidikan manusia dituntut untuk memproleh kepandaian dan ilmu, sehingga akan mampu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik adalah investasi jangka panjang suatu negara. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu tujuan nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di setiap negara sangatlah berbeda-beda. Seperti perkembangan pendidikan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di setiap negara sangatlah berbeda-beda. Seperti perkembangan pendidikan yang terjadi di negara-negara yang telah maju adalah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika pada pendidikan formal dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu buktinya dengan termuatnya kurikulum dan materi matematika pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Manfaat matematika tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pengetahuan dasar yang dibutuhkan oleh siswa untuk pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Manfaat matematika tidak hanya terbatas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pemahaman secara bertahap dan beruntun. Pemahaman konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang disusun secara hirerkis dan penalaran deduktif yang membutuhkan pemahaman secara bertahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar peserta didik terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik dalam proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi tersebut diperoleh setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang saat ini tengah berlangsung, banyak sekali memunculkan masalah bagi manusia. Manusia dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangannya yang cukup menarik yaitu berkenaan dengan
Lebih terperinciOrientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan perkembangan dan menjamin kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan karena dianggap sebagai alat pengubah taraf hidup manusia dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah wadah untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan masyarakat dengan berbagai dimensinya, mengembangkan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat baik materi maupun kegunaannya. Perkembangan ini haruslah selalu mempertimbangkan
Lebih terperinciKONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK
84 KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK Ilham Fahmi 1, Wardaya 2, Purnawan 3 Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan orang dalam bahasa matematika melalui tabel, grafik, diagram,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia. peran matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah faktor kunci yang utama untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja di era globalisasi saat ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia pendidikan banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya agar siswa dapat memahami dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinci