BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1986). Mark Snyder (1974) mengajukan konsep self-monitoring, yang
|
|
- Hengki Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-monitoring Definisi Self-monitoring Self-monitoring merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan impression management atau konsep pengaturan diri (Snyder & Gangestad, 1986). Mark Snyder (1974) mengajukan konsep self-monitoring, yang menjelaskan mengenai proses yang dialami dari tiap individu dalam menampilkan impression management dihadapan orang lain. Menurut Snyder (Watson et al, 1984), self-monitoring merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk menampilkan dirinya di hadapan orang lain dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada pada dirinya atau petunjukpetunjuk yang ada di lingkungan sekitarnya. Snyder dan Cantor (dalam Fiske & Taylor, 1991) mendefinisikan selfmonitoring sebagai cara individu dalam membuat perencanaan, bertindak, dan mengatur keputusan dalam berperilaku terhadap situasi sosial. Hal ini diperkuat dengan pendapat Robbins (1996) yang menyatakan bahwa selfmonitoring merupakan suatu ciri kepribadian yang mengukur kemampuan individu untuk menyesuaikan perilakunya pada faktor-faktor lingkungan luar. Menurut Baron dan Byrne (1994) self-monitoring merupakan tingkatan individu dalam mengatur perilakunya berdasarkan situasi eksternal dan reaksi orang lain (self monitoring tinggi) atau atas dasar faktor internal seperti keyakinan, sikap, dan minat (self monitoring rendah). 9
2 Berdasarkan dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam menampilkan dirinya terhadap orang lain dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada pada dirinya maupun yang ada di sekitarnya, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan serta bertingkah laku yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi dalam lingkungan sosialnya Ciri-ciri Self-monitoring Berdasarkan teori self-monitoring, sewaktu individu akan menyesuaikan diri dengan situasi tertentu, secara umum menggunakan banyak petunjuk yang ada pada dirinya ataupun di sekitarnya sebagai informasi. Individu dengan self-monitoring tinggi selalu ingin menampilkan citra diri yang positif dihadapan orang lain. Menurut Snyder dan Monson (dalam Raven & Rubin, 1983), seorang individu yang memiliki selfmonitoring tinggi cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan berusaha untuk berperilaku sesuai situasi saat itu, dengan menggunakan informasi yang diterimanya. Hal ini mencerminkan bahwa individu yang mempunyai self-monitoring tinggi biasanya sangat memperhatikan penyesuaian tingkah lakunya pada situasi sosial dan hubungan interpersonal yang dihadapinya. Snyder (dalam Baron & Byrne, 1994) menambahkan bahwa individu dengan self-monitoring tinggi mampu untuk menyesuaikan diri pada situasi dan mempunyai banyak teman serta berusaha untuk menerima evaluasi positif dari orang lain. Singkatnya, individu dengan self-monitoring tinggi cenderung fleksibel, penyesuaian dirinya baik dan cerdas sehingga cenderung 10
3 lebih cepat mempelajari apa yang menjadi tuntutan di lingkungannya pada situasi tertentu (Wrightsman & Deaux, 1981). Selanjutnya, Snyder dan Cantor (dalam Fiske & Taylor, 1991) menyatakan bahwa individu dengan self-monitoring tinggi juga sangat sensitif terhadap norma sosial dan berbagai situasi yang ada di sekitarnya sehingga dapat lebih mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa individu dengan self-monitoring yang tinggi cenderung peka terhadap aturan- aturan yang ada di sekitar dirinya sehingga selalu berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan tuntutan situasi (Brehm & Kassin, 1993). Hoyle dan Sowards (dalam Baron & Byrne, 1994) menyatakan bahwa individu dengan self-monitoring tinggi cenderung melakukan analisis terhadap situasi sosial dengan cara membandingkan dirinya dengan standar perilaku sosial dan berusaha untuk mengubah dirinya sesuai dengan situasi saat itu. Individu dengan self-monitoring rendah memiliki ciri-ciri yang berkebalikan dengan individu yang memiliki self-monitoring tinggi. Individu yang mempunyai self-monitoring rendah lebih mempercayai informasi yang bersifat internal. Menurut Snyder (dalam Fiske & Taylor, 1991), individu dengan self-monitoring rendah, dalam menampilkan dirinya terhadap orang lain cenderung hanya didasarkan pada apa yang diyakininya adalah benar menurut dirinya sendiri. Hal ini mencerminkan bahwa individu dengan selfmonitoring rendah kurang peka akan hal-hal yang ada di lingkungannya sehingga kurang memperhatikan keadaan-keadaan dari lingkungan sekitarnya. 11
4 Snyder (dalam Baron & Byrne, 1994) menambahkan bahwa individu yang memiliki self-monitoring rendah menunjukkan perilaku yang konsisten. Ini dikarenakan faktor internal seperti kepercayaan, sikap, dan minatnya yang mengatur tingkah lakunya (Kreitner dan Kinicki, 2005). Engel dkk (1995) juga menyatakan bahwa individu dengan self-monitoring rendah tidak peduli dengan pendapat orang lain dan lebih mementingkan perasaan dan faktor internal yang dimilikinya. Tidak mengherankan apabila individu ini menjadi cenderung memegang teguh pendiriannya dan tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari luar dirinya sehingga kurang berhasil dalam melakukan hubungan sosial (Baron & Byrne, 1994). Hal ini mencerminkan bahwa individu dengan self-monitoring rendah tidak berusaha untuk mengubah perilakunya sesuai dengan situasi dan tidak tertarik dengan informasi-informasi sosial dari lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat maka disimpulkan bahwa individu yang memiliki self-monitoring tinggi menunjukkan ciri-ciri tanggap terhadap tuntutan dari lingkungan di sekitarnya, memperhatikan informasi sosial yang merupakan petunjuk baginya untuk menampilkan diri sesuai dengan informasi atau petunjuk tersebut, mempunyai kontrol yang baik terhadap tingkah laku yang akan ditampilkan, mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berperilaku dalam situasi-situasi yang penting, dan mampu mengendalikan diri, mengubah perilaku serta ekspresif. Namun sebaliknya, individu yang memiliki self-monitoring rendah menunjukkan ciri-ciri kurang tanggap terhadap situasi-situasi yang menuntutnya untuk menampilkan dirinya, kurang memperhatikan pendapat orang lain dan kurang memperhatikan informasi sosial, kurang dapat menjaga 12
5 dan suka mengabaikan penampilannya, kurang berhasil dalam menjalin hubungan interpersonal, perilaku dan ekspresi diri lebih dipengaruhi oleh pendapat dirinya pada situasi sekitarnya. 2.2 Self -presentation Definisi Self-presentation Self presentation adalah proses dimana kita mencoba untuk membentuk apa yang orang lain pikirkan tentang kita dan apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri (Goffman dalam Worchel, Cooper, Goethals, & Olson, 2000). Kemudian, suatu usaha yang disengaja dilakukan oleh seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau terkontrol yang akan menciptakan kesan khusus tentang dirinya merupakan self presentation (George dalam Taylor, Peplau, & Sears, 2009). Menurut Myers (1987), self presentation adalah ungkapan diri yang ditunjukkan dalam bentuk lain agar membuat orang lain menyukai kesan pada dirinya atau sebuah kesan yang cocok untuk suatu rencana tertentu. Sedangkan Delamater dan Myers (2007) mengungkapkan bahwa self presentation berhubungan dengan usaha kita untuk mengontrol image yang akan kita rancang untuk diri kita sendiri dalam melakukan interaksi sosial. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self presentation merupakan suatu tindakan yang secara disengaja dimunculkan atau dihadirkan seseorang dengan cara-cara tertentu untuk menciptakan kesan khusus tentang dirinya demi diterima dan disukai oleh orang lain yang berada di sekitarnya. 13
6 2.2.2 Fungsi Self-presentation Menurut Brown (2007) ada tiga fungsi dari self-presentation yang menyatakan mengapa seseorang terlibat dalam self-presentation, yaitu: 1. Memfasilitasi Interaksi Sosial Menurut Goffman (dalam Brown 2007) fungsi dasar dari selfpresentation adalah untuk mendefinisikan sifat suatu situasi sosial. Interaksi sosial sangat mudah untuk diatur, setiap orang mempunyai peran untuk dimainkan dan interaksi dapat berjalan dengan mudah apabila peran tersebut diterapkan secara efektif. Seseorang mungkin saja salah menggambarkan dirinya sendiri atau sebaliknya, menahan diri sendiri dari apa yang mereka katakan atau yang mereka rasakan. Contohnya, mencari model baju atau gaya rambut dan membuat alasan mengapa mereka tidak bisa bersama dalam suatu acara sosial. Perilaku self-presentation semacam ini nampaknya diutamakan oleh dorongan dari keinginan untuk menghindari konflik sosial dan untuk mengurangi tekanan sosial menurut DePaulo, Kashy, Kirkendol, Wyer, & Epstein (dalam Brown 2007). 2. Mendapatkan Imbalan Material dan Sosial Individu berusaha untuk membuat kesan pada dirinya untuk mendapatkan keuntungan materi dan keuntungan sosial. Contohnya, karyawan biasanya mempunyai kepentingan materi yaitu seperi masa depan yang cerah, berkomitmen, dan menjanjikan. Sampai batas bahwa mereka sukses melakukan kesan-kesan tersebut di depan majikannya, 14
7 mereka cenderung akan di promosikan atau mendapatkan kenaikan gaji. Keuntungan sosial juga tergantung pada kemampuan kita untuk meyakinkan orang lain bahwa kita memiliki kualitas tertentu. Menurut Jones (dalam Brown 2007) strategi self-presentation semacam ini mewakili suatu bentuk pengaruh sosial pada setiap orang yang mencoba untuk mendapatkan kekuasaan atas orang lain. 3. Konstruksi Diri Untuk menciptakan identitas biasanya dimulai dari konstruksi diri. Menurut Rosenberg (dalam Brown 2007) hal ini umum terjadi pada masa remaja, remaja secara rutin mencoba berbagai macam identitas. Selfenhancement juga didasari oleh konstruksi diri, kebanyakan orang memikirkan dirinya menjadi orang yang kompeten, disukai, dan maju dengan cara meyakinkan orang lain bahwa mereka memiliki sifat yang positif. Hal ini membawa mereka untuk memikirkan dirinya sebagai orang yang bermatabat yang pada akhirnya membuat mereka merasa baik tentang dirinya Strategi Self-presentation Strategi self presentation adalah suatu upaya pembentukan kesan tertentu yang secara sadar dan disengaja dibentuk oleh orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Delameter dan Myers (2007), strategi self presentation merupakan kondisi tertentu yang membuat orang menghadirkan diri mereka sebagai seseorang yang dibuat-buat atau image yang bukan sesungguhnya dirinya, menggambarkan dirinya secara berlebihan, ataupun membuat image yang menyesatkan tentang dirinya dimata orang lain, agar membuat orang lain menyukai 15
8 kita lebih daripada diri mereka yang sesungguhnya (ingratiation), untuk membuat orang lain merasa takut kepada dirinya (intimidation), agar dihormati kemampuannya (self promotion), memberikan contoh kepada orang lain agar menjadi panutan (exemplification), atau memberikan image dimana individu membutuhkan pertolongan orang lain (supplication). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi self presentation adalah suatu usaha pengelolaan kesan tertentu yang diperlihatkan atau dihadirkan oleh seseorang kepada orang lain secara sadar dan disengaja guna mencapai beberapa tujuan tertentu Online Self-presentation Di dalam dunia virtual, pembentukan identitas online termasuk ke dalam online self-presentation, yang di dalamnya ada cara yang berbeda pada pengguna untuk menunjukkan dirinya ke pengguna yang lain (Šmahel, 2003). Online self-presentation sangat penting karena setiap individu memiliki pilihan yang cukup besar untuk menunjukkan aspek-aspek tentang dirinya. Aspek-aspek ini bisa saja tentang dirinya yang ingin mereka sampaikan, misalnya gender mereka, minat, atau preferensi seksual. Tetapi hal ini juga bisa mengenai aspek-aspek yang mereka cita-citakan, yang mereka tidak inginkan, atau bahkan ingin mengeksplorasi dan melakukan ekperimen dengan melihat dirinya dan reaksi dari orang lain. Menurut Subrahmanyam dan Šmahel (2010), online self-presentation difasilitasi oleh beberapa hal, antara lain: 16
9 1. Nicknames (usernames) Nicknames atau Usernames dapat menyampaikan informasi mengenai gender pada user, contohnya prettygurl245, identitas seksual contohnya straitangel, dan minat-minat yang khusus contohnya soccerchick. 2. A/s/l code age/sex/location ini adalah informasi yang paling dasar untuk menunjukan suatu identitas pada lingkungan internet, biasanya remaja yang online di chat rooms menjadikan a/s/l code sebagai kode untuk menanyakan identitas pada user lain (Greenfield & Subrahmanyam, 2003). 3. Avatars Biasanya avatars digunakan oleh user game online sebagai identitas atau persona, yang dimana dapat disesuaikan sesuai dengan kriteria atau wujud yang diinginkan user. Avatars dapat dibentuk oleh beberapa cara, misalnya seperti animasi berbentuk manusia. 4. Foto dan video Foto dan video dapat digunakan sebagai online self-presentation. Yang dimana dengan sangat mudah untuk di upload di blogs, social networking profiles, dan di berbagai situs lainnya. 17
10 2.3 Self-monitoring dan Self-presentation Setiap masing-masing individu memiliki hal yang berbeda dalam memilih jenis informasi yang digunakan untuk konsep dirinya. Masing-masing individu memiliki kesadaran yang berbeda-beda tentang cara menampilkan perilaku pada orang lain yang disebut dengan self-monitoring (Penrod, 1986). Individu membentuk kesan setiap saat berada di lingkungan sosialnya, tetapi tidak selalu dengan aktif mengamati atau mengatur kesan tersebut. Di dalam beberapa situasi, saat kita mempresentasikan diri itu sudah menjadi hal yang otomatis atau sudah menjadi hal yang biasa, dan kita memberikan sedikit perhatian yang kita sadari untuk mengetahui bagaimana presepsi orang lain terhadap diri kita. Menurut Leary (dalam Brown 2007) saat kita berada di situasi yang berbeda, kita menjadi lebih khawatir dengan kesan yang kita buat, dan kita dengan aktif berusaha untuk mengontrol kesan-kesan tersebut, maka dari itu perlu adanya strategi dalam mempresentasikan diri agar membuat orang lain menyukai kita lebih daripada diri mereka yang sesungguhnya (ingratiation), untuk membuat orang lain merasa takut kepada dirinya (intimidation), agar dihormati kemampuannya (self promotion), memberikan contoh kepada orang lain agar menjadi panutan (exemplification), atau memberikan image dimana individu membutuhkan pertolongan orang lain (supplication). Menurut Goffman (1959) interaksi sosial dapat disamakan seperti pertunjukan teater, setiap individu adalah aktor yang berusaha membuat pertunjukkan dramanya sendiri. Aktor harus memperhitungkan setting, kostum, maupun penggunaan kata dan lainnya untuk memberikan kesan yang baik dan hal tersebut memudahkan individu untuk mencapai tujuannya yang 18
11 menurut Goffman disebut dengan impression management. Goffman (1959) juga memberikan perbedaan dimana aktor berada diatas panggung (front stage) dengan di belakang panggung (back stage). Front stage yang di maksud adalah ketika penonton melihat kita dan kita sedang berada dalam bagian dari pertunjukan tersebut. Saat itu kita berusaha memainkan peran agar membuat penonton menjadi tertarik. Sedangkan back stage adalah keadaan dimana kita di belakang panggung dengan kondisi tidak ada penonton, sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa memperdulikan peran yang akan kita mainkan. Apabila dapat dilakukan dengan baik, penonton akan termanipulasi dan melihat aktor sesuai dengan sudut pandang yang ingin ditampilkan oleh aktor tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, tahap front stage dan back stage merupakan self-presentation dari individu. Contohnya dalam media sosial adalah ketika seorang individu memperkenalkan atau menampilkan dirinya melalui Twitter. Akun Twitter tersebut sengaja dibuat agar individu mempunyai citra yang baik, begitu juga saat individu mem-posting tweets, komentar, dan foto. Individu sengaja membangun sebuah image yang baik untuk diperlihatkan kepada teman-temannya. Apa yang individu perlihatkan di Twitter adalah sebuah front stage seseorang, dan teman-temannya di Twitter adalah penontonnya. Sedangkan back stage merupakan kehidupan sehari-hari dari individu tersebut dan tidak ada penonton dari teman-temannya di media sosial, mereka memainkan peran yang berbeda dengan apa yang mereka bangun di panggung front stage. 19
12 2.4 Twitter Definisi Twitter Menurut Marwick dan Boyd (2010) Twitter merupakan real-time information network yang memungkinkan penggunanya untuk menikmati cerita, ide, pendapat dan informasi-informasi menarik. Tweet adalah fitur utama dari Twitter, yang berupa pesan berisi 140 huruf (O Reily & Milstein, 2009). Dengan Twitter pengguna dapat melakukan follow dengan teman, artis dan berita terbaru yang menarik. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini pengguna dapat mengirim dan menerima pesan melalui bermacam-macam perangkat seperti PC, smartphone dan telepon seluler, yang memungkinkan Twitter digunakan oleh setiap orang (Twitter, 2012) Perilaku dalam Twitter Menurut O Riely & Milstein (2009) Tweet adalah sistem penulisan pesan yang berada dalam Twitter yang dibatasi menjadi 140 huruf, Twitter mengikuti sistem SMS yang dibatasi oleh 160 huruf dan memotong 20 huruf untuk nama pengguna sehingga menyisakan 140 huruf untuk isi pesan. Twitter juga akan mempersingkat URL yang kita masukan kedalam tweet secara otomatis. Apabila pesan melebihi 140 huruf disarankan untuk mempersingkat pesan dengan menghilangkan beberapa tanda baca, menggunakan singkatan yang masih dapat dibaca, dan menulis angka secara numerik bukan menuliskan angka dengan huruf (O Reily & Milstein, 2009). Selain itu, foto yang dipasang di halaman profil pengguna Twitter disebut dengan avatar. Avatar akan muncul disebelah postingan tweet setiap kali individu menulis tweet. Foto yang digunakan sebagai avatar juga dapat diperbesar dengan mengklik avatar pada halaman profil. Avatar yang 20
13 digunakan maksimal berukuran 2MB. Kolom bio di twitter juga dapat digunakan untuk menuliskan tentang diri kita dalam 160 karakter (twitterabout, 2013). Menurut O Reily dan Milstein (2009) Follow adalah perilaku mengikuti sebuah account Twitter, pengguna yang menjadi follower sebuah account akan mampu melihat setiap tulisan yang ditulis di dalam Twitter oleh account yang di-follow. Dengan menggunakan di dalam tweet pengguna dapat menujukan tweet tersebut kepada pengguna tertentu (O Reily & Milstein, 2009). Pesan yang dikategorikan dengan pesan dapat diartikan sebagai, ditujukan kepada pengguna tersebut dan membalas tweet dari pengguna tersebut (O Reily & Milstein, 2009). Retweet adalah fitur lain yang terdapat dalam Twitter, yaitu mengulang kembali tweet dari pengguna lain yang dianggap menarik atau berisi informasi berguna. Dengan melakukan retweet kita akan mengulang pesan tersebut kepada follower kita sendiri (O Reily & Milstein, 2009). Untuk melakukan retweet, pengguna cukup menekan tombol RT yang berada di bawah tweet orang lain. 2.5 Remaja Definisi Remaja Remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Untuk menjadi orang dewasa, menurut Erikson, remaja akan melalui masa krisis, dimana remaja berusaha untuk 21
14 mencari identitas diri (search for self-identity) (Dariyo, 2004). Menurut Geldard, (2004) remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada umumnya remaja akan menghadapi lima perubahan, yaitu biologis, kognitif, psikologis, sosial, dan norma (Geldard, 2004). Saat mengalami perubahan biologis, produksi hormon akan meningkat yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan organ seksual yang drastis dalam tubuh remaja (Colarusso dalam Geldard, 2004). Perubahan ini ditandai dengan berubahnya suara dan tumbuhnya bulu-bulu pada pria, dan menstruasi serta munculnya payudara pada wanita (Colarusso dalam Geldard, 2004). Saat perubahan biologis terjadi, remaja juga akan mengalami perubahan kognitif (Geldard, 2004). Remaja akan mengembangkan kemampuan untuk dapat berpikir secara abstrak, dengan menemukan cara menjalin relasi dengan sesama, menemukan cara baru untuk memproses informasi dan berpikir secara kreatif dan kritis (Geldard, 2004). Dalam hubungan antarrelasi, remaja mulai dapat memahami dan mencoba melihat dari persepsi orang lain (Geldard, 2004). Selain dapat memahami hubungan antarrelasi, remaja dapat memproses informasi dengan lebih efektif dan berpikir secara kreatif dan kritis seperti mampu mengambil keputusan sendiri, membedakan jenis-jenis masalah, dan menyelasikan masalah menggunakan cara mereka (Geldard, 2004). Seiring berjalannya perubahan biologis dan kognitif remaja akan mengalami perubahan psikologis (Geldard, 2004). Perubahan fisik dan pola pikir remaja yang disebabkan kedua hal diatas akan menyebabkan remaja menjadi sosok yang sedang mencari identitas mereka bukan lagi seorang yang berada di masa kanak-kanak tetapi belum juga menjadi orang dewasa 22
15 (Geldard, 2004). Menurut Geldard (2004), dalam menghadapi perubahan secara sosial, seorang remaja harus mencari tempat mereka di lingkungan sosial yang baru. Remaja berusaha mencari tempat mereka di lingkungan sosial dan berusaha untuk menyesuaikan diri mereka untuk dapat diterima di lingkungan tersebut (Geldard, 2004). Untuk dapat diterima, remaja akan berusaha untuk memenuhi ekspektasi yang ada lingkungan sosial tersebut seperti dari orang tua dan teman, ekspektasi berasal dari asumsi bahwa remaja sudah menjadi sosok yang mandiri (Geldard, 2004). Perkembangan pola pikir remaja akan menyebabkan terjadinya perubahan moral dan spiritual pada diri remaja, remaja tidak lagi bertindak karena rasa takut atau atau persetujuan dari pihak lain seperti anak-anak (Geldard, 2004). Remaja tidak lagi mengikuti kepercayaan spiritual mereka karena pengaruh orang tua dan guru, remaja akan mengembangkan sendiri kepercayaan spiritual mereka berdasarkan pengalaman dan kejadian yang mereka alami (Geldard, 2004 ) Karakteristik Perkembangan Remaja Ketika seorang anak masuk dalam masa remaja, orang tuanya akan merasa penasaran akan terjadinya perubahan yang cepat pada anak mereka di masa remaja seperti selera musik, penampilan fisik, pertemanan, hubungan romantis, hobi dan pengambilan keputusan (Erikson, 1968). Remaja mulai menjauh dari orang tua mereka dan mulai membangkang dari orang tua, remaja sendiri mulai membutuhkan ruang pribadi untuk kehidupan mereka yang bebas dari gangguan orang tua, hal ini sangatlah penting untuk mengembangkan diri karena remaja harus memisahkan identitas diri mereka 23
16 dengan orang tua untuk dapat menciptakan otonomi untuk memperoleh kedewasaan (Erikson, 1982). Pada Teori Erikson, usia remaja yang berada antara 10 sampai 20 tahun berada pada tahap identity versus identity confusion. Remaja dihadapkan pada pertanyaan siapakah diri mereka sebenarnya, apakah mereka, dan hendak kemana mereka menuju dalam hidupnya. Remaja dihadapkan pada peran baru dan status dewasa yang berkaitan dengan pekerjaan dan asmara. Orang tua sebaiknya memberi kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi peran yang berbeda dan jalan yang berbeda dalam peran tertentu. Bila remaja mengeksplorasi peran tersebut dalam cara yang baik dan mendapatkan jalan yang positif untuk diikuti dalam hidupnya, identitas positif akan terbentuk. Jika remaja kurang mengskplorasi peran yang berda dan jalan ke masa depan yang positif tidak ditentukan maka kekacauan identitas akan terjadi (Santrock, 2003). 2.6 Kerangka Berpikir Remaja yang menggunakan Twitter dalam kehidupan sehari-hari di karenakan Twitter bersifat lebih tertutup dibandingkan dengan Facebook maupun media sosial yang lain. Sesuai dengan masa perkembangannya remaja sedang membentuk identitas yaitu berada pada tahap identity versus identity confusion. Media sosial Twitter memfasilitasi pembentukan identitas pada remaja, dalam pembentukan identitas perlu adanya eksplorasi yang dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk menggali dan mencari informasi sebanyak-banyaknya, setiap masing-masing individu memiliki hal yang berbeda dalam memilih jenis informasi yang digunakan untuk konsep dirinya. Masing-masing individu memiliki kesadaran 24
17 yang berbeda-beda tentang cara menampilkan perilaku pada orang lain yang disebut dengan self-monitoring (Penrod, 1986). Menurut Leary (dalam Brown 2007) saat kita berada di situasi yang berbeda, kita menjadi lebih khawatir dengan kesan yang kita buat, dan kita dengan aktif berusaha untuk mengontrol kesan-kesan tersebut, maka dari itu perlu adanya strategi dalam mempresentasikan dirinya agar membuat orang lain menyukai kita lebih daripada diri mereka yang sesungguhnya (ingratiation), untuk membuat orang lain merasa takut kepada dirinya (intimidation), agar dihormati kemampuannya (self promotion), memberikan contoh kepada orang lain agar menjadi panutan (exemplification), atau memberikan image dimana individu membutuhkan pertolongan orang lain (supplication). Interaksi di dalam media sosial Twitter berbentuk tulisan yang dapat dibaca kapanpun oleh siapapun, maka dari itu strategi dalam penampilan kesan saat menulis tweet juga diperhatikan, karena individu mengetahui bahwa tweet tersebut dapat dibaca oleh semua orang. Berbeda dengan dunia maya, individu yang berinteraksi dengan tatap muka dapat langsung memberikan kesan tanpa harus menuliskan tweet walaupun individu tidak sedang berinteraksi langsung dengan orang lain. Individu yang mempunyai self-monitoring tinggi memiliki kesadaran untuk menampilkan kesan, sehingga ada strategi khusus untuk menampilkan dirinya di dalam media sosial Twitter. 25
18 26
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini. Terdapat hubungan antara selfmonitoring dengan
Lebih terperinciBAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lai (2011), motivasi adalah suatu perilaku yang menggerakan
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Definisi motivasi Menurut Lai (2011), motivasi adalah suatu perilaku yang menggerakan manusia untuk bertindak atau tidak bertindak, perilaku tersebut dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN STRATEGI SELF-PRESENTATION DI MEDIA SOSIAL TWITTER PADA REMAJA JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN STRATEGI SELF-PRESENTATION DI MEDIA SOSIAL TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Marsha Philia Syafar Marsha.syafar@gmail.com Dosen Pembimbing : Raymond Godwin, S. Psi., M.
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern ini, internet merupakan sebuah kebutuhan yang dapat dikatakan wajib bagi setiap orang. Menurut Shelly dan Campbell (2012) internet merupakan jaringan
Lebih terperinciBab 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identitas Ego 2.1.1. Definisi identitas Erikson (dalam Santrock, 2011) berpendapat bahwa identitas merupakan sebuah aspek kunci dari perkembangan remaja. Identitas merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut sebagai self monitoring (Penrod, 1986). Self-monitoring adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self Monitoring Setiap individu berbada dalam memilih jenis informasi yang digunakan untuk konsep dirinya. Tiap-tiap individu memiliki kesadaran berbeda-beda tentang cara menampilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut sebagai self monitoring (Penrod, 1986). Self-monitoring adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self Monitoring Setiap individu berbada dalam memilih jenis informasi yang digunakan untuk konsep dirinya. Tiap-tiap individu memiliki kesadaran berbeda-beda tentang cara menampilkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam. menampilkan dirinya terhadap orang lain dengan menggunakan
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Definisi Operasional Self-monitoring Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam menampilkan dirinya terhadap orang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PENELITIAN
BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN 2.1. Ego Development Definisi identitas menurut Erikson (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah perasaan subjektif terhadap diri sendiri yang konsisten dan berkembang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi pengguna media sosial, memeriksa dan meng-update aktifitas terbaru ke dalam media sosial adalah sebuah aktifitas yang lazim dilakukan. Seseorang yang mempunyai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Ego Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan
Lebih terperinciGambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :
BAB I PENDAHULUAN Media sosial adalah sebuah teknologi komunikasi yang saat ini marak digunakan oleh manusia (khususnya remaja) dalam beriteraksi sehari-hari. Dilansir dari website smartbisnis.com, Pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Instagram merupakan media sosial yang sangat berkembang pesat di dunia Internet, banyak sekali yang menggunakan media sosial dari berbagai kalangan untuk keperluanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta 1. Pengertian Presentasi Diri Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media sosial merupakan salah satu elemen di era globalisasi yang paling berkembang berdasarkan segi fitur dan populasi pemakai. Berdasarkan data dari US Census Bureau
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Aldi Indra Rahman Bina Nusantara Univeristy, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah
Lebih terperinciPanduan Singkat Twitter
Panduan Singkat Twitter -dari berbagai sumber- Apa itu Twitter? Twitter adalah salah satu media sosial yang dikategorikan lebih rinci ke dalam mikroblog. Bisa dibilang, Twitter adalah suatu kegiatan ngeblog
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use Problematic Internet use (PIU) didefinisikan sebagai cara penggunaan internet yang menyebabkan penggunanya memiliki gangguan atau masalah secara psikologis,
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DATA. Peneliti akan menjelaskan gambaran umum mengenai hasil perolehan data dan
BAB 4 ANALISA DATA 1.1 Gambaran Umum Resaponden Peneliti akan menjelaskan gambaran umum mengenai hasil perolehan data dan gambaran umum 300 partisipan yang dilakukan pada siswa SMA yang berada di DKI Jakarta.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara
BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Diri 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif atau negatif (Santrock, 1998). Hal senada diungkapkan oleh
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK Ardini Galuh Mustika tikatikoo30@gmail.com Dosen Pembimbing : Raymond
Lebih terperinciABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI
ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI : FENOMENA PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI AJANG PENAMPILAN DIRI NAMA : ASTRI RIYANTI NIM : D2C 308 001 JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI Di era globalisasi saat ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Dengan telah berkembang pesat dan semakin canggihnya teknologi sehingga terjadi penambahan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja
BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan didalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja 2.1. Parasosial 2.2.1. Pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Media Sosial Instagram Media sosial merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan- perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa
Lebih terperinciPERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL
PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL Elda Franzia 1) 1) Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti E-mail: eldafranzia@gmail.com Abstrak Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Seperti yang dikatakan oleh Stuart dan Sudeen (1998) dalam tulisan Muchlisin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsepsi Diri Konsep diri merupakan pandangan terhadap sikap dan perilaku terhadap diri sendiri. Pengetahuan tentang diri sendiri ini juga termasuk pengetahuan tentang semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Rogers dan Kincaid, seorang ilmuwan komunikasi (dalam. Cangara, 2000) komunikasi adalah proses pertukaran informasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah hubungan diperlukan komunikasi antar satu dan yang lainnya. Komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah konflik dan memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Twitter Twitter adalah sebuah jejaring sosial dan jaringan informasi yang terdiri atas pesan-pesan sepanjang 140 karakter yang disebut Tweet (support.twitter.com,
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa indikator kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya mungkin menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, saat ini individu tidak hanya hidup di dunia nyata, tetapi juga memiliki kehidupan di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jejaring sosial sebagai media komunikasi baru saat ini telah menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rahmi Novitasari, 2014 Rancangan Teknik Self-Monitoring untuk Mereduksi Overconformity Remaja
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang penelitian. Beberapa hal yang dijelaskan dalam Bab ini ialah mengenai latar belakang masalah, rumusan
Lebih terperinciDIRI PRIBADI. Tentang Diri MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. mengkomunikasikan tentang Diri Pribadi
MODUL PERKULIAHAN DIRI PRIBADI Presentasi diri; Pengetahuan diri pribadi; Berpikir mengenai diri pribadi; Harga diri pribadi; Penilaian diri pribadi; Diri pribadi sebagai sasaran prasangka Fakultas Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kemajuan internet sungguhlah pesat, terutama di jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial yang
Lebih terperincipengguna memilih menu forum.
313 20. Halaman Forum Gambar 4.23 Tampilan Halaman Forum Pada halaman forum terdapat sebuah tabel yang terbagi menjadi kolom topik, penulis (nama pengguna yang mengisi membuat topik tersebut), jumlah balasan,
Lebih terperinciBAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang
BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN A. Kerangka Teoritik Dalam ilmu sosiologi mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup, untuk itu manusia hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena mereka
Lebih terperinciFENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI
FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN PELANGGAN
BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,
Lebih terperinciTAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. pengguna laki-laki dan pengguna perempuan. Identitas yang dimaksud
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti atas perumusan masalah mengenai identitas material, jenis pesan yang diproduksi, cara penayampaian pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi saat ini membawa masyarakat Indonesia pada Second era of globalization dimana era ini dikenal dengan era digital
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil
BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di masa depan? Apa peranan saya bagi dunia? Mungkin pertanyaan-pertanyaannya tersebut merupakan pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. pengamatan lapangan yang sudah direduksi dan di buat kategori-kategorinya
94 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Pada bab ini analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional
Lebih terperinciSelf Presentation Model Androgini dalam Lingkungan Pertemanan
JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Self Presentation Model Androgini dalam Lingkungan Pertemanan Alvernas Aningpasca, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Seiring dengan perkembangaan teknologi dan media masa membuat kebaya memiliki sebuah arti baru dalam masyarakat yang mengakibatkan sebuah gaya hidup baru. Terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.
Lebih terperinciPERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN
PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN Ditya Ardi Nugroho, Tri Dayakisni, dan Yuni Nurhamida Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. tak terpisahkan dari kehidupan riil mereka di realitas fisik. Hasil studi
BAB V KESIMPULAN Meskipun benar ada sebagian orang yang memperlakukan hubungan atau aktivitas di dunia virtual sebagai sesuatu yang lain dan terpisah dari realitas fisik, namun sebaliknya, ada juga yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Esteem 2.1.1 Pengertian Self-Esteem Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), Self-Esteem merupakan bentuk evaluasi dari sikap yang di dasarkan pada perasaan menghargai diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Instagram adalah aplikasi gratis untuk berbagi foto dan video pendek kepada orang lain yang juga dapat berbagi ke media sosial lainnya. Aplikasi instagram
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciKUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI
KUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ) Petunjuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...
9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola terhadap kinerja karyawannya. positif di mata masyarakat. Perusahaan tersebut adalah PT.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi, persaingan dalam dunia kerja menjadi kompetitif. Agar Indonesia dapat bersaing dengan Negara lainnya, maka diperlukan tenaga kerja yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras
Lebih terperinciTaktik Self-Presentation Merry Riana Melalui Akun
JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Taktik Self-Presentation Merry Riana Melalui Akun Twitter @MerryRiana Monica Kiannto, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan mausia sebagai mahluk sosial yang berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Remaja tidak mempunyai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga
Lebih terperinciDIRI PRIBADI. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.
DIRI PRIBADI Modul ke: Presentasi diri; Pengetahuan diri pribadi; Berpikir mengenai diri pribadi; Harga diri pribadi; Penilaian diri pribadi; Diri pribadi sebagai sasaran prasangka Fakultas Psikologi Sri
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sejak internet masuk ke Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciSoftware User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa
Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.
Lebih terperinci2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan formal yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mengasah keterampilan para siswa
Lebih terperinciPANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI
PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI 2018 0 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 PENGENALAN...2 Langkah-langkah membuat account guru di jejak bali..9 Langkah-langkah login
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Periode remaja merupakan periode peralihan antara masa anak-anak dan dewasa. Periode remaja merupakan masa kritis karena individu yang berada pada masa tersebut
Lebih terperinciTUTORIAL EDMODO A. MENGAKSES EDMODO B. MEMBUAT AKUN EDMODO SEBAGAI GURU
TUTORIAL EDMODO Edmodo merupakan social network berbasis lingkungan sekolah (school based environment). Dikembangkan oleh Nicolas Borg and Jeff O'Hara, Edmodo ditujukan untuk penggunaan bagi guru, siswa
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini, akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang digunakan peneliti terkait dengan penelitian yang dilakukan, dan dapat menjadi landasan teoritis untuk mendukung penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna situs media sosial saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media sosial mendominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal sebagai sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk komunikasi interaktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini terdapat banyak sekali kemudahan yang di tawarkan dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Jarak membentang di antara manusia bukanlah lagi
Lebih terperinci