PERAMALAN PERMINTAAN RUANG RAWAT INAP SEBAGAI ACUAN DALAM PENENTUAN KAPASITAS DI RSUP Dr MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FRIANKA ANINDEA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN PERMINTAAN RUANG RAWAT INAP SEBAGAI ACUAN DALAM PENENTUAN KAPASITAS DI RSUP Dr MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FRIANKA ANINDEA"

Transkripsi

1 1 PERAMALAN PERMINTAAN RUANG RAWAT INAP SEBAGAI ACUAN DALAM PENENTUAN KAPASITAS DI RSUP Dr MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FRIANKA ANINDEA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2 2

3 3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peramalan Permintaan Ruang Rawat Inap sebagai Acuan dalam Penentuan Kapasitas di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Frianka Anindea NIM H

4 4 ABSTRAK FRIANKA ANINDEA. Peramalan Permintaan Ruang Rawat Inap Sebagai Acuan dalam Penentuan Kapasitas Di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS Peramalan merupakan salah satu cara yang penting untuk menentukan keberhasilan perencanaan, khususnya dalam hal perencanaan kapasitas. Tujuan penelitian: (1) menganalisis pola permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, (2) menentukan metode yang paling cocok untuk peramalan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, (3) mendapatkan ramalan jumlah ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sampai dengan tahun Metode yang digunakan adalah metode time series, dengan pengolahan dan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 15. Analisis kualitatif dilakukan melalui proses observasi dan wawancara langsung. Diidentifikasi pola data permintaan ruang rawat inap bersifat stasioner, konstan sepanjang periode Januari 2009 hingga September Metode Peramalan time series yang digunakan adalah autoregressive, ARMA, ARIMA, single exponential smoothing, double exponential smoothing, dimana dari hasil perhitungan peramalan penjualan didapatkan yang paling sesuai dengan indikator nilai akurasi kesalahan MAPE terkecil adalah metode autoregressive (2). Kata kunci: kapasitas, peramalan, permintaan ABSTRACT FRIANKA ANINDEA. Demand Forecasting Space Inpatient Capacity Determination For reference at RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Supervised by H. MUSA HUBEIS Forecasting is the one important way to determine the success of planning,especially in terms of capacity planning. Research objectives are (1) to review and analyze the pattern of demand for inpatient wards at Dr Mohammad Hoesin Palembang, (2) to determine the most suitable method for forecasting wards at Dr Mohammad Hoesin Palembang, (3) to obtain the forecast number of inpatient at RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang up to The method used is the method of time series. Processing and analysis of data used in the study will be described quantitatively and qualitatively. Quantitative data were processed using Microsoft Excel and Minitab 15. Qualitative analysis is done through direct observation and interview process. Identified a pattern of data requests inpatient unit is stationary, constant over the period January 2009 to September Forecasting time series method used was autoregressive, ARMA, ARIMA, single exponential smoothing, double exponential smoothing, where the results of the calculations showed that sales forecasting for RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang that best matches the accuracy of the indicator value is the smallest MAPE error autoregressive method (2 ). Keywords: capacity, demand, forecasting

5 5 PERAMALAN PERMINTAAN RUANG RAWAT INAP SEBAGAI ACUAN DALAM PENENTUAN KAPASITAS DI RSUP Dr MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FRIANKA ANINDEA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6 6

7 7 Judul Skripsi : Peramalan Permintaan Ruang Rawat Inap sebagai Acuan dalam Penentuan Kapasitas di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang Nama : Frianka Anindea NIM : H Disetujui oleh Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Pembimbing Diketahui oleh Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen Tanggal:

8 8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014 adalah peramalan, dengan judul Peramalan Permintaan Ruang Rawat Inap sebagai Acuan dalam Penentuan Kapasitas di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir H Musa Hubeis,MS.Dipl. Ing,DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran, motivasi dan nasihat. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Hasanuddin,SH.MSi dari RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, April 2014 Frianka Anindea

9 9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar belakang 1 Perumusan masalah 2 Tujuan 2 Manfaat penelitian 2 Ruang lingkup penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 METODE 5 Kerangka pemikiran penelitian 5 Lokasi dan waktu penelitian 7 Pengumpulan data 7 Pengolahan data dan analisis data 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Gambaran umum perusahaan 9 Sejarah RSUP Dr Mohammad Hoesin 9 Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr Mohammad Hoesin 10 Palembang Analisis hasil peramalan permintaan ruang rawat inap RSUP 10 Dr Mohammad Hoesin Palembang Asumsi-asumsi dalam peramalan 10 Identifikasi Pola Data Permintaan 11 Metode Peramalan Time Series 12 Implikasi Manajerial 14 SIMPULAN DAN SARAN 15 DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN 17

10 10 DAFTAR TABEL 1. Metode dan nilai MAPE Hasil peramalan permintaan ruang rawat inap dari periode Oktober September 2014 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran penelitian 7 2. Plot data permintaan ruang rawat inap 12 DAFTAR LAMPIRAN 1. Data kelas ruang rawat inap Data permintaan ruang rawat inap Plot autokorelasi dari permintaan ruang rawat inap Hasil olahan minitab untuk masing-masing model time series Hasil output komputer untuk peramalan permintaan ruang rawat inap 27

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kondisi yang sehat manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, sehingga dapat dikatakan bahwa kesehatan merupakan faktor terpenting bagi manusia (Nugroho 2003). Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Jasa pelayanan kesehatan menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Salah satu jasa pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi oleh masyarakat adalah rumah sakit (RS). Berdasarkan undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Salah satu jenis RS adalah rumah sakit umum (RSU). Definisi RS menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman RSU dinyatakan bahwa RSU adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat dasar, spesialistik, pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan. Pedoman RSU menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi RSU tipe A, B, C dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki. Katz dan Rosen dalam Trisnantoro (2009) menyatakan secara konseptual, sistem pelayanan kesehatan berjalan berdasarkan pemahaman akan makna public goods dan private goods. RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sebagai institusi pelayanan kesehatan termasuk public goods. RS memberikan pelayanan bagi masyarakat dari semua golongan, mulai dari golongan menengah ke atas hingga golongan menengah kebawah. Pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit terdiri dari instalasi rawat jalan, graha spesialis, instalasi brain and heart center, instalasi hemodialisis, dan pelayanan rawat inap. Untuk ruang rawat inap terbagi menjadi kelas super vip, utama, khusus, 1, 2, dan 3. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, sering adanya keluhan dari beberapa calon pasien khususnya pasien golongan menengah kebawah yang ingin menggunakan fasilitas ruang rawat inap kelas 3. Calon pasien mengalami kesulitan untuk mendapatkan ruangan. Dengan jumlah ruangan kelas 3 yang lebih banyak dibandingkan kelas lainnya (data dapat dilihat pada lampiran 1), maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab sulitnya mendapatkan ruang rawat inap. Sejauh ini untuk di daerah Sumatera Bagian Selatan belum pernah terjadi kasus khusus penyakit epidermik yang dapat mengakibatkan permintaan ruang rawat inap meningkat signifikan. Terkait permasalahan yang terjadi, perlu adanya perencanaan sistem pelayanan kesehatan yang baik di RS. Kapasitas ruang rawat inap di RS menjadi penting karena dengan jumlah ruang rawat inap yang mencukupi untuk menampung semua pasien maka semakin baik mutu sistem pelayanan RS di mata pasien maupun masyarakat. Peramalan merupakan salah satu cara yang penting untuk menentukan keberhasilan perencanaan, khususnya perencanaan kapasitas. Hampir setiap keputusan yang dibuat dalam situasi berisiko dan mengandung

12 2 ketidakpastian. Keputusan tentang kapasitas harus direncanakan dengan baik agar rumah sakit bersangkutan dapat memenangkan persaingan diantara banyak rumah sakit yang ada. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pola permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang? 2. Metode peramalan apakah yang sesuai untuk peramalan permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan? 3. Bagaimana hasil peramalan permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sampai dengan tahun 2015? Tujuan 1. Menganalisis pola permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. 2. Menentukan metode yang paling cocok untuk peramalan permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. 3. Menganalisis ramalan jumlah ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sampai dengan tahun Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dalam proses pengambilan keputusannya, bila dilihat dari peramalan permintaan ruang rawat inap, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan kapasitas untuk meminimalisasi kerugian akibat permintaan ruang rawat inap berlebih dari kapasitas atau kerugian akibat kehilangan sejumlah pasien, karena kapasitas tidak mencukupi permintaan. 2. Memberikan manfaat untuk kepentingan keilmuan dan menjadi informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penelitian ini dapat digunakan untuk melatih penganalisaan suatu permasalahan berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode peramalan time series. Data yang digunakan merupakan data permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Januari 2009-September 2013.

13 3 TINJAUAN PUSTAKA Rumah Sakit Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang RS, yaitu RS adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Depkes 2009). Sedangkan menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, maka fungsi rumah sakit adalah : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan RS. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan. Berdasarkan bentuk pelayanannya rumah sakit dapat dibedakan: 1. Rumah Sakit Umum (RSU), yaitu RS yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan subspesialistik. 2. Rumah Sakit Khusus (RSK), yaitu RS yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu. Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman RS menyebutkan bahwa klasifikasi rumah sakit umum adalah sebagai berikut: a. RSU Kelas A adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas. b. RSU Kelas B adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. c. RSU Kelas C adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar. d. RSU Kelas D adalah RSU yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. Peramalan Menurut Aritonang dan Lerbin (2009) peramalan adalah kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan pada waktu yang akan datang. Hasan (2008) menyatakan berdasarkan sifatnya teknik peramalan terbagi dalam dua kategori utama, yaitu: a. Metode Peramalan Kualitatif Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan ditentukan

14 4 berdasarkan pemikiran intuisi, pendapat dan pengetahuan dari orang yang menyusunnya. Metode kualitatif atau teknologis dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan metode normatif. b. Metode Peramalan Kuantitatif Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan berbeda. Baik tidaknya metode yang digunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang digunakan semakin baik. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut: 1) Tersedia informasi masa lalu. 2) Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. 3) Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. Kondisi terakhir ini dibuat sebagai asumsi yang berkesinambungan (asumption of continuity). Asumsi merupakan modal yang mendasari semua metode peramalan kuantitatif dan banyak peramalan teknologis, terlepas dari bagaimana canggihnya metode tersebut. Metode kuantitatif dapat dibagi dalam dua (2) kelompok, yaitu : a. Menurut Prawirosentono (2007), metode metode peramalan dengan analisa deret waktu, yaitu : 1) Metode Pemulusan Eksponensial dan Rataan Bergerak Adapun penggunaan yang paling tepat adalah untuk perencanaan dan pengendalian persediaan (bahan, barang setengah jadi, dan barang jadi) yang jumlah jenisnya sedikit, karena waktunya hanya dari bulan ke bulan. Data runtut yang diperlukan paling sedikit selama dua tahun yang lalu secara berurutan dan dipecah dalam bulan, kuartal atau tengah tahunan 2) Metode Proyeksi Trend dengan Regresi Untuk analisis trend ini diperlukan data runtut waktu (time series) minimal dalam waktu lima tahun yang lalu secara berurutan. Analisis trend lebih tepat digunakan untuk menganalisis produk jenis baru yang dijual di masyarakat. 3) Metode Box Jenkins Menurut Munarsih dalam Pulungan dan Wiyanti (2012), metode box Jenkins sangat baik ketepannya untuk peramalan jangka pendek dan untuk data time series non stasioner pada saat linier. b. Metode metode kausal, yaitu : 1) Metode Regresi dan Korelasi digunakan untuk memperoleh ramalan yang terbaik. Semakin baik regresinya maka akan semakin baik pula tafsiran yang diperoleh, maka hubungan antara korelasi dan regresi sangat erat dalam peramalan. 2) Metode Ekonometri, digunakan untuk memperoleh nilai-nilai peubah bebas sehingga peubah bebas tersebut tidak perlu ditafsir lagi.

15 5 Penelitian Terdahulu yang Relevan Kurniawati (2009) melakukan penelitian mengenai peramalan penjualan candy dan cookies sebagai acuan dalam perencanaan kuantitas produk pada usaha kecil menengah (UKM) Warung Coklat di Bogor. Penelitian dilakukan dengan mengunakan dua (2) komoditi di dalam UKM Warung Coklat itu sendiri, yaitu cokelat candy dan coklat cookies. Data penjualan yang digunakan adalah data penjualan dari masing-masing tipe produk yang terpilih, khususnya data penjualan harian. Metode time series yang digunakan adalah metode trend, metode dekomposisi, metode rataaan, metode pemulusan eksponensial, dan metode winters. Metode yang memiliki nilai MAPE (mean absolute percentage error) terkecil yang akan dipilih menjadi metode untuk meramalkan setiap produk. Hasil peramalan produk candy dan cookies tersebut di masa mendatang menunjukkan adanya penjualan meningkat kecuali untuk produk kurma cokelat. Caroline (2012) melakukan penelitian mengenai analisis kunjungan kedatangan tamu mancanegara ke Indonesia (studi kasus: Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai). Penelitian ini bertujuan: (1) Mendapatkan korelasi diantara kedatangan turis mancanegara diantara kedua pintu gerbang utama Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, (2) Mengidentifikasi pola kedatangan turis mancanegara ke Indonesia melalui pintu bandar udara Soekarno-Hatta dan bandar udara Ngurah Rai serta (3) Menganalisis model peramalan kedatangan turis mancanegara dengan menggunakan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang kuat dan positif diantara kedua Bandar udara tersebut. Hasil pola data menunjukkan hasil yang tidak stasioner sehingga perlu dilakukan proses pembedaan (differencing) agar menghasilkan data yang stasioner tidak musiman dan dapat diproses lebih lanjut. Hasil pemodelan ARIMA terhadap peramalan kedatangan turis mancanegara memadai untuk melakukan peramalan kedatangan turis mancanegara di kedua Bandar udara. METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Pelayanan kesehatan merupakan salah satu jenis pelayanan dari sekian banyak spesifikasi jasa. Jasa pelayanan kesehatan memberikan solusi untuk masalah kesehatan. RS merupakan institusi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan. Meninjau dari fungsi RS menurut undang-undang (UU) nomor 44 tahun 2009 maka perlu adanya perencanaan strategi pelayanan kesehatan yang baik di RS. Seperti yang telah didefinisikan dalam UU nomor 44 tahun 2009 bahwa RS juga menyediakan pelayanan rawat inap. Salah satu yang perlu menjadi perhatian pihak RS dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah kapasitas ruang rawat inap. Kapasitas ruang rawat inap di rumah sakit menjadi penting karena dengan jumlah ruang rawat inap yang mencukupi untuk menampung semua pasien yang membutuhkan perawatan maka semakin baik mutu pelayanan rumah sakit tersebut

16 6 di mata pasien maupun masyarakat. Adanya fluktuasi jumlah pasien di suatu RS menunjukkan peramalan adalah hal yang penting. Peramalan permintaan ruang rawat inap dapat membantu pihak manajemen RS dalam mengambil keputusan yang berpengaruh terhadap RS, khususnya keputusan jangka panjang yang dapat mendatangkan keuntungan bagi rumah sakit. Dengan melakukan peramalan, para perencana dan pengambil keputusan akan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dan mempersiapkan dengan baik kapasitas ruang rawat inap di RS. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan peramalan terhadap permintaan ruang rawat inap yang berfokus pada RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Metode peramalan yang ada cukup banyak sehingga harus dipilih metode peramalan yang paling sesuai untuk RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Salah satu kriteria dalam pemilihan metode peramalan adalah memilih metode yang memiliki kesalahan peramalan paling kecil. Pada pemilihan metode peramalan tidak terletak pada metode peramalan yang menggunakan proses matematika yang rumit atau menggunakan metode yang canggih, akan tetapi metode terpilih yang menghasilkan suatu ramalan akurat, tepat waktu dan dipahami oleh manajemen RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sebagai ramalan yang dapat membantu menghasilkan keputusan lebih baik. Metode time series yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa metode. Pemilihan metode didasarkan pada pola data, dimana identifikasi pola data dilakukan dengan memplot data dan nilai autokorelasinya. Setelah itu dihitung nilai galat MAPE. Model yang mendapat nilai MAPE paling kecil dipilih menjadi model time series terbaik. Metode yang terpilih selanjutnya akan digunakan untuk meramalkan permintaan ruang rawat inap di masa mendatang. Hasil dari analisis peramalan permintaan yang dilakukan memiliki keterkaitan dengan perencanaan kapasitas di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang pada masa mendatang. Perencanaan kapasitas ruang rawat inap dilakukan dengan tujuan meminimalisasi kerugian. Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

17 7 RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang Ruang Rawat Inap Fluktuasi dan Peningkatan Permintaan Data Permintaan Historis Plot Pola Data Peramalan Permintaan Time Series Hasil Analisis Time Series Perencanaan Kapasitas Ruang Rawat Inap Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data sekunder yaitu data permintaan ruang rawat inap dari Januari 2009-September Penelitian ini dilakukan karena tersedianya akses untuk mendapatkan data dan dengan pertimbangan peramalan permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Data permintaan ruang rawat inap yang digunakan adalah data bulanan permintaan ruang rawat inap setiap tahunnya. Analisis kuantitatif yang dilakukan berfungsi meramalkan permintaan ruang rawat inap di masa mendatang. Peramalan permintaan ruang rawat inap ini diawali dengan mengumpulkan data jumlah permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Setelah itu ditemukan dan diketahui pola data permintaan, ditentukan model peramalan yang paling sesuai dan paling kecil tingkat kesalahannya, untuk menjadi masukan bagi pihak manajemen RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dalam proses pengambilan

18 8 keputusannya, bila dilihat dari peramalan permintaan ruang rawat inap, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan kapasitas untuk meminimalisasi kerugian akibat permintaan ruang rawat inap yang berlebih dari kapasitas atau kerugian karena kehilangan sejumlah pasien karena kapasitas tidak mencukupi permintaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, serta jenis data bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara mendalam terhadap pihak manajemen rumah sakit. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data permintaan ruang rawat inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang yang sudah menjadi arsip negara, keadaan umum lokasi penelitian, potensi pengembangan RS ke depannya dan informasi lain yang didapatkan dari berbagai sumber termasuk internet. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 15. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum RS dan mengetahui permasalahan yang terjadi daalam usaha tersebut. Analisis ini dilakukan melalui proses observasi dan wawancara langsung kepada pihak manajemen RS. Analisis kuantitatif yang digunakan untuk meramalkan permintaan ruang rawat inap di masa mendatang. Peramalan dalam penelitian ini menggunakan metode time series. Metode time series adalah metode yang meramalkan kejadian atau permintaan di masa mendatang atas dasar serangkaian data masa lalu, yang merupakan hasil observasi berbagai peubah menurut waktu. Menurut Baroto (2002), Prosedur peramalan dengan metode time series adalah: 1. Tentukan pola data permintaan. Menurut Aritonang (2009), data runtut waktu dapat dibedakan menjadi empat (4) komponen, yaitu : a. Trend merupakan komponen data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kecendrungan peningkatan atau penurunan pada periode tertentu. b. Musim merupakan komponen data runtut waktu yang memiliki pola berulang dari waktu ke waktu. Pola tersebut biasanya timbul karena adanya pengaruh dari suatu musim tertentu. c. Siklis merupakan komponen data runtut waktu yang ditunjukkan dengan pola data berfluktuasi bergelombang yang biasanya dipengaruhi keadaan ekonomi secara umum. d. Ketidakteraturan/ireguler/acak merupakan komponen data runtut waktu yang tidak tergolong dalam trend, musim, maupun siklis. Komponen ini berkaitan dengan hal-hal yang tdak terduga sebelumnya. 2. Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola permintaan tersebut untuk melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak, maka semakin baik peramalannya. Pada setiap metode, sebaiknya dilakukan pula peramalan dengan parameter berbeda. 3. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba. Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE atau lainnya. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan (apakah MAD, MSE, atau MAPE) ini ditentukan dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan

19 9 maksimal dalam peramalan. Menurut Jayanto dan Syukriyadin (2012) akurasi dapat diukur dengan mean absolute deviation (MAD), mean squared error (MSE), atau MAPE. MAD =...(1) MSE = ( )...(2) MAPE = (3) dimana: = nilai aktual = nilai ramalan - = kesalahan ramalan (error) n = banyaknya data 4. Memilih metode terbaik diantara metode yang dicoba. Metode terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibandingkan metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut di bawah batas tingkat kesalahan yang telah ditetapkan. 5. Melakukan peramalan dengan metode terbaik yang telah dipilih. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah RSUP Dr Mohammad Hoesin Gambaran Umum Perusahaan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang didirikan pada tahun 1953 atas prakarsa Menteri Kesehatan RI Dr Mohammad Ali (Dr Lee Kiat Teng) dengan biaya pemerintah pusat. Pada tanggal 3 Januari 1957 rumah sakit ini mulai operasional, yang dapat melayani masyarakat Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dimana saat itu meliputi Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Seiring dengan perkembangan waktu, rumah sakit ini semakin berkembang, baik fasilitas, sarana dan prasarana. Sumber daya manusia (SDM) yang tersedia adalah para spesialis lengkap dan beberapa sub spesialis, sehingga mengubah tipe rumah sakit dari rumah sakit umum pusat kelas B menjadi kelas A. RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang menjadi pusat rujukan layanan kesehatan Se-Sumbagsel. Tahun RSUP Palembang mengubah status dari RS Vertikal (RS Penerima Negara Bukan Pajak) menjadi RS Swadana. Sesuai SK Menkes RI no.1279/menkes/sk/xi/1997; RSUP Palembang resmi bernama RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Dengan UU no 20/1997 menjadi Rumah Sakit Instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dimana rumah sakit dapat memanfaatkan dana dari hasil pendapatan sesuai dengan anggaran yang diproyeksikan rumah sakit dan diselaraskan dengan pendapatan melalui prosedur Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) disamping itu subsidi pemerintah tetap seperti sediakala.tahun 2000 dengan PP No 122/2000, RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi salah satu dari 13 Rumah

20 10 Sakit Pemerintah (RSP) menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (Perjan) Di Indonesia dan operasionalnya dimulai tanggal 1 Januari Sebagai RS Perjan secara operasional RS masih tetap melaksanakan fungsi pelayanan sosialnya bagi masyarakat ekonomi kurang mampu melalui program JPSBK (Gakin), sejak tahun 2005 dikelolah oleh PT Asuransi Kesehatan (Askes) Indonesia menjadi program Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin). Kemudian tahun 2005 berdasarkan PP 23 / 2005 tgl 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dengan SK Menkes RI no: 1243/Menkes/SK/VIII/2005, tanggal 11 Agustus 2005 tentang Penetapan 13 eks RS Perjan statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Implementasinya RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sebagai BLU dilaksanakan pada Januari Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr Mohammad Hoesin Visi dari RSUP Dr Mohammad adalah menjadi rumah sakit pusat pelayanan kesehatan, penelitian terbaik dan bermutu se-sumatera. Untuk mencapai visinya tersebut, memiliki tiga misi perusahaan secara umum, yaitu: (1) menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif dan bermutu tinggi, (2) menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan, (3) menyelenggarakan promosi kesehatan. Selain visi dan misi RS juga memiliki tujuan, yaitu: (1) meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat, (2) meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan, (3) menghasilkan tenaga dokter umum, spesialis, dan sub spesialis serta keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi. Analisis Hasil Peramalan Permintaan Ruang Rawat Inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang Asumsi-Asumsi Dalam Peramalan 1. Permintaan produk Menurut Kotler (2004) terdapat lima tingkat produk, yaitu produk utama, produk generik, produk harapan, produk pelengkap, dan produk potensial. Untuk peramalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang diasumsikan permintaan yang dimaksud adalah permintaan produk bukan permintaan jasa. Ruang rawat inap masuk kedalam tingkatan produk utama, dengan produk generiknya berupa tempat tidur. 2. POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) a. Planning (Perencanaan) Peramalan dilakukan sebagai langkah awal dalam perencanaan. Asumsi dalam peramalan ruang rawat inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang terkait masalah perencanaan adalah peramalan ini digunakan untuk mengetahui kapasitas ruang rawat inap yang dimiliki RS. Sejauh ini

21 Total Permintaan 11 sering adanya keluhan dari calon pasien khususnya kelas tiga terkait sulitnya mendapat ruangan. b. Organizing (Pengorganisasian) Asumsi dalam peramalan terkait pengorganisasian adalah peramalan digunakan untuk membantu pihak manajemen rumah sakit dalam mengorganisasi sistem, khususnya sistem manajemen kamar di RS karena belum adanya optimalisasi penggunaan ruang rawat inap c. Actuating (Pelaksanaan) Asumsi dalam peramalan terkait pelaksanaan adalah seluruh komponen dalam sistem manajemen rumah sakit belum bekerja secara bersama-sama sesuai bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan RS, khususnya tujuan untuk meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang kesehatan. d. Controlling (Pengendalian) Asumsi peramalan digunakan untuk pengendalian dari semua proses perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan memberikan hasil yang efektif dan efisien pada sistem pelayanan RS. Identifikasi Pola Data Permintaan Data yang digunakan adalah data permintaan ruang rawat inap per bulan dari RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Januari 2009 sampai September 2013 dan data permintaan RS diolah dengan metode peramalan time series (runtut waktu). Data permintaan dapat dilihat pada Lampiran 2. Penemuan model yang terbaik untuk peramalan diproses melalui beberapa tahap. Pertama adalah uji stasioneritas data. Data yang stasioner adalah data yang bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, dengan keragaman konstan, dan tidak terdapat fluktuasi periodik. Apabila data telah stasioner maka tidak perlu dilakukan pembeda (differencing). Plot pola data aktual terhadap waktu untuk permintaan ruang rawat inap dari bulan Januari 2009 sampai bulan September 2013 dapat dilihat pada Gambar Index Sumber: RSMH, 2013 Gambar 2 Pola data permintaan ruang rawat inap

22 12 Setelah memetakan seluruh data permintaan secara grafik didapatkan bahwa pola permintaan ruang rawat inap dari Januari 2009 sampai dengan September 2013 menunjukkan pola stasioner. Kestasioneran dibuktikan dengan hasil plot autokorelasi pada Lampiran 3. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa lag pertama dan kedua berbeda nyata dari nol tetapi secara bertahap turun mendekati nol atau tidak berbeda nyata dari nol. Metode Peramalan Time Series Setelah dilakukan plot pola data dicoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola data. Perlu diperhatikan bahwa model terbaik yang dipilih sesuai kriteria peramalan, yaitu MAPE terkecil dapat dilihat Tabel 1. Tabel 1 Metode dan nilai MAPE METODE MAPE Autoregressive (2) 5, ARMA (1,1) 5, ARMA (3,1) 5, ARIMA (1,1,2) 5, Single exponential smoothing 5,5 Double exponential smoothing 5,7 Sumber : Data sekunder, diolah (2014) Sebelum melakukan perhitungan nilai MAPE, terlebih dahulu dilakukan pengujian kriteria konverginitas yang terlihat dari hasil output olahan Minitab yang menyatakan relative change in each estimate less than 0,0010 yang berarti data berhasil menjadi konvergen setelah melewati proses iterasi. Selain itu p-value dari parameter AR atau MA kurang dari 0,05 yang berarti parameter yang diestimasi sudah signifikan atau sudah berbeda dengan nol. Kondisi invertibilitas dan stasioneritas model harus terpenuhi. Kriteria lainnya adalah Parsimonitas model yang berarti pemilihan model, dipilih model yang memiliki bentuk paling sederhana. Model yang baik adalah model yang memiliki komponen galatnya tidak dapat digunakan untuk menjelaskan ramalan. Uji ini dilihat dengan menggunakan indikator Ljung-Box Q, apabila p-value telah lebih besar dari 0,05 maka residual atau error model tersebut telah menyebar acak (random). Hasil perhitungan dengan menggunakan software Minitab untuk setiap model seperti yang terdapat dalam Lampiran 4. Model Autoregressive (2) telah memenuhi kriteria konverginitas, terlihat dari hasil olahan Minitab yang menyatakan relative change in each estimate less than 0,0010 yang berarti data berhasil menjadi konvergen setelah melewati proses iterasi. Kemudian p-value dari parameter AR kurang dari 0,005, yaitu 0,002 untuk AR 2. Kondisi stasioneritas model terpenuhi dengan nilai koefisien AR lebih kecil dari (<) 1, yaitu 0,4033 untuk AR 2. Indikator Ljung-Box Q yaitu p-value telah lebih besar dari (>) 0,05 telah terpenuhi dengan nilai p-value 0,362, 0,239, 0,186 dan 0,315. Model ARMA (autoregressive-moving average) (1,1) telah memenuhi kriteria konverginitas, terlihat dari hasil olahan Minitab yang menyatakan

23 13 relative change in each estimate less than 0,0010 yang berarti data berhasil menjadi konvergen setelah melewati proses iterasi. Kemudian p-value dari parameter AR 1 dan MA 1 kurang dari 0,005, yaitu sebesar 0,000 dan 0,001. Kondisi stasioneritas model terpenuhi dengan nilai koefisien AR < 1 yaitu 0,8994 dan kondisi invertibilitas juga tercapai dengan nilai koefisien MA < 1, yaitu 0,5649. Indikator Ljung-Box Q, yaitu p-value telah > 0,05 telah terpenuhi dengan nilai p-value 0,363, 0,466, 0,345, dan 0,510. Model ARMA (3,1) telah memenuhi kriteria konverginitas, terlihat dari hasil olahan Minitab yang menyatakan relative change in each estimate less than 0,0010 yang berarti data berhasil menjadi konvergen setelah melewati proses iterasi. Kemudian p-value dari parameter AR 3 kurang dari 0,005, yaitu 0,003 walaupun parameter MA 1 masih bernilai 0,005. Kondisi stasioneritas model terpenuhi dengan nilai koefisien AR < 1, yaitu 0,4349 dan kondisi invertibilitas juga tercapai dengan nilai koefisien MA < 1, yaitu -0,8361. Indikator Ljung-Box Q yaitu p-value telah > 0,05 telah terpenuhi dengan nilai p-value sebesar 0,392, 0,346, 0,204, dan 0,327. Model ARIMA (1,1,2) telah memenuhi kriteria konverginitas, terlihat dari hasil olahan Minitab yang menyatakan relative change in each estimate less than 0,0010 yang berarti data berhasil menjadi konvergen setelah melewati proses iterasi. Kemudian p-value dari parameter AR 1 dan MA 2 kurang dari 0,005, yaitu sebesar 0,000. Kondisi stasioneritas model terpenuhi dengan nilai koefisien AR < 1 yaitu -0,9972 dan kondisi invertibilitas juga tercapai dengan nilai koefisien MA < 1 yaitu sebesar 0,6147. Indikator Ljung-Box Q yaitu p-value telah > 0,05 telah terpenuhi dengan nilai p-value 0,458, 0,562, 0,653, dan 0,638. Model single exponential smoothing dengan nilai konstanta pemulusan (α) 0, memiliki nilai MAPE 5,5. Model double exponential smoothing dengan nilai α 0, dan nilai konstanta tren (γ) 0, memiliki nilai MAPE 5,7 Berdasarkan Tabel 2, metode time series terbaik yang didapatkan dari perhitungan Minitab 15 adalah metode Autoregressive (2). Metode ini memiliki nilai MAPE terkecil dibandingkan dengan metode peramalan lainnya yaitu sebesar 5, Hasil peramalannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil peramalan permintaan ruang rawat inap dari Oktober Desember 2015 Periode Bulan Permintaan Selang Peramalan (orang) 58 Oktober 3089, , ,62 59 November 3183, , ,29 60 Desember 3164, , ,53 61 Januari 3197, , ,92 62 Februari 3199, , ,89 63 Maret 3212, , ,25 64 April 3216, , ,09 65 Mei 3223, , ,58 66 Juni 3226, , ,26 67 Juli 3230, , ,54 68 Agustus 3232, , ,31

24 14 Lanjutan Tabel 2 Periode Bulan Permintaan Selang Peramalan (orang) 69 September 3234, , ,63 70 Oktober 3236, , ,27 71 November 3237, , ,58 72 Desember 3238, , ,55 73 Januari 3238, , ,32 74 Februari 3239, , ,90 75 Maret 3239, , ,36 76 April 3240, , ,71 77 Mei 3240, , ,98 78 Juni 3240, , ,19 79 Juli 3240, , ,36 80 Agustus 3240, , ,49 81 September 3241, , ,59 82 Oktober 3241, , ,67 83 November 3241, , ,73 84 Desember 3241, , ,77 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Minitab 15 Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Autoregressive (2) diketahui permintaan akan diprediksi pada periode Oktober 2013 sampai dengan Desember 2015 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan permintaan yang tidak beda jauh dengan rataan pola tersebut, yakni 3.222,54. Proses pengolahan data dengan metode Autoregressive (2) dapat dilihat pada Lampiran 5. Keunggulan metode Autoregressive (2) adalah dihasilkan interval (upper bound dan lower bound) pada hasil ramalan, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pada kemungkinan yang terbaik maupun terburuk. Implikasi Manajerial Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil peramalan ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi bagi pihak manajemen RS. Pihak manajemen RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap mutu pelayananan dan kepuasan konsumen. Kapasitas ruang rawat inap tidak menjadi penyebab utama yang mengakibatkan calon pasien tidak mendapatkan ruangan, khususnya dalam hal ini untuk pasien kelas 3. Bila dibandingkan dengan kelas lainnya, jumlah ruang rawat inap kelas 3 lebih banyak, yaitu 669 tempat tidur. Apabila dilakukan perbandingan antara jumlah tempat tidur dan jumlah pasien setiap harinya yang 104 orang, maka seharusnya jumlah tempat tidur tersebut mencukupi untuk menampung semua pasien. Berdasarkan hasil peramalan juga menunjukkan permintaan ruang rawat inap periode Oktober 2013 sampai dengan Desember 2015 cukup stabil ± per bulan atau sekitar 107 per hari.

25 15 Sebagai RS milik pemerintah, sebaiknya pihak RS mengedepankan pelayanan kepada masyarakat dengan cara tidak mempersulit prosedur pelayanan kesehatan, khususnya calon pasien golongan menengah kebawah yang ingin menggunakan fasilitas ruang rawat inap kelas tiga, sehingga kedepannya tidak ada lagi keluhan dari calon pasien yang tidak mendapatkan ruang rawat inap. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka didapatkan kesimpulan berikut: 1. Data aktual permintaan ruang rawat inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009 hingga September 2013, bersifat stasioner. Hal ini terlihat dari plot Autocorrelation Function (ACF) dimana hasil plot autokorelasi menunjukkan bahwa pertama dan kedua berbeda nyata dari nol, tetapi secara bertahap turun mendekati nol atau tidak dapat berbeda nyata dari nol. 2. Dari hasil analisis peramalan yang telah dilakukan, diidentifikasi pola data permintaan ruang rawat inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang bersifat stasioner. Hal ini dapat diartikan bahwa pola data permintaan tersebut konstan sepanjang periode Januari 2009 hingga September Metode Peramalan time series yang digunakan adalah autoregressive, ARMA, ARIMA, single exponential smoothing, double exponential smoothing, dimana dari hasil perhitungan peramalan penjualan didapatkan bahwa untuk RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang yang paling cocok dengan indikator nilai akurasi kesalahan MAPE terkecil adalah metode autoregressive (2). 3. Berdasarkan hasil peramalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang, diketahui permintaan yang akan diprediksi pada periode Oktober 2013 sampai dengan Desember 2015 cukup stabil. Hal ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan rataan pola tersebut yakni ± 3222,54 atau permintaan ruang rawat inap dan hanya pada periode Oktober 2013 sebanyak permintaan. Saran 1. Peramalan permintaan ruang rawat inap RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dengan metode autoregressive (2) sebaiknya digunakan oleh pihak manajemen rumah sakit, agar hasil peramalan tidak berbeda jauh dengan realisasi dan dapat membantu rumah sakit dalam perencanaan strategi terkait mutu pelayanan agar kedepannya tidak terdapat lagi keluhan dari calon pasien. 2. Untuk mempermudah peramalan permintaan disarankan rumah sakit menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft Excel dan Minitab 15, sehingga hasilnya dapat meningkatkan kesempatan rumah sakit memperoleh laba maksimal dan memenangkan persaingan.

26 16 3. Agar tidak terjadi penurunan jumlah permintaan ruang rawat inap, maka perlu dijaga dan ditingkatkan komitmen dari setiap komponen yang terlibat dalam sistem manajemen rumah sakit agar tujuan bersama dapat diwujudkan. DAFTAR PUSTAKA Aritonang R, Lerbin R Peramalan Bisnis. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Baroto T Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Caroline R Analisis Kunjungan Kedatangan Tamu Mancanegara ke Indonesia (studi kasus: Bandar Udara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Depkes] Departemen Kesehatan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta (ID): Depkes. Hasan I M Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta (ID): Bumi Aksara. Jayanto A D, Syukriyadin Peramalan beban puncak transformator daya gardu induk lampeuneurut menggunakan metode time series stokastik. Vol 1(1) p Kotler P Manajemen Pemasaran Jilid 2. Terjemahan Drs. Benyamin Molan. Jakarta (ID). PT Indeks Kelompok Gramedia. Kurniawati A D Peramalan Penjualan Candy dan Cookies dalam Perencanaan Kuantitas Produk UKM Warung Cokelat di Kota Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Nugroho S Perancangan kompleks rumah sakit jiwa di Semarang dengan penekanan desain pendekatan kegiatan terapi. Vol 1 p65. Prawirosentono S Manajemen Operasi (Operations Management) Analisis dan Studi Kasus. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Pulungan R, Wiyanti D.T Peramalan deret waktu menggunakan model fungsi basis radial (RBF) dan autoregressive integrated moving average (ARIMA). Vol 35(2) p [RSMH] Rumah Sakit Mohammad Hoesin Rekam Medik RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Palembang (ID): RSMH Trisnantoro L Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

27 17 LAMPIRAN Lampiran 1 Data kelas ruang rawat inap Nama ruangan Kelas Jumlah tempat Ruang terpakai Ruang tidak terpakai tidur Pav. Super Vip S VIP A Anak S VIP B Intermediate S VIP B Pav. Musi Elok UT A Sayap B Ruang O UT A Sayap A Ruang Bayi UT A Pav. Musi Elok UT B Pav. Komering Cindo UT B Interna D (Anyelir) UT B Interna D (Anyelir) UT B Interna E (Yasmin) UT B Pav. Ogan Permai UT C Pav. Lematang Indah UT C Pav. Lematang Indah UT D Pav. Enim Indah UT D Pav. Enim Indah I A Sayap B Ruang Obsgyn I A Sayap A Ruang Bayi I A Anak I A Bedah A (Kelas A) I A Bedah D (Plastik) I A Bedah B (Kelas B) I A Interna D (Anyelir) I A Ruang Kelas (BHC) I A Interna E (Yasmin) I A Sayap B Ruang Obsgyn I B Sayap A Ruang Bayi I B Anak I B Bedah A (Kelas A) I B Bedah B (Kelas B) I B Interna D (Anyelir) I B Interna E (Yasmin) I B Syaraf A I B Anak II ICCU/ CVCU (BHC) II NICU II PICU II ICU II NCCU/ NVCU (BHC) II Sayap B Ruang Obsgyn II A Sayap A Ruang Bayi II A Anak II A Bedah A (Kelas A) II A Bedah B (Kelas B) II A Bedah D (Plastik) II A Ruang Kelas (BHC) II A R.High Care (HCU-IRD) II A R. Prioritas 1( P1-IRD) II A Bedah C (Kelas C) II B Bedah F (Mata) II B 8 6 2

28 18 Lanjutan Lampiran1 Nama ruangan Kelas Jumlah tempat tidur Ruang terpakai Ruang tidak terpakai Bedah H (Peny. THT) II B Interna D (Anyelir) II B Interna E (Yasmin) II B Interna F (Paru) II B Syaraf B II B R. Observasi (RD Jantung) III Sayap A Ruang Bayi III Sayap C Ruang Obsgyn III Neonatus III Anak III Bedah D (Plastik) III Bedah E (MPKP) III Bedah F (Mata) III Bedah G (Ortopedi) III Bedah H (Peny. THT) III Bedah Peduli Kasih (RPK) III R. Rawat Mawar (dari 702) III Interna A (PDalam Laki2 kls 3) III Interna C (RC) III Interna F (Paru) III Kardiologi III Syaraf B III Penyakit Kulit dan Kelamin III Rehabilitasi Medik III R. Rawat Melati III Lampiran 2 Data permintaan ruang rawat inap Tahun Periode Permintaan / hari (orang) Total Permintaan (orang) 2009 Januari 126, Februari 120, Maret 115, April 119, Mei 112, Juni 114, Juli 111, Agustus 115, September 99, Oktober 113, November 97, Desember 91, TOTAL 111, Januari 97, Februari 95, Maret 101, April 102, Mei 100, Juni 97, Juli 99, Agustus 97, September 101,

29 19 Lanjutan Lampiran 2. Tahun Periode Permintaan / hari (orang) Total Permintaan (orang) Oktober 101, November 94, Desember 95, TOTAL 98, Januari 103, Februari 105, Maret 108, April 113, Mei 105, Juni 106, Juli 111, Agustus 96, September 113, Oktober 113, November 112, Desember 118, TOTAL 108, Januari 109, Februari 117, Maret 109, April 105, Mei 100, Juni 128, Juli 115, Agustus 105, September 103, Oktober 98, November 105, Desember 94, TOTAL 107, Januari 104, Februari 101, Maret 96, April 99, Mei 108, Juni 107, Juli 108, Agustus 93, September 106, Sumber: RSMH, 2013

30 Partial Autocorrelation Autocorrelation 20 Lampiran 3 Plot ACF dan PACF pola data permintaan ruang rawat inap di RSUP Dr Mohammad Hosein Palembang Autocorrelation Function for Total Permintaan (with 5% significance limits for the autocorrelations) Lag Partial Autocorrelation Function for Total Permintaan (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) Lag Lampiran 4 Hasil olahan minitab untuk masing-masing model time series AR 2 ARIMA Model: Total Permintaan Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters

31 21 Lanjutan Lampiran Relative change in each estimate less than Final Estimates of Parameters Type Coef SE Coef T P AR AR Constant Mean Number of observations: 57 Residuals: SS = (backforecasts excluded) MS = DF = 54 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag Chi-Square DF P-Value ARMA(1,1) ARIMA Model: Total Permintaan Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters Relative change in each estimate less than * WARNING * Back forecasts not dying out rapidly Back forecasts (after differencing) Lag Lag Lag Lag

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman Lampiran 1. Data Tingkat Hunian Hotel di Propinsi DIY Tahun 1991-2003 48 49 Lampiran 1 Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun 1991-2003, Tahun Bulan Wisman 1991 1 27,00 1991 2 30,60

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut : 4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtut waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Operasi Menurut Prawirosentono (2007) Manajemen operasi adalah suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses perencanaan, mendesain

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI Trio Yonathan Teja Kusuma 1, Sandra Praharani Nur Asmoro 2 1,2)

Lebih terperinci

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce)

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce) Diagnostik Model Analisis Sisaan Sisaan = Nilai Aktual Nilai Prediksi Apabila model ARIMA(p, d, q) benar dan dugaan parameter sangat dekat ke nilai yang sebenarnya maka sisaan akan memiliki sifat seperti

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Langkah-Langkah Penggunaan Program Minitab: nama kolom tepat diantara C1 dan angka penjualan pertama Jakarta Muscat

LAMPIRAN. Langkah-Langkah Penggunaan Program Minitab: nama kolom tepat diantara C1 dan angka penjualan pertama Jakarta Muscat L1 LAMPIRAN Langkah-Langkah Penggunaan Program Minitab: 1. Aktifakan program minitab kemudian copy yang diinginkan pada kolom C1. Beri nama kolom tepat diantara C1 dan angka penjualan pertama Jakarta Muscat

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016 1 a. Lakukan proses pembedaan (differencing) sebanyak dua kali pada data asal. b. Lakukan pendugaan parameter pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Statistika, Vol. 16 No. 2, 95 102 November 2016 Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins FERRY KONDO LEMBANG Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010 Statistika, Vol., No., Mei PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI Reksa Nila Anityaloka, Atika Nurani Ambarwati Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA DUA PARAMETER DARI HOLT DAN METODE BOX-JENKINS DALAM MERAMALKAN HASIL PRODUKSI KERNEL KELAPA SAWIT PT. EKA DURA INDONESIA SKRIPSI EKA ARYANI

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 253 266. PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE

VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE VERIFIKASI MODEL ARIMA MUSIMAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI MOVING RANGE (Studi Kasus : Kecepatan Rata-rata Angin di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI

PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI PERAMALAN TINGKAT KEMATIAN BALITA PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI UTARA DENGAN MODEL ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI SASTRO HAMDANI SIALLAGAN 060803047 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Tujuan Pengumpulan Data 1. Profil Perusahaan PT. Mensa Binasukses cabang kota Padang 2. Data forecasting

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA OLEH : 1. Triyono ( M0107086 ) 2. Nariswari S ( M0108022 ) 3. Ayunita C ( M0180034 ) 4. Ibnuhardi F.Ihsan ( M0108045 ) 5. Marvina P (

Lebih terperinci

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab

Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab 71 Lampiran 1. Hasil Peramalan dengan Menggunakan Software Minitab Moving Average Data C1 Length 12 NMissing 0 Moving Average Length 4 Accuracy Measures MAPE 25 MAD 54372 MSD 4819232571 Time C1 MA Predict

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON

PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON PEMODELAN ARIMA UNTUK PREDIKSI KENAIKAN MUKA AIR LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS SEBARAN ROB DI KOTA AMBON (MODELS OF ARIMA TO PREDICT RISING SEA AND ITS IMPACT FOR THE WIDESPREAD DISTRIBUTION OF ROB

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT Pada bab ini, penulis akan membandingkan hasil peramalan menggunakan model ARIMA dan model VAR yang telah

Lebih terperinci

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Efek Variasi Kalender dengan Pendekatan Regresi Time Series Nur Ajizah 1, Resa Septiani Pontoh 2, Toni Toharudin 3 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN Puji Rahayu 1), Rohmah Nur Istiqomah 2), Eminugroho Ratna Sari 3) 1)2)3) Matematika

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 161 174. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTERS Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... viii

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG

AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG AKURANSI ARIMA DALAM PERAMALAN INFLASI KOTA BANDUNG Muhamad Nawawi mnnierri@gmail.com ABSTRAK Inflation is as one of economic development indicator has an important role to public s economic prosperity

Lebih terperinci

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL

MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL MODUL MINITAB UNTUK PERAMALAN DENGAN METODE ARIMA DAN DOUBLE EXPONENTIAL Minitab adalah program statistik yang setiap versinya terus dikembangkan. Gambar 1 memperlihatkan kepada anda aspek-aspek utama

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA The Forecasting of Raw Materials Supply and Sales in PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan : BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG Bab Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :.. Simulasi peramalan nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) melalui metode ARIMA.. Prediksi nilai inflasi tahun 0.3. Prediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era informasi seperti sekarang ini kebutuhan akan informasi semakin meningkat, terutama dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Desy Yuliana Dalimunthe Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Peramalan harga saham merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Munculnya model prediksi yang baru yang bisa meramalkan harga saham secara tepat merupakan

Lebih terperinci

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Ari Pani Desvina 1, Melina Anggriani 2,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR.

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Program Studi Ganda Teknik Informatika-Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007

Universitas Bina Nusantara. Program Studi Ganda Teknik Informatika-Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007 Universitas Bina Nusantara Program Studi Ganda Teknik Informatika-Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS PERBANDINGAN PEMODELAN DATA DERET WAKTU TERBAIK ANTARA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan untuk kelancaraan kontinuitas usahanya dan mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT ANALISA BOX JENKINS PADA PEMBENTUKAN MODEL PRODUKSI PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT Mei Taripar Pardamean S.,SKom Jl. Makmur No.1 Ciracas Jakarta Timur mtp95@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Definisi dan Tujuan Peramalan Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada masa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANGGA NUR ARDYANSAH NIM

ANGGA NUR ARDYANSAH NIM Akurasi Metode Exponential Smoothing dan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) untuk Meramalkan Lama Proses Pengerjaan Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember

Lebih terperinci

BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA

BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA BAB 3 FORECASTING DAN PENGAMATAN TRAFIK DATA Forecasting adalah suatu peramalan nilai sebuah atau sekumpulan variabel pada satu titik waktu di masa depan. Dalam melakukan perhitungan peramalan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Permintaan III KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI, SUKU BUNGA INDONESIA DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Oleh : PRISKA RIALITA HARDANI 24010211120020 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 55 69. PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA John Putra S Tampubolon, Normalina Napitupulu, Asima Manurung Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan masyarakat. Terutama untuk mendapatkan layanan kesehatan ketika sakit atau ketika membutuhkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SKRIPSI Oleh : TAUFAN FAHMI J2E008056 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim TE 091399 TUGAS AKHIR- 4 SKS PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA Oleh Nur Hukim Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng. Ph.D Ir. Achmad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci