ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG"

Transkripsi

1 TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG MADE RESPAWAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

2 TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG MADE RESPAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

3 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana MADE RESPAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii

4 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 3 AGUSTUS 2015 Pembimbing I, Pembimbing II, I Ketut Sudarsana, ST, PhD NIP Ir. Mayun Nadiasa, MT NIP Mengetahui Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD NIP Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP iii

5 Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai Pada Tanggal 3 Agustus 2015 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 2337/UN.14.4/HK/2015, Tanggal : 3 Agustus 2015 Ketua : I Ketut Sudarsana, ST, PhD Anggota : 1. Ir. Mayun Nadiasa, MT. 2. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA 3. Ir. I.B. Rai Adnyana, MT. 4. Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT. iv

6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT NAMA : MADE RESPAWAN NIM : PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNIK SIPIL JUDUL TESIS : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG. Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku. Denpasar, 3 Agustus 2015 Yang menyatakan, Materai Rp.6.000, Made Respawan v

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini pula, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada I Ketut Sudarsana, ST, PhD sebagai Dosen Pembimbing I dan Ir. Mayun Nadiasa, MT, sebagai Dosen Pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian Tesis ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada para penguji Tesis Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA, Ir. I.B. Rai Adnyana, MT dan Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT yang telah memberikan saran, masukan, sanggahan dan koreksi sehingga Tesis ini dapat terwujud seperti ini. Ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Pendidikan Ganesha atas ijin dan kebijakan kepada penulis selama menempuh pendidikan Magister di Universitas Udayana. Terima kasih kepada kedua orang tua terkasih, Istriku tercinta Novi, putraputriku tersayang Fajar dan Indah dan seluruh keluarga besar atas segala restu, doa, cinta, dukungan dan pengorbanannya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tesis ini. vi

8 Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kepada rekan-rekan Manajemen Konstruksi Angkatan 2011 dan seluruh staff sekretariat jurusan Program Magister, Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian Tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar, 3 Agustus 2015 Penulis vii

9 ABSTRAK ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG Mulai tahun 2012 pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kabupaten Buleleng dilakukan secara elektronik (e-procurement) dengan tata cara e-tendering. Dalam pelaksanaannya partisipasi dan nilai penawaran peserta lelang cenderung menurun baik pada saat lelang konvensional maupun pada saat lelang elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi dan nilai penawaran peserta lelang elektronik jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng, dan faktor apa yang pengaruhnya paling dominan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 53 kontraktor di Kabupaten Buleleng, anggota asosiasi GAPENSI yang pernah mengikuti lelang elektronik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan purposive sampling dan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis faktor. Hasil penelitian dengan analisis faktor membentuk 11 faktor baru yang berpengaruh terhadap partisipasi peserta lelang dengan komulatif variance 79,198%, yang terbentuk dari 42 variabel. Kesebelas faktor tersebut merupakan peringkat yang mempengaruhi partisipasi sesuai hasil pembahasan yang dinamai faktor I, faktor II, faktor III dan seterusnya sampai dengan faktor XI. Faktor I merupakan faktor yang pengaruhnya paling dominan dengan eigenvalues sebesar 20,738 dan variance 42,323% terbentuk oleh 11 variabel yaitu, lokasi proyek, besar nilai proyek/hps, keamanan lingkungan proyek, mulai proyek mendekati akhir tahun, tanpa tatap muka meminimalkan peluang kolusi, korupsi dan nepotisme, jangka waktu pelaksanaan akses jalan menuju lokasi proyek, pelaksanaan saat musim hujan, syarat sertifikat ISO, syarat dukungan keuangan bank dan variabel penyelenggara lelang. Sedangkan analisis faktor yang mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang menghasilkan 10 faktor baru dengan komulatif variance 78,925%, yang terbentuk dari 43 variabel. Kesepuluh faktor tersebut merupakan peringkat yang mempengaruhi nilai penawaran sesuai hasil pembahasan yang dinamai faktor I, faktor II, faktor III dan seterusnya sampai dengan faktor X. Faktor yang pengaruhnya paling dominan adalah faktor I dengan eigenvalues sebesar 22,756 dan variance 47,409% terbentuk oleh sembilan variabel yaitu, fluktuasi harga material, tingkat pengembalian investasi, fluktuasi kurs mata uang asing (dolar), akses jalan menuju lokasi proyek, peluang memperoleh proyek lebih besar, resiko berinvestasi, tingkat inflasi, biaya lebih hemat tanpa biaya cetak dokumen dan biaya transportasi dan kemampuan dalam estimasi penawaran. Kata kunci: partisipasi, pilai penawaran, e-procurement, pekerjaan konstruksi viii

10 ABSTRACT ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PARTICIPATION AND VALUE OFFERS ELECTRONIC BIDDERS (E - PROCUREMENT) CONSTRUCTION SERVICES IN BULELENG REGENCY Starting in 2012 the procurement of government goods / services in Buleleng done electronically (e-procurement) to the procedure e-tendering. In the implementation of participation and the bid price tends to decrease the auction participants both during the auction at the current conventional and electronic auctions. This study aims to determine the factors that influence participation and value of the electronic auction participants offer construction services in Buleleng, and what factors influence most dominant. The sample used in this study as many as 53 contractors in Buleleng, GAPENSI association members who attended the electronic auction. Sampling was done by using a non-probability sampling with purposive sampling and data collection using questionnaires and interviews. Data was analyzed using factor analysis. Results of research by factor analysis to form 11 new factors that influence the participation of bidders with cumulative variance %, which is made up of 42 variables. Eleventh these factors are affecting participation ranked according to the results discussion called factor I, factor II, factor III and so on up to a factor XI. The first factor is the most dominant factor that influence the eigenvalues of and % variance is formed by 11 variables, namely, project location, great value for the project / HPS, environmental security projects, from projects nearing the end of the year, without face-to-face to minimize the chances of collusion, corruption and nepotism, period of implementation of the access road to the project site, implementation of the rainy season, the terms of ISO certificate, the terms of financial support of banks and variable auctioneer. While the analysis of the factors affecting the bid price auction participants generate 10 new factors with cumulative variance %, which is formed of 43 variables. Tenth these factors are affecting the bid ranked according to the results discussion called factor I, factor II, factor III and so on up to a factor X. The most dominant factor that influence is a factor I with eigenvalues at and % variance is formed by nine variables, namely, fluctuations in material prices, the return on investment, fluctuations in foreign exchange rates (dollars), the access road to the project site, the opportunity to gain a larger project, the risk of investing, inflation, cost efficient document without printing costs and transportation costs and the ability to offer estimates. Keywords: participation, value offer, e-procurement, construction work. ix

11 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN.... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... PERNYATAAN KEASLIAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix x xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Karakteristik Proyek Konstruksi Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constain) Tahapan Proyek Konstruksi Pengertian Lelang dan Peserta Lelang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa Secara Konvensional Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (E Procurement) Para Pihak Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen Unit Layanan Pengadaan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Tata cara E-Tendering Metode E-Tendering Proses Pemilihan metode E-Tendering Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Harga Perkiraan Sendiri Komponen Harga Perkiraan Sendiri Kegunaan dan Waktu Penetapan HPS x

12 2.7 Teknik Sampling Populasi dan Sampel Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Variabel Jenis Skala Pengukuran Tipe Skala Pengukuran Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Pengumpulan Data Uji Validitas Uji Realibilitas Analisa Statistika Analisa Deskriptif Analisis Faktor Analisis Korelasi Product Momen Penelitian Penelitian Sebelumnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Data Jenis Data Data Primer Data Sekunder Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian Instrumen Penelitian Pengolahan dan Analisa Data Diagram Alur Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel Perusahaan Kontraktor Data Informasi Responden Hasil Uji Instrumen Penelitian Uji validitas Uji Realibilitas Data Profil Responden Jabatan Responden Dalam Perusahaan Pendidikan Responden Pengalaman Responden Dalam Lelang Kepemilikan SKA/SKT Responden Deskripsi Jawaban Responden mengenai Pengaruh Perubahan Sistem Lelang Terhadap Partisipasi dan Nilai Penawaran xi

13 4.5 Deskripsi Jawaban Responden mengenai Partisipasi Dan Persentase Nilai Penawaran Dalam Lelang Elektronik Analisis Faktor Hasil Kelayakan Data Untuk Analisis Faktor Uji KMO (Kaiser Meyer Olkin) Uji Barlett Uji Korelasi Anti Image Analisis dan Pembahasan Faktor Tingkat Pengaruh Partisipasi Ekstraksi Faktor Pengaruh Partisipasi Rotasi Kelompok Faktor dan Loading Faktor Pengaruh Partisipasi Faktor Utama, Penamaan Kelompok Faktor dan Deskripsi Faktor Pengaruh Partisipasi Analisis dan Pembahasan Faktor Tingkat Pengaruh Nilai Penawaran Ekstraksi Faktor Pengaruh Nilai Penawaran Rotasi Kelompok Faktor dan Loading Faktor Pengaruh Nilai Penawaran Faktor Utama, Penamaan Kelompok Faktor dan Deskripsi Faktor Pengaruh Nilai Penawaran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 4.1 Jumlah dan Kualifikasi Responden Gambar 4.2 Jabatan Responden Gambar 4.3 Profil Pendidikan Responden Gambar 4.4 Pengalaman Responden Dalam Lelang Jasa Konstruksi Gambar 4.5 Kepemilikan SKA/SKT Responden Gambar 4.6 Pengaruh Perubahan Sistem Lelang Terhadap Partisipasi Gambar 4.7 Pengaruh Perubahan Sistem Lelang Terhadap Nilai Penawaran Gambar 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Partisipasi Peserta Lelang. 75 Gambar 4.9 Flow Chart Analisis Faktor xiii

15 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data paket pekerjaan konstruksi dengan lelang konvensional dan Lelang elektronik di Kabupaten Buleleng... 5 Tabel 2.1 Nilai - Nilai r Product Moment Tabel 3.1 Sumber Data Sekunder Tabel 3.2 Variabel yang mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik Tabel 3.3 Variabel yang mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang elektronik Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian Pengaruh Partisipasi Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrument Penelitian Pengaruh Nilai Penawaran. 64 Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas Instrument Penelitian Tabel 4.4 Nilai KMO dan Barlett Test Tabel 4.5 Nilai Uji MSA Tingkat Pengaruh Partisipasi Tabel 4.6 Nilai Uji MSA Tingkat Pengaruh Nilai Penawaran Tabel 4.7 Hasil Ekstraksi Faktor Pengaruh Partisipasi Tabel 4.8 Hasil Rotasi Faktor Pengaruh Partisipasi Tabel 4.9 Hasil Loading Faktor Pengaruh Partisipasi Tabel 4.10 Hasil Ekstraksi Faktor Pengaruh Nilai Penawaran Tabel 4.11 Hasil Rotasi Faktor Pengaruh Nilai Penawaran Tabel 4.12 Hasil Loading Faktor Pengaruh Nilai Penawaran xiv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Daftar Anggota GAPENSI Kabupaten Buleleng Lampiran 3. Faktor faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk Mengikuti lelang Lampiran 4. Faktor faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk Mengikuti lelang dalam kondisi elektronik Lampiran 5. Data Paket Kegiatan Pekerjaan Jasa Konstruksi dengan e-procurement di Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran Lampiran 6.1 Tabulasi Data Kuesioner Tingkat Pengaruh Partisipasi Lampiran 6.2 Tabulasi Data Kuesioner Tingkat Pengaruh Nilai Penawaran Lampiran 7.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian Tingkat Pengaruh Partisipasi Lampiran 7.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian Tingkat Pengaruh Nilai Penawaran Lampiran 8 Partisipasi dan Persentase Nilai Penawaran dalam Lelang Elektronik Lampiran 9.1 Hasil Uji KMO MSA Pengaruh Partisipasi Lampiran 9.2 Hasil Uji KMO MSA Pengaruh Nilai Penawaran xv

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau yang lebih dikenal dengan lelang (procurement) telah banyak dilakukan oleh semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta. Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi (K/L/D/I) yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Pemerintah mengatur tentang pengadaan barang/jasa yang dituangkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 70 tahun 2012, yang merupakan perubahan kedua dari Perpres nomor 54 tahun Menurut Perpres nomor 70 tahun 2012, pengadaan barang/jasa pemerintah dapat digolongkan menjadi pengadaan barang, pengadaan jasa konsultansi, pekerjaan konstruksi dan pengadaan jasa lainnya. Perpres nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah mengamanatkan bahwa semua proses pengadaan barang/jasa pemerintah menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel, sehingga nanti dapat diperoleh penyedia barang/jasa yang mempunyai kualifikasi dan diharapkan mampu menyediakan barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selama ini proses pengadaan barang/jasa dilakukan dengan cara konvensional dimana langsung mempertemukan pihak pihak yang terkait dalam 1

18 2 pengadaan seperti penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa. Pengadaan yang dilakukan secara konvensional dinilai memiliki beberapa kelemahan yang banyak merugikan seperti mudahnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) berkembang, serta kurang transparan (Lubis, 2006). Pengadaan konvensional juga membutuhkan waktu yang lama, sehingga dipandang menyia-nyiakan waktu dan biaya, kurangnya informasi serta kompetisi yang kurang sehat yang berakibat terhadap kualitas pengadaan, sering terjadi eksklusi terhadap penyedia barang/jasa potensial dan pemberian hak khusus terhadap penyedia barang/jasa tertentu. Dalam usaha untuk mengatasi kelemahan - kelemahan dan kesulitan dalam proses pengadaan serta untuk lebih meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring dan audit serta memenuhi akses informasi yang real time maka dilakukanlah pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement) yang dilakukan dengan cara e-tendering yaitu tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dapat diikuti oleh penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Proses pengadaan barang dan jasa dengan sistem elektronik memanfaatkan penggunaan internet sebagai sarana informasi dan komunikasi. Dengan sistem lelang elektronik ini, maka intensitas pertemuan antara panitia/kelompok kerja pengadaan dengan penyedia barang/jasa atau peserta lelang dapat diminimalisir. Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 17 Tahun 2011 tentang percepatan pemberantasan korupsi yang mewajibkan sekurang-kurangnya 40% belanja Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) yang dipergunakan untuk

19 3 pengadaan barang/jasa dengan nilai pengadaan di atas Rp ,- (dua ratus juta rupiah) untuk pengadaan barang, pengadaan konstruksi dan jasa lainnya serta diatas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan jasa konsultansi mulai tahun 2012 wajib menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) melalui unit kerja khusus Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sendiri atau yang terdekat. Untuk memenuhi Inpres nomor 17 Tahun 2011, pada bulan agustus tahun 2012 pemerintah Kabupaten Buleleng sudah membentuk LPSE sendiri untuk menyelenggarakan pengadaan barang/jasa pemerintah di lingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng secara elektronik. Data yang tercatat dan dikumpulkan pada instansi teknis di Kabupaten Buleleng saat lelang dilaksanakan secara konvensional, pada tahun anggaran 2011 terdapat 44 paket pekerjaan konstruksi yang dilelangkan dengan jumlah peserta yang memasukkan penawaran sebanyak 229 penyedia jasa konstruksi yang selanjutnya disebut kontraktor dari 389 pendaftar (60,32%). Rata-rata harga penawaran pemenang adalah 93,06% terhadap Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dengan jumlah pemenang yang menawar di bawah 80% HPS terdapat empat paket pekerjaan (9,09%), dan tidak terdapat paket yang gagal lelang akibat rendahnya partisipasi yang disebabkan kurang dari tiga peserta. Pada tahun anggaran 2012 saat masih menggunakan lelang konvensional, sampai bulan Juli terdapat 62 paket pekerjaan konstruksi yang dilelangkan dengan jumlah peserta yang memasukkan penawaran sebanyak 416 kontraktor dari 762 pendaftar (58,67%). Rata-rata harga penawaran pemenang adalah 90,10% HPS, dengan jumlah pemenang yang menawar di bawah 80% HPS terdapat tujuh paket pekerjaan (11,29%). Dari jumlah

20 4 paket tersebut yang dilelangkan terdapat dua paket pekerjaan yang gagal lelang akibat rendahnya partisipasi yang disebabkan kurang dari tiga peserta. Untuk pekerjaan konstruksi yang dilelangkan secara elektronik, data yang tercatat pada LPSE Kabupaten Buleleng pada tahun anggaran 2012 dari bulan Agustus sampai bulan Desember terdapat 22 paket pekerjaan konstruksi yang dilelangkan secara elektronik dengan jumlah peserta yang memasukkan penawaran sebanyak 112 kontraktor dari 311 pendaftar (41,56%). Rata-rata harga penawaran pemenang adalah 88,92% HPS, dengan jumlah pemenang yang menawar di bawah 80% HPS terdapat enam paket pekerjaan (27,27%). Dari jumlah paket tersebut yang dilelangkan terdapat dua paket pekerjaan yang gagal lelang akibat rendahnya partisipasi yang disebabkan kurang dari tiga peserta. Pada tahun anggaran 2013 terdapat 59 paket pekerjaan konstruksi yang dilelangkan secara elektronik dengan jumlah peserta yang memasukkan penawaran sebanyak 269 kontraktor dari 949 pendaftar (28,35%), Rata-rata harga penawaran pemenang adalah 83,55% HPS, dengan jumlah pemenang yang menawar di bawah 80% HPS terdapat 23 paket pekerjaan (38,89%). Dari paket tersebut yang dilelangkan terdapat 10 paket pekerjaan yang gagal lelang akibat rendahnya partisipasi yang disebabkan kurang dari tiga peserta. Dari keseluruhan paket tersebut, baik yang berupa lelang konvensional maupun yang sudah menggunakan lelang elektronik jumlah kontraktor yang mendaftar, yang berpartisipasi menjadi peserta lelang dan memasukkan penawaran, nilai penawaran pemenang lelang serta pemenang dengan penawaran di bawah 80% HPS seperti pada Tabel 1.1.

21 5 Tabel 1.1 Data paket pekerjaan konstruksi dengan lelang konvensional dan lelang elektronik di Kabupaten Buleleng Konvensional Elektronik No Uraian 2011 Jan s/d Agst s/d 2013 Juli Des 1 Jumlah paket kegiatan pekerjaan konstruksi 2 Jumlah yang mendaftar lelang Jumlah peserta yang memasukkan penawaran 4 Persentase peserta yang memasukkan penawaran terhadap pendaftar 5 Persentase nilai penawaran pemenang rata-rata terhadap HPS 6 Jumlah paket dengan pemenang di bawah 80 % HPS 7 8 Persentase paket dengan pemenang di bawah 80 % HPS terhadap jumlah paket Rentang nilai penawaran pemenang di bawah 80% HPS ,32% 58,67% 41,56% 28,35% 93,02% 90,01% 88,92% 83,55 % ,09% 11,29% 27,27% 38,98 % 72,61% s/d 77,95% 70,49% s/d 78,73% 68,67% s/d 79,99% 62,92% s/d 79,95% 9 Jumlah paket gagal lelang Persentase paket gagal lelang terhadap jumlah paket (Sumber : Data diolah, 2014) 0% 3,23% 9,09% 16,95% Data lelang konvensional menunjukkan partisipasi kontraktor memasukkan penawaran mengalami sedikit penurunan yaitu 60,32% pada tahun 2011, menjadi 58,67% sampai bulan juli pada tahun Partisipasi kontraktor memasukkan penawaran terlihat mengalami penurunan yang lebih besar saat sudah menggunakan lelang elektronik, data dari bulan agustus sampai desember pada tahun 2012 menunjukkan partisipasi sebesar 41,56% dan menjadi 28,35% pada tahun Nilai penawaran pemenang lelang terhadap HPS juga terlihat menurun, baik saat lelang konvensional maupun lelang elektronik. Saat lelang konvensional

22 6 pada tahun 2011 nilai penawaran rata-rata pemenang terhadap HPS sebesar 93,02% HPS menjadi 90,01% HPS sampai bulan juli pada tahun Saat lelang elektronik dari bulan agustus sampai desember pada tahun 2012 nilai penawaran rata-rata 88,92% HPS menjadi 83,55% HPS di tahun Kondisi ini berdampak terhadap keseluruhan proses lelang dan proses pelaksanaan seperti; resiko terjadinya gagal lelang dimana tahun 2011 tidak terdapat gagal lelang menjadi 10 paket yang gagal lelang pada tahun 2013 akibat jumlah peserta yang memasukkan penawaran kurang dari tiga, berkurangnya waktu pelaksanaan konstruksi akibat gagal lelang, berkurangnya pilihan dari pengguna barang/jasa terhadap calon pemenang lelang yang potensial untuk memperoleh penyedia jasa yang terbaik dan berkualitas, mengurangi kualitas konstruksi dimana pada tahun 2013 terdapat tiga kontraktor yang di masukkan daftar hitam (black list) karena meninggalkan pekerjaan sebelum selesai, banyak kontraktor yang mengalami kerugian akibat penawaran yang terlalu rendah dan tidak tertutup kemungkinan akan berujung pada kasus hukum jika penawaran di bawah 80% HPS (forum lintas rekanan pengadaan barang dan jasa konstruksi, 2013), karena dikhawatirkan kualitas konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Berdasarkan permasalahan rendahnya partisipasi dan nilai penawaran terhadap HPS pada lelang elektronik jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi dan nilai penawaran peserta lelang elektronik jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng.

23 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan pokok masalah penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng. 2. Faktor apa yang dominan mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng. 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng 4. Faktor apa yang dominan mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng 2. Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi partisipasi peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng. 4. Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi nilai penawaran peserta lelang elektronik pekerjaan jasa konstruksi di Kabupaten Buleleng.

24 8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan evaluasi dan strategi bagi kontraktor yang akan mengikuti proses lelang secara elektronik paket pekerjaan jasa konstruksi. 2. Sebagai bahan informasi dan evaluasi bagi pemerintah dalam proses pengadaan secara elektronik. 3. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian terarah dan tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian ini penulis memberikan batasan permasalahan : 1. Sampel penelitian dilakukan pada kontraktor yang tergabung pada asosiasi Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) di Kabupaten Buleleng, yang pernah mengikuti lelang elektronik. 2. Dalam penelitian ini tidak meninjau korelasi antara partisipasi dengan nilai penawaran peserta lelang.

25 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan berbagai keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir (PT. PP, 2003). Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi diawali dengan lahirnya suatu gagasan yang muncul dari adanya kebutuhan dan dilanjutkan dengan penelitian terhadap kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut (studi kelayakan). Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design), desain rinci (detail design), pengadaan (procurement) sumber daya, pembangunan di lokasi yang telah disediakan (konstruksi) dan pemeliharaan bangunan yang telah didirikan (maintenance) sampai dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek Karakteristik Proyek Konstruksi Dari pengertian diatas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah : 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau akhir hasil kerja 9

26 10 2. Jumlah biaya, kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan. 3. Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. 4. Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali (non rutin), tidak berulang ulang, sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik (tidak identik tapi sejenis). 5. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang kegiatan proyek berlangsung Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constraint) Telah disebutkan bahwa tiap proyek memiliki tujuan khusus, misalnya rumah tinggal, bangunan perkantoran, bangunan pendidikan, jalan raya, jembatan, instalasi pabrik dan lain - lain. Dapat pula berupa produk hasil kerja pengembangan dan penelitian. Di dalam proses mencapai tujuan tersebut telah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut diatas disebut tiga kendala (Triple Constaint). Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik, artinya jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal Tahapan Proyek Konstruksi Tahapan proyek konstruksi terdiri dari : 1. Tahap Perencanaan (Planning) a. Gagasan dan ide (needs) b. Studi kelayakan

27 11 Aspek yang ditinjau dalam studi kelayakan adalah teknis, ekonomi, lingkungan dan lain lain. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan dapat dibantu oleh konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi. 2. Tahap Perekayasaan dan Perancangan (Engineering and Design). a. Tahap pra rancangan, mencakup kriteria desain, skematik desain, estimasi biaya konseptual b. Tahap pengembangan rancangan, merupakan pengembangan dari tahap pra rancangan, estimasi terperinci. c. Tahap desain akhir, dengan hasil gambar detail, spesifikasi, daftar volume, rencana anggaran biaya, syarat syarat administrasi dan peraturan peraturan umum. Pihak- pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, konsultan rekayasa nilai dan atau konsultan quantity surveyor. 3. Tahap pengadaan/pelelangan (procurement) a. Pengadaan jasa konstruksi b. Pengadaan material dan peralatan Pihak yang terlibat adalah pemilik, kontraktor dan konsultan manajemen konstruksi. 4. Tahap pelaksanaan (construction) a. Merupakan pelaksanaan hasil perancangan dengan surat perintah kerja dan kontrak. b. Perlu manajemen proyek.

28 12 Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas dan atau konsultan manajemen konstruksi, kontraktor, sub kontraktor, suplier dan instansi terkait. 5. Tahap test operasional (commissioning) Pengujian dari fungsi masing masing bagian bangunan. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas dan atau konsultan manajemen konstruksi, pemilik, kontraktor, sub kontraktor, suplier. 6. Tahap pemanfaatan dan pemeliharaan (operasional and maintenance) a. Operasional setelah dilakukan pembayaran total sebesar 95% dari nilai kontrak. b. Pemeliharaan umumnya dilakukan selama enam bulan dengan jaminan pemeliharaan yang ditahan oleh pemilik. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas dan atau konsultan manajemen konstruksi, pemilik dan pemakai. 2.2 Pengertian Lelang dan Peserta Lelang Lelang merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik. (Ervianto, 2005). Lelang merupakan salah satu cara bagi pengguna barang dan jasa untuk mencari penyedia barang dan jasa, sedangkan bagi penyedia jasa mengikuti lelang merupakan salah satu cara untuk menjaga agar perusahaan tetap memiliki pekerjaan sehingga adanya arus pemasukan kas, memperoleh laba dan keuntungan, mendapatkan pengalaman dan teknologi baru, menjaga kelangsungan kontak

29 13 dengan pemilik pekerjaan, subkontraktor, serta mempertahankan ikatan kerja dengan staf dan pekerja yang cakap (Soeharto, 1997). Peserta diartikan sebagai turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Selanjutnya penyedia jasa sebagai peserta didalam lelang diartikan sebagai peran penyedia jasa mulai dari proses pendaftaran untuk ikut lelang, proses pemasukan penawaran, hingga akhirnya penetapan pemenang lelang (proses awal sampai akhir lelang). Penyedia jasa yang hanya berperan serta sampai pada pendaftaran saja tidak dikategorikan sebagai peserta lelang. Menurut Standar Dokumen Pengadaan (SDP) barang/jasa pemerintah secara elektronik dengan e-tendering yang dimaksud sebagai peserta lelang adalah penyedia jasa yang menyampaikan dokumen penawaran yang dapat dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang kurangnya memuat harga penawaran, daftar kuantitas dan harga, jangka waktu penawaran dan spesifikasi barang/bahan yang ditawarkan. Kontraktor sebagai penyedia jasa tentunya memiliki pertimbangan untuk ikut atau tidaknya didalam kegiatan lelang. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pengalaman, penilaian dan persepsi masing-masing orang yang berperan dalam proses lelang terhadap faktor-faktor yang dihadapi seperti misalnya kondisi ekonomi, karakteristik proyek yang dilelangkan, dokumen proyek, kondisi lelang, dan karakteristik kontraktor itu sendiri. 2.3 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh K/L/D/I yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa, yang

30 14 menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) (Anonim, 2012) Pengadaan Barang/Jasa Secara Konvensional Pengadaan barang/jasa secara konvensional atau manual adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan tatap muka biasa (manual), yaitu dengan cara korespondensi secara manual tanpa menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang - undangan, yaitu : a. Pengumuman melalui media massa (koran nasional), dan papan pengumuman K/L/D/I bersangkutan. b. Pendaftaran bagi peserta yang berminat mendaftar wajib secara fisik untuk melakukan proses pendaftaran. c. Dokumen lelang dalam bentuk hard copy dan peserta yang mengambil dokumen lelang wajib datang langsung. d. Penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dilakukan melalui tatap muka pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan. e. Pemasukan dokumen penawaran dibawa langsung ke tempat dan waktu yang sudah ditentukan dalam pelelangan dalam bentuk hard copy. f. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara tatap muka pada tempat dan waktu yang sudah ditentukan pada pelelangan. g. Sanggahan lelang bisa dilakukan dengan datang langsung ke tempat pelelangan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik Pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi

31 15 elektronik sesuai dengan ketentuan perundang- undangan, yang tata cara pemilihan penyedia barang/jasanya dilakukan dengan tata cara e-tendering yaitu tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan (Anonim, 2012) Para Pihak Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Menurut Perpres nomor 70 tahun 2012, menerangkan bahwa ada beberapa pihak dan organisasi yang berperan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pengadaannya melalui penyedia barang/jasa diantaranya : a. Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). c. Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan. d. Panitia/ Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa para pihak yang terkait diatas harus mematuhi etika- etika : a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa. b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa. c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat persaingan tidak sehat.

32 16 d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak. e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara. h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pengguna Anggaran (PA) merupakan pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran K/L/D/I atau pejabat yang disamakan pada instansi lain pengguna APBN/APBD. Sesuai dengan Perpres Nomor 70 tahun 2012, PA memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut : a. Menetapkan Rencana Umum Pengadaan. b. Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I. c. Menetapkan PPK. d. Menetapkan Pejabat Pengadaan. e. Menetapkan Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan.

33 17 f. Menetapkan pemenang pada pelelangan atau penyedia pada penunjukan langsung untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai di atas Rp ,00 (seratus miliar rupiah). g. Menetapkan pemenang pada seleksi atau penyedia pada penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultasi dengan nilai di atas Rp ,00 ( sepuluh miliar rupiah). h. Mengawasi penggunaan anggaran. i. Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. j. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat. k. Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan barang/jasa. Dengan pertimbangan besarnya beban pekerjaan atau rentang kendali organisasai maka, PA pada Pemerintah Daerah dapat mengusulkan satu atau beberapa KPA yang memiliki kewenangan sesuai pelimpahan oleh PA kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, yang mempunyai tugas pokok dan kewenangan : a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/ jasa yang meliputi, spesifikasi teknis, harga perkiraan sendiri dan rancangan kontrak. b. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/ jasa.

34 18 c. Menandatangani kontrak. d. Malaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa. e. Mengendalikan pelaksanaan kontrak. f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA atau KPA. g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA atau KPA. dengan berita acara penyerahan. h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA atau KPA. i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Selain tugas pokok dan kewenangan tersebut diatas, PPK juga dapat : a. Mengusulkan kepada PA atau KPA untuk melakukan perubahan paket pekerjaan dan perubahan jadwal kegiatan b. Menetapkan tim pendukung. c. Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP. d. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa Unit Layanan Pengadaan Unit Layanan Pengadaan adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen,dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada, yang mempunyai tugas pokok dan kewenangan:

35 19 a. Menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa. b. Menetapkan dokumen pengadaan. c. Menetapkan besaran nominal jaminan penawaran. d. Mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di website K/L/D/I masing - masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam portal pengadaan nasional. e. Menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi. f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk. g. Menjawab sanggahan. h. Menetapkan penyedia barang/jasa untuk pelelangan atau penunjukan langsung paket pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp ,00 (seratus miliar rupiah) dan menetapkan seleksi atau penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp ,00 (sepuluh miliar rupiah). i. Menyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa kepada PPK. j. Menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia barang/jasa. k. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Menteri, Pimpinan Lembaga, Kepala Daerah atau Pimpinan Instansi.

36 20 l. Memberikan pertangungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa kepada PA Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA atau KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan, yang mempunyai tugas pokok dan kewenangan : a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak. b. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian. c. Membuat dan menandatangani berita acara serah terima hasil pekerjaan. 2.4 Tata Cara E- Tendering Menurut Perpres Nomor 70 Tahun 2012, e-tendering adalah tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada SPSE dengan cara menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 18 Tahun 2012 tentang tata cara e-tendering, ruang lingkup tata cara e-tendering meliputi : a. Pengadaan barang/jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD. b. Pengadaan barang/jasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha

37 21 Milik Daerah yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD. c. Pengadaan barang/jasa yang dananya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri yang berpedoman pada ketentuan Perpres nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang/jasa Pemerintah Metode E-Tendering Metode e-tendering terdiri dari : a. E-lelang untuk untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya b. E-seleksi untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi Proses Pemilihan metode E-Tendering Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa dengan tata cara e-tendering ada beberapa pihak yang terlibat diantaranya; PPK, ULP, penyedia barang/jasa dan LPSE. Secara umum proses tata cara e-tendering dapat dibagi menjadi beberapa tahap aktivitas: a. Tahap persiapan pemilihan 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pada tahap persiapan pemilihan, PPK menyerahkan yang berisikan paket, spesifikasi teknis, HPS dan rancangan umum kontrak kepada ULP. 2. Unit Layanan Pengadaan (ULP) a. ULP menerima, menyimpan dan melaksanakan pemilihan berdasarkan surat yang disampaikan oleh PPK.

38 22 b. ULP menyerahkan surat keputusan tentang kepanitiaan untuk paket pemilihan kepada LPSE untuk mendapatkan kode akses untuk masing masing nama yang tertera dalam kepanitian. c. ULP membuat dokumen pengadaan dalam softcopy. 3. Penyedia barang/jasa a. Penyedia barang/jasa yang belum mendapat kode akses aplikasi SPSE wajib melakukan pendaftaran pada aplikasi SPSE dan melaksanakan verifikasi pada LPSE untuk mendapatkan kode akses aplikasi SPSE. b. Untuk penyedia barang/jasa yang saling bergabung dalam suatu konsorsium atau bentuk kerjasama lain, maka semua anggota berhak untuk mendapatkan kode akses aplikasi SPSE. 4. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) a. LPSE menerima, menyimpan dan menerbitkan kode akses terhadap nama - nama yang tercantum dalam surat keputusan tentang penunjukan/pengangkatan PPK, Kelompok Kerja Unit ULP, kepanitian untuk paket pemilihan. b. LPSE melakukan verifikasi jati diri pimpinan perusahaan terhadap penyedia barang/jasa yang telah melaksanakan pendaftaran melalui aplikasi SPSE namun belum tercatat sebagai pengguna SPSE. b. Pelaksanaan Pemilihan 1. Unit Layanan Pengadaan (ULP) a. Pembuatan paket dan pendaftaran

39 23 Kelompok Kerja ULP membuat paket dengan informasi sistem pengadaan yang digunakan beserta jadwal serta dokumen pengadaan. b. Pemberian penjelasan Proses penjelasan pekerjaan dilakukan secara online, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. c. Pemasukan kualifikasi Data kualifikasi disampaikan oleh penyedia barang/jasa ke dalam form isian elektronik kualifikasi. d. Pemasukan penawaran. Dokumen penawaran diunggah (upload) berbentuk file yang sudah dienkripsi menggunakan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO) e. Pembukaan penawaran dan evaluasi. Dokumen penawaran peserta lelang di unduh (download) dan dideskripsi dengan menggunakan APENDO. f. Sanggahan Peserta pemilihan yang dapat menyanggah adalah yang menyampaikan dokumen penawaran. 2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) a. Surat penunjukan penyedia barang/jasa b. Penandatangan kontrak c. Aturan Lain 1. Pengumuman pemilihan dan pengumuman pemenang

40 24 2. Evaluasi ulang, penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan ulang 3. Surat jaminan penawaran 4. Perubahan jadwal 5. Pengenaan sanksi 6. Persiapan dan pelaksanaan audit. 2.5 Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Pihak pihak yang dapat menyatakan bahwa suatu pelelangan gagal yaitu ULP, PA atau KPA, Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Instansi lainnya dan Kepala Daerah. ULP menyatakan pelelangan gagal apabila : a. Jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari tiga peserta. b. Jumlah peserta yang memasukkan dokumen penawaran kurang dari tiga. c. Sanggahan dari peserta terhadap hasil prakualifikasi ternyata benar. d. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran. e. Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti atau indikasi terjadi persaingan tidak sehat. f. Harga penawaran terendah terkoreksi untuk kontrak harga satuan dan kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan lebih tinggi dari HPS. g. Seluruh harga penawaran yang masuk untuk kontrak lumpsum diatas HPS. h. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Perpres dan dokumen pengadaan ternyata benar.

41 25 i. Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi dokumen pengadaan ternyata benar. j. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan satu dan dua, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi. PA atau KPA menyatakan pelelangan gagal apabila: a. PA atau KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani surat penunjukan penyedia barang/jasa karena proses pelelangan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan ULP atau PPK ternyata benar c. Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang. d. Sanggahan dari penyedia barang/jasa atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen pengadaan penyedia barang/jasa ternyata benar. e. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari dokumen pengadaan. f. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan satu dan dua mengundurkan diri. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Instansi lainnya menyatakan pelelangan gagal, apabila: a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan KPA, PPK dan ULP ternyata benar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI DAN NILAI PENAWARAN PESERTA LELANG ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BULELENG Made Respawan 1, I K. Sudarsana 2, Mayun Nadiasa 2 Abstrak:

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR

MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR TESIS MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR IDA AYU PRANITI TRESNA PUTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS MANAJEMEN

Lebih terperinci

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa DASAR HUKUM - Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun

Lebih terperinci

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01 Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa Telp. (024) 8508081, 86458337, Fax. (024) 85081. http://www.unnes.ac.id 2 dari 8 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan agar proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Universitas

Lebih terperinci

Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING

Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING I LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement), khususnya dengan e-tendering dapat

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI 1 PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA No. 1975, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. LPSE. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.801, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA.Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik. Ketentuan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI - 1 - PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa MANUAL PROCEDURE Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 M Manual Procedure Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa Unit Layanan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DANA ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014 SALINAN PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1130 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, No.1734, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERA. Barang/Jasa. Pengadaan. Unit Pelayanan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG UNIT LAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SALINAN NOMOR 1/2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR KALI DENGAN TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH jdih.bpk.go.id

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH 1 GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DI DENGAN

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA

PROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 85080 PM-AKD- 1 dari 9 Maret 22 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan agar proses pengadaan barang / jasa di Lingkungan Universitas Negeri Semarang dapat

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 314, 2016 KEMENSOS. Pengadaan Barang/Jasa. Unit Layanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 68 Tahun 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.01/PL.104/MPEK/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI PENGADAAN LANGSUNG DI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TATA CARA E-TENDERING

TATA CARA E-TENDERING 5 2013, No.16 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG E-TENDERING TATA CARA E-TENDERING I. METODE E-TENDERING Metode E-Tendering terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc 2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN SALINAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG SALINAN NOMOR 33, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65,2014 KEMEN LH. Unit Layanan Pengadaan. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 13 2015 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 20152015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG HUBUNGAN, PROSEDUR DAN MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR DAN TATA HUBUNGAN KERJA PENGADAAN BARANG/JASA DI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1214, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Pengadaan. Barang/Jasa. Unit Layanan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING Lampiran Peraturan Gubernur Banten Nomor : 3 Tahun 2012 Tanggal : 3 Februari 2012 TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING A. RUANG LINGKUP : Ruang lingkup pengadaan

Lebih terperinci

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal MANUAL PROCEDURE Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 M Manual Procedure Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.328, 2014 KEMENSOS. ULP. Barang. Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2011

Lebih terperinci

Editor-in-Chief. Associate Editor. Editorial Board. Reviewer. 3 of 4 1/21/2016 9:07 PM

Editor-in-Chief. Associate Editor. Editorial Board. Reviewer.  3 of 4 1/21/2016 9:07 PM Editorial Team http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/about/editorialteam 3 of 4 1/21/2016 9:07 PM HOME ABOUT LOG IN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS EDITORIAL TEAM CONTACT FOCUS AND SCOPE STATISTIC

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAOAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 Dalam UU No. 18/1999 pasal 14, para pihak dlm pekerjaan konstruksi terdiri dari : 1. Pengguna Jasa Pengguna Jasa adalah pihak pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek

Lebih terperinci

, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang E-Tendering;

, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang E-Tendering; LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG E-TENDERING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent No.794, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. ULP. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 43 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 443, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Unit Layanan Pengadaan. Barang/Jasa. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.58, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pengguna Anggaran. Kuasa Pengguna Anggaran. Barang/Jasa. Pengadaan. Pelimpahan Kewenangan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-TENDERING ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA, 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2015 KEMENPAN-RB. Unit Layanan Pengadaan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2016 KEMENAKER. Pengadaan. Barang/Jasa. Uni Layanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN

Lebih terperinci