PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Advance Medical Center merupakan perusahaan pemeliharaan kesehatan yang mempunyai misi menyelenggarakan sarana kesehatan secara paripurna dengan penekanan pada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan.advance Medical Centerberperan aktif dalam membantu menghindari penyakit atau mengetahui kondisi kesehatan saat ini dan menjaga agar tetap sehat di masa mendatang. Kesehatan kerja secara jasmani dan rohani sangat penting untuk menjamin prodiktivitas kerja. Kemampuan kerja seseorang bervariasi tergantung pada kesehatan pekerja, keadaan tempat kerja, keterampilan, keserasian antara tubuh dan alat, jenis kelamin, status gizi, usia dan ukuran-ukuran tubuh. Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan dapat dihindarkan, asalkan pekerja dan pihak perusahaan dapat berkoordinasi untuk mencegahnya. Pemeriksaan klinis berguna untuk menemukan tanda-tanda atau gejala-gejala yang sesuai untuk suatu sindrom yang akan merujuk pada suatu kesimpulan diagnosis penyakit. Pemeriksaan laboratorium berguna untuk mencocokkan benar tidaknya bahwa penyebab penyakit yang bersangkutan ada dalam tubuh manusia. Pencegahan penyakit lebih baik daripada mengobati penyakit, oleh karena itulah upaya dini melalui Health ExaminationProgramatau yang dikenal juga dengan Medical Check Upberkala merupakan cara terbaik untuk menghindari atau mengurangi risiko penyakit. Selain itu, Health Examination Program dapat membantu mencerminkan keadaan kesehatan pekerja yang dapat dijadikan acuan dan data dasar untuk merencanakan program kesehatan di tempat kerja. 1

2 Dalam undang-undang nomor 1 tahun 197 tentang keselamtan kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor. Per.2/Men/198 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja dinyatakan bahwa semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja. II. TUJUAN Mengetahui masalah kesehatan pekerja Mengidentifkasi adanya pengaruh pekrjaan terhadap kesehatan Evaluasi terhadap control health risk Untuk menenukan tindakn pencegahan dan promosi Mematuhi peraturan perundangan III. LOKASI DAN TEMPAT Health Examination dilakukan 2 Gerbang CTC yaitu di Wilbar dan Kantor Cabang CTC pada tanggal 23-3 Agustus 216 IV. PESERTA Total pekerja PT. Jasamarga (Persero), Tbk Cabang CTC yang menjalani Health Examination adalah 665 orang dengan pekerja laki-laki sebanyak 56 orang dan perempuan sebanyak 159 orang. V. METODE Data diambil dari hasil pemeriksaan fisik oleh dokter yang dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, Chest X Ray, spirologi dan audiometri mengikuti prosedur yang dikembangkan di Advance Medical Center. 2

3 VI. PENCATATAN DAN PELAPORAN Hasil Personal Health Examination dibukukan dalam sebuah buku yang diserahkan kepada masing-masing pekerja, sedangkan hasil rekapitulasi berikut analisis dan rekomendasi diserahkan kepada pihak manajemen PT. Jasamarga (Persero), Tbk Cabang CTC. 3

4 REKAPITULASI HEALTH EXAMINATION PT. JASAMARGA (PERSERO), TBK CABANG CTC No. Kategori Keterangan A KarakteristikPeserta Jender Laki-laki Perempuan B PemeriksaanTanda Vital Tubuh 1 Body Mass Index BB/TB 2 Underweight < 18.5 Normal ,9 Overweight Obesitas > 3 2 Tekanandarah Normotensi < 12/8 Prahipertensi /8 129/89 Hipertensi stage I /9 159/99 Hipertensi stage II > 16/1 C PemeriksaanLaboratorium 1 Hemoglobin Normal Polisitemia Anemia Hb Meningkat Kolesterol total Normal Hiperkolesterolemia Trigliserida Normal Hipertrigliseridemia

5 No. Kategori Keterangan 4 Gula darah Puasa Normal Konsensus DM 211 Glucosa darah puasa terganggu Diabetes Melitus Asamurat Normal Hiperuricemia Liver Function SGOT SGPT GGT PbDarah Normal Lebih tinggi dari normal Kristal Urin Negatif Positif Papsmear Normal Dengankelainan E PemeriksaanPenunjang 1 Chest X-Ray Normal Dengan kelainan Audiometri Normal Dengan kelainan Spirometri Normal Dengan kelainan EKG Normal Dengan kelainan GulaDarahPuasa 7-1 : Normal : Glukosa darah puasa terganggu >126 :Diabetes Melitus 5

6 TOP 15 DISEASE Obesitas + Overweight : 42 Orang 2 Spirometri Abnormal : 262 Orang 3 Haematokrit Abnormal : 191 Orang 4 GGT Meningkat : 134 Orang 5 Haemoglobin Abnormal : 13 Orang 6 Eritrosit Abnormal : 129 Orang 7 SGPT Meningkat : 127 Orang 8 Gula darah puasa terganggu : 121 Orang 9 Hipertensi I + Hipertensi II : 119 Orang 1 EKG Abnormal : 19 Orang 11 Leukosit abnormal : 19 Orang 12 HDL Menurun : 94 Orang 13 Hipertrigliceridemia : 91 Orang 14 Diabetes : 87 Orang 15 Hiperkolesterolemia : 86 Orang 6

7 ANALISIS HEALTH EXAMINATION I. Karakteristik Peserta I.1 Jenis Kelamin Perempuan % Laki-laki 56 76% Berdasarkan hasil Health Examination yang dilakukan tanggal diperiksa sebanyak 665 orang dengan peserta laki-laki 56 orang dan perempuan 159 orang. 7

8 II. Pemeriksaan Tanda Vital Tubuh II.1 Indeks Massa Tubuh Underweight Overweight Obesitas Normal IMT adalah Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index = BMI) adalah perbandingan berat badan (Kg) dengan kuadrat tinggi badan (m) yang dapat dirumuskan sebagai berikut: IMT = BB(Kg) TB 2 (m) IMT terbanyak pada Health Examination periode ini adalah normal 231 orang dengan nilai hitung berada dalam rentang 18,5 25,. Namun demikian ditemukan IMT yang tinggi yang dapat menggambarkan banyaknya jumlah karyawan dengan berat badan berlebih yaitu overweight sebanyak 297 orang dan obesitas sebanyak 123 orang Underweight, namun masih ditemukan Underweight sebanyak 13 orang. Indeks massa tubuh yang lebih besar dari normal akan mempertinggi risiko seseorang untuk menderita penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit diabetes melitus, jantung dan pembuluh darah (stroke) dan penyakit tidak menular lainnya. 8

9 Saran: 1. Perusahaan perlu membuat suatu Physical FitnessProgram untuk membantu pekerja dalam modifikasi gaya hidup. 2. Jika perusahaan menyediakan makanan untuk pekerja, sebaiknya perlu pengaturan menu makanan yang seimbang sesuai dengan status gizi pekerja. 3. Perlu diusahakan Program Manajemen Stress untuk membantu pekerja dalam mengurangi tingkat stress akibat kerja. 4. Perlu dibuat suatu program berhenti merokok (Smoking Cessation Program) untuk membantu pekerja yang merokok agar dapat meningkatkan derajat kesehatannya. 9

10 II.2 Tekanan Darah Hipertensi Garde II 51 Hipertensi Grade I 79 Normal 466 Prehipertensi Peningkatan tekanan darah di atas nilai normal atau hipertensi adalah suatu gangguan kesehatan yang dapat memicu terjadinya penyakit yang serius, misalnya stroke yaitu pecahnya pembuluh darah otak akibat tekanan darah di dalam pembuluh yang terlalu tinggi. Pada pemeriksaan ini ditemukan kasus prehipertensi (tekanan darah 121/81 s/d 139/89) sebanyak 466 orang, hipertensi stage 1 (tekanan darah 14/9 s/d 159/99) sebanyak 51 orang dan hipertensi stage 2 (tekanan darah 16/1) sebanyak 68 orang. Pekerja dengan hipertensi stage 2 perlu mendapat perhatian khusus mengingat hal ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mengalami penyakit pembuluh darah lebih lanjut, misalnya stroke dan lain-lain. Untuk itu para pekerja tersebut harus diedukasi untuk menjaga kadar tekanan darahnya selalu terkontrol. Hal ini perlu kemauan dan kesadaran yang tinggi dari pihak pekerja. Dan pekerja-pekerja tersebut harus berkonsultasi secara teratur ke dokter. 1

11 Saran: 1. Perusahaan perlu membuat program-program yang dapat membantu pekerja dalam modifikasi gaya hidup antara lain: a. Physical Fitness Program b. Smoking Cessation Program c. Stress Management Program d. Program Gizi kerja 2. Perusahaan perlu memberikan edukasi dan konsultasi secara berkesinambungan dalam menangani pekerja dengan tekanan darah tinggi, mengingat umumnya penyakit tekanan darah tinggi ini bersifat menetap dan kemungkinan tidak dapat sembuh secara spontan tanpa obat dan modifikasi gaya hidup. Edukasi tersebut dapat dilakukan dengan penyuluhan maupun dengan menggunakan leafleat dan sebagainya. Sebaiknya hal ini perlu berkoordinasi dengan pihak klinik perusahaan untuk selalu memonitor kepatuhan dan keteraturan pengobatan. 11

12 III.Buta Warna Buta Warna Partial 12 Tidak Buta Warna 648 Buta warna adalah penglihatan warna-warna primer (merah, hijau dan biru) yang tidak sempurna. Buta warna dapat terjadi persial (sebagian) atau total (keseluruhan). Buta warna dapat terjadi karena bawaan, akibat penyakit tertentu atau juga karena akibat paparan zat kimia tertentu. Gangguan penglihatan warna yang merupakan penyakit bawaan akan bersifat menetap dan semakin memburuk serta tidak dapat diobati. Jumlah pekerja yang mengalami buta warna parsial 12 orang. Saran: karyawan-karyawan tersebut tidak melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan membedakan warna. Seperti electrician, Driver dll 12

13 IV. Pemeriksaan Laboratorium IV.1 Hemoglobin Hb Meningkat 49 8% Anemia 81 12% Hemoglobin terdapat di dalam sel darah merah manusia yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Kekurangan kadar hemoglobin di dalam darah dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan letih. Pada pemeriksaan ini ditemukan 81 orang pekerja dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal (anemia) dan 49 orang dengan kadar hemoglobin meningkat. Normal 532 8% Saran: Perusahaan perlu membuat program-program yang dapat membantu pekerja untuk meningkatkan kadar hemoglobin darahnyaantara lain: Program Gizi Kerja antara lain dengan mengedukasi karyawan untuk dapat meningkatkan kadar hemoglobin, antara lain dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi dan protein. Kepada karyawan dengan anemia. 13

14 IV.2 Profil Lipid Dari hasil pemeriksaan ditemukan hasil 1. Hiperkolesterolemia : 86 orang 2. Hipertrigliceridemia : 91 orang 3. HDL Menurun : 94 Orang 4. LDL Meningkat : 8 orang. Saran: Perusahaan perlu membuat program-program yang dapat membantu pekerja dalam modifikasi gaya hidup antara lain: 1. Physical Fitness Program 2. Program Gizi Kerja antara lain dengan mengedukasi karyawan untuk menjaga keseimbangan antara tingkat asupan gizi dengan menyarankan untuk menghindari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak hewani dan makananmakanan dengan kadar kolesterol yang tinggi lainnya seperti otak, telur, hati, mentega, keju, udang dan lain-lain. 14

15 3. Bila dengan perobahan gaya hidup tidak membaik maka perlu pengobatan specific untuk Cholesterol yang tinggi. 15

16 IV.3 Gula Darah GULA DARAH PUASA Gula darah menurun 47 7% Diabetes melitus 87 13% Normal 47 62% Gula darah puasa terganggu % Peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan pada organ-organ penting seperti jantung dan pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini ditemukan 121 orang dengan kadar Glucosa darah puasa terganggu, 47 orang gula darah menurun dan 87 orang Diabetes Melitus. GULA DARAH 2 JAM PP Normal 33 56% Gula darah menurun 6 1% Diabetes melitus 5 9% Toleransi gula darah terganggu 15 25% Pada pemeriksaan ini ditemukan 25 orang dengan Toleransi gula terganggu dan 8 orang Diabetes Melitus, 16

17 Saran: Untuk mereka yang toleransi gula darah terganggu,perusahaan dapat membantu pekerja dalam modifikasi gaya hidup dengan membuat program-program antara lain: 1. Olah raga teratur dan terukur, 3 kali seminggu, tiap kali 3 menit 2. Mengikuti petunjuk diet dari dokter 3. Control gula darah secara teratur 4. Makan obat secara terarur 5. Kurang makan karbohidrat 6. Perbanyak sayur dan buah2an 7. Sedangkan untuk mereka yang sudah di diagnose diabetes mellitus harus control dan berobat secara teratur ke dokter, juga selalu melakukan diet dan olahraga, IV.4 Fungsi Ginjal Hiperuricemia 31 3% ASAM URAT Creatinine abnormal 14 14% Ureum abnormal 57 56% Peningkatan kadar asam urat dalam darah akan menyebabkan terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang akan menyebabkan peradangan pada sendi terutama lutut dan jari.pada pemeriksaan ini ditemukan 31 orang dengan kadar asam urat yang lebih tinggi dari normal dan tidak ditemukan karyawan dengan kadar ureum dan creatinin yang lebih tinggi dari normal. 17

18 Saran: Perusahaan perlu membuat program-program yang dapat membantu pekerja dalam modifikasi gaya hidup antara lain: 1. Physical Fitness Program 2. Healthy Nutrient Program antara lain dengan mengedukasi karyawan dengan menyarankan untuk menghindari mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat darah diantaranya otak, hati, jantung, ginjal (jeroan), bebek, ikan sardine, makarel, kerang, extrak daging. Membatasi konsumsi sayuran seperti aparagus, bayam, daun singkong, kangkung, daun biji melinjo. 3. Menyediakan air minum di tempat-tempat yang terjangkau oleh karyawan. 4. Untuk kadar asam urat yang tinggi perlu pengobatan dan diet rendah purine 18

19 IV.5 Liver Function SGOT SGPT GGT Total Direct Indirect Total Albumin Globulin Abnormal Abnormal Abnormal Bilirubin Biliribin Bilirubin Protein Abnormal Abnormal Abnormal Abnormal Abnormal Abnormal Pada pemeriksaan liver function (fungsi hati) ditemukan: 72 orang dengan kadar SGOT yang lebih tinggi dari normal. 127 orang dengan kadar SGPT yang tinggi dari normal. 134 orang dengan kadar Gamma Glutamil Transferase yang lebih tinggi dari normal. 8 Orang dengan kadar Total Billirubin yang lebih tinggi dari normal. 16 Orang dengan kadar Direct Bilirubin yang lebih tinggi dari normal. 4 Orang dengan kadar Indirect Bilirubin yang lebih tinggi dari normal. 21 Orang dengan kadar Total Protein yang lebih tinggi dari normal. 12 Orang dengan kadar Albumin yang lebih tinggi dari normal. 37 Orang dengan kadar Total globulin yang lebih tinggi dari normal. Peningkatan ringan dari kadar enzim-enzim ini di dalam darah dapat ditemukan pada keadaan normal seperti sehabis aktivitas fisik yang berat. Hal ini juga dapat ditemukan pada keadaan demam dan setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik dan sebagainya. 19

20 Namun jika ditemukan adanya peningkatan yang signifikan dari kadar enzim-enzim liver ini, sebaiknya karyawan tersebut dirujuk ke dokter untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan konfirmasi serta mendapat penatalaksanaan yang tepat. Saran: 1. Jika ditemukan adanya karyawan dengan peningkatan kadar enzim liver yang meningkat secara signifikan, karyawan sebaiknya dirujuk untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi dan dikonsultasikan ke dokter. 2. Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya indikasi gangguan fungsi liver, karyawan sebaiknya tidak ditempatkan pada posisi kerja yang menuntut aktivitas fisik berat. 3. Di identifikasi apakah karyawan tsb terpapr bahan kimia 2

21 IV.6 Pb Darah Pada pemeriksaan ini tidak ditemukan pekerja dengan kadar Pb darah yang lebih tinggi dari normal yaitu 3 µ/dl. Saran: 1. Lakukan pengukuran kadar Pb di lingkungan kerja. 2. Bilah di atas NAB lakukan pengontrolan lingkungan 3. Health education mengenai personal hygiene. IV.6 Urinalisis Glucosa 4 41% Eritrosit 9 9% Kristal 18 19% Leukosit 12 12% Bakteri 15 16% Protein 3 3% Dari seluruh pemeriksaan urine, didapatkan hasil abnormal sbb : Glukosa Urine : 4 orang Protein Urine : 3 orang Eritrosit : 9 orang Leukosit : 12 orang Kristal : 18 orang Bakteri : 15 orang Saran: 21

22 1. Jika ditemukan kristal urin positif, sebaiknya dilakukan pemeriksaan konfirmasi dengan terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter. 2. Mengkonsumsi makanan sehat, dan mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan zat-zat kimia yang dapat merusak ginjal. 3. Karyawan disarankan untuk tetap minum air putih yang sesuai dengan kebutuhan cairannya. 4. Bila glucose urine positif harus di lakukan pemriksaan gula darah puasa dan 2 jam sesudah makan untuk memastikan ybs menderita V. Papsmear Grafik V. Pemeriksaan Papsmear Peserta Health Examination PT. Jasamarga (Persero), Tbk Cabang CTC 25 31% 55 69% Normal Abnormal Pemeriksaan papsmear meliputi pemeriksaan bagi karyawan dan istri karyawan dimana dari 8 orang yang melakukan papsmear terdapat 25 orang yang memiliki kelainan. Disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan untuk mengobati kelainan yang ditemukan dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 22

23 V.1 EKG Grafik V.1 Pemeriksaan Penunjang EKG Peserta Health Examination PT. Jasamarga (Persero), Tbk Cabang CTC 19 2% 443 8% Abnormal Normal Dari pemeriksaan ini ditemukan 19 orang mempunyai kelainan di hasil EKG (elektrokardiogram gelombang listrik jantung). Saran: 1. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik, untuk itu perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. 2. Jika karyawan dengan kelainan/gangguan jantung akan mengikuti program olahraga yang diadakan oleh perusahaan sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter, olahraga mana yang tepat dan aman untuk orang dengan gangguan jantung. 3. Perusahaan dapat membantu karyawan untuk berhenti merokok dengan membuat Smoking Cessation Program. Karyawan-karyawan ini harus bisa menghindari stress atau meningkatkan kemampuan mengelola stress yang dibantu oleh pihak perusahaan dengan progam manajemen stress. 23

24 V.2Chest X Ray Grafik V.2 Pemeriksaan Penunjang Chest X Ray Peserta Health Examination PT. Jasamarga (Persero), Tbk Cabang CTC 36 5% % Abnormal Normal Dari pemeriksaan ini ditemukan sebanyak 23 orangdengan kelainan hasil Rontgen yaitu: Saran: 1. Perusahaan perlu memberi perhatian khusus kepada karyawan dengan kemungkinan menderita penyakit paru untuk memantau keadaan klinisnya dengan berkoordinasi dengan klinik/dokter perusahaan untuk mengantisipasi penurunan kondisi klinis karyawan. 2. Pihak perusahaan sebaiknya memperhatikan kesesuaian beban kerja dengan kapasitas fisiknya karyawan-karyawan tersebut. 3. Perlu Program KIE (konsultasi; informasi; edukasi) bagi karyawan untuk mengenali tanda-tanda penyakit jantung. Program ini juga didukung dengan adanya First Aid Training Program, dimana karyawan maupun pihak yang berwenang mendapat pelatihan pertolongan pertama untuk karyawan yang mengalami serangan jantung ataupun penyakit lainnya sebelum mendapat pertolongan medis. 24

25 4. Untuk karyawan dengan penyakit Tuberculosis paru, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita karyawan ini infeksius (berpotensi menularkan ke orang lain) atau tidak. 5. Untuk kelainan paru lainnya sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter terutama karyawan yang mempunyai kelainan tersangka tumor paru. 25

26 V.3 Spirometri Abnormal % Normal % Pada pemeriksaan Spirometri yang dilakukan, ditemukan adanya kelainan hasil spirometri sebanyak 262 orang.spirometry adalah pemeriksaan untuk mengetahui ada nya penurunana fungsi paru. Fungsi paru yang menurun bisa di sebabkan faktor kebiasaan merokok atau karean ada nya penyakit paru chronis. Faktor ada nya debu di lingkungan kerja juga dapat menyebab kan penurunan fungsi Paru 26

27 Saran: 1. Untuk mengetahui apakah penyakit ini berhubungan dengan pekerjaan atau tidak, dapat dilakukan Job Risk Assessment atau Health Risk Assessment yang dapat membantu kita untuk menegakkan apakah penyakit-penyakit yang ditemukan pada perusahaan ini merupakan penyakit akibat kerja (PAK) atau tidak. 2. Jika terbukti penyakit ini adalah PAK, maka perusahaan perlu membuat suatu Respiratory Protection Program untuk melindungi pekerja dari gangguan sistem pernafasan lebih lanjut. 3. Sebaiknya evaluasi kadar debu di tempat kerja dan penggunaan APD. 27

28 V.4 Audiometri Grafik V.4 Pemeriksaan Penunjang Audiometri PT. JASAMARGA (PERSERO), TBK CABANG CTC 58 12% % Abnormal Normal Range Nilai 25 : Normal Hearing 3 4 : Mild Hearing Loss 5 65 : Moderate Hearing Loss 7 11 : Severe Hearing Loss Pada pemeriksaan audiometri yang dilakukan ditemukan adanya kelainan sebanyak 58 orang. Saran: 1. Periksa kebisingan apakah melebihi NAB. 2. Ada nya expose terhadap kebisingan lebih dari 85 Db selama 8 jam setiap harai 3. Refer ke dr OH untuk diagnose NIHL 28

29 PERBANDINGAN HASIL MCU JENIS KELAMIN Laki-laki Perempuan 2. BMI Underweight Normal Overweight Obesitas 29

30 3. TEKANAN DARAH Normotensi Prahipertensi Hipertensi stage I Hipertensi stage II HAEMOGLOBIN Normal Anemia Lebih dari Normal

31 5. KOLESTEROL TOTAL Normal Hiperkolesterolemia 6. TRIGLICERIDA Normal Hipertrigliseridemia 31

32 7. GULA DARAH Normal Glucosa darah puasa terganggu Diabetes Melitus 8. ASAM URAT Normal Hiperuricemia 32

33 9. LIVER FUNCTION SGOT SGPT GGT 8 1. PB DARAH Normal Lebih tinggi dari normal 33

34 11. KRISTAL URIN Negatif Positif PAPSMEAR Normal Dengan kelainan 34

35 13. X-RAY Normal Dengan kelainan AUDIOMETRI Normal Dengan kelainan 35

36 15. SPROMETRI Normal Dengan kelainan 16. EKG Normal Dengan kelainan

37 DISKUSI DAN REKOMENDASI TAHUN 215 Dari analisis hasil Health Examination di atas hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah sebagai berikut: 1. Dari top ten disease yang perlu mendapat perhatian dan follow up : Overweight dan obesitas 42 orang (63 %) dimana hal tersebut selain merupakan faktor resiko untuk stroke dan penyakit jantung juga mengrangi produktivitas kerja. Untuk itu healthy life style harus di galakkan. 2. Untuk yang prehypertensi perlu di lakukan modifikasi gaya hidup seperti: olah raga teraatur diet rendah garam kurangi lemak jenuh 3. Untuk mereka yang hypertensi grade 1 dan 2 harus berobat secra teratur ke dokter 4. Pemantauan para penderita diabetes mellitus 5. Untuk mereka dengan liver fungsi terganggu perlu pemantauan secara klinis dan pemantauan lingkungan kerja apakah ada resiko paparan bahan kimia 6. Untuk mereka dengan trigleceride meningkat perlu diet rendah lemak jenuh, olahraga teratur 7. Perlu pemeriksaan lebih lanjut mereka yang terindikasi TBC 8. Konsultasikan dengan segera hasil EKG ke dokter jantung. 9. Evaluasi kebisingan dan kondisi debu di tempat kerja Evaluasi kondisi debu mengingat hasil Abnormal di Audiometri dan spirometri 1. Mengingat terdapat 18 orang yang memiliki Kristal urine, perhatikan lokasi ketersediaan air minum pegawai, jangan terlalu jauh dengan tempat kerja dari pegawai. 37

38 ANALISA PERBANDINGAN SELAMA 4 TH YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Over weight dan obesity cenderung menurun tetapi frequency masih cukup tinggi (sekitar 6 %). Berarti program penurunan berat badan masih harus menjadi perhatian 2. Pre hypertensi tahun 216 meningkat di banding tahun sebelum nya, sedangkan stage 1 dan 2 relative stabil. Untuk itu perhatian di utamakan bagi mereka yang pre hypertensi agar tidak menjadi hypertensi 3. Anemia th 213 meningkat namun tahun 216 menurun. 4. Cholesterol dan trygeliceride dalam 2 tahun terakhir relative neningkat, masih perlu penyuluhan untuk diet cholesterol 5. Gula darah terganggu 3 tahun terakhir menurun, namun diabetes relative stabil 6. Asama urat dalam 3 th ini meningkat 7. Liver fungsi tes meningkat dalam 5 tahun terakhir, perlu mencari penyebabnya apakah work related atau tidak 8. Kristal urine meningkat, dan perlu di lihat apakah pola minum karyawan sudah baik atau belum 9. Hasil papsmear karyawan dan istri karyawan sebanyak 31 % hasilnya harus ditindaklanjuti ke dokter obgyn 1. Hasil EKG abnormal pada th 216 meningkat perlu tindak lanjut ke dokter jantung. 38

39 KESIMPULAN Dari hasil medical check tahun 215 bisa di simpulkan bahwa 1. Penyakit2 yang berhubungan denga gaya hidup masih tinggi terutama overweight dan obese. Ini selain meningkat kan resiko penyakit jantung dan stroke juga mengurangi produktivitas tenaga kerja. Untuk itu perlu program yang intensive. 2. Gangguan kesehatan yang bersifat degeneratif sperti Hypertensi, diabetes harus di antispiasi dengan control dan penobatan yang baik 3. Adanya penyakit suspect TBC perlu di lakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan di lakukan contact tracing agar tidak menular kepada karyawan lain. Penyakit TBC memerlkan pengobatan 6 9 bulan. 4. Kemungkinan Work related disease perlu di teliti lebih lanjut apakah memang ada faktor pekerjaan atau lingkungan kerja antara lain: Gangguan audiometry, gangguan spiro metry, hemorhoid dan gangguan fungsi liver dan fungsi ginjal 5. Penyuluhan terhadap kesadaran akan gangguan kesehatan akibat gaya hidup dan kemungkinan work related disease di lakukan secra reguler. 6. Healt Risk Assement di lakukan secar periodik atau bila ada perobahan kerja atau design tempat kerja, dan di hubungkan dengan standard MCU yang akan di lakukan 7. Secara umum tingkat kesehatan pegawai masih dalam tahap average, dan tidak ada penyakit serius yang mengakibatkan in efficiency tenaga kerja, namun tindakan2 pencegahan dan promosi harus segera di lakukan secara reguler agar tidak menjadi lebih buruk Dianalisis oleh Dr. Darmansjah Nuch MSc(OM) Occupational Health Doctor 39

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut : BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai penerapan Medical Check Up (MCU) berkala di PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU sebagai berikut : 1. PT. Antam (Persero) Tbk. GMBU telah menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat terjadi seiring dengan meningkatnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan industri. Hal ini juga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama di kota besar membawa perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa pula pada perubahan pola

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM PENDAHULUAN A.Latar Belakang Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh

Lebih terperinci

Presented by: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk Master of Occupational Health and Safety

Presented by: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk Master of Occupational Health and Safety Presented by: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk Master of Occupational Health and Safety P R Medical check up sebagai alat untuk memonitor status kesehatan Medical check up merupakan salah satu rangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS Topik Sub Topik : Nyeri sendi degeneratif (Osteoartritis) : Pengertian Osteoartritis, Penyebab osteoarthritis, Tanda-tanda nyeri sendi (osteoartritis), Cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) Pokok Pembahasan : Masalah Kesehatan penyakit tidak menular (PTM) Sasaran : komunitas dewasa pekerja di RT 3 dan 5 Jam : 16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan taraf kesehatan pada masyarakat di Indonesia, berakibat pada usia harapan hidup yang diiringi oleh pertambahan jumlah kelompok usia lanjut (usila/lansia)

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus kini telah menjadi ancaman dalam kesehatan dunia. Jumlah penderita diabetes melitus tidak semakin menurun setiap tahunnya, namun justru mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PJK (PJK) merupakan penyebab kematian utama bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara dramatis

Lebih terperinci

Obat Diabetes Paling Ampuh

Obat Diabetes Paling Ampuh Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data mengenai jumlah serta tingkat penderita diabetes di Indonesia didapat dari beberapa website berita dan pengetahuan di media internet : - www.nationalgeographic.co.id

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM) PENDAHULUAN Mengenai pencegahan ini ada sedikit perbedaan mengenai definisi pencegahan yang tidak terlalu mengganggu. Dalam konsensus yang mengacu ke

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat tubuh kekurangan insulin (Sidartawan, 2004). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak

BAB I LATAR BELAKANG. darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak BAB I LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol total puasa dalam darah. Dikenal pula istilah hiperlipidemia yaitu peningkatan kadar lemak (profilipid) darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya perkembangan teknologi dan globalisasi budaya memberikan dampak bagi masyarakat, baik itu dampak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO,2011). Batas yang tidak wajar untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini saya, dr.mardiya sari,peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin

LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1 Edwin 102012096 Diabetes Melitus Dm tipe 1 Diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki 5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, berkurangnya penggunaan glukosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta atau Rumah Sakit Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota

Lebih terperinci

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I EPIDEMIOLOGI WHO DEGENERATIF Puluhan juta ORANG DEATH DEFINISI Penyakit degeneratif penyakit yg timbul akibat kemunduran fungsi sel Penyakit

Lebih terperinci

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus

Lebih terperinci

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka

Lebih terperinci

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia berkembang pesat. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up

Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Jakarta, 21 April 2010 Kepada Yth. Anggota Milis HRD Perihal : Penawaran Program Medical Check Up Dengan hormat, Salam hangat dari InterMED Health Care & Beauty Clinic. Bersama surat ini kami ingin menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci