BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Studi Kelayakan Menurut Umar (2007, p8), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p6), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Layak disini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas. Menurut Subagyo (2007, p6), studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan usaha. Menurut Al Fatta (2007, p75-p77) proposal proyek harus dievaluasi kelayakannya dari beberapa segi kelayakan, di antaranya: 10

2 Kelayakan Teknis 2 prinsip yang termasuk kelayakan teknis adalah efektifas dan ketercukupan (adequacy). Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah praktis untuk memprediksi kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek ini secara teknis dapat dilaksanakan ditempat lain atau tidak dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain disekitar tempat tersebut yang ikut biasanya ikut mempengaruhi kelayakan suatu proyek. Ketercukupan (adequacy) yang dimaksud adalah keadaan dimana kemungkinan proyek untuk tidak dapat mencukupi hal-hal yang tidak menjadi tujuan atau tidak cukup untuk mengatasi permasalahan Kelayakan Operasional Kelayakan operasional adalah indikator untuk mengukur apakah suatu solusi yang ditawarkan akan berjalan dengan baik dalam organisasi. Untuk disebut layak secara operasional, usulan kebutuhan sistem harus benar-benar bisa menyelesaikan masalah yang ada di sisi pemesan sistem informasi. Di samping itu, informasi benar dibutuhkan oleh pengguna tepat pada saat pengguna menginginkannya.

3 Kelayakan Ekonomi Implementaasi sistim informasi adalah sebuah investasi, sehingga jika manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumbersumber daya yang dikeluarkan, maka bisa dikatakan implementasi itu kurang layak atau kurang bernilai. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk perhitungan kelayakan ekonomi terlebih dahulu. Kelayakan ekonomi adalah ukuran efektifitas biaya sebuah proyek atau solusinya. Kelayakan ekonomi berhubungan dengan Return on Investment atau berapa lama atau berapa lama biaya investasi dapat kembali Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Turban et al (2007, p248), ERP adalah sebuah aplikasi berbasis komputer yang mengintegrasikan antara rencan, manajemen dan penggunaan sumber daya didalam perusahaan yang memiliki tujuan utama yaitu mengintegrasikan semua area fungsional perusahaan. Tujuan utama ERP adalah mengintegrasikan semua departemen dan arus informasi fungsional di seluruh perusahaan kedalam semua sistim komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan. Menurut O Brien (2006, p230), ERP (Perencanaan Sumber Daya Perusahaan) adalah sebuah software lintas fungsi terpadu yang merekayasa ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber

4 daya manusia, dan proses bisnis dasar lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya. ERP memberikan perusahan tampilan real time, terintegrasi atas proses bisnis intinya yang disatukan oleh software aplikasi ERP dan database umumnya yang dipelihara oleh DBMS (Database Management System) Open Source Indrayanto et al. (2007, p1) memberikan penjelasan mengenai OSS (Open Source Software) sebagai perangkat lunak yang dikembangkan dengan source code yang terbuka. OSS identik dengan Free Software. Definisi open source harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Pendistribusian ulang secara bebas 2. Source code dari perangkat lunak harus disertakan atau disimpan di tempat yang dapat diakses setiap orang, misalnya melalui jaringan internet dimana setiap orang dapat mengunduh program tanpa dikenakan biaya. 3. Hasil modifikasi source code atau turunan dari program yang menggunakan lisensi open source, dapat didistribusikan menggunakan lisensi yang sama seperti program asalnya.

5 4. Lisensi pada open source tidak boleh menciptakan diskriminasi terhadap pihak lain baik secara individu atau kelompok. 5. Tidak boleh membatasi seseorang terhadap pemanfaatan open source dalam suatu bidang tertentu. 6. Hak-hak yang dicantumkan pada program tersebut harus dapat diterapkan pada semua yang menerima tanpa perlu dikeluarkannya lisensi tambahan oleh pihak-pihak tersebut. 7. Lisensi tersebut tidak diperbolehkan bersifat spesifik terhadap suatu produk. Hak-hak yang tercantum pada suatu program tidak boleh tergantung pada apakah program tersebut merupakan bagian dari satu distribusi perangkat lunak tertentu atau tidak. Sekalipun program diambil dari distribusi tersebut dan digunakan atau didistribusikan selaras dengan lisensi program itu, semua pihak yang menerima harus memiliki hak yang sama seperti pada pendistribusian perangkat lunak asalnya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa definisi free disini bukan berarti gratis, namun berarti bebas. Definisi bebas ini dijabarkan ke dalam lima aktivitas, yaitu: 1. Kebebasan untuk mengedarkan program. 2. Kebebasan menjalankan program untuk keperluan apapun.

6 3. Kebebasan untuk mengakses source code program, sehingga dapat mengetahui cara kerja program. 4. Kebebasan untuk memperbaiki program. 5. Kebebasan untuk memperdagangkan (menjual) program baik secara langsung maupun tidak langsung Teori Khusus Cost Benefit Analysis Menurut Remenyi (2009, p232), Cost Benefit Analysis didefinisikan sebagai sebuah proses membandingkan berbagai macam biaya terkait dengan investasi untuk manfaat dan keuntungan yang dikembalikan. Cost Benefit Analysis dilaksanakan untuk mendemonstrasikan apakah sebuah investasi akan mengembalikan keuntungan yang sesuai dalam rangka mempertimbangkan apakah investasi tersebut tepat untuk digunakan. Menurut Al Fatta (2007, p77) Cost Benefit Analysis atau Analisis Biaya dan Manfaat tujuannya untuk memberikan gambaran kepada pengguna apakah manfaat yang diperoleh dari sistem baru lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada analisis biaya dan manfaat, terdapat beberapa metode kuantitatif yang digunakan untuk menentukan standar kelayakan proyek.

7 Payback Period Menurut Keown (2008, p57), Payback Period (periode pengembalian) merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Kriteria ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat suatu proyek akan mengembalikan biaya investasi awalnya sehubungan dengan arus kas bebas yang mengukur waktu yang sebenarnya dari suatu manfaat dan bukan keuntungan akuntansi. Contoh yang dikemukakan menurut Al Fatta (2007, p78) adalah sebagai berikut: Tabel Perhitungan Payback Period dalam rupiah Deskripsi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Biaya Investasi Biaya Operasional Total Biaya Pendapatan Keuntungan Bersih ( ) Keuntungan (Kumulatif) Bersih ( ) ( ) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proyek mampu membayar kembali investasi karena keuntungan bersih (kumulatif) pada tahun ke-3 telah mencapai nilai (positif) Dengan demikian waktu pelunasan investasi tercapai pada tahun ke-3

8 Tepatnya, jangka waktu pelunasan adalah: 2 + ( ) / ( ) = 2.46 tahun = (2 tahun bulan) Net Present Value (NPV) Nilai saat ini dari arus kas masuk dibandingkan dengan nilai saat ini dari arus kas keluar pada suatu proyek. Selisih antara kedua arus kas tersebut dikenal dengan istilah penghitungan metode Net Present Value, yang dimana nantinya akan digunakan untuk menentukan apakah proyek dan pengajuan investasi tertentu dapat diterima atau tidak. (Noreen et al, 2010, p536). Langkah-langkah dalam penerapan metode NPV yaitu hitungan nilai sekarang dari setiap arus kas, baik arus kas masuk maupun arus kas keluar, dengan faktor diskon sebesar biaya modal proyek. t arus waktu kas i suku bunga diskonto yang digunakan Gambar Rumus NPV Lebih lanjut dijelaskan oleh Noreen et al. (2010, p537), ada tiga tipe kondisi untuk Net Present Value yaitu jika hasilnya: Tabel Perhitungan NPV

9 Bila Berarti Maka NPV>0 Investasi yang dilakukan Proyek bisa dijalankan memberikan manfaat bagi perusahaan NPV<0 Investai yang dilakukan akan Proyek ditolak memberikan kerugian bagi perusahan NPV=0 Investasi yang dilakukan tidak Proyek dilaksanakan atau tidak, mengakibatkan untung atau rugi perusahaan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Menurut Moyer et al. (2008, p339) dan didukung oleh Subagyo (2007, p212), terdapat kelebihan dan kelemahan dari NPV yaitu sebagai berikut: Kelebihan NPV a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas. b. Menyediakan kriteria pengembalian investasi yang objektif untuk tujuan pengambilan keputusan apakah akan diterima atau ditolak nantinya. c. Pendekatan konseptual yang paling mendekati keadaan perhitungan sebenarnya yang terjadi. d. Memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih realistis terhadap perubahan harga. e. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek.

10 f. Memperhitungkan adanya nilai sisa proyek. Kelemahan NPV a. Lebih sulit dalam penggunaanya, karena nilai pengembalian adalah dalam kisaran mata uang tertentu, bukan berdasarkan % (persentase). b. Lebih sulit dalam penggunaan perhitungan. c. Derajat kelayakan selain dipengaruhi arus kas juga oleh faktor usia ekonomis proyek Return On Investment (ROI) Menurut Schniederjans et al. (2010, p129-p130). Return On Investment (ROI) atau Rate of Return adalah perhitungan yang didasarkan pada perbandingan estimasi keuntungan yang didapatkan dengan estimasi biaya dari investasi yang dilakukan. Keuntungan yang diperoleh atau yang hilang dapat diidentifikasikan sebagai bunga, laba, pendapatan bersih atau rugi. Biaya yang dikeluarkan untuk investasi dapat berupa harta atau modal. Dalam penulisannya ROI menggunakan presentase bukan nilai desimal. Hasil akhir dari ROI adalah suatu keputusan yang jika tingkat pengembalian dari investasi lebih besar daripada opportunity cost (biaya tak terduga / biaya yang nilainya bertambah karena risiko atas investasi yang dilakukan) maka investasi tersebut sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dan layak untuk dipertimbangkan.

11 Gambar Rumus ROI Menurut Al Fatta (2007, p78) Return on Investment (ROI) adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %) selama periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek. Jika nilai ROI bernilai positif maka ROI akan dianggap layak, jika bernilai negatif maka akan dianggap tidak layak Profitability Index Menurut Moyer et al. (2008, p330) Profitability Index (PI) dapat diinterpretasikan sebagai pengembalian (return) atas present value untuk setiap uang yang telah dikeluarkan pada investasi awal, sedangkan sebagai perbandingannya NPV melakukan pendekatan dengan mengukur jumlah pengembalian (return) untuk semua uang yang telah dikeluarkan. Gambar Rumus Profitability Index Adapun aturan untuk PI adalah sebagai berikut: 1. Proyek dinilai layak atau dipertimbangkan untuk disetujui jika PI > 1.

12 2. Proyek dinilai tidak layak atau dipertimbangkan untuk tidak disetujui jika PI < B/C Ratio Menurut Phillips & Zúñiga (2008, p59), B/C Ratio adalah metode yang membandingkan manfaat (benefit) dari satu perencanaan proyek dengan biaya yang dikeluarkannya. B/C Ratio dikenal juga dengan istilah BCR dimana penghitungan dari BCR adalah benefit/cost. Gambar Rumus B/C Ratio Contohnya dalam penghitungan sederhana sebagai berikut: Manfaat yang sudah dihitung nilainya adalah Rp. 20,000,000 sedangkan biaya yang dikeluarkan adalah Rp ,000. BCR = 20,000,000/4,000,000 = 5 Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa BCR memiliki rasio 5:1 yang berarti setiap biaya Rp. 1,- yang dikeluarkan untuk proyek akan mengembalikan manfaat sebanyak Rp. 5,- terhadap perusahaan.

13 Fit/Gap Analysis Menurut Hoffman dan Bateson (2006, p334), Gap Analysis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan disuatu perusahaan, untuk kemudian dibandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara optimal. Laporan fit/gap menggambarkan perbedaan antara kinerja perusahaan dengan kinerja optimal. Fit/Gap analysis digunakan untuk mengevaluasi setiap area fungsional alam sebuah proyek bisnis atau proses bisnis untuk mencapai tujuan tertentu. Hal yang dimaksud adalah mengidentifikasi komponen atau data penting dari sistem apakah fit (sesuai) atau gap (ketidaksesuaian) terhadap perusahaan sehingga perlu suatu solusi alternatif. Teknik ini mengacu pada beberapa tujuan, namun pada akhirnya semua terfokus pada penentuan untuk mencapai jalan terbaik dalam sebuah organisasi. Langkah dalam metode Fit / Gap analysis ada 3 yaitu: Ranking Requirement Persyaratan diidentifikasi berdasarkan skala prioritasnya. Hal ini memungkinkan tim proyek dan sponsor untuk memastikan bahwa semua proses bisnis yang penting dapat dipenuhi selama implementasi sistem yang baru. Selain itu tim proyek dapat fokus pada bidang-bidang penting untuk organisasi dan juga menyoroti di mana fungsi baru tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi

14 perusahaan, meningkatkan proses bisnis, mewujudkan efisiensi dan meningkatkan hasil pelaporan. Tabel Ranking Requirement dalam Analisa Fit/Gap Rank Keterangan H High / Mission Critical Requirements Merupakan persyaratan yang sangat krusial bagi sebuah proses bisnis di perusahaan, tanpa hal ini, maka perusahaan tidak dapat menjalankan fungsinya, termasuk juga pelaporan internal dan eksternal yang penting. M Medium / Value Added Requirements Persyaratan yang jika dapat ditemukan dan diketahui, dapat meningkatkan proses di perusahaan tersebut. Persyaratan tersebut terkadang dilihat dari proses bisnis yang sekarang berjalan, namun tidak termasuk dalam hal yang krusial bagi perusahaan L Low / Desirable Requirements Merupakan persyaratan yang sepertinya baik jika dimiliki, tapi jika ditelusuri lebih jauh, ternyata hanya menambah hal yang tidak signifikan bagi proses bisnis perusahaan, hal ini sering ditemui di sekitar tempat kerja atau saat proses bisnis mulai berubah.

15 Degree of Fit Merupakan langkah dimana ditentukan seberapa besar tingkat fit (kesesuaian) antara kebutuhan pelanggan dengan akomodasi yang ditawarkan pada aplikasi yang dianalisis. Tabel Degree of Fit Kode F Keterangan Fit : Software memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan yang diajukan perusahaan. G Gap : Software sama sekali tidak memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan yang diajukan perusahaan, sehingga perlu diambil langkah berupa permberian atau pembuatan komentar, saran alternatif, serta rekomendasi dan kemungkinan besar akan mengarah pada pengajuan untuk kustomisasi software. P Partial Fit : Software memiliki fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan namun tidak begitu signifikan sesuai yang diharapkan, tapi dengan tambahan atau sedikit kustomisasi maka software dipastikan dapat mengakomodasi secara penuh kebutuhan tersebut Gap Resolution Ketika terjadi gap maka tim yang menangani proyek tersebut akan memberikan alternatif dan rekomendasi solusi untuk menyelesaikan gap, namun hal yang perlu diingat adalah, jika

16 semakin banyak kustomisasi yang mengakibatkan perubahan pada aplikasi, maka biaya implementasi akan semakin besar dan akan memberikan dampak negatif terhadap software tersebut terutama untuk update ke versi yang lebih baru. Adapun langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan Gap Resolution : a. Package Work Around Tim akan mengidentifikasi cara alternatif dari vendor untuk mencapai persyaratan yang dibutuhkan saat pembelian software. b. Make The Business Fit The Package Jika langkah yang sebelumnya tidak berhasil, maka tim akan merekomendasikan perubahan potensial, dimana proses bisnis akan disesuaikan dengan software. c. Customization as a Last Resort Langkah terakhir harus dipertanyakan adalah apakah kustomisasi memang benar-benar diperlukan, jika jawabannya iya, maka lebih baik membangun fungsi baru secara eksternal atas software tersebut dan antarmuka yang baru (sebagai baut) dibandingkan memodifikasi software itu secara keseluruhan Compiere Berdasarkan Compiere adalah software dengan lisensi open source untuk ERP dan customer relationship management (CRM). Compiere menyediakan solusi untuk perusahaan,

17 instansi pemerintah, dan organisasi nirlaba baik untuk barang maupun jasa dengan keunggulan yaitu kemudahan, fleksibilitas, serta biaya perolehan rendah namun memiliki fungsionalitas yang beragam untuk pengelolaan keuangan, distribusi, penjualan, dan pemrosesan layanan. Yang membedakan Compiere dengan sistem tradisional ERP lainnya, adalah Compiere terkenal dengan: a. Multi-organization untuk cabang yang berbeda, entitas hukum, dan struktur laporan dan dimensional. b. Multi-currency untuk transaksi atau laporan dalam mata uang luar negeri. c. Multi-accounting untuk laporan hukum mengunakan prinsip akuntansi yang berbeda. d. Multi-language untuk dokumen user interface. e. Multi-tax mendukung sistem pajak yang berbeda (Sales, VAT, dan kombinasi). Kelebihan Compiere antara lain: a. Dalam kepemilikannya karena tidak memerlukan investasi yang harus dibayar terlebih dahulu. b. Mudah dalam implementasikan karena dapat digunakan di berbagai hardware, platforms, sistem operasi, database, dan browsers. c. Mudah untuk adaptasi dan peng-editan/kustomisasi karena menggunakan model aplikasi revolusioner yang dapat

18 mempercepat dan menyederhanakan pengembangan atau kustomisasi Modul Compiere Berdasarkan modul yang dimiliki Compiere dapat dibagi menjadi 3 bagian besar antara lain, yakni: 1. Performance Management a. Standard Reports, melaporkan dan mengelola kinerja dari perusahaan menggunakan laporan standard dan reporting tools yang terintegrasi b. Management Dashboards, role-based dashboards yang memungkinkan melakukan drill-down untuk memonitor dan menganalisis jalannya perusahaan dengan lebih efektif. c. Business View Layer, pengaksesan data bisnis yang lebih aman karena melalui skema pelaporan yang lebih optimal.

19 2. Multisite ERP a. Manufacturing, mengendalikan pekerjaan manufaktur dengan material planning, penjadwalan produksi dan kemampuan shop floor execution. b. Warehouse Management, meningkatkan produktivitas gudang dengan mengotomatisasi inbound dan outbound logistic. c. Purchasing, mengotomatisasi langkah-langkah dari pengadaan barang hingga pembayaran. d. Materials Management, mengelola penerimaan atas persediaan barang, pengiriman, pergerakan dan jumlah baik di gudang, suppliers dan pelanggan. e. Order Management, membuat quotes, book orders, mengelola bahan baku, generate invoices, dan mengelola uang. f. Global Financial Management, satu sistem yang mengotomatisasi proses bisnis dan mengelola catatan keuangan di perusahaan. 3. Customer Relationship Management (CRM) a. Sales, pengawasan terhadap pelanggan, dikarenakan terdapat solusi customer relationship management. b. E-Commerce, membuat dan menjalankan web penjualan yang aman. c. Service, mengelola seluruh layanan terhdap pengiriman dari awal hingga akhir.

20 d. Customer History, menampilkan pelanggan dengan tampilan interaksi 360 derajat Finance Menurut Khan dan Jain (2007, p1.3) keuangan/finance dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola uang. Bidang utama keuangan adalah: (1) layanan keuangan dan (2) Manajerial perusahaan / keuangan perusahaan / Financial Management. Layanan keuangan berkaitan dengan desain dan pemberian jasa berupa saran dan produk keuangan untuk individu, bisnis dan pemerintahan dalam bidang perbankan dan lembaga terkait, perencanaan keuangan pribadi, investasi, real estate, asuransi dan sebagainya, sedangkan financial management lebih ke arah tugas dan tanggung jawab manajer keuangan dalam perusahaan. Menurut Aditya (2011, Keuangan adalah sebuah lingkup yang mempelajari cara seseorang, bisnis, dan organisasi mengatur, mengalokasikan, dan menggunakan sumber daya keuangan dari waktu ke waktu dengan memperhatikan resiko-resiko dalam proyek mereka. Istilah keuangan dapat diasosiasikan sebagai berikut: a. Studi tentang uang dan asset lain b. Manajemen dan kendali asset-aset tersebut c. Pemrofilan dan pengaturan resiko proyek d. Pengetahuan untuk mengatur uang Aktivitas pembiayaan merupakan penerapan dari sekumpulan teknik dari individu dan organisasi untuk mengatur uang mereka, khususnya

