BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penlaan Prestas Kerja Pengertan Pretas Kerja Menurut Prawrosentono (2009: 2) prestas kerja adalah hasl kerja yang dcapa oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organsas, sesua dengan wewenang dan tanggung jawab masng-masng dalam rangka upaya mencapa tujuan organsas bersangkutan secara legal, tdak melanggar hukum dan sesua dengan moral atau etka. Byars dan Rue dalam Sutrsno (2009: 164) berpendapat bahwa prestas kerja merupakan tngkat kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada pekerjaannya. Rva (2006) berpendapat bahwa prestas kerja adalah hasl kerja yang dapat dcapa oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesua dengan wewenang dan tanggung jawab masng-masng dalam upaya pencapaan tujuan perusahaan secara legal, tdak melanggar hukum dan tdak bertentangan dengan moral atau etka. Dar beberapa pengertan penlaan prestas kerja datas maka kta dapat menympulkan bahwa penlaan prestas kerja membuat karyawan mengetahu tentang hasl kerja dan tngkat produktftasnya hal tersebut berguna sebaga bahan pertmbangan yang palng bak dalam menentukan pengamblan keputusan dalam hal promos jabatan. Selan tu pelaksanaan penlaan prestas kerja sangat pentng dlakukan untuk membantu phak manajemen d dalam mengambl

2 keputusan mengena pemberan bonus, kenakan upah, pemndahan maupun pemutusan hubungan kerja karyawan Pengertan Penlaan Prestas Kerja Menurut Dessler (2008: 290) penlaan prestas kerja adalah suatu prosedur yang mengatkan pengaturan standar kerja, mengukur knerja terkn dar karyawan yang dbandngkan dengan standar dan member tmbal balk pada karyawan dengan tujuan untuk memotvas karyawan dan menghlangkan knerja yang buruk atau melanjutkan knerja yang sudah bak. Hasbuan (2005: 87) menyatakan, penlaan prestas kerja merupakan suatu proses yang dlakukan untuk menla perbandngan hasl kerja nyata dengan standar operasonal, bak dar seg kualtas maupun kuanttas yang dhaslkan setap karyawan. Menurut Malths dan Jackson (2006: 382) penlaan prestas kerja adalah proses mengevaluas seberapa bak karyawan melakukan pekerjaan mereka jka dbandngkan dengan seperangkat standar, dan kemudan mengkomunkaskan nformas tersebut kepada karyawan. Menurut Sofyand (2008: 122) Penlaan prestas kerja adalah proses organsas dalam mengevaluas pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penlaan dnla kontrbus karyawan kepada organsas selama perode waktu tertentu. Umpan balk knerja memungknkan karyawan mengetahu seberapa bak mereka bekerja jka dbandngkan dengan standar organsas. Apabla penlaan prestas kerja dlakukan secara benar, para karyawan, penyela, departemen SDM, dan akhrnya organsas akan duntungkan dengan melalu upaya-upaya karyawan memberkan kontrbus kepada organsas.

3 Penlaan prestas kerja adalah proses evaluas prestas atau unjuk kerja pegawa yang dlakukan oleh organsas. Melalu kegatan n para manajer atau supervsor bsa memperoleh data tentang bagamana pegawa bekerja (Srat 2006: 128). Jka prestas pegawa mash dbawah standar maka harus dperbak, sebalknya jka prestas kerjanya sudah bak, perlaku tersebut harus dber penguat (renforcement) supaya pegawa tersebut menamplkan kembal prestas kerja yang kta kehendak. Setelah sstem penlaan dtentukan, maka sebalknya harus dtentukan pula krtera keberhasla suatu pekerjaan yang basanya melput : kuanttas, kualtas, waktu yang dgunakan, dan yang satu dengan yang lannya. Selanjutnya berdasarkan sstem penlaan tersebut dlakukan pengukuran dan perbandngan terhadap nformas yang telah dperoleh dar setap karyawan selama perode tertentu. Berdasarkan uraan tersebut, dapat dsmpulkan bahwa penlaan prestas kerja merupakan suatu proses untuk mengevaluas kemampuan kerja dar para karyawan dengan cara yang seobjektf mungkn, serta menggunakan standar kerja yang telah dtetapkan sebelumnya. Penngkatan knerja karyawan perseorangan pada glrannya akan mendorong knerja sumber daya manusa secara keseluruhan. Maka sangat dperlukan metode penlaan prestas kerja yang tepat agar sasaran dar penlaan prestas kerja dapat dcapa.

4 2.1.3 Tujuan dan Manfaat Penlaan Prestas Kerja Penlaan prestas kerja karyawan bertujuan untuk mengetahu tngkat efektvtas dalam mempekerjakan karyawan, serta peranan karyawan tersebut dalam mencapa tujuan perusahaan. Tujuan lan dar penlaan prestas kerja karyawan adalah, memberkan nformas bag manajemen perusahaan dalam pengamblan keputusan yang berkatan dengan karyawan, msalnya promos jabatan dan demos, kenakan gaj. Menurut Maths dan Jackson (2006: 81) tujuan dan kegunaan penlaan prestas kerja antara lan: 1. Mengetahu pengembangan, yang melput: dentfkas kebutuhan lathan, umpan balk knerja, menentukan transfer dan penugasan, dan dentfkas kekuatan dan kelemahan karyawan. 2. Pengamblan keputusan admnstratf, yang melput: keputusan untuk menentukan gaj, promos, mempertahankan atau memberhentkan karyawan, pengukuran knerja karyawan, pemutusan hubungan kerja, dan mengdentfkas pekerjaan yang buruk. 3. Keperluan perusahaan, yang melput: perencanaan SDM, menentukan kebutuhan pelathan, evaluas pencapaan tujuan perusahaan, nformas. Werther dan Davs (dalam Srat, 2006: 129) menyebutkan manfaat penlaan prestas kerja adalah sebaga berkut: a) Memperbak prestas kerja Prestas yang sudah bak harus dtngkatkan lag dan pretas yang buruk harus segera dperbak.

5 b) Untuk dapat melakukan penyesuaan kompensas Kompensas tdak boleh stats tetap harus dnams, yatu dnams menurut harga pasar dan kontngens (dhubungkan dengan pretas karyawan masng-masng). c) Untuk bahan pertmbangan penempatan, promos, transfer, dan demos. d) Untuk menetapkan kebutuhan lathan dan pengembangan. e) Melalu penlaan prestas kerja, kta dapat menetapkan mater lathan dan pengembangan Elemen-Elemen Penlaan Prestas Kerja Penlaan prestas kerja harus memlk ndkator tertentu mengena sfat dan karakterstk kerja karyawan yang dapat dukur (measureable). Menurut Maths dan Jackson (2006: 378) terdapat beberapa ndkator dalam mengukur prestas kerja karyawan yatu : 1. Kualtas kerja karyawan. Melput seg keteltan dan keraphan kerja, kecepatan penyelesaan pekerjaan, ketepatan waktu dan kecakapan. 2. Kuanttas kerja karyawan Merupakan kemampuan secara kuanttaf dalam mencapa target atau basl kerja atas tugas-tugas, sepert kemampuan menyusun rencana, kemampuan melaksanakan perntah/nstruks. 3. Kehadran Karyawan Adalah aktftas para karyawan d dalam kegatan rutn kantor maupun acara-acara lan yang ada katannya dengan kednasan.

6 4. Kerjasama Karyawan Yatu kemampuan karyawan dalam melakukan kerjasama dengan setap orang bak vertkal maupun horsontal Metode Penlaan Prestas Kerja Hasbuan (2005: 96) mengemukakan, metode penlaan prestas kerja karyawan, pada dasarnya dkelompokkan atas metode tradsonal dan metode berorentas masa depan (modern method). a) Metode Tradsonal (Tradtonal Method) Metode n merupakan metode palng sederhana untuk menla prestas kerja karyawan dan dterapkan secara tdak sstemats, maupun dengan sstemats. Yang termasuk dalam metode tradsonal adalah:. Metode Skala Perngkat (Ratng Scale) Ratng Scale merupakan penlaan terhadap seorang karyawan yang dlakukan oleh atasan untuk mengukur karakterstk tertentu untuk menla karyawan, kemudan membentuk tngkatan pada berbaga karakterstk yang dnla.. Perbandngan antara karyawan (Employee Comparaton) Penlaan prestas kerja dlakukan dengan cara membandngkan antara satu ndvdu karyawan dengan karyawan lannya. Metode n dbag atas 3 (tga) bentuk perbandngan, yatu : a. Alternaton Rangkng, penlaan dlakukan dengan cara membandngkan satu orang karyawan dengan karyawan lannya dalam berbaga karakterstk penlaan, dan masng-

7 masng karakterstk memlk skala tertentu. Kemudan skala tersebut dperbandngkan dengan karyawan-karyawan tertentu untuk mencermnkan tngkat kemampuan terhadap suatu karakterstk. Karyawan yang dnla dbag dalam membayar tngkatan mula dar yang palng tngg, menengah dan tngkatan terendah dalam struktur. b. Pared Comparaton, metode penlaan prestas dengan cara membandngkan satu karyawan dengan seluruh karyawan lan, sehngga memperoleh berbaga alternatf keputusan yang dapat dambl. Metode n hanya dgunakan pada perusahaan yang memlk karyawan sedkt. c. Porced Comparaton/ Gradng Method merupakan metode penlaan dengan menetapkan sejumlah faktor yang harus dnla dar masng-masng ndvdu karyawan. Tngkatan nla masng-masng faktor telah dtetapkan sebelumnya, msal sangat bak, bak, cukup bak dan kurang bak. Masng-masng tngkatan tersebut juga dapat dber penjelasan, sehngga mudah untuk dpaham dan dmengert art dar tap tngakatan nla. Dstrbus nla dar masngmasng faktor telah dketahu terlebh dahulu dengan membuat normal curve, yatu dengan mendefnskan nla menjad sangat memuaskan 10%, bak 30%, cukup bak 40%, dan kurang bak 20%, bahkan tngkatan nla

8 keseluruhan yang dperoleh karyawan dtetapkan (konstan) menjad nla A = 20%, nla B = 30%, nla C = 30% dan nla D = 20%. Dengan metode n berart harus terdapat 20% karyawan yang mendapat nla cukup dan harus terpadat 20% karyawan yang mendapat nla sangat memuaskan.. Check Lst Method Metode penlaan check lst bertujuan mengurang beban kerja tm penla, dmana penla hanya perlu melaporkan karyawan. Penlaan atas tngkah laku yang dlaporkan oleh bagan sumber daya manusa atau personala. Umumnya, metode n menggunakan formulr yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan mengena tngkah laku karyawan yang dsusun oleh bagan sumber daya manusa (SDM) atau personala. Bobot nla, ndeks nla dan kebjaksanaan lanjutan bag karyawan yang dnla dtetapkan oleh bagan SDM. Kelemahan pada metode n alah sultnya menyusun pertanyaan, terlebh setap departemen mungkn memerlukan daftar pertanyaan yang berbeda-beda v. Freeform Essay Dalam metode n, penla mengamat dan menla ndvdu karyawan, kemudan menyusunnya dalam bentuk karangan atau essay, sesua dengan hasl pengamatannya.

9 v. Crtcal Incdent Metode n mengharuskan penla untuk mencatat semua perlaku, cara kerja dan proses kerja yang djalankan oleh karyawan yang dnla, dan dsusun dalam bentuk laporan catatan khusus. Catatan khusus terdr dar berbaga kategor atau krtera yang dnla, msal : nsatf, kerjasama, skap, dspln dan sebaganya. b) Metode Modern (Modern Method) Berorentas pada kegatan dan kebutuhan perusahaan d masa depan. Metode n merupakan penyempurnaan dan perkembangan dar metode tradsonal. Yang termasuk dalam metode n, yatu :. Assessment Centre Metode n dlakukan dengan pembentukan tm penla khusus. Tm penla dapat dperoleh dar eksternal perusahaan, nternal perusahaan, maupun kombnas dar keduanya. Pembentukan tm khusus untuk melakukan penlaan secara lebh objektf. Cara penlaan tm dlakukan dengan wawancara, permanan bsns, dan lan-lan. Tm penla menetapkan ndeks pretas yang kemudan dapat dgunakan untuk mengambl kebjaksanaan terhadap karyawan, sepert promos, demos dan pemberhentan.. Management by Objectves (MBO=MBS) Dalam metode n, karyawan dkutsertakan dalam perumusan dan penyelesaan masalah, dengan memperhatkan kemampuan bawahan

10 dalam menentukan sasaran masng-masng sebaga upaya mencapa tujuan perusahaan.. Human Asset Accountng Nla karyawan, dalam metode n yatu sebaga modal jangka panjang, sehngga karyawan dnla berdasarkan perbandngan terhadap varabelvarabel yang dapat mempengaruh keberhaslan perusahaan. Apabla baya untuk tenaga kerja (karyawan) menngkat maka laba harus menngkat, dengan demkan karyawan danggap berhasl Hambatan-Hambatan dalam Penlaan Prestas Kerja Penlaan prestas kerja karyawan tdak terlepas dar permasalahan atau kendala d dalamnya. Srat (2006:152), mengemukakan terdapat beberapa masalah yang serng djumpa dalam penlaan prestas, yatu : a) Halo Effect Terjad jka perasaan/pendapat prbad s penla dlbatkan dalam penlaan karyawan, basanya pada saat penla harus mengevaluas sahabat atau orang yang tdak dsuka. Penla (rater) yang bak harus bersfat netral dalam penlaan. Pengawasan pelaksanaan penlaan dapat mengurang masalah n. b) Central Tendency Terjad jka penla tdak beran member nla rendah atau tngg, sehngga nla yang dberkan cenderung d tengah-tengah (rata- rata).

11 c) Lenency & Strctness Bases Lenency dhaslkan jka penla cenderung memberkan nla yang tngg terhadap karyawan dnla. Sedangkan strctness bases terjad jka penla cenderung memberkan nla rendah kepada karyawan. d) Recency Effect Penla menggunakan ukuran subjektf. Pada saat penlaan, cenderung dpengaruh oleh tndakan karyawan yang terakhr dan palng dngat, sehngga tndakan- tndakan dan kejadan pada masa lalu danggap tdak ada. Untuk mengatas permasalahan yang tmbul saat penlaan prestas kerja karyawan, Srat (2006:155) mengemukakan 3 (tga) cara dalam memnmalsr pengaruh masalah tersebut : a) Memaham masalah yang dhadap, hal n membantu untuk mencegah datangnya permasalahan tu sendr. b) Memlh alat penlaan prestas kerja yang tepat. c) Lath pengawas (supervsor) dan penla (rater) untuk menghlangkan kesalahan- kesalahan penlaan. Lathan untuk penla menyangkut tga hal, yatu :. Bas (bases) dan penyebabnya harus djelaskan.. Peranan penlaan prestas kerja harus djelaskan, bahwa hal penlaan dtujukkan untuk hal- hal yang objektf.. Penla harus mempraktekkan dalam bentuk lathan penlaan.

12 2.2 Promos Jabatan Pengertan Promos Jabatan Menurut Sagan (2009: 169) promos jabatan adalah pemndahan pegawa atau karyawan, dar satu tempat atau jabatan kepada jabatan atau tempat yang lebh tngg serta dkut oleh tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang lebh tngg dar jabatan yang dduduk sebelumnya. Dan pada umumnya promos yang dkut dengan penngkatan ncome serta fasltas yang lan. Penngkatan atas hasl knerja basanya dnyatakan dalam bentuk promos jabatan. Seorang karyawan memandang promos sebaga sesuatu yang palng menark dbandngkan dengan kompensas lan hal n dsebabkan karena promos bersfat permanen dan berlaku dalam jangka waktu yang lama. Istlah promos jabatan berart kemajuan, dmana sebuah promos dapat terjad ketka seorang karyawan dnakkan jabatannya dar poss rendah ke poss jabatan yang lebh tngg. Kenakan gaj dan tanggung jawab basanya turut menyerta promos jabatan. Menurut Rva (2006: 211) mengemukakan bahwa Promos adalah apabla seseorang karyawan dpndahkan dar suatu pekerjaan ke pekerjaan lan yang lebh tngg dalam pembayaran, tanggung jawab atau level. Umumnya dberkan sebaga penghargaan, hadah, (reward system) atas usaha dan prestasnya dmasa lampau. Berdasarkan pendapat datas maka dapat dkatakan bahwa promos jabatan adalah berpndahnya jabatan seorang karyawan ke yang lebh tngg, dengan wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab yang lebh besar dar sebelumnya dan basanya dkut dengan penambahan gaj dan fasltas lan sesua dengan tugas baru tersebut. Kenakan memang tdak harus dkut dengan kenakan penghaslan,

13 msalnya hal perubahan stuas dar karyawan haran menjad karyawan tetap yang penghaslannya tetap sama Syarat-syarat Promos Jabatan Menurut Sagan (2009), syarat-syarat promos adalah sebaga berkut: 1. Pengalaman Dengan pengalaman yang lebh banyak dharapkan kemampuan yang lebh tngg, de-de yang lebh banyak dan sebaganya. 2. Tngkat penddkan Ada juga perusahaan yang mensyaratkan mnmal penddkan untuk dapat dpromoskan pada jabatan tertentu. Alasannya adalah bahwa dengan penddkan yang lebh tngg dharapkan pemkran yang lebh bak. 3. Loyaltas Dengan loyaltas yang tngg dapat dharapkan antara lan tanggung jawab yang lebh besar. 4. Kejujuran Untuk promos jabatan-jabatan tertentu mungkn masalah kejujuran merupakan syarat yang pentng. Msalnya untuk jabatan kasr pada umumnya syarat kejujuran merupakan syarat utama yang harus dperhatkan. 5. Tanggung jawab Kadang-kadang serng kal suatu perusahaan dperlukan suatu tanggung jawab yang cukup besar, sehngga masalah tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promos jabatan.

14 6. Kepandaan bergaul Msalnya jabatan untuk salesman adalah sangat pentng untuk menetapkan kepandaan bergaul sebaga suatu syarat promos jabatan. 7. Prestas kerja Pada umumnya setap perusahaan selalu mencantumkan syarat untuk prestas knerjanya. 8. Insatf dan kreatf Untuk syarat promos jabatan terhadap jabatan tertentu, mungkn syarat tngkat nsatf dan kreatf merupakan syarat yang harus dperhatkan. Hal n dsebabkan karena untuk jabatan tersebut sangat dperlukan nsatf dan kreatf Tujuan Promos Jabatan Adapun tujuan promos jabatan menurut Hasbuan (2007: 127) adalah : 1. Untuk memberkan pengakuan jabatan dan mbalan jasa kepada karyawan yang berprestas kerja tngg. 2. Dapat menmbulkan kepuasan dan kebanggaan prbad, status sosal yang semakn tngg dan penghaslan yang semakn besar. 3. Untuk merangsang agar karyawan bergarah kerja, berdspln tngg dan memperbesar produktvtas kerja. 4. Untuk menjamn stabltas kerja karyawan dengan drealsaskan promos jabatan kepada karyawan dengan dasar dan waktu yang tepat serta penlaan yang jujur.

15 5. Kesempatan promos dapat menmbulkan keuntungan beranta (multpler effect) dalam perusahaan karena adanya lowongan beranta. 6. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan n merupakan daya dorong bag karyawan lan. 7. Untuk mengs kekosongan jabatan karena pejabat berhent. Agar jabatan tdak kosong maka dpromoskan karyawan lan. 8. Karyawan yang d promoskan kepada jabatan yang tepat, semangat kesenangan dan keenangan dalam bekerja akan semakn menngkat sehngga produktvtasnya juga menngkat Jens-Jens Promos Jabatan Terdapat beberapa jens promos menurut Hasbuan (2007: 112) yatu: 1. Promos tetap (Permanent Promoton) Yatu kenakan pangkat atau jabatan seseorang yang sudah past, artnya menurut ketentuan yang berlaku rutn, tetap dan tdak akan berubah lag. 2. Promos Sementara (Temporary Promoton) Yatu sesorang yang dnakkan pangkat atau jabatan untuk sementara waktu, guna mengs jabatan yang sedang kosong karena sesuatu sebab tetap apabla jabatan telah ds oleh pejabat tetap maka pejabat sementara akan d turunkan kembal ke jabatan sebelumnya. 3. Promos Kerng (Dry Promoton) Yatu seorang yang pangkat atau jabatannya dnakkan dan dserta dengan penngkatan obot tugas, wewenang dan tanggung jawab tetap tdak dserta dengan naknya upah atau gaj.

16 4. Promos Kecl (Small Scale Promoton) Yatu promos yang berupa pemndahan seseorang dar jabatan yang kurang berart, artnya jabatan yang kurang memnta keteramplan kejabatan yang lebh berart atau lebh pentng karenga d tuntut untuk memnta keteramplan yang tngg tetap tdak dserta dengan kenakan pangkat atau jabatan. Berdasarkan uraan tersebut, dapat dkatakan bahwa promos tetap dlakukan apabla karyawan sudah memenuk persyaratan yang telah dtentukan oleh perusahaan, promos sementara dlakukan karena adanya kekosongan jabawan yang harus segera ds, promos kerng dapat menngkatkan jabatan seseorang ke jabatan yang lebh tngg tetap gaj tdak nak dan promos kecl, promos yang dlakukan tanpa dserta kenakan jabatan atau pangkat. 2.3 Penlaan Prestas Kerja dengan Promos Jabatan Pelaksanaan penlaan prestas kerja amat pentng dlakukan untuk membantu phak manajemen dalam mengambl keputusan dalam mengambl keputusan mengena pemberan bonus, kenakan jabatan, kenakan gaj, pemndahan pada unt yang sama maupun pemutusan hubungan kerja dengan perusahaan. Untuk tu dbutuhkan nformas yang pentng bag keputusan penempatan tersebut adalah melalu penlaan prestas kerja. Dar penlaan prestas kerja n dapat dketahu apakah penempatannya sudah tepat ataukah perlu dpndahkan ke bagan lan atau mungkn d promoskan. Apabla ada kemungknan untuk dpromoskan, maka karyawan dberkan penddkan lanjutan atau lathan tambahan yang dperlukan

17 untuk menduduk jabatan yang akan drencanakan untuk dduduk. Maka apabla jabatan yang akan dpersapkan untuk karyawan ada yang kosong, maka karyawan telah sap untuk dpromoskan. 2.4 Peneltan Terdahulu No Nama Penelt 1. Marganto (2011) 2. Mewnda (2010) Tabel 2.1 Peneltan terdahulu Judul Varabel Peneltan Pengaruh Penlaan Varabel Prestas Kerja Indpenden: Karyawan Terhadap Penlaan Promos Jabatan Prestas Kerja pada PT. Serman Steel Makassar. Varabel Dependen: Promos Jabatan Pengaruh Penlaan Prestas Kerja Terhadap Promos Jabatan Pada Karyawan PT Kharsma Pemasaran Bersama Medan Varabel Indpenden: Penlaan Prestas Kerja Varabel Dependen: Promos Jabatan Hasl Peneltan Hasl perhtungan regres menunjukkan sebesar 75.30% promos jabatan karyawan pada PT. Serman Steel Makassar dpengaruh oleh varabel penlaan prestas kerja. Jad dapat dsmpulkan adanya hubungan antara penlaan pretas kerja karyawan dengan promos jabatan pada PT. Serman Steel Makassar keduanya memlk hubungan tmbal balk. Hasl Peneltan n menunjukkan bahwa Penlaan Prestas Kerja berpengaruh postf dan sgnfkan terhadap Promos Jabatan pada PT. Kharsma Pemasaran Bersama Medan sebesar pada tngkat sgnfkan 0.033(33%). Artnya Prestas Kerja Karyawan dpengaruh oleh promos jabatan sebesar 74.5% sedangkan ssanya sebesar 25.5% dpengaruh oleh faktor lan.

18 3. Avelna dan Harjant (2011) 4. Cressda, Musadeq, dan Hakam (2013) 5. Judas (2013) Pengaruh Penlaan Prestas Kerja Terhadap Motvas Kerja Karyawan Dengan Kompensas Sebaga Varabel Intervenng Pada PT. Enseval Putera Megatradng Cabang Surabaya 2. Pengaruh Prestas Kerja Karyawan Terhadap Promos Jabatan (Stud pada Karyawan Bank Sumsel Babel Cabang Kapten A. Rva Palembang) Pengaruh Mutas dan Promos Jabatan Terhadap Prestas Kerja Pegawa Pada Kanwl Dtjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan Maluku Utara d Manado Varabel Indpenden: Prestas Kerja Varabel Dependen: Motvas Kerja Varabel Intervenng: Kompensas Varabel Indpenden: Prestas Kerja Varabel Dependen: Promos Jabatan Varabel Indpenden: Mutas dan Promos Jabatan Varabel Dependen: Prestas Kerja Hasl peneltan menunjukkan bahwa penlaan prestas kerja melalu kompensas sebaga varabel ntervenng tdak berpengaruh sgnfkan terhadap motvas kerja, sehngga kompensas tdak menjad varabel yang memedas antara penlaan prestas kerja dengan motvas kerja. Analss data yang dgunakan adalah analss regres lnear berganda dengan Uj F dan analss parsal Uj t untuk mengetahu pengaruh bak secara bersama sama maupun parsal antara varabel yang dtelt. Hasl yang ddapat dalam peneltan n adalah varabel Kualtas Hasl Kerja (X1), Kuanttas Hasl Kerja (X2), Ketepatan Waktu Penyelesaan Hasl Kerja (X3) memlk pengaruh secara bersama-sama terhadap Varaabel Promos Jabatan (Y). Hasl peneltan menunjukkan bahwa mutas dan promos jabatan berpengaruh secara smultan terhadap prestas kerja pegawa. Mutas tdak berpengaruh secara parsal terhadap prestas kerja pegawa. Promos jabatan berpengaruh terhadap prestas kerja pegawa. Hubungan antara mutas dan promos jabatan terhadap prestas kerja pegawa kuat.mutas dan promos merupakan salah satu kegatan pentng bag pengembangan pegawa, dan untuk member motvas kepada para pegawa agar lebh menngkatkan prestas kerja pegawa.

19 6. Karln (2007) Hubungan Pelaksanaan Penlaan Prestas Kerja Terhadap Promos Jabatan Pada PT. Kemasndo Cepat Nusantara. Varabel Independen; Pelaksanaan Penlaan Prestas Kerja Varabel Dependen: Promos Jabatan Ths result of ths research can concluded, that there s a sgnfcant relatonshp between Evaluatng employee performance and promoton. The management must look over some nfluence factor on both the evaluatng and the promoton. Bascally, The Promoton program s desgned to motvate for mprovng the hgher productvty level, and every ntatve and creatvty must be apprecated so much. 2.5 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menjelaskan secara teorts pertautan antar varabel yang akan dtelt (Sugyono, 2006: 47). Maths dan Jackson (2006: 81) menyatakan salah satu tujuan Penlaan prestas kerja adalah untuk djadkan sebaga dasar promos jabatan bag karyawan yang dnla memlk prestas kerja, kemudan Werther dan Davs dalam Srat (2006: 129) menyatakan bahwa salah satu manfaat Penlaan prestas kerja adalah djadkan sebaga bahan pertmbangan dalam penempatan dan promos jabatan. Penlaan Prestas Kerja yang mencakup elemen-elemen kuanttas kerja, kualtas kerja, kehadran karyawan dan kerjasama karyawan dalam melakukan pekerjaan, hasl penlaan prestas kerja akan djadkan sebaga salah satu pertmbangan pentng bag perusahaan dalam kebjkan promos jabatan, karena hasl penlaan prestas kerja menunjukkan tngkat keberhaslan seorang karyawan dalam melakukan pekerjaan penlaan dlakukan pada suatu perode tertentu. Jka hasl penlaan prestas kerja seorang karyawan bak, maka karyawan tersebut akan dprortaskan untuk mendapat

20 promos jabatan. Lebh jelas mengena kerangka konseptual dapat dlhat pada Gambar 2.1 berkut: PENILAIAN PRESTASI KERJA (X) PROMOSI JABATAN(Y) Sumber : Maths dan Jackson (2006: 81), Werther dan Davs dalam (Srat, 2006: 129) Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual 2.6 Hpotess Berdasarkan uraan latar belakang masalah, perumusan masalah yang d dukung dengan kajan teorts dan dlengkap juga dengan kerangka konseptual, maka hpotess yang dkemukakan oleh penuls adalah sebaga berkut : Penlaan Prestas Kerja Berpengaruh Postf dan Sgnfkan Terhadap Promos Jabatan pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan Unt Kebun Adolna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn 82351112034 Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Model Matematis Pembandingan Tingkat Kepentingan Dan Kinerja Yang Dirasakan Untuk Menentukan Tingkat Kepuasan Pelanggan Model Matemats Pembandngan Tngkat Kepentngan Dan Knerja ang Drasakan Untuk Menentukan Tngkat Kepuasan Pelanggan an Prhat Fakultas Ilmu Komputer Unverstas AKI Abstract Customer s satsfacton and dssatsfacton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH Dw Wra Prawaty 110502294 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci