Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7"

Transkripsi

1 22 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV. 1 Hasil Penelitian IV.1. 1 Hasil Pengukuran Potensial Sel Larutan Pengukuran potensial sel larutan selama proses titrimetri redoks berlangsung dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan ph-meter. Agar diperoleh hasil yang optimal maka ph-meter dikalibrasi dengan larutan buffer pada ph 4,00 dan ph 7,00. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh harga potensial sel yang cukup signifikan untuk masing-masing oksidator yang digunakan (yaitu larutan K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) terhadap larutan garam Mohr dan larutan garam SnCl 2.2H 2 O. Hasil pengukuran potensial sel pada titrasi redoks garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N, KMnO 4 0,1 N dan KBrO 3 0,1 N dapat dilihat pada Lampiran B. Langkah selanjutnya adalah pembuatan kurva titrasi redoks masing-masing oksidator dengan mengalurkan potensial sel larutan terhadap volume titran sehingga dapat ditentukan posisi titik ekivalen pada tiap-tiap titrasi redoks dimana kurva tersebut selanjutnya digunakan untuk melihat daya oksidator dari tiap-tiap oksidator yang telah digunakan. Kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.1 berikut : Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7

2 23 Kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.2 berikut : Gambar IV. 2 Kurva titrasi redoks titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 Kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M dengan oksidator KMnO 4 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.3 berikut : Gambar IV. 3 Kurva titrasi redoks titrasi garam Mohr dengan oksidator KMnO 4

3 24 Kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KMnO 4 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.4 berikut : Gambar IV. 4 Kurva titrasi redoks titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KMnO 4 Kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M dengan oksidator KBrO 3 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.5 berikut : Gambar IV. 5 Kurva titrasi redoks titrasi garam Mohr dengan oksidator KBrO 3

4 25 Kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KBrO 3 0,1 N dapat dilihat pada Gambar IV.6 berikut : Gambar IV. 6 Kurva titrasi redoks titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KBrO 3 Volume titran (oksidator) yang digunakan selama titrimetri pada penelitian ini selanjutnya digunakan untuk menentukan kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr dan kadar ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O. Hasil analisis kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr 0,1 M dan kadar ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,02 M dapat dilihat pada Tabel C.1 dan Tabel C.2 (Lampiran C). Pada proses titrimetri garam Mohr 0,1 M dengan oksidator KMnO 4 terlebih dahulu diawali dengan standarisasi larutan KMnO 4 dengan larutan natrium oksalat, Na 2 C 2 O 4, 0,05 M. Dari proses standarisasi yang dilakukan secara duplo tersebut diperlukan KMnO 4 sebanyak 25,2 ml dan 25,1 ml (volume rata-rata = 25,15 ml) sehingga diperoleh konsentrasi KMnO 4 adalah sebesar 0,0199 M. Hasil analisis kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr 0,1 M dan kadar ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KMnO 4 0,0199 M dapat dilihat pada Tabel C.3 dan Tabel C.4 (Lampiran C).

5 26 Sedangkan hasil analisis kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr 0,1 M dan kadar ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KBrO 3 0,02 M dapat dilihat pada Tabel C.5 dan Tabel C.6 (Lampiran C). IV. 2 Pembahasan IV.2. 1 Perbandingan Daya Reduktor Ion Fe 2+ dan Ion Sn 2+ Istilah analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan (Vogel, 1994). Penentuan titrimetri kebanyakan didasarkan pada reaksi-reaksi asam-basa, pengendapan, pembentukan kompleks dan oksidasi-reduksi yang dianggap berlangsung sempurna. Konsentrasi larutan standar yang digunakan dalam titrimetri biasanya dinyatakan dalam molaritas (Fernando, Quintos., 1997). Dalam proses oksidasi-reduksi yang sesungguhnya, elektron-elektron dipindahkan dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Oksidasi adalah proses, yang mengakibatkan kehilangan satu atau lebih elektron dari dalam atom atau ion. Reduksi adalah proses, yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh atom atau ion. Zat pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang memperoleh elektron dan tereduksi; zat pereduksi (reduktor) adalah zat yang kehilangan elektron dan teroksidasi. Dalam semua proses oksidasi-reduksi (atau proses redoks), ada suatu pereaksi (reaktan) yang mengalami oksidasi, dan satu pereaksi mengalami reduksi. Karena kedua reaksi saling melengkapi (komplementer) dan terjadinya berbarengan (serempak) sehingga reaksi oksidasi tak dapat berlangsung tanpa adanya reaksi reduksi. Reagensia yang mengalami oksidasi dinamakan zat pereduksi atau reduktor, dan reagensia yang mengalami reduksi disebut zat pengoksidasi atau oksidator (Vogel, 1994). Pada penelitian ini digunakan 3 macam oksidator yaitu K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3, sedangkan sebagai reduktornya adalah ion Fe 2+ dari garam Mohr dan ion Sn 2+ dari garam SnCl 2.2H 2 O. Untuk mengetahui urutan daya mengoksidasi dari masing-masing

6 27 oksidator maka dilakukan metode titrimetri redoks, masing-masing oksidator bertindak sebagai titran sedangkan reduktor bertindak sebagai titrat. Selanjutnya diukur potensial sel larutan tiap penambahan volume tertentu titran ke dalam larutan. Seperti yang dinyatakan Harjadi,W. (1993) bahwa ukuran kekuatan mengoksidasi atau mereduksi itu diberikan oleh besarnya potensial redoks sistem yang bersangkutan. Pada proses titrimetri redoks dengan menggunakan oksidator K 2 Cr 2 O 7 terhadap ion Fe 2+ dari garam Mohr dan ion Sn 2+ dari garam SnCl 2.2H 2 O diperoleh kurva titrasi redoks seperti pada kurva Gambar IV.1 dan kurva Gambar IV.2. Dari kurva tersebut dapat kita ramalkan bahwa telah terjadi reaksi redoks antara oksidator K 2 Cr 2 O 7 dengan ion Fe 2+ dari garam Mohr dan ion Sn 2+ dari garam SnCl 2.2H 2 O dengan persamaan reaksi redoks masing-masing sebagai berikut (Alexeyev, V., 1994) : 6Fe Cr 2 O H + 6Fe Cr H 2 O 3Sn Cr 2 O H + 3Sn Cr H 2 O Titik akhir yang diperoleh pada reaksi redoks yang terjadi antara ion Fe 2+ dalam garam Mohr terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 ditunjukkan oleh perubahan warna larutan titrat dari tidak berwarna menjadi hijau kebiruan hingga violet, seperti yang terlihat pada Gambar IV.7 berikut : Sebelum titik akhir Warna Cr(III) Warna titik akhir Gambar IV. 7 Perubahan warna pada titrasi redoks dengan K 2 Cr 2 O 7

7 28 Pada titrasi redoks ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 ini digunakan indikator redoks diphenilamin, yang ditemukan pertama kali oleh Knop pada tahun Jika terdapat oksidator kuat maka diphenilamin akan bereaksi sebagai berikut : Reaksi pertama membentuk difenilbenzidin yang tak berwarna; reaksi ini tidak reversibel. Pada reaksi yang kedua membentuk violet difenilbenzidin, reversibel, dan merupakan reaksi indikator yang sebenarnya (Harjadi, W., 1993). Namun pada penggunaannya, diphenilamin ini terdapat kekurangan yakni indikator ini harus dilarutkan dalam asam sulfat pekat karena sukar larut dalam air. Berdasarkan data tabel potensial sel pada literatur (Alexeyev, V., 1994), diketahui bahwa potensial sel untuk ion Cr 2 O 2-7, Fe 2+ dan ion Sn 2+ berturut-turut adalah +1,33 V; +0,77 V; dan +0,15 V. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa ion Fe 2+ mempunyai potensial sel lebih besar dibandingkan ion Sn 2+ yang menunjukkan bahwa ion Fe 2+ bersifat oksidator lebih kuat dibandingkan ion Sn 2+, atau dengan kata lain ion Sn 2+ merupakan reduktor kuat dibandingkan ion Fe 2+. Hal ini sebenarnya dapat dilihat dari kurva titrasi redoks yang telah diperoleh berdasarkan hasil penelitian di atas dimana kurva titrasi redoks ion Sn 2+ dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 terlihat lebih tajam dibanding kurva titrasi redoks ion Fe 2+ dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7.

8 29 Kenyataan ini menunjukkan bahwa ion Sn 2+ mempunyai harga Esel yang lebih rendah dibandingkan ion Fe 2+ sehingga memberikan kurva titrasi redoks yang cukup tajam. Pada reaksi redoks yang terjadi antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dengan oksidator KMnO 4 tidak digunakan indikator karena oksidator KMnO 4 sendiri telah berwarna violet yang akan berubah warna menjadi merah muda jika telah mencapai titik akhir, seperti pada Gambar IV.8 berikut : Sebelum titik akhir Warna titik akhir Gambar IV. 8 Perubahan warna pada titrasi redoks dengan KMnO 4 Persamaan reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai berikut (Alexeyev, V., 1994) : 5Fe MnO 4 + 8H + 5Fe 3+ + Mn H 2 O 3Sn MnO H + 3Sn 4+ + Mn H 2 O Kurva titrasi redoks yang diperoleh pada reaksi redoks yang terjadi antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dengan oksidator KMnO 4 seperti yang terlihat pada kurva Gambar IV.3 dan IV.4 di atas, juga dapat digunakan untuk meramalkan kekuatan oksidator antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+. Berdasarkan kurva yang diperoleh ternyata kurva titrasi redoks ion Sn 2+ terhadap oksidator KMnO 4 juga lebih tajam dibandingkan kurva titrasi

9 30 redoks ion Fe 2+ terhadap oksidator KMnO 4. Hal ini menunjukkan bahwa ion Sn 2+ mempunyai harga potensial sel yang lebih kecil dibandingkan ion Fe 2+. Kenyataan ini sesuai dengan data tabel potensial sel pada literatur dimana ion Fe 2+ mempunyai harga potensial sel sebesar + 0,77 Volt sedangkan ion Sn 2+ sebesar +0,15 Volt (Alexeyev, V., 1994). Pada reaksi redoks yang terjadi antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dengan oksidator KBrO 3, seperti halnya dengan titrasi redoks dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7, juga digunakan indikator methyl orange, dimana warna larutan akan berubah dari merah menjadi berwarna jingga pada saat tercapai titik akhir, seperti yang terlihat pada Gambar IV.9 berikut : Sebelum penambahan titran Menjelang titik akhir Warna titik akhir Gambar IV. 9 Perubahan warna pada titrasi redoks dengan KBrO 3 Persamaan reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai berikut (Alexeyev, V., 1994) : 6Fe BrO 3 + 6H + 6Fe 3+ + Br - + 3H 2 O 3Sn BrO 3 + 6H + 3Sn 4+ + Br - + 3H 2 O Kurva titrasi redoks yang diperoleh pada reaksi redoks yang terjadi antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dengan oksidator KBrO 3 seperti yang terlihat pada Gambar IV.5 dan

10 31 IV.6 di atas, selanjutnya juga digunakan untuk meramalkan kekuatan oksidator antara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+. Berdasarkan kurva yang diperoleh ternyata kurva titrasi redoks ion Sn 2+ terhadap oksidator KBrO 3 juga lebih tajam dibandingkan kurva titrasi redoks ion Fe 2+ terhadap oksidator KBrO 3. Hal ini menunjukkan bahwa ion Sn 2+ mempunyai harga potensial sel yang lebih kecil dibandingkan ion Fe 2+. Kenyataan ini sesuai dengan data tabel potensial sel pada literatur dimana ion Fe 2+ mempunyai harga potensial sel sebesar +0,77 Volt sedangkan ion Sn 2+ sebesar +0,15 Volt (Alexeyev, V., 1994). IV.2. 2 Perbandingan Daya Oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 Reaksi oksidasi reduksi berasal dari transfer langsung elektron dari donor ke akseptor. Bermacam reaksi redoks dapat digunakan untuk analisis titrasi volumetri asalkan kesetimbangan yang tercapai pada setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan cepat. Selain itu diperlukan juga indikator yang mampu menunjukkan titik ekivalen stoikiometri dengan akurasi yang tinggi. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan menggunakan indikator warna. Dua setengah reaksi untuk setiap sistem titrasi redoks selalu dalam kesetimbangan pada seluruh titik setelah mulainya titrasi, sehingga potensial reduksi untuk separuh sel adalah identik pada seluruh titik. Sedangkan potensial sel, Esel, berubah selama titrasi dimana perubahannya spesifik. Pada sekitar titik ekivalen perubahan potensial adalah yang paling besar. Variasi Esel dengan volume titran menunjukkan bahwa sistem titrasi redoks dapat digunakan untuk menentukan titrasi yang sulit ditentukan titik ekivalennya (Purba, Michael., 2002). Data potensial sel (Esel) yang diperoleh pada hasil penelitian ini dibuat kurva titrasi redoks yaitu dengan mengalurkan kurva Esel dengan volume dari titran, dalam hal ini adalah volume dari oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3. Pada pembuatan kurva titrasi yang perlu diingat bahwa pada setiap tahap titrasi selalu terbentuk kesetimbangan antara titran yang sudah ditambahkan dengan titrat. Ini merupakan dasar utama perhitungan titik-titik kurva titrasi. Dalam hal ini, ordinat ialah potensial

11 32 larutan, sebab inilah yang mencirikan keadaan larutan pada setiap saat titrasi dan berubah bersama dengan penambahan titran. Selanjutnya ditentukan titik ekivalen dari kurva titrasi redoks tersebut. Titik ekivalen ditandai dengan perubahan yang cukup besar pada fungsi ordinat. Kurva titrasi adalah simetri di sekitar titik ekivalen, karena pada saat itu perbandingan ekivalen keadaan teroksidasi dan keadaan tereduksi sama dengan satu (E. Harris, Walter., -) Menurut Harjadi,W. (1993) dan Quane, Denis (1971), secara umum titik ekivalen untuk titrasi berdasar : Oks A + ne Oks B + me m.oks A + n.red B dapat dinyatakan sebagai berikut : E TE = Red A Red B n.e o A + m.e o B n + m m.red A + n.oks B... Pers.(2) dengan syarat bahwa (i) tidak ada zat lain yang terlibat kecuali oksidator dan reduktor, (ii) tidak ada perubahan koefisien reaksi antara oksidator dan hasil reduksinya, maupun reduktor dengan hasil oksidasinya. Namun pada kenyataannya, pada penelitian ini faktor ph ikut menentukan E TE karena ion hidrogen terlibat dalam reaksi titrasi dan disamping itu konsentrasi Cr 3+, Mn 2+ dan Br - juga ikut berpengaruh dimana koefisien reaksi ion Cr 2 O 2-7, MnO - - 4, BrO 3 sebagai oksidator tidak sama dengan koefisien Cr 3+, Mn 2+, Br - sebagai hasil reduksi tersebut. + Disamping faktor-faktor di atas, indikator yang digunakan pada titrasi redoks juga sangat mempengaruhi pengukuran harga Esel larutan dimana suatu indikator harus berubah warna pada atau dekat titik ekivalen. Jika titrasi dilaksanakan maka akan ada perubahan besar dari potensial pada titik ekivalen dan ini akan cukup menyebabkan perubahan warna pada indikator. Misalnya saja pada titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator kalium dikromat dalam suasana asam sulfat-posfat yang menggunakan indikator redoks natrium difenilamin sulfonat. Bentuk reduksi

12 33 indikator ini tidak berwarna, sedangkan bentuk oksidasinya violet (ungu tua) dan mempunyai potensial peralihan yang cukup tinggi yaitu 0,85 V dan untuk menurunkan pengaruh potensial tersebut maka ke dalam larutan ditambahkan asam posfat sehingga potensial indikator menjadi 0,60 V. Pada pengerjaan titrasi redoks yang menggunakan konsentrasi larutan kurang dari 0,1 M maka perlu adanya suatu larutan blanko sehingga dapat diperoleh harga Esel larutan yang tanpa dipengaruhi oleh indikator, namun karena pada penelitian ini digunakan larutan sampel dengan konsentrasi ~0,1 M maka pada penelitian ini tidak dibuat larutan blanko sebagai perbandingan karena pengaruh penambahan indikator redoks pada larutan yang sangat kecil (yaitu ~0,01 V). Berdasarkan kurva titrasi yang diperoleh pada titrasi redoks ion Fe 2+ dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3, yaitu kurva Gambar IV.1; IV.3 dan IV.5, maka dapat kita lihat bahwa harga Esel di titik ekivalen pada masing-masing kurva adalah sebagai berikut : Tabel IV. 1 Harga potensial sel (Esel) pada titik ekivalen Harga Potensial Sel (mv) Ion K 2 Cr 2 O 7 KMnO 4 KBrO 3 Fe ,5 1249,6 1235,4 Berdasarkan Tabel IV.1, maka dapat diramalkan urutan daya oksidator dari masingmasing oksidator yang digunakan pada penelitian ini yaitu KMnO 4 > KBrO 3 > K 2 Cr 2 O 7. Jika merujuk kembali pada data berdasarkan literatur (Alexeyev, V., 1994), data potensial sel masing-masing oksidator adalah sebagai berikut : 2- Cr 2 O H + + 6e 2Cr H 2 O ; E o = +1,33 V - MnO 4 + 8H + + 5e Mn H 2 O ; E o = +1,51 V - BrO 3 + 6H + + 6e Br - + 3H 2 O ; E o = +1,44 V.

13 34 Dengan demikian, metode titrimetri yang dilakukan dapat menunjukkan urutan kekuatan (daya) oksidator dari ketiga oksidator yang digunakan pada penelitian ini, yakni KMnO 4 merupakan oksidator yang terkuat dibandingkan KBrO 3, sedangkan K 2 Cr 2 O 7 merupakan oksidator yang terlemah diantara ketiganya. Urutan daya oksidator yang sama ternyata juga ditunjukkan pada gambar kurva titrasi redoks yang diperoleh pada reaksi redoks ion Sn 2+ terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3, yaitu kurva pada Gambar IV.2; IV.4 dan IV.6, dengan harga Esel dititik ekivalen pada masing-masing kurva adalah sebagai berikut : Tabel IV. 2 Harga potensial sel (Esel) pada titik ekivalen Harga Potensial Sel (mv) Ion K 2 Cr 2 O 7 KMnO 4 KBrO 3 Sn ,2 1131,7 1015,8 Berdasarkan kurva titrasi redoks yang diperoleh, dapat dijelaskan bahwa bentuk kurva (kecuraman) tergantung dari harga n (jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi sistem) dimana semakin besar harga n, maka semakin datar kurva tersebut (Harjadi W., 1993). Hal ini dapat dilihat perbandingannya antara kurva titrasi redoks ion Fe 2+ dan kurva titrasi redoks ion Sn 2+ terhadap masing-masing oksidator. Sedangkan besarnya perubahan potensial sekitar titik ekivalen tergantung dari selisih E o titrat dan E o titran yang bersangkutan. Dalam suatu titrasi potensiometrik, titik akhir ditemukan dengan menentukan volum yang menyebabkan suatu perubahan relative besar dalam potensial apabila titran ditambahkan. Dengan demikian kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr dan ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O dapat ditentukan berdasarkan banyaknya volume titran

14 35 (oksidator) yang digunakan saat mencapai titik akhir titrasi, dimana pada keadaan jumlah ion titran (Cr 2 O 2-7, MnO - 4, BrO - 3 ) ekivalen dengan ion Fe 2+ dan ion Sn 2+. Jika volume dan kemolaran tidak sama maka berlaku persamaan : V titrat x M titrat x n titrat = V titran x M titran x n titran... Pers.(3) Sehingga diperoleh kadar ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ masing-masing seperti pada Tabel IV.3 berikut : Tabel IV. 3 Kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr dan ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O setelah dititrasi dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 Pengamatan Setelah Penambahan Oksidator terhadap titrat K 2 Cr 2 O 7 KMnO 4 KBrO Massa Fe 2+ 1,4073 gr 1,3948 1, Kadar Fe 2+ 14,2412 % 14,2993 % 14,2417 % - % Kesalahan titrasi 4, % 0,4037% 7, % 2. - Massa Sn 2+ 1,4866 gr 1,4883 gr 1,4992 gr - Kadar Sn 2+ 52,6081 % 52,6105 % 52,6089% - % Kesalahan titrasi 9, % 2, % 2, % Berdasarkan Tabel IV.3 dapat terlihat bahwa pelaksanaan metode titrimetri yang dilakukan memiliki ketelitian yang cukup tinggi karena dari hasil perhitungan persen kesalahan titrasi rata-rata dibawah 0,01%. Ketelitian perolehan hasil dari penelitian ini juga dapat kita lihat dari hasil pengukuran titik akhir titrasi yang rata-rata mendekati titik ekivalen reaksi. Hal ini ditunjukkan kurva pada Gambar IV.10 :

15 36 Gambar IV. 10 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 Jika ditinjau dari hasil potensial sel yang diperoleh, ternyata masih cukup berbeda dari harga potensial sel literatur, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi selama pelaksanaan titrimetri, antara lain kondisi ph larutan; kemungkinan adanya pengotor pada bahan yang ikut terlibat selama reaksi redoks; adanya indikator serta adanya perubahan koefisien reaksi pada sistem reaksi redoks.

16 37 IV.2. 3 Reaksi Redoks dengan Konsep Laboratory Based-Learning Hakikat ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan pada eksperimen sehingga metode praktikum mendominasi sebagian besar pokok bahasan dalam pelajaran kimia. Praktikum dapat mengembangkan kreativitas dan membekali siswa bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien serta mandiri. Praktikum merupakan kegiatan siswa dengan melibatkan kegiatan fisik dan mental, yang memberikan pengalaman dan usahanya mengkonstruksi pengetahuan (Arifin, M. 2003). Hakikat ilmu kimia sebagai ilmu eksperimen juga dikemukakan oleh Bradley, J.D. (1998). Namun menurutnya tidak jarang ilmu kimia di dalam kelas disampaikan tanpa eksperimen. Dan ketika para guru ditanya oleh para siswa tentang mengapa eksperimen tersebut tidak dilakukan, maka seringkali diungkapkan beberapa alasan berikut : Keterbatasan alat atau bahan kimia Tidak ada laboratorium Keterbatasan waktu Tidak mempunyai asisten laboratorium (analis) Bekerja di laboratorium sangat berbahaya Peraturan-peraturan keselamatan seringkali menghalangi pekerjaan praktis Pekerjaan praktis di laboratorium sukar diuji Guru merasa kurang persiapan atau kurang berpengalaman. Alasan-alasan di atas tidak sepenuhnya valid karena hanya sebagian kecil guru yang berpendapat demikian. Sebagian besar guru malah berpendapat bahwa eksperimen merupakan bagian integral dari ilmu kimia karena dengan eksperimen : Ilmu kimia menjadi lebih menarik dan nyata Konsep yang bersifat abstrak menjadi lebih mudah untuk dimengerti Menggambarkan metoda-metoda dari ilmu pengetahuan Mengembangkan ketrampilan praktis.

17 38 Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dan berhadapan dengan pengalaman seseorang (Suparno, P., 1997). Kegiatan praktikum memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang lain karena kegiatan praktikum memberikan pengetahuan bertahap, dimana siswa akan mengalami semua kejadian nyata yang ada. Pengetahuan bertahap merupakan pengetahuan yang memiliki resistensi yang tinggi sehingga dapat lebih lama diingat dan lebih mudah untuk digunakan kembali. Menurut Hofstein dan Lunetta (1982), kegiatan laboratorium merupakan pengalaman belajar yang direncanakan agar murid berinteraksi dengan dengan bahan-bahan pelajaran dengan pengamatan gejala. Pengalaman ini mungkin mempunyai susunan yang berbeda-beda, yang ditentukan oleh guru, buku pedoman laboratorium, fase-fase perencanaan, analisis dan interpretasi, aplikasi dan juga fase pelaksanaannya. Kegiatan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan pelajaran IPA karena seringkali dikatakan bahwa sains bukanlah sains sebenarnya, jika tidak disertai eksperimen dan kegiatan laboratorium. Sedangkan Romey (1978) berpendapat bahwa kegiatan laboratorium yang berorientasi sebagai sarana untuk menjelaskan keterangan guru atau buku pelajaran sangat berlawanan dengan sains sebenarnya. Sains adalah suatu ilmu pegetahuan eksperimental, observasional, dan berkiblat pada laboratorium, oleh karena itu pelajaran sains yang efektif seharusnya berpusat pada laboratorium, bukan berpusat pada buku pelajaran. Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti dalam hal ini berupaya untuk membuat satu modul praktikum yang dapat mengefektifkan pemanfaatan laboratorium yang selanjutnya dapat digunakan dalam pembelajaran kimia pada umumnya, dan pada materi redoks dan elektrokimia pada khususnya.

18 39 Laboratorium merupakan suatu media yang diharapkan dapat mendorong dan membantu para siswa membangun pengetahuannya dan keterampilannya dalam menggunakan alat. Siswa diberi kesempatan untuk melaksanakan eksperimeneksperimen dan selanjutnya menginterpretasikan hasil-hasilnya. Para siswa juga diajarkan untuk bisa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil sehingga metode belajar dengan memanfaatkan laboratorium (Laboratory Based-Learning) ini bukan hanya membangun pengetahuan konsep/ilmu melainkan juga membangun pengetahuan sosial pada diri siswa. Dalam hal ini para siswa perlu belajar bagaimana caranya mengembangkan kerjasama dan mempercayai teman kerjanya di laboratorium dan mengajarkan para siswa untuk saling tolong-menolong dalam belajar ilmu kimia sehingga dapat mengembangkan suatu sikap positif tentang ilmu kimia (Ivan A.Shibley Jr., 2002). Kegiatan di dalam laboratorium tersebut juga dirancang untuk memberi pengalaman kepada para siswa tentang analisis serta penguasaan teknik-teknik pokok dalam laboratorium (seperti menimbang, penggunaan pipet, titrasi dan penggunaan labu ukur), sehingga dapat juga digunakan sebagai bahan untuk penilaian keterampilan praktis siswa di laboratorium (Williams, K.R., 1998). Dalam Kurikulum Kimia untuk SMA/MA, reaksi redoks dipelajari di Kelas XII Semester pertama dengan Standar Kompetensi : Memahami reaksi oksidasi reduksi dan sel elektrokimia serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Beberapa indikator yang ingin dicapai pada materi ini adalah sebagai berikut : Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara bilangan oksidasi. Menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron). Menyimpulkan ciri reaksi redoks yang berlangsung spontan berdasarkan hasil pengamatan. Menggambarkan susunan sel volta atau sel galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya. Menuliskan lambang sel dari reaksi-reaksi yang terjadi pada sel volta.

19 40 Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar dan membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan. Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel volta. Menjelaskan prisnsip-prinsip sel-sel volta yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Purba, M., 2002). Modul praktikum yang telah disusun, dibuat sedemikian rupa sehingga beberapa indikator di atas dapat tercapai dalam satu kegiatan praktikum. Dari praktikum yang dilaksanakan, siswa dapat meramalkan urutan daya oksidator dari oksidator-oksidator yang digunakan serta dapat meramalkan kekuatan reduktor dari ion Cr 2 O 2-7, MnO - 4, BrO 3, Fe 2+ dan ion Sn 2+ tanpa melihat tabel data potensial sel dari buku/literatur. Disamping itu juga akan memberikan keterampilan pada siswa dalam metode titrimetri serta keterampilan stoikiometri siswa dalam menghitung kadar ion Fe 2+ dan ion Sn 2+ dalam garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O berdasarkan reaksi redoks yang terjadi. Sedangkan bagi guru, banyak hal yang bisa dijelaskan dari pelaksanaan modul praktikum yang telah disusun ini, yakni tidak hanya menjelaskan tentang konsep reaksi redoks secara umum, melainkan juga tentang stoikiometri reaksi redoks, potensial sel (sel Volta) dan metode titrimetri.

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow,

DAFTAR PUSTAKA. Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 42 DAFTAR PUSTAKA Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 290-361. Amy L.Cox and James R.Cox. (August 2002) : Determining Oxidation-Reduction

Lebih terperinci

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi

Lebih terperinci

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. 1 Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri adalah volumetri

Lebih terperinci

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH KIMIA KUANTITATIF Makalah Titrasi Redoks Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH MUHAMMAD AGUNG PRASETYO PUTRIANTI Tingkat : IA AKADEMI FARMASI JAMBI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar. VOLUMETRI I Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 2. Analisa Kuantitatif (analisa

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN

Lebih terperinci

Standarisasi Larutan

Standarisasi Larutan Standarisasi Larutan Kimia Analitik Kimia analitik: Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponenkomponen, menentukan jenis serta jumlahnya. Kimia

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN 1213041019 PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 Titrasi Permanganometri Selasa, 6 Mei 2014 Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050 Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah Huda Rahmawati Aida Nadia Rizky Harry Setiawan. PROGRAM

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan. Laporan Praktikum Kimia Dasar II Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pendahuluan Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung Laporan Praktikum Nama : Linda Trivana Kimia Analitik 1 NRP : G44080075 Kelompok : B-Siang Asisten : Yuyun Yunita Hari, tanggal : Selasa, 11 Mei 2010 PJP : Zulhan A, S.Si Penentuan Kadar Vitamin C dengan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Tabel II. 1 Hubungan oksidator, reduktor dan perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi bertambah pelepasan elektron

Tinjauan Pustaka. Tabel II. 1 Hubungan oksidator, reduktor dan perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi bertambah pelepasan elektron 5 Bab II Tinjauan Pustaka II. 1 Oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 Pada suatu reaksi redoks zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator atau zat pengoksidasi, sedangkan zat yang mereduksi zat

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

Sophie Damayanti / SF ITB

Sophie Damayanti / SF ITB 1 METODE ANALISIS REAKSI OKSIDASI REDUKSI (REDOKS) 2 REAKSI OKSIDASI REDUKSI (REDOKS) PROSEDUR ANALITIK VOLUMETRI diterapkan untuk SENYAWA ANORGANIK 3 SENYAWA ORGANIK REAKSI DALAM SISTEM IONIK BERLANGSUNG

Lebih terperinci

kimia TITRASI ASAM BASA

kimia TITRASI ASAM BASA Kurikulum 2006/2013 2013 kimia K e l a s XI TITRASI ASAM BASA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan macam-macam titrasi.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi KMnO 4 terhadap H 2 C 2 O 4 0.1 N Kelompok Vol. H 2 C 2 O 4 Vol. KMnO 4 7 10 ml 10.3 ml 8 10 ml 10.8 ml 9 10 ml 10.4 ml 10 10

Lebih terperinci

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi Larutan Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 02-05-2009 Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA KIMIA ANALITIK 02 REGULER KELOMPOK 6 Disusun oleh: 1. Jang Jin Joo 1306399071 (11) 2. Robby Samuel 1306402204 (12) TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL 2014 Pengertian Titrasi

Lebih terperinci

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Reaksi Redoks. Cu 2+ (aq) + 2e - Cu(s) Zn(s) Zn 2+ (aq) + 2e -

Reaksi Redoks. Cu 2+ (aq) + 2e - Cu(s) Zn(s) Zn 2+ (aq) + 2e - KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN Reaksi Redoks Reaksi redoks (reduksioksidasi) adalah reaksi kimia yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Pada dasarnya, reaksi redoks adalah gabungan

Lebih terperinci

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN ULANGAN HARIAN TERPROGRAM ( UHT ) Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Program : XII IPA / Reguler Hari,Tanggal : Kamis, 2 Oktober 2014 Waktu

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI Di Susun Oleh : Ida Ayu Laksmi Dewi (12330057) Dina Rachmawati (12330060) Ade Andriyani (12330081) Rizky Nasurullah (12330086) Yeni Apri Anwarwati

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012 Hal-0 Instruksi Pastikan bahwa nama dan kode peserta Anda sudah tertulis pada halaman pertama lembar soal dan lembar

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri MAKALAH KIMIA ANALITIK 1 Iodo Iodimetri OLEH KELOMPOK 5 1. Dwivelia Aftika Sari (1201495) 2. Uswatun Hasanah (1205736) 3. Margarita Claudya Maida (1205696) Dosen Pembimbing: Dr.Mawardi, M.Si JURUSAN KIMIA

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrogen Peroksida Hidrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan bening, tidak

Lebih terperinci

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh 1 ANALISIS DAYA OKSIDATOR K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4, DAN KBrO 3 TERHADAP ION Fe 2+ DALAM GARAM MOHR DAN ION Sn 2+ DALAM GARAM SnCl 2.2H 2 O DENGAN METODE TITRIMETRI REDOKS (KONSEP LABORATORY BASED-LEARNING)

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM

Lebih terperinci

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)

CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l) PENGEMBANGAN PROSEDUR PENENTUAN KADAR ASAM CUKA SECARA TITRASI ASAM BASA DENGAN BERBAGAI INDIKATOR ALAMI (SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA DI SMA) Das Salirawati, M.Si dan Regina Tutik Padmaningrum,

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari percobaan. 2. Menentukan konsentrasi dari NaOH dan Na 2 CO 3. 3. Mengetahui kegunaan dari titrasi dengan indikator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi AgNO 3 terhadap NaCl 0.1 N (Cara Mohr) Kelompok Vol. NaCl Vol. AgNO 3 7 10 ml 4 ml 8 10 ml 4.2 ml 9 10 ml 4.2 ml 10 10 ml 4.3

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN

Lebih terperinci

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat mengetahui: 1. Prinsip dasar permanganometri. 2. Standarisasi

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah

Lebih terperinci

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA 2015-2016 Siswa mampu memahami, menguasai pengetahuan/ mengaplikasikan pengetahuan/ menggunakan nalar dalam hal: Struktur Atom Sistem Periodik Unsur Ikatan Kimia (Jenis Ikatan)

Lebih terperinci

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Reaksi Oksidasi-Reduksi Reaksi ksidasireduksi Reaksi yang melibatkan transfer Elektron disebut ksidasireduksi atau Reaksi Redoks ksidasi adalah hilangnya Elektron suatu reaktan Reduksi adalah penangkapan Elektron oleh reaktan

Lebih terperinci

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI Oleh : WAHYU PURWANITA K100050239 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Fisiko Kimia

Analisis Fisiko Kimia Analisis Fisiko Kimia POTENSIOMETRI Oleh : Dr. Harmita Tujuan Penetapan kadar secara volumetri dengan menggunakan potensiometer sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Teori Potensiometri adalah cabang ilmu

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

VOLUMETRI / TITRIMETRI

VOLUMETRI / TITRIMETRI VLUMETRI / TITRIMETRI Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Titran merupakan zat yang digunakan

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar dalam Penyetaraan Reaksi Kimia

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar dalam Penyetaraan Reaksi Kimia Penerapan Sistem Persamaan Lanjar dalam Penyetaraan Reaksi Kimia Nugroho Satriyanto 1351038 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : STANDARISASI LARUTAN ASAM DAN BASA : Drs. AGUSTINUS NGATIN, MT. : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 9 Oktober 2013 TANGGAL

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI

MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI PENGANTAR TITRIMETRI ASIDI ALKALIMETR I ARGENTOMETRI KOMPLEKSOMETRI OKSIDIMETRI PENGANTAR OKSDIMETRI PERMANGANIMETRI IODO IODIMETRI DIKROMETRI CERIMETRI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Iodometri Disusun Oleh : Rofiqoh Ghina R. Neng Erni Maryani Nia Sari Setyaningrum Elvita Wulandari H. Novita Alen F. Andita Hargiyanti Deti Nurhidayah Intan Purnamasari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA IODIMETRI Disusun oleh: EKA RATRI NOOR W. INDAH AR YUDHA IKOMA I. TRIAS ISTINA R. ALFIN YUNIARTI VIDIA NISA N. WINDA D. ANANDHIEKA M. TALITHA ARDIYAN SUKMA NIO HOKI PRATIWI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Pebandingan Metode Analisa Kadar Besi antara Serimetri dan Spektrofotometer UV-Vis dengan Pengompleks 1,10- Fenantrolin

Pebandingan Metode Analisa Kadar Besi antara Serimetri dan Spektrofotometer UV-Vis dengan Pengompleks 1,10- Fenantrolin AKTA KIMIA INDONESIA Akta Kimindo Vol. 1 (1) 2016, 8-13 Pebandingan Metode Analisa Kadar Besi antara Serimetri dan Spektrofotometer UV-Vis dengan Pengompleks 1,10- Fenantrolin Dewa Ayu Tetha E.S 1 dan

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA 1. Konsep Reduksi Oksidasi (Redoks) No Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi 1 reaksi penambahan oksigen reaksi pengurangan oksigen 2 peristiwa pelepasan elektron Contoh : Cu Cu

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang

Lebih terperinci

Titrasi Potensiometri

Titrasi Potensiometri Modul 1 Titrasi Potensiometri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa agar terampil dalam melakukan praktikum yang berhubungan dengan titrasi potensiometri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6

Lebih terperinci

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam Analisis Vitamin C Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraselular. Asam askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin

Lebih terperinci

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI Senin, 28 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA

Lebih terperinci