BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Belajar adalah merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,tujuan, kepribadian,dan bahkan persepsi seseorang (Achmad Rifa I RC,2009:82) Menurut Gage (1983:252), Belajar adalah merupakan suatu proses dimana organism mengubah prilakunya karena hasil dari pengalaman. Slavin (1994:152)menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1988:2) Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Perubahan tidak disebut belajar jika disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang, seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan (Nasution,1990:85) Metode Karyawisata Suryobroto(1986:51) memberi batasan karyawisata sebagai kegiatan belajar mengajar dengan mengunjungi objek yang sebenarnya yang ada hubungannya dengan pelajaran tertentu.(modul Pengembangan Pendidikan IPS SD Unit 7 halaman 34). Sedangkan menurut Nursid Sumaatmadja (1980:113), menyatakan bahwa karyawisata adalah suatu kunjungan ke objek tertentu di luar lingkungan sekolah, di bawah bimbingan guru, yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.(ppips SD unit 7 halaman 34).

2 Sehubungan dengan hal tersebut metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan perjalanan dan kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari sekolah, asalkan maksudnya memenuhi tujuan pembelajaran. Jadi jangan terlalu membayangkan bahwa metode karyawisata itu harus dilaksanakan dengan menempuh suatu perjalanan yang jauh, menggunakan waktu berhari-hari, dan menghabiskan biaya yang besar. Inilah hakekat karyawisata dalam pengajaran bahasa Indonesia yang berbeda dengan wisata atau tamasya. Seorang guru dapat menerapkan metode karyawisata dengan terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya, apabila guru memperhatikan hal-hal seperti tersebut dibawah ini: 1). Mengetahui hakikat metode karyawisata. 2). Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode karyawisata. 3). Mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum pelaksanaannya. 4). Mempunyai keterampilan memilih pokok-pokok bahasan yang cocok dikembangkan dengan metode karyawisata. Selain itu guru juga harus memperhatikan keadaan siswa yang akan terlibat dalam proses belajar mengajar, bahwa: 1) Siswa memiliki dorongan minat dan perhatian terhadap apa yang sedang dipelajari (sense of interest ). 2). Siswa memiliki dorongan untuk melihat kenyataan (sense of reality ). 3). Siswa memiliki dorongan untuk menemukan sendiri hal-hal yang menarik perhatiannya ( sense of discovery ). Ketiga hakikat naluriah yang ada pada diri siswa tersebut di atas harus mandapat perhatian guru, untuk selanjutnya dibina dan dikembangkan pada pengajaran. Dalam melaksanakan metode karyawisata harus tetap diusahakan mengembangkan minat siswa yang dilibatkan. Dari minat siswa yang tinggi tersebut, kita arahkan mereka untuk mencocokkan hal-hal yang mereka peroleh di dalam kelas dengan kenyataan yang dijumpai di masyarakat.

3 Selanjutnya melalui proses berikutnya siswa akan mampu menemukan sendiri gejala-gejala dan masalah-masalah yang menjadi pokok bahasan di kelas pada kenyataan praktisnya di masyarakat atau di lapangan. Proses pengembangan dan pemantapan sense of discovery inilah yang akan membantu siswa menjadi seorang peneliti Fungsi Metode Karyawisata 1) Mendekatkan dunia sekolah dengan kenyataan. 2) Mempelajari suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya. 3) Membekali pengalaman riil pada siswa Langkah-langkah Metode Karyawisata Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan metode karyawisata, tahap-tahap pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Tahap persiapan Meliputi persiapan materi atau topik karyawisata, persiapan teoritis, persiapan perlengkapan, dan aspek-aspek lain yang menunjang pelaksanaan karyawisata. 2) Tahap pelaksanaan karyawisata di lapangan Jika tahap persiapan telah matang dan terperinci, maka tahap pelaksanaan akan berjalan lancar. Tahap pelaksanaan ini secara ketat harus tetap berlandaskan pada perencanaan, misalnya rencana dan tujuannya. 3) Tindak lanjutnya pelaksanaan karyawisata (setelah kembali ke tempat) Kegiatannya meliputi penyusunan dan membuat laporan hasil karyawisata. Adapun bentuk laporan sebagai pertanggungan jawab, bobotnya harus disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikan siswa yang melaksanakan karyawisata. Misalnya untuk siswa Sekolah Dasar cukup dengan mampu menceriterakan kembali dengan kata-kata yang sederhana, atau membuat karangan bebas tentang apa yang mereka lihat dan alami pada waktu melaksanakan karyawisata. Apabila tahap ketiga ini dapat terpenuhi dengan baik berarti seorang guru telah memenuhi salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan metode karyawisata.

4 2.1.5 Kelebihan Metode Karyawisata 1) Siswa dapat mengamati obyek secara nyata dan bervariasi, seperti peninggalan sejarah, pasar, pantai, pabrik, kalurahan, kecamatan. 2) Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara melihat, mencoba, dan membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari. 3) Siswa dapat pula mendapatkan informasi langsung dari nara sumber ataupun dapat penjelasan langsung dari manajer pabrik. Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat ( objek ) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan riil dalam lingkungan beserta segala masalahnya. Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah / kebudayaan tertentu.(ppips SD unit 7 halaman Metode Karyawisata dengan Bantuan Lembar Kerja Metode adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang, menyelesaikan dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan ( Atmasaki1993:124 ). Teknik pembelajaran tidak akan berhasil tanpa metode yang benar-benar sesuai dalam pembelajaran tersebut. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja. Menurut Roestiyah (2001:85), teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

5 Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja adalah metode dimana siswa secara langsung dapat mengamati objek dan menemukan pengalaman berpikir yang nyata di alam objek wisata yang dijadikan sasaran. Kenyataannya siswa akan lebih merasa senang dengan realita yang langsung dilihat dan dialami sendiri, Rusiyah,(2001:85). Oleh karena itu siswa akan lebih peka untuk mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya. Proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi dapat juga dilaksanakan di luar kelas. Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja sangat bermanfaat dan efektif dalam pembelajaran menulis puisi. Menulis puisi merupakan hasil rekaman peristiwa atau gambaran objek menarik yang dituangkan melalui pikirannya ke dalam bahasa tulis. Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja dapat mempengaruhi siswa dalam berekspresi yang dituangkan dalam bentuk puisi, dengan cara siswa mengamati dan menemukan pengalaman berpikir yang nyata melalui suatu objek, misalnya objek alam yang berupa sungai seperti puisi karangan Jefta pada buku bahasa Indonesia kelas V karangan Wendi Widya R.D.dkk. penerbit PT Intan Pariwara Klaten di bawah ini. SUNGAI Saat kupandang engkau, Terlihatlah keagungan Tuhan Engkau mengalir dengan indah Engkau mengalir dengan jernih Sayang kini kau tak seindah dulu Banyak kotoran dan sampah Menggunung dan menumpuk Semua ini ulah siapa Aku ingin kau kembali Kembali seperti yang dulu Bersih, indah, dan jernih Mengalir dengan deras Mengalir seperti permata.

6 Pengertian Lembar Kerja Siswa Menurut Sumarno (,2004:15) Lembar Kerja Siswa adalah salah satu media pembelajaran yang menggunakan lembar kerja sebagai pelengkap buku panduan yang formatnya disusun sesuai dengan urutan tertentu. Tohari (Sudarti,2002:9) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran yang digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal, tugas-tugas atas masalah yang harus dipecahkan. Sedangkan Flanagen berpendapat (Sudarti,2002:25) Lembar Kerja Siswa adalah sebagai media cetak yang didesain untuk latihan, dapat disertai pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab, daftar isian untuk diisi atau diagram untuk dilengkapi. Menurut buku pedoman MGMP (Depdikbud,1998:34) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran kerja yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat melaksanakan sendiri kegiatan pembelajaran melalui praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai mencapai tujuan pembelajaran. DarI beberapa pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa adalah berupa lembaran kerja yang berisi informasi dan instruksi dari guru kepasda siswa, dan didesain untuk latihan yang disertai pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab, daftar isian untuk diisi atau diagram untuk dilengkapi oleh siswa, dengan tujuan agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut secara mandiri dalam kegiatan pembelajaran melalui praktik atau penerapan hasil belajar serta mengembangkan sikap belajar siswa. Bantuan Lembar Kerja Siswa berfungsi sebagai sarana belajar untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Melalui bantuan lembar kerja siswa diharapkan siswa lebih termotivasi dan terdorong dalam proses pembelajaran Kelebihan Bantuan Lembar Kerja Penyampaian materi pembelajaran dari guru dengan metode ceramah bervariasi, disertai pemberian tugas dalam bantuan lembar kerja siswa dapat mengaktifkan siswa, waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Emi Susilowati (Sudarti,2002:10) lembar kerja siswa sebagai sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran pada dasarnya mempunyai kekurangan dan kelebihan.

7 1) Kelebiahan Bantuan Lembar Kerja Siswa: a. Membentuk sikap belajar yang baik karena adanya persaingan sehat antar siswa dan melatih kemandirian. b. Sebagai media penyajian materi yang baik karena dapat digunakan secara individu atau kelompok. c. Merupakan alat selingan belajar yang lebih menarik. d. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang inovatif dari model pakem. 2) Kekurangannya adalah: dimungkinkan adanya sebagian siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan hanya mencontek jawaban siswa yang lain, sehingga anak tersebut tidak mampu menguasai materi pembelajaran yang akan dicapai. 3) Solusi untuk mengatasi kekurangannya adalah: guru atau peneliti harus lebih jeli dan selalu mendampingi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. 4) Ciri-ciri Bantuan Lembar Kerja Siswa: a. Menggunakan kertas b. Dapat mengacu buku teks tertentu c. Digunakan untuk soal latihan dalam menguasai materi pembelajaran tertentu. d. Biasanya disertai pertanyaan, tujuan pembelajaran, petunjuk pengerjaan dan prosedur evaluasi. e. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan bantuan lembar kerja siswa, dapat melatih siswa untuk belajar lebih mandiri baik dalam memahami pelajaran maupun memyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Melalui bantuan lembar kerja siswa, maka siswa lebih berani berpendapat,mandiri dan mampu mengembangkan logika berpikir Pengertian Puisi Apakah yang dimaksud dengan puisi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti mengajak anda menghayati beberapa kutipan berikut. Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, yakni poiesis yang berarti penciptaan. Istilah tersebut lama-kelamaan semakin sempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni

8 sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan (HG.Tarigan:1984:4). Selanjutnya HG.Tarigan mengutip pendapat Watts, bahwa Puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama ( HG.Tarigan,1984:7 ). Pendapat lain mengemukakan, bahwa Puisi atau sajak adalah salah satu bentuk ( perwujudan ) penghayatan pengarang yang memiliki ciri-ciri khas bila dibandingkan dengan bentuk sastra lainnya. Secara lahiriah, puisi atau sajak tertulis biasanya terdiri atas beberapa larik, dan larik itu memperlihatkanpertalian makna serta membentuk sebuah bait atau lebih ( Proyek PPPG Tertulis,1984/1985:47 ). Puisi adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa baris, dan baris-baris itu memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait atau lebih, (Ahdiyat,1986/1987:46). Blair dan Chandler merumuskan, bahwa Puisi adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif,yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan setiap rencana dengan matang dan tepat guna (HG.Tarigan,1984:4). Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Puisi pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan pengalaman yang penting penting Karena puisi telah terpusat dan terorganisasi, ( Badrun 1989:2 ). Puisi berhubungan dengan pengalaman 9 Perrinel ( 1988:512 ).Beberapa sastrawan telah mencoba memberi definisi sebagai berikut : ( 1 ) Puisi adalah seni peniruan, gambar bicara,yang bertujuan untuk mengejar kesenangan. ( 2 ) Luapan secara sepontan perasaan terkuat bersumber dari perasaan yang terkumpul dari ketenangan. ( 3 ) Puisi adalah lahar imajinasi yang menahan terjadinya gempa bumi. ( 4 ) Puisi adalah ekspresi

9 konkret dan artistic pemikiran manusia dalam bahasa emosional yang berirama. ( 5 ) Puisi adalah pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana disampaikan dalam bahasa yang tepat.( 6 ) Puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat menafsirkan dalam bahasa berirama. Kosasih ( 2011:206 ) puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah konotatif, yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Altenberd ( 1970:2 ) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa berirama ( as the interpretive dramatization of experience in metrical language). Maksud pengertia di atas adalah bahwa pendramaan disini yaitu orang penyair mengubah atau menceriterakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang tersetruktur.pengalaman itu dapat berupa pengalaman menyedihkan, menyenangkan dan mengharukan. Samuel Taylor Coleridge mengemukaan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian itu bahwa puisi dibuat seindah mungkin baik dilihat dari bahasa,susunan dan keindahan secara umum Ciri-ciri Puisi adalah: 1) Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaikbaiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi. 2) Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif. 3) Bahasa yang dipergunakannya bersifat konotatif. 4) Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana puisi)

10 Unsur-unsur Puisi Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin. Berikut adalah uraiannya yang banyak penulis petik dari Teori dan Apresiasi Puisi, Waluyo,(1995). 1) Unsur Fisik meliputi: Diksi atau pilihan kata, yaitu kata-kata yang ditulis sangat dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu dalam kontek atau dalam hubungan dengan kata yang lain, serta kedudukan kata dalamkeseluruhan puisi itu. Oleh karena itu, disamping memiliki kata yang tepat, penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair. Karena pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga harus dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Sebab pemilihan kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolute dan tidak bisa diganti dengan padan kata sekalipun maknanya tidak berbeda. Untuk disadari bahwa kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan dan berbeda dengan kata-kata yang biasa kita pakai sehari-hari.(kosasih,2011: ) Pengimajian, yaitu kata atau susunan kata yang dapat mengemukakan pengalaman imajinasi. Dengan daya imajinasi yang diciptakan penyair, maka pada kata-kata puisi itu seolah-olah tercipta sesuatu yang dapat didengar, dilihat, atau dirasakan pembacanya.(kosasih,2011:207) Penggunaan kata-kata konkret, adalah untuk membangkitkan imaji (daya baying) pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Jika penyair mahir memperkonkret katakata, pembaca seolah-olah melihat, mendenga, atau merasa apa yang dilukiskan penyair.jika imaji pembacamerupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata konkret merupakan sebab terjadinya pengimajian itu. Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair.(kosasih,2011:207)

11 Bahasa Figuratif (Majas), adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair untuk menyampaikan pesan, pengalaman batin, harapan, suasana hati, ataupun semangat hidupnya. Hal ini dilakukan agar penyair terhindar dari keterbatasan kata-kata denotative yang bermakna lugas. Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan suatu halyang lain agar sesuatu itu dapat digambarkan dengan lebih jelas. Misalnya untuk menggambarkan suasana hati yang gembira, senang, mempunyai harapan besar untuk berjumpa dengan seseorang. Majas juga dapat membantu pengarang menghadirkan kesan puitis melalui pilihan bunyi yang dapat menimbulkan imajinasi dalam diri pembaca. Rima atau Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan adanya rima itulah, efek bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang ditimbulkannya lebih kuat. Di samping rima, dikenal pula istilah ritma, yang diartikan pengulangan kata,frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi. Tata wajah atau tipografi adalah pembeda antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph, melainkan berbentuk bait. 2) Unsur Batin meliputi: Tema dan amanat adalah bagian dari unsur batin puisi. Temma adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oeh penyair. Pokok persoalan atau pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi yang akan terlahir adalah puisi yang bertema kemanusiaan. Dan jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik social. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta. Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Persoalan persoalan yang diungkapkannya merupakan penggambaran Susana batin. Tema bisa pula berupa response penyair terhadap kenyataan social budaya sekitarnya.dalam hal ini berperan

12 sebagai sarana protes atau sebagai ungkapan simpati dan keprihatinan penyair terhadap lingkungandan masyarakat. Amanat merupakan suatu pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.penyair mengungkapkan solusi atau alternative jawaban sebagai pemecahan terhadap tema yang disajikannya. Pesan-pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Di sinilah kelebihan seorang penyair, ia menyampaikan pesan-pesan itu melalui ungkapan yang sangat halus sehingga tidak menimbulkan kesan menggurui, vulgar, atau sok tau.(kosasih 2011:210). Perasaan: Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair.bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau Sang Kholik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif dan lebih padat. Nada dan Suasana, dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca: apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena penyair bersikap santai kepada pembaca. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika kita berbicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada dan suasana saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk Jenis-jenis Puisi Berdasarkan penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan, puisi terbagi ke dalam tiga jenis yaitu: 1) Puisi Naratif adalah yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni epik, romansa, balada, dan syair (berisi cerita).

13 Balada adalah puisi yang bercerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa adalah jenis cerita yang menggunakan bahasa romantic yang berisi kisah percintaan, diselingi perkelahaian dan petualangan. 2) Puisi Lirik adalah puisi yang nadanya berdendang, pada puisi ini biasanya banyak terkandung bunyi-bunyi dan irama yang merdu. Dalam menulis puisi lirik, penyair harus mencurahkan perasaannya. Demikian pula pembaca pada waktu menghadapi sajak lirik lebih memusatkan perasaannya. Sajak ini berupa dendang yang bersifat santai, kadangkadang pembaca tidak terlalu memperhatikan isinya, tetapi lebih memperhatikan keindahan iramanya. Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegy, ode,dan sarenada. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. Teratai karya Sanusi Pane, Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode Buat Proklamator karya Leon Agusta. Sarenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata serenade berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan kumpulan sajak, misalnya Serenada Merah Jambu. Warna-warna di belakang serenade melambangkan sifat nyanyian cinta, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan sebagainya. 3) Puisi Deskriptif adalah puisi dimana penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/ peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misalnya satire, puisi yang bersifat kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik social adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang,namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan / orang tersebut. Pesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

14 Menulis Puisi Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga besar seperti: Oedipus, Antigone,Hamlet, Macbeth, Mahabarata, Ramayana, Bharata Yudha, ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi juga erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Dunia ini diperindah dengan adanya puisi. Nyanyian-nyanyian yang kita perdengarkan tidaklah semata-mata hanya lagunya yang indah, tetapi terlebih lagi isi puisinya yang mampu menghibur manusia. Puisi-puisi cinta didendangkan oleh para penyanyi dari berbagai kurun waktu dan anehnya tidak pernah membosankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi adalah (1) Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens, menuntut pengucapan jiwa sepontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. Hal ini berbeda dengan prosa, yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang lain dan dunianya yang lain. (2) Penulis puisi hendaknya berdasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran penulis itu sendiri. Tema yang kita tulis untuk puisi hendaknya berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil dan sesederhana apapun inspirasi itu. (3) Dalam menulis puisi kita memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca. Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak dan merangsang pembaca untuk member reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Arintoko (2004) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Ketrampilan Menulis Puisi Diaphan Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang melalui metode karya wisata tahun ajaran 2003//2004 menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan menulis puisi diaphan pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang. Peningkatan ini disebabkan oleh ketepatan peneliti dalam

15 memilih bahan dan menentukan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Besarnya prosentase peningkatan menulis puisi diaphan melalui metode karyawisata pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang. Pada siklus I sebesar 10,0 atau 65 % dengan katagori cukup. Setelah dilakukan penelitian tindakan pada siklus II mencapai kemampuan rata-rata sebesar 11,2 poin atau sebesar 75 %. Kemampuan ratarata ini sudah dapat melampaui batas rentang yaitu 9-11 walaupun masih dalam katagori cukup. Ketrampilan menulis puisi yang diukur meliputi beberapa aspek, yaitu aspek kesesuaian judul dengan isi, diksi,kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan metode karyawisata dan membuahkan hasil pemikiran yang telah dipaparkan. Metode keduanya masih menggunakan metode karyawisata yang cukup memakan waktu dan tenaga, mungkin beaya besar bila harus keluar kota. Berdasarkan kekurangan, kelemahan penelitian tersebut, peneliti akan memudahkan dan meringankan beban siswa yang tanpa beaya, menyenangkan, tempat yang tidak jauh, dan dapat dilakukan kapan saja. Maka dalam kesempatan ini peneliti menggunakan metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja, karena siswa dapat secara langsung mengamati obyek wisata yang ada dilingkungan sekitar sekolah dengan senang, mudah terjangkau dan efisien Kerangka Pikir Kondisi Fisik dan Mental siswa SD Kelas V dalam usia th. Pada tahap operasional konkret Lebih cocok dengan metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja karena anak pada tingkat perkembangan nyata/konkret Melalui metode Karyawisata dengan bantuan lembar kerja diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi menulis puisi kelas V semester 2. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia menulis puisi di SD Negeri 03 Gumawang terasa kurang menarik perhatian siswa, karena peneliti dalam mengajar kurang memperhatikan tingkat perkembangan siswa baik secara fisik maupun mental siswa yang berada pada tingkat perkembangan konkret, sehingga siswa tidak terbantu dan

16 mengalami kesulitan dalam menulis puisi, hasil belajar bahasa Indonesia materi menulis puisi menjadi rendah. Pemecahan masalah pembelajaran menulis puisi cocok menggunakanan metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja, karena sesuai dengan tingkat perkembangan siswa usia tahun yaitu pada perkembangan nyata atau konkret. Diduga melalui metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dalam materi menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Gumawang Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, dapat dinyatakan hipotesis tindakan yaitu: Metode karyawisata dengan bantuan lembar kerja dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Gumawang, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang Semester 2 tahun ajaran 2011/2012.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengungkapkan Isi Puisi Berdasarkan KTSP untuk Kelas X SMA Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI M. Syirojudin A malina Wijaya S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V Oleh: Aida Azizah Universitas Islam Sultan Agung Semarang ABSTRAK Peserta didik Sekolah Dasar/Madrasah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 55 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yakni metode penelitian, teknik pengumpulan data, data dan sumber data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan tentang sastra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada pembelajaran apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi perlu dibuat sebuah bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk karya sastra mempunyai bahasa yang khas salah satunya yaitu puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan oleh penulisnya. Menulis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING Shinta Nuryatna NIM 08210029 nuryatnashinta2@yahoo.com Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA XII IPA

BAHASA INDONESIA XII IPA SMA Santa Angela Jalan Merdeka 24, Bandung MODUL 6 BAHASA INDONESIA XII IPA 1,2,3 OLEH : Dra. Franciska Titik Lestari 1 6 PUISI LAMA dan BARU Standar Kompetensi : Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada karya sastra, bahasa yang dipergunakan berbeda dengan karya ilmiah. Dalam karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Berdasarkan penelitian terdahulu, belum ada seorang pun yang meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No Chachacha karya Nosaka Akiyuki

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi Pesan Prajurit Karya Trisno Sumardjo dan Perbandingannya, Belum pernah diteliti

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam mata pelajaran IPA di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran IPA tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

STRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU

STRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU STRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Lagu daerah merupakan bentuk budaya dan karya seni yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan penelitian ini tidak terlepas dari buku-buku dan skripsi pendukung yang relevan dengan judul penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran menjadi salah satu kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ketrampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide berupa rangkaian kata-kata indah yang memilik makna

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaya bahasa menimbulkan efek keindahan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Efek keindahan gaya bahasa berkaitan dengan selera pribadi pengarang dan kepekaannya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Galar Sarjana SI Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk mengapresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan ungkapan perasaan yang dihayati oleh penyairnya ke dalam suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012 Untuk memahami Penulisan Kreatif, sebelumnya cobalah pahami perihal manajemen bahasa berikut ini Manajemen bahasa adalah SENI dan ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk konkret yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON Dwi Novita Ariyaningtyas 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari sebuah kesusastraan, terlepas dari apakah kegiatan bersastra dilakukan didasari ataupun tanpa didasari kesadaran untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tersaji menggunakan kata-kata yang indah dan kaya bahasa yang penuh makna (Kosasih, 2008: 31). Keindahan puisi ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pembelajaran bahasa harus mencakup sebanyak mungkin kegiatan pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN MENGAJARKAN SASTRA Tiurnalis Siregar Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Karya Sastra merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008: 137) adalah pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir, pertimbangan, perasaan, dan imajinasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI

PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI PUISI SISWA KELAS VIII A MTS AL-KHAIRIYAH TEGALLINGGAH: SEBUAH ANALISIS STRUKTUR FISIK DAN BATIN PUISI Solehatul Kamilah 1, Gede Gunatama 1, Ida Bagus Sutresna 2 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM 09080240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING) BAB III Metodologi Penelitian A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian bisa dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK Andriani 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Sulihin Azis 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG David Maulana Muhammad*)1 Wahyudi Siswanto)*2 Email davidmuhammad7@gmail.com Universitas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Ahmad Taoziri Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen dari proses pembelajaran yang kehadirannya akan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan.

Lebih terperinci