PRE ANALITIK PEMERIKSAAN HEMOSTASIS. Sri Suryo Adiyanti. Departemen Patologi Klinik FKUI-RSCM
|
|
- Liani Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRE ANALITIK PEMERIKSAAN HEMOSTASIS Sri Suryo Adiyanti Departemen Patologi Klinik FKUI-RSCM Pendahuluan Penggunaan alat analitik modern saat ini sangat membantu dalam pemeriksaan laboratorium dengan hasil yang akurat. Pemantapan mutu internal dan eksternal yang dilakukan dengan baik diharapkan dapat mengurangi kesalahan pada proses analitik. Adanya hasil tes yang tidak tepat dalam pemeriksaan hemostasis dapat disebabkan oleh keadaan diluar pemeriksaan itu sendiri terutama dalam proses pre analitik. Keadaan yang dapat menyebabkan kesalahan misalnya dari penanganan sampel yang tidak tepat, atau dari proses pengambilan sampel itu sendiri. Pada keadaan ini maka hasil tes tidak menggambarkan keadaan sampel sesuai keadaan klinis pasien tersebut secara akurat. 1,2 Pada makalah ini akan dibahas tentang hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan pre analitik hemostasis terutama saat pengambilan darah vena antara lain identifikasi pasien, pemilihan lokasi vena, antikoagulan, cara pengambilan dan urutan penampungan. Selain itu juga dibahas tentang stabilitas dan penyimpanan. Pengambilan darah vena Pengambilan darah harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman dan identifikasi pasien harus dilakukan dengan tepat sehingga dan pengambilan sampel dilakukan dari pasien yang benar. Identifikasi pasien dapat dilakukan seperti mencocokkan dengan nama lengkap pasien, serta identifikasi tambahan lainnya seperti tanggal lahir, nomor rekam medik. Pasien dapat diminta menyebutkan nama lengkapnya, alamat, tanggal lahir atau nomor identifikasinya, selain itu pencantuman tanggal dan waktu pengambilan sampel juga harus diperhatikan. 1,3 Pasien sebaiknya berada dalam keadaan santai, karena adanya stres dan aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan dalam pembekuan darah yaitu akan meningkatkan faktor von willebrand dan fibrinolisis. Pasien juga sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan atau obat yang dapat mempengaruhi fungsi trombosit selama setidaknya 10 hari dan sebaiknya puasa overnight karena adanya kilomikron dapat mempengaruhi pemeriksaan Terdapat beberapa obat yang dapat mempengaruhi fungsi trombosit, seperti aspirin, ibuprofen, indometasin, asam mefenamat, juga makanan seperti kopi dan alkohol. Posisi badan mempengaruhi konsentrasi komponen darah seperti perubahan dari berbaring ke berdiri mengurangi volume plasma sekitar 12% maka
2 pengambilan darah cenderung dilakukan pada posisi berbaring. Istirahat selama 30 menit juga direkomendasikan untuk tes fibrinolisis. 1-6 Pengambilan sampel yang berhubungan dengan pemberian obat harus diperhatikan (seperti APTT pada monitoring terapi heparin). 2 Variasi diurnal dan makanan dapat memodifikasi beberapa parameter, maka darah sebaiknya diambil antara pukul 7-9 pagi, 12 jam setelah makan terakhir, dan pada keadaan telentang yang bebas dari stres, kecuali jika efek obat perlu dimonitor waktunya seperti heparin. 4 Alat yang diperlukan untuk pengambilan darah vena antara lain adalah jarum, torniket, kapas alkohol, sarung tangan, tabung dan tube holder. Jarum yang digunakan harus sesuai dengan diameter vena. Jarum dengan diameter besar (16-18 gauge) digunakan untuk mengambil darah dalam jumlah besar seperti donor darah sehingga umumnya digunakan jarum ukuran gauge. Penggunaan torniket adalah untuk membantu melihat lokasi vena lebih jelas. Jika penggunaan torniket > 1 menit maka kadar F VIII, faktor von willebrand dan tissue plasminogen activator akan meningkat, dan fibrinolisis akan teraktivasi. Selain itu juga terdapat hemokonsentrasi yang akan meningkatkan semua protein dalam darah sehingga torniket tidak boleh terlalu kencang dan harus dipasang tidak lebih dari 1 menit, saat darah sudah mengalir ke dalam tabung maka secepatnya torniket harus dilepas. 4,6,7 Sampel sebaiknya diambil tanpa bendungan sehingga darah dapat mengalir ke semprit dengan aliran kontinyu tanpa tahanan atau dengan adanya tekanan negatif dari tabung hampa udara (vakum), karena adanya bendungan yang terlalu lama pada vena dapat menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan aktivitas fibrinolitik, dan aktivasi sejumlah faktor pembekuan. 2 Pembuluh vena besar di lengan daerah lipat siku lebih direkomendasikan, karena pembuluh dengan diameter yang kecil dapat menjadi kolaps sehingga menyebabkan aliran darah menjadi terhambat dan/atau pengisian tabung menjadi tidak tepat. Pemilihan lengan juga harus diperhatikan. Pengambilan vena harus membuat trauma seminimal mungkin. Darah tidak boleh diambil dari lengan yang terpasang infus. Kontaminasi sampel dengan cairan infus (terutama yang mengandung heparin) merupakan penyebab paling umum kesalahan pra analitik di rumah sakit. 3,4
3 Gambar 1. Cara pengambilan darah vena 8 Jenis, volume dan ph antikoagulan, rasio volume darah dan hematokrit merupakan beberapa hal yang termasuk variabel pra analitik dan dapat mempengaruhi tes koagulasi. Sebelum 2003, NCCLS (sekarang The Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI)) merekomendasikan bahwa 5 ml darah pertama sebaiknya digunakan untuk pemeriksaan lain yang bukan hemostasis karena satu ml darah pertama dapat terkontaminasi oleh tissue factor, namun kini hal tersebut tidak berlaku lagi karena tidak ada bukti adanya perubahan efek pada pemeriksaan koagulasi. Saat ini CLSI memperkenalkan coagulation before serum, tes koagulasi yang sebaiknya tidak dilakukan setelah sampling pada tabung yang mengandung aktivator atau tabung yang mengandung antikoagulan lain seperti heparin dan EDTA karena dikhawatirkan dapat terjadi efek carry over dari bahan tambahan dari tabung sebelumnya ke tabung berikutnya yang kemudian akan mempengaruhi hasil. Carry over terjadi jika jarum yang digunakan untuk mengisi sebuah tabung memindahkan sedikit darah atau campuran antikoagulan dari darah tersebut ke tabung yang diisi berikutnya. Antikoagulan dan zat aditif lainnya pada tabung dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan pada tabung lainnya walaupun dari penelitian Fukugawa ditemukan bahwa efek carryover dari clot activators dalam tabung serum minimal. Urutan pengambilan tabung juga serupa pada penggunaan semprit. Jika 2 atau 3 tabung digunakan maka diisi volumenya sampai batas yang dianjurkan, selain itu CLSI juga menyatakan bahwa hasil tes PT dan APTT tidak terpengaruh bila dari tabung pertama. 1,4,9,10 Sampel untuk pemeriksaan koagulasi harus menggunakan tabung yang mengandung antikoagulan yaitu sitrat. Adanya sitrat akan menyingkirkan kalsium sehingga tidak akan terjadi proses pembekuan. Konsentrasi sitrat yang direkomendasikan adalah M (biasanya 3.2%) dengan rasio 9 volume darah dengan 1 volume antikoagulan, sehingga penting untuk mengisi tabung sedikitnya 90% dari kapasitas tabung atau mencapai batas yang terdapat pada tabung untuk tercapainya rasio antar volume darah dan antikoagulan tersebut selain itu tabung juga harus dicampur merata dengan dibolak balik perlahan sebanyak 5-6 kali dan jangan dikocok supaya darah dengan antikoagulan menjadi homogen. 1,4,7
4 Gambar 2. Tube holder 8 Gambar 3. Tabung untuk pemeriksaan hemostasis dengan panah yang menunjukkan batas terisinya 8 Stabilitas dan Penyimpanan Jeda waktu antara sampling dan sentrifugasi sangat penting sehingga waktu kapan tepatnya sampel diambil perlu diketahui. Sebelum mengirim sampel ke laboratorium hemostasis maka harus disimpan dalam suhu ruangan untuk mencegah aktivasi dingin oleh F VII. Sebaiknya sampel dikirim secepat mungkin untuk mencegah deteriorisasi faktor pembekuan yang labil seperti F V dan VIII dan tidak perlu diantar dalam pendingin, namun pada suhu o C. Sampel untuk pemeriksaan PT yang disentrifugasi atau tidak disentrifugasi dengan plasma berada di bagian atas dalam tabung tertutup dibiarkan pada suhu o C harus diperiksa dalam waktu 24 jam setelah pengambilan. Sampel untuk pemeriksaan APTT pada pasien yang tidak mendapat heparin disimpan pada 2-4 o C atau o C harus diperiksa dalam 4 jam, sedangkan untuk pemeriksaan APTT pada sampel yang diduga mengandung unfractioned heparin disimpan pada suhu 2-4 o C atau o C
5 jam. 1,2,4 Suhu yang ekstrim harus dihindari dan keterlambatan dalam transportasi dapat yang harus dikerjakan dalam waktu 1 jam karena potensi netralisasi heparin oleh adanya pelepasan isi trombosit. Sampel untuk pemeriksaan lain (Trombin Time, Protein C, F V, F VIII) disimpan pada suhu 2-4 o C atau o C, disentrifugasi dan diperiksa dalam waktu 4 mempengaruhi faktor yang labil (FV, FVIII), sehingga menyebabkan waktu pembekuan memanjang dan hilangnya aktivitas faktor tersebut. Pada kasus tersebut, melakukan sentrifugasi dan pemisahan plasma yang diikuti dengan transpor plasma yang beku dapat dipertimbangkan. Umumnya, untuk mempertahankan integritas sampel, sampel harus dikerjakan secepatnya (idealnya dalam waktu 1 jam setelah pengambilan) dan tes dilakukan dalam waktu 4 jam (atau diproses dengan dilakukan sentrifugasi lebih dahulu dan plasma dibekukan). Selama disimpan dalam waktu yang singkat, sampel harus tetap tertutup dan berada dalam suhu kamar. Jika pemeriksaan belum akan dilakukan dalam waktu 4 jam untuk APTT dan 24 jam untuk PT, maka plasma sebaiknya dipisahkan dari fraksi seluler dengan satu atau dua kali sentrifugasi, tanpa menganggu pellet sel. Plasma yang sudah terpisah dapat disimpan dalam keadaan beku untuk dikerjakan tes selanjutnya. Plasma yang terpisah umumnya dapat disimpan pada suhu ruangan atau dalam lemari es selama beberapa jam tanpa ada efek pada koagulasi. 1,2,4 Ketika menyimpan plasma, semakin rendah suhu freezer, semakin lama spesimen dapat disimpan. Umumnya tes pada sampel yang disimpan pada suhu di bawah -20 o C dapat dikerjakan dalam waktu 2-4 minggu sedangkan tes pada sampel yang disimpan pada suhu -80 o C dapat dikerjakan dalam waktu beberapa bulan dan terkadang beberapa tahun dalam freezer yang tidak mempunyai defrost cycle yang dapat mencairkan dan membekukan kembali sampel secara periodik selama penyimpanan. Sebelum pemeriksaan, sampel yang beku harus dicairkan pada 37 o C selama 5-10 menit atau sudah mencair seluruhnya dan diperiksa secepatnya. Jika pemeriksaan tidak dapat dilakukan secepatnya maka sampel yang sudah dicairkan dapat disimpan dalam suhu 5-15 o C selama 2 jam. 1,11,12 Sentrifugasi : persiapan Platelet Poor Plasma (PPP) dan Platelet Rich Plasma (PRP) Sampel secara keseluruhan perlu diamati adanya bekuan. Untuk memperoleh plasma, maka sampel disentrifugasi pada kecepatan dan waktu tertentu untuk menghasilkan platelet poor plasma (PPP) dengan jumlah trombosit < 10 x 10 9 /L) (10.000/µl). Hal ini dapat dicapai dengan sentrifugasi pada 1500 g 15 menit pada suhu kamar. Direkomendasikan untuk menggunakan swing-out bucket rotor untuk menghindari pencampuran kembali antara plasma dan trombosit. Sampel yang tampak hemolisis tidak dapat digunakan karena kemungkinan adanya aktivasi pembekuan dan interferensi pada alat. Beberapa instrumen yang menggunakan detektor optik dapat bermasalah dalam pengukuran pada sampel yang
6 ikterik, lipemik atau mengandung substansi yang menganggu transmisi cahaya sehingga metoda alternatif seperti mekanik atau elektromekanik harus dipertimbangkan. 11 Untuk pemeriksaan agregasi trombosit, digunakan Platelet Rich Plasma (PRP) dengan jumlah trombosit sedikitnya 200 x 10 9 /L yang dapat diperoleh dengan sentrifugasi pada g selama menit pada suhu kamar, dan kemudian diperiksa selambatnya dalam waktu 2 jam. 2,13 Beberapa kesalahan teknis yang paling umum terjadi 2 : 1. Kesalahan saat pengambilan sampel, menyebabkan koagulasi sudah terjadi sebagian (sehingga waktu pembekuan memendek). 2. Pengisian tabung tidak penuh atau terlalu penuh atau hematokrit yang rendah ataupun tinggi (dapat menyebabkan volume sitrat dengan perbandingan volume plasma tidak tepat) 3. Antikoagulan yang tidak sesuai seperti EDTA. 4. Pengambilan darah dilakukan melalui selang yang sebelumnya terdapat kontak dengan heparin (sehingga menyebabkan pemanjangan APTT dan TT). 5. Kontaminasi kaolin/platelet substitute reagent dengan sisa thromboplastin (dapat menyebabkan APTT memendek). 6. Penundaan analisis sampel 7. Pipetting yang tidak akurat 8. Malfungsi alat. 9. Suhu waterbath tidak tepat 10. Kalsium klorida tidak tepat konsentrasinya atau tidak segar. Ringkasan Pemeriksaan hemostasis memerlukan perhatian khusus, dimana pre analitiknya memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi hasil tes secara keseluruhan. Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti saat pengambilan sampel yaitu identifikasi pasien, urutan pengambilan tabung dan penggunaan antikoagulan. Tabung harus terisi penuh 90%, menggunakan antikoagulan yang tepat seperti sitrat. Kini CLSI merekomendasikan coagulation before serum karena dikhawatirkan efek carry over yang akan terjadi meskipun penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna PT dan APTT yang diambil dari tabung pertama maupun kedua. Transportasi dan penyimpanan sampel juga memegang peranan penting tergantung dari tes apa yang akan dikerjakan seperti APTT yang harus diperiksa dalam waktu 4 jam, sedangkan PT dalam waktu 24 jam bila didiamkan dalam suhu kamar. Hal lain seperti hematokrit dan cara sentrifugasi juga harus
7 diperhatikan. Bila pre analitik dilakukan dengan baik maka pada pemeriksaan hemostasis akan diperoleh hasil yang akurat dan sesuai klinis pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Favaloro EJ, Funk DM, Lippi G. Pre-analytical Variables in Coagulation Testing Associated with Diagnostic Error in Hemostasis. Labmedicine.2012;(43)2: Manning R, Laffan M. Investigation of Hemostasis : Preanalytical variables including sample collection. In : Lewis SM, Bain BJ, Bates I.Dacie and Lewis Practical Hematology.10th eds.philadelphia: Churchill Livingstone;2006.p Ernst DJ. Performing the Venipuncture. In : Applied Phlebotomy. Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins.2005.p Pollack B, Schved JF, Boneu B. Preanalytical Recommendations of the Groupe d Etude sur l Hemostase et la Thrombose (GEHT) for Venous Blood Testing in Hemostasis Laboratories. Haemostasis.2001;(31): Stegnar M, Knezevic A, Bozic-Mijovski M. The effect of pre-analytical variables on light transmittance aggregometry in citrated platelet rich plasma from healthy subjects. Clin Chem Lab Med.2010;(48): Harrison P, Mackie I, Mumford A, Briggs C, Liesner R, Winter M, Machin S. Guidelines for the Laboratory Investigation of Heritable Disorders of Platelet Function. British Committee for Standard Haematology p Ernst DJ. Selecting and Assembling Equipment. In : Applied Phlebotomy. Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins;2005.p Blood Collection Equipment, Additives and Order of Draws. In : McCall RE, Tankersley CM. Phlebotomy Essensials. 5th eds. Baltimore: Lippincot William and Wilkins;2012.p Fukugawa Y, Ohnishi H, Ishii T, Tanouchi A, Sano J, Miwayaki H, Kishino T, et al. Effect of Carryover of Clot Activators on Coagulation Tests during Phlebotomy. Am J Clin Pathol. 2012;(137): Arkin CF, Adcock DM, Ernst DJ, Marlar RA, Parish GT, Szamosi DI and Warunek DJ. Collection, Transport, and Processing of Blood Specimens for testing Plasma-Based Coagulation Assays; Approved Guideline-Fourth Edition. Clinical and Laboratory Standards Institute. 2003;H21-A4(23) Ernst DJ. Specimen Handling, Storage and Tranportation. In : Applied Phlebotomy.Baltimore: Lippincott Williams and Wilkins;2005.p Kitchen S, Makris M. Laboratory tests of hemostasis. In : O Shaughnessy, Makris M, Lilicrap D, editors. Practical Hemostasis and Thrombosis Massachussets: Blackwell Publishing;2005.p Manning R, Laffan M. Investigation of Hemostasis : Platelet Aggregation. In : Lewis SM, Bain BJ, Bates I.Dacie and Lewis Practical Hematology.10th eds.philadelphia: Churchill Livingstone;2006.p 427
BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses pengendalian mutu laboratorium terdapat beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Tahap
Lebih terperinciPHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang
PHLEBOTOMY Oleh Novian Andriyanti (125070200111036) PSIK Reguler 2 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2013 Komplikasi Phlebotomy Phlebotomy ternyata juga dapat mengakibatkan komplikasi pada
Lebih terperinciPENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H
D 4 A N A L I S K E S E H ATA N PENGAMBILAN SAMPLE DARAH A S S Y FA U LT I I S K A N D A R G 1 C 0 1 5 0 3 7 M A R C H 2 0 1 6 CLICK HERE FROM FIRST PENGUMPULAN SAMPEL DARAH PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 11 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Hemostasis (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Evaluasi hemostasis di laboratorium. b. Interpretasi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laboratorium klinik merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan kesehatan karenamenempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Hal ini beralasan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.
Lebih terperinciBAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi
BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif tentang kadar bilirubin total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo. B. Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidensi gangguan toleransi glukosa cenderung meningkat seiring dengan peningkatan kasus Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 dan Sindrom Metabolik (Mets). Peningkatan insidensi
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Pemeriksaan Na, K, Cl antara Penampungan Spesimen Menggunakan Tabung Kaca dan Tabung Pemisah Serum
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Na, K, Cl 115 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Na, K, Cl antara Penampungan Spesimen Menggunakan Tabung Kaca dan Tabung Pemisah Serum Comparative Study of The Results of Na,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA
GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA Ratih Hardisari 1, Binti Koiriyah 2* 1,2 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran MJ III/62
Lebih terperinciPEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH (CLOTTING TIME) Oleh : KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2015 PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN ( CLOTTING TIME ) A. Faal Hemostasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Glukosa adalah sebuah komponen yang penting dalam darah. Glukosa yang terdapat dalam darah biasa disebut sebagai glukosa darah. Glukosa darah berada di dalam plasma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai
Lebih terperinciUJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM
ISS CETAK. 2443-115X ISS ELEKTROIK. 2477-1821 UJI KUALITAS SERUM SIMPAA TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMEKES KALTIM Supri Hartini, Maria Eka Suryani Politeknik Kesehatan Kemenkes
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy 1. Pelaksanaan phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan. 3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya. 4. Keadaan pasien.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA KRIOPRESIPITAT Kriopresipitat merupakan plasma yang tidak terlarut pada suhu dingin yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara perlahan pada 4-6⁰
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian jenis analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat penusukan bisa dipilih dari ujung jari tangan, cuping telinga, dan untuk bayi biasanya dari ujung jari kaki atau sisi lateral tumit. Jangan menusuk pada bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah 2.1.1 Pengertian Transfusi Darah Transfusi darah adalah suatu cara pengobatan berupa penambahan darah atau bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada
Lebih terperinciDr.Ozar Sanuddin, SpPK
Speciment Collecting and Handling. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Tahap tahap pemeriksaan spesimen : Pra analitik Analitik Pasca Analitik. Bila tahap tahap ini terlaksana dengan baik akan diperoleh hasil pemeriksaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan dilaboraturium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) wilayah Pati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) merupakan cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pasienpasien sakit kritis yang kerap membutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016
LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: 157008009) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 TEMPAT : LABORATORIUM TERPADU LANTAI 2 UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciMEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL MEDAN, 15 DESEMBER 2011 DITA HASNI MUSTHARI LILY 1.1.Tujuan: latihan membuat hipotesis
Lebih terperinciApa itu Darah? Plasma Vs. serum
Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Darah Darah merupakan komponen asensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembentukan bekuan darah adalah proses fisiologis yang lambat tapi normal terjadi sebagai akibat dari aktivasi jalur pembekuan darah. Respon alamiah yang timbul untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi sangatlah penting dan sering diminta di beberapa laboratorium. Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas metode preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011)
Lebih terperinciRatih Hardisari, Supartuti. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ABSTRACT
KAPPA TEST WITH PLATELET RICH PLASMA (PRP) AND PLATELET POOR PLASMA (PPP) BLOOD PREPARATION METHOD FOR EXAMINING THE VALUE OF ACTIVATED PARTIAL TROMBOPLASTIN TIME (APTT) AND PLASMA PROTROMBIN TIME (PPT)
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Pengertian Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan total. Darah adalah jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian besar yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian adalah dilaboratorium Klinik Analis Kesehatan UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darahmerupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kesehatan Bidang Analis Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas
Lebih terperinciR S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PATOLOGI KLINIK R S. D R. H I. A B D O E L M O E L O E K B A N D A R L A M P U N G S T A N D A R P E L A Y A N A N M E D I K PATOLOGI KLINIK Latar Belakang Ruang lingkup disiplin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju endap darah (LED) juga disebut erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau sedimentation rate (sed rate) atau bezinking-snelheid der erythrocyten (BSE) adalah kecepatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.
27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis. B. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan dan kesediaan masyarakat luas untuk deteksi dini kesehatan di era modern sekarang ini semakin berkembang seiring majunya pemahaman bahwa tidak ada yang tahu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciDAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT
DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT Oleh Victoria Ire Tominik,M.Kes Dosen Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Email : tominikvictoriaire@gmail.com
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP
PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Jalan Raya Sungai Kakap Telp. (0561) 743574 Kecamatan Sungai Kakap Kode Pos 78381 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Nomor : 445/
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK Ardiya Garini Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Laju
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit. Elektrolit darah setiap zat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trombosit mudah sekali menempel antara trombosit dengan yang lainnya (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah trombosit pemakaian antikoagulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup bidang ilmu yang diteliti adalah bidang ilmu Patologi Klinik sub bidang hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciTRANSFUSI DARAH. Maimun ZA. Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang
TRANSFUSI DARAH Maimun ZA Laboratorium Patologi Klinik FKUB-RSSA Malang Pendahuluan Transfusi darah adalah terapi medis yang memiliki risiko penyulit terbesar baik dalam waktu pendek (reaksi transfusi),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Albumin Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serumnormal adalah 3,85,0 g/dl. Albumin terdiri
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DISUSUN OLEH Bagian Patologi Klinik FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 KETERAMPILAN KLINIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian darah Darah merupakan jaringan cair yang merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi zat dalam tubuh. Darah berfungsi mengangkut semua nutrisi,
Lebih terperinciyang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar
Lebih terperinciMedical Laboratory Technology Journal
1 (12), 2015, 91-95 Medical Laboratory Technology Journal Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id PERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT PADA DARAH EDTA YANG SEGERA DIPERIKSA DAN PENUNDAAN SELAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hemostasis adalah proses yang mempertahankan integritas sistem peredaran darah setelah terjadi kerusakan vaskular. Dalam keadaan normal, dinding pembuluh darah yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di laboratorium Patologi
Lebih terperinciOUT LINE. Kontrol Kualitas Komponen darah. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan. Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi
OUT LINE Kontrol Kualitas Komponen darah Dasar Kebijakan Kontrol kualitas komponen darah Spesifikasi 1 Jakarta,23 April 2016 2 Dasar Kebijakan PP no 11 / 2011, tentang Pelayanan Darah Permenkes no 83 /
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,
Lebih terperinciAnti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK
Anti Koagulansia, pengawet dan sampling Dr.Ozar Sanuddin, SpPK Anti KoagAulansia Adalah suatu bahan kimia/substansi yang dapat menekan, menunda atau mencegah pembekuan darah. Jenis- jenis anti koagulansia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang terdapat pada makhluk hidup, yang berperan penting dalam mengangkut oksigen dan hasil metabolisme ke jaringan tubuh, berfungsi sebagai
Lebih terperinciABSTRAK. PERBANDINGAN STABILITAS KADAR GLUKOSA DARAH DALAM SAMPEL SERUM DENGAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA (NaF)
ABSTRAK PERBANDINGAN STABILITAS KADAR GLUKOSA DARAH DALAM SAMPEL SERUM DENGAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA (NaF) Erny Julitania, 2011; Pembimbing I : Penny Setyawati M., dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II :
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER Disusun oleh: Nama : WAHDA NURISMI NIM : 14 3145 453 137 Kelompok : I (SATU) PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKes MEGA REZKY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak
II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan
Lebih terperinciPANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG
PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG 2 0 1 5 BAB I DEFINISI Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Cepu. Waktu
Lebih terperinciPENUNTUN PEMBELAJARAN
PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGAMBILAN, PEMBUATAN PRAPARAT LANGSUNG DAN PENGIRIMAN SEKRET URETHRA Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakulytas Kedokteran Unhas SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI
114 PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI EFFECT OF SAMPLE AND REAGENT VOLUMES HALF IN CHECKING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
Lebih terperinciGOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :
GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urin adalah cairan berwarna pucat yang memiliki variasi warna sesuai dengan kualitasnya; merupakan zat asam dan mempunyai berat jenis 1003 1030 (Watson, 2002; Gandasoebrata,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian experimental quasi atau eksperimen semu, karena pada penelitian ini ada variabel pengganggu yang tidak dapat terkontrol.
Lebih terperinciPemeriksaan Kadar Protein Supernatan Akhir Pada Pemantapan Mutu Komponen Washed Red Cells (WRC) di UTDC PMI Kota Semarang
Pemantapan Mutu WRC Melalu Pemeriksaan Kadar Protein 151 Pemeriksaan Kadar Protein Supernatan Akhir Pada Pemantapan Mutu Komponen Washed Red Cells (WRC) di UTDC PMI Kota Semarang The Protein Concentration
Lebih terperinciPERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT CARA MANUAL PADA PEMBERIAN ANTIKOAGULAN EDTA KONVENSIONAL (PIPET MIKRO) DENGAN EDTA VACUTAINER
PERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT CARA MANUAL PADA PEMBERIAN ANTIKOAGULAN EDTA KONVENSIONAL (PIPET MIKRO) DENGAN EDTA VACUTAINER ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Lebih terperinciMAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test)
MAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test) I. Tujuan trombosit. Untuk mengetahui ketahanan /kerapuhan dinding pembuluh darah serta jumlah dan fungsi II. Prinsip Vena dibendung sehingga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan jaringan
Lebih terperinci