BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri kontruksi dewasa ini menyebabkan meningkatnya pula kebutuhan akan bangunan fisik. Dalam industri kontruksi ada dua pihak yang memegang peranan penting yaitu Owner dan kontraktor. Owner sebagai pemilik proyek membutuhkan jasa kontraktor sebagai pemegang implementasi fisik yang benar-benar mampu, dalam arti memiliki kecakapan dan sarana untuk melaksanakanya dengan cara yang efesien dan ekonomis tanpa kesulitan yang berarti. Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesui biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Dalam hal ini Owner adalah pemerintah yang bergerak dalam bidang pembangunan jalan yaitu dinas pekerjaan umum Bina Marga provinsi Jawa Timur, yang terletak di jalan Gayung Kebonsari 167 Surabaya. Untuk dapat mengikuti tender, maka kontraktor harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Pendaftran dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu datang ketempat yang telah ditunjuk oleh pemerintah atau dengan melakukan pendaftaran secara online melalui E- procurement yang telah disediakan oleh pemerintah. Proses pemilihan kontraktor adalah serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket tender, melakukan tender sampai dengan tanda tangan kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek (Soeharto, 1997). Tender dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mengadakan tender terbuka. Dalam proyek kontruksi, jika kontaktor akan mengikuti tender untuk suatu proyek, maka kontraktor seharusnya meninjau terlebih dahulu motivasi dan tujuan untuk mengikuti tender, karena hal ini berpengaruh pada tanggapan yang diberikan. Jika kontraktor telah mempunyai motivasi yang jelas, maka keputusan selanjutnya adalah akan mengikuti atau tidak mengikuti tender.. Keputusan untuk mengikuti tender didasarkan pada pengalaman, penilaian, dan persepsi dari masingmasing personal yang berwenang untuk hal tersebut (Ahmad dan Minkarah, 1988). Dalam menghadapi kondisi tersebut, kontraktor menghadapi suatu masalah pengambilan keputusan yang melibatkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Dengan mengidentifikasi dari mengevaluasi tingkat kepentingan pengambilan keputusan untuk mengikuti tender, maka dapat membantu kontraktor untuk memfokuskan perhatian mereka hanya pada faktor-faktor yang terpenting saja, sehingga diharapkan kontraktor dapat membuat keputusan yang lebih tepat. 1.2 Permasalahan. Permasalahan adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kontraktor dalam 1

2 pengambilan keputusan untuk mengikuti tender pemerintah 2. Apakah faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kontraktor dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti tender pemerintah 1.3 Tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi kontraktor dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti tender pemerintah. 2. Mengetahui faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kontraktor dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti tender pemerintah. 1.4 Batasan Masalah. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini nantinya akan dibatasi pada : 1. Penelitian dilakukan dibeberapa perusahaan kontraktor di wilayah Surabaya yang sudah dan yang sedang mengerjakan proyek pemerintah. 2. Penelitian difokuskan pada kontraktor bidang jalan raya klasifikasi Gread Manfaat Penelitian. 1. Bagi para praktisi, dalam hal ini kontraktor, penelitian ini dapat membantu mereka dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti tender, dan memprioritaskan proyek yang akan di pilih. 2. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dalam bidang manajemen proyek, khususnya pada tahap pengambilan keputusan. 3. Bagi akademis, untuk menambah ilmu tentang pengadaan pemerintah dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industry kontruksi, ada dua pihak yang memegang peranan penting yaitu owner dan kontraktor. Owner,baik dari pihak pemerintah maupun swasta adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki keinginan untuk mendesain, membangun, dan membiayai suatu proyek kontruksi. Sedangkan kontraktor adalah firma bisnis yang dikontrak owner untuk melaksanakan suatu proyek kontruksi baik secara keseluruhan maupun hanya bagian tertentu yang merupakan spesialisasi dari kontraktor tersebut (Clough dan Sears,1994). Pemilihan kontraktor dilakukan dengan cara tender dalam bentuk penawaran untuk suatu pekerjaan tertentu. Dengan metode sebagai berikut (Wulfram, 2002) 1. Pelelangan umum, adalah metode pemilihan penyedia barang /jasa yang dilakukan secara terbukadengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masayarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. 2. Pelalangan terbatas, dapat dilaksanakan apabila jumlah penyedia barang/jasa yang mampu 2

3 melaksanakan diyakini terbatas, yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, dengan cara mengumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna member kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. 3. Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyakbanyaknya penawaran, sekurangkurangnya 3 (tiga) penawarn dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi, baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelalangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelengan. 4. Penunjukan langsung, metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 5. Swakelola, adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga. Swakelola dapat dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa. Instansi pemerinah, kelompok masyarakat/lemabaga swadaya masyarakat penerima hibah. 2.2 Kontraktor Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesui biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hokum atau sebuah badan hokum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan (Wulfram, 2002) Kualifikasi Kontraktor Kualifikasi kontraktor dapat diketahui dengan mengetahui berapa kekayaan bersih pada beberapa sub bidang.untuk kualifikasi kontraktor sub bidang jalan raya sebagai berikut (Sumber : LPJK) 1. Kualifikasi Gread 2 : harus memiliki kekayaan bersih sampai dengan Rp Kualifikasi Gread 3 : harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp samapai dengan Rp Kualifikasi Gread 4 : harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp sampai dengan Rp Kualifikasi Gread 5 : harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp. 3

4 sampai dengan Kualifikasi Gread 6 : harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp samapi dengan Kualifikasi Gread 7 : harus memiliki kekayaan bersih minimal Rp Pengadaan Proyek Pemerintah Pengadaan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang atau jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lainya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa (PP No 54, 2010) 2.4 Mapping Penelitian Terdahulu Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontraktor untuk Mengikuti Tender Proses pemilihan kontraktor dimulai dengan mengidentifikasi keperluan jasa kontraktor oleh pemilik dan mempersiapkan paket tender. Proses selanjutnya adalah melakunkan tender. Tender dimulai dengan undangan owner pada beberapa kontrkator yang dianggap mampu untuk melaksanakan proyek tersebut. kontraktor yang mendapat undangan tender untuk suatu proyek harus mempelajari dan mengevaluasi dokumen tender tersebut dengan teliti dan cermat. Kontraktor juga seharusnya meninjau terlebih dahulu motivasi dan tujuan untuk mengikuti tender tersebut, karena hal itu berpengaruh terhadap tanggapan yang diberikan. Jika kontraktor telah mempunyai motivasi dan tujuan yang jelas maka kepuusan selanjutnya adalah mengikuti atau tidak mengikuti tender. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan sejumlah faktor yang mendasari pengambilan keputusan tersebut : 1. Faktor-faktor menurut Ahmad dan Minkarah (1998), terdapat 31 faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. 2. Faktor-faktor menurut Shash dan Abdul Hadi (1993), terdapat 4 sub faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. 3. Faktor-faktor menurut Dozzi et.al. (1996), terdapat 3 sub faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender, dapat dilihat pada tabel Faktor-faktor menurut Dulaimin dan Shan (2002), terdapat 5 sub faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. 5. Faktor-faktor menurut Lowe dan Parvar (2004), terdapat 6 sub faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. 4

5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konsep Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai kontraktor untuk mengikuti tender yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian survey untuk memperoleh persepsi kontraktor terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender pemerintah bidang jalan yang mereka alami dengan menggunakan analisis statistis deskriptif. 3.2 Data penelitian Data penelitian sesuatu yang digunakan atau yang dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey pengumpulan data primer yaitu suatu cara mengumpulkan data yang langsung berhubungan dengan responden, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender proyek berdasarkan pengalaman responden dalam menangani proyek yang sudah dan sedang melaksanakan proyek pada proyek pembangunan jalan Populasi Penelitian Populasi untuk penelitian ini adalah para manajer-manajer proyek,atau pihak yang berkompeten dari kontraktor dalam pembangunan proyek jalan yang dilaksanakan oleh owner pemerintah. Pemilihan manajer-manajer proyek, atau pihak yang berkompeten sebagai populasi penelitian karena mereka dianggap memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan pada level atas dalam struktur organisasi dalam perusahaan kontraktor Sampel Penelitian Jumlah responden yang akan digunakan untuk survey pendahuluan sebanyak 5 responden. Yaitu para manajer-manajer proyek, dan pihak yang berkompeten dari kontraktor. Kemudian digunakan sebagai identifikasi faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. Unit sampel adalah para manajermanejer proyek, dan pihak yang berkompeten dari kontraktor yang pernah dan sedang melaksanakan proyek pekerjaan jalan. Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan populasi terbatas, (Sugiyono, 2007), sampel yang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap kemungkinan sampel memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih. Responden untuk survey utama tentang faktor yang dominan mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender > 30 responden. Dalam analisis statistik, sampel yang tergolong sampel besar yang distribusinya normal adalah sampel yang jumlahnya > 30 responden yang 5

6 diambil secara random (Singarimbun, 1989:171) Desain Kuisioner Untuk memperoleh data tentang kontaktor dalam mengikuti tender, terlebih dahulu dapat dilakukan kuisioner kepada responden yaitu manajer-manajer proyek atau yang berkompeten untuk mengisi kuisioner Kuisioner Pendahuluan Untuk mengidentifikasi kontraktor dalam mengikuti tender. Dapat dilakuakan kuisioner pendahuluan yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan yang telah disusun sedemikian sehingga dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. mengenai faktor tersebut relevan atau tidak relevan terhadap pengaruh keputusan kontraktor untuk mengikuti tender. Draft kuisoner dapat dilihat pada lampiran Kuisioner Utama Sebelum menyusun kuisioner, terlebih dulu dilakukan studi dengan mempelajari teori-teori sebagai dasar pembahasan dan pemecahan masalah yang berupa buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan atau kuisioner telah disusun sedemikian sehingga diharapkan dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Daftar pertanyaan atau kuisoner tersebut disebarkan kepada responden dengan jalan mendatangi langsung ke lokasi-lokasi kantor kontaraktor. Karena jawaban masih bersifat kualitaif maka perlu dikuantitatifkan dengan jalan memberi nilai / skor masing-masing variabel menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemuduian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat negatif sampai sangat positf, (Sugiyono, 2007), yaitu: 1. Sangat tidak menentukan 2. Tidak menentukan 3. Cukup menentukan 4. Menentukan 5. Sangat menentukan Adapun untuk analisis kuantitatif, maka dapat diberi nilai / skor sebagai berikut: 1. Untuk jawaban sangat tidak menentukan terhadap pengaruh faktor untuk mengikuti tender diberi skor 1 2. Untuk jawaban tidak menentukan terhadap pengaruh faktor untuk mengikuti tender diberi skor 2 3. Untuk jawaban cukup menentukan terhadap pengaruh faktor untuk mengikuti tender diberi skor 3 4. Untuk jawaban menentukan terhadap pengaruh faktor 6

7 untuk mengikuti tender diberi skor 4 5. Untuk jawaban sangat menentukan terhadap pengaruh faktor untuk mengikuti tender diberi skor 5 Kuisioner ini diantar langsung oleh peneliti ke lokasi yang dituju serta memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Draft kuisoner ini dapat dilihat pada lampiran Analisis Data Analisis data dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan, mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus-menerus sampai penulisan hasil penelitian Identifikasi faktor Dari tabel 2.6, Setelah didapat data dari responden dalam kuisioner kemudian dibuat persentase dari jumlah responden yang menjawab, apabila yang menjawab relevan didapat lebih dari 50% maka faktor tersebut dapat digunakan, apabila yang menjawab relevan didapat kurang dari 50% maka faktor tersebut tidak dapat digunakan, begitu juga pada yang menjawab tidak relevan Faktor Dominan Analisis data menggunakan statistik deskriptif, data yang telah diberikan oleh responden dalam kuisioner yang telah diberikan akan dianalisa faktor-faktornya menggunakan severity indeks untuk menentukan persentase. Jika faktorfaktor tersebut mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 87,5 maka faktor tersebut yang dianggap dominan, 3.4 Langkah-langkah Penelitian Prosedur penelitian dalam tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Merumuskan latar belakang dari penelitian Tugas Akhir 2. Merumuskan masalah yang akan diselesaikan untuk penelitian Tugas Akhir 3. Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku, Tugas Akhir, Tesis dan jurnal mengenai kontraktor dalam mengikuti tender pemerintah yang nantinya diharapkan dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan identifikasi faktor penelitian ini. Dari studi ini didapat faktor-faktor yang akan digunakan sebagai acuan awal untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kontraktor umtuk mengikuti tender pemerintah pada proyek jalan. 4. Survey Pendahuluan Dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan tidak relevan terhadap pengaruh kontraktor dalam mengambil keputusan 5. Survey utama dilakukan dengan cara kuisioner dan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan. 6. Analisa Data Dari analisa data yang didapatkan, beberapa faktor yang mempunyai nilai yang dominan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya 7

8 terhadap pengaruh keputusan kontraktor untuk mengikuti tender. 7. Kesimpulan dan saran Dari analisa data yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan faktorfaktor apa saja yang paling dominan dalam mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender pemerintah. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Studi Literatur Tentang Identifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Kontraktor Untuk Mengikuti Tender Survey Pendahuluan Identifikasi Faktor Relevan/Tidak relevan Survey utama/pengambilan Data Menganalisa Faktor-faktor Untuk Mengetahui Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Kontraktor Untuk Mengikuti Tender Pemerintah Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Responden Dalam penelitian ini beberapa data responden yaitu perusahaan kontraktor yang tergabung dalam gapensi mempunyai minimal gread 5 yaitu sebagai berikut : PT. JAYAKARYA BANGUN PERSADA, PT. WARINGIN, PT. MULTIGANGSAR GUNUNGJAYA, PT. REKA ESTI UTAMA, PT. GUNUNG LIMA KENCANA, PT. ADHI KARYA, PT. NINDYA KARYA, PT.DUTA GRAHA INDAH, PT. SABURNAYA, PT. UNGGUL JAYA GRESIK, PT. KARYAJATI TATA MANDIRI, PT. CIPTA WISESA BERSAMA, PT. JATI JAYA ARTA, PT. WIJAYA KARYA, PT. DUA PUTRI KEDATON, PT. MITRA SURYA PERSADA, PT. PRAMBANAN DWIPAKA,PT. HUTOMO MANDALA PUTRA, PT. AUTAMARS, PT. CITRA NUSA PERDANA, PT. MULTIKON, PT. ADHI ANAK NEGERI, PT. CITRA GADING ARISTAMA, PT. RODA EMAS JAYA, PT. AMIN JAYA KARYA ABADI, PT. ADHI TAMA, PT. BINTANG TIMUR, PT. SASMITO, PT. BAYU KAHURIPAN, PT. BANGUN CIPTA PERKASA. 4.2 Hasil Survey Pendahuluan Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang betul-betul relevan terhadap pengaruh kontraktor dalam mengikuti tender. Sebelum melakukan survey pendahuluan, peneliti terlebih dahulu melakukan studi literatur untuk mengumpulkan variabel kontraktor dalam mengikuti tender dari hasil studi terdahulu, berdasarkan dari hasil data pada studi terdahulu, maka dijadikan sebagai variabel faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender pada kuisioner pendahuluan. Survey pendahuluan dilakukan kepada 5 responden, yaitu pihak yang berkompeten dibidangnya. Untuk mengukur apakah variabel-variabel faktor pengaruh kontraktor dalam mengikuti tender yang ada pada studi terdahulu, relevan atau tidak relevan terhadap faktor pengaruh kontraktor dalam mengikuti tender yang pernah terjadi dan bahkan sering terjadi pada pelaksanaan tender. 8

9 Hasil yang didapatkan pada survey pendahuluan adalah tentang data responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender yang relevan dan tidak relevan. Analisis responden pada survey pendahuluan adalah berjumlah 5 responden. Analisis responden pada survey pendahuluan adalah mengenai Jabatan, Jenjang pendidikan, pengalaman menangani tender Jenjang Pendidikan Responden Data pelengkap responden adalah mengetahui jenjang pendidikan responden dalam proyek yang berpartisipasi dalam pengisian kuisioner penelitian. Gambar 4.1 Grafik Jumlah Responden Menurut Jenjang Pendidikan Pada gambar 4.1 menunjukan bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian kuisioner pendahuluan terdiri dari 4 responden dengan pendidikan strata 1, dan 1 responden berpendidikan diploma 3. Gambar 4.2 Grafik Jabatan Responden Pada gambar 4.2 menunjukan bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian kuisioner pendahuluan terdiri dari 5, yaitu 2 orang Direktur Utama, 2 orang Staff Engener, dan 1 orang Sekretaris. 4.3 Hasil Survey Utama Survey utama dilakukan untuk mendapatkan data faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti tender. Data lain hasil survey utama, antara lain Jenjang pendidikan, Jabatan dalam perusahaan, pengalaman menangani proyek Jenjang Pendidikan Responden Dalam penelitian ini, responden yang dituju adalah orang orang yang berkompeten di bidangnya ato orang yang sedang atau yang akan melaksanakan proses tender di surabaya, kemudian diminta partisipasinya untuk mengisi kuisioner penelitian yang disebarkan. Data yang diminta adalah jabatan responden, jenjang pendidikan, pengalaman menangani proyek Jabatan Responden Data pelengkap responden adalah jabatan responden dalam proyek yang berpartisipasi dalam pengisian kuisioner penelitian 9

10 Gambar 4.3 Grafik Jenjang Pendidikan Responden Jabatan Responden Data lain pelengkap responden adalah mengetahui jabatan responden dalam perusahaan yang berpartisipasi dalam pengisian kuisioner penelitian ini. Dibawah ini dapat diketahui grafik frekuensi dan persentase jabatan responden dalam proyek, yaitu : operasional perusahaan, staff enginer adalah orang yang paling mengetahui dan sering malaksanakan proses tender mulai dari pendaftaran sampai proses lelang berlangsung. Pelaksana proyek mempunyai tugas mengkoordinasi semua kegiatan proyek, seperti hubungan dengan masyarakat, instansi setempat, engineering dan pembelian bahan yang dilakukan di lapangan, konstruksi instalasi permanen dan sementara. Tugas yang lain adalah menjaga keselamatan kerja, mengatur keuangan dan akutansi, sebagai administrasi umum dan personalia, serta berperan sebagai pengawas dan pengendali mutu Pengalaman Responden Menangani Proyek Salah satu pertanyaan dalam kuisioner sebagai pelengkap data responden adalah pengalaman responden dalam menangani proyek, yang jawabannya dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 4.4 Grafik Jabatan Responden Pada Proyek Pada Grafik 4.4 menunjukkan jabatan responden yang ikut berpartisipasi di dalam pengisian kuisioner penelitian. Hasil jawaban kuisioner lebih banyak diperoleh dari para Direktur utama,staff enginer dan pelaksana proyek, sehingga jawaban yang diperoleh diasumsikan cukup akurat, karena Direktur utama adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kegiatan Gambar 4.5 Grafik Pengalaman Responden Menangani Proyek Pada Grafik 4.7 terlihat bahwa sebagian besar responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini telah berpengalaman dalam menangani proyek, hal ini menunjukkan bahwa responden sudah berpengalaman bekerja dalam bidang pekerjaan konstruksi dan mengetahui faktor-faktor yang 10

11 berpengaruh untuk kontraktor dalam mengikuti tender terutama proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah di kota Surabaya. 4.4 Perhitungan dan Peringkat Faktorfaktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender Survey Utama Dari hasil pengisian kuisioner oleh responden, maka didapat data mengenai keterlambatan pekerjaan proyek. Dari pengisian tersebut dihasilkan suatu data statistik mengenai faktor penyebab keterlambatannya. Hasil dari pengolahan data menggunakan Excel antara lain berisi hasil: 1. Severity Index, yang menunjukkan nilai tingkat persentase dari masingmasing variabel. Variabel berisi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan suatu proyek. 2. N menunjukkan jumlah nilai yang dikorelasikan. 3. Peringkat menunjukkan urutan sub faktor penyebab keterlambatan. Pada analisis faktor keterlambatan secara keseluruhan, nilai peringkat diperoleh dari Severity Index yang dihasilkan dari analisis menggunakan Excel, hal ini dapat dilihat pada pembahasan. Untuk mengetahui lebih jauh dari masing-masing faktor keterlambatan proyek baik proyek yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah maupuan pihak swasta, di bawah ini akan diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari masingmasing faktor penyebab keterlambatan proyek yang terjadi di kota Surabaya Perhitungan dan Peringkat Severity Index Dengan Analisis Deskriptif Severity Index Adapun hasil dari pengisian kuisioner oleh responden dari butir-butir pertanyaan adalah sebagai berikut. Hasil analisa dapat dilihat pada Contoh perhitungan dan tabel 4.1 yang merupakan kontraktor dalam mengikuti tender Contoh Perhitungan Severity Index Berikut dapat diberikan contoh perhitungan Severity Index untuk mengetahui berapa besar nilai Severity Index dari faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender. Diketahui : Responden yang menjawab 1 adalah 0 Responden yang menjawab 2 adalah 2 Responden yang menjawab 3 adalah 6 Responden yang menjawab 4 adalah 8 Responden yang menjawab 5 adalah 14 ((0x1) (2x1) (6x2) (8x3) (14x4)) SI x100 4x30 SI x x 0 Sehingga didapatkan nilai Severity Indexnya, yaitu % Keterangan : 1 : Sangat tidak menentukan 2 : Tidak menentukan 3 : Cukup menentukan 4 : Menentukan 5 : Sangat menentukan 30: jumlah responden Klasifikasi dari skala penilaian pada frekuensi dan dampak adalah: Sangat tidak menentukan 0.00 SI 12.5 Tidak menentukan 12.5 SI 37.5 Cukup menentukan

12 37.5 SI 62.5 Menentukan 62.5 SI 87.5 Sangat menentukan 87.5 SI 100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari data penelitian analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Didalam pembahasan pada Bab IV didapatkan urutan rangking rangking tiap faktor yang menjadi pengaruh kontraktor dalam mengikuti tender bertingkat di daerah Surabaya yang dilaksanakan oleh pihak pemerinta. 2. Faktor faktor yang dominan yang mempengaruhi kontraktor dalam mengikuti tender yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah di daerah Surabaya adalah, Faktor yang mempunyai nilai SI 87,5% yaitu ketersediaan modal awal sebesar %, dan keterlambatan penyelesaian proyek yaitu sebesar %, Hubungan dengan owner %, Kepercayaan pada kemampuan 88,33 %, Kekuatan perusahaan 87.50%. memiliki kekuatan perusahaan yang bagus. 2. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan untuk owner swasta dan dapat di buat program untuk mengetahui tentang keputusan kontraktor untuk mengikuti tender atau tidak mengikuti tender. 3. Saran untuk owner (pemerintah) yaitu untuk menentukan calon rekanan dapat mempertimbangkan hal-hal berikut : modal awal, kekuatan perusahaan Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat sebagai Pertimbangan: 1. Saran untuk kontraktor untuk mengikuti tender yaitu kontraktor harus mempunyai ketersediaan modal awal, hubungan yang baik dengan owner, mempunyai kepercayaan pada kemampuan, 12

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VIII Program Studi D-IV MRKG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI TENDER PEMERINTAH DI KOTA DILI TIMOR LESTE TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI TENDER PEMERINTAH DI KOTA DILI TIMOR LESTE TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI TENDER PEMERINTAH DI KOTA DILI TIMOR LESTE TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : SAMUEL MARTINS DE ARAUJO 0853010085 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program

Lebih terperinci

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSTRUKSI Pengadaan barang/ jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelelangan Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Jl. Melur No.103,

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Jl. Melur No.103, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam memperoleh data yang berguna untuk menyusun skripsi ini penulis melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Jl. Melur No.103,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER Hernu Suyoso 1), Agoes Soehardjono 2), As ad Munawir 3) 1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pemilihan kontraktor merupakan serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperiuan jasa kontraktor oieh pemilik, mempersiapkan paket lelang, melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K)

STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) Zaenal Arifin 1 dan Dara Juwanti 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 64 4. METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan sampe! penelitian ini menggunakan sistem random sampling yaitu setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penelitian... ABSTRAK Pemilihan calon kontraktor dalam pengadaan barang/jasa pemborongan di bidang konstruksi pada prinsipnya dilakukan dengan metode pelelangan umum pascakualifikasi, terutama pada proyek pemerintah.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBENGKAKAN BIAYA PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA CIREBON Bukhori Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Email Korespondensi : bukhoricrb@gmail.com Abstrak Kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Konstruksi Manajemen konstruksi adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILA1AN PENGGUNA JASA /KLIEN PRO YEK KONSTRUKSI DALAM PROSES PEMILIHAN KONTRAKTOR. I s n a r n o.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILA1AN PENGGUNA JASA /KLIEN PRO YEK KONSTRUKSI DALAM PROSES PEMILIHAN KONTRAKTOR. I s n a r n o. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENILA1AN PENGGUNA JASA /KLIEN PRO YEK KONSTRUKSI DALAM PROSES PEMILIHAN KONTRAKTOR I s n a r n o Abstrak Pemilihan kontraktor merupakan salah satu tahapan penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar kontraktor kualifikasi kecil di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lelang merupakan salah satu cara bagi pengguna barang dan jasa untuk mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan setelah tahap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Pengertian Proyek Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian atau desain,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang berkualitas. Untuk pengadaannya dilakukan proses pelelangan tender untuk semua proyek

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembanganpembangunan proyek konstruksidi Indonesia semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembanganpembangunan proyek konstruksidi Indonesia semakin pesat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Perkembanganpembangunan proyek konstruksidi Indonesia semakin pesat, dalam pembangunan nasional, jasa konstruksi mempunyai peranan yang begitu penting, karena jasa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur Pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994 : 74) bahwa Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya dan memiliki keunikan tersendiri. Definisi pekerjaan (proyek)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN 1. Ketentuan Umum Pengelolaan Belanja Daerah dilakukan melalui proses perencanaan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena Experience

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004 ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN Yeni Yuliana HOA113004 Program Studi Manajemen Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Mutu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Mutu I Nyoman Iwan Surya (2011) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi

Lebih terperinci

TINGKAT KESIAPAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DALAM PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LHOKSEUMAWE

TINGKAT KESIAPAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DALAM PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LHOKSEUMAWE TINGKAT KESIAPAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DALAM PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LHOKSEUMAWE M. Fauzan 1), Mukhlis 2), T. Ricky Husny 3) 1) 2) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

Kata kunci: Proyek Konstruksi, Kontraktual, Pemberdayaan Masyarakat, Faktor Penting, Faktor Dominan, Palangka Raya

Kata kunci: Proyek Konstruksi, Kontraktual, Pemberdayaan Masyarakat, Faktor Penting, Faktor Dominan, Palangka Raya PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 180 ANALISIS PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Oleh: Rissa Angguna 1), Lendra 2), dan Veronika Happy P

Lebih terperinci

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan Pengertian Umum Seluruh pengadaan barang yang pembiayaannya melalui APBN/APBD, baik sebagian atau keseluruhan, harus mengacu kepada aturan yang berlaku (Keppres

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian tentang Strategi dan Analisis Penetapan Harga Proyek oleh Kontraktor yang terdiri dari 30 pernyataan ditujukan untuk direktur, estimator, manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR MENGIKUTI TENDER. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

STUDI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR MENGIKUTI TENDER. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta STUDI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKTOR MENGIKUTI TENDER Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : R. DANIEL

Lebih terperinci

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah); 1 Tujuan Untuk menjamin bahwa pelaksanaan proses Pemilihan Langsung sesuai dengan peraturan per undang-undangan yang berlaku, harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate

Lebih terperinci

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 HANS CHRISTIAN S. P. Nrp : 9521008 Nirm : 41077011951269 Pembimbing : YOHANES LIM D. A, Ir, M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Imam Saeful yang dikutip dari Pricearea.com (31/10/2013) perkembangan teknologi di eraglobalisasi ini semakin pesat dan canggih terutama teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka. memegang peranan penting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka. memegang peranan penting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembagunan baik

Lebih terperinci

Oleh : Wiendia Suryana NRP : : MaksumTanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Oleh : Wiendia Suryana NRP : : MaksumTanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK EVALUASI PROSEDUR PELELANGAN PROYEK KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH BERDASARKAN KEPPRES No. 18 TAHUN 2000 DIBANDINGKAN DENGAN KEPPRES No. 80 TAHUN 2003 Oleh : Wiendia Suryana NRP : 0021115 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA.1. PENGERTIAN DAN ISTILAH. Pengertian dan istilah yang ada dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa diantaranya : (1). Pengadaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN YANG DISEBABKAN FAKTOR MATERIAL DI KABUPATEN ROKAN HULU Yosi Hervanda 1 Arifal Hidayat, ST, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 e-mail. yosihervanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN 23 BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN A. Bentuk dan Isi Pemberian Kuasa Apabila dilihat dari cara terjadinya, perjanjian pemberian kuasa dibedakan menjadi enam macam yaitu: 28

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 15/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS PELAKSANAAN PROYEK DERMAGA MILIK PEMERINTAH DI SULAWESI UTARA Mayggie R. Bedje Staf Kantor Pusat Unsrat B.F. Sompie, H. Tarore Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian di Desa Bangun Purba dan Kantor Desa. Waktu penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian di Desa Bangun Purba dan Kantor Desa. Waktu penelitian ini 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Sejalan dengan rencana tujuan yang diinginkan, maka dalam pelaksanaan penelitian ini penulis melakukan penelitian di Desa Bangun Purba dan Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya. Prosesnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat

Gambar 3.1 Denah lokasi Saung Angklung Udjo, Bandung-Jawa Barat 24 BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Saung Angklung Udjo ini berada di kawasan Bandung bagian timur yang terletak di jln. Padasuka 118, Bandung Jawa Barat Indonesia. Lokasinya tidak terlalu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU TABRANI 1 Arifal Hidayat, MT 2 dan Anton Ariyanto, M.Eng 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan perkembangan perekonomian dan persaingan pertumbuhan industri yang semakin pesat terutama di bidang pelayanan, kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya volume pembangunan bangunan gedung negara, serta terbatasnya sumber daya yang tersedia, semakin dirasakan perlu adanya standarisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini yang berjudul Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU

PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU PANDANGAN KONTRAKTOR MENGENAI SUMBER DAYA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ROKAN HULU Hendra (1) Arifal Hidayat, ST,MT (2) Arie Syahruddin S, ST (2) Program Studi

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN PROPOSAL SKRIPSI

ANALISA PELAKSANAAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN PROPOSAL SKRIPSI ANALISA PELAKSANAAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Diajukan oleh : AHMAD BAIDOWI 13.11.1001.7311.365

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 51 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA IV.1. Penyebaran Kuesioner Proses wawancara dan penyebaran kuesioner di Kota Bandung dimulai dari tanggal 3 Agustus 7 hingga 1 Desember 7. Pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian menurut metode, penulis menggunakan penelitian survey. Menurut Siregar (2013 : 10), Penelitian survey adalah penelitian yang tidak melakukan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKAN LANGSUNG NoDokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal :

PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKAN LANGSUNG NoDokumen :BRR NIAS/SOP/DRAFT Revisi ke : R-00 Tgl. Berlaku : Maret 2007 Tanggal : 1 Tujuan Untuk menjamin bahwa pelaksanaan proses Penunjukan Langsung sesuai dengan peraturan per undang-undangan yang berlaku, harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses pelelangan memegang peran penting dalam tahapan pengadaan pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output pekerjaan yang baik, demikian

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Konsep Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Metode penelitian berisi uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, cara

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan komunikasi data, diantaranya adalah , yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan komunikasi data, diantaranya adalah  , yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah mengalami kemajuan dengan sangat pesat, bisa kita lihat hampir di semua bidang usaha yang dilakukan oleh manusia saat ini selalu

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR PENAWARAN RENDAH PADA PELELANGAN PROYEK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH Youngki Firmansyah, Supani Hardjo Diputro Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAHAMAN KONTRAKTOR TERHADAP PERATURAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (003K)

ANALISIS PEMAHAMAN KONTRAKTOR TERHADAP PERATURAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (003K) ANALISIS PEMAHAMAN KONTRAKTOR TERHADAP PERATURAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (003K) Albani Musyafa Universitas Islam Indonesia, Teknik Sipil, Yogyakarta, 55584 Indonesia Email: albani_muyafa@yahoo.com,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 . BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG/JASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan bisnis dalam dunia usaha saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama dibidang pelayanan dan jasa, semakin banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19

BAB III...19 RENCANA KEGIATAN...19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan konstruksi/kontraktor harus dapat memenuhi dua syarat agar dapat sukses. Pertama, harga harus mencerminkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi memiliki sumber daya manusia yang saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan pemerintah haruslah

Lebih terperinci