STUDI PEMANFAATAN GAYA PEMBALIK PEGAS SEBAGAI ALAT UKUR PERCEPATAN SENTRIFUGAL
|
|
- Ari Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PEMANFAATAN GAYA PEMBALIK PEGAS SEBAGAI ALAT UKUR PERCEPATAN SENTRIFUGAL (A STUDY OF USING RESTORING FORCE OF SPRING FOR MEASURING CENTRIFUGE ACCELERATION) Bambang Mudaka Eka Jati ), dan Evi Yuliana**) *Laboatoium Fisika Dasa, FMIPA UGM, Yogyakata ** Juusan Fisika, FMIPA, Univesitas Andalas, Padang ABSTRAK Telah dibuat sebuah pototipe alat uku pecepatan sentifugal yang memanfaatkan gaya pembalik pegas. Penelitian ini dilatabelakangi oleh kenyataan bahwa kebea-daan alat uku pecepatan masih langka. Alat itu pelu dibuat, dengan biaya muah, sehingga digunakanlah egangan pegas sebagai sensonya. Penelitian dimulai dengan menempatkan bola besi di ujung pegas, yang diletakkan di pelat puta. Peiode putaan pelat diatu, dan egangan pegas (oleh adanya gaya sentifugal yang dideita bola besi) diuku dengan mista. Nilai egangan pegas dialihagamkan menjadi tegangan listik, setelah aus listik dai bateei dilewatkan pada tahanan gese. Akhinya dipeoleh sebuah pototipe alat uku pecepatan sentifugal. Kawasan uku alat itu adalah dai 0 sampai dengan 9,6 m/s 2, dan beketelitian 90%. Kata kunci: Gaya pembalik pegas, pecepatan sentifugal ABSTRACT The centifuge acceleomete using the estoing foce of the sping has been made. The backgound of this eseach is the eality that acceleomete could not be found somewhee. This equipment must be built as cheap as possible, that it uses a sping displacement as a senso. The eseach is statted by placing of an ion ball at the end of the sping, which is placed on the otation plate. The peiod of otation plate is adjusted, then displacement of sping (by centifuge acceleation of an ion ball) is measued by the ule. The sping displacement is tansfomed to an electic voltage via a esistance vaiable. Finally, it could be found as a centifuge acceleation pototipe. Which the domein of this equipment is fom 0,0 to 9,6 m/s 2, at 90% in pecision. Keywods: Restoing foce of sping, centifuge acceleation Makalah diteima 05 Septembe
2 Bekala MIPA, 15(3), Septembe PENDAHULUAN Kualitas pembangunan manusia ditopang oleh 3 unsu, yaitu: kesehatan, pendidikan, dan tingkat kesejahteaan. Ketiga unsu itu, bila sistem oganisasi pada setiap manusia sudah efektif hauslah saling besinegi. Atinya, oang yang sehat (jasmani dan okhani) haus bekaya, kaya itu sesuai dengan ilmu dai pendidikan yang diteimanya, dan akhinya menjadilah oang sejahtea. Pada penelitian ini tejadi sinegi antaa pendidikan dengan kesejahteaan. Hal ini disebabkan, penelitian yang dilandasi ilmu fisika sebagai ilmu dasa, dan keluaannya beupa baang, bisa dimanfaatkan oleh masyaakat. Pada akhinya mensejahteakan pembuat dan pengguna baang itu, kaena baang hasil kaya tesebut mempunyai nilai tambah. Alat uku pecepatan sentifugal (bisa digunakan pula sebagai alat uku pecepatan tanslasi) masih jaang ditemui. Pada hal, alat uku itu digunakan standaisasi pada lift atau mesin kendaaan bemoto. Nilai pecepatan yang biasa dipelukan oang beada pada kawasan nilai antaa 0 sampai dengan nilai pecepatan gavitasi bumi (9,8 m/s 2 ). Untuk itulah dipelukan alat uku pecepatan sentifugal yang betaget kawasan uku di atas. Selanjutnya, penelitian ini betujuan untuk membuat alat uku pecepatan sentifugal bepenampil digital yang memanfaatkan gaya pembalik pada pegas, dan dilandasi oleh hukum Hooke. Tentu saja, melalui penelitian ini dimaksudkan pula untuk dapat memanfaatkan pengetahuan fisika pada peistiwa teapan. Selain itu, juga dapat dibuat tansduse pecepatan sentifugal dengan biaya muah. Penelitian ini dihaapkan membeikan 3 faedah. Faedah petama, tedapat sinegi langsung antaa pendidikan dengan kesejahteaan, yang pada akhinya dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia. Kedua, dipeoleh keluaan beupa pototipe alat uku pecepatan (acceleomete) sentifugal bepenampil digital yang pada akhinya dapat dimanfaatkan oleh dunia industi. Ketiga, penelitian ini meupakan hal bau di laboatoium penulis, dan selama ini penulis belum menjumpai poduk di pasaan dengan metode yang sama dengan hasil penelitian ini. 2. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai sejumlah jenis senso dan tansduse yang bekeluaan alat uku besaan fisika bepenampil digital, telah dilakukan sejumlah kolega dan penulis. Penelitian ini dimulai dengan kebehasilan membuat alat uku suhu digital bebahan tembaga besi komesial (Puwadi dan Mudaka, 1999) yang dilandasi caa keja temokopel. Penelitian dilanjutkan dengan pembuatan alat uku egangan yang memanfaatkan stain gauge (Mudaka dan Puwadi, 2001), pemanfaatan potensiomete untuk menentukan koefisien muai panjang logam (Mudaka dkk, 2004), dan pemanfaatan stain gauge untuk membuat acceleomete (Mudaka dan Puwadi, 2004). Semua alat uku itu dibuat bepenampil digital. Ushe (1989) menyatakan, bahwa pemanfa-atan senso besaan fisika dapat digunakan untuk menghasilkan beagam tansduse. Tansduse itu bekeluaan besaan listik. Besaan listik yang dimaksud bisa bebentuk: aus listik, tahanan, atau tegangan. Hanya saja, untuk dapat dibaca hauslah dapat dinyatakan ke unit penampil, dan besaan listik itu haus beupa tegangan. Jika keluaan non tegangan, hauslah diubah menjadi tegangan. Ini bisa dilakukan dengan pembeian tahanan (untuk keluaan aus listik), atau jembatan wheatstone (untuk tahanan). Dinyatakan oleh Coope (1978), bahwa keluaan tegangan dai tansduse, mudah digunakan untuk beagam kepeluan. Jika ingin hasil ukunya dapat langsung dilihat, dapat digunakan unit penampil digital (display). Untuk dapat dicetak, maka keluaan itu dihubungkan dengan unit pencetak. Untuk dapat diekam, cukup dihubungkan dengan inteface sebuah kompute. Hanya saja, nilai tegangan keluaan tansduse tidak selalu sama dengan kawasan baca ADC (Analog to Digital Convete). Jika tegangan itu telalu kecil, maka haus dipekuat dengan unit penguat linea (OpAmp), sehingga dipeoleh nilai tegangan pada kawasan baca ADC. 6
3 Penelitian bekeluaan pototipe acceleo-mete, penah dikejakan oleh penulis (Mudaka dan Puwadi, 2004). Namun acceleomete itu menggu-nakan senso egangan beupa stain gauge, sehingga selain bebiaya mahal juga bentuk egangan itu tidak makoskopis. Pada penelitian ini, pembuatan acceleomete sentifugal dilandasi oleh senso egangan pegas, biaya pembuatannya lebih muah seta bentuk egangannya dapat dilihat mata (makoskopis). 3. TEORI bunda yang licin (Gamba 1.a). Ujung pegas yang lain diklem di pusat pelat (o). Kemudian pelat diputa, sehingga m belintasan lingkaan pada kelajuan v, dan beada pada jaak dai o, dan peiode putaan m senilai dengan peiode putaan pelat. Sebelum diputa, m bejaak R dai o, dan setelah pelat beputa m bekelajuan v maka jaaknya dai o menjadi = R + x. Peubah x adalah egangan pegas oleh adanya gaya sentifugal yang dideita m (Gamba 1b). Selanjutnya pesamaan (2) dapat ditulis menjadi, Sebuah pegas ingan memiliki tetapan pegas k, dalam keadaan ditaik sehingga pegas meegang sejauh x atau x dai posisi setimbangnya, dalam hal ini x masih beada di daeah elastisitas pegas. Pada peistiwa itu, pegas melakukan gaya pembalik (F ) yang selalu beaah menuju ke titik setimbangnya. Hal itu dikuasai oleh hukum Hooke: F = kx (1) atau ma cf = kx (4) k a cf = ( ) x (5) m Ditinjau benda massa m melakukan geak puta pada lintasan lingkaan, pada kelajuan v, kelajuan sudut ω, peioda T, dan bejaak dai pusat lingkaan. Akibat adanya geak puta, mengakibatkan benda mendeita gaya sentifugal F, dan hal ini cf akan menyebabkan adanya pecepatan sentifugal a yang beaah menjauhi pusat cf lingkaan. Hal itu memenuhi kaitan, F = m (2) cf a cf Adapun besa gaya sentifugal dan pelajuannya (Mudaka, 2005) dinyatakan: a cf 2 mv F cf = (3a) 2 2 4π = ω = (3b) 2 T Peistiwa di atas dapat diteapkan pada bola besi massa m yang teikat eat di ujung pegas ingan, dan pegas itu memiliki tetapan pegas k, dan kemudian diletakkan di atas pelat Gamba 1 Geak m dan pelat puta, dilihat dai atas (a), Bagan gaya yang bekeja pada m, dilihat dai samping (b). Mengacu pesamaan (5), beati a cf memiliki hubungan linea dengan x. Sementaa itu a cf bisa ditentukan bila (= R + x) dan T dapat diuku. Pada ekspeimen ini T diuku dengan stoboskop, sedangkan dan x diuku dengan mista. Pesamaan (5) dapat digunakan sebagai dasa menyatakan a cf ke dalam besaan tegangan listik. Itu dilakukan dengan menghubungkan penunjuk egangan pegas x pada tahanan gese. Ini dilandasai teoi di elektonika (Coope, 1978), bahwa ketika bateei betegangan E, dihubungkan dengan 2 buah tahanan sei yaitu b dan R (Gamba 2), maka tegangan jepit di b adalah V o. Selanjutnya V o disebut tegangan keluaan, dan dipenuhi kaitan, 7
4 Bekala MIPA, 15(3), Septembe 2005 V b = ( E (6) R + o ) b Pada penelitian ini, besa tahanan oleh tahanan gese ( b ) sebanding dengan egangan pegas x. Dai pesamaan (5) dan (6), acf dapat dinyatakan dalam x, x dinyatakan dalam b, dan b dinyatakan dalam V o. Pada akhinya a cf dapat dinyatakan dalam V o. Hubungan linea a cf tehadap V o, dapat digunakan sebagai dasa membuat alat uku pecepatan (acceleomete) sentifugal yang bepenampil digital (display). Gamba 2 Bagan tegangan jepit pada tahanan gese. Gamba 3 Pengukuan egangan pegas, sebagai fungsi pecepatan sentifugal. (a) Menentukan hubungan antaa a cf tehadap x, yang menggunakan Gamba 3. (b) Mencai hubungan antaa simpangan pegas (x) dengan tegangan keluaan dai tahanan gese (V o ). Hal itu dipejelas oleh Gamba 4. Untai dihubungkan dengan sebuah bateei E, tahanan tetap R, dan tahanan beubah b oleh adanya egangan pegas. Nilai b betambah ketika m ditaik, sehingga x juga betambah. (c) Mengacu langkah (a) dan (b), sehingga dipeoleh hubungan antaa V o dengan a cf, sehingga nilai a cf dapat dinyatakan pada unit penampil digital. 4. METODE EKSPERIMEN Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: penelitian pendahuluan, kaakteisasi acceleomete sentifugal, dan pembuatannya. Ekspeimen pendahuluan dilakukan dengan menentukan nilai tetapan pegas bahan senso pecepatan sentifugal (lihat lampian, Gamba L.1), penentuan x fungsi a cf (Gamba 3) yang menggunakan peangkat electonic tuntable (Gamba L.2). Selanjutnya dilakukan pengukuan a cf melalui pengukuan T menggunakan sebuah stoboskop (Gamba L.3), dan (temasuk juga x) yang diuku dengan mista ketika pelat beputa. Beikutnya, kaakteisasi pegas bahan acceleomete sentifugal dilakukan dalam 3 langkah, yang diuaikan sebagai beikut ini; Gamba 4 Bagan hubungan antaa egangan (dinyatakan oleh besanya tahanan pada tahanan gese) tehadap tegangan keluaan. Tahap ke 3, adalah pembuatan acceleomete sentifugal bepenampil digital. Pegas yang sudah dikaakteisasi diletakkan ke dalam cashing yang telah dilengkapi dengan bateei, tahanan tetap dan gese, bola besi dan unit penampil digital. 8
5 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Bedasa kaakteisasi pegas sebagai bahan senso acceleomete sentifugal yang telah dipapakan pada Metode Penelitian, sehingga dipeoleh hasil yang dinyatakan pada 3 buah gafik. Ketiga gafik itu adalah: (a) pecepatan sentifugal (a cf ) sebagai fungsi egangan (x) pegas (Gamba 5); (b) Tegangan pada tahanan gese (V o ) sebagai fungsi x (Gamba 6); dan (c) a cf sebagai fungsi V o (Gamba 7). linea tehadap Vo pada kawasan acf kuang dai sama dengan 9,6 m/s2. Atas dasa kelineaan acf tehadap Vo, sehingga acf dapat dinyatakan ke dalam unit penampil digital (display). Hanya saja, mengacu Gamba 7, Vo benilai antaa 0 sampai dengan 1,5 mv, sehingga aga bisa dibaca oleh ADC maka Vo haus dipekuat 2000 kali oleh sebuah penguat linea (OpAmp). Gamba 5 Pecepatan sentifugal sebagai fungsi egangan pegas, (alat a cf = ± 0,1 m/s 2 ). Gamba 6 Nilai tegangan pada tahanan gese sebagai fungsi simpangan pegas (alat Tegangan ± 0,02 mv). Ketiga gafik tesebut (Gamba 5, 6, dan 7) mempelihatkan bahwa acf vs x, dan Vo vs x meupakan fungsi linea. Beikutnya, atas dasa acf fungsi x, dan x fungsi Vo sehingga dipeoleh acf yang juga meupakan fungsi Gamba 7 Pecepatan sentifugal sebagai fungsi tegangan pada tahanan gese (alat pecepatan sentifugal dan Tegangan betuuttuut: ± 0,1 m/s2, ± 0,02 mv). Mengacu Gamba 7 dan hasil peakitan unit penguat linea, selanjutnya sistem itu dihubungkan dengan ADC dan sebuah display 3 digit. Beikutnya diset pada sebuah cashing seta penampilan luanya dipelihatkan pada Gamba 8. Akhinya, pototipe itu diuji lagi dengan caa diletakkan pada pelat puta electonic tunta ble. Alat uku pecepatan (acceleomete) sentifugal itu dapat digunakan pada kawasan uku 0 sampai dengan 9,6 m/s 2. Alat ini bekemampuan untuk menguku besa pecepatan sentifugal pada ketelitian 90%. Besanya alat atau ketakpastian (sekita 10%) disebabkan oleh ketakpastian yang meambat pada setiap titik data pada pengukuan x, V o, dan a cf. Ketakpastian dai a cf sendii meupakan hasil kombinasi pengukuan panjang egangan (dengan mista) dan pengukuan peiode (dengan stoboskop). 9
6 Bekala MIPA, 15(3), Septembe KESIMPULAN DAN SARAN Telah behasil dibuat dan dikaakteisasi sebuah acceleomete sentifugal besenso pegas, dan bepenampil digital. Alat ini dapat digunakan untuk menguku besa pecepatan sentifugal pada kawasan uku 0 sampai dengan 9,6 m/s 2, dan beketelitian 90%. Disaankan penelitian ini dilanjutkan, dengan memanfaatkan pegas yang lebih elastis (k benilai lebih kecil) sehingga lebih peka tehadap peubahan nilai pecepatan sentifugal, yang akhinya dipeoleh ketelitian lebih dai 90% sehingga lebih layak untuk dipoduksi dan dipasakan. Disaankan juga aga alat ini juga diuji pada geak tanslasi, sehingga juga dapat digunakan sebagai alat uku pecepatan tanslasi. Selanjutnya, dihaapkan juga aga jejai pelat bunda electonics tuntable diganti yang lebih besa, sehingga kawasan ukunya bisa mencapai nilai pecepatan gavitasi bumi (9,8 m/s 2 ). Gunadi dan Saudaa Suyanto (Lab. Fisika Dasa FMIPA UGM) yang telah membantu dalam pengambilan data ketika uji kaakteisasi pegas sebagai senso pecepatan sentifugal. Dafta Pustaka Coope, 1978: Electonic Instumentation and Measuement Techniques, Pentice Hall Inc. Englewood Clifts, New Jesey. Mudaka, B., 2005: Fisika Dasa I untuk Mahasiswa Non MIPA, Buku Aja, Yogyakata. Mudaka, B. dan Puwadi, B., 2001: Pembuatan Alat Uku Regangan Logam Betampilan Digital, JFI, No. 37, tahun XII, Yogyakata. Mudaka, B., Iwan, Puwadi, B., 2004: Pemanfaatan Potensiomete sebagai Tansduse untuk Menentu -kan Koefisien Muai Panjang Batang Logam, JFI, Apil 2004, Yogyakata. Mudaka, B. dan Puwadi, B., 2004: Pemanfaatan Stain Gauge untuk Alat Uku Pecepatan Sentifugal, Majalah Bekala MIPA, Edisi Septembe 2004, Yogyakata. Puwadi, B. dan Mudaka, B., 1999: Pembuatan Tans-duse Suhu Cepat Tanggap Betampilan Digital, JFI, No. 31, tahun X, Jogjakata. Ushe, M.J., 1989: Sensos and Tansduces, Macmillan Education Ltd., London. Gamba 8 Potet acceleomete buatan sendii, yang menggunakan senso pegas. Ucapan Teimakasih Diucapkan teimakasih kepada Saudaa Payitno (Lab. ELINS FMIPA UGM) yang telah membantu pembuatan unit penguat linea sehingga alat bisa dipasang di dalam cashing dan bepenampil digital. Diucapkan teimakasih pula kepada Saudaa 10
7 Lampian : Gamba L.1 Ekspeimen penentuan tetapan pegas yang dinyatakan dalam angka tetapan pegas pe satuan massa bola besi. Gamba L. 2 Sebuah Electonic tuntable untuk menentu-kan pecepatan sentifugal. Gamba L.3 Penentuan peiode putaan pelat pada electonic tuntable, menggunakan sebuah stoboskop. 11
BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?
Lebih terperinciKata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan
Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton
K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET
HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciMAKALAH SABUK ELEMEN MESIN
MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM AZHAR, SYARIFAH LIES FUAIDAH DAN M. NASIR ABDUSSAMAD Juusan Sosial Ekonomi Petanian, Fakultas Petanian Univesitas Syiah Kuala -
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciPENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika
PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperincidimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus.
Ulangan Bab 4 I. Petanyaan Teoi. Jika uatu benda begeak melingka beatuan, kemanakah aah pecepatannya dan gaya entipetalnya? Tulikan hubungan antaa gaya entipetal dengan kecepatan udut benda teebut! Pembahaan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciGerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)
Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciUNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciThe Production Process and Cost (I)
The Poduction Pocess and Cost (I) Yang dimaksud dengan Input (Kobanan) misalnya Mesin sebagai Kapital (Capital) dan Tenaga Keja sebagai Labou (L), sedangkan Q = Tingkat Output (Poduksi) yang dihasilkan
Lebih terperinci6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL
6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN
Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya
PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika
Lebih terperinciBab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga
ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti
JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciPenggunaan Hukum Newton
Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut
Lebih terperinciELEKTROSTATIKA. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK 2. HUKUM COULOMB
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-1 CAKUPAN MATERI 1. MUATAN LISTRIK. HUKUM COULOMB SUMBER-SUMBER: 1. Fedeick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics,
Lebih terperinciVDC Variabel. P in I = 12 R AC
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Listrik Statis. membahas. Muatan Listrik. ditinjau menurut.
Bab 7 Listik Statis Pada minggu yang ceah, Icha menyetika baju seagamnya. Sambil menunggu panasnya setika, ia menggosok-gosokkan setika pada bajunya yang tipis. Tenyata Icha melihat dan measakan seakan-akan
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciTorsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA
Semina Nasional Teknologi Infomasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakata, 6-8 Febuai 0 ISSN : 0-80 PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.
* MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 03
Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.
Lebih terperinciKonsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :
Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -
Lebih terperinciSUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama
SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak
Lebih terperinciMedan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.
Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciPengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciFISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS
Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciMODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11
SMA IPA Kelas 11 Mendeskipsikan gejala alam dan keteatuannya dalam cakupan mekanika benda titik. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tat susya bedasakan hukum Newton. Gesekan
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK UKM KURSI LIPAT DENGAN METODE INTERNAL PRESSURE DAN RANCANG BANGUN MESIN BENDING KONVENSIONAL Yuni Hemawan 1, Santoso Mulyadi 1 1 Staf Pengaja Juusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM
E-Junal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 64-74 ISSN: 2303-175 PERHITUNGAN DA PENSIUN DENGAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM I GUSTI AYU KOMANG KUSUMA WARDHANI 1, I NYOMAN WIDA
Lebih terperinciBab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola
Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis
LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding
Lebih terperinci