BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Akan tetapi, hingga saat ini belum menunjukan hasil yang optimal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Akan tetapi, hingga saat ini belum menunjukan hasil yang optimal."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru, sejak awal kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru, dan masa reformasi sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Akan tetapi, hingga saat ini belum menunjukan hasil yang optimal. 1 Ki Hadjar Dewantara telah jauh berpikir dalam masalah pendidikan karakter. Mengasah kecerdasan budi sungguh baik, karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kokoh, hingga dapat mewujudkan kepribadian (persoonlijkhheid) dan karakter (jiwa yang berasas hukum kebatinan). Jika itu terjadi orang akan senantiasa dapat mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiatnya yang asli (bengis, murka, pemarah, kikir, keras, dan lain-lain). 2 Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu dari sejumlah Perintis Kemerdekaan Indonesia. Sebagai perintis kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara aktif dalam berbagai ranah pergerakan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, antara lain politik, jurnalistik, dan pendidikan. Kiranya, apapun ranah perjuangan yang digeluti sang maestro pendidikan nasional Indonesia itu pastilah berkaitan dengan pembanguan kemanusiaan sejati. Artinya, perjuangannya tidak lain adalah demi perwujudan kondisi 1 Hamdani Hamid, dkk, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Cet. Ke-1 (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 2013), hlm Ki Hajar Dewantara, Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama: Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977), hlm

2 2 hidup manusia di Indonesia yang manusiawi dan bermartabat luhur. Dalam konteks itu pula, Ki Hadjar Dewantara dapat kita pandang sebagai sosok pejuang kemanusiaan yang bercita-cita membangun kesadaran bangsa Indonesia akan identitas dirinya yang memang berbeda dari bangsa lain dan sekaligus setara martabat kemanusiaannya dengan martabat kemanusiaan bangsa lain sehingga tidak boleh dihina dan direndahkan oleh bangsa manapun juga. 3 Selanjutnya Ki Hadjar Dewantara mengatakan, yang dinamakan budi pekerti atau watak atau dalam bahasa asing disebut karakter yaitu bulatnya jiwa manusia sebagai jiwa yang berasas hukum kebatinan. Orang yang memiliki kecerdasan budi pekerti itu senantiasa memikir-mikirkan dan merasa-rasakan serta selalu memakai ukuran, timbangan, dan dasar-dasar yang pasti dan tetap. Itulah sebabnya orang dapat kita kenal wataknya dengan pasti; yaitu karena watak atau budi pekerti itu memang bersifat tetap dan pasti. Budi pekerti, watak, atau karakter, bermakna bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, yang menimbulkan tenaga. Ketahuilah bahwa budi itu berarti pikiran-perasaan-kemauan, sedang pekerti itu artinya tenaga. Jadi budi pekerti itu sifatnya jiwa manusia, mulai angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga. Dengan budi pekerti itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri, zelfbeheersching). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan 3 Bartomoleus Samho, Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Kanisius Media, 2013), hlm. 19.

3 3 tujuan pendidikan. Jadi teranglah di sini bahwa pendidikan itu berkuasa untuk mengalahkan dasar-dasar dari jiwa manusia, baik dalam arti melenyapkan dasar-dasar yang jahat dan memang dapat dilenyapkan, maupun dalam arti naturaliseeren (menutupi, mengurangi) tabiat-tabiat jahat yang biologis atau yang tak dapat lenyap sama sekali, karena sudah bersatu dengan jiwa. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa; Pendidikan ialah usaha kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju ke arah adab kemanusiaan. 4 Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia, pendidikan Islam pun memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia dimana karakter merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan melalui pendidikan. Lebih dari itu, karakter atau dalam perspektif agama Islam lebih sering disebut dengan akhlak ini tidak dapat lepas dari aspek lain, misalnya aspek akidah. Pembahasan tentang akhlak selalu terkait dengan akidah, sebab akhlak merupakan salah satu indikator keimanan seorang muslim. 5 Adapun konsep pendidikan karakter itu sendiri, sebenarnya jauh hari telah di galakkan oleh bapak pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Hal ini antara lain dapat kita lihat dalam konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha 4 Ki Suratman. Pokok-pokok Ketamansiswaan. ( Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1987), hlm Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 94.

4 4 Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani, arti dari konsep tersebut adalah Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau diantara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik). 6 Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anakanak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya. 7 Pendidikan yang menjadi cita-cita Ki Hajar Dewantara adalah membentuk anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin. Luhur akal budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada umumnya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka Ki Hajar Dewantara menawarkan beberapa konsep dan teori pendidikan di antaranya Panca Darma, yaitu dasar-dasar pendidikan yang meliputi : Dasar kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan dan dasar kemanusiaan. 8 Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Dalam pengertian taman siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu, agar kita dapat ). Diakses, 30 April Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, (Padang : Angkasa Raya, 1991) hlm. 9. April 8 Abdurrahman Soerjomiharjo, Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern, (Jakarta: Sinar Harapan, 1986), hlm. 52.

5 5 memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya. 9 Pendidikan karakter dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran Agama, harus mengusahakan agar nilai-nilai karakter yang diajarkan mampu mengkristal dalam diri peserta didik dan menyentuh pengalaman dalam kehidupan nyata. Pendidikan karakter harus mampu mengolah pengalaman peserta didik ketika melihat maraknya kekejian moral yang terjadi, seperti kasus korupsi, suap menyuap, bahkan saling membunuh hanya untuk mendapatkan suatu jabatan ataupun harta, padahal dalam Qur an Surat Al-An am ayat 151 yang berbunyi : ل م ت ع بن ى ا أ ت م ي ب ح س و ز ب ك ى ع ه ي ك ى أ ال ت ش س ك ىا ب ه ش ي ئ ب و ب بن ى ان د ي إ ح ع ب ب و ال ت م س ب ىا ان ف ى اح ش ي ب و ال ت م ت ه ىا أ و الد ك ى ي إ ي الق ح س ش ل ك ى و إ ي به ى ظ ه س ي ه ب و ي ب ب ط و ال ت م ت ه ىا ان ف ط ان ت ي ح س و للا إ ال ب بن ح ك ذ ن ك ى و ص بك ى ب ه ن ع ه ك ى ت ع م ه ى Artinya : Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Ditekankan adanya keharusan manusia untuk menghindari kebejatan moral, baik terhadap Allah maupun sesama manusia Ki Hajar Dewantara, op. cit., hlm Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur an Vol.3, (Jakarta : Lentera Hati, 2011), hlm. 733.

6 6 Al-Qur an adalah kalam Allah yang diwahyukan melalui perantara Malaikat Jibril, memiliki banyak nama: al-kitab, al-furqon, adz-dzikr, al- Huda dan sebagainya. Namun al-qur an dan al-kitab adalah nama yang paling sering dipergunakan untuk menyebutnya. Al-Qur an diyakini oleh kaum Muslimin, dan memang demikian kenyataannya, berisi petunjukpetunjuk bagi manusia untuk hidup bahagia dunia akhirat. 11 Hubungan konsep Ing Madya Mangun Karsa dalam Al Qur an surat Al Baqarah ayat 13 yang berbunyi: و إ ذ ا ل يم ن ه ى آي ىا ك ب آي ان بض ل بن ىا أ ؤ ي ك ب آي انع ف ه بء أ ال إ ه ى ه ى انع ف ه بء و ن ك ال ي ع ه ى Artinya : Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. Diantara tujuan pendidikan fisik adalah membantu siswa menemukan kebutuhan biologis dari perspektif Qur ani dan membentuk sikap positif terhadap kebutuhan tersebut. Dan jika kita berbicara tentang pembentukan sebuah sikap atau pencapaian sebuah keterampilan dan kemampuan, maka penyajian fakta-fakta relevan menjadi penting. 12 Seorang pendidik muslim yang berkepentingan mengarahkan siswa secara khusus membentuk pribadi. Perannya tidak terbatas pada menyusun situasi belajar, dan kemudian membiarkan siswa menentukan pilihannya 11 Abdur Rahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut al-qur an serta Implementasinya, (Bandung: cv. Diponegoro, 1991), hlm Ibid., hlm. 157.

7 7 sendiri, tanpa memikirkan akibatnya. Bila ternyata muridnya memilih jalan yang salah, maka guru tidak boleh tinggal diam. Dalam surat al-ahzab ayat 21 disebutkan: ن م د ك ب ن ك ى ف ي ز ظ ىل للا أ ظ ى ة ح ع ت ن ك ب ي س ج ى للا و ان ي ى و اآلخ س و ذ ك س للا ك ث يس ا Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasul Allah itu suri tauladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang berharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dengan demikian seorang guru muslim secara mendalam terlibat dalam membentuk pribadi dan merasa susah jika muridnya gagal mencapai standar yang diinginkannya. 13 Al-Qur an turun sedikit demi sedikit, ayatayatnya berinteraksi dengan Budaya dan masyarakat yang dijumpainya. Kendati demikian, nilai-nilai yang diamanatkannya dapat diterapkan pada situasi dan kondisi. Nilai-nilai itu sejalan dengan perkembangan masyarakat sehingga Al-Qur an dapat benar-benar menjadi petunjuk, pemisah antara yang hak dan batil, serta jalan bagi setiap problem kehidupan yang dihadapi. 14 Berkaitan dengan konsep Tut Wuri Handayani dijelaskan juga dalam QS. An Nahl ayat 64 yang berbunyi: و ي ب أ ص ن ب ع ه ي ك ان ك ت بة إ ال ن ت ب ي ن ه ى ان ر ي اخ ت ه ف ىا ف يه و ه د ي و ز ح ت ن م ى و ي ؤ ي ى Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. 13 Ibid., hlm Qurais Shihab, op.cit., hlm. 745.

8 8 Berdasarkan latar belakang di atas, yakni begitu urgennya fungsi dan kedudukan karakter yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, yang meliputi tujuan, materi pendidikan dan metode pendidikannya. Pemikiran- pemikiran beliau tentang konsep pendidikan Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam sudut pandang Al-Qur an. Maka penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan penulisan skripsi yang berjudul Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani Dalam Persapektif AL Qur an. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah: Bagaimana pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perpsektif Al Qur an? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yaitu: a. Menganalisis pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al Qur an.

9 9 2. Kegunaan Penelitian Nilai pendidikan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Secara Teoritis dari penulisan skripsi ini, maka diharapkan akan diperoleh pengetahuan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam buku karya Ki Hajar Dewantara bagian pertama pendidikan. b. Secara Praktis, setelah konsep skripsi ini diperoleh, maka diharapkan akan dapat dijadikan tuntunan bagi guru dan murid dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang optimal, baik didalam maupun diluar proses belajar mengajar. D. Kajian Pustaka Berdasarkan telaah pustaka yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian yang memiliki kajian hampir sama. Pertama, penelitian saudari Ratna Setyawati, yang berjudul Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara ditinjau dari Konsep Pendidikan Islam. Dengan kesimpulanya bahwa pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara mengedepankan nila-nilai kemaslahatan umat dan memerangi kebodohan. Karena Ki Hajar Dewantara memunculkan ide konsep pendidikan pada masa penjajahan maka beliau mengedepankan nilai kebangsaan. Sedangkan pendidikan

10 10 islam selalu berkembang seiring dengan penemuan-penemuan baru para pakar Islam yang menyesuaikan perkembangan zaman. 15 Kedua, penelitian saudari Nur Idlokh, yang berjudul Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Hadist-Hadist Nabi SAW tentang Pendidikan. Dengan Kesimpulannya meliputi : Pertama; Konsep pendidikan keluarga yaitu, keluarga sebagai pusat pendidikan, yang berarti menuntut adanya berbagai pendidikan baik pendidikan individual maupun pendidikan sosial bagi anak dilakukan dalam lingkungan keluarga. Kedua; Sumbangan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan adalah menanamkan jiwa merdeka bagi rakyat melalui bidang pendidikan. 16 Letak persamaan dengan penelitian yang dilakukan dalam kedua skripsi diatas ialah penggunaan konsep Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dalam menggali nilai-nilai karakter. Selain itu pada skripsi saudari Ratna Setyawati sama-sama menggunakan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara untuk menganalisis nilai karakter bangsa. Letak perbedaan penelitian ini dengan kedua skripsi diatas adalah pada obyek kajian dan metode yang digunakan. Dalam skripsi saudari Ratna Setyawati yang dikaji adalah konsep pendidikan Islam dengan metode perbandingan konsep Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan karakter yang diarah adalah pendidikan karakter dalam konteks pendidikan Islam secara umum. Begitu juga skripsi yang disusun saudari Nur Idlhoh, ia juga 15 Ratna Setyawati, Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara ditinjau dari Konsep Pendidikan Islam, Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2003, hlm. Ix. 16 Nur Idlokh, Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Hadist-Hadist Nabi SAW tentang Pendidikan, Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2011, hlm. x.

11 11 menggunakan metode komparatif dalam menganalisis Hadits-hadits tentang pendidikan. Pembahasannya tentang pendidikan karakter dalam keluarga. Berbeda dengan keduanya, dalam skripsi yang peneliti susun ini obyek kajiannya ialah Al Qur an. Dari beberapa tulisan tersebut diatas, sejauh pengamatan penulis belum ada yang membahas secara murni pemikiran beliau tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al-Qur an. Harapan penulis konsep yang akan disampaikan ini dapat melengkapi informasi yang ada sebelumnya dan menambah wacana khazanah keilmuan. E. Landasan Teori 1. Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Pendidikan karakter sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Karakter menurut Ratna Megawangi berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai). Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku. 17 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belum memasukkan kata karakter, yang ada adalah kata watak yang diartikan sebagai 17 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2013), hlm. 71.

12 12 sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan jasmani anak didik. Pendidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan moral, pendidikan watak, atau pendidikan budi pekerti yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. 18 Konsep pendidikan dalam desain induk pendidikan karakter disebutkan bahwa karakter terdiri atas 3 nilai operatif yang meliputi pengetahuan tentang moral (moral knowing, aspek kognitif), perasaan berlandaskan moral (moral feeling, aspek afektif), dan perilaku berlandaskan moral (moral behavior, aspek psikomotor). 19 Menurut Ahmad Taufiq dan Muhammad Rohmadi, moral akhlak yang kokoh (Matin al-khūluq) penting dimiliki umat manusia sehingga Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri yang telah mencontohkan kepada kita akhlak yang agung dalam Al Qur an Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm Muchlas Samani & Hariyanto, Konsep dan Model pendidikan karakter, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm Ahmad Taufiq dan Muhammad Rohmadi, Pendidikan Agama Islam, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2003), hlm. 144.

13 13 Terdapat kecenderungan bahwa pelaksanaan pendidikan Islam belum sepenuhnya dilandasi oleh al-qur an sebagai doktrin Islam yang memuat berbagai sistem dalam kehidupan. Al-Qur an adalah pedoman dan tuntunan hidup manusia, baik sebagai individu maupun sebagai umat. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna langkah yang harus dilakukan adalah memahami kandungan isi al-qur an dengan mengamalkannya dalam kehidupannya seharihari secara bersungguh-sungguh dan konsisten Tinjauan tentang nilai-nilai pendidikan dalam al-qur an Secara filosofis, nilai sangat terkait dengan masalah etika. Etika juga sering disebut sebagai filsafat nilai, yang mengkaji nilainilai moral sebagai tolak ukur tindakan dan perilaku manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Sumber-sumber etika dan moral bisa merupakan hasil pemikiran, adat istiadat atau tradisi, ideologi bahkan dari agama. Dalam konteks etika dalam Islam maka sumber etika dan nilai-nilai yang paling shahih adalah al-qur an dan Sunnah Nabi Saw. Sedangkan nilai-nilai Qur ani yaitu nilai yang bersumber kepada al- Qur an adalah kuat, karena ajaran al-qur an bersifat mutlak dan universal. 22 Secara normatif, tujuan yang ingin dicapai dalam proses aktualisasi nilai-nilai al-qur an dalam pendidikan meliputi tiga dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh pendidikan. Pertama, dimensi spiritual, yaitu iman, takwa dan 21 Said Agil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur ani dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005). hlm. xi. 22 Ibid., hlm. 3.

14 14 akhlak mulia. Dimensi spritual ini tersimpul dalam satu kata yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah Saw merupakan sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, seperti sabdanya Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. 23 Pendidikan Agama Islam ialah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan, dan persatuan bangsa. 24 Dalam pendidikan Islam di sekolah, pendidik, dalam hal ini guru menempati posisi penting dalam proses pendidikan. Tak terkecuali dalam pendidikan karakter. Imam Al-Ghazali juga mewajibkan kepada para pendidik Islam untuk memiliki adab yang baik karena peserta didik akan mengikuti pendidik dan menjadikannya sebagai teladan yang harus diikuti. Peserta didik selalu melihat dan mendengar sesuatu tentang pendidiknya sehingga ketika pendidik 23 Ibid., hlm Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 20.

15 15 menganggap baik maka hal itu baik pula dimata peserta didik begitu pula sebaliknya. 25 Selain pendidik faktor metode dalam penyampaian materi yang diajarkan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Dalam Al-Qur an ada beberapa model atau metode pendidikan karakter, antara lain: (a) Model perintah, (b) Model larangan, (c) Model Targhib (motivasi), (d) Model Tarhib/ hukuman, (e) Model kisah, (f) Model dialog dan debat, (g) Model pembiasaan, (h) Model Qudwah/ teladan. 26 Pendidikan Karakter memiliki keterkaitan erat dengan Pendidikan Agama Islam. Pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam Pendidikan Agama Islam. Islam adalah agama moral yang mementingkan isi, bukan penampilan saja, serta membentuk jiwa dengan nilai-nilai moral. Islam dimulai dengan perjuangan menumbuh suburkan aspek-aspek akidah dan etika dalam diri pemeluknya. 27 Pendidikan akhlak dalam Islam tersimpul dalam prinsip berpegang teguh pada kebaikan dan kebajikan serta menjauhi keburukan dan kemungkaran. Pendidikan akhlak menekankan pada sikap, tabiat dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Ketiga, dimensi kecerdasan yang membawa kepada 25 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm Ulil Amri Syafri, op. cit., hlm Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm

16 16 kemajuan, yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan produktif. 28 F. Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini akan dijelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, objek penelitian, metode pengumpulan data, dan analisis data. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu cara kerja tertentu yang bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan ilmiah dari suatu dokumen yang dikemukakan oleh ilmuwan masa lalu maupun sekarang. 29 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data deskriktif berupa katakata, catatan yang berhubungan dengan makna, nilai dan pengertian. Dalam skripsi ini peneliti menganalisis muatan isi dari objek penelitian yang berupa dokumen yaitu teks Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dalam Perspektif Al-Qur an. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatatif, yaitu penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia hlm Said agil Husin Al Munawar, op. cit,. hlm Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),

17 17 mempunyai makna bagi pelakunya dalam konteks tertentu. 30 Skripsi ini akan menggunakan pendekatan hermeneutika. Pendekatan ini penulis pakai karena hermeneutika sangat relevan untuk menafsirkan berbagai gejala, peristiwa, simbol, maupun niali-nilai yang terkandung dalam ungkapan bahasa. 31 Dalam hal ini yang diungkap adalah pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al Qur an. 3. Objek Penelitian Pada skripsi ini yang menjadi objek penelitian adalah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al- Qur an. Sedangkan sumber datanya peneliti membaginya dalam 2 jenis. a. Sumber data primer Sumber data primer yaitu hasil penelitian atau tulisan karya peneliti atau teoritis yang orisinil. 32 Dalam hal ini yang dijadikan rujukan pokok dalam penelitian data primer yaitu karya Ki Hajar Dewantara bagian pertama Pendidikan, Yogyakarta : Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Dan Al Qur an. Sumber data primer ini yang akan memecahkan dan menjawab masalah yang ada pada skripsi ini. Namun bukan berarti data primer ini tidak membutuhkan data pendukung, sumber data 30 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta : Teras, 2011), hlm Kaelan, op., cit., hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja Persada, 1996), hlm. 83.

18 18 primer sangat membutuhkan data pendukung untuk memperkuat teori dan memberi kejelasan yang lebih mendalam. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu sumber data yang di ambil di dapat dari sumber data kedua, atau tidak langsung di selidiki. 33 Sumber data sekunder dijadikan sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk sarana pendukung dalam memahami masalah yang akan diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah karyakarya penulis lain yang membahas tentang pendidikan karakter, baik dalam bentuk buku, jurnal, artikel, maupun karya ilmiah lainnya. Beberapa sumber yang penulis gunakan sebagai data sekunder antara lain: buku, jurnal, artikel dan sumber lain yang relevan dengan penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode dokumentasi dalam melakukan pengumpulan data. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui dokumen. Dokumen disini bisa berupa buku, surat kabar, majalah, jurnal ataupun internet yang relevan dengan penelitian ini. 5. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik content analisis, 34 yaitu analisis tekstual dalam studi pustaka melalui interpretasi terhadap isi pesan, suatu komunikasi sebagaimana terungkap dalam literatur-literatur yang hlm Cholil Narbuko, Metodologi Riset, (Semarang : IAIN Press, 1980), hlm Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitati, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991)

19 19 memiliki relevansi dengan tema penelitian ini yang berorientasi pada upaya mendeskripsikan pada sebuah konsep atau memformulasikan suatu ide pemikiran melalui langkah-langkah penafsiran terhadap teks karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan dalam perspektif Al-Qur an. Selain analisis ini, peneliti juga menggunakan teknik analisis semiotik, karena obyek kajian berupa teks, maka nantinya juga akan dikaji bahasa dari teks yang digunakan tersebut. Semiotik merupakan kajian tanda yang ada dalam kehidupan, artinya segala sesuatu yang ada dalam kehidupan dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus diberi makna. 35 Disini teks karya Ki Hadjar Dewantara pun menjadi bagian dari tanda yang harus dimaknai. Dalam penerapan teknik analisis semiotik ini peneliti memperhatikan bahasa yang dipergunakan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif al-qur an. Ketika ada suatu kata atau bahasa yang diulang-ulang atau sebuah penekanan pada bahasa yang digunakan maka itu artinya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan olehnya. Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai berikut: a. Memilih data dengan pembacaan dan pengamatan secara cermat terhadap teks karya Ki Hadjar Dewantara bagian pertama Pendidikan yang didalamnya terdapat hubungan antara pemikiran Beliau dengan tuntunan dalam Al-Qur an. 2011), hlm Benny H Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu,

20 20 b. Mengkategorikan ciri-ciri atau komponen pesan yang mengandung pembahasan tentang pemikiran Ki hadjar Dewantara tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al-Qur an. c. Menganalisis data keseluruhan sehingga mendapatkan pesan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif Al-Qur an. Untuk mendapatkan kesimpulan penulis menggunakan pola penalaran induktif, yaitu pola pemikiran berangkat dari suatu pemikiran khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum. G. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami skripsi ini, maka penulisan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut : Bagian awal adalah bagian yang mendahului tubuh karangan yang berisi: halaman sampul, halaman judul, halaman surat pernyataan, halaman persetujuan Pembimbing halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi dan daftar lampiran. Bagian tengah, ialah bagian tubuh karangan yang terdiri dari lima bab yaitu : Bab I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian. Bab II : Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

21 21 Bab III : Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al-Qur an. Bab IV : Analisis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani dalam perspektif Al-Qur an. Bab V : Bab ini terdiri dari tiga sub yaitu kesimpulan, yang memuat kesimpulan-kesimpulan dari uraian-uraian pada bab terdahulu, saran yang memuat beberapa saran dari penulis yang berhubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan dan kata penutup. Kemudian bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha dalam Perspektif Al. harus memberi tuntunan dan menyokong pada anak-anak agar dapat

BAB IV. A. Analisis Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha dalam Perspektif Al. harus memberi tuntunan dan menyokong pada anak-anak agar dapat BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG KONSEP ING NGARSA SUNG TULADHA ING MADYA MANGUN KARSA TUT WURI HANDAYANI DALAM PESPEKTIF AL-QUR AN A. Analisis Konsep Ing Ngarsa Sung Tuladha dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya merupakan sarana untuk mengadakan perubahan secara mendasar, karena membawa kepada perubahan individu sampai ke akar-akarnya. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang di sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kehidupannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan 2 Seorang guru harus bisa menciptakan suasana kelas yang dapat memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada si terdidik, baik jasmani maupun rohani, diarahkan kepada suatu tujuan positif dan mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia

IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia IPTEK, DAN SENI DALAM ISLAM 1. Konsep Ipteks Dalam Islam a. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi, firasat atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan inklusif sesungguhnya berupaya memberikan peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh pelayanan pendidikan yang

Lebih terperinci

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah - Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah Nama : aan jumeno Tempat tgl lahir : sragen. 02 01 1967 Alamat : jl. Kelud selatan III/3 smg Status : k 2 Nama Isteri : Deasy Ariyanti Anak : M. Hanif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan memiliki kelebihan. Disamping terdapat kelebihannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR PENERAPAN AKAD WAKALAH PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT HUDATAMA SEMARANG CABANG SEKARAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Meperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Pendidikan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir bersamaan dengan diciptakannya Nabi Adam As sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan Adam berdialog dengan Allah SWT. 1 Dialog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada dasarnya adalah transformasi pengetahuan ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan potensi manusia.oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Raja Graffindo

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2005), hlm Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Raja Graffindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia dalam kehidupanya membutuhkan hubungan dengan sesamanya ketika sesuatu yang dilakukan tidak dapat dikerjakan seorang diri. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, karena pendidikan adalah alat untuk mengembangkan tingkah laku manusia dan penataan

Lebih terperinci

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku manusia, terutama kaum muslimin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradapan manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat, yang dimulai sejak lahirnya ke dunia sampai kembali ke liang lahat, baik ilmu agama maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai makhluk tertinggi derajatnya daripada makhluk yang lainnya. Sebagai rujukan dalam menjaga fitrah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan adalah guru, karena ia merupakan ujung tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan bentuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan Islam ialah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.

Lebih terperinci

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM dan DEMOKRASI (1) ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang berlangsung saat ini dan mungkin di saat yang akan datang berlangsung cepat, beragam, dinamis dan sukar diramalkan. Agar bisa mengikuti, mensucikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada era globalisasi mengakibatkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempati tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan dari kegiatan belajarnya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu alat bagi manusia dalam mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan modal untuk memberikan pengetahuan, penanaman akhlakul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia. Menuntut ilmu sebagai salah satu ajaran Islam yang mendasar dan sangat ditekankan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang universal yang sangat memperhatikan segala aspek kesetaraan masalah egiologi, politik, ekonomi spiritual di dalam kehidupan. Masyarakat

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam, karena Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Dalam menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa, berbudi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk menghantar peserta didik dengan jalan membantu mereka meningkatkan kualitas hubungannya dengan dirinya,

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PANDANGAN HAMKA DAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Perbandingan Agama (Ushuluddin) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan Yogyakarta, 4-6 Ramadan 1435 H / 1-3 Juli 2014 Pemikiran dan Strategi Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia

Lebih terperinci

KONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI

KONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI KONSEP PLURALISME AGAMA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM STUDI ANALISIS PEMIKIRAN KH. ABDURRAHMAN WAHID SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kebahagian baik di dunia maupun akhirat. Kebahagian hidup manusia itulah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kemampuannya. Pada waktu yang lampau perhatian pemerintah telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencerdaskan bangsa melalui pendidikan adalah tugas kita semua. Di dalam ungkapan tersebut tercakup semua usaha untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan dibekali dengan berbagai potensi untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, dimana pendidikan sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sifatnya mutlak baik dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang berbentuk uraian, karena pada soal yang berbentuk uraian kita dapat melihat

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT MUHAMMAD IBNU ABDUL HAFIDH SUWAID DAN THOMAS LICKONA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEWI SRI NGAJIATI NPM : 20130720033 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi seseorang. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA? Publication : 1436 H_2015 M Apa Pedomanmu dalam Beribadah Kepada Allah Ta'ala? Disalin dari Majalah as-sunnah Ed.05 Thn.XIX_1436H/2015M e-book ini didownload

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com Mengadu Domba Sesama Muslim Pengertian Namimah Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan. Secara istilah pada dasarnya namimah adalah menceritakan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sesuatu yang penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat wajar dan tepat kalau bidang pendidikan termasuk hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak setiap warga negara, dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk memenuhinya. Hal ini secara eksplisit ditegaskan di dalam UUD 1945 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pendidikan yaitu mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan umat manusia. Karena dengan pendidikan manusia dapat membedakan hal yang baik dan hal yang

Lebih terperinci