16 - Peringkat 8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7,2 trillion cubic feet. 3. Potensi Emas Indonesia - Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3 %
|
|
- Sri Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI SEKTOR PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Sektor Pertambangan Sektor pertambangan (mining) di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor yang cukup diandalkan Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Secara umum potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia, berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation, menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang dengan rincian sebagai berikut : 1. Potensi Batubara Indonesia Cadangan batubara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia, namun produksi Indonesia posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton, setelah China (2761 juta ton), USA (1007 juta ton), India (490 juta ton), Australia (325 juta ton), dan Rusia (247 juta ton). 2. Potensi Minyak dan Gas Indonesia - Peringkat 25 sebagai negara dengan potensi minyak mentah terbesar yaitu sebesar 4,3 milyar barrel. - Peringkat 21 penghasil minyak mentah terbesar dunia sebesar 1 juta barrel/hari. - Peringkat 13 negara dengan cadangan gas alam terbesar sebesar 92,9 trillion cubic feet. 15
2 16 - Peringkat 8 penghasil gas alam terbesar dunia sebesar 7,2 trillion cubic feet. 3. Potensi Emas Indonesia - Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3 % dari cadangan emas dunia. - Menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar di dunia. - Menduduki peringkat ke-6 dalam produksi emas di dunia sekitar 6,7 %. 4. Potensi Timah Indonesia - Menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar 8,1 % dari cadangan timah dunia. - Menduduki peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 26% dari jumlah produksi dunia. 5. Potensi Tembaga Indonesia - Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia sekitar 4,1%. - Peringkat ke-2 dari sisi produksi sebesar 10,4% dari produksi dunia. 6. Potensi Nikel Indonesia - Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia). - Peringkat ke-4 dunia dari sisi produksi sebesar 8,6%. - (Sumber: UNCOMTRADE, BP Statistical, ESDM)
3 Jenis-jenis sektor mining (pertambangan) terdiri dari 4 sub sektor: 1. Sub sektor coal mining (pertambangan batubara), 2. Sub sektor crude petroleum & natural gas production (minyak mentah & produksi gas alam), 3. Sub sektor metal & mineral mining (pertambangan logam & mineral), dan 4. Sub sektor land/stone quarrying (pertambangan tanah/batu) Sub Sektor Coal Mining (pertambangan batubara) Sejarah pertambangan batubara di Indonesia dimulai tahun 1849 di daerah Pangaran, Kalimantan Timur. Pada tahun 1888, sebuah perusahaan bernama N.V. Oost Borneo milik belanda memulai kegiatannya di Pelarang, yang terletak 10 km sebelah tenggara Samarinda, Kalimantan Timur. Hingga Perang Dunia II, terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang bergerak dalam penambangan batubara dan pada saat ini (tahun 2005) di Kalimantan terdapat puluhan perusahaan penambangan batubara baik skala besar maupun skala kecil. Demikian bagus pemasaran batubara saat ini (tahun 2005), membuat orang berkeinginan untuk mendapatkan Ijin Usaha Penambangan Batubara. Di Sumatra kegiatan penambangan batubara secara besarbesaran dimulai tahun 1880, di daerah Sungai Durian Sumatera Barat. Usaha ini kurang berhasil, karena mengalami kesulitan dalam pengangkutan hasil penambangan. Pada tahun 1868,
4 18 ditemukan keberadaan batubara di daerah Ombilin, selanjutnya pada tahun dilakukan penelitian seksama, dan akhirnya pada tahun 1892 dibuka pertambangan batubara di Ombilin, dikenal sebagai Tambang Batubara Ombilin. Penelitian tentang keberadaan batubara dilakukan pula di Bukit Asam pada tahun , dan pada tahun 1919 dibuka Tambang Batubara Bukit Asam. Tambang Batubara Bukit Asam dan Tambang Batubara Ombilin merupakan tambang batubara yang berperan penting saat itu. Demikian pentingnya perusahaan tambang batubara di Indonesia, Pemerintah pada saat itu memandang penting segera didirikan PN. Batubara, yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23. Tahun 1968, dengan embrio Tambang Batubara Bukit Asam (disebut Unit I), Tambang Batubara Ombilin (disebut Unit II), keduanya berada di pulau Sumatra, dan Tambang Batubara Mahakam (disebut Unit III) yang berada di pulau Kalimantan. Di Indonesia, sampai bulan Agustus 2005 terdapat 138 perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, antara lain Perusahaan Terbatas (PT) Allied Indo Coal, PT. Aneka Tambang, PT. Antang Gunung Meratus, PT. Arutmin, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, PT. Bentala Coal Mining, PT. Berau Coal, PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Adaro Indonesia, PT. Fajar Bumi Sakti, PT. Gunung Bayan
5 19 Pratama Coal, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Tanito Harum. Dari jumlah yang semula hanya 3 perusahaan pada tahun 1968 menjadi 138 perusahaan pada tahun 2005, memberikan petunjuk bahwa usaha dalam bidang pertambangan batubara memberikan prospek usaha yang cukup bagus. Demikian mudahnya melakukan kegiatan penambangan batubara, ditunjang dengan prospek yang menguntungkan, maka tidak mengherankan apabila di Indonesia banyak terdapat kegiatan Penambangan Tanpa Ijin (PETI) berkembang cukup pesat. Kegiatan yang tersebut terakhir ini merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan disamping mutu batubara tidak terjamin. Apabila hasil kegiatan tambang batubara tanpa ijin, dipasarkan tanpa mengalami pengolahan lebih lanjut, dapat dipastikan bahwa mutu batubaranya tidak memenuhi persyaratan penggunaan batubara untuk pemanfaatan tertentu. Sebagai akibatnya, apabila hal ini dipaksakan peralatan sebagai pemegang peran utama dalam kegiatan industri mengalami gangguan, yang pada akhirnya lama waktu pakai peralatan menjadi lebih singkat, dan akhirnya akan menimbulkan kerugian yang tidak ternilai. Kejadian ini yang memberikan inspirasi perlunya pengetahuan tentang teknologi batubara bersih.
6 Sub Sektor Crude Petroleum and Natural Gas Production (Minyak Mentah dan Produksi Gas Alam) a. Keunggulan Minyak Bumi Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon bersifat cair sehingga mudah diwadahi dan mudah dipindahkan ke tempat yang lain baik dengan diwadahi dalam mobil tanki, kapal tanker atau dialirkan melalui pipa baik yang dirangkit di darat maupun di laut. Pipa minyak yang dibangun mulai dari Irak- Rusia sebagai bukti kemudahan untuk mengalirkannya. Indonesia membeli minyak mentah dari Timur Tengah diangkut dengan kapal tanker. Negara-negara Eropa menginginkan jalan masuk ke ladang minyak Laut Kaspia untuk mengurangi ketergantungannya dari Rusia dan Iran akan minyak. Mereka menyokong pembuatan jaringan saluran pipa di Baku-Tsili-Ceyhan (BTC). Jaringan ini terbentang sejauh km dari Laut Kaspia di Azerbaijan ke pantai Mediterania di Turki melalui Geogia, yang sudah selesai dikerjakan pada tahun Diselesaikan di tahun 1977, Trans-Alaska Pipeling System (TAPS) terentang sepanjang lebih dari km melintas Alaska. Jaringan saluran pipa ini membawa minyak mentah dari daerah-daerah penghasil di bagian utara ke pelabuhan Valdez di sebelah selatan. Dari sanalah minyak dikapalkan ke
7 21 seluruh penjuru dunia. Kondisi yang sangat dingin dan kebutuhan untuk melintasi pegunungan dan sungai-sungai besar menjadikan suatu tantangan besar bagi para insinyur konstruksi. Hampir seluruh saluran pipa di Amerika Serikat berada di bawah laut, namun banyak TAPS yang harus dibangun di atas daratan karena tanah yang subur di beberapa bagian Alaska selalu membeku. Minyak dan gas bumi, mempunyai nilai kalori tinggi, sebagai contoh bensin (gasolin) kal/gram; minyak tanah (kerosin) kal/gram; solar (diesel fuel) kal/gram; minyak bunker ( ) kal/gram; minyak mentah ( ) kal/gram; sedang pada alkohol 6456 kal/gram; minyak nabati ( ) kal/gram; dan pada kayu hanya ( ) kal/gram. Kelebihan ini yang orang selalu memburu minyak mulai dari daratan sampai di laut dalam. Minyak dan gas bumi, menghasilkan bermacam bahan bakar setelah melalui berbagai macam fraksi destilasi. Hasilnya merupakan bahan bakar untuk keperluan berbagai mesin penggerak, bensin untuk motor, kerosin untuk mesin jet, solar untuk mesin diesel, minyak tanah untuk rumah tangga. Minyak bumi menghasilkan berbagai macam pelumas, memungkinkan pembuatan berbagai macam mesin mulai dari
8 22 mesin 2-tak, mesin diesel, mesin pesawat jet, mesin persneling dan lain sebagainya. Setiap hidrokarbon dalam minyak mentah memliki sifat yang berbeda. Untuk membuat sifat fisik ini memiliki manfaat, minyak mentah disuling untuk memisahkannya menjadi kelompok-kelompok hidrokarbon yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok ini bisa diidentifikasi secara esensial melalui kekentalan dan sifat rekatnya. Hasil tersebut berturut-turut dari yang paling lengket hingga yang paling encer adalah bitumen, minyak bahan bakar untuk pembangkit listrik dan kapal, minyak pelumnas berat, minyak pelumnas sedang, minyak pelumnas ringan, minyak diesel, bahan bakar jet dan minyak tanah. Minyak bumi tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga merupakan bahan baku yang luar biasa potensinya. Minyak yang kaya dengan campuran hidrokarbon dapat diproses untuk menghasilkan zat yang berguna dengan proses petrokimia. Pengolahan biasanya mengubah hidrokarbon sepenuhnya sehingga sulit untuk mengenali asal-usul minyak dari produk petrokimia. Berbagai bahan dan benda dapat dibuat dari petrokimia, dari plastik hingga parfum. b. Mengenal Gas Alam Gas alam adalah campuran dari berbagai gas, namun sebagian besar mengandung gas methana (CH4)-senyawa
9 23 hidrokarbon dengan jumlah atom C terkecil dan paling ringan. Seperti halnya minyak, gas alam terbentuk di bawah tanah dari sisa-sisa organisme di lautan, dan sering kali terbawa ke atas menuju sumur yang sama dengan sumur minyak mentah. Gas alam tersebut dapat juga berasal dari sumur-sumur yang hanya mengandung gas, atau dari sumur-sumur alam yang menghasilkan minyak dan gas itu sendiri Sub Sektor Metal and Mineral Mining (Pertambangan Logam dan Mineral) Pada awalnya orang mengenal logam sebagai bahan perhiasan misalnya emas, yang konon didapatkan di alam sebagai emas murni, logam sebagai alat berburu atau sebagai senjata. Manusia paleolitik yang hidup hingga 7000 tahun sebelum Masehi baru mengenal 13 jenis mineral, tetapi saat itu mereka belum mengenal logam. Manusia neolitik yang lebih maju dan mulai mengenal logam antara lain emas dan tembaga. Logam emas dikenal oleh manusia lebih dahulu dibandingkan logam tembaga. Bangsa Yunani mulai menambang emas dan perak yang terdapat di urat-urat kuarsa pada batuan keras kurang lebih 2500 sampai 356 tahun sebelum Masehi. Banyak para filosof mendapatkan berbagai macam logam, kemudian mereka mengamati dan akhirnya membuat suatu teori. Teori kuno yang berhasil dirangkum oleh Van Cotta (1859) mengemukakan 3 prinsip utama,
10 24 yang menjelaskan terjadinya bijih di alam yang akhirnya diikuti para muridnya yaitu: Teori disensionis, yang mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari air permukaan yang meresap kedalam bumi kemudian dipanaskan oleh panas alami, mengakibatkan logam yang terdapat pada batuan larut dan masuk ke dalam celah-celah batuan. Teori sensionis, mengatakan bahwa endapan bijih berasal dari cairan yang ada hubungannya dengan kegiatan magma yang naik ke atas, kemudian mengendapkan bijih-bijih pada dinding celah- celah. Teori pemisahan sekresi lateral, yang mengatakan bahwa bijih terbentuk karena adanya sekresi yang berjalan secara mendatar. Teori baru terus bermunculan, seperti yang dikemukakan oleh Kemp (1901), Lidgren (1901), Vogt dan Schneiderhon. Yang tersebut terbentuknya bijih, yaitu selalu berkaitan dengan batuan. Proses-proses tersebut melibatkan, pemisahan bijih atau injeksi gas- gas dan uap mineral, air bermineral pada suhu tinggi. Deposit mineral, baik yang mengandung logam atau tidak adalah hasil konsentrasi satu atau lebih unsur-unsur yang berguna. Pada umumnya unsur-unsur tersebut tersebar dengan konsentrasi yang sedikit di kulit bumi. Dari lebih 104 unsur kimia yang dikenal manusia, hanya 8 unsur saja yang umum dijumpai dan terikat sebagai mineral dikulit bumi, yaitu O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg.
11 25 Unsur-unsur tersebut terdapat lebih dari 1% dan keseluruhannya mencapai lebih dari 99,5% dalam kulit bumi bagian atas. Lebih dari 92 unsur lainnya terdapat dalam sisa 0,5 %, didalamnya termasuk unsur-unsur yang diperlukan oleh manusia seperti Au, Ag, Cu, Zn, Sn, Ni, dan lain-lainnya. Lebih dari mineral yang dikenal orang, kira-kira hanya 50 mineral merupakan pembentuk batuan utama, dan kurang lebih 200 mineral yang dapat digolongkan sebagai mineral yang mempunyai arti ekonomi (Sukandarrumidi, 2009) Sub Sektor Land/Stone Quarrying (Pertambangan Tanah/Batu) Penggalian adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis barang galian. Barang galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan radioaktif). Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor industri maupun konstruksi. Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Kegiatan pemecahan, peleburan, pemurnian, dan segala proses pengolahan hasil pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian. Hasil pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi digolongkan kedalam
12 26 kegiatan industri. Kegiatan persiapan tempat penambangan penggalian seperti pembuatan jalan, jembatan dari dan ke arah lokasi penambangan, pengerukan, pemasangan pipa penyaluran dan sebagainya termasuk ke dalam kegiatan konstruksi. Sedangkan kegiatan eksplorasi dan penelitian mengenai prospek barang tambang dan mineral termasuk kedalam jasa pertambangan. Kegiatan pengambilan, pembersihan dan pemurnian air untuk dijadikan air bersih termasuk dalam air minum (
BAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang mengenal logam emas, tetapi tidak tahu dari mana emas berasal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang mengenal logam emas, tetapi tidak tahu dari mana emas berasal. Militer membawa senjata, tetapi mereka tidak mengerti betapa sulitnya membuat logam sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar
Lebih terperinciA. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi
A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi
Lebih terperinciJenis-jenis Sumber Daya Alam
Jenis-jenis Sumber Daya Alam Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam? Sumber daya alam merupakan kekayaan alam di suatu tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai jenis tumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara
Lebih terperinciBIDANG USAHA TERTENTU (1) (2) (3) (4) (5) 1. PERTAMBANGAN BATUBARA DAN LIGNIT
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16 2015 TENTANG : KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN DALAM PEMANFAATAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciINVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Armin Tampubolon P2K Sub Direktorat Mineral Logam SARI Pada tahun anggaran 2005, kegiatan inventarisasi mineral
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciTUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S
TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASMIN BARA BRONANG DAN PT ASMIN BARA JAAN OLEH PT PAMAPERSADA NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT CITRA TOBINDO SUKSES PERKASA OLEH PT INDONESIA COAL RESOURCES I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal 4 Mei
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pelajaran : SMA Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : Kimia : Hidrokarbon : Minyak Bumi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA PEMISAHAN
MAKALAH KIMIA PEMISAHAN Destilasi Bertingkat DISUSUN OLEH : Nama :1. Shinta Lestari ( A1F014011) 2. Liis Panggabean ( A1F014018) 3. Dapot Parulian M ( A1F014021) 4. Wemiy Putri Yuli ( A1F014022) 5. Epo
Lebih terperinciC. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia
C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan
Lebih terperinciULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM
ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam berupa tambang merupakan salah satu andalan negara Indonesia setelah pertanian. Beberapa peraturan nasional baik berupa undangundang, peraturan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang
Lebih terperinciKontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI
Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI *) Bahan disusun berdasarkan paparan Bappenas dan Kemen ESDM dalam Acara Sosialisasi EITI di Jogjakarta, Agustus 2015 2000 2001 2002
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai gabungan antara senyawa hidrokarbon (unsur karbon dan hidrogen) dan nonhidrokarbon (unsur oksigen,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia 2.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha melalui penerbitan saham dan obligasi. Perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pertambangan Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia. Dalam
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 Diterbitkan Oleh: PT. Indo Analisis Copyright @ 2016 DISCALIMER Semua informasi dalam Laporan Industri
Lebih terperinciSURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)
SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sulawesi Tengah merupakan salah satu Provinsi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam, baik dari aspek pertambangan, perkebunan,
Lebih terperinciSumber Daya Alam. Yang Tidak Dapat Diperbaharui dan Yang Dapat di Daur Ulang. Minggu 1
Sumber Daya Alam Yang Tidak Dapat Diperbaharui dan Yang Dapat di Daur Ulang Minggu 1 Materi Pembelajaran PENDAHULUAN SUMBERDAYA ALAM HABIS TERPAKAI SUMBERDAYA ALAM YANG DAPAT DI DAUR ULANG DEFINISI SUMBERDAYA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2017 KEMEN-ESDM. Nilai Tambah Mineral. Peningkatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciJenis-jenis barang tambang antara lain dapat dilihat berikut ini : 1. Minyak Bumi
Indonesia kaya akan sumbera daya alam terutama dari hasil pertambangannya. Pengertian pertambangan: Pertambangan pada dasarnya adalah usaha Pemanfaatan sumber daya alam berupa barang-barang galian yang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG 4. Indonesia Mt
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Batubara adalah sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen.namun demikian, batubara juga
Lebih terperinciPengolahan Minyak Bumi
Primary Process Oleh: Syaiful R. K.(2011430080) Achmad Affandi (2011430096) Allief Damar GE (2011430100) Ari Fitriyadi (2011430101) Arthur Setiawan F Pengolahan Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak bumi adalah
Lebih terperinciCara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp
2015 Copyright @ 2015 Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : April 2015 Halaman : 121 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial yang ada seperti sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang dianugrahi kekayaan alam yang berlimpah. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Jumlah sumber daya mineral yang merupakan
Lebih terperinciLATIHAN SOAL PRA UTS BAB 2 SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA
LATIHAN SOAL PRA UTS BAB 2 SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA Kerjakan soal di bawah ini dengan menyilang huruf A,B,C,D, atau E yang kamu anggap benar! 1. Barang tambang yang disebut kastobiolith cair
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN Nomor 11 Tahun 2014 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN ATAU KEGIATAN
Lebih terperinciV E R S I P U B L I K
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11011 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT DWIMITRA ENGGANG KHATULISTIWA OLEH PT ANTAM (Persero) Tbk I. LATAR BELAKANG 1.1. Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002
PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar
Lebih terperinciTabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT
EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT SIGIT RELIANTORO ASISTEN DEPUTI PENGENDALIAN PENCEMARAN PERTAMBANGAN ENERGI DAN MIGAS Evaluasi PROPER Sektor Energi 2009-2010 2010-2011 PERIODE HITAM MERAH BIRU HIJAU
Lebih terperinciBIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI
BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA (12 02 0034) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan krisis energi cukup menjadi perhatian utama dunia, hal ini disebabkan menipisnya sumber daya persediaan energi tak terbarukan seperti minyak bumi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Tabel I. Produsen Batu Bara Terbesar di Dunia. 1. Cina Mt. 2. Amerika Serikat Mt. 3. Indonesia 281.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sumber daya berupa bahan tambang di Indonesia bisa dikatakan melimpah. Salah satunya adalah batubara. Indonesia merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di dunia.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta
Lebih terperinciBARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciNo. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciDisusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008
Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan energi juga terus tumbuh. Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis industri didirikan guna memenuhi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA
Lebih terperinciBagaimana Kebijakan dan Ketahanan Energi dalam Islam? Oleh: Deby Mardiansah
Bagaimana Kebijakan dan Ketahanan Energi dalam Islam? Oleh: Deby Mardiansah Pandangan Tentang Energi Fakta Kebutuhan Energi di Dunia Sumber Daya Energi di Indonesia Kebijakan Energi dalam Islam Pandangan
Lebih terperinciBAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015
BAB III 33 TINJAUAN MENURUT LAPANGAN USAHA 34 0,96 7,52 8,62 7,90 29,62 25,76 22,78 22,96 36,25 32,35 34,06 31,10 29,86 30,82 42,95 44,89 44,84 41,18 39,94 39,52 41,37 48,12 49,07 BAB III BAB III TINJAUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 07 SUMBERDAYA MINERAL Sumberdaya Mineral Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya yang diperoleh dari hasil ekstraksi batuan atau pelapukan p batuan (tanah). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, seperti batubara, timah, minyak bumi, nikel, dan lainnya. Peraturan Presiden
Lebih terperinciBAB II ZAT DAN WUJUDNYA
BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa persediaan para pengusaha suatu waktu akan dihadapkan
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER CAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER CAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 1991 KJ30/MEM/2011 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PERSENTASE MINIMAL PENJUALAN BATUBARA
Lebih terperinciKLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar
KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, semakin moderen serta canggih. Kebutuhan manusiapun semakin meningkat dan beraneka ragam,
Lebih terperinciPerubahan zat. Perubahan zat
Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PERUSAHAAN DI BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI DALAM WILAYAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2360 K/30/MEM/2010 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PERSENTASE MINIMAL PENJUALAN BATUBARA
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah memiliki berat jenis yang ringan, ketahanan terhadap korosi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan yang tak terbatas dengan ketersediaan kebutuhan yang terbatas. Manusia sebagai konsumen selalu berusaha mendapatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN Pada bulan November Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain. Untuk itu dilakukanlah pembangunan di segala sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kandungan mineral logam ( khususnya emas) sudah sejak lama tersimpan di daerah Kabupaten Mandailing Natal. Cadangan bahan tambang emas yang terdapat di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Saat ini hidrogen diproyeksikan sebagai unsur penting untuk memenuhi kebutuhan clean energy di masa depan. Salah satunya adalah fuel cell. Sebagai bahan bakar, jika hidrogen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005
No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.4, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia modern, bahkan akan terus meningkat akibat semakin banyaknya populasi penduduk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan pertumbuhan konsumsi batubara global diperkirakan akan melambat pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang
Lebih terperinciTentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri
Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit, bijih besi dan pasir besi serta mangan) sebagian besar dijual ke luar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertambangan Batubara Indonesia Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh tekanan dan panas yang
Lebih terperinciTema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju
Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Peta Konsep Potensi lokasi Potensi Sumber Daya Alam Potensi Sumber Daya Manusia Potensi Sumber Daya Manusia Upaya Pemanfaatan Potensi lokasi, Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring kemajuan teknologi, kebutuhan akan listrik menjadi kebutuhan utama bagi keberlangsungan hidup manusia, tidak hanya untuk skala rumah tangga terlebih untuk dunia
Lebih terperinciJauhari Alafi
Jauhari Alafi - 4106.100.045 Latar Belakang Produksi batubara Indonesia meningkat dari 2 juta ton pada 1985, 155 juta ton pada 2005, menjadi lebih dari 350 juta ton pada 2011. Kalimantan memiliki kondisi
Lebih terperinci