BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN Pada Bab II ini akan menguraikan mengenai pemahaman terhadap Gedung Penjualan Sarana Pendidikan, tinjauan proyek sejenis, dan spesifikasi umum yang diperoleh dari hasil analisis literatur dan proyek sejenis. 2.1 Pemahaman Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Berikut ini merupakan pemaparan secara umum mengenai gedung penjualan sarana pendidikan Pemahaman Gedung Penjualan Sebelum memahami definisi dari gedung penjualan, maka perlu dicari definisi dari gedung dan penjualan itu sendiri. a. Pengertian gedung Menurut UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang 7

2 menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, social, budaya, maupun kegiatan khusus. Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud gedung adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukkan, dan olahraga ( diakses pada 21 Maret 2015). b. Pengertian penjualan Arti dari penjualan menurut Winardi dalam bukunya Pengantar Manajemen Penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Sedangkan menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan penjualan adalah proses, cara, perbuatan menjual. Dapat pula berarti tempat menjual ( diakses pada 17 Maret 2015). Berdasarkan definisi dari gedung dan penjualan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan gedung penjualan adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan jual beli Pemahaman Sarana Pendidikan Sebelum memahami definisi dari sarana pendidikan, maka perlu dipahami definisi dari sarana dan pendidikan. a. Pengertian sarana Dalam kegiatan sehari-hari, manusia sering menggunakan istilah sarana dan prasarana. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan dan terkadang membingungkan, padahal keduanya memiliki arti masing-masing. Menurut situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media ( diakses pada 20 Februari 2015). Prasarana dari sumber yang sama berarti segala sesuatu 8

3 yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya)( diakses pada 20 Februari 2015). b. Pengertian pendidikan Menurut UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang ini juga disampaikan bahwa pendidikan di Indonesia dibagi atas: 1. Jalur pendidikan, adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Yang termasuk dalam jalur pendidikan antara lain: Pendidikan formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan 2. Jenis pendidikan, adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan dan satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup antara lain pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus Di Indonesia jalur pendidikan yang paling banyak ditempuh oleh masyarakat adalah pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Jalur pendidikan formal ini telah dicanangkan pemerintah melalui program Wajib Belajar. Pemerintah juga menentukkan standar pengajaran bagi sekolah-sekolah dalam bentuk kurikulum. Berdasarkan definisi dari sarana dan pendidikan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sarana 9

4 pendidikan adalah alat atau media yang digunakan langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar Jenis-Jenis Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah formal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti dikutip dari terdiri atas: a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, terdiri atas : Sarana pendidikan yang habis dipakai misalnya kapur tulis, spidol, larutanlarutan kimia, dan kertas Sarana pendidikan tahan lama misalnya meja, bangku, dan alat-alat olahraga b. Ditinjau dari dapat bergerak tidaknya saat digunakan, terdiri atas : Sarana pendidikan yang bergerak, adalah sarana pendidikan yang dapat dipindah sesuai kebutuhan pemakainya. Misalnya lemari, bangku, dan meja Sarana pendidikan yang tidak bergerak, adalah sarana pendidikan yang sangat sulit dipindahkan. Misalnya mikroskop electron. c. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, terdiri atas: Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar misalnya buku dan alat tulis Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah member pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai yang kongkret. Misalnya model anatomi manusia, model kerangka manusia, dan globe Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada 3 jenis media pengajaran, yaitu media audio, visual, dan audio-visual 10

5 2.1.4 Klasifikasi Sarana Pendidikan yang Dijual Jenis sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh siswa, mahasiswa, maupun kalangan umum sangat beragam. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelompokkan sarana pendidikan apa saja yang akan disediakan di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. Klasifikasi sarana pendidikan ini ditinjau berdasarkan hubungannya dengan proses belajar mengajar seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Klasifikasi sarana pendidikan yang dijual pada Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini yaitu: a. Alat pelajaran berupa buku, baik itu buku teks pelajaran maupun jenis buku lain, serta alat-alat tulis. b. Alat peraga berupa berbagai jenis peralatan dan model 3D yang dapat membantu dalam proses belajar c. Media pengajaran berupa alat untuk membantu proses belajar melalui media audio, visual, maupun audio-visual seperti poster, peta, termasuk alat-alat elektronik berupa proyektor, komputer, dan laptop. Sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan untuk jenjang SD, SMP, dan SMA ditunjukkan pada Tabel 2.2 yang terdapat dalam Lampiran. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi dan umum tidak dijelaskan lebih lanjut, karena alat pelajaran yang digunakan berupa buku-buku umum Merancang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini termasuk ke dalam jenis bangunan komersial. Artinya, bangunan ini digunakan oleh banyak orang (bersifat publik) dan difungsikan sebagai tempat usaha. Untuk menambah wawasan sekaligus memberi gambaran tentang gedung penjualan, maka perlu dicari teori-teori arsitektur yang menunjang proses perancangan gedung penjualan sarana pendidikan. a. Merancang toko buku dan ruang baca Buku adalah salah satu sarana pendidikan yang dijual di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. Bisa dikatakan di dalamnya terdapat toko buku selain tempat untuk menjual sarana pendidikan lain. Untuk menunjang keinginan pengunjung yang ingin melihat-lihat buku, maka diperlukan sebuah ruang baca. 11

6 Berikut disampaikan beberapa metode untuk merancang toko buku dan ruang baca yang menarik, dikutip dari artikel berjudul Ruang Baca Multifungsi dalam majalah Griya Asri edisi Januari Aspek rancangan bentuk dan ukuran ruang Bentuk dan ukuran ruang ditentukan konsep ruang yang dipilih. Bentuk ruang baca biasanya sederhana dengan sirkulasi mudah tanpa penyekat. Ruang yang dianggap sebagai ruang utama adalah ruang yang dipakai sebagai tempat penataan buku-buku Aspek material Pemilihan material yang diterapkan pada ruang baca umumnya material yang ringan dan penggunaannya fleksibel. Misalnya material kayu yang digunakan sebagai rak buku, dan lantainya dapat digunakan material keramik, parket, atau hanya drymixed cement asalkan permukaannya rata. Aspek warna Gambar 2.1 Rak Buku dari Kayu Sumber : Majalah Griya Asri, Edisi Januari 2002 Pemilihan warna yang cocok untuk sebuah toko buku dan ruang baca adalah warna yang sifatnya menenangkan dan tidak terlalu gelap. Jika ada warna yang sifatnya keras, biasanya hanya diterapkan pada satu ruang atau satu bidang dinding sebagai aksen dan pembangkit mood. 12

7 Gambar 2.2 Penggunaan Warna Hard Tone Sumber : Majalah Griya Asri, 2002 Aspek furniture Furniture untuk sebuah toko buku dan ruang baca dirancang dengan memperhitungkan aspek ergonomis sehingga menjamin kenyamanan para penggunanya. Bentuk-bentuk furniture dibuat sederhana agar pengunjung lebih berkonsentrasi dalam memilih atau membaca buku. Aspek pencahayaan Kenyamanan suatu ruang dapat ditentukan oleh pencahayaan dan bayangan yang dihasilkan oleh warna dan tekstur dari material yang digunakan. Kesan yang ingin ditimbulkan merupakan kunci dalam penempatan sumber cahaya, baik itu alami maupun buatan b. Penataan produk (display) Gambar 2.3 Susunan Furniture Sumber : Majalah Griya Asri, 2002 Penataan produk atau barang (display) yang dijual harus benar-benar diperhatikan karena dapat mempengaruhi minat pengunjung dalam memilih barang. Pola display ini juga berpengaruh terhadap kondisi ruang nantinya. 13

8 Beberapa jenis display yang ada seperti dikutip dari Modul Menata Produk Program Keahlian Pemasaran 2013, antara lain: Window display Window display adalah memajang produk di bagian depan toko yang disebut dengan etalase sehingga mudah dilihat oleh orang yang lewat atau baru memasuki toko. Gambar 2.4 Contoh Window Display Interior display Interior display adalah memajang produk di dalam toko. Interior display dibagi lagi menjadi: 1. Open display, yaitu produk dipajang pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dihampiri, dilihat, disentuh, dan diteliti calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan. Gambar 2.5 Contoh Open Display 2. Closed display, yaitu produk dipajang dalam suasana tertutup, dan petugas yang menjelaskan kepada calon pembeli mengenai produk tersebut. Hal ini bertujuan mencegah kerusakan pada produk. 14

9 Gambar 2.6 Contoh Closed Display 3. Architectural display, yaitu produk dipajang dalam kondisi penggunaanya. Misalnya display lampu gantung yang diposisikan di dalam display ruang tidur. Gambar 2.7 Contoh Architectural Display Eksterior display Eksterior display adalah memajang produk di luar toko pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat mengadakan obral. Display ini mempunyai fungsi yaitu; mengenalkan produk secara cepat dan ekonomis, membantu produsen menyalurkan produk secara cepat, dan membangun hubungan yang baik dengan konsumen. 15

10 Gambar 2.8 Contoh Eksterior Display c. Pengelolaan produk Produk sarana pendidikan sebelum sampai ke tangan konsumen melewati beberapa tahap atau proses. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko manajer Toko Toga Mas, proses pengelolaan barang dari distributor sampai ke konsumen ditunjukkan oleh gambar 2.9 berikut ini: Distributor Gudang Administrasi Display Toko Konsumen Sortir Labelling Purchasing d. Karakter anak usia berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA Informasi mengenai karakter anak ini menjadi penting karena sasaran utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah anak usia jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Nantinya karakter dari masing-masing usia sekolah ini juga menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan dan perancangan. Anak usia SD memiliki karakter yang senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang bekerja atau melakukan sesuatu secara langsung. Anak usia SD sudah dapat berpikir secara logis namun sebatas pada permasalahan yang konkrit. Pemikiran abstrak anak usia SD juga belum benar-benar berkembang. Gambar 2.9 Alur Distribusi Barang Sumber : wawancara dengan Bapak Joko tahun

11 Anak usia SMP dan SMA atau bisa disebut masa remaja memiliki karakter pertumbuhan fisik yang semakin terlihat, perkembangan seksual mulai terlihat, cara berpikir kausalitas, emosinya meluap-luap, dan pergaulan sosialnya semakin luas. Anak usia remaja sudah dapat berpikir secara abstrak dan sistematis. Pada usia ini seorang anak dapat menguraikan masalah dan menemukan pemecahan dari masalah tersebut. (dikutip dan diolah dari makalah Psikologi Perkembangan, oleh Ernawulan Syaodih) 2.2 Studi Banding Agar dapat lebih memahami tentang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan, maka perlu dilakukann studi banding terhadap fasilitas sejenis yang telah ada. Fasilitas yang dijadikan objek studi banding antara lain Toko Buku & Alat Tulis Garuda Wisnu dan Toko Buku & Alat Tulis Toga Mas CV Garuda Wisnu a. Gambaran umum CV Garuda Wisnu merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang telah cukup lama berdiri di Bali. CV Garuda Wisnu berdiri pada tahun 1989 dan beralamat di Jalan Teuku Umar 100. Pemiliknya adalah Bapak Penca Sanger jadi status kepemilikannya adalah swasta. Saat ini telah memiliki cabang yang berada di Tukad Pakerisan. Toko buku & alat tulis ini dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan buku-buku dan alat-alat pendidikan lain. Menurut penuturan salah seorang pegawai sekaligus narasumber Ibu Nyoman Suaniasih, pada masa lalu dimana toko buku dan alat tulis masih sangat sedikit, Toko Garuda Wisnu ini merupakan pilihan utama bagi masyarakat yang ingin mencari buku-buku atau alat-alat pendidikan. Pendapatan perhari dapat mencapai 20 juta dengan kunjungan 50 sampai 100 orang perhari Ibu Nyoman Saniasih sendiri telah bekerja selama 20 tahun di CV Garuda Wisnu ini. b. Struktur Organisasi CV Garuda Wisnu saat ini memiliki 30 orang pegawai yang awalnya 60 orang. Sistem kerjanya menggunakan sistem shift. Shift pertama pada pk pk dam shift kedua pada pk pk Struktur organisasi dari CV Garuda Wisnu ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut ini : 17

12 Owner Bapak Penca Sanger Manajer Ibu Yuli Komalik Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Gambar 2.10 Struktur Organisasi CV Garuda Wisnu c. Fasilitas CV Garuda Wisnu berdiri di atas lahan seluas +/- 35 are. Dari awal pembangunannya tidak ada perubahan berarti yang dilakukan pada bangunannya. Hanya dilakukan beberapa renovasi kecil seperti pengecatan, penggantian rak-rak buku, atau pergantian susunan rak. Ruang-ruang yang ada di CV Garuda Wisnu antara lain : ruang belanja, ruang loker, kantor, dan gudang. Denah CV Garuda Wisnu ini ditunjukkan oleh Gambar 2.11 dan 2.12 berikut ini : Gambar 2.12 Denah Lantai 2 Gambar 2.11 Denah Lantai 1 Gambar 2.12 Tampak Depan Garuda Wisnu 18

13 c. Kelebihan CV Garuda Wisnu Kelebihan utama yang dimiliki CV Garuda Wisnu terutama kelengkapan barang-barang yang dijual dibandingkan dengan toko sejenis yang ada di Bali. Sarana pendidikan yang dijual antara lain: berbagai jenis buku, model kerangka manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka, dan berbagai jenis alat tulis. Beberapa barang yang dijual serta penataannya dapat dilihat pada Gambar 2.13 dan 2.14 di bawah ini Gambar 2.13 Display Rak Peralatan Sekolah Gambar 2.14 Display Rak Buku-Buku Sekolah Dari segi arsitektural, kelebihan dari CV Garuda Wisnu antara lain adanya gudang yang memiliki akses langsung dari luar sehingga tidak mengganggu sirkulasi pengunjung di dalam gedung seperti yang terlihat pada gambar Kelebihan lain adalah ruang manajer yang terhubung langsung dengan bagian dalam gedung melalui dinding dan pintu kaca sehingga manajer lebih mudah dalam mengawasi kinerja pegawainya, seperti yang terlihat pada gambar bagian in dan out pada site dipisah sehingga tidak terjadi kesemrawutan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.17 dan Gambar 2.15 Pintu dan Dinding Kaca Ruang Pengelola Gambar 2.16 Bagian Depan Gudang 19

14 Gambar 2.17 In & Out CV Garuda Wisnu Gambar 2.18 Parkir CV Garuda Wisnu d. Kekurangan CV Garuda Wisnu Kekurangan CV Garuda Wisnu jika dilihat dari barang yang dijual rata-rata kurang up to date terutama buku bacaan untuk umum. Selain itu beberapa barang terlihat sudah agak lapuk dan berdebu karena kurangnya perawatan. Lantai 2 tidak dimanfaatkan dan dibiarkan kosong sehingga membuang-buang ruang yang ada. Dari segi arsitektural, kekurangan dari CV Garuda Wisnu ini terutama terlihat dari bentuk dan fasad bangunannya yang kurang menarik. Bagian depan bangunan hanya diberi aksen berupa cat warna orange seperti yang terlihat pada gambar Pada bagian interior, langit-langitnya dibuat sangat tinggi seperti yang terlihat pada gambar Penghawaan dan pencahayaan alami maupun buatan sangat kurang. Hal ini membuat pengunjung kurang nyaman dan merasa kesulitan dalam meneliti barang-barang yang dijual. Penataan rak-raknya juga kurang baik, terlalu berdekatan sehingga sulit bagi orang berpapasan, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.19 Bagian Depan CV Garuda Wisnu Gambar 2.20 Tampilan Langit-Langit 20

15 Gambar 2.21 Display Rak Peralatan Sekolah Toko Toga Mas a. Gambaran umum Toko Toga Mas merupakan sebuah toko buku dan alat tulis yang berada di Jl Jenderal Sudirman dan dibuka pada Oktober Pemiliknya adalah Drs. Swandayani. Toko Toga Mas merupakan cabang yang ke-15 dari 26 cabang yang ada di seluruh Indonesia, gedungnya sendiri ada di Malang dibuka pada Desember Sedangkan untuk di Bali Toko Toga Mas ini merupakan cabang yang kedua, yang pertama ada di Jl Hayam Wuruk. Pengunjungnya pada hari biasa berkisar antara orang perhari, sedangkan hari tertentu seperti hari-hari menjelang mulai sekolah pengunjungnya dapat mencapai 600 orang perhari. Sasaran utama dari Toko Toga Mas ini adalah kalangan mahasiswa dan umum karena untuk siswa sekolah biasa telah disediakan buku dari pihak sekolahnya yang bekerja sama langsung dengan penerbit. Toko Toga Mas juga pernah beberapa kali melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti perpustakaan daerah dan kampus-kampus (wawancara dengan Bapak Joko manajer Toko Toga Mas pada 2 Maret 2015) b. Struktur organisasi Toko Toga Mas saat ini memiliki 26 karyawan. Setiap karyawan ditempatkan pada bagiannya masing-masing. Struktur organisasi dari Toko Toga Mas ini dapat dilihat pada Gambar 2.22 berikut ini : 21

16 Store Manager (SM) Wakil SM Kabag Security Kabag Operasional Kabag Keuangan Kabag Administrasi Anggota Supervisor Anggota Anggota Anggota Gambar 2.22 Struktur Organisasi Toko Toga Mas c. Fasilitas Toko Toga Mas berdiri di atas lahan seluas 25 are. Bangunan yang digunakan merupakan bangunan berlantai 2 dan menyerupai rumah tinggal. Menurut Pak Joko selaku manajer beliau sendiri juga tidak mengetahui kapan persisnya bangunan ini berdiri. Lantai 1 digunakan sebagai tempat penjualan alat tulis dan buku sekolah dan lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan buku umum dan mahasiswa. Ruang-ruang yang ada di lantai 1 antara lain: ruang stand buku sekolah, stasionery, ruang pengelola dan gudang dijadikan satu, dan toilet yang ditempatkan di bawah tangga. Ruang-ruang yang ada di lantai 2 antara lain: stand buku umum dan mahasiswa, bale bengong, serta beranda. Denah Toko Toga Mas ini ditunjukkan oleh Gambar 2.23 dan 2.24 berikut ini : 22

17 Gambar 2.23 Denah Lantai 1 Toko Toga Mas Gambar 2.24 Denah Lantai 2 Toko Toga Mas Gambar 2.24 Tampak Depan Toko Toga Mas d. Kelebihan Toko Toga Mas Kelebihan dari Toko Toga Mas adalah manajemen organisasinya yang terstruktur dengan baik. Setiap bidang memiliki supervisor dan anggotanya masingmasing. Buku-buku yang disediakan cukup up to date. Dari segi arsitektural, kelebihan Toko Toga Mas ini adalah pemanfaatan elemen yang dapat menarik minat pengunjung, misalnya pemanfaatan kolom sebagai papan promosi seperti yang terlihat pada gambar Warna-warna yang digunakan juga warna cerah yang menarik perhatian. Hal menarik yang lain adalah pemanfaatan 23

18 anak tangga sebagai petunjuk barang apa saja yang dijual di lantai 2 seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.25 Stand Buku Sekolah Gambar 2.26 Tangga Menuju Lantai 2 Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan adalah kombinasi alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari jendela-jendela yang ukurannya cukup besar sehingga cahaya leluasa masuk. Pencahayaan buatannya menggunakan lampu yang cukup terang, seperti yang terlihat pada Gambar Penghawaan alami menggunakan ventilasi-ventilasi udara. Sedangkan penghawaan buatan menggunakan kipas angin yang diposisikan pada beberapa titik, seperti yang terlihat pada Gambar Gambar 2.27 Pencahayaan Alami dan Buatan Gambar 2.28 Penghawaan Alami dan Buatan e. Kekurangan Toko Toga Mas Kekurangan Toko Toga Mas dari segi barang yang dijual adalah kurangnya sarana pendidikan selain buku seperti alat peraga dan media pengajaran yang dijual disini. Dari segi tampilan luar bangunan tidak mencerminkan sebuah tempat penjualan sarana pendidikan karena bangunan yang digunakan merupakan bekas rumah tinggal seperti yang terlihat pada Gambar

19 Kekurangan yang paling terlihat pada Toko Toga Mas ini adalah ruang pengelola yang dijadikan satu dengan gudang buku, sehingga sirkulasi di ruang pengelola menjadi sangat padat seperti yang terlihat pada gambar Selain itu akses menuju gudang melalui pintu utama sehingga sirkulasi pengunjung menjadi terganggu. Gambar 2.29 Tampilan Depan Toko Toga Mas Gambar 2.30 R Pengelola dan Gudang Gramedia Expo (Dyandra Convention Center) a. Gambaran umum Gramedia Expo merupakan sebuah toko sarana pendidikan yang juga memiliki fungsi lain, yaitu convention center. Gramedia Expo berada di Jalan Basuki Rahmat Surabaya, pertama kali dibuka tahun Gramedia Expo dimiliki oleh Kompas Gramedia Group dan dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil. b. Fasilitas Fasilitas yang ada di Gramedia Expo ini antara lain : toko buku dan alat tulis di lantai 2, convention center di lantai 1, kafe, dapur, ballroom, dan basement yang digunakan sebagai lahan parkir 2 tingkat. Convention center di lantai 1 dibagi atas 3 ruangan yang semuanya dipisahkan oleh partisi sehingga ruangan tersebut dapat disatukan bila membutuhkan ruang yang lebih luas. Luas total dari Gramedia Expo ini adalah sekitar m 2. Di dalam gedung ini pernah dilakukan beberapa event pameran, antara lain: Festival Komputer Indonesia, Bobo Fair, dan beberapa pameran otomotif. Saat digunakan sebagai ajang pameran, layout lantai 1 biasanya berubah. Sebagai contoh layout saat Festival Komputer Indonesia ditunjukkan oleh gambar Sedangkan untuk suasana pameran yang berlangsung ditunjukkan oleh gambar 2.32 dan ballroomnya ditunjukkan oleh gambar

20 Gambar 2.31 Lay Out Lantai 1 Gramedia Expo Gambar 2.32 Suasana Pameran Gambar 2.33 Ballroom c. Kelebihan Gramedia Expo Kelebihan Gramedia Expo terutama pada aspek gedung yang multifungsi. Selain sebagai toko buku, juga berfungsi sebagai convention center. Menurut arsiteknya Ridwan Kamil, gedung ini dirancang mengikuti bentuk lipatan dan lekukan kertas karena pemilik gedung ini adalah perusahaan yang lekat dengan urusan buku & kertas. Bentuk bangunannya memang terlihat seperti lipatan-lipatan kertas dan bergaya arsitektur modern, sehingga menunjukkan fungsi bangunannya sebagai sebuah toko sarana pendidikan seperti yang terlihat pada Gambar 2.34 dan 2.35 berikut ini. 26

21 Gambar 2.34 Gramedia Expo pada Malam Hari Gambar 2.35 Gramedia Expo pada Siang Hari Akses masuk menuju gedung ini dibuat lebar karena berhubungan dengan kendaraan yang keluar masuk, terutama apabila ada kegiatan di convention center seperti pameran, kendaraan yang masuk atau keluar biasanya berukuran besar. Bagian parkir seluruhnya ditempatkan di basement yang berkapasitas 700 kendaraan sehingga ruang terbuka hijau di permukaan tanah dapat dimaksimalkan. d. Kekurangan Gramedia Expo Kekurangan Gramedia Expo Surabaya ini kurang lebih sama dengan Toko Gramedia yang ada di Bali, yaitu sarana pendidikan yang dijual masih kurang apabila dikaitkan dengan kurikulum yang saat ini berlaku. Dari segi arsitektural, Gramedia Expo memiliki kekurangan yaitu dari aspek keamanan lingkungan sekitarnya. Gedung ini tidak memiliki pagar pembatas pada bagian depan sehingga membutuhkan pengamanan ekstra bagi pengunjung Tabel Hasil Studi Banding Setelah dilakukan studi banding terhadap kedua objek tersebut, selanjutnya dibandingkan satu sama lain agar terlihat kelebihan dan kekurangan masing-masing fasilitas. Perbandingan ini ditunjukkan oleh Tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Tabel Hasil Studi Banding No Kriteria CV Garuda Wisnu 1 Klasifikasi Bangunan komersial 2 Lokasi Jl Teuku Umar 100 Toko Toga Mas Gramedia Expo Kesimpulan Bangunan komersial Bangunan komersial Gedung Penjualan merupakan tipe bangunan komersial Jl Jend Sudirman Jl Basuki Rahmat Lokasi yang dipakai adalah kawasan yang berada di pusat kota 27

22 Tabel 2.3 Lanjutan 3 Fungsi Tempat menjual berbagai sarana pendidikan 4 Fasilitas sehubungan dengan proyek Ruang display buku umum dan sekolah Ruang display alat peraga (model kerangka manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka) Stasionery Gudang barang Ruang pengelola 5 Eksterior Menyerupai gudang yang di depannya dicat orange pada bagian atas 6 Interior Langitlangitnya tinggi, plafondnya berwarna putih Dindingnya dicat putih, Tempat menjual berbagai sarana pendidikan Ruang display buku umum dan sekolah Stasionery Gudang barang Bale bengong/tempat istirahat Ruang pengelola Menyerupai rumah tinggal lantai berlantai 2 Langitnyalangitnya dicat putih, dan diberi variasi berupa lis. Di lantai 2 pada salah satu sisi ruang menggunakan Tempat menjual berbagai sarana pendidikan dan convention center Ruang display buku umum dan sekolah Stasionery Gudang barang Ruang serba guna (convention center) Ballroom Café Dapur Basement Merupakan bangunan bergaya Arsitektur Modern dengan fasad yang ekspresif, mengambil pendekatan bentuk lipatan kertas Pada convention center dan ballroom di lantai 1 merupakan ruang-ruang yang benarbenar bebas Fungsinya selain untuk menjual sarana pendidikan juga dapat digunakan sebagai fungsi lain, misalnya convention centre Ruang-ruang yang idealnya ada antara lain: Ruang display buku umum dan sekolah, ruang display alat peraga, stasionery, gudang barang, dan ruuang pengelola. Dapat pula ditambahkan fungsi lain seperti ruang serba guna, cafeteria, dapur, dan ballroom Rata-rata terlihat biasa saja, namun baiknya direncanakan bentuk eksterior yang dapat mencerminkan sebuah fungsi gedung pendidikan Bagian interior merupakan ruang dengan bentang lebar, dan finishingnya dibuat lembut 28

23 Tabel 2.3 Lanjutan namun minim bukaan Lantainya seluruhnya menggunakan keramik warna putih langit-langit ekspos Dindingnya dicat putih, dan beberapa bagian dicat merah. Kolom-kolom dicat hijau dan ditempeli poster iklan Lantainya menggunakan keramik warna putih, tangganya menggunakan kayu kolom Lantai di toko bukunya (lantai 2) menggunakan keramik Dindingnya dicat putih Beberapa bagian ada yang menggunakan plafond dan bagian lain ada yang diekspos dan dicat putih agar pengunjung merasa nyaman dalam berbelanja Dari Tabel 2.3 tersebut terlihat bahwa dari segi kelengkapan fasilitasnya, CV Garuda Wisnu lebih lengkap dibandingkan Toko Toga Mas dan Gramedia Expo. Sedangkan dari segi penataan interior bagian toko sarana pendidikannya Toko Toga Mas lebih menarik. Dari segi eksterior yang mencerminkan sebuah tempat penjualan sarana pendidikan adalah Gramedia Expo. Berdasarkan ketiga objek yang dijadikan studi banding, maka diambil kesimpulan bahwa fasilitas yang diperlukan dalam sebuah Gedung Penjualan Sarana Pendidikan antara lain: ruang display alat pelajaran, ruang display alat peraga, ruang display media pengajaran, stationary, ruang baca, gudang penyimpanan, perawatan dan perbaikan produk, ruang pengelola, ruang serbaguna, cafeteria. 2.3 Spesifikasi Umum Gedung Penjualan Sarana Pendidikan Pengertian Gedung Penjualan Sarana Pendidikan adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat jual beli alat yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran pendidikan formal mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi serta kalangan umum seperti yang dijelaskan dalam latar belakang pada BAB I. Sarana pendidikan yang dijual dalam fasilitas ini adalah sarana pendidikan yang dibutuhkan dan dapat dimiliki secara perorangan. Misalnya buku-buku, alat peraga, dan alat tulis. Furniture seperti meja dan kursi tidak dijual disini Fungsi Fungsi utama dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah sebagai tempat untuk menjual dan membeli berbagai sarana pendidikan yang diperlukan. 29

24 Agar fungsi utama dapat berjalan optimal maka diperlukan fungsi pelengkap. Fungsi pelengkap ini antara lain: pengelolaan barang yang keluar masuk, pengelolaan administrasi, keuangan, dan operasional, serta fungsi servis. Untuk mendukung fungsi utama dan pelengkap serta memberi nilai tambah bagi Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini maka ditambahkan beberapa fungsi pendukung antara lain menambah wawasan dan pengetahuan pengunjung, memberi dan menyediakan hiburan yang bersifat edukatif, serta dapat menjamin keselamatan pengunjung ketika berada di Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini Tujuan Tujuan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah mampu menjual dan menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat dari jenjang SD hingga SMA serta Perguruan Tinggi dan umum. Masyarakat nantinya diharapkan dapat dengan mudah menemukan segala sesuatu yang dibutuhkan. Selain itu, Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini juga diharapkan dapat menarik minat pengunjung baik dari segi arsitekturalnya maupun kegiatan yang diadakan di dalamnya sehingga tidak menjadi seperti fasilitas-fasilitas yang telah ada sebelumnya Kegiatan Kegiatan atau aktivitas yang ada dalam Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini ditentukan berdasarkan fungsi dan tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kegiatan utama adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan tujuan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan. Berdasarkan fungsi dan tujuan, yang termasuk ke dalam kegiatan utama yaitu kegiatan menjual dan membeli sarana pendidikan, baik itu alat pelajaran, media pengajaran, maupun alat peraga. Kegiatan pelengkap adalah kegiatan yang menjaga kegiatan utama dapat berjalan optimal. Kegiatan pelengkap yang ada antara lain: bongkar muat barang, mendata barang masuk dan keluar, memperbaiki barang apabila ada barang yang sedikit rusak, menyimpan barang yang belum waktunya dipajang, merawat barang yang dismpan, memberi label harga, serta mengemas barang yang akan dipajang, mengelola urusan administrasi, keuangan, dan operasional, serta merawat dan membersihkan gedung, istirahat, buang air, dan memarkiran kendaraan. 30

25 Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang memberi nilai tambah bagi keberadaan fasilitas ini. Kegiatan pendukung yang diwadahi antara lain mengadakan kegiatan seminar, pameran, perlombaan, dan kegiatan lain yang melibatkan pengunjung secara langsung. Selain itu juga ada kegiatan membaca buku yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta kegiatan mencari informasi di internet melalui jaringan wifi, menyediakan hiburan yang edukatif yaitu kegiatan bermain dengan media interaktif karena target pengunjungnya adalah siswa sekolah yang ingin tahu dan suka bermain. Untuk menjamin keselamatan para pengunjung maka ada kegiatan menjaga keamanan Fasilitas Berdasarkan jenis kegiatan yang telah ditentukan maka didapatkan jenis fasilitas apa saja yang diperlukan yaitu: a) Fasilitas yang mewadahi kegiatan utama b) Fasilitas yang mewadahi kegiatan pelengkap c) Fasilitas yang mewadahi kegiatan pendukung Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah swasta. Waktu operasional dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini adalah setiap hari, termasuk hari libur kecuali hari raya Nyepi. Jam bukanya mulai pk sampai pk Karena jam operasional yang cukup lama, maka perlu diberlakukan sistem shift. Sistem shift yang ada sebanyak 2 shift. Sistem pengelolaan sarana pendidikan yang dijual dilakukan melalui beberapa proses, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.35 berikut ini: Barang datang Disortir Purchasing Pemajangan (display) Diperbaiki Penyimpanan Gambar 2.35 Proses Pengelolan Barang yang Dijual Pada setiap proses yang dilakukan pada Gambar 2.35 dilakukan pencatatan agar administrasinya menjadi jelas karena berpengaruh besar terhadap untung rugi dari Gedung Penjualan Sarana Pendidikan ini. 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan

Lebih terperinci

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kata atmosphere, berasal dari bahasa Inggris yang berarti suasana. Secara umum, pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anakanak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011),

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL JURNAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda OLEH

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan konsep High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan yang mengedepankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

5.1 Konsep macam dan besaran ruang BABV KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep macam dan besaran ruang a Kegiatan perkantoran Tabel 5.1 Kegiatan perkantoran No JENIS RUANG MODUL JUMLAH BESARAN (m2) TOTAL 1 Ruang direktur 4,5x5 1 22,5 m2 22,5 m2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol.1,No. 1, (2012) 1-8 1 Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya Merliana Tjondro dan Christine Wonoseputro, S.T.,MASD Jurusan Teknik Arsitektur,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK ABSTRAK Clara Meirista Email: Clarameirista@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan masalah... 4 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Kewirausahaan II Modul ke: Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST.,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning Handrail diperlukan di kedua sisi tangga dan harus ditancapkan kuat ke dinding dengan ketinggian 84.64 cm. 6. Pintu Ruangan Pintu ruang harus menggunakan panel kaca yang tingginya disesuaikan dengan siswa,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan rajin berlatih yang sering diartikan sebagai berolahraga.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN LOKASI: Jl. Mayjend. Sungkono KONSEP: MELINGKAR Pattern merupakan salah satu unsur estetika yang sering hadir pada arsitektur Timur Tengah. Lingkaran merupakan salah satu dari beberapa jenis bentuk pattern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak tahun 2013, depok mencanangkan dirinya sebagai kota layak anak (kla). Kota layak anak adalah sebuah kebijakan yang selalu mengutamakan hak-hak anak dalam segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL / N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL I m Perpustakaan mempunyai cakupan pengguna terbatas pada anak dengan tingkatan usia 5-15 tahun atau anak dengan tingkat pendidikan antara TK - SMP, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 6 EVALUASI RANCANGAN Berdasarkan evaluasi akhir terdapat beberapa hal yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan kualitas pada rancangan Sriwijaya Archaeology Museum. Selain itu penambahan pada desain

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI am_nien@yahoo.co.id irnien.wordpress.com fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG

PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG Available online through http://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul Penerapan Material Finishing Interior Kafé Di Tembalang, Semarang PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecantikan adalah: anggapan untuk suatu objek yang molek dan lainnya tampak serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) Kecantikan juga mulai menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL, GAMBAR, DAN DIAGRAM vii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan dan Sasaran 1 1.3. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

CAD LANJUTAN MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI

CAD LANJUTAN MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI CAD LANJUTAN MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI DOSEN: - HERU SUBIYANTORO, ST. Penyusun : Yan ardi anugrah (0851010056) Satrio budi (0851010081) Chris Andistya (0851010086) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan, Pelajar, dan Masyarakat Perpustakaan merupakan suatu tempat yang mempunyai fungsi mengumpulkan, menyimpan,dan memelihara koleksi pustaka apapun

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII

TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII Alur Pemikiran Desain (1) TRIANGGULASI DATA DATA LAP OBYEK LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH & BATASAN MASALAH TUJUAN & SASARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada

Lebih terperinci

PUSAT DIKLAT MOBIL NASIONAL ESEMKA DI KLATEN

PUSAT DIKLAT MOBIL NASIONAL ESEMKA DI KLATEN PUBLIKASI ILMIAH PUSAT DIKLAT MOBIL NASIONAL ESEMKA DI KLATEN Diajukan sebagai pelengkap dan syarat guna mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur UMS Lilik Tri Wibowo D 300 080 002 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA A. Konsep Dasar Perencanaan Besaran ruang merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan besar ruang gerak dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci