BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tujuan akhir penelitian ini adalah merencanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono. Dengan demikian, dirancangnya program BK SD ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi perencana program bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar yaitu guru kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa, dalam rangka mengembangkan aspek-aspek dalam diri peserta didik baik bidang pribadi, sosial, belajar dan karir untuk mencapai Standar Kompetensi Kemandirian seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 23/2006 yang dapat mendukung pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi sehingga permasalahan yang dialami peserta didik baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karir dapat terselesaikan dengan adanya program BK yang diharapkan menjadi penegas, pemantap dan pengarah dalam menghadapi masalah di zaman modern yang penuh tantangan ini, sehingga profesionalisme kinerja guru kelas dapat meningkat. Untuk dapat merencanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono, maka sebelumnya telah dilakukan survei lapangan pada tanggal 19 33

2 Oktober 2013 dengan melakukan wawancara kepada guru kelas IV, V dan VI serta kepala SDN Jubelan 02 Sumowono untuk mengetahui pelaksanaan program bimbingan dan konseling serta studi dokumentasi tentang visi misi, tujuan pendidikan dan 10 kemampuan dasar guru SDN Jubelan 02 Sumowono dan penggalian data tentang kebutuhan masalah untuk masing-masing kelas IV, V dan VI yang telah dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2013 dan 28 Oktober 2013 dengan membagikan instrumen Inventori Tugas Perkembangan (ITP) untuk SD kepada siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono. 4.2 Deskripsi Hasil Wawancara, Observasi dan Studi Dokumentasi Tentang Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di SDN Jubelan 02 Sumowono Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SDN Jubelan 02 Sumowono belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan pemberian layanan Bimbingan dianggap hanya sebagai pekerjaan sampingan dari tugas pokok seorang guru kelas, sehingga guru kelas kurang memperhatikan pentingnya layanan BK. Dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2013 diperoleh informasi sebagai berikut untuk guru kelas IV Totok Sugiarto, A.Ma.Pd menyatakan bahwa tidak membuat program BK secara khusus dan untuk layanan BK kelas IV hanya dilakukan apabila ada masalah atau perilaku yang menyimpang, sedangkan untuk guru kelas V Saryoto, S.Pd.SD juga menuturkan bahwa tidak membuat program BK secara khusus, lebih fokus pada bimbingan belajar, layanan BK bersifat insidentil dan 34

3 beliau pernah membuat catatan BK terhadap permasalahan yang bersifat insidentil tersebut, sedangkan untuk guru kelas VI Pambudi Margo, S.Pd juga menyatakan hal yang sama bahwa tidak membuat program BK secara khusus dan layanan BK bersifat insidentil. Kepala SDN Jubelan 02 Sumowono Tutik Khamidah, S.Pd juga menuturkan bahwa tidak membuat program BK secara khusus, hanya para guru kelas lebih terfokus pada bimbingan belajar dan dari studi dokumentasi yang dilakukan program tahunan/jadwal kegiatan sekolah yang dibuat oleh kepala sekolah sama untuk semua kelas dan pada tujuan pendidikan di SDN Jubelan 02 Sumowono yaitu mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, antara lain CTL, PAKEM serta layanan bimbingan dan konseling, serta tugas guru di SDN Jubelan 02 Sumowono yaitu menyelenggarakan program bimbingan belum dilaksanakan secara maksimal karena beban tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sudah kompleks, meskipun sebenarnya bimbingan dan konseling itu penting dilaksanakan dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang ada di SD tersebut. Dengan direncanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono, maka dapat menjadi referensi atau masukan bagi perencana program bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar yaitu guru kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa dalam mencapai Standar Kompetensi Kemandirian seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 23/2006 yang dapat mendukung pencapaian Standar 35

4 Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi sehingga permasalahan yang dialami peserta didik baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karir dapat terselesaikan dengan adanya program BK yang diharapkan menjadi penegas, pemantap dan pengarah dalam menghadapi masalah di zaman modern yang penuh tantangan ini. 4.3 Pengumpulan Data Terlaksananya kegiatan pengumpulan data pada tanggal 19 Oktober 2013 dan 28 Oktober 2013 dengan membagikan instrumen Inventori Tugas Perkembangan (ITP) kepada siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono antara lain : kelas IV yang berjumlah 34 orang, siswa kelas V yang berjumlah 22 orang dan siswa kelas VI yang berjumlah 20 orang, memunculkan permasalahan yang terjadi di kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono berbeda dan dengan tingkat perkembangan untuk masing-masing kelas yang berbeda. Oleh karena itu tentunya program BK yang direncanakan harus berbeda karena kebutuhan masalah untuk masing-masing kelas berbeda berdasarkan hasil pengolahan data instrumen Inventori Tugas Perkembangan (ITP). 36

5 TABEL

6 Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan ATP yang digambarkan pada tabel maka diketahui bahwa rata-rata Tingkat Perkembangan (TP) kelas IV yaitu 3,48 dengan simpangan baku/standar deviasi 0,24. Untuk mengetahui jarak antara mean (rata-rata) Tingkat Perkembangan (TP) dengan suatu titik yang jauhnya 1 SD yaitu dengan menggunakan rumus : (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,24 X 3,72) (μ - 2σ X μ + 2σ) = (3 X 3,96) (μ - 3σ X μ + 3σ) = (2,76 X 4,2) X adalah rata-rata aspek perkembangan. Dengan demikian karena simpangan bakunya 0,24 yang artinya 1 Standar Deviasi (SD), sehingga yang menjadi acuannya (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,24 X 3,72) maka dapat diketahui aspek perkembangan mana yang merupakan kebutuhan masalah kelompok dan aspek perkembangan mana saja yang dimasukkan ke dalam program bimbingan dan konseling. Berdasarkan tabel juga diketahui bahwa kebutuhan masalah kelas IV berdasarkan acuan (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,24 X 3,72) yaitu pada aspek landasan hidup religius, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomi dan wawasan dan persiapan karir. 38

7 TABEL TOPIK YANG DISAJIKAN DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELAS IV SDN JUBELAN 02 SUMOWONO No. ASPEK PERKEMBANGAN TOPIK 1. Landasan Hidup Religius a. Perlunya pengembangan kebiasaan dan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Sabar itu indah (kesabaran menghadapi segala hal) 2. Kematangan Intelektual a. Kebebasan mengemukakan pendapat b. Pentingnya belajar kelompok bersama 3. Kesadaran Tanggung Jawab a. Hak dan kewajiban siswa di sekolah, di rumah dan di masyarakat b. Kedisiplinan terhadap peraturan (di sekolah, di rumah dan di masyarakat) c. Tata karma pergaulan dengan teman sebaya, guru, staf lain dan masyarakat 4. Penerimaan Diri dan Pengembangannya a. Memahami diri sebagai anggota keluarga dan bagian orang lain b. Karakterisik pribadi (pemahaman diri) 5. Kemandirian Perilaku Ekonomi a. Hemat pangkal kaya (pentingnya hidup hemat dan menabung) 6. Wawasan dan Persiapan Karir a. Memahami berbagai jenis pekerjaan b. Kenali cita-citamu sejak dini 39

8 TABEL

9 Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan ATP yang digambarkan pada tabel maka diketahui bahwa rata-rata Tingkat Perkembangan (TP) kelas V yaitu 3,63 dengan simpangan baku/standar deviasi 0,14. Untuk mengetahui jarak antara mean (rata-rata) Tingkat Perkembangan (TP) dengan suatu titik yang jauhnya 1 SD yaitu dengan menggunakan rumus : (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,49 X 3,77) (μ - 2σ X μ + 2σ) = (3,35 X 3,91) (μ - 3σ X μ + 3σ) = (3,21 X 4,05) X adalah rata-rata aspek perkembangan. Dengan demikian karena simpangan bakunya 0,14 yang artinya 1 Standar Deviasi (SD), sehingga yang menjadi acuannya (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,49 X 3,77) maka dapat diketahui aspek perkembangan mana yang merupakan kebutuhan masalah kelompok dan aspek mana saja yang harus dimasukkan ke dalam program bimbingan dan konseling. Berdasarkan tabel juga diketahui bahwa kebutuhan masalah kelas V berdasarkan acuan (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,49 X 3,77) yaitu pada aspek kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, kemandirian perilaku ekonomi dan wawasan dan persiapan karir. 41

10 TABEL TOPIK YANG DISAJIKAN DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELAS V SDN JUBELAN 02 SUMOWONO No. ASPEK PERKEMBANGAN TOPIK 1. Kematangan Emosional a. Memahami jenis-jenis emosi dan cara mengendalikannya 2. Kematangan Intelektual a. Kebebasan mengemukakan pendapat b. Pentingnya belajar kelompok bersama c. Memahami perubahan pada diri remaja d. Peningkatan keterampilan belajar 3. Kesadaran Tanggung Jawab a. Hak dan kewajiban siswa di rumah, di sekolah dan di masyarakat b. Tata karma pergaulan dengan teman sebaya, guru, staf lain dan masyarakat 4. Kemandirian Perilaku Ekonomi a. Hemat pangkal kaya (pentingnya hidup hemat dan menabung) b. Sikap kerja keras dan keuletan dalam bekerja 5. Wawasan dan Persiapan Karir a. Memahami berbagai jenis pekerjaan b. Makna belajar dalam menggapai cita-cita c. Kenali cita-citamu sejak dini 42

11 TABEL

12 Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan ATP yang digambarkan pada tabel maka diketahui bahwa rata-rata Tingkat Perkembangan (TP) kelas VI yaitu 3,54 dengan simpangan baku/standar deviasi 0,20. Untuk mengetahui jarak antara mean (rata-rata) Tingkat Perkembangan (TP) dengan suatu titik yang jauhnya 1 SD yaitu dengan menggunakan rumus : (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,34 X 3,74) (μ - 2σ X μ + 2σ) = (3,14 X 3,94) (μ - 3σ X μ + 3σ) = (2,94 X 4,14) X adalah rata-rata aspek perkembangan. Dengan demikian karena simpangan bakunya 0,24 yang artinya 1 Standar Deviasi (SD), sehingga yang menjadi acuannya (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,34 X 3,74) maka dapat diketahui aspek perkembangan mana yang merupakan kebutuhan masalah kelompok dan aspek perkembangan mana saja yang harus dimasukkan ke dalam program bimbingan dan konseling. Berdasarkan tabel juga diketahui bahwa kebutuhan masalah kelas VI berdasarkan acuan (μ - 1σ X μ + 1σ) = (3,34 X 3,74) yaitu pada aspek landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, kesadaran perilaku ekonomi dan wawasan dan persiapan karir. 44

13 TABEL TOPIK YANG DISAJIKAN DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELAS VI SDN JUBELAN 02 SUMOWONO No. ASPEK PERKEMBANGAN TOPIK 1. Landasan Hidup Religius a. Kebiasaan dan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Berpikir dan bersikap positif dalam menghadapi segala hal 2. Landasan Perilaku Etis a. Jujur itu mujur (pentingnya bersikap jujur dalam segala hal) b. Pentingnya menciptakan ketertiban dan keamanan di sekolah, di rumah dan di masyarakat 3. Kematangan Emosional a. Memahami jenis-jenis emosi dan cara mengendalikannya 4. Kematangan Intelektual a. Pentingnya belajar kelompok bersama b. Memahami perubahan pada diri remaja c. Peningkatan keterampilan belajar 5. Kesadaran Tanggung Jawab a. Tata karma pergaulan dengan teman sebaya, guru, staf lain dan masyarakat 6. Kemandirian Perilaku Ekonomi a. Upaya menghasilkan uang (lingkungan kita peluang uasaha kita) 7. Wawasan dan Persiapan Karir a. Kembangkan bakatmu untuk menggapai cita-citamu b. Memilih sekolah lanjutan/sltp 45

14 4.4 Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Analisis Tugas Perkembangan Siswa Kelas IV, V dan VI Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono disajikan dalam bentuk program tahunan yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas (memadukan antara program layanan BK dengan program pembelajaran yang dirancang). Program BK kelas IV, V dan VI berdasarkan analisis kebutuhan masalah siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono (terlampir). Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono pada dasarnya terdiri dari dua langkah yaitu : 1) Pemetaan kebutuhan masalah dan konteks layanan Penyusunan program BK dimulai dari kegiatan asesmen (pengukuran, penilaian) atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program/layanan. Kegiatan asesmen ini meliputi : a. Asesmen konteks lingkungan program yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan dan tujuan sekolah, dalam hal ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara tentang pelaksanaan program BK di SD, observasi terkait tugas guru di SD yang disesuaikan dengan hasil studi dokumentasi tentang 10 kemampuan dasar guru SDN Jubelan 02 Sumowono serta visi misi serta tujuan pendidikan SDN Jubelan 02 Sumowono. 46

15 10 kemampuan dasar guru SDN Jubelan 02 Sumowono yaitu : 1) Mengembangkan kepribadian 2) Menguasai landasan pendidikan 3) Menguasai bahan pengajaran 4) Menyusun program pengajaran 5) Melaksanakan program pengajaran 6) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan 7) Menyelenggarakan program bimbingan 8) Menyelenggarakan administrasi sekolah 9) Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat dan 10) Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran Visi misi dan tujuan pendidikan SDN Jubelan 02 Sumowono yaitu : Visi : Unggul dalam prestasi, luhur budi pekerti tetap dalam bingkai budaya bangsa. Misi : 1) Mengoptimalkan KBM yang berhasil guna dan berdaya guna dengan mendayagunakan fasilitas media pembelajaran. 2) Menumbuhkembangkan sikap keunggulan dan kompetitif kepada warga sekolah secara terus menerus. 3) Meningkatkan pengalaman ajaran agama yang diamati sehingga menjadi sumber kearifan dan kebijakan dalam bertindak. 4) Menerapkan manajemen partisipatif, transparansi akuntabel kepada warga sekolah. 47

16 5) Mengoptimalkan hubungan yang harmonis dengan orang tua/wali, Komite Sekolah, Stake Holders/para pemangku kepentingan dan para peduli pendidikan lainnya. Tujuan : 1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, antara lain CTL, PAKEM serta layanan bimbingan dan konseling. 2) Meraih prestasi dalam kegiatan lomba-lomba. 3) Dapat meraih prestasi dalam bidang akademis maupun non akademis. 4) Dapat meningkat dalam bidang kegiatan : kepramukaan, kegamaan dan kedisiplinan sekolah. 5) Hubungan antara sekolah dengan komite dan masyarakat semakin erat dan kondusif. 6) Dapat memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya. 7) Membiasakan siswa dapat berperilaku hidup bersih dan sehat. b. Selanjutnya untuk asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik peserta didik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memetakan kebutuhan, masalah dan konteks layanan : 1) Menyiapakan instrumen dan unit analisis penilaian kebutuhan. Jenis instrumen yang digunakan untuk membuat perencanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis kebutuhan masalah siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono menggunakan Inventori Tugas 48

17 Perkembangan (ITP) SD dengan teknik analisis data menggunakan program khusus Analisis Tugas Perkembangan (ATP) Versi 3.35 yang dikembangkan oleh (Sunaryo Kartadinata, dkk. 2003, (UPI). Program ini digunakan untuk menyekor, mengolah dan mencetak hasil analisis ITP, baik dalam bentuk angka, grafik, maupun daftar, kemudian dihitung berdasarkan jarak antara mean (rata-rata) Tingkat Perkembangan (TP) dengan suatu titik yang jauhnya 1 SD menggunakan kurve normal. 2) Implementasi penilaian kebutuhan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen untuk memperoleh gambaran kebutuhan dan konteks lingkungan yang akan dirumuskan ke dalam program lanjut. 3) Analisis hasil penilaian kebutuhan. Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah mengolah, menganalisis dan menginterprestasi hasil penilaian yang diungkap dengan tujuan kebutuhan, masalah dan konteks program sehingga dapat terindentifikasi dengan tepat. 4) Pemetaan kebutuhan/permasalahan. Setelah hasil analisis dan identifikasi diketahui, maka langkah selanjutnya membuat peta kebutuhan masalah. 2) Desain program BK dan rencana aksi (Action Plan) a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari tugas perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan kebutuhan masalah pada tabel 4.3.1, tabel dan tabel Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh 49

18 pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan: 1) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai 2) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya, dan 3) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari. Dalam hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3.2, dan tentang topik yang disajikan dalam program bimbingan dan konseling untuk masing-masing kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono. b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Apakah kegiatan dilakukan dalam waktu tertentu terus-menerus. berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program, oleh karena itu perlu dirancang dengan cermat. Dalam hal ini porsi waktunya adalah dua jam pelajaran per kelas per minggu jadi (2x35 menit). c. Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dituangkan ke dalam program tahunan. Dalam hal ini, komponen program harus disesuaikan perkiraan alokasi waktu pelayanan (Ditjen PMPTK, 2007) di jenjang pendidikan SD/MI, bahwa sebesar % lebih ditekankan pada komponen pelayanan dasar mengingat bahwa kedudukan BK di SD adalah 50

19 keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM sehingga layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. d. Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk kontak langsung. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal (pelayanan dasar) perlu dilakukan waktu terjadwal (2) dua jam pelajaran per kelas per minggu jadi 2x35 menit. Untuk dapat melaksanakan program tahunan ini maka teknis pelaksanaanya diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas (memadukan antara program layanan BK dengan program pembelajaran yang dirancang). Program tahunan (terlampir). Dengan demikian, perencanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono dapat menjadi referensi atau masukan bagi perencana program bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar yaitu guru kelas IV, V dan VI di SDN Jubelan 02 Sumowono untuk mengetahui bagaimana perencanaan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa, dalam rangka mengembangkan aspek-aspek dalam diri peserta didik baik bidang pribadi, sosial, belajar dan karir sehingga dapat mencapai Standar Kompetensi Kemandirian seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 23/2006 yang dapat mendukung pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi. 51

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia kian maju, kemajuan ini didukung perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia kian maju, kemajuan ini didukung perubahan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia kian maju, kemajuan ini didukung perubahan dari berbagai segi mulai dari segi kehidupan individu, baik yang menyangkut realitas bidang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Best (dalam Sukardi, 2008) yaitu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN ANALISIS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN JUBELAN 02 SUMOWONO

PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN ANALISIS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN JUBELAN 02 SUMOWONO PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN ANALISIS TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN JUBELAN 02 SUMOWONO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP Oleh Mamat Supriatna A. Tugas Perkembangan Siswa SMP Secara psikologis siswa SMP tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling bagi peningkatan pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa sekolah

Lebih terperinci

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Diana Septi Purnama, M.Pd Email : dianaseptipurnama@uny.ac.id Konsep Bimbingan Dan Konseling 5. - 1. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING Suatu proses bantuan psikologis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) MATA KULIAH DASAR-DASAR BK STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) Oleh : Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH A. Visi Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi madrasah dan digunkan untuk memandu perumusan misi madrasah. Dengan kata lain, visi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga). Dengan potensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Suruh. SMP Negeri 3 Suruh yang beralamat di jalan Suruh-gunung tumpeng

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan dewasa. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI

PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir; melalui proses pembiasaan, pemahaman

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber

Lebih terperinci

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

Oleh : Sugiyatno, M.Pd Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A Tema/Topik : Kedisiplinan B Judul : Tata tertib C Bidang Bimbingan : Belajar D Kompetensi Perkembangan : Landasan perilaku etis E Sub Kompetensi : Bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kerusakan lingkungan sudah bukan merupakan hal yang baru dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan lingkungan.

Lebih terperinci

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah. STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan 1 : Landasan Hidup Religius INTERNALISASI SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah sehari-hari. Mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Menggunakan Jurisprudential Inquiry Model di MTs N 2 Kudus Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan 1 : Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yasng Maha Esa 2. Rumusan Kompetensi : Menjalankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun

Lebih terperinci

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 957, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tingkat Satuan Pendidikan. Dasar. Menengah. Kurikulum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 BLORA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan 70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan mengacu pada tujuan penelitian serta langkah-langkah pengolahan data, maka diperoleh data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tugas Perkembangan Sekolah Kelas / Semester : Landasan Perilaku Etis : SMPI Al-Azhar Kelapa Gading : VII / I Topik Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Topik : Menyelesaikan Masalah 2. Kompetensi : Kematangan Intelektual 3. Sub Kompetensi : Mengetahui perlunya menyelesaikan masalah dan resiko yang mungkin timbul 4. Indikator : 1. Mengetahui langkah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah,

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Lebih terperinci

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : - KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat, nikmat, dan karunia- Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Program kerja ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Proposal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa yang penuh dengan dinamika. Dikatakan demikian karena memang masa remaja adalah masa yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (Telaah Yuridis-Akademik Dalam Penegasan Kebijakan Dasar Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling) Sunaryo Kartadinata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana kegiatan bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H.

MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU. Nenden Ineu H. MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA UPI KAMPUS CIBIRU Nenden Ineu H. 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya layanan bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN, VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA Siti Fitriana, S.Pd.,M.Pd Dosen PPB/BK IKIP PGRI Semarang fitrifitriana26@yahoo.co.id Abstrak: Konselor atau

Lebih terperinci

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG

2015 KAULINAN BUDAK SEBAGAI BAHAN AJAR UNTUK MENSTIMULUS MINAT TARI SISWA DI SD LABSCHOOL UPI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu hak bagi setiap manusia dalam hidupnya. Dalam proses mendapatkan pendidikan, manusia akan meningkatkan perkembangan mental

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang berdiri sejak tahun 1978. Selama 35 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu

Lebih terperinci