JKK, Tahun 2016, Vol 5(1), halaman ISSN
|
|
- Surya Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JKK, Tahun 26, Vol 5(), halaman ISSN OPTIMASI PRODUKSI PROTEIN SEL TUNGGAL (PST) DARI BAKTERI YANG TERDAPAT PADA GASTROINTESTINAL (GI) IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN IKAN KEMBUNG (Scomber canagorta) Berly Inuhan *, Savante Arreneuz, Muhamad Agus Wibowo Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak * inuhanberly@yahoo.co.id ABSTRAK Ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan kembung (Scomber canagorta) merupakan jenis ikan yang dikonsumsi hanya bagian daging sedangkan bagian gastrointestinal (GI) dibuang sebagai limbah terhadap lingkungan. Bagian GI ikan-ikan ini mengandung banyak jenis dari bakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bakteri penghasil protein sel tunggal (PST) dengan proses fermentasi. Aplikasi pemanfaatan protein yang bersumber dari bakteri lebih sering digunakan dibandingkan sumber dari hewan dan fungi, hal ini dikarenakan proses pertumbuhan dan regenerasinya yang sangat cepat. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh kondisi optimum dalam produksi protein dan penentuan kadar protein yang didapat dari GI ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) menggunakan metode Bradford dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Isolat-isolat terpilih dari sumber ikan nila (O. niloticus) adalah N, N2, dan N3 sedangkan sumber ikan kembung (S. canagorta) adalah K, K2, dan K3. Tahapan dalam penentuan kondisi optimum produksi PST adalah penentuan waktu fermentasi, temperatur dan ph. Isolat terpilih dari sumber ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) N3 dan K3 berdasarkan kondisi optimum produksi PST. Waktu fermentasi optimum dari isolat N3 dan K3 adalah 36 jam, temperatur optimum dari isolat N3 dan K3 yaitu 4 o C dan derajat keasaman optimum dari isolat N3 dan K3 adalah ph 7. Hasil penelitian terhadap kondisi optimum produksi PST pada isolat N3 dan K3 memiliki kondisi optimum yang sama yaitu waktu fermentasi 36 jam, temperatur 4 o C dan ph 7 dengan kadar PST masing-masing untuk isolat terpilih N3 dan K3 yaitu,23 dan,39 mg/ml. Kata kunci : Protein sel tunggal, Oreochromis niloticus, Scomber canagorta, ph, temperatur, fermentasi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi yang besar di bidang perikanan. Sumber Ikan yang didapat berasal dari hasil penangkapan di laut dan pembudidayaan (Huffard et al., 22). Jenis ikan yang sangat popular berasal dari hasil penangkapan dilaut adalah ikan kembung (Scomber canagorta) (Dirjen Perikanan, 99), sedangkan yang berasal dari hasil pembudidayaan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) (Kordik, 2). Bagian ikan yang tidak digunakan dan menghasilkan limbah terdapat pada bagian gastrointestinal (GI) ikan yang dibuang begitu saja dapat mengganggu lingkungan. Limbah GI ikan ini perlu dimanfaatkan lebih lanjut sebagai sumber bakteri penghasil protein sel tunggal (PST) (Balaji et al., 22; Gethanjali dan Subash., 2). Protein sel tunggal merupakan produk biomassa berkadar protein tinggi yang berasal dari mikrobia (Batubara, 29). Mikrobia penghasil PST umumnya tumbuh pada limbah yang memiliki unsur karbon dan nitrogen (Pawignya, 2). Bakteri, fungi, algae, dan yeast merupakan jenis dari mikrobia yang dapat memproduksi PST. Bakteri yang dapat memproduksi PST antara lain: Brevibacterium sp, Methylophilus sp, Acromobacter delvaevate, Acinetobacter calcoacenticu, Aeromonas hydrophilla, Bacillus sp, Lactobacillus sp, Cellulomonas sp, Methylomonas sp, Pseudomonas sp, Rhodopseudomonas sp, Flavobacterium sp (Adedayo et al., 2; Ashok et al., 24). Mikroba yang digunakan sebagai penghasil PST harus memiliki kriteria yaitu tidak bersifat patogen, memiliki nilai nutrisi yang baik, dapat digunakan sebagai 24
2 JKK, Tahun 26, Vol 5(), halaman ISSN makanan atau pakan, tidak mengandung senyawa yang beracun, dan biaya produksinya murah (Adedayo et al., 2). Pemanfaatan PST dapat digunakan sebagai pengganti protein dari sumber konvensional seperti hasil pertanian, perikanan, dan peternakan (Nigam, 998; Batubara, 29; Ashok et al., 24 ) Protein yang bersumber dari bakteri lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan dengan hewan dan fungi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dari bakteri sangat cepat, tidak membutuhkan media atau ruangan yang besar dan proses regenerasinya sangat cepat. Salah satu sumber dari bakteri dapat ditemukan pada bagian GI biawak (Megiandari, 29), ikan Cyprinus carpio (Balaji et al., 22) dan ikan Labeo rohita (Gethanjali dan Subash., 2). Jenis bakteri yang mungkin ditemukan pada ikan adalah Pseudomonas sp, Bacillus sp, Micrococcus sp, Staphylococcus sp, Streptococcus sp (Buller, 24). Penelitian ini menggunakan bagian GI ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) digunakan sebagai sumber bakteri penghasil PST. Habitat antara ikan nila yang hidup di air tawar dan ikan kembung yang hidup di air asin merupakan suatu perbedaan lingkungan yang sangat menonjol yaitu dari tingkat salinitas yang berbeda dan keanekaragaman sumber makanan yang berbeda sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai optimasi produksi protein dari GI ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) berdasarkan ph, temperatur dan waktu fermentasi serta kadar protein yang diperoleh menggunakan metode Bradford dengan alat spektrofotometer UV-Vis. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas, pisau steril, orbital shaker incubator, ph universal, neraca, spektrofotometer UV-Vis, alat sentrifugasi, oven dan autoclave. Sampel berupa GI dari O. niloticus dan S. canagorta. Bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, akuades, Nutrient Agar, glukosa, pepton, susu skim milk, agar, MgSO 4.7H 2 O, KH 2 PO 4, K 2 HPO 4, FeSO 4.7H 2 O, kasein, larutan buffer, Bovine Serum Albumin (BSA), pereaksi bradford. Preparasi Sampel (Gethanjali dan Subash., 2; Balaji et al., 22). Ikan dibedah bagian perutnya dengan pisau steril dan dipisahkan GI dari ikan. Selanjutnya dibuat larutan homogen dengan penambahan GI ke larutan natrium klorida.9%. (:; volume:berat) dibuat larutan hingga -6. Selanjutnya dilarutkan sampel (. ml) ke media padat saline nutrient agar kemudian diinkubasi pada temperatur 37 o C selama 24 jam. Koloni dengan kecerahan dan zona diameter terbaik yaitu isolat terpilih dari ikan kembung (S. canagorta) adalah K, K2, dan K3 sedangkan ikan nila (O. niloticus) adalah N, N2, dan N3. Isolat-isolat ini dipindahkan ke media skim milk salt agar sebagai penghasil protein pada waktu fermentasi 24 jam dan temperatur 37 o C. Selanjutnya isolat-isolat ini digunakan untuk sampel investigasi selanjutnya. Produksi Protein (Gethanjali dan Subash., 2). Media cair yang digunakan dalam produksi protein adalah mengandung.5 % glukosa (w/v),.75 % pepton (w/v),.5 % MgSO 4.7H 2 O (w/v),.5 % KH 2 PO 4 (w/v) dan,% FeSO 4.7H 2 O (w/v) kemudian dibiakan dengan variasi 6 hingga 48 jam di dalam inkubator shaking (4 rpm) pada temperatur 4 o C dan ph 7. Setelah proses fermentasi diatas selesai selanjutnya di lakukan sentrifugal. rpm selama 5 menit dan dipisahkan supernatan yang bebas sel sebagai protein preparasi selanjutnya dilakukan uji kadar protein dengan metode Bradford. Pengaruh ph terhadap produksi protein (Gethanjali dan Subash., 2). Penentuan pengaruh ph terhadap produksi protein dilakukan dengan variasi ph (6.-9.), dimana larutan buffer ph (posfat buffer), ph (boraks buffer). Produksi protein diinkubasi pada waktu optimum dengan temperatur 4 o C. Selanjutnya pengujian kadar protein dengan metode yang sama dengan diatas. 25
3 Konsentrasi (mg/ml) Kadar Protein (mg/ml) Konsentrasi (mg/ml) JKK, Tahun 26, Vol 5(), halaman ISSN Pengaruh Temperatur terhadap produksi protein (Gethanjali dan Subash., 2). Penentuan pengaruh temperatur terhadap produksi protein dilakukan dengan variasi temperatur 3, 4, 5, 6 o C pada ph dan waktu fermentasi optimum. Selanjutnya pengujian kadar protein dengan metode yang sama dengan diatas. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Variasi Waktu Fermentasi Terhadap Produksi protein Penelitian ini dilakukan pada variasi waktu yaitu -48 jam dengan interval 6 jam terhadap Isolat terpilih dari sumber ikan nila (O. niloticus) yaitu N, N2, dan N3 sedangkan isolat terpilih dari sumber ikan kembung (S. canagorta) adalah K, K2, dan K3. Fermentasi dilakukan pada temperatur 4 o C dan tingkat keasaman ph 7 (Balaji et al., 28). - - Gambar. Kurva konsentrasi protein terhadap waktu fermentasi isolat terpilih ikan kembung (S. canagorta),, Waktu ( Jam ) Waktu (Jam) Gambar 2. Kurva konsentrasi protein terhadap waktu fermentasi isolat terpilih ikan nila (O. niloticus) K K2 K3 N N2 N3 Berdasarkan kurva pada Gambar dan 2 maka dapat diketahui fase lag terjadi pada waktu 6-2 jam yaitu penyesuaian bakteri terhadap lingkungan, fase log terjadi pada waktu 2-24 jam dengan terjadinya interaksi bakteri dengan substrat yang meningkat membentuk protein,fase stasioner terjadi pada waktu jam yang merupakan waktu optimum dari produksi protein, tetapi setelah 36 jam yaitu fase kematian diperoleh konsentrasi protein yang menurun hal ini disebabkan jumlah substrat yang mulai habis, jumlah protein yang terbentuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan terjadinya degradasi terhadap protein (Nelson dan Cox., 28; Hui, 26). Berdasarkan nilai konsentrasi protein maksimum maka isolat K3 dan N3 memiliki nilai yang tertinggi dari masingmasing isolat yaitu,39 mg/ml dan,23 mg/ml. Isolat K3 dan N3 terpilih untuk selanjutnya dilakukan pengaruh variasi temperatur dan variasi ph pada waktu fermentasi optimum yaitu 36 jam. Pengaruh Variasi Temperatur dan ph Terhadap Produksi Protein Pengaruh variasi temperatur dilakukan pada ph 7 (Balaji et al., 28) terhadap isolat N3 dan K3 dengan waktu. berikut ini gambar grafik variasi temperatur terhadap kadar protein , Temperatur ( o C) Gambar 3. Isolat N3 variasi temperatur pada ph 7 dan waktu Berdasarkan Gambar 3 dan 4 diperoleh konsentrasi protein meningkat hingga temperatur 4 o C, hal ini karena semakin sesuai kondisi temperatur yang dibutuhkan bakteri untuk pertumbuhan dan 26
4 Kadar Protein (mg/ml) kadar protein (mg/ml) JKK, Tahun 26, Vol 5(), halaman ISSN berkembangbiak, tetapi setelah temperatur 4 o C terjadi penurunan konsentrasi protein hal ini karena temperatur tinggi dapat mengubah sifat fisik dari membran sel dan mempengaruhi sistem sekresi ekstraseluler dari bakteri (Gethanjali dan Subash., 2; Balaji et al., 22).,39,345,33, Gambar 4. Isolat K3 variasi temperatur pada ph 7 dan waktu Pengaruh variasi ph dilakukan pada temperatur dan waktu fermentasi optimum yaitu 4 o C dan 36 jam terhadap isolat N3 dan K3. Berikut ini adalah gambar grafik variasi ph terhadap kadar protein. Temperatur ( o C) 55, ph 8 9 Gambar 5. Isolat N3 variasi ph pada temperatur 4 o C dan waktu Berdasarkan gambar 5 dan 6 diperoleh konsentrasi protein yang meningkat hingga ph 7 karena kesesuaian kondisi keasaman dengan lingkungan hidup dari bakteri sehingga aktivitas pertumbuhannya untuk mengubah substrat menjadi protein juga meningkat, tetapi setelah ph 7 konsentrasi protein menurun yang disebabkan proses denaturasi protein sehingga aktivitas biologis dari bakteri terganggu akibat dari perubahan struktur molekul dan kelarutannya (Pawignya, 2; Mathews et al., 24). kadar protein (mg/ml),57 Gambar 6. Isolat K3 variasi ph pada temperatur 4 o C dan waktu Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa isolat dari N3 dan K3 memiliki kondisi optimum yang sama yaitu pada temperatur 4 o C, ph 7, dan waktu sehingga N3 dan K3 memiliki potensi sebagai penghasil PST. Hal ini dapat dilihat pada penelitian terdahulu yaitu ph 7 dan temperatur 4 o C untuk GI ikan Cyprinus carpio (Balaji et al., 22), ph 9 dan temperatur 4 o C untuk GI ikan Labeo rohita (Gethanjali dan Subash., 2), ph 9 dan temperatur 55 o C usus biawak Varanus salvator (Megiandari, 29). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:. Waktu fermentasi, temperatur dan ph untuk menghasilkan produk protein dari isolat K3 dan N3 memiliki kondisi optimum yang sama yaitu 36 jam, ph 7 dan suhu 4 o C. 2. Kadar protein dari isolat K3 dan isolat N3 yaitu,39 mg/ml dan,23 mg/ml. DAFTAR PUSTAKA,39 65, ph Adedayo, M.R., Ajiboye, E.A., Akintunde, J.K., dan Odaibo, A., 2, Single Cell Proteins: As Nutritional Enhancer, Pelagia Research Library, Vol.2 (5): Ashok, G.V., Pounikar, M.A dan Gulhane, P.A., 24, Liquid Whey: A Potential Substrate for Single Cell Protein Production from Bacillus subtilis NCIM 2, Int. J. of Life Sciences, Vol. 2(2):
5 JKK, Tahun 26, Vol 5(), halaman ISSN Buller N.B., 24, Bacteria from Fish and Other Aquatic Animals A Practical Identification Manual, CABI Publishing. Balaji N., Rajasekaran K. M, Kanipandian N., Vignesh V dan Thirumurugan R., 22, Isolation and screening of proteolytic bacteria from freshwater Fish Cyprinus Carpio, International Multidisciplinary Research Journal, Vol 2(6): Batubara, U. M., 29. Pembuatan Pakan Ikan dari Protein Sel Tunggal Bakteri Fotosintetik Anoksigenik dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Tapioka yang Diuji pada Ikan Nila (Oreochormis niloticus), Departemen Biologi USU: Medan (Skripsi). Direktorat Jenderal Perikanan, 99, Buku Pedoman Pengenalan Sumber daya Perikanan Laut, Jakarta. Geethanjali, S., dan Subash, A., 2, Optimization Of Protease Production By Bacillus subtilis Isolated From Mid Gut Of Fresh Water Fish Labeo Rohita, world journal of fish and marine sciences, Vol.3() : Huffard, C.L., Mark V.E., dan Tiene G., 22, Prioritas Geografi Keanekaragaman Hayati Laut Untuk Pengembangan Kawasan Konservasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hui, Y.H., 26, Food Biochemistry And Food Processing, First Edition,Blackwell Publishing, IOWA. Kordik, K., 2, Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal, Lily Publisher, Yogyakarta. Mathews, Von Holde and Ahren, 24, Biochemistry, Third Edition, Companio Website. Megiandari, A., 29, Isolasi Dan Pencirian Enzim Protease Keratinolitik Dari Usus Biawak Air, Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (Skripsi). Nelson D.L and Cox M. M., 28, Lehninger Priciples of Biochemistry, fifth edition, W.H. Freeman and Company, New York. Nigam, J.N., 998. Single cell Protein from Pineapple Cannery Effluent. World Journal of Microbiology & Biotechnology. 4: Pawignya, H., 2, Pembuatan Protein Sel Tunggal dari Limbah Nanas dengan Proses Fermentasi, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan, ISSN
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WaktudanTempat Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di LaboratoriumBiokimiaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Lampung. B. AlatdanBahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN METODA
15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan
Lebih terperinciLACTOBACILLUS BULGARICUS SEBAGAI PROBIOTIK GUNA PENINGKATAN KUALITAS AMPAS TAHU UNTUK PAKAN CACING TANAH
Purkan et al. Jurnal Kimia Riset, Volume No., Juni - 9 LACTOBACILLUS BULGARICUS SEBAGAI PROBIOTIK GUNA PENINGKATAN KUALITAS AMPAS TAHU UNTUK PAKAN CACING TANAH Purkan Purkan, Nur Nisdiyatul Laila, Sri
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTB- PTB-BPPT)-Serpong.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah proteas Bacillus subtilis diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium
15 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto
LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto Lampiran 2. Pembuatan Media dan Reagen 2.1 Pembuatan Media Skim Milk Agar (SMA) dalam 1000 ml (Amelia, 2005) a. 20 gram susu
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.
LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah
Lebih terperinciLampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)
LAMPIRAN Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) Penyangga Tris HCl (0.2 M) ph 7.5 Substrat kasein for biochemistry (1 %) Ekstrak kasar
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena
27 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyiapan Tepung Xilan Alami Bagas tebu, sekam padi dan tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang memiliki kandungan xilan yang potensial untuk dijadikan media
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium
24 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENELITIAN
21 menit pada temperatur ruang. Setelah diinkubasi ditambahkan 200 µl Folin, kemudian campuran dinkubasi selama 30 menit pada temperatur ruang, kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium
28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR
PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR AANG. R 1, ABUN 2, dan TJITJAH. A 3 Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciTERHADAP PRODUKSI INHIBITOR PROTEASE YANG DIHASILKAN OLEH
Vol IX Nomor Tahun PENGARUH VARIASI DAN NaCl TERHADAP PRUKSI INHIBITOR PROTEASE YANG DIHASILKAN OLEH Acinetobacter baumanii (BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONS Plakortis nigra) Tati Nurhayati 1), Maggy
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium
23 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius)
PEMANFAATAN TEKNIK RADIOISOTOP P-32 UNTUK PENENTUAN VIABILITAS ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT A1 SEBAGAI PROBIOTIK PADA IKAN PATIN (Pangasius pangasius) Adria P.M. dan Irawan Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam sistem biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi dan mampu meningkatkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Actinomycetes Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4, isolat ini telah berhasil diisolasi dari sedimen mangrove pantai dengan ciri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan α-amilase adalah enzim menghidrolisis ikatan α-1,4-glikosidik pada pati. α-amilase disekresikan oleh mikroorganisme, tanaman, dan organisme tingkat tinggi. α-amilase memiliki peranan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selulase merupakan salah satu enzim yang dapat dihasilkan oleh beberapa kelompok hewan yang mengandung bakteri selulolitik, tumbuhan dan beberapa jenis fungi.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium Biokimia Jurusan Kimia, Laboraturium Instrumentasi Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciDEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Peremajaan Bacillus Isolasi Bakteri Oportunistik Produksi Antimikrob Penghitungan Sel Bakteri Oportunistik Pengambilan Supernatan Bebas Sel Pemurnian Bakteri
Lebih terperinciY ij = µ + B i + ε ij
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT
OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT H. Suri 1, C. Jose 2, Y. Haryani 2 1 Mahasiswi Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Biokimia Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciBioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium.
Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Anindita Meitamasari *) dan Ipung Fitri Purwanti Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang skrining dan uji aktivitas enzim protease bakteri hasil isolasi dari limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pacar Keling Surabaya menghasilkan data-data sebagai
Lebih terperinci1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit
LAMPIRAN 10 11 Lampiran 1 Skema metode Bernfeld (1955) 1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS Dididihkan 5 menit Didinginkan 5 menit Absorbansi diukur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciUJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL
UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL Dian Pinata NRP. 1406 100 005 DOSEN PEMBIMBING Drs. Refdinal Nawfa, M.S LATAR BELAKANG Krisis Energi Sumber Energi
Lebih terperinciPRODUKSI ENZIM MANANASE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MOLEKULAR PRODUKSI ENZIM MANANASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PRODUKSI ENZIM MANANASE Pendahuluan Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium
40 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober 2015 dan tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam menghasilkan
Lebih terperinciAPPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA 1. Pembuatan sodium Sitrat (C 6 H 5 Na 3 O 7 2H 2 O) 0,1 M 1. Mengambil dan menimbang sodium sitrat seberat 29.4 gr. 2. Melarutkan dengan aquades hingga volume 1000
Lebih terperinciPRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L
PRODUKSI BIOMASSA PROBIOTIK KHAMIR DALAM MEDIA EKSTRAK UBI JALAR DALAM SKALA FERMENTOR 18L Nuniek Lelananingtias, Dinardi dan I.Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN nuniek@batan.go.id
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.
29 LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: K 2 HPO 4 0,7 g KH 2 HPO 4 0,3 g M g SO 4. 7H 2 O 0,5 g FeSO 4.7H 2 O 0,01 g ZnSO 4 0,001 g MnCl 2 0,001 g Koloidal kitin
Lebih terperinciPengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari
BAB IH METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA-UNRI. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2007 sampai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik. Ikan juga mengandung asam lemak, terutama asam lemak omega-3 yang sangat penting
Lebih terperinciIII. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
14 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari 2015
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September
21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia, Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pertumbuhan dan kurva produksi yang menunjukkan waktu optimum produksi xilitol.
8 pertumbuhan dan kurva produksi yang menunjukkan waktu optimum produksi xilitol. Optimasi Konsentrasi Substrat (Xilosa) Prosedur dilakukan menurut metode Eken dan Cavusoglu (1998). Sebanyak 1% Sel C.tropicalis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolat Actinomycetes Amilolitik Terpilih 1. Isolat Actinomycetes Terpilih Peremajaan isolat actinomycetes dilakukan dengan tujuan sebagai pemeliharaan isolat actinomycetes agar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kimci: selulase, akfivitas enzime, tebu
OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE DARI BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUMBER KARBON Helvetia Suri*, Christine Jose, Yuli Harjani Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Lebih terperinciBAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009
26 BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Hasil foto SEM dengan perbesaran 50 kali memperlihatkan perbedaan bentuk permukaan butiran yang sudah mengandung sel Lactobacillus
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan
Lebih terperinciModul 5 Bioremediasi Polutan Organik
Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik MODUL 5 Bioremediasi Polutan Organik POKOK BAHASAN : Bioremediasi limbah cair organik dengan tanaman air dan bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Memahami dan mampu merancang
Lebih terperinciMetode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan
4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 40 X 60 X 60 cm 3 dan ketinggian air
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian
5 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 40 X 60 X 60 cm 3 dan ketinggian air
Lebih terperinciIII. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di
18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015, dengan tahapan kegiatan pengambilan sampel kulit udang di P.T Lola Mina,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi enzim lipase ekstraseluler dari Aspergillus niger dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis strain yang digunakan, proses fermentasi yang dilakukan
Lebih terperinciBakteri. mikroorganisme dalam industri. Minggu 02: Contoh peran mikroorganisme 9/13/2016
Minggu 02: mikroorganisme dalam industri 9/13/2016 Nur Hidayat Kuliah Mikrobiologi Industri http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/mik/ Contoh peran mikroorganisme Produk Roti, bir, wine Yogurt, kefir, probiotik
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN
Jurnal Sains Kimia Vol.8, No.1, 2004: 26-28 PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN Daniel S Dongoran Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut Sugiharto (1994) umumnya kandungan organik yang terdapat pada limbah cair tahu, adalah protein
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis zat antibakteri isolat NS(9) dari bekasam ikan nila (Oreochromis niloticus) terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama adalah karakterisasi isolat NS(9) yang bertujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK) Peremajaan dan purifikasi terhadap kedelapan kultur koleksi isolat bakteri dilakukan terlebih dahulu sebelum pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lebih dari 60% dari wilayah teritorialnya. Perairan Indonesia memiliki sumberdaya hayati
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB dan lahan pertanian Kampung Bongkor, Desa Situgede, Karang Pawitan-Wanaraja,
Lebih terperinciIsolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri
Isolasi dan Perbaikan Kultur 3/3/2016 Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Rancang Media 1. Buat kisaran medium dengan nutrien pembatas berbeda (misal C, N, P atau O). 2. Untuk tiap tipe nutrien
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Isolat-isolat yang diisolasi dari lumpur aktif.
7 diidentifikasi dilakukan pemurnian terhadap isolat potensial dan dilakukan pengamatan morfologi sel di bawah mikroskop, pewarnaan Gram dan identifikasi genus. Hasil identifikasi genus dilanjutkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati seperti tanaman, mikroba, serta hewan merupakan sumber dari senyawa bioaktif yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat.
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 20 bulan yaitu dari bulan April 2006 sampai Desember 2007. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014
LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : NAMA : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C1 14 155 KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Total produksi penangkapan dan perikanan udang dunia menurut Food and Agriculture Organization pada tahun 2009 berkisar 6 juta ton pada tahun 2006 [1] dan mempunyai
Lebih terperinciPRODUKSI ENZIM AMILASE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROB DAN POTENSINYA PRODUKSI ENZIM AMILASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PRODUKSI ENZIM AMILASE Pendahuluan Amilase merupakan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE
meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi untuk dikembangkan (Ghufran, 2010). ikan Patin banyak dikonsumsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2012.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini berlangsung selama tujuh bulan, yakni mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Ilmu
Lebih terperinciIII. METEDOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Nopember 2013
17 III. METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Nopember 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan
Lebih terperinci