KAJIAN PERENCANAAN SALURAN TERSIER DAN KUARTER PADA DAERAH IRIGASI RANAH SINGKUANG KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN PERENCANAAN SALURAN TERSIER DAN KUARTER PADA DAERAH IRIGASI RANAH SINGKUANG KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR"

Transkripsi

1 Kajian Perencanaan Saluran Tresier dan Kuarter Irigasi Kecamatan Kampar KAJIAN PERENCANAAN SALURAN TERSIER DAN KUARTER PADA DAERAH IRIGASI RANAH SINGKUANG KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR Sutopo ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan kajian perencanaan Saluran Tersier dan Saluran Kuarter Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar melalui variasi pola tanam. Daerah Irigasi Ranah Singkuang denganluas fungsionalnya adalah Ha.Pengolahan lahan pertanian di lokasi juga hanya dilakukan dua kali dalam setahun dengan pola tanam Padi-Padi-Bera. Metode penelitian yang digunakan adalah kriteria perencanaan irigasiyang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan umum Republik Indonesia sebagai dasar penetapan dimensi Saluran Tersier dan Saluran Kuarter pada Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar untuk kebutuhan air irigasi. Hasil utama dari penelitian dengan menetapkan empat alternatif awal pola tanam yang direncanakan maka diperoleh nilai debit terbesar 1,381 lt/dt/ha dengan pola tanam Padi-Padi-Bera pada awal tanam Januari periode I. Hasil analisadimensi saluran sekunder dan tersier bentuk trapezium pada Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar berturut-turut untuk lebar dasar saluran (b) 0.42 m dan 0.2 m,kedalaman air di saluran (h) 0.42 m dan 0.2 m dan tinggi jagaan (w) 0.14 m dan 0.67 dan kemiringan dasar saluran (I) 1.8 x 10-4 dan 1.8 x Kata kunci : perencanaan, kebutuhan air irigasi, pola tanam, saluran sekunder, saluran tersier, dimensi saluran ABSTRACT The aim of this research is planning secondary and tertiary canalin Ranah Singkuang Irrigation Area ofkampar District through variation of crop patterns. Ranah Singkuang Irrigation area functional is Ha.The processing of agricultural land at the location is also done twice a year with padi-padi-bero crop pattern. This research method used of criteria design irrigation at published Public Works Republic of Indonesia to obtain secondary and tertiary canal dimension in Ranah Singkuang Irrigation Area, District Kampar for net field requirement. The results of four early planting alternative planned. Crop pattern is obtained which get the greatest discharge 1,381 lt/s/ha is padi-padi-bero at early planting January period I. Result of analysis for secondary and tertiary trapezium canal dimension respectively for width of canal (b) 0.42 m and 0.2 m, water level of canal (h) 0.42 m and 0.2 m, working of canal (w) 0.14 m dan 0.67 and sloope of canal (I) 1.8 x 10-4 and 1.8 x Key words : design, net field requirement, crop pattern,secondary canal, tertiary canal, canal dimension. 1. LATAR BELAKANG Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi merupakan suatu tantangan bagi pemerintah dalam penyediakan bahan pangan terutama beras, hal ini mendorong pemerintah, petani dan unsur terkait untuk dapat meningkatkan produktivitas padi sebagai bahan makanan pokok. Peningkatan produktivitas padi ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan air secara tepat dan benar. Pengaturan air secara tepat dan benar dapat dilakukan salah satunya dengan membangun suatu sistim pengairan yang dapat dikontrol pembagian airnya yaitu dengan sistim irigasi dengan saluran yang direncanakan. Menurut laporan dari Badan Ketahahan Pangan Provinsi Riau (2007) bahwa prioritas pembangunan Provinsi Riau dalam mendukung kegiatan Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) khususnya bidang Sumber Daya Air (SDA) adalah mendukung upaya swasembada pangan Nasional dan kegiatan pertanian di Riau. Masih bersumber dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau (2007) bahwa sektor pertanian memegang peranan penting karena lebih 60% penduduknya bergerak pada sektor tersebut. Hal ini didukung oleh kondisi Sutopo, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 121

2 geografis sangat mendukung guna di kembangkannya sektor pertanian khususnya tanaman pangan. Namun dengan segala potensi yang dimiliki Provinsi Riau diketahui bahwa Provinsi Riau masih mengalami defisit beras ± ton/tahun Daerah Irigasi (DI) Ranah Singkuang yang terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah target kegiatan OPRM yang sangat potensial bagi pertanian dengan memiliki daerah yang relatif datar serta berpotensi besar menjadi daerah pertanian yang dapat menghasilkan lumbung padi Kabupaten Kampar. Faktor kendala mendasar yang dihadapi DI Ranah Singkuang dalam upaya meningkatkan hasil produksi padi adalah tata kelola pangairan yang masih bersifat semi teknis sehingga pembagian air ke petak sawah tidak merata. Maka penetapan tujuan utama penelitian adalah melakukan perencanaan Saluran Tersier dan Kuarter Pada Daerah Irigasi (DI) Ranah Singkuang Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dengan luas areal pengairan 241,5 ha di Kelurahan Air Tiris dengan sumber air Bendung Ketaman. Konsep Perimbangan Air Pada Sawah Air irigasi yang masuk ke petak sawah akan digunakan oleh tanaman untuk transpirasi dan tanah akan melepaskan evaporasi. Dan air yang ada di areal pertanian akan merembes kelapisan tanah yang disebut infiltrasi dan selanjutnya rembesan itu akan diteruskan ke lapisan yang paling dalam, peristiwa ini disebut perkolasi vertikal untuk rembesan kebawah dan perkolasi lateral untuk rembesan ke samping, air untuk evaporasi dan transpirasi disebut juga evapotransirasi. Menurut Triatmodjo (2008) secara empiris Van de Goor menyusun persamaan 1 seperti di bawah ini : Is + Re + Ig = S + U + Gv + Gh + Os... (1) Dengan Is adalah jumlah air yang masuk, Re adalah curah hujan efektif, Ig adalah air yang masuk dari bawah permukaan, S adalah jumlah air yang ada sebelumnya, U adalah evapotransirasi, Gv adalah perkolasi kebawah, Gh adalah perkolasi ke samping dan Os adalah air yang keluar dari petakan sawah. Apabila Ig sama dengan 0 dan P sama dengan penjumlahan Gv + Gh yang merupakan jumlah keseluruhan perkolasi (P), maka persamaan 1 dapat ditulis kembali menjadi persamaan 2 seperti di bawah ini : Is = (U Re) + S + P + O... (2) Dengan nilai (U Re) besar kebutuhan air komsumtif. Dan pada petakan sawah S adalah jumlah air untuk penjenuhan tanah, dimana pada saat pengolahan tanah hal tersebut sudah terpenuhi maka kebutuhan air saat pemeliharaan dapat ditulis kembali menjadi persamaan 3 seperti di bawah ini. Is = (U Re) + P... (3) Dengan Ossama dengan 0, melalui pintu pembuangan air Evapotranspirasi Menurut Soemarto (1995) bahwa evapotranspirasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap ke udara bergerak dari permukaan tanah, permukaan air dan penguapan melalui tanaman.jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut evapotranspirasi potensial.faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranpirasi potensial adalah temperatur udara, kecepatan angin, kelembaban udara dan penyinaran matahari. Untuk selanjutnya evapotranspirasi potensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus penman Modifikasi seperti persamaan 4 di bawah ini : E to = c [w x Rn + (I w) x f(u) x (ea ed) ]...(4) Dengan ea adalah tekanan uap jenuh dalam mmbar dalam fungsi t, t adalah temperatur berdasarkan dari data stasiun pengamatan dan d adalah tekanan uap nyata engan RH adalah kelembaban udara relatif berdasarkan hasil stasiun pengamatandan f(u) adalah fungsi angin. Dimana f(u) adalah persamaan 5 seperti di bawah ini: f(u) = [1 + U 2 / 100]...(5) Dengan U 2 adalah kecepatan angin pada ketinggian pengukuran 2 meter yang disajikan pada Persamaan 6 di bawah ini : U 2 = U x (2/x) (6) Dengan Xadalah tinggi pengukuran dalam m, W adalah faktor koreksi temperatur terhadap radiasi, dan Rns adalahradiasi gelombang pendek netto dalam mm/hari yang disajikan seperti pada Persamaan 7 di bawah ini:...(7) Page 122 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

3 Kajian Perencanaan Saluran Tresier dan Kuarter Irigasi Kecamatan Kampar Sedangkan Rs adalah r adiasi sinar matahari yang disajikan seperti pada Persamaan 8 di bawah ini:... (8) Dengan Ra adalah radiasi ektra terextrialdan R s adalah radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas atmosfir (angka Angkot). Besar angka angot berhubungan dengan letak lintang dan letak bulan, n/nadalah perbandingan penyinaran matahari dalam satu hari yang dinyatakan dalam persen, radalah koefisien pemantulan / angka albedo dan Rnladalah radiasi gelombang netto dalammm/hari yang diekspresikan menggunakan Persamaan 9 seperti di bawah ini. Rn 1 = f (T) x f (ed) x (n/n)... (9) Perkolasi Menurut Soemarto (1995) bahwa perkolasi adalah gerakan air ke bawah zona tidak jenuh, yang terletak diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh). Bersumber dari Kriteria Perencaanaan 01 (1986) bahwa perkolasi merupakan proses penjenuhan lapisan permukaan tanah. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah.laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Hujan Efektif (Re) Masih bersumber dari Kriteria Perencaanaan 01 (1986) bahwa hujan efektif adalah curah hujan yang jatuh di daerah irigasi yang langsung dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Untuk irigasi padi curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun. Efektif tanaman padi dihitung dengan Persamaan 10 sebagai berikut. R e = (70% x R 80 ) x 1/15... (10) Dengan bulanan dan dimensi n adalah pengamatan. dari urutan susunan data periode lama Penggunaan Konsumtif Masih bersumber dari Dirjen Dikti (1997) bahwa penggunaan konsumtif adalah sejumlah air diperlukan untuk mengganti air yang hilang akibat dari penguapan. Dihitung dengan Persamaan 11 seperti di bawah ini. E tc = K c x E to... (11) Dengan E tc adalah penggunaan konsumtif, K c adalah koefisien tanaman dan E to adalah evapotranspirasi potensial Kebutuhan air untuk pengelolahan tanah Kebutuhan air irigasi adalah kebutuhan air mulai dari pengolahan tanah hingga masa panen. Untuk menghitung jumlah kebutuhan air dipakai metode yang digunakan oleh Van de Goor dan Zijlstra (KP-01,1986) yang disajikan seperti pada Persamaan 12 seperti di bawah ini. IR = M.e k / (e k 1)...(12) DenganIRadalah kebutuhan air ditingkat persawahan, M adalah kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasidan perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan yang disajikan seperti pada Persamaan 13 sebagai berikut: M = E o + P...(13) Dengan Eoadalah evaporasi air terbuka yang di ambil (1,1 x Eto), P adalah perkolasi. Penggantian Lapisan Air Bersumber dari penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan menurut kebutuhan.jika tidak ada jadwal biasanya dilakukan dua kali. Masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama 0.5 bulan) selama sebulan setelah transplantasi (pemindahan bibit tanaman). (KP-01,1986) Kebutuhan air di sawah Kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman tergantung dari umur tanaman terdiri dari penggunaan konsumtif, perkolasi, adanya curah hujan serta untuk keperluan penggantian lapisan air. Kebutuhan air di sawah untuk tanaman padi dihitung dengan Persamaan 14ditambah dengan pergantian lapisan air sehingga menjadi : NFR = E tc + P R e + WLR...(14) Dengan NFR adalah kebutuhan air disawah, Etc adalah penggunaa konsumtif untuk tanaman dalam mm/hari, WLRadalah penggantian lapisan air dalam mm/hari, Re adalah curah hujan efektif dan Padalah perkolasi. Efisiensi irigasi Masih bersumber dari Kriteria Perencaanaan 01 (1986) bahwa efisiensi irigasi adalah perbandingan jumlah air yang dipakai untuk Sutopo, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 123

4 kebutuhan tanaman dengan jumlah air yang keluar dari pintu pengambian. Besarnya Efisiensi irigasi akibat kehilangan air diperkirakan sebagai berikut saluran primer sebesar 90 %, saluran sekunder sebesar 90 % dan saluran tersier sebesar 80 %. Masih bersumber dari Kriteria Perencaanaan 03 (1986) maka efisiensi menyeluruh yang digunakan adalah 0,9 x 0,9 x 0,8 = 0,65. Pola Tanaman Masih bersumber dari Sudjarwadi (1979) bahwa pola tanaman adalah suatu sistem dalam menentukan jenis jenis tanaman atau pengaliran tanaman produksi pada suatu daerah tertentu yang disesuaikan dengan persediaan air yang ada dalam suatu periode musim hujan dan musim kemarau. Penentuan pola tanam merupakan hal halyang perlu dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.tujuan dari penerapan pola tanam adalah menghindarkan adanya ketidak seragaman tanaman, melaksanakan waktu tanam sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, efisiensi irigasi dan peningkatan produksi pangan. Selanjutnya Tabel 2 adalah mendiskripsikan hubungan antara pola tanam dalam setahun dengan kondisi ketersediaan air di jaringan irigasi. Debit saluran Debit saluran adalah untuk menghitung banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kapasitas air pada petak sawah dengan menggunakan Persamaan 15, Persamaan16 dan Persamaan 17 adalah sebagai berikut : Saluran Primer Q = (A x NFR ) / (Eff primer x Eff sek x Eff ter)... (15) Saluran Sekunder Q = (A x NFR ) / ( Eff sek x Eff ter)... (16) Saluran Tersier Q = (A x NFR ) / ( Eff ter)... (17) Dengan Q adalah debit air yang dibutuhkan dalam m 3 /dt, A adalah luas area yang diairi dalam ha, Eff adalah efisiensi irigasi dan NFR adalah kebutuhan air disawah dalam mm/hari. Dimensi Saluran Irigasi Dimensi saluran irigasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Manning yang disajikan seperti pada Persamaan 18 dan Persamaan 19 di bawah ini: V= 1/n x R 2/3 x I 1/2...(18) Q = A x V...(19) DenganQ adalah debit saluran dalam m 3 /dt, n adalah koefisien Manning, R adalah jari jari hidrolis dalam m dan I adalah kemiringan saluran, V adalah kecepatan aliran dalam m/detik dan A adalah luas penampang basah saluran dalam m 2. Selanjutnya desain saluran irigasi umumnya menggunakan saluran yang berpenampang trapesium karena lebih mudah dan ekonomis. Untuk menetapkan tinggi jagaan saluran (w) dapat di hitung dengan Persamaan 20 seperti di bawah ini : W = 1/3 x h...(20) 2. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan Daerah Irigasi (DI) Ranah Singkuang yang terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dengan luas areal pengairan 241,5 ha di Kelurahan Air Tiris dengan sumber air Bendung Ketaman. Ketersediaan Data Data curah hujan Data curah hujan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan disajikan sepanjang 10 tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2012 dari dari Stasiun curah hujan Bangkinang. Data curah hujan bulanan tersebut selanjutnya dianalisa guna mengetahui harga curah hujan ratarata pada lokasi penelitian. Sedangkan data Jumlah hari hujanyang tersedia digunakan untuk menganalisa harga evapotranspirasi terbatas. Data Klimatologi Untuk memeperkirakan besarnya evaporasi dan evapotranspirasi yang terjadi pada daerah penelitian merupakan areal persawahan sangat diperlukan dukungan data klimatologi dari stasiun pengukuran yang dapat mewakili. Data klimatologi terdiri dari data temperatur, data kelembaban udara, data kecepatan angin, dan penyinaran matahari. Page 124 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

5 Kajian Perencanaan Saluran Tresier dan Kuarter Irigasi Kecamatan Kampar Data Debit Sungai Bersumber dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Irigasi Kabupaten Kampar disajikan data debit Sungai Ketaman pada tahun ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa Hidrologi Perhitungan Evapotranspirasi Perhitungan Evapotranspirasi potensial menggunakan metode pendekatan Pennman Modifikasi hasil selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 1 di bawah ini: Perhitungan Kebutuhan Air Bersumber dari hasil perhitungan kebutuhan air berdasarkan harga evapotranspirasi, curah hujan dengan pola tanam padi-padi-bero. Dengan mengambil empat alternatif mulai masa tanam untuk penyiapan lahan yaitu : Masa tanam bulan Januari periode 1 untuk periode tanam Padi I bulan Januari dan Padi II bulan Mei II. Masa tanam bulan April periode 1 untuk periode tanam Padi I bulan April dan Padi II bulan Agustus II. Masa tanam bulan Juni periode 1 untuk periode tanam Padi I bulan Juni dan Padi II bulan Oktober II. Masa tanam bulan Agustus periode 1 untuk periode tanam Padi I bulan Agustus dan Padi II bulan Desember II. Untuk perhitungan kebutuhan air irigasi alternatif I sampai IV hasil selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 3 di bawah ini: Gambar 1. Perhitungan ETo Menggunakan Pennman Modifikasi Perhitungan Curah Hujan Effektif Perhitungan curah hujan effektif diambil dari harga curah hujan bulanan Stasiun pencatat hujan Kampar.Data-data yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun yaitu dari tahun Untuk perhitungan curah hujan disajikan seperti pada Gambar 2 di bawah ini: Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Nilai Kebutuhan Air Irigasi Untuk Berbagai Alternatip Pola Tanam I sampai IV Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air di sawah (NFR) yang disajikan pada Gambar 3 di atas untuk berbagai alternatif pola tanam I sampai IV maka dipilih Alternatip I karena diperoleh nilai NFR maksimum 1,381 lt/dt/ha. Gambar 2.Hasil Perhitungan Curah Hujan Effektif Sutopo, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 125

6 Perhitungan Debit Saluran Dengan menetapkan kebutuhan air irigasi (NFR) maksimum adalah sebesar 1,381 lt/dt/ha untuk pola tanam alternatip I, langkah selanjutnya menghitung debit saluran Tersier B dengan menggunakan Persamaan 17 yang hasil selengkapnya adalah sebagai berikut : Q = (A x NFR ) / ( Eff ter) Q = (58 x ) / (0.8) = lt/dt Hasil perhitungan debit untuk saluran sekunder disajikan seperti pada Gambar 4 di bawah ini. Analisa Debit di Pintu Pengambilan Dengan menetapkan kebutuhan air irigasi (NFR) maksimum adalah sebesar 1,381 lt/dt/ha untuk pola tanam alternatip I, langkah selanjutnya menghitung debit saluran primer dengan menggunakan Persamaan 15 dengan contoh perhitungan Saluran Primer Q = (241.5 x ) / (0.65) Q = 513 lt/dt maka debit air yang diharapkan dari sungai untuk mengairi sawah sebesar 0,513 m 3 /dt sedangkan debit sungai Ketaman dengan debit maksimum sebesar 1,520 m 3 /dt dan minimum sebesar 0,505 m 3 /dt seperti yang terlihat pada Gambar 5seperti di bawah ini dapat memenuhi kebutuhan air pada sawah Gambar 4. Grafik Hasil Perhitungan Debit Saluran Sekunder Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar Langkah selanjutnya hasil perhitungan debit untuk saluran tersier disajikan seperti pada Gambar 5 di bawah ini. Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Dan Irigasi Kabupaten Kampar Gambar 5. Grafik Nilai Debit Rata-rata Sungai Ketaman Perhitungan Dimensi Saluran Saluran Tersier b 1 Luas areal yang dialiri = 58 Ha Debit (Q ) = m 3 /dt b/h = 1 atau b=h untuk m=1 Kekasaran Manning (n) = Kecepatan aliran (v) = 0.3 m/dt Gambar 5. Grafik Hasil Perhitungan Debit Saluran Sekunder Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar Berdasarkan data-data di atas maka akan diperoleh hasil yang disajikan seperti pada tabel 1 di bawah ini : Page 126 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

7 Kajian Perencanaan Saluran Tresier dan Kuarter Irigasi Kecamatan Kampar Tabel 1. Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Tersier b 1 Parameter Rumus Hasil Luas penampang basah A= Q/V saluran (A) Keliling penampang basah saluran (P) P= b+ h (m 2 +1) 1/2 Jari-jari R=A/P hidrolis (R) Kedalaman h Air (h) Lebar dasar b saluran (b) Kemiringan Saluran (I) Tinggi W=1/3xh jagaan (w) Sumber : Hasil Perhitungan I= [(v.n)/r 2/3 1/ ] DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pengairan Standar Perencanaan Irigasi KP-01. Bandung: C.V. Galang Persada Direktorat Jenderal Pengairan Standar Perencanaan Irigasi KP-02. Bandung: C.V. Galang Persada Sudjarwadi Pengantar Teknik Irigasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Soemarto, C.D Hidrologi Teknik, Jakarta: Erlangga. Triatmodjo, Bambang Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian perencanaan Saluran Tersier dan Saluran Kuarter pada Daerah Irigasi Ranah Singkuang Kabupaten Kampar, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Dengan melakukan empat variasi awal tanam kebutuhan air di sawah (NFR) dengan pola tanam padi-padi-bero untuk alternatip I akan diperoleh nilai NFR maksimum sebesar 1,381 lt/dt/ha. Dimensi saluran tersier dan kuarter berturut - turut untuk lebar dasar saluran (b) 0.42 m dan 0.2 m, tinggi air pada saluran (h) 0.42 m dan 0.20 m, tinggi jagaan (w) 0.14 m dan 0.67 m dan kemiringan dasar saluran (I) 1.8 x 10-4 dan 1.8 x Sutopo, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 127

8 Page 128 JURNAL APTEK Vol. 4 No.2 Juli 2012

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas

Lebih terperinci

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak Kajian Dimensi Saluran Primer Eksiting KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR Djuang Panjaitan 1,SH Hasibuan 2 Abstrak Tujuan utama dari penelitian adalah

Lebih terperinci

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak Kajian Dimensi Saluran Primer Eksiting Daerah Irigasi Muara Jalai KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR SH. Hasibuan 1, Djuang Panjaitan 2 Abstrak Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi 2.1.1 Curah hujan rata-rata DAS Beberapa cara perhitungan untuk mencari curah hujan rata-rata daerah aliran, yaitu : 1. Arithmatic Mean Method perhitungan curah

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR SH. Hasibuan Analisa Kebutuhan Air Irigasi Kabupaten Kampar Abstrak Tujuan dari penelitian adalah menganalisa kebutuhan air irigasi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hidrologi Siklus hidrologi menunjukkan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya Siklus hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined. HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI ABSTRAK BAB IPENDAHULUAN DAFTAR ISI halaman i ii iii iv v vii

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM NAMA : ARIES FIRMAN HIDAYAT (H1A115603) SAIDATIL MUHIRAH (H1A115609) SAIFUL

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1 ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1 Purwanto dan Jazaul Ikhsan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Barat, Tamantirto, Yogyakarta (0274)387656

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman, diuapkan, perkolasi dan pengolahan tanah. Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN Jonizar 1,Sri Martini 2 Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Universitas Muhammadiyah Palembang Abstrak

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut : 1.Penyiapan lahan 2.Penggunaan konsumtif 3.Perkolasi dan rembesan 4.Pergantian lapisan air 5.Curah hujan efektif

Lebih terperinci

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013 DEFINISI IRIGASI Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian, meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air baik di atmosfir, di permukaan bumi maupun di bawah permukaan

Lebih terperinci

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2 Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1 Pertemuan 2 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan : 2 Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan

Lebih terperinci

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG Yohanes V.S. Mada 1 (yohanesmada@yahoo.com) Denik S. Krisnayanti (denik19@yahoo.com) I Made Udiana 3 (made_udiana@yahoo.com) ABSTRAK

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan.

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan. 1. Penyiapan lahan KEBUTUHAN AIR Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, -3 Juni 010 PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (IRRIGATION CANALS DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR 1 Rika Sri Amalia (rika.amalia92@gmail.com) 2 Budi Santosa (bsantosa@staff.gunadarma.ac.id) 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP :

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP : Disusun Oleh : NurCahyo Hairi Utomo NRP : 3111.030.061 Rheza Anggraino NRP : 3111.030.080 Dosen Pembimbing Ir. Saptarita NIP : 1953090719842001 LOKASI STUDI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang 2. Rumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30 LS sampai 7 o BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Sungai Pelus merupakan salah satu sungai yang terletak di Kabupaten Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o 21'31" LS dan 109 o 12'31"

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENGARUH DEBIT AIR TEHADAP POLA TATA TANAM PADA BAKU SAWAH DI DAERAH IRIGASI KEBONAGUNG KABUPATEN SUMENEP Oleh : Cholilul Chahayati dan Sutrisno Dosen Fakultas Teknik Universitas Wiraraja (cholilul.unija@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA Susilah Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: zulfhazli.abdullah@gmail.com Abstrak Kecamatan Banda Baro merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii MOTTO iv DEDIKASI v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ix DAFTAR ISI Halaman JUDUL i PENGESAHAN iii MOTTO iv PERSEMBAHAN v ABSTRAK vi KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xvi DAFTAR LAMPIRAN xvii DAFTAR NOTASI xviii BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISA KETERSEDIAAN AIR ANALISA KETERSEDIAAN AIR 3.1 UMUM Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.

Lebih terperinci

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN M. Taufik Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo abstrak Air sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II Oleh : Iswinarti Iswinarti59@gmail.com Program Studi Teknik Sipil Undar

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DI DAERAH IRIGASI PARSANGA KABUPATEN SUMENEP JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING Ivony Alamanda 1) Kartini 2)., Azwa Nirmala 2) Abstrak Daerah Irigasi Begasing terletak di desa Sedahan Jaya kecamatan Sukadana

Lebih terperinci

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI PRAKTKUM V PERENCANAAN RGAS Kebutuhan air irigasi diperkirakan untuk menentukan keperluan irigasi perimbangan antara air yang dibutuhkan dan debit sungai dipelajari dengan cara menganalisis data yang tersedia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Evapotranspirasi Tanaman Acuan Persyaratan air tanaman bervariasi selama masa pertumbuhan tanaman, terutama variasi tanaman dan iklim yang terkait dalam metode

Lebih terperinci

KAJIAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL STANDAR PADA DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

KAJIAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL STANDAR PADA DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Kajian Evapotranspirasi Potensial Standar Pada Daerah Irigasi Muara Jalai KAJIAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL STANDAR PADA DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Djuang Panjaitan Abstrak

Lebih terperinci

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh Colloqium Doqtum/Ujian Sarjana Teknik Sipil M. FAKHRU ROZI 09 0404

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air (dependable flow) suatu Daerah Pengaliran Sungai (DPS) relatif konstan, sebaliknya kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat, sehingga

Lebih terperinci

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-1 Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung) Anindita Hanalestari Setiawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI MELALUI PEMBANGUNAN LONG STORAGE

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI MELALUI PEMBANGUNAN LONG STORAGE PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI MELALUI PEMBANGUNAN LONG STORAGE Abner Doloksaribu, Dina Pasa Lolo abner_doloksaribu@yahoo.com, rdyn_qyuthabiez@yahoo.com Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTTO...... vi ABSTRAK...... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR NOTASI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran. ABSTRAK Daerah Irigasi (DI) Kotapala adalah salah satu jaringan irigasi yang berlokasi di Desa Dajan Peken, Desa Dauh Peken, Desa Delod Peken, dan Desa Bongan yang berada di Kabupaten Tabanan Bali. DI

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER

STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER TUGAS AKHIR - RC 091380 STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER JUAN TALITHA NRP 3106 100 086 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc Ir. Sudiwaluyo,

Lebih terperinci

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI DI DAERAH IRIGASI PANUNGGAL KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK & MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

JURUSAN TEKNIK & MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Kompetensi dasar Mahasiswa mampu melakukan analisis evapotranspirasi pengertian dan manfaat faktor 2 yang mempengaruhi evapotranspirasi pengukuran evapotranspirasi pendugaan evapotranspirasi JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT Endang Andi Juhana 1, Sulwan Permana 2, Ida Farida 3 Jurnal Konstruksi

Lebih terperinci

Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **)

Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **) PERBANDINGAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN IRIGASI PADI METODA DENGAN CROPWAT-8.0 (CALCULATION OF PADDY IRRIGATION REQUIREMENT RATIO ON WITH CROPWAT-8.0 METHOD) Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **) Departement

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA TAMAN DAERAH IRIGAI UWAI PANGOAN KABUPATEN KAMPAR. Lukis Tria, Siswanto, Manyuk Fauzi

OPTIMASI POLA TAMAN DAERAH IRIGAI UWAI PANGOAN KABUPATEN KAMPAR. Lukis Tria, Siswanto, Manyuk Fauzi ABSTRACT OPTIMASI POLA TAMAN DAERAH IRIGAI UWAI PANGOAN KABUPATEN KAMPAR Lukis Tria, Siswanto, Manyuk Fauzi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS Budi Yanto Jurusan Teknik Sipil. Universitas Musi Rawas Jl. Pembangunan Komplek Perkantoran Pemda, Musi Rawas Email: budi_yn87@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI POLA PEMANFAATAN BENDUNG PEJENGKOLAN UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI

STUDI POLA PEMANFAATAN BENDUNG PEJENGKOLAN UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI STUDI POLA PEMANFAATAN BENDUNG PEJENGKOLAN UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: ADITYA GARINI RAMADIAN NIM 122510013

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG

STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG STUDI OPTIMASI POLA TATA TANAM UNTUK MENGOPTIMALKAN LUAS LAHAN SAWAH DAN KEUNTUNGAN DI DAERAH IRIGASI KARANG ANYAR (436 HA) KABUPATEN MALANG Aris Nopebrian 1, Widandi Soetopo 2, Lily Montarcih Limantara

Lebih terperinci

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA TUGAS AKHIR DIPLOMA III Disusun Oleh : IKHWAN EFFENDI LUBIS NIM : 101123003 NURRAHMAN H. NIM : 101123006 PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN

Lebih terperinci

EVALUASI POLA TANAM DI DAERAH IRIGASI NGUDIKAN KIRI TERHADAP KECUKUPAN AIR UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN BAGOR DAN REJOSO KABUPATEN NGANJUK

EVALUASI POLA TANAM DI DAERAH IRIGASI NGUDIKAN KIRI TERHADAP KECUKUPAN AIR UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN BAGOR DAN REJOSO KABUPATEN NGANJUK EVALUASI POLA TANAM DI DAERAH IRIGASI NGUDIKAN KIRI TERHADAP KECUKUPAN AIR UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN BAGOR DAN REJOSO KABUPATEN NGANJUK EVALUATION OF PLANTING PATTERNS IN THE ADEQUACY OF IRRIGATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Tangkapan Hujan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan stasiun curah hujan Jalaluddin dan stasiun Pohu Bongomeme. Perhitungan curah hujan rata-rata aljabar. Hasil perhitungan secara lengkap

Lebih terperinci

ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN ASAHAN

ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN ASAHAN ANALISA NERACA AIR DAERAH IRIGASI PANCA ARGA DI KABUPATEN ASAHAN Yenni Syahreni Siagian 1 dan A. P. Mulia Tarigan 2 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1

Lebih terperinci

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI RC14-1361 MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI SISTEM PENGAMBILAN AIR Irigasi mempergunakan air yang diambil dari sumber yang berupa asal air irigasi dengan menggunakan cara pengangkutan yang paling memungkinkan

Lebih terperinci

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi Kebutuhan Tanaman Padi UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES Evapotranspirasi (Eto) mm/hr 3,53 3,42 3,55 3,42 3,46 2,91 2,94 3,33 3,57 3,75 3,51

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SALURAN TERSIER DENGAN TINJAUAN KECEPATAN MINIMUM ALIRAN DI DAERAH IRIGASI KEDUNG BRUBUS KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN.

STUDI PERENCANAAN SALURAN TERSIER DENGAN TINJAUAN KECEPATAN MINIMUM ALIRAN DI DAERAH IRIGASI KEDUNG BRUBUS KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN. STUDI PERENCANAAN SALURAN TERSIER DENGAN TINJAUAN KECEPATAN MINIMUM ALIRAN DI DAERAH IRIGASI KEDUNG BRUBUS KECAMATAN PILANGKENCENG, KABUPATEN MADIUN. Oleh : Dominikus Ketmoen Mahasiswa Jurusan Teknik,

Lebih terperinci

ARBITEK ISSN : Jurnal Teknik Sipil & Arsitektur EISSN :

ARBITEK ISSN : Jurnal Teknik Sipil & Arsitektur EISSN : ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI D.I BATANG SINAMAR LINTAU BUO SUMATERA BARAT Rizky Franchitika Staff Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Medan Area Jl Kolam No 1 Medan Estate-Medan. Kampus Universitas

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG Dina Novitasari Alhinduan 1, Ivan Indrawan 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KABUPATEN TAPANULI SELATAN

EVALUASI KINERJA PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KABUPATEN TAPANULI SELATAN 1 EVALUASI KINERJA PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KABUPATEN TAPANULI SELATAN Ivan Indrawan, Andri Kurnia Nasution ABSTRAK Irigasi berperan meningkatkan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP. EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP. Cholilul Chayati,Andri Sulistriyono. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wiraraja

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI JAWA MARAJA BAH JAMBI KABUPATEN SIMALUNGUN

KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI JAWA MARAJA BAH JAMBI KABUPATEN SIMALUNGUN KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH IRIGASI JAWA MARAJA BAH JAMBI KABUPATEN SIMALUNGUN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: ADE ADHISTIYA

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR DAN BANGUNAN KANTONG LUMPUR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KABUPATEN TAPANULI SELATAN Wenni Wulandari 1 dan Ahmad Perwira Mulia Tarigan 2 1 Mahasiswa Daepartemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH

WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH Rismalinda Water Balance das Kaiti Samo Kecamatan Rambah Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan keseimbangan antara ketersediaan air dengan

Lebih terperinci

STUDI KESEIMBANGAN AIR PADA DAERAH IRIGASI DELTA BRANTAS (SALURAN MANGETAN KANAL) UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DAN INDUSTRI

STUDI KESEIMBANGAN AIR PADA DAERAH IRIGASI DELTA BRANTAS (SALURAN MANGETAN KANAL) UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DAN INDUSTRI TUGAS AKHIR - RC 091380 STUDI KESEIMBANGAN AIR PADA DAERAH IRIGASI DELTA BRANTAS (SALURAN MANGETAN KANAL) UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DAN INDUSTRI GILANG IDFI NRP 3106 100 024 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: KHARDE MANIK

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KAITI SAMO KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER. Mukhlas Abror, Manyuk Fauzi, M.

OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KAITI SAMO KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER. Mukhlas Abror, Manyuk Fauzi, M. OPTIMASI POLA TANAM DAERAH IRIGASI KAITI SAMO KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER Mukhlas Abror, Manyuk Fauzi, M. Efendi Saputra Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 3.1. Kebutuhan Air Untuk Irigasi BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, kehilangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAERAH IRIGASI SUNGAI BANTIMURUNG

PERENCANAAN DAERAH IRIGASI SUNGAI BANTIMURUNG LAPORAN TUGAS BESAR SI-3131 IRIGASI DAN BANGUNAN AIR PERENCANAAN DAERAH IRIGASI SUNGAI BANTIMURUNG Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air Dosen : Ir. Muljana

Lebih terperinci

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

Bab III TINJAUAN PUSTAKA aliran permukaan (DRO) Bab II BAB II Bab III TINJAUAN PUSTAKA Bab IV 2. 1 Umum Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk Daerah Irigasi Banjaran meliputi Kecamatan Purwokerto Barat, Kecamatan Purwokerto Selatan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Lokasi Studi Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di wilayah Kabupaten Banyumas dengan luas areal potensial 1432 ha. Dengan sistem

Lebih terperinci

April 18, 18, Mei 18, 18, 18, 18, 18, Juni 18, 18, 18, 18, 18, 00 18, Juli 17, 17, 17, 17, Agustus 18, 00 18, 00 18, 00 18, 00 17, 17, September 17,

April 18, 18, Mei 18, 18, 18, 18, 18, Juni 18, 18, 18, 18, 18, 00 18, Juli 17, 17, 17, 17, Agustus 18, 00 18, 00 18, 00 18, 00 17, 17, September 17, Tabel. Debit Eksisting Mrican Kanan (m /det) BULA N Januari Februar i Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem ber Oktober Novem ber Desemb er TAHUN PERO DE,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN Jurnal Talenta Sipil, Vol.1 No.1, Februari 2018 e-issn 2615-1634 PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN Fransiska Febby N. P, Azwarman Program Studi Teknik Sipil Universitas Batanghari

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA TATA TANAM GLOBAL (RTTG) TERHADAP KINERJA DAERAH IRIGASI LUASAN LEBIH DARI 3000 HA

ANALISIS RENCANA TATA TANAM GLOBAL (RTTG) TERHADAP KINERJA DAERAH IRIGASI LUASAN LEBIH DARI 3000 HA 21 Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 ANALISIS RENCANA TATA TANAM GLOBAL (RTTG) TERHADAP KINERJA DAERAH IRIGASI LUASAN LEBIH DARI 3000 HA Antonius Suryono 1), dan Esti Widodo 2) 1) Balai

Lebih terperinci

BAB-4 ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI

BAB-4 ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI 1 BAB-4 ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI 4.1. Umum Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti diklat ini peseta diharapkan mampu Menjelaskan tentang kebutuhan air tanaman A. Deskripsi Singkat Kebutuhan air tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR ISSN 2407-733X E-ISSN 2407-9200 pp. 35-42 Jurnal Teknik Sipil Unaya ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR Ichsan Syahputra 1, Cut Rahmawati

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *)

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *) ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU Wilhelmus Bunganaen *) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis besarnya efisiensi dan

Lebih terperinci

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993). batas topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. TINJAUAN UMUM Irigasi adalah pemberian air secara buatan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, air minum, industri dan kebutuhan rumah tangga. Sumber air yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Irigasi Irigasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk membawa air dari sumbernya (usaha penyediaan) dan kemudian diberikan pada tanaman (mengairi) di lahan pertanian dengan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ANALISIS POLA TANAM DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DI DAERAH IRIGASI KALIBAWANG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : JAKKON

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA Vika Febriyani 1) Kartini 2) Nasrullah 3) ABSTRAK Sukadana merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Lebih terperinci

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK Shony Abdi M, Pitojo Tri Juwono, M. Janu Ismoyo, Jurusan Pengairan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT Mudjiatko 1, Mardani, Bambang 2 dan Andika, Joy Frester 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan selalu menyertai, yang selalu diberikan kepada

Lebih terperinci

Studi Optimasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Konto Surabaya Dengan Menggunakan Program Linear

Studi Optimasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Konto Surabaya Dengan Menggunakan Program Linear JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Studi Optimasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Konto Surabaya Dengan Menggunakan Program Linear Taufan L. Mochammad, Anwar

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KEKASARAN MANNING TERHADAP PERENCANAAN PENAMPANG EKONOMIS SALURAN TERBUKA BERBENTUK TRAPESIUM SKRIPSI.

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KEKASARAN MANNING TERHADAP PERENCANAAN PENAMPANG EKONOMIS SALURAN TERBUKA BERBENTUK TRAPESIUM SKRIPSI. ANALISA PENGARUH PERUBAHAN KEKASARAN MANNING TERHADAP PERENCANAAN PENAMPANG EKONOMIS SALURAN TERBUKA BERBENTUK TRAPESIUM SKRIPSI Oleh RACHMANSYAH 0800787315 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum Hidrologi adalah suatu ilmu tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus

Lebih terperinci

RENCANA PENJADWALAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI PAGUYAMAN KANAN KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO

RENCANA PENJADWALAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI PAGUYAMAN KANAN KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO 158 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 5, Nomor 2, Desember 2014, hlm 158 165 RENCANA PENJADWALAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI PAGUYAMAN KANAN KABUPATEN BOALEMO PROVINSI GORONTALO Dedy Febrianto Nadjamuddin

Lebih terperinci

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search

Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search Studi Optimasi Irigasi pada Daerah Irigasi Segaran Menggunakan Simulasi Stokastik Model Random Search Chikal Mayrasaruf Pratama¹, Widandi Soetopo², Rini Wahyu Sayekti² ¹Mahasiswa Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka mengenai teori-teori ataupun rumus-rumus yang. acuan penulisan dan pembuatan program,

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka mengenai teori-teori ataupun rumus-rumus yang. acuan penulisan dan pembuatan program, BAB 3 METODOLOGI 3.1. Pendekatan Penelitian Adapun pendekatan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Peninjauan pustaka mengenai teori-teori ataupun rumus-rumus yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI (STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI SUNGAI AIR KEBAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG)

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI (STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI SUNGAI AIR KEBAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG) ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI (STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI SUNGAI AIR KEBAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG) ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI (STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI SUNGAI AIR KEBAN DAERAH

Lebih terperinci

EVALUASI KESEIMBANGAN AIR DALAM PENGOPTIMALAN DAERAH IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR)

EVALUASI KESEIMBANGAN AIR DALAM PENGOPTIMALAN DAERAH IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR) EVALUAS KESEMBANGAN AR DALAM PENGOPTMALAN DAERAH RGAS (STUD KASUS DAERAH RGAS PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR) Widya Apriani 1, Y. Lilis Handayani 2 dan Mudjiatko 2 1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal 51

I. PENDAHULUAN. Hal 51 Studi Optimasi Pemanfaatan Waduk Way Apu di Provinsi Maluku untuk Jaringan Irigasi, Kebutuhan Air Baku, dan Potensi PLTA STUDI OPTIMASI PEMANFAATAN WADUK WAY APU DI PROVINSI MALUKU UNTUK JARINGAN IRIGASI,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak 13 Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 1 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak TAHUN PERIODE JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 25 I 11 46 38 72 188 116 144 16 217

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR SUNGAI KESER UNTUK DAERAH IRIGASI NGASINAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR SUNGAI KESER UNTUK DAERAH IRIGASI NGASINAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER TUGAS AKHIR TERAPAN RC 145501 OPTIMASI PEMANFAATAN AIR SUNGAI KESER UNTUK DAERAH IRIGASI NGASINAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER AZIS SEPTIAN BESTARI NRP 3114 030 010 NI NYOMAN ADUM MARRUSHARTATI NRP 3114

Lebih terperinci