21 memisahkan antara pemasukan dan pengeluaran serta resiko dari investasi mereka. Keuangan digunakan oleh perseorangan, pemerintahan, korporasi keuangan, dan semua jenis oraganisasi termasuk sekolah dan organisasi nonprofit. Secara umum tujuan dari masing-masing aktivitas tersebut dicapai melalui penggunaan instrumen keuangan yang sesuai, serta dipertimbangkan dengan pengaturan institusional mereka. Keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen bisnis. Tanpa perencanaan keuangan yang layak, sebuah perusahaan baru kemungkinan besar tidak sukses. Mengatur uang, aset cair sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup individu dan organisasi Management Menurut Ricky W. Griffin management adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Menurut Mary Parker Follet definisi management adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut James A.F.Stoner management adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian

22 upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Financial Management Menurut Stoltz (2007, p8) Financial Management pada dasarnya adalah prinsip dimana Return on Investment harus lebih tinggi dibandingkan modal yang dikeluarkan. Sedangkan menurut Shim dan Siegel (2008, p1) Financial Management adalah proses perencanaan keputusan untuk memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan. Financial management biasanya dikepalai oleh financial manager / manajer keuangan yang memiliki peran utama dalam manajemen kas, akuisisi dana, dan dalam semua aspek meningkatkan dan mengalokasikan semua modal keuangan, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian atas keuntungan. Selain itu manajer keuangan perlu akuntansi dan informasi keuangan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Menurut Depdiknas (2000) Manajemen Keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya secara efektif, efisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi

23 aktifitas pembiayaan (financing activity), aktiva investasi (investment activity), aktivitas bisnis (business activity) Financial Accounting Menurut Warren (2004, p15), Financial Accounting adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan perusahaan. Laporan yang dihasilkan akan dipergunakan sebagai informasi bagi para stakeholders ( pemilik, manajer) sampai dengan external agents yang memerlukan seperti kreditor, lembaga pemerintahan sampai dengan masyarakat. Adapun prinsip utama yang dipergunakan dalam akuntansi keuangan adalah Aset = Liabilitas + Equity. Menurut Williams (2002, p8), Financial Accounting menyediakan informasi tentang sumber daya keuangan, obligasi, dan kegiatan-kegiatan didalam suatu perusahaan yang diperuntukkan terutama untuk para investor maupun kreditor sebagai pengambil keputusan secara eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak menentu bahkan meningkatnya peraturan dan kekacauan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak menentu bahkan meningkatnya peraturan dan kekacauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi terjadi persaingan yang sangat tinggi, keadaan ekonomi yang tidak menentu bahkan meningkatnya peraturan dan kekacauan secara global. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)

STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) STUDI KELAYAKAN RENCANA PENERAPAN SOFTWARE ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) Henny Hendarti, Yuliana Lisanti,Yuna Wijaya Binus University Jln. KH. Syahdan No. 9, Kemanggisan Jakarta Barat, 11480 E-mail

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP DENGAN METODE FIT/GAP ANALYSIS DAN CBA

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP DENGAN METODE FIT/GAP ANALYSIS DAN CBA STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP DENGAN METODE /GAP ANALYSIS DAN CBA Nurlina Computerized Accounting Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis dan industri. Keberhasilan, kemajuan, dan tingkat produktivitas industri disadari sangat

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih-validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.army.mil/armybtkc/focus/sa/erp_intro.htm

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 PROSES MANAJEMEN PROYEK Project Initiation (Inisiasi proyek) Project Planning (perencanaan awal proyek) Project Executing (Pelaksanaan proyek) Project Control (Pengendalian

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) BUSINESS CASE Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) 1.0.LATAR BELAKANG PT. ABC merupakan perusahaan produsen susu terkenal di Indonesia. Selain memiliki perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan jasa profesional atau biasa disebut Professional Services berkemban g menjadi pasar yang menjanjikan pada era sekarang ini. Bidang usaha ini berkembang karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana ALTIUS ERP Oleh : I Ketut Widhi Adnyana 57.101.13.008 1 Dukungan Penggunaan ALTIUS Merampingkan manajemen persediaan dan mendapatkan akurasi data yang real-time untuk produk-produk berkualitas tinggi,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Multi Star Teknik merupakan perusahaan manufaktur yang berada di Jalan Terusan Bojongsoang No.293 Bandung, didirikan pada tahun 2002. Dahulu perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSINESS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Nama : Ryan Yuli NIM : 09.11.2638 Kelas : 09-S1T1-02 Program Studi : E-Bisnis Jurusan : Teknik Informatika Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan aplikasi dalam menjalankan operasi bisnisnya. Dimana aplikasi yang digunakan bertujuan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 04 ERP: Accounting & Finance MODUL KEUANGAN Digunakan untuk menyediakan fasilitas menjalankan fungsi manajemen keuangan Digunakan untuk mendukung analisis berbagai lokasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN Langkah-langkah dalam studi kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 STUDI KELAYAKAN Langkah-langkah dalam studi kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. 51 BAB 4 STUDI KELAYAKAN 4.1. Langkah-langkah dalam studi kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia bisnis, dimana semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL

TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Sistem Informasi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten (2007, p6), sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi memiliki peran penting diberbagai aspek. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi saat ini, masyarakat semakin menikmati kemajuan teknologi

Lebih terperinci

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I

P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I MANAJEMEN KEUANGAN P E N G A N G G A R A N M O D A L & K R I T E R I A I N V E S T A S I Siti Hailatul Fikriyah S.Ikom., MM PENGERTIAN CAPITAL BUDGETING Capital budgeting atau penganggaran modal yaitu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan Cold Storage pada PT. Anugrah Mina Nusantara adalah

Lebih terperinci

Natalia Berdhi Santoso. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. dan. Irene Cahyani. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Natalia Berdhi Santoso. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. dan. Irene Cahyani. Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia STUDI KELAYAKAN INVESTASI TI / SI UNTUK PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN (PLIK) PADA PT. INSAN SARANA TELEMATIKA (ISATNET) DENGAN METODE COST/BENEFIT ANALYSIS Natalia Berdhi Santoso Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri secara global membuat persaingan industri semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mengatur strategi dan mengelola perusahaan dengan efektif dan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Kinerja Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Daftar apa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU)

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU) STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI SAP R/3 MODUL MATERIAL MANAGEMENT (STUDI KASUS: SAP ECC 6.0 PADA BADAN OPERASI BERSAMA PT. BSP-PERTAMINA HULU) Zanela Violeta Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI 10 BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI II. 1 Investasi R A Supriyono memberi definisi investasi (penanaman dana) sebagai berikut: Pemilikan sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI SKRIPSI Oleh Atalya Septina Vional (0900815673) Sisca Jayanti (0900823284) Rina (0900829331) Universitas Bina Nusantara Jakarta

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 6 KSI LANJUT ERP (Bagian 1) Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP). Karakter Sistem. Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI. Oleh : Yusyonin

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI. Oleh : Yusyonin STUDI KELAYAKAN PENERAPAN APLIKASI ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING) PADA PT. BLAZER INDO GARMEN SKRIPSI Oleh : Andy Tanujaya 1000837170 Feberina Dian Sari 1000837826 Yusyonin 1000880111 Universitas Bina

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

disusun oleh : Nama : RUDI HARTANTO NIM : Kelas : S1-TI-6A

disusun oleh : Nama : RUDI HARTANTO NIM : Kelas : S1-TI-6A MAKALAH SISTEM INFORMASI E-BISNIS disusun oleh : Nama : RUDI HARTANTO NIM : 08.11.1880 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Pembahasan E-Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan ekonomi global dimulai pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan pertumbuhan ekonomi di Asia dipelopori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi sudah seharusnya menjadi suatu hal yang penting pada sebuah perusahaan, khusus nya bagi perusahaan yang mempunyai proses bisnis yang kompleks. Salah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci