UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA"

Transkripsi

1 UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: FAJAR ACHMAD YANI NIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh: FAJAR ACHMAD YANI NIM SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ii

3 iii

4 iv

5 ABSTRAK Fajar Ahmad Yani. UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 berjumlah 22 orang yang terbagi atas 7 siswa putra dan 15 siswa putri. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi planning, acting, observasi dan reflecting. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan b ahwa dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada kondisi awal (1.89 %), siklus I (2.37 %) dan siklus II (2.48 %), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (0,12 %). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (60.78 %), siklus I (68.10 %) dan siklus II (73.55 %), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (12.77 %). v

6 MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Q.S.Al-Insyirah : 6-7) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S. Al Baqarah: 286) Yakinlah apapun yang telah terjadi padamu adalah jalan yang terbaik yang dipilihkan Allah untukmu. Hidup tidak untuk mengeluh tapi hidup harus dijalani dan disyukuri. (Kristina O) vi

7 PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: Bapak dan Ibu tercinta yang telah membimbing dan mendidik Aku tanpa pamrih agar menjadi anak yang berguna. Bapak Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes dan Ibu Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. Or terima kasih atas bimbingan dan Nasehatnya Istriku yang memberiku motivasi, selalu membantu dan selalu ada untuk Aku...thanks for all...! Sahabat-sahabatku Penjas Kualifikasi 08 yang selalu bersama-sama dalam suka dan duka...don t forget me...! Teman-teman ku Angkatan 08 FKIP JPOK UNS Surakarta Yang selalu memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah Almamater vii

8 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi. 5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd. M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 7. Bapak Drs. Narno Kepala SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 8. Ibu Kurniasi, S.Pd, Guru Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang telah menjadi kolabolator. 9. Siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 10. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. viii

9 Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Surakarta, 10 Juni 2011 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman JUDUL. PENGAJUAN SKRIPSI.. PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK.. MOTTO. PERSEMBAHAN.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.. B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II. LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka i ii iii iv v vi vii viii x xii xiv xv Lompat Jauh.. a.lompat Jauh Gaya Jongkok. b, Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok Pembelajaran. 8 a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 8 b. Prinsip-prinsip Pembelajaran 9 c. Tujuan Pembelajaran Lompat Jauh di sekolah Dasar Pendidikan Jasmani a. Hakikat Pendidikan Jasmani.. 11 b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Modifkasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar x

11 Lompat Jauh Gaya Jongkok. a. Hakikat Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani b. Macam-macam Pembelajaran Lompat dengan Modifikasi Alat Bantu..... B. Penelitian yang Relevan. C. Kerangka Pemikiran D. Perumusan Hipotesis. BAB III. METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian.. Subjek Penelitian Sumber Data.. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.. Analisis Data.. Prosedur Penelitian Proses Penelitian.. BAB IV. HASIL PENELITIAN Survei Awal.... Deskripsi Hasil Penelitian... Pembahasan Hasil Penelitian... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Simpulan.... Implikasi Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Kondisi Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus 1 ke Siklus Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus 1 ke Siklus Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus 1 ke Siklus xii

13 Tabel 9 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Tabel 10 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus Tabel 11 Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Tabel 12 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada SiklusI Tabel 13 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus II xiii

14 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1 Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok... 8 Gambar 2 Skematis Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar Gambar 3 Pembelajaran Lompat Menggunakan Tanda dan Tali Gambar 4 Pembelajaran Lompat dengan Melewati Ketinggian Tali Gambar 5 Pembelajaran Lompat dengan Mendarat di Dalam Lingkaran Gambar 6 Pembelajaran Lompat dengan Melewati Kotak Gambar 7 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Gambar 8 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus Gambar 9 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus Gambar 10 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Siklus 1 ke Siklus Gambar 11 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus 1 ke Siklus Gambar 12 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus Gambar 13 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus Gambar 14 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya jongkok pada Tes Akhir Siklus Gambar 15 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Tes Akhir Siklus Gambar 16 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus Gambar 17 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Lampiran 2. Program Pembelajaran Penjas dengan Menggunakan Alat Bantu Lampiran 3. Rencana Program Pembelajaran Siklus Lampiran 4. Rencana Program Pembelajaran Siklus Lampiran 5. Daftar Nama Sempel Penelitian Lampiran 6. Data Awal Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Penjarkesrek SD Negeri Saren 11 Kecamatan Kalijambe Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Siklus I 84 Lampiran 8. Lembar Observasi Guru Penjarkesrek SD Negeri Saren 1, Kecamatan Kalijambe Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Siklus II Lampiran 9. Angket Pengumpulan Data Siswa.. 88 Lampiran 10. Skor Pengumpulan Data Lampiran 11 Rekap Tes Awal Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Lampiran 12. Data Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah Siklus I Lampiran 13. Data Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah Siklus II Lampiran 14. Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada xv

16 Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Lampiran 15. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dan nilai ketuntasan belajar Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ Lampiran 16. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Lompat Jauh dan Sebelum Dan Pembelajaran Setelah siklus I dan Setelah siklus II Lampiran 17.Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Lampiran 18. Surat Keterangan Ijin xvi

17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan untuk mendidik. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran pendidikan jasmani mencakup pengembangan pribadi secara menyeluruh. H.J.S Husdarta (2009: 14-16) menyatakan: Secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut: 1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak. 2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi pada dirinya. 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. 4) Menyalurkan energi yang berlebihan. 5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional. Banyak manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran pendidikan jasmani baik memenuhi kebutuhan gerak, mengenalkan lingkungan dan potensi anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan, menyalurkan energi yang berlebihan dan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental dan emosional. Mengenalkan dasar-dasar keterampilan kepada peserta didik merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani. Upaya mengenalkan dasar-dasar keterampilan kepada peserta didik, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani diajarkan macam-macam cabang olahraga. Macam-macam cabang olahraga yang harus diajarkan pada peserta didik didasarkan pada jenajnag sekolah masing-masing. Ini artinya, materi pendidikan jasmani dari tingkat sekolah paling rendah (SD) dengan SMP maupun SMA/SMK berbeda. Materi yang diberikan dalam pendidikan jasmani didasarkan pada tingkat perkembangan dan pertumbuhan peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikannya.

18 2 Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari jenjang sekolah paling rendah (SD) sampai dengan SMP, SMA atau SMK. Menurut Yoyo Bahagia dkk., (2000: 1) menyatakan, Atletik merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, karena atletik merupakan mother atau ibu dari semua cabang olahraga. Atletik merupakan cabang olahraga yang wajib diajarkan bagi siswa sekolah termasuk siswa sekolah dasar. Karena atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga. Gerakan-gerakan dalam cabang olahraga atletik hampir dibutuhkan dalam semua cabang olahraga lainnya. Nomor-nomor cabang olahraga atletik yang diajarkan bagi siswa sekolah meliputi nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Lompat merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang di dalamnya terdiri dari nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan bagi siswa sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan daya gerak dari satu tempat ke tempat lain. Yudha M. Saputra (2001: 121) menyatakan: Lompat bagi siswa sekolah merupakan salah satu aktivitas pengembangan dan kemampuan daya gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya. Gerakan melompat merupakan salah satu bentuk gerakan lokomotor. Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan kemampuan daya gerak siswa, maka perlu diupayakan oleh guru pendidikan jasmani untuk merancang bentuk-bentuk gerakan-gerakan yang menarik bagi siswa. Merancang bentuk-bentuk gerakan-gerakan yang menarik bagi siswa merupakan bagian penting dalam membelajarkan nomor lompat. Dalam nomor lompat diajarkan tiga macam gaya yaitu: gaya jongkok (sit down in the air), gaya berjalan di uadara (walking in the air) dan gaya menggantung (schnepper). Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh yang diajarkan bagi siswa sekolah dasar sebelum mempelajari gaya lainnya. Karena lompat jauh gaya jongkok lebih sederhana dan mudah dibandingkan gaya lainnya. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara membentuk sikap jongkok atau seperti orang duduk. Pada saat melayang inilah yang membedakan dari ketiga gaya dalam lompat jauh

19 3 Hasil observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kelas IV diketahui bahwa saat diberikan pembelajaran materi lompat jauh gaya jongkok di lapangan diketahui bahwa hanya 20% siswa yang fokus terhadap materi yang diajarkan dan dapat mencapai hasil yang diinginkan, sedangkan 80% siswa belum fokus terhadap materi, diantaranya: 50% siswa bermain sendiri: 10% siswa hanya diam dan melamun, dan 20% siswa ramai bebicara dengan temannya. Selama proses pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir tidak ada satupun siswa yang berani mengungkapkan permasalahan atau pendapatnya mengenai materi pelajaran walaupun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan gerakan lompat jauh gaya jongkok. Kesiapan siswa selama proses pembelajaran masih sangat kurang, karena siswa monoton hanya mengulang-ulang gerakan sehingga siswa cepat bosan dan dirasakan pembelajaran dianggap kurang efektif dan kurang menyenangkan. Halhal semacam ini harus dihilangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Memodifikasi alat bantu pembelajaran merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai siswa. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75) berpendapat, Lakukan modifikasi alat bantu, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Misalnya pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan tali, kardus, simpai/ban bekas,dan lain sebagainya. Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran yang sederhana dalam membelajarkan materi pendidikan jasmani, maka para siswa akan memperoleh suasana atau halhal baru. Dengan peralatan yang sederhana dan menarik perhatian siswa akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa akan lebih aktif bergerak mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Jika siswa aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, seperti lompat jauh gaya jongkok, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

20 4 Memodifikasi alat bantu pembelajaran merupakan solusi untuk mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa mengikuti pembelajaran penjas. Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran penjas diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa. Namun memodifikasi alat bantu pembelajaran penjas belum diketahui seberapa besar optimalnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa. Untuk membuktikan apakah alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa, maka perlu dibuktikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kurangnya alat bantu pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan faktor yang menyulitkan guru dan siswa. Biasanya alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani kurang diperhatikan oleh sekolah, bahkan dikesampingkan dibandingkan dengan alat bantu pembelajaran mata pelajaran lainnya. Alat bantu yang tidak mendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa terkadang diabaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya alat bantu pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani menuntut kreativitas dan inisiatif guru penjas untuk memanfaatkan alat bantu yang ada atau sarana lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani, maka guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang mengarah pada karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting agar kendala atau kesulitan siswa dapat teratasi. Selain itu, melalui modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani siswa akan lebih tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif bergerak. Dengan siswa aktif bergerak, maka akan mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Untuk mengetahui apakah modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, Upaya Mengoptimalkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Modifikasi

21 5 Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk: Mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. D. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitinan ini penting untuk diteliti dengan harapan memiliki manfaat antara lain: 1. Bagi siswa yang dijadikan subyek penelitian dapat mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. 2. Bagi guru Penjasorkes dapat dijadikan sebagai masukan dan acuan tentang pentingnya modifikasi alat bantu untuk membelajarkan pendidikan jasmani. 3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang karya ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut.

22 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang dan mendarat sejauh-jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Aip Syarifuddin (1992: 90) menyatakan, Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Sedangkan Yudha M. Saputra (2001: 47) berpendapat, Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, lompat jauh merupakan suatu bentuk keterampilan gerak berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain yang diawali dengan lari cepat, menumpu untuk menolak membawa titik berat badan selama mungkin di udara untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. a. Lompat Jauh Gaya Jongkok Lompat jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara (sit down in the air). Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat melayang di udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk. Hal ini sesuai pendapat Yudha M. Saputra (2001: 48) bahwa, Dikatakan lompat jauh gaya jongkok karena gerak sikap badan sewaktu berada di udara menyerupai sikap seorang yang sedang berjongkok. Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat saat membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada

23 7 saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, mendarat dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk menghindari kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan. Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan terutama bagi anak-anak sekolah. Dalam hal ini Aip Syarifuddin (1992: 93) mengemukakan, Lompat jauh gaya jongkok, pada umumnya banyak dilakukan anak-anak sekolah, karena dianggap gaya yang paling mudah untuk dipelajari. Hal ini boleh jadi karena lompat jauh gaya jongkok tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara dibandingkan dengan gaya yang lainnya. Konsentrasi siswa yang perlu diperhatikan pada gaya jongkok terletak pada membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki ke depan dan kedua lengan tetap ke depan untuk mendarat. b. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan. Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito (1992: 55) menyatakan, Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan pendaratan. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak terputus-putus agar dapat mencapai lompatan yang maksimal. Untuk

24 8 lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rangkaian lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut: Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok (Soegito, 1992:40) 2. Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan sebuah proses dari yang belum bisa menjadi bisa dari yang belum tahu menjadi tahu, sehingga adanya pengalaman dalam proses belajar. Benny A. Pribadi (2009: 6) menyatakan Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memperoleh kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Intinya pada proses belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi pribadi. Sehingga akan terjadi perubahan dalam hal pola pikir dan tindakan karena pengalaman yang dimilikinya. Pembelajaran berasal dari kata learning. Pembelajaran dimaknai proses, cara, perbuatan mempelajari sesuatu. Guru tidak hanya menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi, akan tetapi guru mengorganisir lingkungan belajar sehingga siswa aktif untuk belajar. Guru memberi fasilitas belajar siswa dan siswa mempelajarinya, dalam hal ini pembelajaran berpusat pada siswa,

25 9 pembelajaran adalah proses konstruktif tidak hanya mekanis seperti pada pengajaran (Agus Suprijono, 2008: 11-13). Ahli lain, Yatim Riyanto (2009: 131) menyatakan, Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa utuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Sedangkan pengajaran dimaknai sebagai proses, cara mengajarkan atau menyampaikan materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, guru menyampaikan materi kepada siswa dan siswa menjadi penerima materi. Hal tersebut menjadi proses instruktif dalam belajar karena guru adalah orang yang paling mengetahui. Implikasi dari hal tersebut adalah siswa hanya menjadi duplikasi dari guru b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya dalam Agus Kristiyanto (2010: 125) menyatakan bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat

26 10 Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. c. Tujuan Pembelajaran Lompat Jauh di Sekolah Dasar Setiap pembelajaran mempunyai maksud dan tujuan-tujuan tertentu, begitu pula dalam pembelajaran pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran penjasorkes tujuan dari pembelajaran lompat jauh gaya jongkok mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani secara umum. Adapun tujuan penjas menurut Depdiknas (2006: 2-3) yaitu : 1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak. 2) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis). 3) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Dilihat dari perkembangan anak kelas IV, secara umum pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sebagai materi yang disampaikan di kelas IV mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan tercapainya tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran tersebut sebagaimana dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus mata pelajaran Penjasorkes untuk kelas IV SD, antara lain : (a) siswa dapat melakukan teknik dasar awalan; (b) siswa dapat melakukan teknik dasar menolak; (c) siswa dapat melakukan dapat melakukan teknik dasar melayang; (d) siswa dapat melakukan teknik dasar mendarat; (e) siswa dapat melakukan lomba lompat jauh dengan peraturan yang dimodifikasi. Siswa usia kelas IV juga termasuk usia masa bermain sehingga materi dalam pembelajaran ini cocok jika disajikan dalam bentuk permainan. Dani Wardani (2009: 24) menyebutkan, mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih

27 11 jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya. Selain itu dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok juga mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat, toleransi dan tanggungjawab. Smith. Mark K (2009: 32), menjelaskan bahwa Pembelajaran dapat diajarkan sebagai sebuah proses yang dengannya perubahan perilaku terjadi sebagai hasil dari pengalamannya dalam pembelajaran. 3. Pendidikan Jasmani a. Hakikat Pendidikan Jasmani Seseorang tidak akan menjadi guru, pelatih atau pembina Penjas yang baik manakala tidak memiliki pandangan dan pengertian yang jelas tentang hakikat Penjas itu sendiri. Filsafat atau falsafah perlu dipahami bagi seseorang yang berkecimpung dalam Penjas karena ia menentukan pikiran dan mengarahkan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rusli Lutan (2000: 13) menyatakan bahwa, Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu individuindividu mengevaluasi diri mereka sendiri dalam hubungan dengan dunia dan sejelas mungkin. Pendapat diatas menunjukkan, filsafat sangatlah penting karena merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluasi fakta dan nilai itu dengan pemikiran yang jujur. Sehingga bagi seorang guru Penjasorkes akan mengarahkan Anda dalam menetapkan keputusan dan tindakan yang Anda hadapi ketika terlibat dalam kegiatan pendidikan jasmani sebagai guru Penjasorkes. Sedangkan menurut Sunardi (2009: 1) menyatakan, Pendidikan pada dasarnya merupakan rekontruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1999/2000: 1) menyatakan, Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina

28 12 anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan yang terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Jika seseorang sedang bermain, bergerak atau melakukan berbagai aktivitas pendidikan jasmani, maka proses pendidikan terjadi pada waktu yang bersamaan. Pendidikan penting untuk memperkaya kehidupan individu atau sebaliknya mungkin merusak. Pendidikan merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan atau mungkin menjadikan pengalaman yang tidak menyenangkan. M. Furqon (2006: 3) menyatakan, Pendidikan jasmani dapat dikatakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neomuskular, perceptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2007/2008: 7) menyatakan, Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kaitannya dengan jenjang pendidikan, pendidikan jasmani di SD sangat menarik untuk dikaji, karena di samping merupakan dasar dan landasan untuk pendidikan jasmani pada jenjang pendidikan di atasnya, juga sangat penting artinya bagi kontribusi pada pendidikan pada umumnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara serampangan. b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di SD mencakup banyak aspek. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 5-6) bahwa: Ruang lingkup pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas: 1) Pengembangan Kemampuan jasmani (PKJ). 2) Atletik.

29 13 3) Senam. 4) Permainan. Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tennis meja, tennis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya. 5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. Dari dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ruang lingkup pendidikan jasmani di SD meliputi beberapa aspek yaitu: olahraga permainan, atletik, pengembangan diri, aktivitas senam atau ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut masih terdiri lagi dari berbagai macam cabang olahraga yang diatur dalam KTSP yang berlaku sekarang ini. 4. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar Lompat Jauh gaya Jongkok. a. Hakikat Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi Alat Bantu pembelajaran pendidikan jasmani, modofikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan modifikasi lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2007: 7) menyatakan, Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi:

30 14 (1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih. Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat dan organisasi atau formasi berlatih. Dari modifikasi lingkungan pembelajaran guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill atau keterampilan yang dipelajari. Misalnya, berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2007: 75: menyatakan: Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Memodifikasi alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada prinsipnya sebagai solusi jika dalam pembelajaran pendidikan jasmani mengalami hambatan atau kesulitan. Hal ini disebabkan karena penggunaan peralatan yang sebenarnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa tidak mampu melaksanakan. Jika ditinjau dari prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan, modifikasi peralatan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan dari cara yang mudah atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1996: 76) menyatakan: Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkkat kompleksitas, penyusunan materi pembelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: 1) Dimulai dari materi belajar yang mudah ditingkatkan secara berangsurangsur ke materi yang lebih sukar. 2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang kompleks. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting dilakukan dalam pembelajaran

31 15 pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebagai kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi dengan menggunakan alat yang lebih sederhana, sehingga siswa akan lebih mudah melaksanakannya. PEMBELAJARAN PENJASORKES KOGTITIF Konsep gerak Arti sehat Memacahkan masalah Kritis, cerdas PSIKOMOTOR Gerak dan keterampilan Kemampuan fisik dan motorik Perbaikan fungsi organ tubuh AFEKTIF Menyukai kegiatan fisik Merasa nyaman dengan diri sendiri. Ingin terlibat dalam pergaulan sosial Gambar 2. Skematis Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar (Agus Mahendra, 2004: 18) Berdasarkan skema tujuan pendidikan jasmani sekolah dasar tersebut, maka modifikasi alat bantu akan sangat membantu untuk mencapai tujuan Penjasorkes tersebut. Untuk mencapai tujuan Penjasorkes tersebut, maka guru harus aktif menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga tujuan kognitif dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan psikomotorik seorang guru harus inovatif menciptakan kondisi pembelajaran yang variatif agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang diterimanya. Dan hal yang tak kalah pentingnya bahwa, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian tujuan pendidikan jasamni akan tercapai dengan efektif. Tercapainya tujuan pendidikan jasmani akan sangat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

32 16 b. Macam-Macam Pembelajaran Lompat dengan Modifikasi Alat Bantu Lompat jauh merupakan suatu keterampilan yang memilikli unsur gerakan cukup kompleks. Oleh karena itu, dalam membelajarkan lompat jauh gaya jongkok harus disesuaikan dengan karaktersitik peserta didik. Karena siswa sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak yang memiliki sifat bermain, maka pembelajaran lompat jauh harus bersifat menyenangkan. Agus Mahendra (2004: 7-8) menyatakan, Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, semakin besar kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Sedangkan Yudha M. Saputra (2001: 6) berpendapat, Kegiatan bermain sangat disukai oleh siswa. Bermain yang dilakukan secara tertata mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan siswa. Bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi siswa. Pengalaman itu bisa membina hubungan dengan sesama teman dan menyalurkan perasaan tertekan. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran pendidikan jasmani termasuk pembelajaran lompat jauh harus menggembirakan dengan bentuk bermain atau permainan. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu yaitu, pembelajaran lompat dengan bermain. Mochamad A. Djumidar A. Widya (2004: 65) menyatakan: Tujuan pembelajaran melompat adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti meningkatkan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan ketangkasan. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran melompat antara lain: 1) Menggunakan tali 2) Menggunakan balok-balok 3) Menggunakan simpai rotan 4) Menggunakan kotak/box 5) Menggunakan bangku Swedia 6) Ban bekas kendaraan roda empat Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat dengan modifikasi alat bantu dapat menggunakan berbagai macam peralatan

33 17 seperti tali, balok, kotak, simpai, bangku Swedia, matras dan ban bekas mobil. Dari alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat tersebut dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada karakteristik gerakan lompat jauh. Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 66-72) memberikan contoh pembelajaran melompat sebagai berikut: 1) Lompat menggunakan tanda dan tali Siswa belajar lompat tanpa menentukan tempat tumpuan, namun bidang pendaratan diberi tanda agar siswa dapat menjadikan tanda tersebut menjadi suatu tingkat keberhasilan dalam lompatan. Pelaksanaan sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok b) Masing-masing kelompok barisan paling depan bersiap-siap berlari menuju bak lompat menunggu aba-aba peluit. Gambar 3. Pembelajaran Lompat Menggunakan Tanda dan Tali (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 66) 2) Lompat menggunakan tali dengan diatur ketinggiannya Pada pembelajaran ini siswa dirangsang untuk melakukan lompatan agar badan terangkat ke atas depan dengan cara melewati tali yang dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, 50 cm diatur ketinggiannya. Pelaksanaan sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok b) Masing-masing kelompok barisan paling depan bersiap-siap berlari menuju bak lompat menunggu aba-aba peluit. Gambar 4. Pembelajaran Lompat dengan Melewati Ketinggian Tali (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 67)

34 18 3) Lompat dengan mendarat di dalam lingkaran Alat yang digunakan ban bekas Tujuannya untuk memberikan kemampuan menerka tingkat keterampilan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan sebagai berikut : a) Siswa dibagi mejadi dua kelompok b) Para siswa disuruh melakukan lompatan dan mendarat pada lingkaran yang dimaksud Gambar 5. Pembelajaran Lompat dengan Mendarat di Dalam Lingkaran (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 67) 4) Lompat melewati kotak mendarat dalam lingkaran Kotak ditata dengan ketinggian tertentu di dalam bak pasir dan di depan kotak diletakkan lingkaran untuk pendaratan. Pelaksanaan sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok. b) Siswa melakukan awalan secukupnya dan berusaha melompat setinggi mungkin melewati kotak dan mendarat di dalam lingkaran. Gambar 6. Pembelajaran Lompat dengan Melewati Kotak (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 68) B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan modifikasi alat bantu pembelajaran dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:

35 19 1. Penelitian Iwan Riska dengan judul Perbedaan Pengaruh Penggunaan Alat bantu dan Power Otot Tungkai terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri I Wonogiri Tahun Pelajaran 2007/2008. Alat bantu yang digunakan adalah tali dan ban bekas. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, ada perbedaan pengaruh penggunaan alat bantu tali dan lingkaran terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2007/2008, (Fo = > Ft 4.11). Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu tali lebih baik daripada menggunakan ban bekas dengan selisih perbedaan Penelitian Lina Oktafia Fajriani dengan judul, Optimalisasi Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dengan Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011, diperoleh simpulan, penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada siswa kelas 2 SD Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. C. Kerangka Pemikiran Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok bagi siswa sekolah dasar harus diterapkan bentuk pembelajaran yang tepat. Siswa sekolah dasar pada dasarnya memiliki kecenderungan senang bermain. Oleh karena itu, dalam membelajarkan lompat jauh gaya jongkok bagi siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Modifikasi alat bantu merupakan alat bantu pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar. dan merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut guru dan siswa mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Upaya mencapai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang optimal, maka guru dapat menciptakan bentuk-bentuk pembelajaran lompat yang

36 20 menyenangkan bagi siswanya. Untuk membelajarkan lompat jauh gaya jongkok guru dapat menggunakan beberapa modifikasi alat pembelajaran seperti tali, kotak, simpai, ban bekas, matras dan lain sebagainya. Dari alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh tersebut dikemas dalam bentuk permainan yang mengarah pada pada karakteristik lompat jauh gaya jongkok. Dengan pembelajaran lompat yang menyenangkan, maka siswa akan aktif mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Modifikasi alat pembelajaran dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

37 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dilaksanakan selama satu bulan dan pelaksanaan penelitian pada 8 Januari 2011 sampai dengan 29 Januari 2011, sesuai jadwal pelajaran hari rabu dan sabtu, dimulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Untuk lebih jelasnya waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut : No Tahap Kegiatan Pengajuan judul 1 Persiapan Penyusunan proposal Konsultasi proposal Seminar dan revisi proposal 2 Pelaksanaan Tes awal Treatment Tes akhir Analisis data 3 Penyelesaian Penyusunan laporan Tahun 2010 Tahun 2011 Maret April November Desember Januari Pebruari B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas IV SD Negeri Saren 1 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 siswa. Dengan komposisi siswa putra: 7 anak dan siswa putri: 15 anak.

38 22 C. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang tes lompat jauh gaya jongkok melalui modifikasi alat bantu pembelajaran adalah seluruh siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 22 siswa yang terbagi atas 15 siswa putri dan 7 siswa putra. 2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan Mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari tes dan observasi yang mengacu pada buku Andi Suhendro (1999: 2.57). 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajat lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan siswa. 2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi pembelajaran. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian. Petunjuk pelaksanaan tes terlampir. E. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakn teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN ROLL

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN ROLL PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN ROLL DEPAN DENGAN MATRAS MENDATAR DAN MATRAS MIRING TERHADAP HASIL BELAJAR ROLL DEPAN SISWA PUTRI KELAS V DAN VI SD NEGERI MAJENANG 3 SUKODONO KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

ERIK SUPRIANTO K

ERIK SUPRIANTO K MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X JURUSAN KEPERAWATAN 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI IV GENUKHARJO KECAMATAN WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUWARDI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK ANTARA DOUBLE LEG BOUND DAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SKRIPSI Oleh: YUYUN DWI ARI WIBOWO X.5606045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah a. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PERMAINAN LEMPAR BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TUKSARI KLEDUNG TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : PARJONO X 4712595 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGPULE PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUYITO X 4710157

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LOMPAT BOX DAN BAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : SUMINAH NIM: X4711197

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuhkan, mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan menfasilitasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PUCANGAN KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SAMSURI

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh 15 BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI V BERO KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olah raga dewasa ini semakin pesat dan semakin banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui dan memahami makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang menuntut siswa lebih banyak berbuat dalam arti melakukan gerak, mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan jasmani Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : SETYO SADI ARSANI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Oleh : SETYO SADI ARSANI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SEBORO KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SETYO SADI ARSANI X4711362

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, bahkan pada pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI MEDIA BAN DAN KARDUS SISWA KELAS V SD NEGERI MEWEK KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh SUDARMI X 4710120

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi : Sutrisno : X : FKIP/Penjaskesrek Menyataka UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENERAPAN BIDANG MIRING SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GEMURUH PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUTRISNO X 4710150 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI I GARUNG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X4712562 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012 PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI OLEH : S U W A N D I X4711224 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN ALAT BANTU DAN TANPA ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN LOMPAT JAUH GAYA MELENTING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NGALIAN KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUDIRO NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan satu kesatuan dari sistem pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM: HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA KELAS X SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG DAN MENGONTROL BOLA MELALUI ALAT BANTU BOLA PLASTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUNDISARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN MELALUI MODIFIKASI BOLA BESAR PADA SISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING JURNAL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOARDBALL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SAWAHAN KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH Anak Agung Ngurah Putra Laksana 1 Universitas Islam 45 Bekasi Agungputralaksana@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR FOREHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KUMESU 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI oleh : ARIS PURWANTO NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran penghayatan nilai

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BICORONG II PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga pada umumnya dapat dipandang dari empat dimensi yaitu: (1) olahraga rekreatif yang menekankan tercapainya kesehatan jasmani dan rohani dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Pembicaraan tentang pembelajaran atau pengajaran tidak dapat dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Hubungan keduanya dapat dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SERVIS DENGAN SASARAN DITENTUKAN DAN SASARAN BEBAS TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER DAN NON LINIER TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN SMASH TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIPURUS KECAMATAN PONCOWARNO KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : SUBEKTI X4711371

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOERHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SD NEGERI 1 KEMBANG JATIPURNO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Atletik Menurut pendapat dari Aip Syaifuddin (1992:2), atletik adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan dan meliputi nomor jalan, lari,

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI MM 2 SMK NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh TRI AGUNG BAGUS KURNIADI K 5610079

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATANDAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATANDAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RAGUNG 1 KECAMATAN PENGARENGAN KABUPATEN SAMPANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh DENNI OKTAVIANDI K 5610026 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan aktifitas fisik dalam bentuk aktifitas gerak siswa, saat melakukan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses pembelajaran, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BEDUG 03 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: TRIO SASONGKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Disadari

Lebih terperinci

SKRIPSI INOVATIF HASIL. Oleh Dhani Anggriawan K

SKRIPSI INOVATIF HASIL. Oleh Dhani Anggriawan K SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF DENGANN MENGGUNAKAN ALAT BANTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Tersono, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan pembinaan olahraga nasional, seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang integral dari adanya pendidikan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI GULING BELAKANG PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUTOMO NIM.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Iswantara NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Iswantara NIM PENINGKATAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 2 KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016 HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Agus Tri Haryanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SKRIPSI. Oleh : Agus Tri Haryanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MODIFIKASI BOLA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : Agus Tri Haryanto K5610005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam cabang olahraga atletik yang memiliki unsur kecepatan, kekuatan, kelentukan dan keseimbangan.

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS IV-VI SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS IV-VI SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS IV-VI SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ANGGA EKA WAHYUDI K.5608034 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SELOGIRI KEC. KARANGGAYAM KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal berbagai macam bentuk olahraga, salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan

Lebih terperinci