Collaborative Learning

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Collaborative Learning"

Transkripsi

1 Collaborative Learning

2 Tujuan Setelah mempelajari slide-slide ini, Anda diharapkan dapat: Menjelaskan pengertian dan keuntungan Collaborative Learning Menjalankan proses Collabortive Learning dengan baik

3 Outline Pengertian CL Keuntungan CL Pelaksanaan CL Langkah-Langkah Pelaksanaan CL Pada Pertemuan Sebelumnya Di luar Kelas Pada Pertemuan Hari H Ilustrasi Pembentukan Kelompok CL

4 Pengertian Collaborative Learning Collaborative Learning (CL) didefinisikan oleh Roschelle & Belvend (1995) sebagai: a mutual engagement of participants in a coordinated effort to solve a problem together. Pengertian ini menunjuk beberapa hal: Keterikatan untuk Learning through doing. Keterlibatan mahasiswa untuk bekerjasama dalam membangun pengetahuan (bukan bersaing). P b h j ( ) d i Perubahan peran pengajar (guru) dari pemegang otoritas tunggal tau sumber utama informasi menjadi fasilitator dan research guide.

5 Keuntungan CL CL membantu individu untuk menemukan, membangun dan mengetahui jalan berpikirnya sendiri. Hal ini disebabkan karena keharusan setiap individu untuk melakukan berpikir kritis sehingga akan tampil berbagai macam cara (pandangan) yang berbeda antar anggota dengan anggota lain dalam mencari solusi. Situasi dalam CL memberikan suatu keadaan yang secara alami mendorong individu untuk memberikan penjelasan pada diri sendiri (self explanation) dan penjelasan pada orang lain atau mengeksternalisasikan pandangan (isi pikirannya) pada orang lain, yang terbukti dari berbagai peneltian mempunyai pengaruh yang [positif terhadap proses belajar. Memaksa individu untuk menjadi self directed learner, karena ia secara tidak langsung mengajarkan berbagai ketrampilan belajar.

6 Pelaksanaan CL Ada dua jenis grup yang harus dibentuk: FOCUS GROUP (FG) yaitu grup yang membahas sub topik tertentu HOME GROUP (HG) yaitu group yang akan membahas topik secara yaitu group yang akan membahas topik secara utuh, yaitu merangkum topik-topik yang sudah didiskusikan di FG.

7 Pelaksanaan CL Contoh: di Mata Ajar Pengantar Akuntansi yang membahas tentang PERSEDIAAN FOCUS GROUP (FG) FG 1: Membahas tentang pengertian persediaan dan metode pencatatan FG 2: Membahas tentang asumsi arus biaya FG 3: Membahas tentang penilaian persediaan Jumlah anggota dalam tiap FG tergantung dari jumlah mahasiswa dan jumlah topik yang mau dibahas. Contoh: jumlah mhs: 30, maka dengan 3 topik seperti diatas, maka 1 FG berisi 10 anggota. HOME GROUP (HG) Semua HG (HG 1-10) : Merangkum semua topik yang sudah di diskusikan di FG. Jumlah anggota dalam HG tergantung dari jumlah topik yang dibahas. Contoh dalam kasus ini, berarti anggota HG adalah 3 orang. Sedangkan jumlah HG ada 10.

8 Langkah-Langkah CL Mahasiswa membentuk FG. Tiap FG diberi tugas membahas sebuah topik FG berdiskusi untuk menentukan bahan yang akan dicari di luar kelas Semua mahasiswa mencari bahan-bahan yang diperlukan. Setiap FG harus berkumpul min 1 x diluar kelas untuk berdiskusi Pertemuan Sebelumnya Di luar kelas Pertemuan Hari H Tiap FG berkumpul untuk mematangkan diskusi, membuat kesepakatan hasil diskusi. Tiap anggota FG harus menguasai materi hasil diskusi. Masing-masing g peserta FG membentuk HG. Tiap anggota sharing topik yang sudah dibahas di FG. Mahasiswa presentasi Seluruh kelompok berunding, memikirkan tanggapan/ tambahan/ komentar terhadap presentasi Diskusi (pemberian tanggapan/ pertanyaan/ tambahan) KUIS Kesimpulan oleh dosen Mahasiswa mengisi kuisioner

9 Pada Pertemuan Sebelumnya

10 Pertemuan Sebelumnya (1) Mahasiswa membentuk Focus Group (FG) FG1 membahas tentang: 1. one time only special order 2. Product-Mix Decisions Under Capacity Constraints FG adalah kelompok yang membahas membahas subtopik tertentu. Jumlah anggota dalam tiap FG tergantung dari jumlah mahasiswa dan jumlah sub topik yang mau dibahas. Contoh: jumlah mhs: 45, maka dengan 3 sub topik seperti diatas, maka di :1. insourcing versus dalam kelas akan dibentuk 3 FG dan masing-masing FG berisi 15anggota. FG2 membahas tentang outsourcing 2. make versus buy decision FG3 membahas tentang :1.customer profability analysis 2.irrelevance of past cost and equipment replacement 3.decision & performance evaluation Bila dosen merasa jumlah anggota FG sebanyak 15 orang terlalu banyak dan menjadi tidak efektif, maka bisa dipecah menjadi 3, sehingga total FG ada 9 dan jumlah anggota tiap FG adalah 5 orang. Waktu: 5 menit

11 Pertemuan Sebelumnya (2) FG berdiskusi untuk menentukan bahan yang akan dicari diluar kelas Friends, saya akan cari tentang special order di internet, kamu di buku Hansen... Waktu: 15 menit Bahan/sumber yang harus dicari: Buku Horngren Buku Hansen Mowen Internet t Bertanya kepada asisten dosen yang dikenal dll

12 Di luar kelas

13 Di luar kelas Semua mahasiswa mencari bahan-bahan yang diperlukan (di perpustakaan, rumah, internet, dll) Friends, dari Internet saya mendapatkan beberapa kasus make or buy Tiap FG harus berdiskusi min 1x di luar kelas Ketika berdiskusi, Mahasiswa harus berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan sekelompoknya Semua anggota dalam satu kelompok harus mencapai pengetahuan yang sama Tidak boleh ada yang pintar sendirian, i juga tidak boleh ada yang blank sendirian

14 Pada Pertemuan di Hari H

15 Pada Pertemuan di Hari H (1) FG berkumpul lagi untuk mematangkan diskusi... Kita sudah sepakat ya... Ini akan kita sampaikan di homegroup nanti Setiap FG harus membuat kesepakatan hasil diskusi Setiap anggota FG harus menguasai materi hasil diskusi Pastikan semua anggota kelompok sudah menguasai materi hasil diskusi kelompok k Waktu: 10 menit

16 Pada Pertemuan di Hari H (1) Mahasiswa membentuk HG, berdiskusi di HG Dari hasil diskusi saya di focus group, special order adalah... HG adalah grup yang akan membahas topik PERSEDIAAN secara utuh Di dalam HG, setiap anggota yang berasal dari FG akan sharing topik yang yang sudah ia diskusikan di FG. Jadi di dalam Home Group akan terjadi kolaborasi pengetahuan dari setiap anggota HG. Waktu: 60 menit

17 Ilustrasi Pembentukan Home Group Asumsi Jumlah mahasiswa: 36, Jumlah subtopik: 3 Focus Group 1A Mempelajari one time only special order Mempelajari Product-Mix Decisions Under Capacity Constraints Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa A, B, C, D, E, F Focus Group 2A Mempelajari insourcing versus outsourcing Mempelajari make versus buy decision Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa G, H, I, J, K, L Focus Group 3A Mempelajari customer profability analysis Mempelajari irrelevance of past cost and equipment replacement Mempelajari decision & performance evaluation Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa M, N, O, P, Q, R Focus Group 1B Mempelajari one time only special order Mempelajari Product-Mix Decisions Under Capacity Constraints Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa S, T, U, V, W, X Focus Group 2B Mempelajari insourcing versus outsourcing Mempelajari make versus buy decision Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa Y, Z, 1, 2, 3, 4 Focus Group 3B Mempelajari customer profability analysis Mempelajari irrelevance of past cost and equipment replacement Mempelajari decision & performance evaluation Jumlah anggota: 6-7 orang Contoh: Mahasiswa 5, 6, 7, 8, 9, 10

18 Ilustrasi Pembentukan Home Group (lanjutan) Asumsi Jumlah mahasiswa: 36, Jumlah subtopik: 3 Focus Group 1A Focus Group 2A Contoh: Mahasiswa A, B, Contoh: Mahasiswa G, H, C, D, E, F I, J, K, L Focus Group 3A Contoh: Mahasiswa M, N, O, P, Q, R Home Group 1 Kolaborasi dari 6 FG Home Group 2 Kolaborasi dari 6 FG Home Group 3 Kolaborasi dari 6 FG Home Group 4 Kolaborasi dari 6 FG Home Group 5 Kolaborasi dari 6 FG Home Group 6 Kolaborasi dari 6 FG Terdiri dari Mahasiswa A, G, M, S, Y, 5 Terdiri dari Mahasiswa B, H, N, T, Z, 6 Terdiri dari Mahasiswa C, I, O, U, 1, 7 Terdiri dari Mahasiswa D, J, P, V, 2, 8 Terdiri dari Mahasiswa E, K, Q, W, 3, 9 Terdiri dari Mahasiswa F, L, R, X, 4, 10 Focus Group 1B Focus Group 2B Contoh: Mahasiswa S, T, Contoh: Mahasiswa Y, Z, U, T, U, V, V, W, W, X X 1, 2, 3, 4 Focus Group 3A Contoh: Mahasiswa 5, 6, 7, 8, 9, 10

19 Pada Pertemuan di Hari H (2) Mahasiswa (Home Group) presentasi Ini hasil diskusi kami Kelompok yang maju adalah sesuai undian, hanya 1 kelompok Kelompok yang tidak maju akan diberi kesempatan untuk menambahkan/ melengkapi materi yang belum dilengkapi oleh penyaji, atau bertanya. Waktu Presentasi: 20 menit

20 Pada Pertemuan di Hari H (2) Mahasiswa (Home Group) presentasi Ayo ayo yang aktif, bobot keaktifan di kelas 20% dari nilai akhir Waktu Presentasi: 20 menit Dosen mengingatkan bobot keaktifan ktif di kelas dalam penilaian akhir adalah 20% Penilaian keaktifan mahasiswa dilakukan k secara kelompok, k agar: Seluruh mahasiswa mendapat nilai keaktifan, mengingat waktu yang terbatas Mahasiswa dapat melatih softskill: sharing & communication skill. Setiap anggota kelompok akan terpaksa aktif mengajari temannya dan belajar dari teman

21 Pada Pertemuan di Hari H (3) Setiap kelompok berunding, memikirkan tanggapan/tambahan/pertanyaan atas presentasi Waktu: 5 menit

22 Pada Pertemuan di Hari H (4) Diskusi kelas Kelompok kami memiliki pandangan yang berbeda dengan Anda... Kami Pertanyaan/ tanggapan/ sepakat Kami tambahan harus berasal dari kelompok, bukan individu dengan kelompok 2, dan akan menambah... menangka p kaitan pendapat kelompok 1 dengan,,, Dosen dapat menunjuk seseorang untuk menjadi juru bicara kelompok secara acak, sehingga setiap anggota kelompok harus siap Pertanyaan dapat diajukan ke semua kelompok; kelompok yang tidak presentasi diberi i kesempatan menjawab Waktu: 30 menit

23 Pada Pertemuan di Hari H (5) Kesimpulan oleh dosen Dari proses yang telah kita lewati, kita mendapatkan... Selain kesimpulan, dosen memberikan tanggapan atas pendapat kelompok dan jalannya proses PBL Waktu: 15 menit

24 Pada Pertemuan di Hari H (6) Mahasiswa Mengerjakan Kuis Kuis pilihan ganda digunakan untuk mengevaluasi proses belajar mahasiswa dengan metode CL Mahasiswa ditunggu oleh asisten dosen yang bertugas. Fasilitator boleh meninggalkan ruangan/tidak Waktu: 20 menit

25 Pada Pertemuan di Hari H (7) Mahasiswa Mengisi Kuisioner Ehm... dengan CL aku jadi belajar serius nih...! Kuisioner digunakan untuk menilai proses belajar dengan CL Fasilitator dapat meninggalkan ruangan nih! p Waktu: 10 menit

26 Selamat Anda telah mempelajari tentang t CL Dengan CL, semoga Anda dapat menguasai pengetahuan dengan lebih mendalam dan lebih luas, serta meningkatkan softskill

ABSTRAK. Kata kunci: Biaya Relevan, Laba Diferensial. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Biaya Relevan, Laba Diferensial. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semenjak Republik Rakyat Cina mengembangkan industrinya secara pesat, banyak negara yang kewalahan dengan banyaknya produk yang sangat murah dari negara tersebut. Produk Cina yang murah tidak hanya

Lebih terperinci

MATRIKS KEGIATAN MPKT-B: COLLABORATIVE LEARNING (CL)

MATRIKS KEGIATAN MPKT-B: COLLABORATIVE LEARNING (CL) Pekan ke-1: Pendahuluan 1. Rancangan instruksi pembelajaran MPKT B 2. LTM: Peta konsep 15 Penjelasan Umum MPKT-B 15 Metode CL, borang-borang, dan tugas-tugasnya. 15 Metode PBL, borang-borang, dan tugas-tugasnya.

Lebih terperinci

Mengapa Problem Based Learning?

Mengapa Problem Based Learning? Mengapa Problem Based Learning? Tujuan Setelah mempelajari slide-slide ini, Anda diharapkan: Dapat menjelaskan mengapa kita perlu beralih dari metode pembelajaran pasif ke metode pembelajaran aktif Dapat

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Definisi/Konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

Instruksi PBL, ICT for D, BORANG, dan TUGAS-TUGASNYA. Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Instruksi PBL, ICT for D, BORANG, dan TUGAS-TUGASNYA. Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia Instruksi PBL, ICT for D, BORANG, dan TUGAS-TUGASNYA TEORI PBL Langkah Problem Based Learning (Branda 1986) 1. Klarifikasi dan definisi masalah 2. Analisis masalah 3. Menyusun hipotesis atau penjelasan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : 2 Februari 2014 Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Psikologi Klinis Kode Mata Kuliah : PSI-306 Jumlah SKS : 3

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Waktu kuliah : Waktu Konsultasi: 2 sks

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KUALITATIF PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KUALITATIF PROGRAM STUDI PSIKOLOGI Tgl Berlaku : 2012 Issue/Revisi : 1/1 Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Metode Kualitatif (Prasyarat : Wawancara) Kode Mata Kuliah : PSI-308 Jumlah SKS : 3 Unit Aktivitas : 2 Unit Kelas dan 1 Unit Lapangan

Lebih terperinci

MATRIKS KEGIATAN MPKT B, Pekan ke-9 sampai Pekan ke-15 PBL 1, PBL 2 dan UTS

MATRIKS KEGIATAN MPKT B, Pekan ke-9 sampai Pekan ke-15 PBL 1, PBL 2 dan UTS ke-9: MATRIKS KEGIATAN MPKT B, ke-9 sampai ke-15 PBL 1, PBL 2 dan UTS & Tatap Muka, Metode, & Pembagian Bentuk Kegiatan Forum Online Assignment Online Mandiri Baca 9 Ke-17: PBL 1-1 Pemicu 1:... Ke-18:

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem-Based Learning (PBL) 2.1.1 Definisi Problem-Based Learning (PBL) Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia kerja

Lebih terperinci

MEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN

MEMILIH METODE/BENTUK/MODEL PEMBELAJARAN Modul 6 MEMILIH METODE/BENTUK/ PEMAN KEMAMPUAN YANG HARUS DICAPAI CERAMAH SEMINAR / DISKUSI METODE/ PEMAN PRAKTIKUM PROBLEM BASE LEARNING PROJECT BASE LEARNING COLLABORATIVE LEARNING SIMULASI. Kemampuan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu

Lebih terperinci

Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL)

Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL) Matriks Kegiatan MPKT-B: Problem Based Learning (PBL) Pekan ke-9: PBL-1 PBL-1: 1. Sistem kerja alam tempat kita tinggal 2. Tanggung jawab kita 20 a) Dosen menjelaskan terlebih dahulu Tahapan PBL yang akan

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KONTRAK PERKULIAHAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Kode & Nama Mata Kuliah: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Jumlah sks: Fasilitator: Kontak: Pdt. Sundoyo, S.Si, MBA. 081578057600.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pembangunan dan Perubahan Sosial Kode Mata Kuliah : PSI-311 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 300 menit SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Kompetensi Dasar : 1. Penguasaan Teori-Teori Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru mempunyai peranan penting dalam pendidikan di sekolah. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat komplek, tidak terbatas hanya dalam proses

Lebih terperinci

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun 1970-an. Model Problem Based Learning berfokus pada penyajian suatu permasalahan

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Metode Kuantitatif Kode Mata Kuliah : PSI-205 Jumlah SKS : 3 Unit Aktivitas : 2 Unit Kelas dan 1 Unit Lapangan Durasi Kelas / Lapangan : 100 menit / 200 menit

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk meningkatkan respon positif siswa terhadap materi prisma dan limas

Lebih terperinci

Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma

Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa Bertalya Universitas Gunadarma TIM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) BATCH 3 Universitas Gunadarma (2010 2012) Ketua Pelaksana : Dr. Asep Djuarna..

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikn : SD N Percobaan 2 Kelas/ Semester : III/ I Mata Pelajaran Alokasi Waktu : IPA : 2 x 35 menit A. Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sedang berkembang dengan cepat, hal ini diikuti dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 82 juta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL MATERI 4 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) Susbstansi: 1. TCL vs SCL 2. Ragam Pembelajaran SCL 3. Kemampuan yg diperoleh Mhs menurut model 4. Apa yg hrs dilakukan oleh: a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Student Center Learning (SCL) a. Pengertian Metode pembelajaran student center learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang memfokuskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa kerjasama tidak

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Stephani Yane 1, Amalia Pratami 2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

Team Teaching? Afid Burhanuddin 1

Team Teaching? Afid Burhanuddin 1 Team Teaching Team Teaching? Afid Burhanuddin 1 Mengapa Team Teaching diperlukan? 1. guru dapat memikirkan suatu perubahan/perbaikan dalam pembelajaran dibandingkan dengan mengajar sendirian secara terisolasi.

Lebih terperinci

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL)

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL) PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL) 1. Tugas Dasar Tutor dalam Diskusi Kelompok a. Mendorong partisipasi aktif setiap anggota diskusi kelompok. b. Membantu ketua kelompok dalam

Lebih terperinci

Tips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist

Tips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist Tips Mengikuti Sertifikasi Microsoft Office Specialist page 1 / 5 page 2 / 5 Sejak diadakan di Institut Pertanian Bogor sejak dua tahun lalu, peluang lulus dari sertifikasi Microsoft Office Specialist

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PKn RINGKASAN SKRIPSI Oleh : ENDAH KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE 5E LEARNING CYCLE DISERTAI TEKNIK PICK UP CARDS GAME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X MIA SMAN 2 JOMBANG Endyana Gandari Putri, Sumarjono, Dwi Haryoto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS. Dyah Pramesthi Isyana Ardyati

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS. Dyah Pramesthi Isyana Ardyati Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wina Novitasari 1), Suherman 2), Mirna 3) 1 ) FMIPA UNP : email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen semu. Penelitian ini dikatakan eksperimen semu karena peneliti tidak mengontrol semua variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman karena adanya interaksi antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari kajian tentang struktur, komposisi, sifat, dan perubahan materi serta

Lebih terperinci

Model pembelajaran dengan pendekatan SCL

Model pembelajaran dengan pendekatan SCL Modul 6 Model pembelajaran dengan pendekatan SCL 1. Small Group Discussion 2. Role-Play & Simulation 3. Case Study 4. Discovery (DL) 5. Self-Directed (SDL) 6. Cooperative (CL) 7. Collaborative (CbL) 8.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia bisnis yang tengah terjadi sekarang ini memaksa setiap pelakunya untuk terus bebenah diri agar dapat bertahan dalam persaingan dunia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 08 D 2 x 30 menit RPP Garis bilangan Agustus a

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 08 D 2 x 30 menit RPP Garis bilangan Agustus a 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi dan pelaksanaan pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 08 Agustus 2014. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Matematis Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dimana individu atau beberapa orang atau kelompok menciptakan dan menggunakan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru. mengajarkan pemecahan masalah ( problem solving) tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru. mengajarkan pemecahan masalah ( problem solving) tidak hanya untuk 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Guru memandang siswa adalah individu yang terus berkembang menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru selalu memberi tantangan dengan menyodorkan

Lebih terperinci

Panduan & Skenario Guru

Panduan & Skenario Guru Panduan & Skenario Guru adalah sebuah tutorial berbentuk e-book yang berfungsi untuk membantu guru memahami penggunaan E-Modul agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. E-book ini akan mengulas seputar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode Menurut Hamdani (2010 : 80) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaiakan pelajaran kepada siswa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

PERTEMUAN I. Kode Mata Kuliah Semester. 4 (empat) SKS. 2 (dua) Prodi/Fakultas. S1 Informatika / F.T

PERTEMUAN I. Kode Mata Kuliah Semester. 4 (empat) SKS. 2 (dua) Prodi/Fakultas. S1 Informatika / F.T PERTEMUAN I Kode Mata Kuliah 6715320445 Semester 4 (empat) SKS 2 (dua) Prodi/Fakultas S1 Informatika / F.T Capaian Pembelajaran Mata Kuliah : Setelah mengikuti proses pembelajaran mata kuliah E-learning

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Demikian

Lebih terperinci

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo

Arsini Dosen Jurusan Tadris Fisika FITK IAIN Walisongo Penerapan Problem Based Learning... PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF BERBANTUAN MODUL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PERKULIAHAN

Lebih terperinci

Materi Computer Mediated Learning Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING

Materi Computer Mediated Learning Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING Untuk kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 1 Daftar Isi A. SEKILAS TENTANG MODUL MATERI CML OBM... 4 B. PENGANTAR COMPUTER MEDIATED LEARNING UNIVERSITAS INDONESIA...

Lebih terperinci

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb METODE METODE PEMBELAJARAN OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb SUB POKOK BAHASAN CERAMAH ILLUSTRATIF SMALL GROUP DISCUSSION DISKUSI PANEL STUDI KASUS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISCOVERY LEARNING (DL)

Lebih terperinci

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF 1 TUJUAN Pada akhir sesi, peserta diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi kegiatan belajar/tugas yang cocok dengan kerja kelompok 2. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan belajar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini berisi tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan serta teori-teori yang relevan dengan pembuatan disain dari sistem pembelajaran kolaboratif berbasis knowledge-construction.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN Mata kuliah : Agama 1 Kode : UNIS 14104 Prodi : Semua Prodi SKS : 2 KOMPETENSI : Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian al qur an dan hadits, garis besar kandungan al Qur

Lebih terperinci

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam meningkatkan kompetensi mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 Oleh : Islamiyatun

Lebih terperinci

Evaluasi. Metoda Evaluasi

Evaluasi. Metoda Evaluasi JADWAL AKTIVITAS Matrik kegiatan merupakan jadwal aktivitas pembelajaran setiap minggu disesuaikan dengan beban studi tiap mata kuliah. Besaran kredit untuk mata kuliah ini adalah 2 sks AIK III : 2 SKS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI LANJUT

SISTEM OPERASI LANJUT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) SISTEM OPERASI LANJUT PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) PSG Rayon 15 Malang 2008

MODEL PEMBELAJARAN. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) PSG Rayon 15 Malang 2008 MODEL PEMBELAJARAN Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) PSG Rayon 15 Malang 2008 TEORI BELAJAR DASAR MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK/STRATEGI KEGIATAN KELAS Teori Belajar Behaviourism Cognitivism Constructivism

Lebih terperinci

Fitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah

Fitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah EFEKTIFITAS PROBLEM BASE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF LEARNING UNTUK MEMAHAMKAN OPERASI ALJABAR BAGI SISWA SMP N 3 BUNGURAN TIMUR, NATUNA, KEPULAUAN RIAU KELAS VIII SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

mengungkapkan kembali materi yang diperoleh.

mengungkapkan kembali materi yang diperoleh. 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pemahaman Konsep Menurut Wardhani (2008), pemahaman konsep matematika adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,

Lebih terperinci

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Nama Institusi Tugas : Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana Selasa, 5 Juli 2011 Kegiatan : Pertemuan di BAA dengan dr. Gilang Yubiliana Pertemuan dengan dr.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II Fenny Trisnawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau E-mail : fenny_tr@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata kuliah Anatomi dan Fisiologi merupakan ilmu utama yang penting dan mendasar bagi calon perawat dalam pemahaman patofisiologi, penilaian klinis, dan prosedur keperawatan.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) SISTEM OPERASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) SISTEM OPERASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) SISTEM OPERASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Psikologi Abnormal Kode Mata Kuliah : PSI-302 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 150 menit Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian, sejarah, dan paradigm perilaku

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG LESSON STUDY

SEKILAS TENTANG LESSON STUDY SEKILAS TENTANG LESSON STUDY Makalah disampaikan pada: Diklat Peningkatan Kualitas Guru MAN Bidang Studi Matematika se Propinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 12 Desember 2006 Oleh Djamilah Bondan Widjajanti,

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD Penulis: Wara Winartiningsih LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I.YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads

Lebih terperinci

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING PERUBAHAN PEMBELAJARAN DARI TEACHER CENTERED LEARNING MENJADI STUDENT CENTERED LEARNING MENGAPA HARUS MELAKUKAN PERUBAHAN PEMBELAJARAN? APAKAH DENGAN SISTIM PEMBELAJARAN YANG BIASA DILAKUKAN SUDAH DIANGGAP

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 118 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Identitas Nama Sekolah : MIN Gadur Koto Tinggi Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Topik : Keramahtamahan Bangsa Indonesia Kelas / Semester

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013

Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013 Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013 A. Pendekatan Scientific (Scientific Approach) B. Model dan Skenario Pembelajaran No Model Pembelajaran Skenario Durasi Waktu A PENGANTAR

Lebih terperinci

KKKF33108 KOMPUTER DAN MASYARAKAT

KKKF33108 KOMPUTER DAN MASYARAKAT RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF33108 KOMPUTER DAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang semakin maju menuntut lembaga pendidikan formal

Lebih terperinci