I b M Pengembangan Jamur Tiram Di Paguyuban Budidaya Jamur Di Desa Milir Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I b M Pengembangan Jamur Tiram Di Paguyuban Budidaya Jamur Di Desa Milir Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan"

Transkripsi

1 I b M Pengembangan Jamur Tiram Di Paguyuban Budidaya Jamur Di Desa Milir Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan Fuad Abdillah Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang fuadabdillah88@gmail.com Abstrak Jamur merupakan salah satu makanan alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan. Keberadaan jamur di pasar masih langka karena sedikitnya produsen budidaya jamur dan sulitnya memproduksi. Kelompok budidaya Jamur Mlilir bangkit dan Tiram Bangun Karya di kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan memiliki banyak permasalah dari proses pembuatan media pertumbuhan jamur, pemeliharaan jamur, manajemen keuangan, dan kurang efesien kerja pegawai. Metode Pengabdian Masyarakat Progam Iptek Bagi Masyarakat (IbM) dengan menerapkan riset-riset yang pernah dilakukan di IKIP Veteran Semarang untuk mengatasi permasalahan Kelompok budidaya jamur. Mulai dari memaksimalkan alat sterilisasi skala makro dengan ketel uap pipa-pipa api untuk penguapan baglog. Langkah kedua membuat sistem kontrol penyiraman otomatis dengan menggunakan mikrokontroler. Langkah ketiga membuat bahan bakar briket, dan langkah keempat pelatihan manajemen usaha. Hasil sebelum menggunakan mesin sterilisasi kapasitas baglog 20 buah, setelah menggunakan baglog. Untuk penyiran otomatis mengurangi satu tenaga kerja dan hasil jamur maksimal. Bahan bakar briket mengurangi ongkos produksi dan limbah. Pelatihan manajemen usaha menjadikan kelompok budidaya jamur dapat mengkalkulasi biaya produksi dan laba. Implikasi hasil pengabdian masyrakat meningkatkan kesejahteraan kelompok budidaya jamur, peningkatan produksi, penekann biaya dan mampu menerapkan teknologi yang baru untuk budidaya jamur. Keywords : budidaya, baglog, jamur tiram, sterilisasi, usaha. 1. PENDAHULUAN Keberadaan komoditas jamur di pasar masih langka, kelangkaan jamur dikarenakan sedikitnya produsen budidaya jamur dan aktivitas produksi jamur belum optimal (Hermanto, 2007). Faktanya lapangan menunjukan bahwa belum dapat memenuhi permintaan jamur. Sumber ini didapat dari observasi dan kunjungan lapangan pada paguyuban budi daya jamur di desa Milir Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan. Jamur Milir Bangkit dan Tiram Bangun Karya merupakan paguyuban budi daya jamur tiram yang dikunjungi. Jamur Milir Bangkit mulai produksi tahun 1997, sedangkan Tiram Bangun Karya tahun 2003 (Hasil wawancara, 2014). Paguyuban budidaya Jamur Milir Bangkit memiliki anggota binaan sebanyak 6 kelompok, tiap kelompok memiliki tenaga kerja 4-5 orang. Pendapatan rata-rata Rp per hari setara 31 Kg jamur (Hasil wawancara, 2013). Untuk paguyuban budidaya Tiram Bangun Karya lebih sedikit binaanya, hanya 4 kelompok dan tenaga 3-4 orang dengan rata-rata penghasilan per hari Rp Selama ini paguyuban budidaya jamur tiram desa Milir baru memenuhi pasar lokal Kecamatan Gubuk dan sebagian Kota Semarang dengan harga Rp per kg. Secara statistik kebutuhan jamur untuk Kecamatan Gubuk sudah terpenuhi dengan kapasitas 250 kg per hari, tetapi untuk memenuhi Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

2 pedagang Kota Semarang kapasitas 500 kg sulit dicapai, karena jumlah bibit jamur yang ditanam sedikit dan produksi jamur belum optimal. Gambar 1. Media pembiakan jamur tiram atau baglog Jumlah bibit jamur menggunakan media pembiakan baglog yang ditunjukan pada Gambar 1. Jamur Milir Bangkit memproduksi rata-rata 60 baglog per hari dengan waktu produktif jamur setelah 40 hari. Waktu panen adalah umur 4-5 hari terhitung sejak pembentukan calon buah (pin head) dan beratnya telah mencapai gr dengan efesiensi masa panen kali (Hasil wawancara, 2014). Pembuatan Media pembiakan jamur tiram atau baglog memerlukan tahap yang panjang karena perlu sterilisasi pada suhu o C selama 5-10 jam. Jamur Milir Bangkit dan Tiram Bangun Karya masih menggunakan alat sterilisasi konvensional yaitu berupa drum yang dipotong untuk dibuat panci rebus dengan kapasitas 25 baglog per rebus yang ditunjukan pada Gambar 2. Performa alat ini tidak maksimal dan menghabiskan kayu bakar ke dalam dapur. dalam1 hari menghasil 3 kali sterilisasi atau 3 operasional x 25 baglog atau 75 baglog per hari. (a) (b) Gambar 2. a) Alat sterilisasi b) baglog media pembiakan jamur tiram Masalah bahan baglog untuk media jamur tiram masih melimpah dari tempat penggergajian. Tetapi bibit jamur belum buat sendiri, masih beli dari Semarang karena sulit pembuatanya dan alatalatnya mahal. Tidak itu saja, perawatan kehidupan jamur perlu kontrol yang sesuai dari kondisi keasaman (ph), air, kelembapan, suhu udara dan ketersediaan sumber nutrisi. Pengontrolan yang dilakukan juga konvensional dengan menyiram lantai bawah ruangan dengan air setiap 3-5 jam oleh petugas yang menjaga, bagaimana Gambar 3. Disamping itu, limbah baglog yang sudah mati Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

3 dibuang perkarangan menjadikan sarang pembiakan nyamuk dan ulat. Masalah manajemen paguyuban budidaya jamur tiram di desa milir masih manajemen konvensional dan belum melakukan manajemen usaha. Seperti tidak melaporkan kegiataan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Dari pengaturan pekerjaan karyawan tidak ada job deskripsi yang jelas dan safety tidak dijalankan. Gambar 3. Penyiraman baglog jamur tiram di paguyuban Jamur Milir Bangkit a. Permasalahan Mitra Dari analisa situasi, maka permasalahan dan kendala yang dihadapi mitra ditunjukan sebagai berikut: 1. Kebutuhan baglog sebagai media pembiakan jamur tiram masih kurang dan pemeliharaan jamur tidak optimal. 2. Alat sterilisasi masih konvensional dan produksi baglog masih rendah yaitu 75 per hari. 3. Pengontrolan Kondisi lingkungan jamur masih konvensional dengan penyiraman 3 x sehari oleh karyawan. 4. Berlimpahnya limbah baglog yang menumpuk diperkarangan menjadi sarang pembiakan nyamuk dan ulat. 5. Pengelolaan usaha masih sederhana dan manejemen keuangan masih manual. 6. Standar operasional prosedur (SOP) belum dipakai dan safety diabaikan b. Solusi yang ditawarkan Untuk mengatasi permasalahan diperlukan pembuatan alat sterilisasi dan alat kontrol lingkungan hidup jamur tiram yang tunjukan pada Tabel 1. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

4 Tabel 1. Permasalahan mitra dan metode pendekatan yang ditawarkan c. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Iptek bagi Masyarakat (I b M) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Kelompok Budidaya Jamur kecamatan Gubuk kabupaten Grobogan. 1. Pembuatan alat sterilisasi untuk meningkatkan pembuatan baglog 2. Penerapan sistem kontrol lingkungan kubung jamur tiram untuk penyiraman yang otomatis. 3. Pemanfaatan limbah baglog untuk briket sebagai bahan bakar alat sterilisasi 4. Menerapkan manajemen usaha dan produksi untuk budidaya jamur tiram 5. Pelatihan SOP alat-alat yang dibuat serta pelatihan keselamatan kerja karyawan atau K3. 2. METODE Rancangan kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Iptek bagi Masyarakat (IbM) di Mitra Ladang Jamur Yaya di desa Milir dan Tiram Raya di desa Jeketro kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan dijelaskan pada Tabel 2. dalam rancangan target dan luaran. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

5 Tabel 2. Target dan Luaran Program Iptek bagi Masyarakat (IbM) No Permasalahan Mitra Metode Pendekatan Yang Ditawarkan 1 Kebutuhan baglog jamur tiram masih kurang dan pemeliharaan jamur tidak optimal Melatih mitra dari Paguyuban budidaya jamur tiram untuk pembuatan baglog jamur tiram yang efesien (tiap kelompok mengirimkan wakilnya 2-3 orang) 2 Alat sterilisasi masih konvensional dan produksi baglog masih rendah yaitu 75 per hari Penyuluhan dan pelatihan penerapan Iptek alat sterilisasi sistem ketel uap pipa-pipa api yang digunakan untuk penguapan baglog atau sterilisasi. 3 Pengontrolan Kondisi lingkungan Ceramah dan pendampingan perancangan dan jamur masih konvensional dengan penyiraman 3 x sehari oleh karyawan pembuatan sistem kontrol lingkungan hidup jamur tiram menggunakan sensor temperatur, kelembapan dan ph untuk mengatur lingkungan tetap konstan sesuai yang diinginkan 4 Berlimpahnya limbah baglog yang Pelatihan pemanfaatan limbah baglog dibuat menumpuk diperkarangan menjadi briket sebagai media bahan bakar alat sarang pembiakan nyamuk dan ulat. sterilisasi yang memiliki kalori tinggi. 5 Kurangnya pengetahuan dari managemen usaha kecil dan menengah, keuangan, pemasaran dan pengembangan modal usaha a. Memberikan ceramah kewirausahaan b. Pelatihan dan mengitung untung rugi, pembukuan, atau akutansi UKM dan cash flow c. Ceramah dan pelatihan metode atau strategi dalam praktek pemasaran. d. Penyuluhan perkembangan usaha dan cara mendapkatkan tambahan modal usaha 6 Pelatihan SOP alat dan keselamatan kerja karyawan Pendampingan dan pelatihan tentang SOP penggunaan alat dan cara perawatan alat. Selain itu memberi penyuluhan pentingnya keselamatam kerja dalam bekerja untuk menghindari kecelakaan. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

6 a. Perancangan dan Pembuatan Alat Sterilisasi 1) Alat Sterilisasi menggunakan metode ketel uap pipa-pipa api. 2) Ketel uap pipa-pipa api dibuat dari tangki bekas minyak yang dimodifikasi berbentuk dapur pemanas air. 3) Bagian utama ketel uap yaitu tabung ketel, kontrol air, sistem pengaman, dan cerobong asap. 4) Tabung ketel dirancang dengan diameter 100 cm dan tinggi 140 cm. 5) Bagian tengah tabung diberi pipa api vertikal (Ø 4 in) yang diletakan menyebar berjumlah 9 buah. 6) Ruang pembakaran 80 x 30 x 30 cm dengan penutup dapur secara mekanik. 7) Bagian bawah dapur pembakaran diberi ruangan penampung abu sehingga abu langsung jatuh ke bawah dan mempermudah pengambilan abu. 8) Pipa-pipa api dihubungkan langsung ke cerobong asap yang dirancang dengan ketinggian cerobong 3 meter. 9) Ketel uap kecil ini juga dilengkapi dengan pengaman yang terdiri atas kaca penunjuk level air, prop timah, dan pengatur tekanan otomatis. 10) Pembuatan ketel ini dilakukan dengan serangkaian kegiatan perbengkelan seperti pemotongan, pengerolan, pengelasan, pembubutan, pengeboran, dan sebagainya. 11) Saluran uap dari ketel uap di salurkan ke ruangan sterilisasi boglog yang terbuat dari bekas bok mobil yang diisolasi oleh tembok dari batu bata supaya panas tidak mudah hilang. 12) Pintu bok dimodifikasi yang dulunya dua pintu dibuat satu pintu dengan ukuran lebar 50 cm x tinggi 80 cm. 13) Ukuran ruangan sterilisasi boglog yaitu panjang 215 cm x lebar 150 cm x tinggi 120 cm dengan kapasitas boglog setiap sterilisasi. Alat sterilasi ditampilkan pada Gambar 4 dari ketel uap dan ruang sterilisai baglog media tumbuh jamur. Gambar 4. Bok sterilisas dan ketel uap b. Pembuatan kontrol otomatis untuk lingkungan hidup jamur tiram 1) Pembuatan kontrol otomatis digunakan untuk mengatur kelembapan, suhu udara, keasaman (ph) dan air secara otomatis. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

7 2) Suhu lingkungan hidup jamur sekitar o C dan kelembapan 80-90%. 3) Alat yang digunakan menjaga suhu kubung atau ruangan jamur yaitu menggunakan blower sedangkan menjaga kelembapan kubung menggunakan sprayer supaya penyiraman merata. 4) Pengaturan suhu dan kelembapan menggunakan sensor SHT 10 yang ditempatkan diseluruh bagian kubung. 5) Tegangan masuk dikontrol menggunakan pulse width modulation (PWM) dari mikrokontroler, sehingga sprayer dan blower dapat bekerja menjaga suhu dan kelembapan kubung jamur. Gambar 5. Blok diagram system untuk kubung jamur 6) Untuk mendapatkan gelombang keluaran tegangan dari penyearah dan basic swithing digunakan simulasi dengan software PSIM. Gambar 5 merupakan diagram simulasi dari penyearah dan basic switching. c. Mesin Press Hidrolik Briket Mesin press hidrolik untuk pencetak briket dibuat dilaboratorium produksi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang. Menggunakan sistem press hidrolik otomatis, maka alat yang digunakan untuk pengembali tekanan memakai pegas kaku, dimana bisa dilihat pada Gambar 6. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

8 Gambar 6. Mesin press hidrolik d. Pelatihan Manajemen Usaha Pelatihan manajemen usaha dikelompok budidaya jamur tiram meliputi; 1. Pelatihan efesiensi waktu produksi sesingkat mungkin. 2. Pelatihan mengelola keuangan, pembukuan atau akutansi UKM dan cash flow. 3. Peserta memasarkan hasil panen sendiri 4. Memahami dan mengetahui cara mengakses tambahan modal usaha untuk mengembangkan usahanya. 5. Pelatiahan SOP pemakaian alat sehingga kerusakan dan kesalahan dapat dikurangi. e. Analisa Data Metode deskriptif analisis untuk pengambilan data. Langkah-langkah pengambilan data dari efesiensi kerja, kapasitas baglog per satuan waktu, temperatur, dan nilai kalor bahan bakar. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai meliputi: pembuatan ketel Uap, bok sterlisasi baglog jamur, sistem kontrol otomatis, material press hidrolik briket, mesin ketel uap, alat kontrol penyiraman otomatis, alat press hidrolik pembuatan briket, dan pelatihan manajemen usaha bengkel Berikut ini tahapan kegiatan pengabdian masyarakat program Iptek Bagi masyarakat (IbM) kelompok budi daya. jamur tiram di Ladang jamur yaya di desa milir dan Tiram raya di desa Jeketro Kecamata Gubuk Kabupaten Purwodadi. a. Sterilisasi Baglog Jamur Alat ini dibagi dua, yaitu ketel uap dan bok sterlisasi. Alat sterilisasi baglog jamur ditampilkan pada Gambar 7 Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

9 (a) (b) Gambar 7. a. Bok Sterilisasi, dan b. Ketel uap Pipa Api Pengecatan ketel uap dan bok sterlisasi di tampilkan pada Gambar 8. Pembuatan pintu bok sterilisas dan pemasangan ditunjukan pada Gambar 9. Gambar 8. pengecatan bok Sterilisasi, dan ketel uap pipa api Gambar 9. Pembuatan pintu bok sterilisas dan pemasangan b. Alat Penyiram Baglog Otomatis Pembuatan alat penyiram baglog otomatis ditampilkan pada Gambar 10. ini akan mengurangi tenaga pekerja dan mengemat biaya produksi Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

10 Gambar 10. Instalasi alat penyiram Baglog jamur Otomatis Pemasangan pompa digunakan untuk mendorong sprayer supaya terbuka yang ditampilkan pada Gambar 11a dan alat pengontrol suhu yang digunakan sebagai pengkondisian ruang menggunakan termokontrol yang bisa dilihat pada Gambar 11b. (a) (b) Gambar 11.a). Pemasangan pompa air, b). Termokontrol untuk mengatur suhu ruangan Posisi kran sprayer dibuat menggantung, memungkinkan semprotan mencapai titik yang terjauh supaya mengenai baglog jamur. Posisi kran sprayer ditampilkan pada Gambar 12. Gambar 12. Posisi kran sprayer c. Mesin Press Hidrolik Briket Mesin press hidrolik untuk membuat briket dari limbah baglog. Briket digunakan sebagai bahan bakar ketel uauntuk sterilisasi baglog jamur tiram. Pelatihan dilakukan di mitra Tiram Raya Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

11 Limbag baglog yang tidak terpakai, bagaimana Gambar 13 dilepas plastiknya untuk diambil bubuknya. Gambar 13. Limbah Baglog Mesin press hidrolik untuk pencetak briket dibuat dilaboratorium produksi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Semarang. Menggunakan sistem press hidrolik otomatis, maka alat yang digunakan untuk pengembali tekanan memakai pegas kaku, dimana bisa dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Mesin press hidrolik Briket dibuat dari campuran bubuk baglog ditambah arang dari kayu mahoni yang sudah serbukan. Komposisi campuran 70 : 30, yaitu 70% bubuk dari baglog, dan 30% serbuk arang kayu mahoni. Untuk prsoses cetak briuket menggunakan tekanan 57 Mpa. Tekanan memiliki kepadatan briket yang ideal dan tridak getas. Bentuk dari briket ditampilkan pada Gambar Gambar 15. Gambar 15. Briket untuk bahan bakar ketel uap Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

12 d. Pelatihan Manajemen Usaha Untuk materi manajemen Budidaya Jamur Tiram terdiri dari teori dan praktek. Berikut ini materi yang diajarkan; 1. Manjemen produksi 2. Pelatihan dan menghitung harga pokok, pembukuan atau akutansi UKM dan pembuatan cash flow 3. Ceramah dan pelatihan metode atau strategi pemasaran. 4. Ceramah perkembangan usaha dan cara mengakses tambahan modal usaha untuk pengembangan. Hasil pembuatan alat dan pelatihan manajemen untuk program iptek bagi masyarakat mampu meningkatkan kinerja, efesiensi, optimalisasi produksi, dan mampu menerapkan usaha dengan manajemen yang baik. 4. KESIMPULAN Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Mesin sterilisasi baglog jamur dapat meningkatkan kapasitas sterilisasi baglog jamur, yang dulunya kapasitas 20 baglog sekarang baglog. Meningkat sekitar kali lipat dari sebelumnya. 2. Mesin penyiram baglog jamur tiram otomatis dapat mengurangi tenaga pekerja, ongkos produksi, dan yang paling penting meningkatkan hasil panen jamur tiram. 3. Memanfaatkan limbah baglog jamur dapat menghemat ongkos produksi khusunya bahan bakar untuk sterilisasi, otomatis mengurangi pengeluaran biaya. 4. Menerapkan manajemen usaha menjadikan keuangan dapat diaudit sendiri dan menghitung keuntunganya setiap bulan dan tahun. 5. REFERENSI [1]. Agung Budi Santoso dkk, (2010), Rancang bangun sistem pengendali suhu dan kelembapan udara pada rumah kaca menggunakan mikrokontoler AT89C51, Elektro, Teknik Elektro Unimus. Vol.5. [2]. Cahyana, Muchrodji dan Bakrun, Pembibitan, Pembudidayaan dan Analisis Usaha Budidaya Jamur Tiram, Penebar Swadaya, Jakarta. [3].Hermanto R.,2007., Rancangan kelembagaan tani dalam implementasi Prima Tani di Sumatera Selatan., Rancangan Kelembagaan Tani Dalam Implentasi., Volume 5 No. 2, Juni 2007 : Balai Pengkajian Teknobaglogi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. [4].Muhammad Subri dan Samsudi raharjo, (2010), Pemanfaatan bubuk kayu Sengon untuk briket berkalori tinggi, Traksi, Teknik mesin Unimus Vol.05. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

13 [5].Nunung marlina djarijah, abbas siregar djarijah, 2001., Budi daya jamur tiram., ISBN , Kanisus Yogyakarta. [6]. Rubijanto JP dan Solechan, (2010) Perencanaan Ketel Uap Pipa-Pipa Api dengan Kapasitas 0,3 Ton/Jam den Tekanan 6 Atm untuk Pengering Kapuk Traksi, Teknik mesin Unimus Vol.09. [7].Tintin sarianti, Hendro sasongko, Anny ratnawati, 2008., Aplikasi NPV Risk dalam analisa kelayakan finansial budi daya jamur tiram putih di Kabupaten Bogor Jawa Barat., jurnal manajemen dan agribisnis, Vol. 5 No.2 Oktober 2008., IPB Bogor. [8]. www. Upfmacampurdarat Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

PENGEMBANGAN JAMUR TIRAM DI PAGUYUBAN BUDIDAYA JAMUR DI DESA MILIR KECAMATAN GUBUK KABUPATEN GROBOGAN

PENGEMBANGAN JAMUR TIRAM DI PAGUYUBAN BUDIDAYA JAMUR DI DESA MILIR KECAMATAN GUBUK KABUPATEN GROBOGAN PENGEMBANGAN JAMUR TIRAM DI PAGUYUBAN BUDIDAYA JAMUR DI DESA MILIR KECAMATAN GUBUK KABUPATEN GROBOGAN Fuad Abdillah 1), Ngubaidi Achmad 2) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo

Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo Didik Widiyantono 1*, Niswatun Hasanah 2 1 Program studi Agribisnis/Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 No. HP 081317040503¹, 085398014496², 085242945887³ ¹Alamat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. ostreatus)

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO 1 Ni matuzahroh, 2 Fatimah, 3 Nur Indradewi Oktavitri, 4 Muhammad Hilman Fu'adil

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Ringkasan Tugas Akhir ini disusun Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA 104 PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA Muhammad Bukhori Dalimunthe 1*, Joko Suharianto 1, Fitri Yani Panggabean 2 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NOVITA DWI INDRIYANI A 420

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : Masnun, S.Pt, M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha pertanian yang saat ini sangat prospektif karena beberapa faktor yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang akan digunakan selama melakukan penelitian ini adalah di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH Disusun oleh : Andrianta Wibawa 07.11.1439 BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH I. PENDAHULUAN Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK PKMM-1-13-1 RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK Yuli Dwi Gunarso, Emi Susanti, Sri Nanik Sugiyarmi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni dilaboratorium Agronomi (laboratorium jamur) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa-timur,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR Kartika Senjarini & Kosala Dwidja Purnomo Abstract Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup padat, penanganan permasalahan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM 0 Pembuatan Kumbung 0 Peralatan dalam Pembuatan Baglog 0 Pembuatan Media Tanam 0 Pencampuran 0 Pengisian Media Ke Kantong Plastik 0 Sterilisasi 0 Inokulasi Bibit 0 Perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masih banyak petani di Indonesia terutama petani padi masih menggunakan cara konvensional dalam memanfaatkan hasil paska panen. Hal ini dapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi TURBO Vol. 5 No. 2. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi pertanian. Teknologi pertanian pada dasarnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Kecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang, Pemilihan lokasi di

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Energi Terbarukan Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan

Lebih terperinci

IbM Pengembangan Usaha Bengkel Di Desa Keling Dengan Membuat Pipa Katalis Penghemat Bahan Bakar Kendaraan

IbM Pengembangan Usaha Bengkel Di Desa Keling Dengan Membuat Pipa Katalis Penghemat Bahan Bakar Kendaraan IbM Pengembangan Usaha Bengkel Di Desa Keling Dengan Membuat Pipa Katalis Penghemat Bahan Bakar Kendaraan Solechan 1, Samsudi Raharjo 2, Achmad Solichan 3, Andwiani Sinarasri 4 Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor dan 12 perlakuan kombinasi media tumbuh dengan 3 kali ulangan dan tiap

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LEMARI PENGASAP IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) IKAN ASAP DESA DERMOLO KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA

PENGGUNAAN LEMARI PENGASAP IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) IKAN ASAP DESA DERMOLO KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA PENGGUNAAN LEMARI PENGASAP IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI USAHA KECIL MENENGAH (UKM) IKAN ASAP DESA DERMOLO KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA 1) 2) Solechan 1), Rubijanto JP 2) Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

Penggunaan Lemari Pengasap Ikan Untuk Meningkatkan Produksi Di Usaha Kecil Menengah (UKM) Ikan Asap Desa Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara

Penggunaan Lemari Pengasap Ikan Untuk Meningkatkan Produksi Di Usaha Kecil Menengah (UKM) Ikan Asap Desa Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Penggunaan Lemari Pengasap Ikan Untuk Meningkatkan Produksi Di Usaha Kecil Menengah (UKM) Ikan Asap Desa Dermolo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Solechan 1, Rubijanto JP 2 1,2 Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan

Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Arang Kaya Manfaat Ramah Lingkungan Oleh : Endang Dwi Hastuti Siwi Tri Utami Arang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari. Arang merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi arang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum perawatan tanaman adalah bertujuan agar tanaman tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil panen yang memuaskan. Agar tanaman tumbuh dengan baik harus diperhatikan

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling

Lebih terperinci

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS Tri Tjahjono, Subroto, Abidin Rachman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang Eko Nurcahyo 1,*, Ni Putu Agustini 1, Bambang Prio Hartono 1,Teguh Herbasuki 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai bulan Agustus 2010. Bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu, Departemen Teknologi Industri Pertanian, dan Bengkel

Lebih terperinci

REKAYASA ALAT PENGERING UNTUK MENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM EMPING MLINJO

REKAYASA ALAT PENGERING UNTUK MENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM EMPING MLINJO REKAYASA ALAT PENGERING UNTUK MENINGKATAN PRODUKTIVITAS UKM EMPING MLINJO Wijoyo, Achmad Nurhidayat, Sugiyanto Teknik Mesin Universitas Surakarta, Jl. Raya Palur Km.5, Surakarta E-mail : joyowi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan

Lebih terperinci

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah % Mesin Pembakar Sampah Teknologi Ramah Lingkungan dan Efisiensi Bahan Bakar Karya anak bangsa dan produksi dalam negeri Visi dan Misi Visi : Usaha penanggulangan semua jenis sampah sampai tuntas Misi :

Lebih terperinci

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU SNTMUT - 214 ISBN: 978-62-712--6 ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU Eddy Elfiano, M. Natsir. D, Doni Indra Program Studi Teknik Mesin FakultasTeknik Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Putro S., Sumarwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhamadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI digilib.uns.ac.id 8 BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan : a. Las listrik f. Palu b. Bor besi g. Obeng c. Kunci pas/ring h. Rol pipa d. Tang i. Gergaji besi e. Kunci L j. Alat pemotong

Lebih terperinci

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE PRODUCT KNOWLEDGE RUBBER CRUDE OIL Kantor: Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 Pabrik: Ngamban RT 01/06 Buran, Tasikmadu Karanganyar, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu macam bibit F2 jamur Ganoderma sp. isolat Banyumas 1 koleksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena adanya perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada semester genap kalendar akademik tahun 2010-2011 Universtias Lampung. Lokasi penelitian dilaksanakan di dua tempat berbeda yaitu

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI BAB III DESAIN DAN FABRIKASI III. 1 DESAIN Objektifitas dari perancangan ini adalah: 1) modifikasi sistim feeding bahan bakar yang lebih optimal. Sebelumnya, setiap kali penambahan bahan bakar solid (batubara),

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR Nisandi Alumni Mahasiswa Magister Sistem Teknik Fakultas Teknik UGM Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN Oleh : Rudy Tjahjohutomo, Koes Sulistiadji **) A. GAMBAR SKEMATIS KOMPOR PEMBUAT ARANG SEKAM SEDERHANA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Dani Ramadan Hatam NIM : 11.11.5414 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : TI Dosen : Prof.Dr.M. Suyanto ABSTRAKSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan program dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda, yaitu : 1. Pengambilan bahan baku sampah kebun campuran Waktu : 19 Februari 2016

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan sebuah unit produksi yang memelukan sumber energi yang besar untuk menggerakkan mesin-mesin serta peralatan lain yang memerlukan

Lebih terperinci

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN Oleh : NUR ARIFIYA AR F14050764 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III REKAYASA PENURUNAN GENERASI PDA KE GENERASI BIBIT INDUK F1 3.1. Pembuatan Bibit Induk F1 Bibit induk F1 adalah hasil turunan generasi dari bibit PDA. Media yang digunakan bisa dari serbuk gergajian,

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian kali ini, difokuskan pada pengrajin gerabah yang ada di desa Kesilir Kcamatan wuluhan Kabupaten Jember. K egiatan yang telah dilakukan tim pelaksana dimulai

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1

RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1 RANCANG BANGUN TUNGKU PORTABLE BAHAN BAKAR BATUBARA YANG AMAN UNTUK KESEHATAN PEMAKAINYA 1 Tamrin 2, Budianto Lanya 2 dan Dwi Firmayanti 3 ABSTRAK Bahan bakar padat seperti briket batubara tidak dianjurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor dengan 5 taraf konsentrasi dengan lima kali ulangan, yaitu: Keterangan: M0 M1 M2 M3

Lebih terperinci

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

V. HASIL UJI UNJUK KERJA V. HASIL UJI UNJUK KERJA A. KAPASITAS ALAT PEMBAKAR SAMPAH (INCINERATOR) Pada uji unjuk kerja dilakukan 4 percobaan untuk melihat kinerja dari alat pembakar sampah yang telah didesain. Dalam percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sumber Daya Air Wageningen, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci