PRAKTIKUM PERANCANGAN EXPERIMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTIKUM PERANCANGAN EXPERIMEN"

Transkripsi

1 LABORATORIUM MANAJEMEN INDUSTRI website : PRAKTIKUM PERANCANGAN EXPERIMEN Kelompok 16 : Awinda Fitria Matsaini Arif Nur Fadlan Tegar Pradana F.A Faiz Maulana PROGAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2012

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Perncangan Eksperimen ini tepat pada waktunya. Laporan praktikum ini berisi tentang pembahasan Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan Faktoiral. Yang mana setiap metode rangcangan ekperimen ini dihitung secara manual dan menggunakan software SPSS. Dengan terselesaikannya laporan praktikum perancangan eksperimen ini, maka tidak lupa kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Ari Basiki ST,MT. selaku Kepala Laboratorium Statistik dan Manajemen Industri, Ibu Ernaning Widiaswati, SSi, MT. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perancangan Ekesperimen. 2. Asisten Statistik yang senantiasa membantu dan membimbing praktikan dalam Praktikum Perancangan Eksperimen ini. 3. Teman-teman Kelompok 16 yang telah kompak mengerjakan bersama-sama dalam penyelesaian laporan praktikum perancangan ekspeimen ini. 4. Pihak pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan dalam penyusunan laporan praktikum perancangan ekspeimen ini, dan semoga laporan praktikum perancangan ekspeimen ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan bagi kami selaku penulis. Bangkalan, 26 Januari 2012 Penyusun i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belang Tujuan Praktikum Mamfaat Praktikum... 1 BAB II... 2 TINJAUAN TEORITIS Desain Eksperimen RAL, RAK, FAKTORIAL... 4 BAB III... 7 PENGOLAHAN DATA Studi Kasus Studi kasus RAL (Rancangan Acak Lengkap) Studi kasus RAK (Rancangan Acak Kelompok) Studi Kasus Faktorial Hipotesis Perencanaan Treatmant Perancangan Eksperiment prosedur praktikum Prosedur Praktikum RAL(Rancangan Acak Lengkap ) Prosedur Praktikum RAK(Rancangan Acak Kelompok) Prosedur Praktikum Faktorial Tabel dan Perhitungan untuk RAL, RAK, FAKTORIAL Pengolahan Data Menggunakan Sofware SPSS ii

4 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASA Analisis Hasil Penelitian (RAL, RAK, FAKTORIAL) Rancangan Acak Lengkap (RAL) Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial BAB V KESIMPULAN Rancangan Acak Lengkap (RAL) Rancangan Acak Kelompok (RAK) Rancangan Faktorial DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Outpu SPSS Rancangan Acak Lengkap (RAL) Outpu SPSS Rancangan Acak Kelompok (RAK) Outpu SPSS Faktorial DATA POPULASI KELOMPOK PRAKTIKUM DOE KACANG HIJAU FOTO PERTUMBUHAN KACANG HIJAU KELOMPOK iii

5 DAFTAR TABEL TABEL 1. DATA RAL (RANCANGAN ACAK LENGKAP)... 7 TABEL 2. DATA RAL (RANCANGAN ACAK KELOMPOK)... 7 TABEL 3. DATA FAKTORIAL... 8 TABEL 4. ANOVA RAL TABEL 5. ANOVA RAK TABEL 6. ANOVA FAKTORIAL TABEL 7. TESTS OF BETWEEN-SUBJECTS EFFECTS RAL TABEL 8. MULTIPLE COMPARISONS RAL TABEL 9. TUKEY HSD RAL TABEL 10. TESTS OF BETWEEN-SUBJECTS EFFECTS RAK TABEL 11. MULTIPLE COMPARISONS RAK TABEL 12. TUKEY HSD RAK TABEL 13. TESTS OF BETWEEN-SUBJECTS EFFECTS FAKTORIAL TABEL 14. MULTIPLE COMPARISONS FAKTOR_ TABEL 15. TUKEY HSD FAKTOR_ TABEL 16. MULTIPLE COMPARISONS FAKTOR_ TABEL 17. TUKEY HSD FAKTOR_ TABEL 18. TEST OF BETWEEN SUBJECTS EFFECTS RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) TABEL 19. MULTIPLE COMPARISONS RAL TABEL 20. TUKEY HSD RAL TABEL 21. TEST OF BETWEEN SUBJECTS EFFECTS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) TABEL 22. MULTIPLE COMPARISONS RAK TABEL 23. TUKEY HSD RAK TABEL 24. TEST OF BETWEEN SUBJECTS EFFECTS RANCANGAN FAKTORIAL TABEL 25. MULTIPLE COMPARISONS FAKTOR_ TABEL 26. TUKEY HSD FAKTOR_ TABEL 27. MULTIPLE COMPARISONS FAKTOR_ TABEL 28. TUKEY HSD FAKTOR_ iv

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belang Praktikum Perancangan Eksperimen merupakan bagian dari kurikulum (materi) mata kuliah perancangan eksperimen dengan bobot 1 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah perancangan eksperimen. Praktikum perancangan eksperimen dilakukan di ruang laboratorium Statistik dan Manajemen Industri, praktikan melakukan tiga eksperimen (percobaan) yaitu rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok dan Factorial Design dengan pemberian kadar air (level) masing-masing tiga macam kadar air yaitu 8 ml, 12 ml, 16 ml dimana pada perancangannya dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan untuk melakukan percobaan yang dianggap mewakili bentuk permasalahan yang dihadapinya. Alat peraga digunakan untuk merancang berbagai bentuk rancangan percobaan. Mahasiswa juga dituntuk untuk mengambil data dengan tujuan agar mahasiswa mampu dalam pengambilan data dan mengolah data yang diperoleh dengan cara manual dan Sofware SPSS serta mampu melakukan analisisnya. 1.2 Tujuan Praktikum a. Dapat melakukan suatu bentuk rancangan eksperimen dengan menggunakan bentuk rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok, dan Factorial Design. b. Untuk melihat interaksi antara faktor (kadar air dan ketebalan kapas) apakah ada pengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. 1.3 Mamfaat Praktikum Manfaat dari praktikum eksperimen diantaranya : a. Meningkatkan penguasaan terhadap materi teoritis dan peyelesaian masalah secara manual dan software SPSS. b. Mengaplikasikan secara langsung dari materi yang diberikan dosen di ruang kuliah. c. Mengetahui pengaruh kadar air dan ketebalan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. 1

7 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Desain Eksperimen a) Pengertian Eksperimen suatu tindakan atau pengamatan khusus yang dilakukan : - Untuk menguji atau menguatkan pendapat yang diduga kebenarannya - Untuk menemukan beberapa pengaruh (prinsip) yang tidak/belum diketahui. b) Pengertian Desain Eksperiment Suatu prosedur (langkah-langkah lengkap) yang perlu diambil sebelum eskperimen dilakukan agar supaya data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh, sehingga analisis dan kesimpulan secara obyektif dapat dilakukan. c) Tujuan Eksperiment - Menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap suatu respon Y - Menentukan nilai X yang berpengaruh terhadap respon Y sedemikian hingga nilai Y mendekati nilai nominal yang diinginkan. - Menentukan nilai X yang berpengaruh terhadap respon Y sedemikian hingga nilai Y variabilitasnya minimal - Menentukan nilai X yang berpengaruh terhadap respon Y sedemikian hingga pengaruh dari variabel-variabel uncontrollable Z dapat diminimalkan. d) Tujuan Desain Eksperiment - Memperoleh keterangan tentang bagaimana respon yang akan diberikan oleh suatu obyek pada berbagai keadaan tertentu (perlakuan) yang ingin diperhatikan, - memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan (berguna) untuk memecahkan persoalah yanga akan dibahas. e) Ada 3 hal penting dalam EKSPERIMEN. 1. Respon yang diberikan oleh obyek 2. Keadaan tertentu yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan respon, dan 3. Keadaan lingkungan serta keragaman alami obyek yang dapat mengacaukan pemahaman tentang respon yang terjadi. 2

8 f) Istilah-istilah dalam Desain Eksperimen 1. Perlakuan (TREATMENT) Sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Misal: tipe mesin, operator, umur, jenis kelamin, dsb. 2. Unit eksperimen (EXPERIMENTAL UNIT) Unit yang dikenai perlakuan dalam sebuah replikasi eksperimen dasar. Misal: sebuah logam, seekor ayam, dsb. 3. Kekeliruan Eksperimen (EXPERIMENTAL ERROR) Kegagalan dari dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Misal: kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, kekeliruan pengamatan, variasi bahan, variasi antar unit eksperimen, dsb. g) Prinsip Dasar dalam Desain Eksperimen 1. Pengulangan (REPLCATION) : pengulangan dari eksperimen dasar, yang berfungsi untuk : - memberikan suatu dugaan dari galat (kesalahan) eksperimen - meningkatkan ketelitian suatu eksperimen melalui pengurangan simpangan baku dari nilai tengah (mean) perlakuan - memperluas cakupan penarikan kesimpulan dari suatu eksperimen 2. Pengacakan (RANDOMIZATION) : ntuk menjamin kesahihan (validitas) atas pendugaan tak bias dari galat eksperimen dan nilai tengah perlakuan serta perbedaannya. 3. Pengendalian Lokal (LOCAL CONTROL) : Langkah-langkah atau usaha-usaha yang berbentuk penyeimbangan, pemblokan dan pemblokan unitu-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. 3

9 2.2 RAL, RAK, FAKTORIAL 1. RAL (Rancangan Acak Lengkap) a. Gambaran Umum Syarat yang harus diperhatikan dalam RAL : 1. Kecuali perlakuannya, semua (media percobaan dan keadaan-keadaan lingkungan lainnya) harus serba sama atau homogen. 2. Penempatan perlakuan ke dalam satuan-satuan percobaan dilakukan secara acak lengkap, yang artinya kita perlakukan semua satuan percobaan sebagai satu kesatuan dimana perlakuan ditempatkan ke dalamnya secara acak. 3. Hanya mempunyai 1 faktor dan mempunyai sejumlah taraf faktor yang nilainya bisa kualitatif maupun kuantitatif. b. Keuntungan menggunakan RAL antara lain : 1. Denah perancangan percobaannya lebih mudah. 2. Analisis statistik terhadap objeck percobaan sederhana. 3. Fleksibel dalam jumlah penggunaan perlakuan dan ulangan. RAL selain perlakuan, semua serba sama (homogen), hal ini membawa konsekuensi bahwa, selain perlakuan tidak ada faktor lain yang dianggap berpengaruh terhadap hasil pengamatan. Oleh karena itu dapat diajukan suatu model analisis : Y ijk = μ + τ i + ε ij Yijk = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i & ulangan ke-j μ τi εij = nilai tengah umum = pengaruh perlakuan ke-i = galat percobaan pada perlakuan ke-i & ulangan ke-j 2. RAK (Rancangan Acak Kelompok) Rancangan Acak Kelompok adalah suatu ranangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan kedalam group-group yang homogen yang dinamakan kelompok dan kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masingmasing kelompok. Pengelompokan digunakan untuk usaha memperkecil galat, dan untuk membuat kragaan satuan-satuan percobaan di dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin sedangkan perbedaan antar kelompok sebesar mungkin. 4

10 Jika pada RAL satuan percobaan yang digunakan harus homogen maka pada RAK tidak perlu homogen, dan untuk ketidakhomogenan tersebut akan dikelompokkan menjadi satuan-satuan yang mendekati homogen, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengelompokkan adalah untuk menjadikan keragaman dalam kelompok menjadi sekecil mungkin dan keragaman antar kelompok sebesar mungkin. a. Keuntungan RAK Lebih efisien dan akurat dibandigkan dengan RAL Lebih fleksibel Penarikan kesimpulan lebih luas Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji hipotesis dan lain-lain b. Model RAK sebagai berikut : Y ij = μ + τ i + β j + ε ij Y ij = nilai pengamatan pada perlakuan ke i kelompok ke j μ = nilai tengah umum τ i = pengaruh perlakuan ke - i β j = pengaruh kelompok ke - j ε ij = galat percobaan pada perlakuan ke i & kelompok ke -j p = banyaknya perlakuan r = banyaknya kelompok / ulangan c. RAK Model Tetap, Model Acak, Model Campuran Untuk model tetap & acak pengertiannya sama seperti pada RAL. Untuk model campuran, ilustrasinya adalah sbb : Menguji 4 macam pembuatan pinisilin dengan bahan dasar minyak jagung.untuk ke-4 macam proses perlakuannya ditetapkan terlebih dahulu, sehingga pengaruhnya tetap. Sedangkan kualitas minyak jagung sangat ditetukan oleh bahan baku jagung dan setiap varietas jagung memberikan kualitas yang berbeda. Misal kita mengambil 5 kualitas untuk percobaan yang dianggap sebagai wakil dari populasi yang mungkin, katakanlah terpilih secara acak. Dengan demikian kita mempunyai 2 pengaruh berbeda dari percobaan ini, sehingga model yang digunakan adalah model campuran (mixed model). 5

11 3. Faktorial Percobaan faktorial adalah suatu percobaan dimana dalam satu keadaan (unit percobaan) dicobakan secara bersamaan dari beberapa (2 atau lebih) percobaanpercobaan tunggal. Dari percobaan faktorial, selain dapat diketahui pengaruh-pengaruh tunggal faktor yang diujikan, dapat diketahui pula pengaruh gabungan (interaksi) dari masingmasing faktor yang diujikan. Percobaan faktorial dicirikan dengan perlakuan yang merupakan kombinasi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf faktor yang dicobakan. Keuntungan dari penggunaan percobaan faktorial adalah : a. Karena percobaan faktorial merangkum beberapa percobaan faktor tunggal sekaligus, maka percobaan faktorial akan lebih menepatgunakan dan dapat menghemat waktu, bahan, alat, tenaga kerja dan modal yang tersedia dalam mencapai semua sasaran percobaan-percobaan faktor tunggal sekaligus. b. Dapat diketahui adanya kerjasama antara faktor (interaksi) dan pengaruh faktor dari dua faktor atau lebih. Selain keuntungan yang diperoleh, percobaan faktorial memiliki kelemahan, yaitu makin banyak faktor yang diteliti, kombinasinya perlakuan makin meningkat pula, sehingga ukuran percobaan makin besar dan akan mengakibatkan ketelitiannya makin berkurang, perhitungan / analisisnya menjadi lebih rumit bila faktor / level ditambah, sehingga memerlukan ketelitian yang lebih cermat dan interaksi lebih dari dua faktor agak sulit untuk menginterpretasikan. Dalam percobaan faktorial modelnya adalah : Y ijk i j ij ijk Y ijk = nilai hasil pengamatan µ = nilai tengah umum I j ij ijk = pengaruh faktor A level ke-i = pengaruh faktor B level ke-j = interaksi AB = galat percobaan 6

12 BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Studi Kasus Studi kasus RAL (Rancangan Acak Lengkap) Seorang mahasiswa melakukan percobaan untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan 3 jenis kadar air sebagai perlakuan yaitu 8 ml, 12 ml dan 16 ml terhadap pertumbuhan kacang hijau, agar nantinya dapat diketahui pemberian kadar air yang paling baik. Cara pengujian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang dilakukan sebanyak 5 kali ulangan. Dari masing-masing 3 jenis kadar air akan diketahui tinggi kacang hijau dengan cara mengukur tinggi batang kacang hijau menggunakan benang dan penggaris. Tabel 1. Data RAL (Rancangan Acak Lengkap) Kadar Air (Level) Replikasi I II III IV V Total 8 ml ml ml Total Studi kasus RAK (Rancangan Acak Kelompok) Seorang mahasiswa bermaksud untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau dengan dilakukan percobaan dengan mempergunakan 3 jenis kadar air sebagai perlakuan yaitu 8 ml, 12 ml dan 16 ml. Selain itu, melakukan percobaan dengan lama perendaman yang akan digunakan adalah 0 menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit dan 40 menit. Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari pemberian kadar air yang berbeda tersebut dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. Tabel 2. Data RAL (Rancangan Acak Kelompok) Kadar Air (Level) Lama Perendaman 0' 10' 20' 30' 40' Total 8 ml ml ml Total

13 3.1.3 Studi Kasus Faktorial Seorang mahasiswa ingin menguji pertumbuhan kacang hijau. Mahasiswa tersebut menduga terdapat dua faktor yang signifikan bisa mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Faktor pertama adalah kadar air yang digunakan dan kedua yaitu ketebalan kapas. Kemudian dilakukan eksperimen (percobaan) dengan melibatkan kedua faktor tersebut. Faktor pertama adalah kadar air (factor ke-1) dengan tiga macam kadar air, yaitu 8 ml, 12 ml, dan 16 ml. dan factor kedua adalah ketebalan kapas (factor ke-2) dengan tiga macam lapisan kapas, yaitu 2 lapis, 3 lapis, dan 4 lapis sebagai tempat pertumbuhan kacang hijau. Sehingga dapat diketahui apakah ada pengaruh factor pertama dan faktor kedua terhadap pertumbuhan kacang hijau. Tabel 3. Data Faktorial Kadar Air (faktor ke-1) Ketebalan Kapas (Faktor Ke-2) 2 Lapis 3 Lapis 4 Lapis Total ml ml ml Total Hipotesis 1. RAL (rancangan acak lengkap) H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. 3. RAK (rancangan acak kelompok) H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 8

14 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. 3. Faktorial H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian faktor pertama yaitu tiga macam kadar air yang berbeda dan factor kedua yaitu tiga macam lapisan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian faktor pertama yaitu tiga macam kadar air yang berbeda dan factor kedua yaitu tiga macam lapisan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau Perencanaan Treatmant Untuk bisa mengetahui pengaruh kedua faktor secara lebih spesifik, maka mahasiswa tersebut memutuskan menggunakan tiga jenis kadar air, yaitu 8 ml, 12 ml dan 16 ml. Sedangkan untuk faktor ketebalan kapas juga digunakan 3 level, yaitu 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis kapas Perancangan Eksperiment Eksperimen dilakukan dengan cara mengukur tinggi batang kacang hijau dengan alat ukur penggaris dan benang sehingga nantinya akan diketahui tinggi kacang hijau dalam satuan cm. Untuk mendukung keakuratan (obyektifitas) data, percobaan yang dilakukan pada kondisi di setiap level untuk setiap faktornya, dilakukan replikasi (perulangan percobaan pada kondisi yang sama) sebanyak 3 kali. 9

15 3.2 prosedur praktikum Prosedur Praktikum RAL(Rancangan Acak Lengkap ) a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Mengambil air dengan menggunakan air gelas secukupnya c. Merendam kacang hijau kedalam gelas, lalu lihat yang mengambang diambil lalu di buang. d. Memasukaan kapas kedalam gelas masing-masing e. Memasukkan kacang hijau sebanyak (5) kali ulangan, setelah itu mengambil air sebanyak 8 ml, 12ml, 16ml. lalu semprotkan ke dalam gelas yang berisi kacang hijau. f. Setelah semua selesai maka gelas yang berisi kacang hijau tersebut disimpan ditempat yang gelap agar supaya tumbuh. g. Setelah beberapa hari ukurlah tinggi kacang hijau dengan menggunakan penggaris dan benang h. Dan setelah itu catat hasilnya untuk mempeoleh data percobaan RAL(Rancangan Acak Lengkap) Prosedur Praktikum RAK(Rancangan Acak Kelompok) a. Menyiapkan alat dan bahan. b. Mengambil air dengan menggunakan air gelas secukupnya c. Memasukkan kacang hijau kedalam gelas, lalu lihat yang mengambang diambil lalu di buang d. Memasukaan kapas kedalam gelas masing-masing e. Memasukkan kacang hijau sebanyak (5) kali kedalam gelas dengan lama perendaman masing- masing mulai 0 menit sampai 40 menit. setelah itu mengambil air sebanyak 8 ml, 12 ml, 16ml. lalu semprotkan ke dalam gelas yang berisi kacang hijau. f. Setelah semua selesai maka gelas yang berisi kacang hijau tersebut disimpan ditempat yang gelap agar supaya tumbuh. g. Setelah beberapa hari ukurlah tinggi kacang hijau dengan menggunakan penggaris dan benang 10

16 h. setelah itu catat hasilnya untuk mempeoleh data RAK(Rancangan Acak Kelompok) Prosedur Praktikum Faktorial a. Menyiapkan alat dan bahan. b..mengambil air dengan menggunakan air gelas secukupnya c. Merendam kacang hijau kedalam gelas, lalu lihat yang mengambang diambil lalu di buang d. Memasukaan kapas kedalam gelas, masing-masing mulai dari 2 lapis sampai 4 lapis e. Memasukkan kacang hijau masing-masing dua buah kedalam gelas yang berisi kapas 2 lapis, 3 lapis,dan 4 lapis. f. Setelah itu mengambil air sebanyak 8 ml. kedalam gelas lalu semprotkan ke dalam gelas yang berisi kacang hijau dengan kapas 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis. g. Setelah itu mengambil air sebanyak 12 ml. kedalam gelas lalu semprotkan ke dalam gelas yang berisi kacang hijau dengan kapas 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis. h. Setelah itu mengambil air sebanyak 16 ml. kedalam gelas lalu semprotkan ke dalam gelas yang berisi kacang hijau dengan kapas 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis i. Setelah semua selesai maka gelas yang berisi kacang hijau tersebut disimpan ditempat yang gelap agar supaya tumbuh. j. Setelah beberapa hari ukurlah tinggi kacang hijau dengan menggunakan penggaris dan benang dan setelah itu catat hasilnya untuk mempeoleh data percabaan faktorial. 11

17 3.3 Tabel dan Perhitungan untuk RAL, RAK, FAKTORIAL 1. RAL FK = = 69,4 2 / (5. 3) = 4816,36 / 15 = 321,09 SST = 2 - FK = (3, , , , , , , , , , , , , ) - 321,09 = 352, ,09 = 31,02 SSBG = = (17, , ,25 2 ) / 5 321,09 = 334, ,09 = 13,81 SSWG = SST SSBG = 31,02-13,81 = 17,21 SSBG = SSBG / dfbg = 13,81 / (3-1) = 13,81 / 2 = 6,91 12

18 MSWG = SSWG / dfwg. p(n-1) = 17,21 / 3(5-1) = 17,21 / 3 (4) = 1,43 Fhit Tabel 4. Anova RAL Source df SS MS Fhitung Between Groups Within groups Total 14 = MSBG / MSWG = 6,91 / 1,43 = 4,83 Ftabel = 3,88 Hipotesa H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan Kesimpulan kacang hijau. Fhitung (4,83) > Ftabel (3,88) untuk α = 0,05, jadi dapat disimpulkan tolak H0 yaitu Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. 13

19 2. RAK FK = y 2 / rp = 75,7 2 / (5. 3) = 5730,49 / 15 = 382,03 SST = i j Yij 2 - FK = (2, , , , , , , , , , ,25 2 ) 382,03 = 432,17 382,03 = 50,14 SSB = j( iyij) 2 /p - FK = (15, , , , ,75 2 ) / 3-382,03 = 1152,56 / 3-382,03 = 384,19-382,03 = 2,16 SSP = j( iyij) 2 /r - FK = (26, ,1 2 ) / 5-382,03 = 1913,37 / 5-382,03 = 382,67-382,03 = 0,64 SSE = SST SSB SSP = 50,14-2,16-0,64 = 47,34 MSB = SSB / dfb = 2,16 / (5-1) = 2,16 / (5-1) 14

20 = 2,16 / 4 = 0,54 MSP = SSP / dfp = 0,64 / (p - 1) = 0,64 / (3-1) = 0,64 / 2 = 0,32 MSE = SSE / dfe = 47,34 / (r - 1) (p - 1) = 47,34 / (5-1) (3-1) = 47,34 / (4) (2) = 47,34 / 8 = 5,92 Fhit Fhit Tabel 5. Anova RAK source df SS MS Fhitung Blok 4 2,16 0,54 0,09 Perlakuan 2 0,64 0,32 0,05 Error 8 47,34 5,92 Total 14 50,14 = MSB / MSE = 0,54 / 5,92 = 0,09 = MSP / MSE = 0,32 / 5,92 = 0,05 Ftabel = 4,46 15

21 Hipotesa H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kesimpulan Oleh karena Fhitung (0,05) < Ftabel (4.46), maka terima H0, maka kesimpulannya Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. 3. FAKTORIAL FK = ( i j k Yijk) 2 / nab = 130,3 2 / 3 x 3 x 3 = 16978,09 / 27 = 628, ,82 SST = i j k Y 2 ijk FK = (3, , , , , , , ,5 2 ) - 628,82 = 96,98 SSA = j ( i Yijk) 2 / nb FK = (32,7 49,75 47,85) / 3 x 3-628,82 =5833,975 / 9-628,82 = 5833, ,82 = 19,399 19,40 SSB = i j ( i Yijk) 2 / na FK = (47, , ,7 2 ) / 3 x 3-628,82 16

22 = 637,82-628,82 = 9 SSAB = i j ( i Yijk) 2 / n FK SSA SSB = (13,05 16,4 18, ,3 2 ) / 3-628,82-19,40-9 = 662,65-628,82-19,40-9 = 5,43 SSError = SST SSA SSB SSAB Menghitung MS = 96,98 19,40 9 5,43 = 63,15 MSP = 1284,63/8 = 160,58 MSA = 19.40/2 = 9,7 MSB = 9/2 = 4,5 MSAB = 5,43/4 = 1,34 MS Error = 63,15/18 = 3,51 Tabel 6. Anova Faktorial Source df SS MS Fhitung Perlakuan A B AB Error Total

23 Hipotesa H0 = θ1 = θ2 =... = θ8 = 0 H1 = θ1 θ2... θ8 0 H0 = Tidak ada pengaruh pemberian faktor pertama yaitu tiga macam kadar air yang berbeda dan factor kedua yaitu tiga macam lapisan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian faktor pertama yaitu tiga macam kadar air yang berbeda dan factor kedua yaitu tiga macam lapisan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. Fhitung = 0.38 dan Ftabel(2.10) = 4,10 jadi Fhitung<Ftabel, maka terima H0 yang artinya tidak ada pengaruh pemberian faktor pertama yaitu tiga macam kadar air yang berbeda dan factor kedua yaitu tiga macam lapisan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. 18

24 3.4 Pengolahan Data Menggunakan Sofware SPSS 1. RAL Tabel 7. Tests of Between-Subjects Effects RAL Tabel 8. Multiple Comparisons RAL Tabel 9. Tukey HSD RAL 19

25 2. RAK Tabel 10. Tests of Between-Subjects Effects RAK Tabel 11. Multiple Comparisons RAK 20

26 Tabel 12. Tukey HSD RAK 3. FAKTORIAL Tabel 13. Tests of Between-Subjects Effects Faktorial Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Sour ce Corrected Model Interc ept faktor_1 faktor_2 faktor_1 * faktor_2 Error Total Corrected Total Tests of Between-Subjects Effects Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. R Squared =.349 (Adjusted R Squared =.059) Factor_1 Tabel 14. Multiple Comparisons Faktor_1 Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD Multiple Com parisons (I) Kadar_Air (J) Kadar_Air Based on obs erved means. Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound

27 Tabel 15. Tukey HSD Faktor_1 Ting gi_kecambah Tukey HSD a,b Subs et Kadar_Air Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =.05. Factor_1 Tabel 16. Multiple Comparisons Faktor_2 Multiple Com parisons Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD (I) Ketebalan_Kapas (J) Ketebalan_Kapas Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound Based on obs erved means. Tabel 17. Tukey HSD Faktor_1 Tinggi_Kecambah Tukey HSD a,b Subs et Ketebalan_Kapas Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =

28 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASA 4.1 Analisis Hasil Penelitian (RAL, RAK, FAKTORIAL) Rancangan Acak Lengkap (RAL) Tabel 18. Test of Between Subjects Effects Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan hipotesis : H 0 : τ 1 = τ 2 = = τ 8 = 0 H 1 : τ 1 τ 2 τ 8 0 Hipotesis yang digunakan untuk praktikum ini dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah : H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau. Dari hasil Test of Between Subjects Effects = Oleh karena F hit (2.12), F tabel = 3,88 jadi F hit > F tabel (4.814 > 3.88) maka H 0. tolak dan H 1 diterima, Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau 23

29 Tabel 19. Multiple Comparisons RAL Tujuan: Untuk mengetahui, apakah semua sampel berasal dari populasi yang memiliki identik yang berbeda atau tidak berbeda. Hipotesis : H0 : Rata - rata untuk profit I = j. H1 : Rata - rata untuk profit I j. Pengambilan Keputusan : Jika Probabilitas > α (0.05) maka terima Ho Jika Probabilitas < α (0.05) maka tolak Ho Kesimpulan: Hasil output diatas diperoreh sig > α (0.05) adalah antara treatment 1 dengan treatment 3 dengan sig 0.482, antara treatment 2 dengan treatment 3 dengan sig 0.184, maka pada treatment tersebut adalah terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata pada treatment tersebut adalah identik. 24

30 Tabel 20. Tukey HSD RAL Dari output SPSS diatas dapat diketahui bahwa pada treatment 1 dan 3 terletak pada subset ke-1. Hal ini berarti pengaruh treatment 1 dengan treatment 3 tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau. Dan pada treatment 3 dan 2 terletak dalam subset ke-2. Hal ini berarti pengaruh treatment 3 dengan treatment 2 tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan pada treatmen 1 berada subset 1 dan treatment 2 berada disubset 2. Hal ini berarti pengaruh treatment 3 dengan treatment 2 tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau Rancangan Acak Kelompok (RAK) Tabel 21. Test of Between Subjects Effects Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan hipotesis : H 0 : τ 1 = τ 2 = = τ 8 = 0 H 1 : τ 1 τ 2 τ

31 Hipotesis yang digunakan untuk praktikum ini dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah : H0 = Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. H1 = Ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. Dari hasil Test of Between Subjects Effects diketahui Fhitung = F tabel (2.8) = 4.46, jadi F hit < F tabel (0.054 < 4.46) maka H 0. Diterima dan H 1 ditolak, Kesimpulannya adalah Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. Tabel 22. Multiple Comparisons RAK 26

32 Tujuan: Untuk mengetahui, apakah semua sampel berasal dari populasi yang memiliki identik yang berbeda atau tidak berbeda. Hipotesis : H0 : Rata - rata untuk profit I = j. H1 : Rata - rata untuk profit I j. Pengambilan Keputusan : Jika Probabilitas > α (0.05) maka terima Ho Jika Probabilitas < α (0.05) maka tolak Ho Kesimpulan: Hasil output diatas diperoreh nilai antara semua blok memiliki nilai sig > α (0.05) dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pada setiap blok tersebut adalah terima H0, dan rata-rata pada blok tersebut adalah identik. Tabel 23. Tukey HSD RAK Dari output SPSS diatas dapat diketahui bahwa semua blok berada pada subset ke-1. Hal ini berarti pengaruh antara semua blok tersebut tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau 27

33 4.1.3 Faktorial Tabel 24. Test of Between Subjects Effects Rancangan Faktorial Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tests of Betw een-subjects Effects Sour ce Corrected Model Interc ept faktor_1 faktor_2 faktor_1 * faktor_2 Error Total Corrected Total Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. R Squared =.349 (Adjusted R Squared =.059) Pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan hipotesis : H 0 :τ 1 = τ 2 = = τ 8 = 0 H 1 :τ 1 τ 2 τ 8 0 Hipotesis yang digunakan untuk praktikum ini dengan menggunakan metode Rancangan Faktorial adalah : - H0 = tidak terdapat hubungan antara pemberian kadar air dan ketebalan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. - H1 = terdapat hubungan antara pemberian kadar air dan ketebalan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. Dari tabel test of between subject effect diperoleh nilai Fhit faktor_1 = 2,765, Fhit faktor_2 = 1,282 dan Fhit faktor_1*faktor_2 = 0,387. Sedangkan dari nilai F tabel (2,18) = 3,55. Jadi, F hitung < F tabel, maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pemberian kadar air dan ketebalan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. 28

34 Factor_1 Tabel 25. Multiple Comparisons Faktor_1 Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD Multiple Com parisons (I) Kadar_Air (J) Kadar_Air Based on obs erved means. Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound Tujuan: Untuk mengetahui, apakah semua sampel berasal dari populasi yang memiliki identik yang berbeda atau tidak berbeda. Hipotesis : H0 : Rata - rata untuk profit I = j. H1 : Rata - rata untuk profit I j. Pengambilan Keputusan : Jika Probabilitas > α (0.05) maka terima Ho Jika Probabilitas < α (0.05) maka tolak Ho Kesimpulan: Hasil output diatas diperoreh nilai antara semua kadar air memiliki nilai sig > α (0.05) dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pada setiap kadar air tersebut adalah terima H0, dan rata-rata pada blok tersebut adalah identik. 29

35 Tabel 26. Tukey HSD Faktor_1 Ting gi_kecambah Tukey HSD a,b Subs et Kadar_Air Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =.05. Dari output SPSS diatas dapat diketahui bahwa semua kadar air berada pada subset ke-1. Hal ini berarti pengaruh antara semua kadar air tersebut tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau Factor_2 Tabel 27. Multiple Comparisons Faktor_2 Multiple Com parisons Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD (I) Ketebalan_Kapas (J) Ketebalan_Kapas Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound Based on obs erved means. Untuk mengetahui, apakah semua sampel berasal dari populasi yang memiliki identik yang berbeda atau tidak berbeda. Hipotesis : H0 : Rata - rata untuk profit I = j. H1 : Rata - rata untuk profit I j. Pengambilan Keputusan : Jika Probabilitas > α (0.05) maka terima Ho Jika Probabilitas < α (0.05) maka tolak Ho 30

36 Kesimpulan: Hasil output diatas diperoreh nilai antara semua ketebalan kapas memiliki nilai sig > α (0.05) dengan demikian dapat disimpulakan bahwa pada ketebalan kapas tersebut adalah terima H0, dan rata-rata pada blok tersebut adalah identik. Tabel 28. Tukey HSD Faktor_1 Tinggi_Kecambah Tukey HSD a,b Subs et Ketebalan_Kapas Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =.05. Dari output SPSS diatas dapat diketahui bahwa semua ketebalan kapas berada pada subset ke-1. Hal ini berarti pengaruh antara semua ketebalan kapas tersebut tidak berbeda secara signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau 31

37 BAB V KESIMPULAN Secara umum dari penelitian ini dapat diketahui bahwa intensitas suatu cahaya, media tanam, dan pemberian kadar air tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau dan tidak dapat mengoptimalkan pertumbuhan ataupun menghambat pertumbuhan. Sedangkan kesimpulan berdasarkan 3 rancangan metode percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh masing masing kesimpulan yaitu : 4.1 Rancangan Acak Lengkap (RAL) Dari hasil Test of Between Subjects Effects = Oleh karena F hit (2.12), F tabel = 3,88 jadi F hit > F tabel (4.814 > 3.88) maka H 0. tolak dan H 1 diterima, Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan kacang hijau 4.2 Rancangan Acak Kelompok (RAK) Dari hasil Test of Between Subjects Effects diketahui Fhitung = F tabel (2.8) = 4.46, jadi F hit < F tabel (0.054 < 4.46) maka H 0. Diterima dan H 1 ditolak, Kesimpulannya adalah Tidak ada pengaruh pemberian tiga jenis kadar air yang berbeda dan lama perendaman yang berbeda pula terhadap pertumbuhan kacang hijau. 4.3 Rancangan Faktorial Dari tabel test of between subject effect diperoleh nilai Fhit faktor_1 = 2,765, Fhit faktor_2 = 1,282 dan Fhit faktor_1*faktor_2 = 0,387. Sedangkan dari nilai F tabel (2,18) = 3,55. Jadi, F hitung < F tabel, maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pemberian kadar air dan ketebalan kapas terhadap pertumbuhan kacang hijau. 32

38 DAFTAR PUSTAKA Astanto kasno kacang hijau alternatif yang menguntungkan ditanam di lahan kering. Tabloid sinar tani. Balitkabi Setiawan,ade.2009.Rancangan acak lengkap. diakses tanggal 22- Januari-2012 Titah Yudhistirah. Desain eksperimen. tanggal 25 Januari

39 LAMPIRAN 1. Outpu SPSS Rancangan Acak Lengkap (RAL) 34

40 2. Outpu SPSS Rancangan Acak Kelompok (RAK) 35

41 36

42 3. Outpu SPSS Faktorial Betw een-sub jects Factors Kadar_Air Ketebalan_Kapas N Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Descriptive Statistics Kadar_Air Total Ketebalan_Kapas Total Total Total Total Mean Std. Deviation N

43 Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tests of Betw een-subjects Effects Sour ce Corrected Model Interc ept faktor_1 faktor_2 faktor_1 * faktor_2 Error Total Corrected Total Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. R Squared =.349 (Adjusted R Squared =.059) Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD Multiple Com parisons (I) Kadar_Air (J) Kadar_Air Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound Based on obs erved means. Homogeneus Subsets Ting gi_kecambah Tukey HSD a,b Subs et Kadar_Air Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =

44 Multiple Com parisons Dependent Variable: Tinggi_Kec ambah Tukey HSD (I) Ketebalan_Kapas (J) Ketebalan_Kapas Mean Difference 95% Confidence Interv al (I-J) Std. Error Sig. Low er Bound Upper Bound Based on obs erved means. Tinggi_Kecambah Tukey HSD a,b Subs et Ketebalan_Kapas Sig. N Means for groups in homogeneous subs ets are displayed. Based on Type III Sum of Squar es The error term is Mean Square( Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =

45 4. DATA POPULASI KELOMPOK PRAKTIKUM DOE KACANG HIJAU 40

46 5. FOTO PERTUMBUHAN KACANG HIJAU KELOMPOK 16 41

47 42

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan suhu pemanasan optimal dalam produksi

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS:

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS: CONTO Ingin diuji efek dari fee schedule (faktor A), scope of work (faktor B), dan type of supervisory control (faktor C) terhadap kualitas kerja dengan level faktor sebagai berikut: Faktor A Fee Level

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian

Lebih terperinci

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik 60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1,

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Teknik Analisis Ragam : Pengolahan data anova satu arah dan anova dua arah dengan rumus statistik dan SPSS. Oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Page 0 1.1 Rumus Anova

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Lampiran-lampiran Lampiran 1: Data Mentah Pengamatan Sebelum Dianalisis 1) Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4: Rata-rata tinggi tanaman

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Rujukan: Disajikan oleh: Harrizul Rivai 1. David S. Jones, Statistika Farmasi, Penerjemah Harrizul Rivai, Penerbit EGC, Jakarta, 2008 2. Purbayu Budi Santosa dan Ashari,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) 62 Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) Kehilangan berat = berat sampel mula-mula berat sampel setelah dikeringkan Kadar air

Lebih terperinci

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Analisis

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto Pasar Prajurit Kulon didirikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto yang dibawah naungan UPTD

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir LAMPIRA Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir Lampiran 2. Gambar rearing area yang berisi tungau predator Phytoseius sp. dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6) 17

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

Uji hedonik (uji kesukaan)

Uji hedonik (uji kesukaan) ILMU TEKNOLOGI PANGAN Uji hedonik (uji kesukaan) Disusun Oleh : WAHIDATUL LAENI SA ADAH P07131011 047 MEJA :III SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik

Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik LAMPIRAN 45 Lampiran 1a. Rekapitulasi data uji rating hedonik Panelis Sampel* Skor Warna Aroma Rasa Tekstur Keseluruhan 1 1 7 4 6 5 6 1 2 6 4 4 4 7 1 3 6 4 4 6 5 2 1 6 5 4 6 6 2 2 6 6 4 3 5 2 3 7 6 6 6

Lebih terperinci

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT.

Basic Design of Experiment. Dimas Yuwono W., ST., MT. Basic Design of Experiment Dimas Yuwono W., ST., MT. RANCANGAN PERCOBAAN Desain eksperimen (rancangan percobaan) bertujuan untuk menentukan rencana pelaksanaan eksperimen yang tepat agar dapat memperoleh

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI 01-3144:2009) 49 50 Lampiran 2. Kurva Standar Asam Sianida KODE KCN ABSORBANSI I ABSORBANSI II ABSORBANSI III ABSORBANSI RATA- RATA 1,2 µm 0,027 0,0269

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA)

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) MATERI III ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu S. I. Soeparno, SE., M.Si Analisa Ragam Satu Arah (Oneway) Analisa ragam satu arah ( oneway ANOVA) digunakan untuk membandingkan mean

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

Oleh: Lulut Sunarya ( ) Ghufran Rahmat Putra ( ) Debbiela Fajrina Septierly ( ) Miranti Nurbayani ( )

Oleh: Lulut Sunarya ( ) Ghufran Rahmat Putra ( ) Debbiela Fajrina Septierly ( ) Miranti Nurbayani ( ) LAPORAN Analisis Perbedaan Rata-Rata Menggunakan Uji Scheffe Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Eksperimen I Dosen : Yeny Krista Franty, S.Si., M.Si. Oleh: Lulut Sunarya (140610009007)

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan 67 Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan Perlakuan Bobot Badan Awal Simpangan (x-x) Kuadrat simpangan (x-x)

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan 55 Lampiran 1 Proses Isolasi Kitin dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan kulit udang setelah dikeringkan Penghalusan kulit udang Pengayakann dengan ukuran

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. 59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu penelitian, setelah menetapkan metodologi penelitian maka akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data, pengujian hipotesis dan analisa korelasi. Setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba No. Media Selektif Jenis Mikroba Pengenceran Jumlah mikroba 1. Pikovskaya Pseudomonas sp. 10-5 3,3 x 10 6 10-5 7,1 x 10 6 2. MSA Rhizobium sp.

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis 1. Penghitungan Dosis Bawang Merah Dosis bawang merah untuk manusia 70kg = 60 gr Bawang merah segar sebesar 4.730g dibuat menjadi 51,5501g ekstrak etanol bawang merah. x 60

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C 70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

MODUL 1 RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)

MODUL 1 RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) MODUL 1 RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) PT. MI JAYA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bakery di Bangkalan. PT. MI JAYA ingin memperluas pangsa pasarnya dengan meningkatkan kualitas pada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan ph. Jenis Formula I II III IV Rata-Rata 4,8 4,8 4,9 4,83

Lampiran 1. Data Penentuan ph. Jenis Formula I II III IV Rata-Rata 4,8 4,8 4,9 4,83 Lampiran 1 Data Penentuan ph Tabel 7. Data Hasil Penentuan ph Sediaan PH Jenis Formula I II III IV 1 2 3 Rata-Rata 5,2 5,5 5,4 5,37 4,8 4,8 4,9 4,83 4,4 4,5 4,4 4,43 4,1 4,0 4,0 4,03 Lampiran 2 Data Penentuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis Lampiran 1 : Perhitungan Dosis Perhitungan dosis infusa kulit jengkol (IKJ) Penelitian yang dilakukan menggunakan variabel dosis IKJ 10%, 20%, 40% dan 80%. Pembuatan dosis IKJ 10% dibuat dengan prosedur

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) 49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Rina Napitupulu Tgl lahir : 8 Juni 1987 NRP : 0510111 Alamat : Jl. Surya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia. 150 ml sampel. Hasil reaksi

Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia. 150 ml sampel. Hasil reaksi Lampiran 1. Bagan Alur Prosedur Interesterifikasi Kimia 150 ml sampel Ditambah 15 ml NaOCH 3 0,1N Diaduk dengan kecepatan 4000 rpm pada suhu 60-70 o C selama variasi waktu (30,60,90,120 menit) Hasil reaksi

Lebih terperinci

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR Rancangan Acak Kelompok atau biasa disingkat RAK digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan tidak homogen. Dalam rancangan ini, petakan percobaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS sisplatin Dosis untuk tikus= 7mg/kg Dosis absolute pada tikus : 7x0,2=1.4 mg Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji

Lebih terperinci

ppm Absorbansi 0,125 0, ,25 0,0738 0,5 0, , ,3335

ppm Absorbansi 0,125 0, ,25 0,0738 0,5 0, , ,3335 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kurva Standart Kadar Gula ppm absorbansi 2,5 0,0425 5 0,1021 10 0,1211 20 0,1925 40 0,2436 80 0,3122 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 y = 0.052x - 0.015 R² = 0.983 2.5 5 10 20

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit

Lebih terperinci

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING Jika Rancangan Acak Kelompok (RAK) kelompoknya terbatas dan perlakuannya tidak bias atau tidak mungkin diperbanyak, maka hasil penelitiannya kurang dijamin

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6 8 minggu dengan berat badan 25 30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Sekolah Ilmu dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto LAMPIRA Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto Lampiran 2. Rearing yang berisi tungau predator Amblysieus sp. (1 individu) dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi: Konsentrasi 1 ppm = 1000 mg didalam 1.000.000 ml akuades. = 1 mg didalam 1.000 ml akuades. Konsentrasi 1100 ppm = 1100 mg / 1000 ml akuades. Konsentrasi 1300 ppm = 1300

Lebih terperinci

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing 78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama

Lebih terperinci

LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI

LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI Tanggal pemeriksaan : Nama ibu : Nama anak : Tanggal lahir : Alamat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN Cara Melakukan Fiksasi Jaringan : - Sebelum melakukan biopsi harus disiapkan botol yang mempunyai mulut lebar yang telah diisi oleh cairan fiksasi. - Cairan yang diperlukan

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data dengan rentang nilai 10-100. Data dikelompokkan menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen

Lebih terperinci

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

Interpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai

Interpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai 1. Seorang mahasiswa melakukan penelitian eksperimen pendidikan dengan judul Perbandingan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Reciprocal Teaching Dengan Media Power Point Terhadap Biologi Pokok

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit)

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Hasil Penyangraian Biji Kopi Biji Kopi Sangrai Level 7 (170 0 C; 12 menit) Biji Kopi Sangrai Level 9 (170 0 C; 17 menit 30 detik) Biji Kopi Sangrai Level 11 (170 0 C;

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan suatu metode dimana datadata yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANS. (One Way Anava dan Post Hoc)

ANALISIS VARIANS. (One Way Anava dan Post Hoc) ANALISIS VARIANS (One Way Anava dan Post Hoc) A. DASAR TEORI Anava satu jalur atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama One way anava yaitu merupakan salah satu cara statistika parametrik untuk menganalisiskan

Lebih terperinci

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia) 42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE)

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) Manova merupakan uji beda varian. Jika pada anava varian yang dibandingkan berasal dari satu variable terikat (Y), pada manova varian yang dibandingkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Oneway ANOVA post hoc Duncan Perbandingan antar perlakuan (tanpa anestesi dan anetesi) pada sudut pandang laterolateral (LL) Oneway [DataSet3] G:\data\ajeng\input_LL (perbedaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Surat keterangan sampel Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu

Lebih terperinci