BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan di bidang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan di bidang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan di bidang informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pelestarian khasanah budaya bangsa yang menciptakan masyarakat yang cerdas lahir batin. Menurut Sutarno dalam buku Perpustakaan dan Masyarakat (2003 : 35): Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga dalam melaksanakan tujuannya dan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Perpustakaan tersebut berada di lingkungan kampus. Syahrial-Pamuntjak (2000 : 5) mengatakan Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademis, dan perpustakaan sekolah tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi. Proses pendidikan di perguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan penelitian dan pengembangan inovasi serta rekayasa ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan sebagai jantungnya universitas. Tanpa adanya perpustakaan mungkin kegiatan pendidikan yang ada di perguruan tinggi tidak berjalan (statis). Untuk itu perpustakaan harus dapat meningkatkan kualitas pelayanannya dan berusaha memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya.

2 2.2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan perguruan Tinggi Tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap melaksanakan suatu kegiatan harus memiliki tujuan, begitu juga dengan perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki tujuan yang sesuai dengan lembaga perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung. Menurut Hasugian (2009 : 80) Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah: memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, koleksi Perpustakaan benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 52) adalah : 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimya staf pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruang belajar untuk memakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyedia informasi bagi sivitas akademika perguruan tinggi, menyediakan bahan untuk semua tingkat akademis, menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan serta menyediakan pelayanan yang cepat dan tepat Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen, dan karyawan maupun pemakai dari luar. Baik koleksi buku, majalah, surat kabar, dan

3 jenis koleksi lainnya. Keberhasilan perpustakaan menjalankan peran dan fungsinya, diukur dari banyaknya pengguna yang memanfaatkan layanan yang diberikannya. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004 : 3), Unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yakni sivitas akademik dan sivitas non akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai Tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Menurut Sutarno (2003 : 37) Perpustakaan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan sekaligus rekreasi yang sehat disela-sela kegiatan belajar mengajar.

4 2.3. Pelayanan Pengguna Pengertian Pelayanan Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi hendaknya memberikan pelayanan kepada penggunanya secara baik, benar dan tepat agar para pengguna merasakan kepuasan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan layanan yang memuaskan bagi pengguna perpustakaan. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004 : 53) menyatakan bahwa : Pelayanan pengguna merupakan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemanfaatan koleksi tersebut. Pelayanan pengguna ini bertujuan agar perpustakaan dapat menggunakan bahan perpustakaan dengan mudah, cepat, dan tepat serta jelas dimengerti oleh pengguna. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama di perpustakaan. Layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan pengguna sekaligus merupakan barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan Tujuan Layanan Pengguna Tujuan dari pelayanan pengguna perpustakaan adalah melayani pengguna untuk memperoleh bahan pustaka yang mereka perlukan, agar pengguna (user) mengetahui apa yang ada di perpustakaan maupun kegiatan-kegiatan perpustakaan yang lain, misalnya kegiatan promosi perpustakaan (Hidayat, 2009 :12). Bahan pustaka yang banyak tetapi tidak terpakai oleh siapa pun dengan alasan apa pun, merupakan kekeliruan yang besar. Pelayanan yang diberikan dengan memperhatikan kepuasan pengguna merupakan tahap awal dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Perkembangan dari pelayanan perpustakaan banyak dipengaruhi oleh kemampuan perpustakaan tersebut dalam memberikan pelayanan dan kelengkapan koleksi yang dimiliki, semakin lengkap koleksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan untuk dapat meningkatkan penggunaan koleksi.

5 2.4. Sistem Pelayanan Pengguna Pada dasarnya perpustakaan memiliki sistem pelayanan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik. Sistem layanan yang lazim digunakan ada dua jenis yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup (close access) Sistem Pelayanan Terbuka ( Open Access ) Menurut Sumardji (1992 : 70) yang dimaksud dengan sistem pelayanan terbuka adalah Setiap anggota perpustakaan yang akan meminjam buku yang dikehendakinya langsung bisa pilih atau mencari buku pada rak buku. Pada sistem pelayanan terbuka, para pengguna perpustakaan dapat secara langsung mencari dan mengambil sendiri bahan perpustakaan yang dibutuhkannya dari rak/lemari buku atau koleksi yang tersedia untuk dilihat-lihat, dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Menurut Lasa (1994: 5-6) Keuntungan menggunakan sistem layanan terbuka adalah: 1. Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju ke rak buku untuk memilih sendiri. 2. Menghemat tenaga pustakawan. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu mencari ke rak karena pengguna perpustakaan itu sendiri yang akan mencari ke rak. 3. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak. 4. Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama dan alamat peminjam. 5. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka saat itu pula dia dapat memilih judul lain yang relevan. 6. Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam. Selain keuntungan yang diperoleh dari sistem ini, ada juga kerugiannya: 1. Frekuensi kerusakan lebih besar. 2. Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak rak satu dengan rak yang lainnya memerlukannya jarak yang longgar. 3. Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving. 4. Pemula yang datang ke perpustakaan itu untuk mencari buku sering bingung.

6 Sistem Layanan Tertutup ( closes access ) Perpustakaan yang menggunakan sistem layanan tertutup tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memasuki ruangan koleksi, pengguna tidak diperbolehkan untuk mengambil buku langsung ke rak. Jika seseorang pengguna harus melalui petugas Perpustakaan. Menurut Lasa (1994 : 4) sistem layanan tertutup adalah Suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna memilih dan mengambil sendiri akan koleksi Perpustakaan. Keuntungan dari sistem layanan tertutup adalah : 1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang lain lebih dekat. 2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak. 3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila di banding dengan sistem terbuka. 4. Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi. Kerugian atau kelemahan dari sistem layanan tertutup: 1. Banyak energi yang terserap di bagian sirkulasi ini. 2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/ dipinjam. 3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diingginkan misalnya, salah pengertian antara petugas dan peminjam. 4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku di bagian ini sering di padati oleh pengguna yang ingin meminjam koleksi pustaka.

7 2.5. Pelayanan Sirkulasi Pengertian Sirkulasi Kata sirkulasi berasal dari bahasa Inggris circulation yang mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu Perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal dengan pemanfaatan bahan pustaka. Menurut Lasa (1994 : 1) Pelayanan sirkulasi adalah mencakup semua kegiatan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu kepentingan pengguna jasa perpustakaan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan sirkulasi adalah pelayanan yang diberikan kepada pemakai Perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka dengan melakukan proses peminjaman dan pengembalian dengan jangka waktu tertentu Prinsip dan Tujuan pelayanan Sirkulasi Layanan sirkulasi adalah sebagai salah satu layanan pengguna. Prinsip-prinsip utama pelayanan pengguna yang baik tetap dipergunakan sebagai pedoman sebagaimana yang dinyatakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1994 : 2) bahwa prinsip-prinsip pelayanan pemakai : a. Berorientasi kepada pemakai Pemilihan sistem, bentuk dan cara pelayanan pemakai lebih ditekankan atas dasar kebutuhan dan kepentingan pemakai. b. Bersifat universal pelayanan pemakai yang baik adalah yang memandang pemakai sebagai keseluruhandan bukannya sebagai individu. Oleh sebab itu keseragaman keadilan dan pemerataan haruslah diperhatikan dalam pelayanan. c. Menggunakan disiplin Pelaksanaan pelayanan pemakai dan berfungsi secara maksimal apabila diikuti dengan kedisiplinan babik pada pihak pemakai maupun pada pihak petugas Perpustakakaan. d. Cepat, tepat dan mudah

8 Pelayanan pemakai yang baik adalah dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan mudah sehingga untuk itu perlu diselenggarakan tertib administrasi yang teratur, terarah, cermat, tetapi tidak membingungkan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas Lasa (1995 : 1) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan sirkulasi adalah : a. Supaya pengguna memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin. b. Mudah diketahui siapa yang meminjam keleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain, akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dapat menunggunya pada waktu pengembalian koleksi tersebut. c. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga. d. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi. e. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi akan dapat mengurangi resiko kehilangan dan kesalahan dalam meminjamkan bahan pustaka karena disaat pengguna meminjam koleksi, maka koleksi perpustakaan tersebut akan tetap terjaga sampai dikembalikan pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan layanan sirkulasi yang baik, Menurut Lasa (1994 : 4 ) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pencapaian tujuan layanan sirkulasi antara lain : 1. Pencatatan kegiatan dapat dilakukan secara teratur, sebab keteraturan ini akan sangat membantu kelancaran tugas-tugas kepustakawanan. 2. Prosedur yang dianut sederhana, mudah diikuti dan tidak banyak menimbulkan masalah. 3. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilakukan dengan cepat dan mudah sebab peminjaman akan lebih senang apabila dapat segera dilayani dalam waktu yang singkat. Keamanan koleksi dapat dijaga dengan baik sebab buku dan bahan pustaka lain berisi rekaman hasil pemikiran manusia yang harus di jaga kelestariannya dan keamanannya. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi akan terlaksana dengan baik dengan memperhatikan syarat-syarat seperti pencatatan kegiatan yang teratur,

9 melaksanakan prosedur peminjaman dan pengembalian yang sederhana. Dalam memberikan pelayanan petugas harus melaksanakannya dengan cepat dan tepat sehingga tidak memakan waktu terlalu lama. Dengan memperhatikan hal tersebut maka keamanan bahan pustaka akan tetap terjaga Fungsi Pelayanan Sirkulasi Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 257) fungsi pelayanan sirkulasi ialah : a. Mengetahui pintu masuk dan keluar Perpustakaan b. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan c. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman d. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan e. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya f. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku yang hilang atau rusak g. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman h. Membuat statistika peminjaman i. Peminjaman antar Perpustakaan j. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya memilik pengunjung Perpustakaan k. Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman Pelayanan Pendidikan Pengguna Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi ( Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004 : 75 ), dinyatakan bahwa pendidikan pengguna adalah: Kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien. Peserta pendidikan pengguna adalah sivitas akademika. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004 : 75) Tujuan pendidikan pengguna adalah untuk : 1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri. 2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu. 3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan perpustakaan. 4. Mempromosikan pelayanan perpustakaan. Petugas perpustakaan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan pengguna adalah:

10 1. Pustakawan 2. Staf lain terlatih sebagai ahli dalam subjek tertentu atau dosen bidang ilmu tertentu ntuk membantu pengguna dari berbagai disiplin ilmu Peranan Pustakawan Pengertian Pustakawan Kata pustakawan berasal dari kata pustaka dengan demikian penambahan kata wan diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Bahan pustaka dapat berupa buku, majalah, surat kabar, bahan pandang dengar, dan multimedia.dalam bahasa inggris pustakwan disebut sebagai librarian yang juga terkait erat dengan kata library. Menurut Hasugian ( 2009 : 137 ) Pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian pelayanan / jasa kepada pengguna perpustakaan sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan Peranan Pustakawan dibagian Sirkulasi Perpustakaan bukanlah suatu tempat penyimpanan informasi yang bekerja secara otomatis yang kemudian membuka layanan kepada pemakainya. Suatu hal yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas layanan adalah sumber daya manusia yang terdapat di perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan dan staf perpustakaan. Sumber daya manusia inilah yang merupakan faktor penentu keberhasilan perpustakaan, apakah perpustakaan akan berkembang atau sebaliknya akan mengalami kemunduran. Memberikan layanan yang baik dan memuaskan pengguna merupakan faktor terpenting bagi perpustakaan ( Nurazizah, 2008 : 27).

11 Bagian terpenting di perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Dimana pada bagian sirkulasilah pustakawan secara langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan, baik untuk melakukan peminjaman, pengembalian bahan pustaka maupun kegiatan sirkulasi lainnya. Peranan pustakawan pada bagian sirkulasi telah menjadi ujung tombak keberhasilan bagi perpustakaan dalam memberikan informasi kepada pengguna. Jenis pelayanan yang dekat dengan pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan dengan tujuan : Supaya pengguna mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin Mudah untuk mengetahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus dikembalikan. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan pengguna lain, agar segera dapat diketahui siapa peminjamnya dan dinantikan pada waktu pengembalian. Terjaminnya pengembalian peminjaman dalam waktu yang jelas. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui ( Nurazizah, 2008 : 16) Kegiatan Pustakawan Kegiatan pustakawan terdiri dari 2 unsur yaitu : 1. Unsur Utama Yang termasuk dalam unsur utama yaitu : a. Pendidikan b. Pengorganisasian dan Pendayagunaan c. Pemasyarakatan Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi d. Pengkajian Pengembangan Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi e. Pengembangan Profesi 2. Unsur Penunjang Yang termasuk dalam unsur penunjang yaitu : a. Mengajar

12 b. Melatih c. Membimbing Mahasiswa dalam penyusunan skripsi, thesis dan disertasi yang berkaitan dengan Perpustakaan, dokumentasi dan informasi d. Memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan, dokumentasi dan informasi Kode Etik Pustakawan Kode etik pustakawan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kode etik dilihat dari segi asal usul kata ( etimologis ) terdiri dari dua kata yaitu kode dan etik. Dalam bahasa inggris terdapat berbagai makna dari kata code diantaranya tingkah laku, prilaku ( behaviour ), yaitu sejumlah aturan yang mengatakan bagaimana orang berprilaku dalam hidupnya atau dalam situasi tertentu. Peraturan tentang pakaian yang harus digunakan dalam kondisi atau tempat tertentu Ada istilah yang berhubungan erat dengan etik yaitu etiket yaitu peraturan formal berprilaku sopan dalam masyarakat atau kelompok tertentu, kedua istilah itu sering dijumpai dala kehidupan sehari-hari. Jika diamati dengan seksama dan ditafsirkan secara luas, kode etik adalah kewajiban yang harus dilakukan pustakawan dalam melakukan kegiatannya, pada sisi lain, kode etik dapat berupa sebagai jaminan profesi terhadap pengguna jasa pustakawan. Menurut Rachman ( 2006: 2 ), Adapun tujuan kode etik pustakawan yaitu: 1. Meningkatkan pengabdian pustakawan, menjaga martabat pustakawan. Adalah tugas anggota untuk selalu menjaga martabat dan kehormatan pustakwan dengan landasan nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat. 2. Meningkatkan mutu profesi pustakawan; untuk dapat memberikan layanan kepustakawanan terhadap masyarakat, maka anggota profesi berkewajiban untuk meningkatkan mutu profesi dan anggota melalui berbagai kegiatan. 3. Meningkatkan kualitas layanan terutama layanan kepada pengguna perpustakaan: mendapatkan informasi adalah merupakan hak setiap orang, maka pustakawan sebagai informasi yang diberikan selalu meningkat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

13 Sikap dan Prilaku Peranan pustakawan dalam melayani perpustakaan sangat siknifikan dalam menarik minat mahasiswa mengunjungi perpustakaan perguruan tinggi. Sikap dan prilaku yang ditunjukkan oleh pustakawan kepada mahasiswa pengguna jasa perpustakaan mulai dari mahasiswa datang sampai ia selesai menggunakan jasa layanan perpustakaan, dalam hal ini lebih bersifat kepada gerak-gerik yang dilakukan oleh pustakawan selama melayani pengunjung/pengguna perpustakaan. Gerakan ini mulai dari cara berjalan, duduk, senyum, cara menatap, cara bicara, cara bertanya, cara menjawab atau memberi keterangan, yang kesemuanya itu akan dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa, kondisi ini akan merangsang minat mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan perguruan tinggi. Pustakawan seharusnya menjalankan tugasnya sebagai pelayan informasi dan sebagai pembimbing terhadap pengguna yang membutuhkan informasi. Tindakan pustakawan tersebut terbagi dalam tiga elemen yakni: nilai, sikap, dan perilaku yang masing-masing berhubungan satu dengan yang lain. Kinerja organisasi perpustakaan dipengaruhi oleh tiga hal tersebut. Sikap yang ditempilkan oleh pustakawan bisa berupa sikap yang buruk atau sikap yang baik. Sikap yang menyenangkan maupun sikap yang tidak menyenangankan. Apabila sikap dan perilaku pustakawan buruk maka pelayanan yang diberikan perpustakaan ikut buruk. Sedangan di perpustakaan, yang merupakan pusat segala kegiatan adalah pelayanan. Untuk itu pustakawan perlu memberikan palayanan yang terbaik. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan mahasiswa ke perpustakaan, koleksi buku diperpustakaan hendaknya sesuai dengan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan tersebut agar dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, Menurut Rachman (2006 : ) Adapun sikap-sikap dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pengguna yaitu : 1. Mengenal Pengguna Pengguna perpustakaan dan informasi adalah bagian yang penting dan tak terpisahkan dari perpustakaan. Karena bagaimanapun megahnya suatu Perpustakaan, tidak akan punya arti, jika tidak ada yang menggunakannya. Oleh sebab itu, pengguna

14 merupakan salah satu dari pilar yang menopang suksesnya suatu perpustakaan. Pilar yang lain adalah sarana dan prasarana, koleksi bahan pustaka, sistem pengolahan dan layanan, sumber daya manusia, kerjasama, dan promosi perpustakaan. Pengguna perpustakaan dan informasi sangat ragam, dilihat dari segi usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat sosial, pekerjaan dan lain-lain. Perbedaan tersebut menampilkan prilaku yang berbeda dan menuntut pelayanan yang berbeda. Misalnya ada yang meminta di layani dengan cepat, ada yang minta diistimewakan, ada yang biasa saja dan sebagainya. Prilakunya pun menunjukkan karakteristik yang berbeda pula misalnya ramah, sopan, galak, keibuan dan lain-lain.semua tuntutan dan karakteristik tersebut harus dapat diantisipasi oleh pustakawandalam memberikan pelayanan kepada pengguna. 2. Luwes Dalam Melayani Bersikap luwes merupakan salah satu etika pergaulan yang harus kita pahami betul oleh pustakawan. Seorang pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada pengguan harus mampu bersikap luwes. Hal ini penting karena minat pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan masih relatif kecil. Oleh karena itu pustakawan harus mengetahui betul keinginan pengguna. Kalau pustakawan bisa bersikap luwes dalam melayani pengguna, pengguna pasti akan merasa senang dan akan menumbuhkan keakrapan dengan pustakawan. 3. Mengetahui Kemauan Pengguna Pustakawan harus tahu benar apa yang diinginkan oleh pengguna perpustakaan dan informasi. Untuk itu pustakawan harus berkomunikasi dengan pengguna, sehingga dapat mengetahui apa yang mereka inginkan. Untuk memenuhi keinginan mereka, pustakawan harus dapat menunjukan bahwa ia dapat melayani pengguna dengan baik. Lazimnya dengan cara memberikan pelayanan cepat, tepat, mudah, ramah dan profesional sampai pengguna akan puas. Jika pengguna merasa senang dan puas, pengguna akan datang kembali keperpustakaan.oleh karena itu pustakawan harus betul-betul mengetahui dan menguasai jenis-jenis layanan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. 4. Mempromosikan Produk Layanan Dalam memberikan pelayanan, pustakawan wajib mempromosikan produk layanannya kepada pengguana. Mempromosikan produk layanan bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui media cetak, seperti liflet, brosur,pamflet dan lain sebagainya. Selain itu bisa juga dilakukan melalui pameran dan penyuluhan. Namun tidak ada salahnya jika pustakawan dapat juga mempromosikanproduk layanan perpustakaan pada saat memberikan pelayanan kepada pengguna, yaitu dengan cara melakukan obrolanringan dan akrab dengan pengguna. Tujuan promosi perpustakaan adalah untuk menarik pengguna agar mau menggunakan dan memanfaatkan produk-produk layanan yang ada di perpustakaan. 5. Melayani Sampai Tuntas Pustakawan harus punya prinsip bahwa kepuasan pengguna adalah selalu menjadi bagian nomor satu. Kalau pengguna puaa dengan pelayanan pustakawan, pengguna pasti akan bercerita kepada orang lain. Demikian juga bila pengguna tidak puas. Hubungan pustakawan dengan pengguna baik, kekurangan dalam pelayanan akan mudah mereka lupakan. Untuk memuaskan pengguna, banyak cara yang dapat dilakukan pustakawan, antara lain dengan memberikan pelayanan sampai tuntas,jangan sampai pustakawan memberikan pelayanan yang tidak tuntas dengan alasan sibuk, tidak bisa dan sebagainya. Karena pelayanan seperti itu akan mengakibatkan pengguna tidak puas. Oleh karena itu, pustakawan harus profesional, harus proaktif agar benar-benar pengguna puas dengan pelayanan yang diberikan.

15 6. Tidak Memaksakan Kehendak Dalam melayani pengguna, pustakawan tidak boleh memaksakan kehendak. Pustakawan harus memegang prinsip bahwa pengguna adalah raja. Oleh karena itu, pustakawan dituntut untuk dapat memberikan keluluasan kepada pengguna untuk memilih layanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginananya. 7. Melayani Dengan Wajah Ceria Pustakawan dalam melaksanakan tugasnya wajib meningkatkan citra perpustakaan di mata pengguna. Penguna sangat senang, jika pustakawan dalam melaksanakan tugasnya, dapat tampil sebagai pribadi yang menyenangkan. Agar dapat menyenangkan pengguna, dalam memberikan pelayanan pustakawan hendaknya dapat tampil dengan wajah yang ceria, dan senyum. Senyum bagi pustakawan adalah wajib hukumnya, dalam arti, hilang senyuman berarti kehilangan respek dari publik kepadanya. Oleh karena itu, untuk menjadi pustakawan profesional, bukan saja harus kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi juga harus juga mempunyai kecerdasan emosional dan sosial tinggi pula. 8. Menjamin Kerahasiaan Perlindungan kerahasiaan dan privasi pengguna perpustakaan dan informasi adalah kewajiban pustakawan yang telah diatur dalam kode etik pustakawan indonesia. Menjamin kerahasiaan dan privasi pengguna adalah menjadi kewajiban pustakawan. Kerahasiaan dan privasi pengguna adalah sesuatu yang amat sensitif, teerutama bagi orang-orang tertentu. Pustakawan harus dapat memahami, menghargai dan menjaga kerahasiaan pengguna. Menjamin kerahasiaan dan privasi pengguna adalah sikap profesinal. 9. Mau Mendengarkan Keluhan Dalam melaksanakan prinsip pelayanan, pustakawan dituntut dapat bersikap sabar dalam menghadapi berbagai keluhan pengguna. Walaupun pustakawan sudah berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan yang terbaik, dalam hal ini kewajiban pustakawan adalah mendengarkan keluhan-keluhan pengguna. Apapun keluhan pengguna harus disikapi secara dewasa, karena keluhan pengguna adalah masukan yang sangat beharga bagi pustakawan. 10. Tidak Berprasangka Negatif Pustakawan harus selalu berfikir positif. Berfikir positif adalah sikap dasar yang harus dimiliki oleh pustakawan dalam melayani pengguna. Berfikir positif dapat meningkatkan kemitraan dengan penggunanya. Tidak ada alasan untuk berprasangka buruk pada pengguna, namun bukan berarti hilang kewaspadaan dan kehati-hatian. Jangan ditunjukan kehati-hatian kepada pengguna secara berlebih-lebihan. Pustakwan profesional, tidak akan berprasangka negatif terhadap pengguna perpustakaan dan informasi. 11. Mengucapkan Terima Kasih Untuk menghargai pengguna ada sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan oleh pustakawan ialah kebiasaan mengucapkan terima kasih. Mengucapkan terima kasih jangan hanya sekedar basa basi, tapi dengan hati yang tulus, bersikap baik kepada pengguna adalah sikap profesional. Sedangkan Menurut Mustafa (2005) sikap-sikap dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap pengguna yaitu : 1. Mempunyai rasa percaya diri 2. Menggunakan imajinas 3. Jangan takut gagal/salah 4. Perhatikan penampilan

16 Penampilan Pustakawan Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan dan informasi, pustakawan harus memperhatikan penampilan pribadinya. Dengan penampilan pribadi yang anggun, pelayanan akan berlangsung dengan baik dalam suasana yang menyenangkan. Adapun penampilan pustakawan dalam memberikan pelayanan yaitu : 1. Wajar Pustakawan harus mampu tampil atau bersahaja, sehingga dapat diterima oleh siapapun, baik atasan, rekan sejawat maupun masyarakat pada umumnya. Pustakawan tidak boleh tinggi hati. Tampil wajar, artinya tampil bersahaja, tidak over ekting, tidak lebih atau tidak kurang. Wajar harus terlihat dalam tingkah laku, berpakaian, berucap dan bertutur kata sesuai dengan normanorma dan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungannya. 2. Jujur Kejujuran adalah sikap mental yang positif yang perlu dikembangkan untuk menjaga kredibilitas seseorang. Kejujuran merupakan sendi utama dalam pergaulan manusia. Kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan dari orang lain, baik dari atasan, rekan maupun pengguna, kejujuran dapat menjaga citra diri seseorang. Kejujuran mengakui kelebihan dan kelemahan diri sendiri dan orang lain adalah sikap profesional. 3. Berpakaian Sopan Pustakawan harus tahu etika berpakaian, pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berpakaian sopan. Berpakaian sopan artinya bagi wanita pakaianya bersih, rapi tidak boleh terlihat auratnya. 4. Tampil Tenang Pustakawan harus bisa tampil tenang, tidak gugup, ketika melihat banyak pengunjung perpustakaan yang harus dilayani. Jangan terburu-buru agar pelayanan tidak menjadi berantakan dan tidak memuaskan. 5. Murah Senyum Pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus tampil ceria dan senyum, sehingga menunjukkan pribadi yang optimis dan profesional. 6. Bertutur Kata Baik Pustakawan harus bisa bertutur kata baik. Keterampilan bertutur kata baik tidak datang dengan sendirinya, tetapin perlu belajar, latihan, dan perlu pengalaman. Semakin sering dilatih akan semakin pandai bertutur kata baik. Bertutur kata yang baik harus dilakukan kepada siapa saja. Pustakawan yang mampu bertutur kata yang baik menunjukkan bahwa ia adalah pustakawan profesional. 7. Pandai Bergaul Pustakawan harus pandai bergaul, baik dengan rekan, atasan maupun pengguna. Karena pustakawan dalam menjalankan tugasnya selalu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia. Pergaulan mempunyai etika, oleh karena itu pustakawan alam pergaulannya harus berpegang pada etika pergaulan.

17 2.7. Kualitas Layanan Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan mahasiswa ke perpustakaan, koleksi buku diperpustakaan hendaknya sesuai dengan kurikulum yang berlaku di lembaga pendidikan tersebut agar dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya. Sering terjadi keluhan dari pengunjung karena pustakawan menjawab pertanyaan pengunjung dengan jawaban tidak tahu. Pengunjung umumnya menganggap semua karyawan adalah pustakawan, padahal sebenarnya ada tenaga pustakawan dan ada tenaga administrasi dan teknis. Selain itu sering terjadinya mutasi antar unit yang kurang memperhatikan kebutuhan masing-masing, sementara para pengunjung sangat membutuhkan tenaga pustakawan. Mengingat peran pustakawan cukup penting maka perlu diberi jalan keluar untuk pengembangan SDM agar kesan buruk tidak terjadi lagi, untuk itu perlu kiranya peningkatan SDM. Menurut Zeitthemi (2009) kualitas layanan yang baik apabila pustakawan bersedia melayani pemustaka dengan senang hati, bersedia membantu, selalu seperti bertanya kepada pemustaka sebelum mereka bertanya. Kriteria untuk peningkatan kualitas layanan, maka pustakawan harus dapat memenuhi dimensi-dimensi sebagai berikut: 1. Tangibles (berwujud), ruang dan peralatan harus nyaman dan tertata dengan baik dan pustakawan selalu berpenampilan menarik. 2. Realibility (kehandalan), kinerja pustakawan harus handal dan akurat sehingga meminimalisasi kesalahan. 3. Responsiveness (daya tanggap), pustakawan harus dapat menjawab pertanyaan pemustaka dalam waktu singkat dan jika tidak ditemukan dapat menunjukkan ke tempat. 4. Competence (pengetahuan dan keterampilan), pustakawan harus terlatih dalam memberi layanan kepada pemustaka. 5. Access (kemudahan hubungan), suasana perpustakaan harus menyenangkan dan tersedia sarana komunikasi sehingga pelacakan informasi dapat dilakukan dengan cepat 6. Courtesy (perilaku), setiap pustakawan harus bersikap sopan, bersahabat, tanggap, dan ramah kepada pemustaka. 7. Communication (komunikasi), pustakawan harus mampu mendengarkan keinginan dan aspirasi pemustaka dan kesediaan menyampaiakan informasi terbaru kepada pemustaka

18 8. Creadibility (kejujuran), pustakawan harus menjunjung tinggi sifat kejujuranya baik terhadap diri sendiri, sesama pustakawan dan terhadap pemustaka 9. Security (kemanan), Pelayanan perpustakaan harus menjamin keselamatan fisik, kenyamanan, dan keamanan barang-barang yang dianggap rahasia dan berharga. 10. Understanding the Costamer (memahami kebutuhan), pustakawan mampu menggali, mengidentifikasi, dan memahami kebutuhan pemustaka. (

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan salah satu sumber yang berperan penting pada lembaga pendidikan. Menurut UU 43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponennya atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN SIRKULASI

BAB II PELAYANAN SIRKULASI BAB II PELAYANAN SIRKULASI 2.1 Pengertian Pelayanan Sirkulasi Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris circulation yang mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga pendidikan dimana didalamnya terdapat perpustakaan. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung atau urat nadi bagi suatu universitas. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyebabkan perpustakaan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari tingkat kelurahan

Lebih terperinci

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013 ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN IAIN-SU Triana Santi Pustakawan Madya IAIN-SU Abstract This paper will describe about library user s need. The first step is library must change user s bad image

Lebih terperinci

Nomor :Skep/032A/V/2012. tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Nomor :Skep/032A/V/2012. tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG Nomor :Skep/032A/V/2012 tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG Rektor Universitas Nurtanio Bandung Menimbang Mengingat Menetapkan

Lebih terperinci

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH Disampaikan pada : Pelatihan Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah se Wilayah Gugus Tugas SDN Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Malang Oleh

Lebih terperinci

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan Pendahuluan Dewasa ini berbagai lembaga atau institusi, baik pemerintah maupun swasta berlomba-lomba untuk memperbaiki sistem kerja dan kinerjanya. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan salah satu bentuk peran aktif dari pemerintah dalam rangka meningkatkan semangat untuk membaca

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa tugas akhir, laporan kuliah kerja lapangan, laporan penelitian jurnal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,

Lebih terperinci

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang Available online at http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini terbukti dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.6 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.6.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang digunakan sebagai pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi sekarang ini pendidikan merupakan sesuatu yang penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan telah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang disediakan oleh pemerintah, untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Khusus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keberadaan perpustakaan khusus dewasa ini masih menjadi tanda tanya besar bagi kalangan awam, apakah memberikan kontribusi bagi kemajuan institusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Etika kerja pada perusahaan sangat berperan penting dalam menjalankan arus kerja karyawan di dalam kantor. Etika kerja ini bermaksud agar para karyawan menjalankan pekerjaannya secara

Lebih terperinci

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN NOMOR 34/PP/2012 TENTANG KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang begitu pesat saat ini menuntut pusat-pusat informasi mengimbangi perkembangan tersebut dengan terus belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian yang melatar-belakangi dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya

Lebih terperinci

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA 07540021 PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini. MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin penyelenggaraan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG

2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sturuktur orgnanisasi penelitian. A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Suatu perguruan tinggi dikatakan baik apabila didukung berbagai sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya program perguruan tinggi

Lebih terperinci

KONSEP PERPUSTAKAAN MODERN DITINJAU DARI MUTU PELAYANAN

KONSEP PERPUSTAKAAN MODERN DITINJAU DARI MUTU PELAYANAN ARTIKEL KONSEP PERPUSTAKAAN MODERN DITINJAU DARI MUTU PELAYANAN Ika Rudianto, A.Md. Staf Perpustakaan Universitas Airlangga Abstrak Keberhasilan sebuah Perpustakaan yang utama bisa dilihat dari bagaimana

Lebih terperinci

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan merupakan tempat yang didalamnya terdapat berbagai sumber informasi yang diperlukan oleh masyarakat belajar. Di dalam Bab I mengenai Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian perpustakaan perguruan tinggi Perpustakaan merupakaan suatu lembaga yang mempunyai kegiatan dibidang informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, penelitian dan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 salah satu tujuan berdirinya negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat untuk untuk menyimpan dan memberikan sebuah informasi kepada pemustaka. Selanjutnya informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia di Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan menjadi generasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran seumur hidup (long life education) untuk masyarakat. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library 39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pelayanan Sirkulasi Menggunakan Program Libsys ( Library System ) Perkembangan Teknologi Informasi telah mendorong perubahan diberbagai sektor kegiatan layanan di perpustakaan,

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI Oleh, ~$i;fl!j[~/\~fi':&'-k!! --,: d I(ny 9; '.C, bl 9.:,., :.:\ ~ ; I,:. 1,,,.t:i, ~ tm-fip\s!,,;l[:f\hp,s\ - 1. 1 1

Lebih terperinci

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ayu Sri Wahyuni ) ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana EMAIL : ayusri.as8@gmail.com ) ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING A. Analisis Fasilitas Perpustakaan Sekolah SMP Muhammadiyah 7 Ampelgading, Kabupaten Pemalang Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memberikan tempat untuk anak-anak tumbuh dengan ilmu pengetahuan. Dimana ilmu pengetahuan di setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk menunjang pendidikan di perguruan tinggi pengadaan perpustakaan akan sangat membantu mahasiswa dalam mencari informasi yang diinginkan. Yusuf

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN Etiket dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap manusia, karena etiket memberikan tingkah laku, kebiasaan, sopan santun,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Oleh: Magritha Tular email: magrithatular@yahoo.com Abstrak Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan sebuah gedung yang didalamnya terdapat banyak koleksi, baik berupa koleksi tercetak (buku) maupun koleksi non tercetak (koleksi

Lebih terperinci

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan ETIKA AKADEMIK Program Studi D3 Keperawatan AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKPER HKBP BALIGE NOMOR :60.d/akperhkbp/D/VI/2012 TENTANG KODE ETIK AKADEMIK AKPER HKBP BALIGE DIREKTUR

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN JASA LAYANAN SIRKULASI OLEH MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KAJIAN PEMANFAATAN JASA LAYANAN SIRKULASI OLEH MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ejournal Acta Diurna Volume V. No.2. Tahun 2016 KAJIAN PEMANFAATAN JASA LAYANAN SIRKULASI OLEH MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Oleh Sevi Wise Mamusung email: shevymamusung@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007 TENTANG KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KETUA STIKOM DINAMIKA BANGSA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN IAIN SUMATERA UTARA Oleh: Hildayati Rauddah Hutasoit (Pustakawan Pertama IAIN-SU)

PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN IAIN SUMATERA UTARA Oleh: Hildayati Rauddah Hutasoit (Pustakawan Pertama IAIN-SU) PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN IAIN SUMATERA UTARA Oleh: Hildayati Rauddah Hutasoit (Pustakawan Pertama IAIN-SU) Abstract Main Objective of any library is to give satisfaction to users. A Quality Service

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO Oleh: Aprilke M. Loho Ardjunius Tabaga Syane Harinda e-mail: upreal.lovejesus@gmail.com Abstrak Perpustakaan

Lebih terperinci

Lampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Lampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lampiran INSTRUMEN KUESIONER PENERAPAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN I. Keterangan Kuesioner POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1. Kuesioner ini dimaksud untuk memperoleh data objektif dari responden 2.

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan 1. Arti Perpustakaan Perpustakaan adalah unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, sekurang-kurangnya seorang pustakawan, ruangan/tempat khusus, dan koleksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Analisis Masalah Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, serta hubungan antara sistem shelving dengan temu kembali informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pendidikan Pemakai Pada zaman modern yang berkembang ini ilmu pengetahuan juga ikut berkembang. Berkembangnya ilmu pengetahuan kebutuhan akan perpustakaan perguruan tinggi pun

Lebih terperinci

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Layanan Perpustakaan dengan Menggunakan Metode LibQual (Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dengan

Lebih terperinci

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG (Studi Deskriptif Sistem Layanan Tertutup (Close Access) pada Layanan Jurnal di Perpustakaan UPT BIT LIPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi meningkat sesuai dengan perkembangan zaman baik media cetak, elektronik dan sosial media yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Fungsi Bank 2.1.1. Pengertian Bank Mendengar kata bank bukan suatu hal yang asing bagi kita. Dengan menyebut kata bank setiap orang selalu mengaitkannya dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN... DAFTAR ISI KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN......1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN... 4 BAB VSANKSI DAN TAGIHAN... 8 BAB VIKOLEKSI... 9 BAB VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyebarluaskan, dan melestarikan informasi. Perpustakaan adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Pada dasarnya semua perpustakaan merupakan suatu instansi yang memiliki proses kerja yang sama, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Hubungan Dengan pengguna Pengguna atau user adalah orang yang menggunakan fasilitas yang digunakan perpustakaan,

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Penggunanya adalah sivitas akademika perguruan tinggi tersebut. Adapun

Lebih terperinci

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN I. Sejarah Singkat Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar Abstract The role of the librarian, growing over time. Now librarians not only serve the circulation of books,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini. 6.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Organisasi 3.1.1 Sejarah Organisasi Perpustakaan Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah, dikelola, sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Studi Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa Pada Perpustakaan Perpustakaan Tata Ruang Tingkat Kunjungan Pengertian Perpustakaan Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi. Para

Lebih terperinci

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelayanan Perpustakaan Dosen Pengampu Sarwono, S.IP MA Oleh: Septy Nur Fatonah (29 015 034) 6A / PGSD PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi seluruh masyarakat harus dapat mengelola informasi sebaik-baiknya, apalagi dengan meledaknya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA Oleh: Abd Manaf Mamonto Antonius M. Golung (e-mail: abdmanafmamonto@gmail.com) Abstrak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN BAB III GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN 3.1 Sejarah Singkat UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten Perpustakaan sebagai sumber

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN Keputusan Rektor Unhas Nomor : 16890/UN4/KP.49/2012 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN MENIMBANG : 1. bahwa untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN SEPUTAR LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Bambang Hermanto 1 ABSTRAK

PERMASALAHAN SEPUTAR LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Bambang Hermanto 1 ABSTRAK 1 PERMASALAHAN SEPUTAR LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Oleh : Bambang Hermanto 1 ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang kegiatan sirkulasi, permasalahan yang sering dihadapi dan solusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota yang terbuka untuk umum, dibiayai oleh dana umum dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian perpustakaan Perguruan tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya,berperan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat merupakan proses yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan pelanggan adalah perbandingan antara layanan yang diterima dengan layanan yang diharapkan. Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah menjadi hal

Lebih terperinci

PEMANFAATAN JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MAHASISWA.

PEMANFAATAN JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MAHASISWA. PEMANFAATAN JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MAHASISWA. Oleh : Widia F Damang (e-mail: widia.damang93@gmail.com) Ferry Koagouw (e-mail: ferrykoagouw691@gmail.com)

Lebih terperinci