Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Melalui Poster Dengan Partisipasi Siswa di Kabupaten Gorontalo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Melalui Poster Dengan Partisipasi Siswa di Kabupaten Gorontalo"

Transkripsi

1 Beria Kedokeran Masyaraka Vol. 28, No. 1, Mare 2012 Peningkaan Pengeahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Bagi Kesehaan Melalui Poser Dengan Parisipasi Siswa di Kabupaen Goronalo The Increased of Knowledge and Aiude Toward he Danger of Smoking on Healh Through Poser Wih Sudens Paricipaion a Disric of Goronalo Famawai Mohamad 1, Yayi Suryo Prabandari 2, Agus Priyano 3 1 Polieknik Kesehaan Goronalo 2 Program Sudi Perilaku dan Promosi Kesehaan, FK UGM, Yogyakara 3 Dinas Kesehaan Provinsi Daerah Isimewa Yogyakara ABSTRACT Background: Smoking can bring serious impac on human s healh. The habi of smoking from eenage period has he probabiliy 50:50 o die a young age due o diseases associaed wih smoking. Therefore effors o promoe healh on he danger of smoking are direced more o eenagers since hey are he main arge of cigaree indusry. Los of media ha deliver healh massages are currenly no disribued. I is necessary o have paricipaion of he arge in developing media of healh messages such as poser o overcome his problem. Objecive: To idenify impac of healh educaion mehod hrough paricipaory posers o increase knowledge and aiude of sudens oward he danger of smoking for healh, and find ou he differen impac of healh educaion mehod using paricipaory posers and wihou poser in increasing knowledge and aiude of sudens oward he danger of smoking on healh. Mehod: The sudy was quasi experimen ha used pre-es pos-es wih conrol group design. Paricipans of he sudy were sudens of SMP Negeri 1 Limboo Bara, SMP Negeri 2 Telaga and SMP Negeri 3 Limboo. Samples were aken purposively. Daa were obained hrough quesionnaire of knowledge and aiude and analyzed using paired -es and independen -es. Resul: Average increase of knowledge and aiude was significan found among hree groups. The highes increase of knowledge was found in he paricipaory poser group and he highes increase of aiude was found in he sicking poser group. Difference in average knowledge of he hree groups was significan, bu no in average aiude (p>0.05). Conclusion: Paricipaory poser mehod was more effecive in improving knowledge of sudens abou he danger of smoking han aiude. This mehod could be an alernaive in he socializaion of he danger of smoking for healh. Keywords: knowledge, aiude, smoking, poser, healh educaion Pendahuluan Rokok merupakan barang yang berbahaya unuk dikonsumsi oleh manusia karena dapa membahayakan kesehaan. Konsumsi rokok di Indonesia menempai posisi keiga eringgi di dunia. 1 Dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, Provinsi Goronalo menduduki keiga besar prevalensi perokok umur 10 ahun ke aas. 2 Di anara lima kabupaen/koa yang ada di Provinsi Goronalo, Kabupaen Goronalo adalah daerah yang persenase usia mulai merokok pada remaja yang paling inggi. 2 Beberapa program besar pencegahan merokok di sekolah menunjukkan hasil yang baik pada percobaan awal, eapi efekivias program-program ini ampak menurun dengan cepa sesudah percobaan ersebu selesai (khususnya karena kekurangan dana, pelaihan berkelanjuan yang lemah, dan menurunnya mina). Terdapa buki yang kua bahwa sekolah dapa membua perbedaan, bahkan sekalipun hanya dalam menunda umur memulai merokok. 3 Dalam penyampaian pesan kesehaan, penggunaan meode dan media pendidikan harus sesuai dan mudah dierima oleh sasaran. 4 Bahan ceak seperi pamfle, leafle, dan poser merupakan program pendidikan kesehaan dengan jenis perminaan yang inggi selama berahun-ahun 5, eapi banyak diemui yang hanya menempai rakrak dan papan bulein anpa disribusi yang memadai ke sasaran. Permasalahan ini perlu diupayakan sraegi promosi kesehaan. Salah sau sraegi promosi kesehaan adalah pemberdayaan masyaraka. Harapan dari upaya ini adanya parisipasi sasaran 20 Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare 2012

2 Peningkaan Pengeahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok, Famawai Mohamad, dkk. agar dapa mengaasi masalah dalam pengadaan media promosi kesehaan. Elemen pening dari promosi kesehaan adalah parisipasi akif dari masyaraka. 6 Poser adalah salah sau jenis media promosi kesehaan yang dapa dikombinasikan dengan meode parisipasi siswa. Poser merupakan media grafis yang ermasuk salah sau media visual 7, yang eknik pembuaannya unik sehingga dapa mengembangkan kreaivias siswa dalam membua media kesehaan unuk mensosialisasikan bahaya rokok bagi kesehaan di lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian ersebu, penulis merumuskan permasalahan peneliian ini sebagai beriku: Apakah pendidikan kesehaan dengan melibakan parisipasi dalam membua media poser enang bahaya rokok, akan lebih meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan di Kabupaen Goronalo dibandingkan dengan pendidikan kesehaan diambah dengan poser empel aau pendidikan kesehaan saja (anpa poser)?. Tujuan peneliian adalah: 1) mengeahui pengaruh pendidikan kesehaan dengan melibakan parisipasi remaja dalam pembuaan media poser enang bahaya rokok dalam meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan, 2) mengeahui perbedaan pengaruh meode pendidikan kesehaan dan poser parisipaori, dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan dan poser empel dalam meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan, 3) mengeahui perbedaan pengaruh meode pendidikan kesehaan dan poser parisipaori dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan dalam meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Bahan dan Cara Peneliian Peneliian ini merupakan peneliian eksperimen semu (quasi experimenal) dengan rancangan pre es pos es. Peneliian dilakukan pada sekolah menengah perama (SMP) di daerah Kabupaen Goronalo yang memiliki persenase paling inggi unuk usia mulai merokok pada remaja. Dari 115 SMP yang ada di Kabupaen Goronalo, dipilih iga sekolah yang mempunyai karakerisik sama sesuai dengan eknik pengambilan sampel secara purposive. Keiga sekolah yang erpilih adalah SMP Negeri 1 sebagai kelompok pendidikan kesehaan dengan poser parisipaori, SMP Negeri 2 sebagai kelompok pendidikan kesehaan dengan poser empel, dan SMP Negeri 3 sebagai kelompok pendidikan kesehaan. Sampel dalam peneliian ini adalah siswa kelas 2 yang memenuhi krieria inklusi dengan jumlah 48 responden pada kelompok pendidikan kesehaan dengan poser parisipaori, 42 responden pada kelompok pendidikan kesehaan dengan poser empel dan 40 responden pada kelompok pendidikan kesehaan. Variabel bebas peneliian adalah pendidikan kesehaan, poser parisipaori, dan poser empel. Variabel erika adalah pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Variabel erkendali adalah umur dan jenis kelamin. Pengumpulan daa dilakukan dengan pemberian pre es sebelum inervensi dan pos es seelah inervensi unuk meliha peningkaan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Daa dianalisis dengan uji paired es dan uji independen es unuk meliha peningkaan dan perbandingannya pada kelompok eksperimen dan konrol. Hasil Peneliian dan Pembahasan Karakerisik responden dan uji homogenias Responden yang menjadi objek peneliian adalah laki-laki dan perempuan dengan persenase yang hampir sama pada keiga kelompok, semenara umur juga memiliki persenase yang hampir sama dengan usia anara ahun. Dari karakerisik responden dilakukan uji homogenias. Hasil analisis uji homogenias umur dan jenis kelamin pada keiga kelompok idak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p > 0,05). Pengeahuan dan sikap siswa sebelum diberikan inervensi juga idak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05), sehingga dapa dikaakan bahwa keiga kelompok berangka dari iik olak yang sama. Secara jelas karakerisik dan homogenias pada keiga kelompok erliha pada Tabel 1. Peningkaan pengeahuan dan sikap Analisis pengeahuan pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa erdapa peningkaan yang signifikan (p < 0,05). Reraa, simpangan baku pengeahuan siswa sebelum dan seelah inervensi pada keiga kelompok peneliian disampaikan pada Tabel 2. Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare

3 Beria Kedokeran Masyaraka Vol. 28, No. 1, Mare 2012 Tabel 1. Karakerisik dan Homogenias Penkes & poser Penkes & poser Pendidikan parisipaori empel kesehaan Kararakerisik (n = 48) (n = 42) (n = 40) 2 p N % N % N % (mean±sd) (mean±sd) (mean±sd) Umur 13,58 ±,846 13,55 ±,739 13,8 ±,822 0,83 0,66 Jenis kelamin - laki-laki - perempuan ,83 54, ,5 42,5 1,21 0,55 Pengeahuan 12,92 ± 2,11 13,93 ± 2,06 12,45 ± 1,63 3,07 0,22 Sikap 56,67 ± 4,99 50,69 ± 7,08 51,43 ± 6,33 5,38 0,07 Tabel 2. Pengeahuan siswa sebelum dan sesudah inervensi Pre es Pos es Selisih (mean±sd) (mean±sd) reraa (CI) Penkes & poser parisipaori Penkes & poser empel Pendidikan Kesehaan 12,92 ± 2,11 16,96 ± 1,61 4,04 (3,22-4,86) 13,93 ± 2,06 16,74 ± 1,19 2,81 (3,52-2,09) 12,45 ± 1,63 14,47 ±1,35 2,025 (1,35-2,69) 9,87 0,00 7,96 0,00 6,08 0,00 Hasil uji variabel sikap siswa sebelum inervensi (pre es) dan seelah inervensi (pos es) pada seluruh kelompok juga menunjukkan peningkaan yang signifikan (p < 0,05). Reraa dan simpangan baku sikap siswa sebelum dan seelah inervensi pada keiga kelompok peneliian disajikan pada Tabel 3. Analisis aas variabel pengeahuan dan sikap pada Tabel 2 dan 3 erliha bahwa pada kelompok eksperimen dengan pendidikan kesehaan dan poser parisipaori dapa meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Unuk iu, hasil ersebu menjawab hipoesis 1, yaiu pendidikan kesehaan dengan melibakan parisipasi siswa dalam pembuaan poser bahaya rokok dapa meningkakan pengeahuan dan sikap erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Pengeahuan dan sikap siswa pada kelompok pendidikan kesehaan dengan poser parisipaori meningka karena informasi pendidikan kesehaan dan keikuseraan siswa dalam pembuaan poser enang bahaya rokok bagi kesehaan. Meode poser parisipaori yang digunakan dalam peneliian ini dapa dikelompokkan ke dalam meode pembelajaran konsrukivisme. Konsrukivisme adalah belajar dengan proses akif dan erjadi di lingkungan luar kelas, bekerja dengan eman dalam konsruksi sosial yang berari bagi dirinya. 8 Keikuseraan siswa dalam pembuaan poser parisipaori melalui pencarian maeri erkai dengan bahaya rokok memberi informasi pendidikan kesehaan pada siswa yang secara idak langsung meningkakan pengeahuan dan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan dalam proses pembuaan poser parisipaori. Peningkaan ini dapa membawa dampak pada upaya pencegahan perilaku merokok pada siswa. Beberapa program besar pencegahan merokok di sekolah elah banyak dilakukan dan menunjukkan Penkes & poser parisipaori Penkes & poser empel Pendidikan Kesehaan Tabel 3. Sikap siswa sebelum dan sesudah inervensi Pre es Pos es Selisih Mean Mean reraa (SD) (SD) (CI) 56,67 ± 4,99 60,42 ± 7,32 3,75 2,79 0,00 (1,06-6,44) 50,69 ± 7,08 56,90 ± 6,16 6,21 5,04 0,00 (3,72-8,71) 51,43 ± 6,33 53,55 ± 5,04 2,125 1,91 0,03 (1,35-2,69) 22 Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare 2012

4 Peningkaan Pengeahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok, Famawai Mohamad, dkk. hasil yang baik pada percobaan awal, eapi efekivias program-program ini menurun dengan cepa sesudah percobaan ersebu selesai (khususnya karena kekurangan dana, pelaihan berkelanjuan yang lemah dan menurunnya mina). Di anara iga inervensi yang diberikan pada keiga kelompok, pendidikan kesehaan dan poser parisipaori memiliki ingka efisiensi dan efekivias yang lebih baik dibandingkan dengan pendidikan kesehaan dan poser empel, dan pendidikan kesehaan karena proses pembuaannya murah dan erbuki efekif meningkakan pengeahuan dan sikap siswa enang bahaya rokok bagi kesehaan. Perbedaan peningkaan pengeahuan dan sikap pada kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel Hasil analisis menunjukkan bahwa erdapa perbedaan besaran selisih reraa anara kelompok pendidikan dengan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel. Perbedaan peningkaan skor pengeahuan anara kedua kelompok ersebu disajikan pada Tabel 4. Peningkaan pengeahuan anara kelompok pendidikan dengan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel memiliki perbedaan selisih reraa 1,23 (p < 0,05), dengan peningkaan eringgi erjadi pada kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori. Hasil ini menjawab hipoesis kedua dierima, yaiu meode pendidikan kesehaan dengan poser parisipaori (poser akif) lebih meningkakan pengeahuan siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan dengan poser empel. Nilai selisih reraa yang lebih inggi pada kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori disebabkan oleh keikuseraan, ineraksi siswa dan kerja sama dalam proses pembuaan poser parisipaori yang anpa disadari meningkakan pengeahuan siswa iu sendiri enang bahaya rokok. Ineraksi siswa melalui diskusi dan kerja sama dalam pembuaan poser parisipaori merupakan benuk sisem belajar kelompok. Belajar kelompok mengembangkan cara orang berineraksi dengan orang lain melalui cara-cara yang berbeda. 9 Ini lebih baik dari belajar individu yang mempunyai keerbaasan individu. Keikuseraan siswa secara akif dalam mencari informasi bahaya rokok lebih baik dalam meningkakan pengeahuan dibandingkan dengan kelompok pendidikan kesehaan dengan poser empel yang hanya berperan secara pasif dalam menerima pesan enang bahaya rokok pada poser empel yang disediakan penelii. Dengan demikian, dapa disimpulkan bahwa, orang akan dapa belajar dengan baik bila mereka erliba secara akif dalam proses belajar dan bukan hanya erliba mendengarkan aau meliha secara pasif. 10 Semenara, pada variabel sikap juga menunjukkan perbedaan peningkaan pada kelompok pendidikan dengan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel. Perbedaan selisih reraa ini, disampaikan pada Tabel 5. Tabel 5 memperlihakan bahwa kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel memiliki pe- Tabel 4. Perbedaan selisih reraa pengeahuan kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel Selisih reraa Perbedaan selisih reraa (SD) (CI) Pendidikan kesehaan & poser parisipaori 4,04 ± 2,83 1,23 Pendidikan kesehaan & poser empel 2,81 ± 2,28 (0,143-2,32) 2,25 0,01 Tabel 5. Perbedaan selisih reraa sikap kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel Selisih reraa Perbedaan selisih reraa (SD) (CI) Pendidikan kesehaan & poser parisipaori 3,75 ± 9,28-2,46 Pendidikan kesehaan & poser empel 6,21 ± 7,99 (-6,119-1,191) -1,34 0,91 Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare

5 Beria Kedokeran Masyaraka Vol. 28, No. 1, Mare 2012 ningkaan yang lebih inggi dibandingkan dengan kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori. Berdasarkan hasil ini maka, hipoesis kedua yang menyaakan meode pendidikan kesehaan dan poser parisipaori (poser akif) lebih meningkakan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan dengan poser empel diolak. Namun demikian, secara saisik perbedaan selisih reraa anara kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan dengan poser empel idak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p > 0,05). Hasil ini menyimpulkan bahwa poser parisipaori memiliki kemampuan yang sama dalam meningkakan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Perubahan sikap berganung pada sejauh mana pesan yang disampaikan diperhaikan, dipahami, dan dierima. 11 Pada kelompok poser empel, media yang digunakan merupakan media yang eknik pembuaannya menggunakan program dengan eknik disain yang profesional, semenara poser parisipaori eknik pembuaannya hanya menggunakan disain yang sederhana. Walaupun demikian, dampak pesan yang disampaikan pada poser ersebu idak menunjukkan perbedaan pada peningkaan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Hal ini dapa erliha pada perbedaan selisih reraa yang idak signifikan pada kedua kelompok. Dengan kaa lain, poser parisipaori memiliki kemampuan yang hampir sama dalam meningkakan sikap walaupun menggunakan eknik dan desain sederhana. Poser harus menarik perhaian dan kesederhanaan biasanya yang erbaik. 12 Namun, dalam proses pembuaan poser parisipaori ada kelemahan yang erliha dan mendukung peningkaan sikap yang lebih rendah pada kelompok poser parisipaori dibandingkan dengan kelompok poser empel. Saa diskusi pembuaan poser, anara kelompok sau dan lainnya idak mau berbagi hasil maeri yang didapakan dengan kelompok lain karena adanya kekhawairan diconoh/dijiplak oleh kelompok lain. Kelemahan ini yang membaasi sharing informasi anarkelompok, sehingga sau kelompok hanya memahami aspek erenu dari bahaya rokok sesuai dengan opik poser yang dipilih, dan idak mendapakan informasi lain dari opik bahaya rokok dari kelompok lainnya. Adanya keerbaasan sharing informasi anarkelompok berdampak pada peningkaan sikap yang lebih rendah pada kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan dan poser empel. Kelemahan ini sebenarnya dapa menjadi kekuaan dalam meningkakan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Melalui keerbukaan sharing maeri anara kelompok, siswa dapa lebih erpapar dengan maeri lain di luar konsep yang dipilih kelompoknya, dan siswa dapa saling melengkapi maeri poser pada kelompoknya masing-masing. Meliha hal ini maka pendidikan kesehaan dengan poser parisipaori dapa direkomendasikan sebagai inervensi yang baik dalam meningkakan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan, selama ineraksi sharing maeri di anara kelompok dilakukan. Dengan demikian, meode pendidikan kesehaan dan poser parisipaori dapa dijadikan sebagai media alernaif dalam mengaasi keerbaasan media penyampaian pesan kesehaan enang bahaya rokok bagi kesehaan. Parisipaif dapa mengembangkan kesadaran masyaraka dan meningkakan pengeahuan, sera memupuk kebersamaan dalam menghadapi masalah dan memikirkan solusi masalah ersebu. 13 Perbedaan peningkaan pengeahuan dan sikap pada kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan Perbandingan peningkaan pengeahuan anara kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori dengan kelompok pendidikan kesehaan menunjukkan bahwa erdapa perbedaan selisih reraa. Perbedaan selisih reraa pada kedua kelompok disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Perbedaan selisih reraa pengeahuan kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori dibandingkan dengan kelompok pendidikan kesehaan Selisih reraa Perbedaan selisih reraa (SD) (CI) Pendidikan kesehaan & poser parisipaori 4,04 ± 2,83 2,02 Pendidikan kesehaan 2,02 ± 2,11 (0,939-3,09) 3,72 0,02 24 Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare 2012

6 Peningkaan Pengeahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok, Famawai Mohamad, dkk. Hasil analisis pada Tabel 6 menunjukkan erdapa perbedaan peningkaan pengeahuan yang signifikan pada kedua kelompok (p < 0,05), dengan selisih reraa eringgi pada kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori (4,04). Hasil ini menjawab hipoesis keiga, yaiu meode pendidikan kesehaan dan poser parisipasi (poser akif) lebih meningkakan pengeahuan siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan. Reraa peningkaan sikap pada kelompok pendidikan dengan kelompok pendidikan kesehaan idak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p > 0,05). Analisis perbedaan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 memperlihakan bahwa walaupun idak erdapa perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok, eapi kelompok pendidikan kesehaan dan poser parisipaori memiliki peningkaan yang lebih inggi dibandingkan dengan kelompok pendidikan kesehaan. Unuk iu, hipoesis keiga yang menyaakan meode pendidikan kesehaan dan poser parisipaori (poser akif) lebih meningkakan sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan dibandingkan dengan meode pendidikan kesehaan, dierima. Pemberian pendidikan kesehaan dikenal dua meode yang sering digunakan, yaiu meode didakik dan meode sokraik. 14 Meode didakik merupakan meode yang didasarkan aau dilakukan secara sau arah aau one way mehod. Tingka keberhasilan meode didakik suli dievaluasi karena pesera didik bersifa pasif dan hanya pendidik yang akif. Ceramah merupakan salah sau conoh meode ini. Meode ceramah pada kelompok anpa poser idak memberikan peningkaan pengeahuan dan sikap yang cukup baik dibandingkan dengan kelompok poser parisipaori. Hal ini erjadi karena siswa hanya menjadi pesera pasif dalam menerima pendidikan kesehaan yang disampaikan. Meode sokraik merupakan jenis meode yang ke dua dalam pemberian pendidikan kesehaan. Meode ini dilakukan secara dua arah aau wo ways mehod. Melalui meode ini, anara pendidik dan pesera didik bersikap akif dan kreaif. Adanya poser parisipaori, siswa dapa akif mencari informasi erulis mengenai bahaya rokok erhadap kesehaan. Pada pembuaan poser, siswa dibenuk dalam kelompok sudi kecil yang ermasuk dalam meode sokraik. Meode ini dilakukan dengan membagi kelompok sasaran yang lebih besar menjadi kelompokkelompok kecil yang membahas suau ugas erenu. Keunungan meode ini, selain dapa memberi variasi pada proses belajar, juga dapa digunakan bersama meode lain, misalnya ceramah/penyuluhan. Pendidikan kesehaan dengan eknik kombinasi anara ceramah dan poser parsipaori erbuki dapa meningkakan pengeahuan siswa. Pengeahuan akan memberikan nilai yang lebih unuk sikap siswa erhadap bahaya rokok bagi kesehaan. Pembenukan dan perubahan sikap dapa disebabkan oleh siuasi ineraksi kelompok dan siuasi komunikasi media, semua kejadian ersebu mendapakan pengalaman dan pada akhirnya akan membenuk keyakinan, perasaan, sera kecenderungan berperilaku. 12 Sikap juga dapa erbenuk dari adanya ineraksi sosial yang dialami individu, ineraksi di sini idak hanya berupa konak sosial, eapi melipui juga hubungan anarpribadi sebagai anggoa kelompok sosial. 12 Berdasarkan hasil peningkaan pengeahuan dan sikap yang lebih inggi pada kelompok pendidikan dengan kelompok pendidikan kesehaan, membukikan kebenaran Cogniive Consisency Theory yang menyaakan bahwa pengeahuan yang dimiliki oleh individu akan berpengaruh erhadap erbenuknya sikap. 5 Upaya melibakan parisipasi siswa dalam menghasilkan media promosi berari uru memupuk usaha bersama dalam meningkakan promosi kesehaan di sekolah. Pada koneks pendekaan promosi kesehaan di sekolah, parisipasi siswa dipandang perlu dalam mempromosikan kesehaan di sekolah. 15 Tabel 7. Perbedaan selisih reraa sikap kelompok pendidikan kesehaan kelompok pendidikan kesehaan Selisih reraa (SD) Perbedaan selisih reraa (CI) Pendidikan kesehaan & poser parisipaori 3,75 ± 9,28 1,63 Pendidikan kesehaan 2,13 ± 7,05 (-1,925-5,175)? 0,909 0,18 Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare

7 Beria Kedokeran Masyaraka Vol. 28, No. 1, Mare 2012 Kesimpulan Pendidikan kesehaan dengan melibakan parisipasi siswa dalam pembuaan poser bahaya rokok dapa meningkakan pengeahuan dan sikap remaja enang bahaya rokok bagi kesehaan. Unuk pengambil kebijakan di Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehaan Kabupaen Goronalo, dapa bekerja sama dan memperimbangkan meode poser parisipasi siswa sebagai media dalam mensosialisasikan bahaya rokok bagi kesehaan dan upaya sosialisasi lainnya pada remaja melalui kurikulum muaan lokal. Bagi sekolah diharapkan dapa memediasi pengembangan wawasan siswa melalui kegiaan, lomba dan penyediaan fasilias penunjang kegiaan pengembangan ersebu. Bagi penelii yang bermina melanjukan peneliian enang poser parisipasi siswa sebagai meode dalam penyampaian pendidikan kesehaan, pengaruh meode ersebu erhadap siswa dapa dijadikan opik unuk peneliian selanjunya. Dafar Pusaka 1. WHO. The Global Tobacco Crisis, WHO Repor on he Global Tobacco Epidemic, Tobacco- Global Agen of Deah, hp:// obacco/mpower/mpower_repor_obacco_ crisis_2008_pdf. Diakses pada anggal 29 Agusus Depkes. Rise Kesehaan Dasar (RISKESDAS) 2007, Badan Peneliian dan Pengembangan Kesehaan Deparemen Kesehaan R. CV. Kia Nusa. Jakara, Crofon J. & Simpson, D. Tembakau Ancaman Global. Jakara: Penerbi PT Ele. Media Kompuindo, Jakara, Dignan MB and Carr PA. Program Planning Healh Educaion and Promoion. Second Ediion. Lea & Febinger. USA, Moron SBG, Greene WH, & Golieb NH. Inroducion o Healh Educaion and Healh Promoion, Waveland Press Inc. Lilionis. USA, Laverack G, Sakyi BE, Hubley J. Paricipaory Learning Maerials for Healh Promoion in Ghana Case Sudy, Healh Promoion Inernaional. Oxford Universiy Press, Prined in Grea Briain, 1997;12(1). 7. Sadiman ASR, Rahardjo, dan Anung H. Media Pendidikan, Pengerian, Pengembangan dan Pemanfaaannya, Raja Grafindo. Jakara, Subanji. Model-Model Pembelajaran, hp:// Diakses pada anggal 20 Januari Ali, Z. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehaan Masyaraka dan Promosi Kesehaan. Trans Info Media. Jakara, Ewless L. dan Simne I. Promosi Kesehaan Peunjuk Prakis. Gadjah Mada Universiy Press. Yogyakara, Nooamodjo, S, Promosi Kesehaan Teori dan Ilmu Perilaku Penerbi. PT. Rineka Cipa, Jakara, Dallen VJ, Gubbels H, Engel C, and Mfenyana K. Effecive Poser Design [Inerne], 2002; Pracical Advice. Diakses pada anggal 10 April, Khanlou NB and Peera E. Paricipaory Acion Research: Consideraions for Ehical Review, [Inerne], 2005: , available from: Diakses pada anggal 20 April, 2010) 14. Maulana HDJ. Promosi Kesehaan. Buku Kedokeran EGC. Jakara, Simovska V. The Changing Meanings of Paricipaion in School-based Healh Educaion and Healh Promoion: The Paricipans Voices, (inerne). 2007: Available from: hp:// her.oxfordjournals.org. Diakses pada anggal 23 Juli Beria Kedokeran Masyaraka, Vol. 28, No. 1, Mare 2012

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Darsono

Indah Nursuprianah, Darsono Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V

PENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk.. PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA Eviani Damasui dan Sugini *) sugini@fkip.uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

Jl. Tamansari No.1 Bandung

Jl. Tamansari No.1 Bandung Prosiding Hubungan Masyaraka ISSN: 2460-6510 Hubungan anara Komunikasi Insruksional Pembimbing dengan Moivasi Kerja Pesera Prakek Kerja Lapangan Relaion beween Insrucor Insrucional Communicaion wih Work

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11 PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT

INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT INFORMASI KEPUSTAKAAN PRIMA TANI JAWA BARAT Dian Firdaus dan Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Peranian Jawa Bara, Jalan Kayuambon No. 80, Lembang 40391 ABSTRAK Program Rinisan dan Akselerasi Pemasyarakaan

Lebih terperinci

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN

UJI BREDENKAMP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDMAN UJI BREDENKAP, HILDEBRAND, KUBINGER DAN FRIEDAN Firi Caur Lesari ABSTRACT Saisics is a science ha has imporan role in decision making The decision is made based on he daa and uses cerain mehods, especially

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5)

KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) KLASIFIKASI DATA PRODUKSI PADI PULAU JAWA MENGGUNAKAN ALGORITMECLASSIFICATION VERSION 4.5 (C4.5) Dwi Seyowai, Yuliana Susani, Supriyadi Wibowo Program Sudi Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,

Lebih terperinci