III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan diantaranya N2 cair, alkohol 70 %, yodium tinkture, kapas dan tissue.
|
|
- Agus Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan 10 sampel darah sapi Pasundan bahan yang digunakan diantaranya N2 cair, alkohol 70 %, yodium tinkture, kapas dan tissue. Bahan untuk pemurnian albumin yaitu aquabides, natrium sulfat 11,25 %, natrium sulfat 30 %, natrium sulfat 22,5 % dan bahan elektroforesis (PAGE) yaitu IA 7,8 akrilamide, 0,2 gr bis, 4 ml gliserol, aquabides sampai 20 ml, IB 2,772 gr tris amino metan, 0,005 gr ammonium persulfat, IID 2,5 µl TEMED, 1,5 gr tris amino metan, 7,2 gr glisin, 1,64 gr tris amino metan, HClsampai 25 ml (ph 6,8), 40 ml gliserol, 20 ml bromophenol blue 0,01 %, 120 ml aquabides, 30 ml methanol, 10,5 acetic acid glacial, 3,75 ml commasie brilliant blue R-25 0,1 %, 125 ml methanol dan 50 ml acetic acid gel Alat Penelitian Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel darah adalah spuit 10 ml, ice box/cooling box. Pemurnian abumin menggunakan tabung ependrof untuk penyimpanan serum, tabung kronis, timbangan analitik (ketelitian 0,001 gram), becker glass, pengaduk, botol penampung 1 liter, incubator, penangas air, sentrifugator 3000 rpm, kertas saring, tabung reaksi, cooling box dan alat elektroforesis poliakrilamida sistem vertical (Mini-Protean II,Bio-Rad) terdiri dari power supply 40 ma, runner, kaca penjepit, sisir tempat membuat sumur gel,
2 16 mikropipet, eppendorft, tabung reaksi, penangas air, inkubator, becker glass dan jangka sorong Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksploratif yang disajikan secara deskriptif, untuk menggali dan mengetahui pola pita protein albumin yang diidentifikasi melalui darah sapi Pasundan sebanyak 10 ekor untuk mengetahui pola pita protein albumin darah menggunakan polyacrylamide gel electrophoresis (PAGE) Penentuan Sampel Sapi Ternak Jumlah sampel darah yang diambil dari 10 ekor sapi Pasundan, mengingat jumlah populasi yang belum diketahui di area penelitian. Penentuan wilayah penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu di wilayah Village Breeding Center (VBC) Dusun Sukasari Jalan Cikamurang Desa Cikawung Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu Jawa Barat yang memiliki populasi sapi Pasundan yang banyak. Pemilihan sampel ternak menggunakan simple random sampling. Kriteria inklusif sampel ternak adalah : Ternak dalam keadaan sehat dan tidak cacat, hal ini ditentukan karena berkaitan dengan pengambilan darah Ternak terpilih merupakan sapi Pasundan sesuai dengan rumpun yang telah ditetapkan menteri pertanian berdasarkan SK No. 1051/kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi Pasundan.
3 17 Sedangkan kriteria eksklusif sampel ternak adalah sapi ternak pada saat diambil sampel darahnya tiba-tiba sakit, dan pemilik ternak tidak mengijinkan ternaknya diambil sampel Teknik Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah dilakukan dari pembuluh darah balik bagian ekor, masing-masing sampel ternak diambil sebanyak 5-10 ml dengan menggunakan spuit 10 ml. Kemudian diambil bagian serum darahnya dengan cara sentrifugasi Penetapan Albumin Darah Girindra (1989), menjelaskan bahwa albumin darah mempunyai sifat larut dalam garam. Oleh karena itu penetapan protein serum untuk analisis albumin darah menggunakan metode fenol-ciocalteu, yaitu dengan pengendapan fibrinogen melalui pencucian natrium sulfat untuk mendapatkan albumin. Berikut merupakan penjelasan metode fenol-ciocalteu sebagai berikut : Tahap persiapan alat dan bahan : Siapkan penangas air dengan suhu 37o C, nyalakan terlebih dahulu selama 15 menit agar suhu tetap. Siapkan incubator dengan suhu 37o C. Masukan dalam incubator 2 buah tabung konis 15 ml, 4 buah tabung reaksi, Na2SO4 dengan konsentrasi 30%, 22,5%, dan 11,25 semua bahan tadi selalu dimasukan kedalam incubator agar tidak mengalami supernaturasi (penggumpalan). Pengendapan fibrinogen : Masukan 1 ml serum darah kedalam tabung konis.
4 18 Tambahkan larutan Na2SO4 11,25% sebanyak 0,75 ml. Sentrafigusi bahan tersebut selama 20 menit dengan 1500 rpm. Fibrinogen akan terendap, kemudian pisahkan dan ambil 0,75 ml bagian cairan tanpa fibrinogen taruh pada tabung konis. Pemisahan globulin : Siapkan cairan 0,75 ml cairan tanpa fibrinogen tadi. Tambahkan larutan aquabides dan Na2SO4 30% masing masing sebanyak 0,75 ml. Larutan yang sudah dicampur tadi dihomogenkan dengan cara membolakbalik tabung reaksinya. Panaskan larutan yang sudah homogen pada penangas air dengan suhu 37o C selama 10 menit. Sentrifugasi larutan, setelah selesai ambil cairan bagian atas pada tabung konis sehingga terpisah presipitatnya. Pemisahan larutan albumin: Siapkan cairan yang terpisah presipitatnya sebanyak 2 ml dan tambahkan 3 ml larutan Na2SO4 30%, setelah tercampur homogenkan. Panaskan larutan tersebut selama 15 menit dengan penangas air. Saring dengan menggunakan kertas saring satu sampel 3 kali penyaringan. Setelah penyaringan terakhir larutan albumin atau Bovine Serum Albumin (BSA) didapatkan dan siap digunakan untuk proses elektroforesis Elektroforesis Harris, (1994) menjelaskan bahwa analisis protein albumin darah dilakukan dengan metode elektroforesis menggunakan SDS (sodium dedosil
5 19 sulfate) poliakrilamid gel. Lebih lanjut pemisahan pertama dilakukan pada diskus panjang akrilamid. Kemudian keseluruhan diskus yang mengandung polipeptida yang terpisah sesuai dengan titik isoelektriknya digunakan sebagai selipan pada lempeng tipis gel akrilamid yang mengandung SDS, dan selanjutnya dielektroforesis. Prosedur elektroforesis diantaranya : a. Preparasi sampel 1. Sampel dipekatkan atau dilakukan freeze dry hingga kering, kemudian dilarutkan (1:1, jika cair) dalam sampel buffer/loading buffer. 2. Sampel yang sudah larut kemudian dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit. Sampel siap untuk digunakan. b. Penyusunan alat pencetak gel 1. Disiapkan slot pencetak gel pada posisi horizontal. 2. Disisipkan plat kaca yang berukuran lebih besar ke dalam celah antara kedua slot pencetak gel. 3. Diantara slot pencetak gel dan kaca tersebut, terhadap kedua bagian sisi celah, disisipkan spacer/ pembatas tepi gel. 4. Kemudian, diatas spacer tersebut, disisipkan plat kaca yang berukuran lebih kecil. 5. Slot pencetak kemudian diletakkan ke posisi vertikal, kemudian ke dalam celah yang terbentuk diantara kedua plat kaca disisipkan kartu pencetak untuk memastikan bahwa kedua spacer di kedua sisi celah berdiri vertikal. 6. Susunan slot pencetak gel dan plat kaca kemudian dikencangkan dengan mengencangkan great yang berada di bagian belakang slot pencetak.
6 20 Perlu diperhatikan bahwa tekanan di semua sisi harus merata dan tidak terlalu kencang, karena dapat menyebabkan plat kaca menjadi pecah. 7. Setelah susunan slot pencetak tersebut kompak, keluarkan kartu pencetak dari celah antara kedua kaca tersebut, membentuk sumur untuk tempat gel dicetak. c. Preparasi gel 1. Buat larutan running buffer, yaitu buffer Tris HCl 1,5 M ph 8,8 (18,19 g Tris dalam aquades, adjust ph dengan HCl 1 N, adjust volume sampai dengan 100 ml dengan aquades). 2. Buat larutan stacking buffer; yaitu buffer Tris HCl 0,5 M ph 6,8 (6 g Tris dalam aquades, adjust ph dengan HCl 1 N, adjust volume sampai dengan 100 ml dengan aquades). 3. Buat larutan amonium persulfat 10% b/v. 4. Buat larutan 10% SDS (sodium dodesil sulfat). 5. Buat larutan 30% akrilamid/bis akrilamid (campuran 29,2 g akrilamid dan 0,8 g N,N -bis akrilamid dalam 100 ml aquades). 6. Dicampurkan larutan diatas (kecuali amonium persulfat). 7. Ditambahkan amonium persulfat ke separating gel (sesuai dengan prosentase gel yang diinginkan) kemudian aduk dan segera tuangkan ke dalam pencetak gel. Untuk membentuk sisi permukaan yang rata, dapat dituangkan sedikit isoamil alkohol ke atas separating gel dalam pencetak gel. Setelah separating gel memadat, larutan isoamil alkohol kemudian dikeluarkan dari dalam pencetak gel dengan tisu atau dengan membalikkan pencetak gel. Bilas gel yang sudah padat dalam pencetak gel dengan aquades dengan hati-hati, keringkan dengan tisu atau kertas saring.
7 21 8. Ditambahkan amonium persulfat ke stacking gel (sesuai dengan prosentase yang diinginkan) kemudian aduk dan tuangkan segera ke dalam pencetak gel, di atas lapisan separating gel yang sudah memadat. Kemudian segera Disisipkan sisir pencetak sumur ke dalam larutan stacking gel yang sedang memadat. Jarak bagian dasar sumur dengan lapisan separating gel minimum 0,5-1 cm. Setelah stacking gel tersebut padat, keluarkan sisir pencetak gel dengan hati-hati. 9. Disiapkan buffer electrode; yaitu 9 g Tris, 43,2 g Glisin, dan 3 g SDS dalam 600 ml aquades (larutan stok, bila hendak digunakan, 60 ml dari larutan ini ditambah dengan 240 ml aquades). 10. Gel holder (beserta plat kaca) kemudian dilepaskan dari wadah pencetak gel, dan dipindahkan ke plat elektroforesis berkutub. Kedua gel holder kemudian dikunci sehingga membentuk kotak sumur di bagian tengah plat elektroforesis. Ke dalam sumur plat kemudian dimasukkan buffer electrode hingga gel pada gel holder terendam. d. Running sampel 1. Sampel sebanyak 10 µl yang dicampur dengan 5 µl stock (1,64 gr tris amino metan ditambah HCl sampai 25 ml (ph 6,8) dilarutkan dalam 40 ml gliserol, 20 ml bromophemol blue 0,001% dan 15 ml aquadest) dimasukkan ke dalam sumur yang telah dicetakpada stacking gel. Volume sampel yang masuk berkisar antara 5-10 µl (tergantung kadar protein dari sampel). 2. Setelah semua sampel dimasukkan ke dalam masing-masing sumur, plat elektroforesis dimasukkan dalam chamber electrophoresis yang telah berisi ± 300 ml buffer elektroda.
8 22 3. Dihubungkan kutub elektroda pada plat elektroforesis dengan power supply. Nyalakan power supply, kemudian atur pada tegangan 200 V voltase tetap. Setelah itu, lakukan elektroforesis selama ± menit. 4. Setelah selesai, matikan power supply dan cabut kabel penghubung elektroda dari plat elektroforesis. Keluarkan plat elektroforesis dari dalam chamber, kemudian lepaskan plat kaca beserta holder-nya. 5. Dengan hati-hati, lepaskan plat kaca dari holder-nya. Pengerjaan yang kurang hati-hati dapat menyebabkan gel menjadi pecah. 6. Bagian separating gel dan stacking gel dipisahkan dengan cara dipotong dan bagian stacking gel dibuang. e. Pewarnaan dan pencucian gel 1. Separating gel direndam dalam larutan pewarna, yaitu 0,1% Coomassie blue R250 dalam 40% dan 10% asam asetat teknis. Perendaman dilakukan selama satu jam di atas shaker berkecepatan rpm. Limit deteksi untuk pewarna coomisse blue adalah µg protein, sedangkan untul limit deteksi lebih rendah digunakan pewarna silver stain (2-5 ng). 2. Setelah diwarnai, gel kemudian direndam dalam larutan pencuci, yaitu campuran 40% metanol dan 10% asam asetat. Perendaman dalam larutan pencuci dilakukan selama satu jam di atas shaker yang berkecepatan rpm. 3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih bersih, gel kemudian direndam kembali dalam larutan pencuci (yang sudah diencerkan dua kali) selama satu malam di atas shaker yang berkecepatan rpm.
9 23 f. Pencetakan hasil elektroforesis 1. Gel yang sudah dicuci direndam dalam akuades selama beberapa menit, lalu diletakkan pada bagian halus pada lapisan kertas buffalo/gloria, kemudian ditutup dengan plastik selafon yang telah dibasahi. Untuk mendapatkan hasil yang transparan, kertas buffalo diganti dengan plastik selafon yang telah dibasahi. 2. Diletakkan gel dalam pengering gel selama 1.5 jam. Selama pengeringan, pastikan tidak terjadinya gelembung dipermukaan gel, dengan meratakan gel menggunakan spons. 3. Setelah 1.5 jam, keluarkan lembaran elektroforegram dari pengering gel. Selanjutnya gel disimpan dalam mangkok kaca tertutup dan difoto untuk dokumentasi Peubah yang diamati Peubah yang diamati merupakan protein darah berupa pita-pita (band) yang terbentuk dalam gel poliakrilamid. Pada penelitian ini yang dilakukan pengamatan terhadap lokus protein albumin darah. Penentuan lokus pita protein hasil elektroforesis adalah berdasarkan pada beberapa laporan dari penelitianpenelitian sebelumnya (Astuti 1997, dalam, Arifin 2004; Astuti, 1998). Adanya perbedaan besar muatan dan kecepatan gerak pada suatu medan listrik akan memberikan pita protein yang berbeda pula. Pembacaan alel untuk masing-masing lokus didasarkan pada kecepatan mobilitas relatif terhadap sampel yang dipakai sebagai marka. Alel yang paling dekat dengan anoda dinotasikan sebagai alel A dan alel yang menjauhi anoda dan mendekati katoda berturut-turut di notasikan B, C, D, E dan F. Agar lebih akurat dalam menentukan posisi pita-pita protein yang
10 24 terdapat dalam hasil elektroforesis maka dilakukan pengukuran jarak migrasi dengan anoda sebagai titik awal dalam pengukuran selanjutnya ke arah pita yang dimaksudkan dalam skala milimeter (mm). Berikut ini adalah ilustrasi penentuan pola pita albumin : Ilustrasi1. Penentuan Gen Pita Protein Albumin Berdasarkan Jarak Migrasinya Ilustrasi 2. Bentuk Genotype Heterezigote Pola Pita Protein Albumin Berdasarkan Jarak Migrasi
11 25 Ilustrasi 3. Bentuk Genotype Homozigot Pola Pita Protein Albumin Berdasarkan Jarak Migrasi Keterangan : Anoda (+) merupakan kutub positif dari elektroda pada proses elektroforesis vertikal. Katoda (-) merupakan kutub negatif dari elektroda pada proses elektroforesis vertikal. s, x, dan y merupakan jarak migrasi pita yang dihitung dari titik awalnya Anoda sampai permukaan awal pita. s/s mm, x/x mm, y/y mm dan seterusnya merupakan jarak migrasi dari pita/band albumin dengan satuan millimeter (mm). Gen AB, dan Gen BC merupakan gen dan genotip heterezigot. Gen AA, Gen BB, dan Gen CC merupakan gen dan genotip homozigot.
Lampiran 1 Prosedur Rotofor
Lampiran 1 Prosedur Rotofor Kalibrasi Membran Ion Membran ion terdiri dari membran kation yang berkorelasi dengan elektrolit H 3 PO 4 0,1 N terpasang pada elektroda anoda sebagai pembawa ion positif, sedangkan
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan
39 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan buffer Asetat 20 mm ph 5,4. Larutan buffer asetat 10
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Medium kultur DMEM merupakan medium Dulbecco s Modified Eagle s Medium (DMEM; Sigma) yang telah dimodifikasi dengan penambahan asam amino non-esensial (AANE;
Lebih terperincis - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column
METODE SDS- PAGE Oleh: Susila Kristianingrum susila.k@uny.ac.id SDS-PAGE Trx-STS Trx-CHS s i p s i p 97 66 45 60 K 31 22 14 s - soluble fraction i - insoluble fraction p - post-ni 2+ column Langkah SDS-PAGE
Lebih terperinci20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Contoh darah diambil dari koleksi contoh yang tersedia di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Ternak Fakultas Peternakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012 hingga September 2012. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Teknologi Industri Agro dan Biomedika
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o 04-108 o 17 bujur timur dan 6 o 36-6 o 48 lintang selatan memiliki luas wilayah 174,22
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein
49 7. LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein 1.1. Pembuatan Reagen Bradford Commasive Blue sebanyak 0,01 gram dilarutkan ke dalam 5 ml etanol 95% kemudain ditambah asam
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :
ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM : 412000011 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2004 1. PENDAHULUAN Tembakau srinthil merupakan
Lebih terperinci7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kurva Standar Protein Larutan Bardfrod Commasive blue ditimbang sebanyak 0,01 gram kemudian dilarutkan ke dalam 5 ml etanol 95% dan ditambah dengan 10 ml asam fosfor. Larutan selanjutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green House dan Laboratorium Genetika dan Molekuler jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang digunakan hanya primer GE 1.10 dengan suhu annealing sebesar 49,5 o C yang dapat dianalisis
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 - Januari 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)
Lebih terperinciAnalisis Pola Pita Protein Albumin...Abdur Rokhim A.
ANALISIS POLA PITA PROTEIN ALBUMIN DARAH SAPI PASUNDAN DI VILLAGE BREEDING CENTER KECAMATAN TERISI KABUPATEN INDRAMAYU ANALYSIS BAND PATTERN BLOOD ALBUMIN PROTEIN OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE BREEDING
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan meliputi tahu dari pasar, bahan untuk solubilisasi, bahan untuk analisis metode Kjeldahl dan metode Bradford, dan bahan untuk analisis
Lebih terperinciCANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -
Hal. 1 dari 8 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC Paraf Nama Sri Handayani Edy Meiyanto Tanggal 21 Mei 2015 PROTOKOL
Lebih terperinci3 METODE. Bahan. Alat
9 3 METODE Penelitian ini dilaksanakan selama 14 bulan, yaitu dari April 2013 sampai Mei 2014 di Laboratorium Biokimia Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Seafast Center, Pusat Studi Satwa Primata
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi Pasundan merupakan sapi lokal di Jawa Barat yang diresmikan pada tahun 2014 oleh Menteri pertanian (mentan), sebagai rumpun baru berdasarkan SK Nomor 1051/kpts/SR.120/10/2014.
Lebih terperinciAsam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml
36 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. Pembuatan Larutan Stok Tris HCL 1 M ph 8.0 (100 ml) : Timbang Tris sebanyak 12,114 g. Masukkan Tris ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.
Lebih terperinciI. Tujuan Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar
I. Tujuan II. Menentukan berat molekul protein dengan fraksinasi (NH 4 ) 2 SO 4 Teori Dasar Penamabahan garam pada konsentrasi rendah dapat meningkatkan kelarutan protein (salting in). tetapi protein akan
Lebih terperinciBeberapa definisi berkaitan dengan elektroforesis
Prof.Dr..Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan elektroforesis Elektroforesis : pergerakan partikel terdispersi secara relatif
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan 3.1.1 Bahan penelitian Cacing tanah P. excavatus diperoleh dari peternakan cacing milik Ir. Bambang Sudiarto. Substrat koagulan darah diambil dari darah milik S. Krisnawati
Lebih terperinciLampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr
46 47 Lampiran 1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian aktivitas enzim (Grossowicz et al., 1950) (a). Reagen A 1. 0,2 M bufer Tris-HCl ph 6,0 12,1 gr Tris base dilarutkan dalam 200 ml akuades, kemudian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika dan Molekuler Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, beaker glass, cool box, labu
Lebih terperinciAnalisis kadar protein
LAMPIRAN Lampiran 1 Bagan alir penelitian Biawak air bagian duodenum, jejenum, ileum, kolon Cuci dengan akuades dan kerok lapisan atasnya (mukosa Ekstraksi enzim protease Analisis kadar protein Pencirian
Lebih terperinci1.2. Tujuan Untuk mengetahui proses pelaksanaan elektroforesis dan cara penggunaanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang ilmu kimia karenakebanyakan materi yang terdapat dialam dapat berupa campuran. Untuk memperoleh materimurni dari
Lebih terperinciIII. Bahan dan Metode
III. Bahan dan Metode A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Mei-Juli 2011 yang dilakukan di LPPT UGM Yogyakarta. B. Bahan Penelitian Sampel yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciPRAKTIKUM PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE (SDS PolyAcrilamide Gel Elektroforesis)
PRAKTIKUM PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE (SDS PolyAcrilamide Gel Elektroforesis) Tujuan: i) Menerti dan memahami teknik PCR ii) Mengerti prinsip dasar elektroforesis iii) Melatih teknik elektroforesis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Lebih terperinciAsam Amino dan Protein
Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret
Lebih terperinciMetode Penelitian. III.2.1 Sampel
18 Bab III Metode Penelitian III.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sentrifuga Beckman JA-14, ph meter digital Beckman, vortex, spektrofotometer Spectronik 20, kuvet plastik, Smartspec
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian murni yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciLaporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose
Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 1 November dan 22 November 2012 Nama Praktikan : Rica Vera Br. Tarigan dan Jekson Martiar Siahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan
Lebih terperinciRPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250
86 Lampiran 1. Larutan yang digunakan pada medium RPMI 1640 RPMI 1640 medium 10,4 g Penisilin G 100.000 IU Streptomisin 100 mg Gentamisin 5 mg Kanamisin 250 µg Semua bahan tersebut dilarutkan kedalam 1000
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian
17 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Produksi dan Karakterisasi Enzim Transglutaminase dari Streptoverticillium ladakanum dengan Media yang Disubstitusi Limbah Cair Surimi dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 hingga Agustus 2007. Penangkapan polen dilakukan di kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan dan analisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT 3.1.1 Bahan Bahan baku yang digunakan yaitu kacang kedelai (Glycine max) dari koperasi produsen tahu PT. Diazara Tresna, Bogor (Koperasi Produsen Tahu Tempe
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu
Lebih terperinciLampiran 1 Data Rendemen Pelet Kapang Endofit Xylaria psidii KT30. Berat sampel (pelet) setelah sentrifugase: 0,223 gram
LAMPIRAN 29 30 Lampiran 1 Data Rendemen Pelet Kapang Endofit Xylaria psidii KT30 1) Kultur 1 Volume kultur awal : 350 ml Volume setelah penyaringan : 300 ml ph awal sebelum ekstraksi : 4,31 Berat sampel
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)
76 Lampiran Prosedur uji aktivitas protease (Walter 984, modifikasi) Pereaksi Blanko (ml) Standard (ml) Contoh ml) Penyangga TrisHCl (.2 M) ph 7. Substrat Kasein % Enzim ekstrak kasar Akuades steril Tirosin
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer
LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer 1. Pembuatan Larutan Stok a. CTAB 5 % Larutan dibuat dengan melarutkan : - NaCl : 2.0 gr - CTAB : 5.0 gr - Aquades : 100 ml b. Tris HCl
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel
16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium Kesehatan Medan. 3.2 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium
Lebih terperinciADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman Sampul Luar... i Sampul Dalam... ii Halaman Prasyarat Gelar... iii Halaman Pengesahan... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Riset Material dan Pangan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, UPI. Penelitian ini dilakukan menggunakan sel elektrokoagulasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium BKP Kelas II Cilegon untuk metode pengujian RBT. Metode pengujian CFT dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kedelai impor yang diperoleh dari KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) dan koagulan GDL
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinci3 Metode Penelitian Alat
3 Metode Penelitian 3.1. Alat Penelitian dilakukan di Laboratorium KBK Protein dan Enzim dan Laboratorium Biokimia, Program Studi Kimia ITB. Peralatan gelas yang digunakan terdiri atas labu erlenmeyer,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi
Lebih terperinciFAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI
ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,
Lebih terperinciLampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005)
36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. DATA SHEET : RIBAVIRIN (Bertrand 2000 dalam McEvoy 2005) Nilai toksisitas Non-Manusia : Rat LD50 oral 5,3 g / kg; Mouse LD50 oral 2 g / kg; Ip Mouse LD50 0,9-1,3 g / kg; LD50
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit, yang dilakukan di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2009 dan selesai pada bulan November 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Bioteknologi II, Departemen
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
18 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan
BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi
Lebih terperinci3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat
3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2009 sampai Bulan September 2009 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perikanan, Laboratorium Bioteknologi 2 Hasil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian
12 METODE PEELITIA Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan April 2010, bertempat di Bagian Fungsi Hayati dan Perilaku Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)
LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional molekuler. Data yang diperoleh berasal dari pemeriksaan langsung yang dilakukan peneliti sebanyak
Lebih terperinciLAMPIRAN C DOKUMENTASI
LAMPIRAN C DOKUMENTASI C.1 Pembuatan Reaktor Pulp 1. Penyiapan peralatan penunjang reaktor pulp Pengaduk Ternokopel Pemarut Pembaca Suhu Digital Pengatur Suhu Pemanas Motor Pengaduk Peralatan Lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,,
Lebih terperinciP FORTIFIKASI KEJU COTTAGE
BAB III METODE 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas, neraca analitik, blender, saringan, botol, heater, rotary evaporator, freeze dryer,
Lebih terperinciI. Tujuan. Dasar Teori
I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 14 bulan, dimulai dari bulan Juni 2009 sampai Agustus 2010 bertempat di Laboratorium Riset Anatomi dan Laboratorium Embriologi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA. bio.unsoed.ac.id
LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan reagen-reagen untuk tahapan ekstraksi DNA a. Reagen FeCl 3 200 mm FeCl 3 2,7 g Akuades 5 ml FeCl 3 dilarutkan ke dalam akuades yang telah disterilisasi menggunakan autoklaf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinci