BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Responden dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Daerah Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu ditampilkan pada Gambar 2 dan 3 Gambar 1. Peta Kabupaten Grobogan Keterangan peta : yang diarsir adalah kecamatan Purwodadi

2 2 Gambar 2. Peta Kelurahan Purwodadi Keterangan Peta : : Batas Wilayah Kelurahan : Batas Wilayah RW : Sungai/ Kali/ Saluran : 23 RW di Kelurahan Purwodadi : Puskesmas : Rumah Sakit Kota Purwodadi adalah ibukota Kabupaten Grobogan provinsi Jawa Tengah yang terletak pada 64 km sebelah tenggara Kota Semarang, dan 64 km sebelah utara Kota Solo. Purwodadi memiliki

3 3 luas wilayah Ha dengan jumlah penduduk jiwa. Purwodadi terdiri dari empat kelurahan yaitu Kelurahan Purwodadi, Kuripan, Danyang dan Kalongan. Luas wilayah disetiap kelurahan yaitu Purwodadi Ha, Kuripan Ha, Danyang Ha, dan Kalongan Ha. Kepadatan penduduk disetiap kelurahan yaitu Purwodadi jiwa, Kuripan jiwa, Danyang jiwa, Kalongan jiwa. Kelurahan Purwodadi terletak di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Kelurahan Purwodadi memiliki luas wilayah Ha dengan kepadatan penduduk jiwa. Kelurahan Purwodadi memiliki 23 RW dan 136 RT. Peneliti hanya mengambil tempat penelitian berfokus pada 2 RW saja yaitu RW Jagalan Utara (9RT) dan RW Jetis Barat (6RT). Alasan peneliti mengambil RW Jagalan Utara yaitu karena berada pada pusat kota dan dekat dengan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, praktek bidan, klinik kesehatan dan puskesmas. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di RW Jetis Barat dengan alasan jauh dari pusat kota dan fasilitas kesehatan. Desa Truwolu terletak di Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Desa Truwolu memiliki luas wilayah Ha dan jumlah penduduk jiwa. Batas wilayah desa

4 4 Truwolu antara lain sebelah utara Bandungsari, selatan Sendangrejo, barat Dapurno, dan timur Kalanglundo. Gambar 3. Peta Desa Truwolu : Bidan Desa 4.2 Deskripsi Diri Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jumlah Penderita Diabetes Mellitus Diabetes adalah satu dari lima penyakit utama tidak menular yang paling banyak di derita di Kabupaten Grobogan (Dinas Kesehatan 2011). Kelima penyakit tersebut antara lain hipertensi, asma, diabetes mellitus, gagal jantung dan paru obstruksi kronik/menahun. Dengan masing-masing jumlah kasus yaitu hipertensi ( kasus), asma (6.344 kasus), diabetes mellitus (4.297 kasus), deccom cordis/gagal jantung (944 kasus), paru obstruksi kronik/menahun (459 kasus).

5 5 Penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi berdasarkan catatan Puskesmas Purwodadi 1 tahun penderita sedangkan tahun 2014 sampai bulan Maret 161 penderita. Jumlah tersebut hanya pada penderita rawat jalan saja karena Puskesmas Purwodadi 1 tidak memiliki rawat inap. Penderita diabetes mellitus di Desa Truwolu berdasarkan catatan Puskesmas Ngaringan sebanyak 10 penderita. Menurut Bidan desa 5 orang penderita dan 2 penderita diabetes mellitus peneliti dapatkan dari informasi warga desa. Sehingga total jumlah penderita diabetes mellitus di desa Truwolu sebanyak 17 orang Jenis Kelamin Penderita Diabetes Mellitus Berdasarkan data yang tercatat di Kelurahan Purwodadi jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Penderita diabetes mellitus berdasarkan catatan RS Panti Rahayu (Yakkum) Purwodadi yang rawat jalan tahun 2010 dengan jenis kelamin laki-laki 985 dan perempuan Tahun 2011 jenis kelamin laki-laki 996 dan perempuan Tahun 2012 jenis kelamin laki-laki dan perempuan Tahun 2013 jenis kelamin lakilaki dan perempuan Penderita diabetes mellitus dengan rawat inap tahun 2010 jenis kelamin laki-laki 231 dan perempuan 387. Tahun 2011 jenis kelamin laki-laki 251 dan perempuan 458. Tahun

6 jenis kelamin laki-laki 245 dan perempuan 525. Tahun 2013 dengan jenis kelamin laki-laki 263 dan perempuan 543. Menurut catatan Puskesmas Purwodadi 1 penderita diabetes mellitus di RW Jagalan Utara yang berjenis kelamin laki-laki 4 orang dan perempuan 12 orang. Sedangkan di RW Jetis Barat yang berjenis kelamin laki-laki 3 orang dan perempuan 8 orang. Data penduduk desa Truwolu yang berjenis kelamin laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Penderita diabetes mellitus di Desa Truwolu berdasarkan catatan Puskesmas Ngaringan yang berjenis kelamin laki-laki 4 orang, sedangkan 13 lainnya berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut berdasarkan catatan bidan, puskesmas, rumah sakit maupun warga di desa. Data jenis kelamin diatas sejalan dengan hasil penelitian terhadap responden (Tabel 4.1). Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jenis Kelamin Laki-laki 7 25,9% 4 23,5% Perempuan 20 74,1% 13 76,5% Tabel 4.1. menunjukan jenis kelamin penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan

7 7 Purwodadi) dan di desa terbanyak adalah sama berjenis kelamin perempuan, dengan persentase di kota (74,1%) dan di desa (76,5%) Agama Agama yang terdapat di Kelurahan Purwodadi adalah agama Islam, Kristen Protestan, Khatolik, Hindu, Budha. Dengan jumlah masing-masing agama yaitu Islam , Kristen Protestan , Khatolik 5.012, Hindu 381 dan Budha 98. Agama yang paling mendominasi di Kelurahan Purwodadi. Penduduk desa Truwolu, berdasarkan catatan Kantor Balai Desa Truwolu agama yang paling mendominasi adalah agama Islam. Jumlah agama Islam dan Kristen Protestan 32. Sedangkan agama Khatolik, Hindu dan Budha tidak ada. Data agama diatas sejalan dengan hasil penelitian terhadap responden (Tabel 4.2). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Agama Islam 22 81,5% 16 94,1% Khatolik 1 3,7% 0 0% Kristen Protestan 4 14,8% 1 5,9% Hindu 0 0% 0 0% Budha 0 0% 0 0% Konghucu 0 0% 0 0% Kejawen 0 0% 0 0%

8 8 Tabel 4.2 menunjukan agama penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa sebagian besar beragama Islam, dengan persentase di kota (81,5%) dan desa (94,1%) Pendidikan Terakhir Menurut data dari Kantor Kelurahan Purwodadi tercatat yang tidak pernah menempuh bangku pendidikan adalah 521 orang, tidak tamat SD orang, pendidikan terakhir SD orang, pendidikan terakhir SMP orang, pendidikan terakhir SMA orang, pendidikan terakhir Diploma orang, pendidikan terakhir S orang, pendidikan terakhir S orang, pendidikan terakhir S3 35 orang. Sedangkan menurut data Kantor Balai Desa Truwolu tercatat yang tidak pernah menempuh bangku pendidikan adalah 561 orang, tidak tamat SD orang, pendidikan terakhir SD orang, pendidikan terakhir SMP 876 orang, pendidikan terakhir SMA orang, pendidikan terakhir Diploma 735 orang, pendidikan terakhir S1 325 orang. Data pendidikan terakhir diatas sejalan dengan hasil penelitian terhadap responden (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu

9 9 Pendidikan Terakhir Tidak Tamat SD 2 7,4% 3 17,6% SD 4 14,8% 5 29,4% SLTP/SMP 3 11,1% 5 29,4% SMA 9 33,3% 0 0% Diploma 4 14,8% 2 11,8% Pendidikan Terakhir S1 4 14,8% 2 11,8% S2 1 3,7% 0 0% Tabel 4.3 menunjukan pendidikan terakhir penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan Purwodadi) terbanyak memiliki pendidikan terakhir SMA (33,3%), sedangkan di desa terbanyak memiliki pendidikan terakhir SD dan SMP (29,4%) Pekerjaan Berdasarkan data Kelurahan Purwodadi, tercatat yang tidak bekerja orang, sedangkan yang pekerjaan pegawai orang, pekerjaan wiraswasta orang, pekerjaan petani orang, pekerjaan ibu rumahtangga orang, lainnya sebanyak 402 orang. Berdasarkan data dari Kantor Balai Desa Truwolu tercatat yang tidak bekerja 718 orang, yang pekerjaan pegawai 931 orang, yang pekerjaan wiraswasta orang, yang pekerjaan petani 3.745

10 10 orang, dan pekerjaan ibu rumahtangga 561 orang, lainnya sebanyak 234 orang. Data pekerjaan diatas sejalan dengan hasil penelitian terhadap responden (Tabel 4.4). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Pekerjaan Wiraswasta 14 51,9% 4 23,5% Guru 5 18,5% 4 23,5% Petani 3 11,1% 7 41,2% Pensiunan 2 7,4% 0 0% Ibu rumahtangga 3 11,1% 2 11,8% Tabel 4.4 menunjukan pekerjaan penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan Purwodadi) pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta (51,9%) dan di desa pekerjaan terbanyak adalah petani (41,2%) Status Pernikahan Menurut data Kelurahan Purwodadi tercatat yang memiliki status pernikahan belum menikah orang, menikah orang, janda orang, duda 616 orang.

11 11 Menurut data Kantor Balai Desa Truwolu tercatat yang memiliki status pernikahan belum menikah orang, menikah orang, janda 123 orang dan duda 50 orang. Data status pernikahan diatas dapat dilihat juga dari hasil penelitian terhadap responden (Tabel 4.5). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Status Pernikahan Belum Menikah 0 0% 0 0% Menikah 23 85,2% 12 70,6% Janda 3 11,1% 4 23,5% Duda 1 3,7% 1 5,9% Tabel 4.5 menunjukan status pernikahan penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa terbanyak memiliki status menikah, dengan persentase di kota (85,2%) dan desa (70,6%).

12 Data Keluarga Dan Status Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus Sampel di Kelurahan Purwodadi Dan Desa Truwolu Jumlah Anak Peneliti menanyakan jumlah anak untuk mengetahui data keluarga responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui berapa jumlah anak responden penelitian. Jumlah anak yang dimiliki oleh responden (Tabel 4.6). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jumlah Anak Tidak Memiliki Anak 0 0% 0 0% 1 Anak 3 11,1% 0 0% 2 Anak 10 37% 3 17,6% 3 Anak 9 33,3% 8 47,1% 4 Anak 4 14,8% 3 17,6% 5 Anak 1 3,7% 1 5,9% 7 Anak 0 0% 1 5,9% 9 Anak 0 0% 1 5,9% Tabel 4.6 menunjukan jumlah anak penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan

13 13 Purwodadi) terbanyak memiliki 2 anak 37%, sedangkan di desa terbanyak memiliki 3 anak 47,1% Jumlah Saudara Kandung Perempuan Untuk mengetahui data keluarga responden, peneliti menanyakan jumlah saudara kandung perempuan responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui berapa jumlah saudara kandung perempuan yang dimiliki responden penelitian. Jumlah saudara kandung perempuan yang dimiliki responden (Tabel 4.7). Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Kandung Perempuan Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jumlah Saudara Kandung Perempuan Tidak Ada 5 18,5% 2 11,8% ,2% 2 11,8% ,5% 3 17,6% ,8% 7 41,1% ,8% 0 0% 5 0 0% 2 11,8% 6 1 3,7% 1 5,9% 7 2 7,4% 0 0% Tabel 4.7 menunjukan jumlah saudara kandung perempuan penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa

14 14 Truwolu. Data tersebut memperlihatkan di kota (Kelurahan Purwodadi) terbanyak memiliki 1 saudara kandung perempuan 22,2%, sedangkan di desa terbanyak memiliki 3 saudara kandung perempuan 41,1% Jumlah Saudara Kandung Laki-laki Untuk mengetahui data keluarga responden, peneliti menanyakan jumlah saudara kandung laki-laki responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui berapa jumlah saudara kandung laki-laki yang dimiliki responden penelitian. Jumlah saudara kandung laki-laki yang dimiliki responden (Tabel 4.8). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Kandung Laki-laki Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jumlah Saudara Kandung Laki-laki Tidak Ada 5 18,5% 2 11,8% ,3% 4 23,5% ,2% 6 35,3% ,2% 4 23,5% 4 0 0% 1 5,9% 5 1 3,7% 0 0% Tabel 4.8 menunjukan jumlah saudara kandung laki-laki penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan di kota (Kelurahan Purwodadi)

15 15 terbanyak memiliki 1 saudara kandung laki-laki 33,3%, sedangkan di desa terbanyak memiliki 2 saudara kandung laki-laki 35,3% Keluarga Yang Menderita Diabetes Untuk mengetahui data keluarga responden, peneliti menanyakan apakah ada keluarga responden yang juga menderita diabetes mellitus. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut karena peneliti ingin mengetahui ada tidaknya keturunan diabetes mellitus yang diwariskan oleh keluarga responden. Ada tidaknya keluarga yang menderita diabetes mellitus pada responden (Tabel 4.9). Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluarga Yang Menderita Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Apakah Ada Orang Tua/Saudara Yang Menderita Diabetes Ya 17 63% 13 76,5% Tidak 10 37% 4 23,5% Tabel 4.9 menunjukan keluarga yang juga menderita diabetes mellitus pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa terbanyak memiliki anggota keluarga

16 16 yang menderita diabetes mellitus juga dengan persentase di kota 63% dan di desa 76,5% Anggota Keluarga Yang Menderita Diabetes Untuk mengetahui data keluarga responden, peneliti menanyakan siapa saja keluarga responden yang juga menderita diabetes mellitus. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut karena peneliti ingin mengetahui siapa saja keluarga yang menderita diabetes mellitus dan siapa saja yang mendapat keturunan diabetes mellitus yang diwariskan. Siapa saja keluarga yang menderita diabetes mellitus pada responden (Tabel 4.10). Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluarga Yang Menderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Siapa Yang Menderita Tidak Ada 10 37% 4 23,5% Ayah 5 18,5% 1 5,9% Ibu 2 7,4% 0 0% Kakek 2 7,4% 4 23,5% Paman 1 3,7% 1 5,9% Saudara Kandung 1 3,7% 0 0% Ayah, Saudara 2 7,4% 0 0% Kandung Ayah, Saudara 1 3,7% 2 11,8% Kandung, Nenek Ayah, Ibu, Nenek 2 7,4% 1 5,9%

17 17 Ibu, Saudara 1 3,7% 1 5,9% Kandung, Nenek, Bibi Ibu, Saudara 0 0% 3 17,6% Kandung, Kakek, Paman, Bibi Tabel 4.10 menunjukan siapa keluarga yang juga menderita diabetes mellitus pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan di kota (Kelurahan Purwodadi) terbanyak keluarga yang menderita diabetes mellitus juga adalah ayah 18,5% sedangkan di desa terbanyak keluarga yang menderita diabetes mellitus juga adalah kakek 23,5% Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sebelum Terdiagnosa Untuk mengetahui status kesehatan responden, peneliti menanyakan pernahkah responden melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa. Hal tersebut peneliti tanyakan untuk mengetahui sebelum responden didiagnosa diabetes mellitus apakah responden memiliki kesadaran untuk cek kadar glukosa darah dan melakukan pengontrolan status kesehatan. Pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa pada responden (Tabel 4.11). Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sebelum Terdiagnosa Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Pernah Cek Kadar Gula Darah Sebelum Terdiagnosa Ya 13 48,1% 6 35,3%

18 18 Tidak 14 51,9% 11 64,7% Tabel 4.11 menunjukan pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa terbanyak tidak memeriksakan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa, dengan persentase di kota 51,9% dan di desa 64,7% Tempat Pemeriksaan Kadar Gula Darah Sebelum Terdiagnosa Untuk mengetahui status kesehatan responden, peneliti menanyakan tempat pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah responden memanfaatkan sarana kesehatan sebagai tempat pemeriksaan yang dipilih atau tidak. Tempat pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa pada responden (Tabel 4.12). Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sebelum Terdiagnosa Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Dimana Tempat Cek Kadar Gula Darah Sebelum Terdiagnosa Puskesmas 8 61,5% 4 66,6% Bidan 1 7,7% 0 0% Klinik Kesehatan 1 7,7% 0 0% Rumah Sakit 3 23% 1 16,7% Puskesmas, Klinik 0 0% 1 16,7% Kesehatan Total % 6 100%

19 19 Tabel 4.12 menunjukan tempat pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik penderita diabetes mellitus di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa terbanyak memeriksakan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa adalah di Puskesmas, dengan persentase di kota (61,5%) dan desa (66,6%) Tingkat Keseringan Pemeriksaan Glukosa Darah Sebelum Terdiagnosa Untuk mengetahui status kesehatan responden peneliti menanyakan tingkat keseringan pemeriksaan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah responden rutin dalam hal memeriksakan glukosa darah sebelum terdiagnosa. Tingkat keseringan pemeriksaan glukosa darah sebelum terdiagnosa pada responden (Tabel 4.13). Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Keseringan Pemeriksaan Glukosa Darah Sebelum Terdiagnosa Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Tingkat Keseringan Cek Kadar Gula Darah Tidak Pernah 14 51,9% 11 64,7% 10 hari sekali 2 7,4% 0 0% 14 hari sekali 2 7,4% 0 0% 1 bulan sekali 8 29,6% 4 23,5% 2 bulan sekali 1 3,7% 2 11,8% 3 bulan sekali 0 0% 1 5,9%

20 20 Tabel 4.13 menunjukan tingkat keseringan pemeriksaan glukosa darah sebelum terdiagnosa pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa terbanyak 1 bulan sekali memeriksakan kadar glukosa darah sebelum terdiagnosa, dengan persentase di kota (29,6%) dan desa (23,5%) Pengetahuan Gejala Diabetes Mellitus Untuk mengetahui pengetahuan responden terhadap gejala diabetes mellitus, peneliti menanyakan apakah responden mengetahui apa saja gejala diabetes mellitus. Tahu tidaknya gejala diabetes mellitus yang responden (Tabel 4.14) Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gejala Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Apakah Mengetahui Gejala Diabetes Ya % % Tidak 0 0% 0 0%

21 21 Tabel 4.14 menunjukan pengetahuan yang diketahui oleh penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) dan desa 100% mengetahui gejala penyakit diabetes mellitus Gejala Yang Dialami Peneliti menanyakan apakah responden mengetahui apa saja gejala diabetes mellitus. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui gejala apa saja yang responden alami saat menderita diabetes mellitus. Gejala apa saja yang dialami responden (Tabel 4.15) Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Yang Dialami Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Gejala Yang Dialami Banyak kencing 1 3,7% 2 11,7% Badan Lemas 3 11,1% 0 0% Banyak kencing,badan lemas,pandangan kabur 7 25,9% 5 29,4% Gejala Yang Dialami Banyak 0 0% 2 11,7% kencing,kesemutan, Banyak 2 7,4% 0 0% kencing,banyak makan Banyak 2 7,4% 0 0% kencing,berat badan turun Banyak 4 14,8% 1 5,9%

22 22 makan,banyak kencing,badan lemas Banyak makan,banyak minum,banyak kencing,badan lemas Banyak kencing,badan lemas,berat badan turun Banyak kencing,banyak minum,badan lemas,berat badan turun Banyak makan,banyak kencing,banyak minum badan lemas,berat badan turun Banyak kencing,badan lemas,pandangan kabur Banyak makan,banyak kencing,banyak minum,badan lemas,kesemutan 2 7,4% 0 0% 1 3,7% 1 5,9% 0 0% 2 11,7% 3 11,1% 1 5,9% 2 7,4% 0 0% 0 0% 1 5,9% Gejala Yang Dialami Banyak 0 0% 2 11,7% makan,banyak kencing,banyak minum,badan lemas,kesemutan,pa ndangan kabur Total % s%

23 23 Tabel 4.15 menunjukan gejala yang dialami penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa gejala terbanyak yang dialami sama yaitu banyak kencing, badan lemas, dan pandangan kabur, dengan persentase di kota 25,9% dan desa 29,4%. Persentase pada data diatas didukung oleh hasil wawancara kepada 5 responden yaitu sebagai berikut : Responden 1 : Gejalanya sama seperti adik-adik saya sampai sudah hafal mbak seperti kesemutan, pandangan mata kabur, sering lelah, sering kencing dimalam hari dan berat badan saya turun mbak Responden 2 : Oh gejala yang saya alami mata kabur, mudah kelelahan, mudah lupa dan gampang stress Responden 3 : Yang pertama saya rasakan itu mata saya kabur pandangannya, badan terasa lemas dan sering kencing malam hari Responden 4 : Badan sering lemes gitu,terus sering kencing terus, ditambah lagi bagian tubuh seperti kaki dan tangan terasa kesemutan terus Responden 5 : Sering kencing mbak malam hari, bias sampai 6-7 kali kencing terus Pengetahuan Faktor Penyebab Timbulnya Diabetes Peneliti menanyakan apakah responden mengetahui faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah responden memiliki pengetahuan yang baik dalam hal faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya

24 24 diabetes mellitus. Tahu tidaknya responden terhadap faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus (Tabel 4.16) Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Faktor Penyebab Timbulnya Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Mengetahui Faktor Penyebab Timbulnya Diabetes Ya 23 85,2% 15 88,2% Tidak 4 14,8% 2 11,8% Tabel 4.16 menunjukan pengetahuan tentang faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa sebagian besar mengetahui faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus, dengan persentase di kota (85,2%) dan desa (88,2%) Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Diabetes Peneliti menanyakan apakah responden mengetahui faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut karena peneliti ingin mengetahui apakah responden mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya diabetes mellitus. Faktor yang menyebabkan timbulnya diabetes mellitus pada responden (Tabel 4.17) Tabel 4.17

25 25 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Diabetes Keturunan 2 8,7% 2 13,3% Pola makan 2 8,7% 4 26,7% Keturunan,pola makan 5 21,7% 5 33,3% Lingkungan,pola makan 2 8,7% 0 0% Keturunan,kegemukan 1 4,3% 0 0% Kebiasaan tidak 4 17,4% 1 6,7% melakukan aktivitas fisik,pola makan Kebiasaan tidak 2 8,7% 2 13,3% melakukan aktivitas fisik,keturunan Kebiasaan tidak 1 4,3% 0 0% melakukan aktivitas fisik,keturunan,lingkung an Kebiasaan tidak 4 17,4% 1 6,7% melakukan aktivitas fisik,keturunan,lingkung an,pola makan Total % % Tabel 4.17 menunjukan faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota (Kelurahan Purwodadi) maupun di desa faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus terbanyak karena keturunan dan pola makan, dengan persentase di kota (21,7%) dan desa (33,3%). Persentase pada data diatas didukung oleh hasil wawancara yaitu sebagai berikut :

26 26 Responden 1 : Menurut saya itu mungkin karena pola makan saya mbak sama dahulu saya itu kurang berolahraga karena aktivitas saya sebagai seorang pengajar. Bangun tidur masak untuk anak-anak kemudian jam 7 pergi mengajar jadi tidak ada waktu buat olahraga Responden 2 : Karena pola makan saya yang tidak teratur hal tersebut timbul karena kebiasaan saya yang suka makan pada malam hari Responden 3 : Kalau menurut saya, menurut yang saya tahu, menurut yang saya alami itu karena makanan dan karena saya kurang olahraga karena begitu sebelumnya saya kan sebetulnya sering sekali olahraga trus jadi jarang kok terus timbul gula darah saya menjadi Pantangan Saat Menderita Penyakit Diabetes Mellitus Peneliti menanyakan apa saja yang dihindari/ yang menjadi pantangan saat menderita diabetes mellitus. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah responden mengontrol diabetesnya dengan mengatur pantangan makan saat menderita diabetes mellitus. Pantangan yang dihindari saat menderita diabetes mellitus pada responden (Tabel 4.18) Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pantangan Saat Menderita Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Apa Yang Dihindari Saat Menderita Diabetes Tidak tahu 2 7,4% 0 0% Makan makanan/ 3 11,1% 5 29,4% minuman manis Makan makanan/ minuman manis, hindari karbohidrat 10 37% 7 41,1% Apa Yang Dihindari Saat Menderita Diabetes Makan makanan/ 2 7,4% 0 0%

27 27 minuman manis, stres Makan makanan/ 7 25,9% 1 5,9% minuman manis, hindari karbohidrat, stress Makan makanan/ 0 0% 2 11,8% minuman manis, olahraga, stres Makan makanan/ 1 3,7% 0 0% minuman manis, hindari karbohidrat, makan sayur-sayuran Makan makanan/ 2 7,4% 0 0% minuman manis, hindari karbohidrat, makan sayur-sayuran, olahraga Makan makanan/ 0 0% 2 11,8% minuman manis, hindari karbohidrat, stres, menghindari makanan tinggi kolesterol Tabel 4.18 menunjukan pantangan yang dilakukan penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data tersebut memperlihatkan baik di kota dan desa terbanyak memiliki pantangan yang sama yaitu menhindari makanan/minuman yang manis serta karbohidrat, dengan persentase di kota 37% dan desa 41,1%. Persentase diatas didukung oleh wawancara ke 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : Saya tidak lagi mengkonsumsi makanan yang sifatnya manis-manis, terus saya gak makan nasi terlalu

28 28 banyak tetap saya kurangi karena nasi kan kadar gulanya tinggi Responden 2 : Ya yang saya hindari makanan yang mengandung gula terlalu tinggi seperti sirup Responden 3 : Seperti emping mlinjo trus gula, saya tidak mengkonsumsi gula pasir tapi saya mengkonsumsi Sakorit atau Tropikanaslim untuk menghindari penumpukan gula didalam tubuh saya Responden 4 : Ya mengurangi minum-minuman manis,gula pokoknya saya hindari Gejala Komplikasi Yang Dialami Peneliti menanyakan apa saja gejala komplikasi yang dialami responden. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui status kesehatan dan komplikasi yang dialami penderita diabetes mellitus. Gejala komplikasi yang dialami oleh responden (Tabel 4.19). Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gejala Komplikasi Yang Dialami Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Gejala Komplikasi Yang Dialami Tidak Ada 19 70,3% 8 47% Kebutaan 4 14,8% 1 5,9% Luka gangrene 0 0% 4 23,5% Jantung 1 3,7% 1 5,9% Stroke 1 3,7% 0 0% Kebutaan, luka 2 7,4% 1 5,9% gangrene Kebutaan, luka 0 0% 1 5,9% gangren, stroke Kebutaan, luka 0 0% 1 5,9% gangren, jantung, stroke

29 29 Tabel 4.19 menunjukan gejala komplikasi yang dialami penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak adalah sama yaitu tidak memiliki gejala komplikasi, dengan persentase di kota 70,3% dan desa 47%. 4.4 Pengobatan Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi Dan Desa Truwolu Tempat Berobat Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan dimana tempat berobat yang dipilih oleh responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan tempat berobat adalah untuk mengetahui apakah responden memanfaatkan fasilitas kesehatan atau tidak sebagai tempat berobat yang dipilih. Tempat berobat yang dipilih responden (Tabel 4.20). Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Berobat Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Pilihan Tempat Berobat Puskesmas 11 40,7% 6 35,3% Bidan 4 14,8% 3 17,6% Klinik kesehatan 4 14,8% 0 0% Rumah sakit 4 14,8% 1 5,9% Puskesmas,klinik 4 14,8% 2 11,7% kesehatan Puskesmas, bidan 0 0% 2 11,7% Klinik kesehatan, 0 0% 1 5,9% rumah sakit Puskesmas, klinik kesehatan, tempat 0 0% 1 5,9%

30 30 pengobatan alternatif Pilihan Tempat Berobat Pengobatan Alternatif 0 0% 1 5,9% Tabel 4.20 menunjukan tempat berobat penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak sama memilih tempat berobat ke Puskesmas, dengan persentase di kota 40,7% dan desa 35,3%. berikut : Persentase diatas didukung oleh hasil wawancara sebagai Responden 1 : Saya berobat ke RS Umum di Purwodadi sampai sekarang tiap 1 bulan sekali saya cek up ke RS itu Responden 2 : Pertama saya pergi berobat di dokter praktek di Purwodadi Responden 3 : Pergi ke Puskesmas itu tadi.. Responden 4 : Pertama kali saya bawa ke Puskesmas mbak, kata Puskesmas suruh bawa cek kedokter Lalu saya bawa ke Dokter Utomo setelah itu tidak kuat lagi biayanya mahal jadi saya sekarang pergi ke pengobatan alternatif Responden 5 : Cuma 1 bulan itu saya pergi ke Puskesmas setelah itu ke Bidan desa mbak Alasan Tempat Berobat Yang Dipilih Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan alasan yang mendasari pemilihan tempat berobat responden. Yang menjadi dasar peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin

31 31 mengetahui apa saja alasan kuat yang mendasari responden memilih tempat pengobatan. Apa saja alasan responden memilih tempat berobat (Tabel 4.21) Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Tempat Berobat Yang Dipilih Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Alasan Tempat Berobat Yang Dipilih Ekonomi 5 18,5% 9 52,9% Jarak lebih dekat 2 7,4% 0 0% Fasilitas 9 33,3% 6 35,3% Ekonomi, jarak lebih 7 25,9% 1 5,9% dekat Jarak lebih dekat, 3 11,1% 0 0% fasilitas Fasilitas, lebih 1 3,7% 0 0% percaya berobat ke dokter Fasilitas, terjamin dan 0 0% 1 5,9% pemeriksaan yang lengkap Tabel 4.21 menunjukan alasan tempat berobat yang dipilih oleh penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan di kota terbanyak memilih tempat berobat dengan alasan fasilitas 33,3% sedangkan di desa terbanyak memilih tempat berobat dengan alasan ekonomi 52,9%. Persentase pada data diatas didukung oleh hasil wawancara kepada responden sebagai berikut :

32 32 Responden 1 : Karena letaknya dekat dengan rumah saya, saya domisili memang di purwodadi jadi untuk mempersingkat waktu meringankan biaya karena saya kan seorang PNS jadi agak ringan biayanya kalau priksa di RS Umum Responden 2 : Terus terang saya lebih percaya jika saya berobat ke dokter dibanding pergi ketempat lain Responden 4 : Alasanya yang pertama ya tidak punya uang itu uangnya pas-pasan, saya ini cuma ibu rumahtangga, suami saya cuma kuli bangunan ya mbak mau ke dokter tapi mahal mbak.. Responden 5 : Ya itu tadi dekat dari rumah gak ongkos lagi ke Puskesmas sama biayanya lebih murah mbak maka dari itu saya pergi berobat ke Bidan desa Tingkat Keseringan Berobat Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan tingkat keseringan berobat yang dilakukan responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan tingkat keseringan berobat dikarenakan peneliti ingin mengetahui tingkat kepatuhan pengobatan yang dilakukan responden dengan cara melihat seberapa sering responden pergi berobat. Tingkat keseringan berobat pada responden (Tabel 4.22) Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Keseringan Berobat Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Tingkat Keseringan Pergi Berobat/Periksa Tidak pernah 2 7,4% 4 23,5% Jarang 2 7,4% 2 11,8% 10 hari sekali 2 7,4% 0 0% 2 minggu sekali 4 14,8% 0 0% 1 bulan sekali 16 59,3% 8 47% 2 bulan sekali 1 3,7% 2 11,8%

33 33 3 bulan sekali 0 0% 1 5,9% Tabel 4.22 menunjukan tingkat keseringan berobat pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak sama 1 bulan sekali pergi berobat, dengan persentase di kota 59,3% dan desa 47%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara sebagai berikut : Responden 1 : Tiap 1 bulan sekali saya cek up ke RS Responden 2 : Dulu 1 bulan sekali kontrol kedokter tetapi sekarang saya tidak pernah kontrol lagi Responden 3 : Dulu saya 1 bulan sekali cek up di Puskesmas Ngaringan tapi kebetulan kan saya sudah punya alatnya sendiri untuk jaga-jaga kalau gula darah saya tiba-tiba naik.. Responden 4 : Dulu ya 1 bulan sekali saya berobat, sekarang ya gak pernah mbak gak punya uang mending sekarang ini uangnya buat sekolah anak-anak Penggunaan Insulin Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan apakah responden menggunakan pengobatan insulin atau tidak. Hal yang mendasari peneliti menanyakan penggunaan insulin tersebut karena peneliti ingin mengetahui ada tidaknya responden yang menggunakan pengobatan insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah dalam keadaan normal. Penggunaan insulin pada responden (Tabel 4.23)

34 34 Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Apakah Menggunakan Obat Insulin Untuk Mengontrol Kadar Gula Darah Ya 1 3,7% 7 41,2% Tidak 26 96,3% 10 58,8% Tabel 4.23 menunjukan penggunaan insulin pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak adalah sama tidak menggunakan insulin, dengan persentase di kota 96,3% dan desa 58,8%. Persentase pada data di atas didukung oleh wawancara kepada 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : Tidak mbak Responden 2 : Tidak..tidak pernah.. Responden 3 : Tidak..tidak pernah sampai sekarang Responden 4 : Gak mbak saya gak tau itu apa Responden 5 : Tidak pernah mbak

35 Lama Penggunaan Insulin Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan sudah berapa lama responden menggunakan pengobatan insulin. Hal yang mendasari peneliti menanyakan lama penggunaan insulin dikarenakan peneliti ingin mengetahui berapa lama penggunaan insulin yang sudah dijalani responden. Selain itu peneliti ingin mengetahui ada tidaknya responden yang tergantung dengan pengobatan insulin. Lama penggunaan insulin pada responden (Tabel 4.24) Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Lama Penggunaan Pengobatan Insulin Tidak Menggunakan 26 96,3% 10 58,8% Insulin < 1 Tahun 1 3,7% 2 11,7% 1 Tahun 0 0% 2 11,7% 2-3 Tahun 0 0% 1 5,9% > 3 Tahun 0 0% 1 5,9% >4 Tahun 0 0% 1 5,9% Tabel 4.24 menunjukan lama penggunaan insulin pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan di kota yang menggunakan insulin dengan lama kurang dari 1 tahun 3,7%, sedangkan di desa terbanyak menggunakan insulin selama kurang dari 1 tahun dan 1 tahun masingmasing 11,7%.

36 Bagian Tubuh Yang Disuntik Insulin Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan di bagian tubuh mana insulin biasa disuntikan. Yang menjadi dasar peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui bagian tubuh mana saja insulin disuntikan dan apakah penyuntikanya dilakukan dibagian tubuh yang sama terus menerus atau tidak. Bagian yang disuntik insulin pada responden (Tabel 4.25) Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bagian Tubuh Yang Disuntik Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Bagian Tubuh Yang Disuntik Insulin Tidak Menggunakan 26 96,3% 10 58,8% Insulin Lengan Atas 1 3,7% 7 41,2% Bokong 0 0% 0 0% Perut 0 0% 0 0% Tabel 4.25 menunjukan bahwa bagian tubuh yang disuntik insulin pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi (3,7%) dan Desa Truwolu (41,2%) adalah sama yaitu disuntikan di lengan atas Frekuensi Suntik Insulin Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan berapa kali sehari penyuntikan insulin dilakukan. Yang menjadi dasar peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui

37 37 kepatuhan responden dalam menggunakan pengobatan insulin dalam sehari. Frekuensi suntik insulin pada responden (Tabel 4.26) Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Suntik Insulin Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Frekuensi Suntik Insulin Tidak menggunakan 26 96,3% 10 58,8% insulin Tidak pernah lagi suntik 0 0% 5 29,4% insulin 2 kali sehari 1 3,7% 0 0% 2 bulan sekali 0 0% 1 5,9% 3 bulan sekali 0 0% 0 0% 4 bulan sekali 0 0% 1 5,9% Tabel 4.26 menunjukan frekuensi suntik insulin pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan di kota yang melakukan suntik insulin, frekuensi suntik yang dilakukan adalah 2 kali sehari 3,7% sedangkan di desa terbanyak tidak pernah lagi melakukan suntik insulin 29,4% Frekuensi Minum Obat Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan berapa kali sehari responden meminum obat oral. Yang menjadi dasar peneliti

38 38 menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui kepatuhan responden dalam meminum obat oral. Frekuensi minum obat pada responden (Tabel 4.27) Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Minum Obat Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Frekuensi Meminum Obat Dalam Sehari Tidak pernah 2 7,4% 2 11,7% 1 kali sehari 8 29,6% 4 23,5% 2 kali sehari 15 55,6% 10 58,9% 3 kali sehari 2 7,4% 1 5,9% Tabel 4.27 menujukan frekuensi minum obat pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak adalah sama frekuensi minum obat dalam sehari adalah 2 kali sehari, dengan persentase di kota 55,6% dan desa 58,9%. Persentase pada data diatas di dukung oleh wawancara sebagai berikut : Responden 1 : Diberi pil mbak biasanya 2 tablet saya minum 1 hari 1 kali Responden 2 : Diberi obat pil dalam 1 hari diminum 1 kali

39 39 Responden 3 : Saya cuma minum obat sekali saja terus saya rasa jantung saya berdebar-debar sampai sekarang saya tidak mau lagi minum obat Responden 4 : kalau obat dari dokter saya minum 3 kali sehari Responden 5 : Sehari Cuma 1 kali mbak pagi aja minumnya Alasan Memilih Penggunaan Obat Oral Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan alasan yang mendasari responden memilih menggunakan obat oral. Yang menjadi dasar peneliti menanyakan hal tersebut adalah karena peneliti ingin mengetahui apa saja alasan kuat yang mendasari responden memilih menggunakan obat oral. Alasan memilih menggunakan obat oral pada responden (Tabel 4.28) Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Penggunaan Obat Oral Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Alasan Memilih Penggunaan Obat Oral Tidak pernah 2 7,4% 2 11,8% Anjuran dokter 7 25,9% 8 47% Cepat menurunkan 0 0% 1 5,9% kadar gula darah Ekonomis 2 7,4% 3 17,6% Anjuran dokter, 3 11,1% 1 5,9% ekonomis Anjuran dokter, lebih 3 11,1% 0 0% terjamin Anjuran dokter, cepat 3 11,1% 1 5,9% menurunkan kadar gula darah Cepat menurunkan 2 7,4% 1 5,9% kadar gula darah, ekonomis Anjuran dokter, cepat menurunkan kadar gula 5 18,5% 0 0%

40 40 darah, lebih terjamin Tabel 4.28 menunjukan alasan penggunaan obat oral yang digunakan oleh penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa alasan memilih menggunakan obat oral adalah sama karena anjuran dokter, dengan persentase di kota 25,9% dan desa 47%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara kepada 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : Alasanya cepat menurunkan kadar glukosa darah dan lebih terjamin Responden 2 : Karena anjuran dokter Responden 3 : Tidak pernah lagi minum obat oral Responden 4 : Karena anjuran dokter Responden 5 : Karena anjuran dokter Upaya-Upaya Menurunkan Kadar Gula Darah Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan upaya apa saja yang responden lakukan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui upaya-upaya apa saja yang responden lakukan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Serta apakah responden bersikap acuh tak acuh terhadap penyakit yang dideritanya atau tidak.

41 41 Upaya-upaya untuk menurunkan kadar glukosa darah pada responden (Tabel 4.29) Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Upaya-Upaya Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Upaya-upaya Menurunkan Kadar Gula Darah Diet 2 7,4% 3 17,6% Olahraga 1 3,7% 1 5,9% Obat tradisional 1 3,7% 1 5,9% Diet, olahraga 6 22,2% 2 11,8% Upaya-upaya Menurunkan Kadar Gula Darah Diet, obat tradisional 8 29,6% 6 35,3% Olahraga, obat 1 3,7% 0 0% tradisional Diet, olahraga, obat 8 29,6% 4 23,5% tradisional Tabel 4.29 menunjukan upaya yang dilakukan penderita diabetes mellitus untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa upaya yang dilakukan terbanyak sama yaitu dengan diet dan obat tradisional, dengan persentase di kota 29,6% dan desa 35,3%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara kepada 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : diet dengan cara mengurangi porsi makan yang dahulu 1 piring sekarang menjadi ½ piring serta lauk

42 42 pauk porsinya dikurangi kemudian mengurangi makan/minum yang manis, olahraga jalan-jalan didepan rumah selama 30 menit pada sore hari, pengobatan tradisional yang dilakukan dengan menggunakan obat herbal propolis yang diteteskan sebanyak 3-5 tetes kedalam 1 gelas air diminum 3 kali sehari Responden 2 : diet dengan cara mengurangi porsi makan dan mengganti nasi dengan makanan lain seperti nasi jagung, kentang dan ubi-ubian, olahraga yang dilakukan seperti voli, bulutangkis setiap hari di sekolah kurang lebih 30 menit - 1 jam, dan menggunakan pengobatan tradisional yaitu jamu yang di buat sendiri yaitu dengan cara merebus daun insulin dengan 1 gelas air, kemudian didinginkan dan diminum 1 kali sehari 1 gelas Responden 3 : diet dengan cara mengurangi porsi makan dan mengganti nasi biasa dengan nasi merah, obat tradisionalnya dengan menggunakan air rebusan batok kelapa yang diminum 1 kali sehari. Responden 4 : diet dengan cara sehari makan 2 kali pagi dan sore, pagi makan nasi kemarin dan sore makan nasi jagung, porsi dikurangi, pengobatan tradisionalnya saat pergi ke alternatif diberi jamu 1 botol aqua diminum 2 kali sehari Responden 5 : diet dengan cara mengurangi porsi makan dan nasinya diganti dengan nasi kemarin, pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara meminum air rebusan lidah buaya, diminum 1 gelas 1 kali sehari Upaya Pengobatan Lain Selain Pengobatan Farmakologis Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan apakah ada usaha pengobatan lain yang responden lakukan selain pengobatan farmakologis. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui ada tidaknya usaha pengobatan lain yang responden lakukan selain pengobatan farmakologis. Ada

43 43 tidaknya upaya pengobatan selain pengobatan farmakologis pada responden (Tabel 4.30) Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Upaya Pengobatan Lain Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Adakah Upaya Pengobatan Lain Selain Pengobatan Farmakologis Ya 18 66,7% 11 64,7% Tidak 9 33,3% 6 35,3% Tabel 4.30 menunjukan bahwa ada tidaknya upaya pengobatan lain selain pengobatan farmakologis yang dilakukan oleh penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa terbanyak sama yaitu melakukan upaya pengobatan lain selain pengobatan farmakologis, dengan persentase di kota 66,7% dan desa 64,7%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara kepada 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : saya gunakan pengobatan lain yaitu pengobatan tradisional dengan menggunakan obat herbal propolis yang diteteskan sebanyak 3-5 tetes kedalam 1 gelas air diminum 3 kali sehari Responden 2 : iya pakai pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara membuat jamu sendiri yaitu dengan cara merebus daun insulin dengan 1 gelas air, kemudian didinginkan dan diminum 1 kali sehari 1 gelas Responden 3 : tidak pernah minum obat lagi jadi menggunakan pengobatan tradisional yang dilakukan yaitu dengan cara meminum jamu yang dibuat sendiri yaitu batok

44 44 kelapa yang dibakar kemudian ditumbuk dan hasil tumbukannya direbus dengan kayu manis dan air 1 liter, ditunggu sampai hanya menjadi ½ liter kemudian diminum 1 kali sehari Responden 4 : karena tidak punya biaya jadi melakukan pengobatan tradisionalnya saat pergi ke alternatif diberi jamu 1 botol aqua diminum 2 kali sehari Responden 5 : pengobatan tradisional dengan cara meminum air rebusan lidah buaya, diminum 1 gelas 1 kali sehari Penggunaan Pengobatan Tradisional Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan apakah pengobatan lain yang dilakukan selain pengobatan farmakologis adalah pengobatan tradisional. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui apakah responden menggunakan pengobatan tradisional atau tidak untuk menurunkan kadar glukosa darah. Ada tidaknya penggunaan tradisional pada responden (Tabel 4.31) Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Pengobatan Tradisional Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Apakah Menggunakan Pengobatan Tradisional Ya 18 66,7% 11 64,7% Tidak 9 33,3% 6 35,3% Tabel 4.31 menunjukan penggunaan pengobatan tradisional pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa

45 45 terbanyak sama yaitu menggunakan pengobatan tradisional, dengan persentase di kota 66,7% dan desa 64,7%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara kepada 5 responden sebagai berikut : Responden 1 : Ada mbak saya dibelikan obat namanya propolis, itu katanya untuk semua macem penyakit. Saya coba dibelikan itu oleh anak saya beberapa botol kecil lalu saya minum 3 kali sehari. Responden 2 : iya pakai pengobatan tradisional yang dilakukan dengan cara membuat jamu sendiri yaitu dengan cara merebus daun insulin dengan 1 gelas air, kemudian didinginkan dan diminum 1 kali sehari 1 gelas Responden 3 : tidak pernah minum obat lagi jadi menggunakan pengobatan tradisional yang dilakukan yaitu dengan cara meminum jamu yang dibuat sendiri yaitu batok kelapa yang dibakar kemudian ditumbuk dan hasil tumbukannya direbus dengan kayu manis dan air 1 liter, ditunggu sampai hanya menjadi ½ liter kemudian diminum 1 kali sehari Responden 4 : karena tidak punya biaya jadi melakukan pengobatan tradisionalnya saat pergi ke alternatif diberi jamu 1 botol aqua diminum 2 kali sehari Responden 5 : pengobatan tradisional dengan cara meminum air rebusan lidah buaya, diminum 1 gelas 1 kali sehari Alasan Menggunakan Pengobatan Tradisional Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan alasan yang menjadi dasar responden menggunakan pengobatan tradisional. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui alasan kuat yang menjadi dasar responden memilih menggunakan pengobatan tradisional dibandingkan pengobatan

46 46 medis. Alasan menggunakan pengobatan tradisional pada responden (Tabel 4.32) Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alasan Pengobatan Tradisional Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Alasan Menggunakan Pengobatan Tradisional Tidak menggunakan 9 33,3% 6 35,2% Ekonomi 4 14,8% 3 17,6% Lingkungan 2 7,4% 1 5,9% Mudah didapat 4 14,8% 1 5,9% Ekonomi, mudah didapat 3 11,1% 2 11,8% Alasan Menggunakan Pengobatan Tradisional Lingkungan, mudah 2 7,4% 2 11,8% didapat Ekonomi, lingkungan, 3 11,1% 1 5,9% mudah didapat Ekonomi, tradisi, mudah 0 0% 1 5,9% dapat Tabel 4.32 menunjukan alasan pengobatan tradisional yang dipilih pada penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu. Data diatas memperlihatkan baik di kota maupun di desa alasan terbanyak penggunaan pengobatan tradisional sama karena ekonomi, dengan persentase di kota 14,8% dan desa 17,6%. Persentase pada data diatas didukung oleh wawancara sebagai berikut :

47 47 Responden 1 : Saya dibelikan obat propolis katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, maka dari itu saya coba. Mudah didapat tinggal beli di apotik Responden 2 : Pada saat omong-omong sama teman saya mereka bilang ada namanya daun insulin khasiatnya dapat menurunkan kadar glukosa darah, setelah itu saya coba. Sebenarnya itu tanaman mudah didapat saya sendiri juga tanam sendiri Responden 3 : Karena saya tidak mau lagi minum obat makanya saya coba pengobatan tradisional, Puji Tuhan keluhan yang saya alami hilang Responden 4 : Alasannya ya pertama mbak saya cuma ibu rumahtangga uangnya pas-pasan mbak dari pada buat berobat-berobat mending buat makan anak-anak saya buat sekolah anak-anak saya mbak Responden 5 : Kata orang-orang bisa menyembuhkan penyakit gula karena rasanya yang tawar, dan bahannya mudah didapat di sekitar rumah Jenis Obat Tradisional Yang Digunakan Pada aspek pengobatan, peneliti menanyakan jenis obat tradisional seperti apa yang digunakan responden. Hal yang mendasari peneliti menanyakan hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mengetahui jenis obat tradisional seperti apa yang responden gunakan untuk dapat menurunkan kadar glukosa darah. Jenis obat tradisional yang digunakan responden (Tabel 4.33) Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Obat Tradisional Pada Penderita Diabetes Mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Jenis Obat Tradisional Yang Digunakan Tidak Menggunakan 9 33,3% 6 35,3% Obat Herbal 6 22,2% 4 23,5%

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani

STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : Irma Aryani 462008091 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengobatan Diabetes Mellitus 2.1.1 Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan biasanya berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan

Lebih terperinci

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) I. SOSIAL Identitas Diri 1. Nama Inisial : 2. Alamat : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. BB terakhir : kg 6. TB terakhir : cm 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan jumlah penderita, deskripsi diri, data keluarga dan status kesehatan, pengobatan serta pengelolaan

Lebih terperinci

..., Yang membuat pernyataan

..., Yang membuat pernyataan 55 SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Umur : Alamat : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw. ANAMNESIS I. Identitas 1. Nama : Ny. Bandi 2. Umur : 55 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.08, Jakarta Barat 5. Status Pernikahan : Sudah menikah 6.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes (Kencing Manis)

Penyakit Diabetes (Kencing Manis) Penyakit Diabetes (Kencing Manis) Penyakit diabetes (kencing manis) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah secara terus menerus

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dimulai. Kuisioner divalidasi dengan cara diuji coba pada 30 orang yang mana 20

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. 91 Lampiran 1 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. Data umum pasien: 1. Nama : 2. Jenis kelamin :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia 57 Lampiran 1 LembarObservasi Penelitian Pola Makan Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Alamat : Jenis makanan Sumber

Lebih terperinci

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN Judul Penelitian Peneliti : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor : Annisah Sepwika Sari NIM :

Lebih terperinci

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017 DATA UMUM RESPONDEN No. Responden : 1. Identitas Responden : a. Nama Responden : b. Jenis Kelamin : ( L

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT) SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONCENT) Nama : Debby Anisha Judul Penelitian : Kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam penatalaksanaan DM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis merupakan suatu bentuk penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme gula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

Obat Diabetes Paling Ampuh

Obat Diabetes Paling Ampuh Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Diabetes Melitus Tipe 2 Patofisiologi: Kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin Menurunnya pengambilan glukosa oleh jaringan

Lebih terperinci

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya 10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya Obat Alami Diabetes Serta Pencegahan Terhadap Komplikasi Diabetes Diabetes meningkatkan risiko Anda terhadap banyak masalah kesehatan serius.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN 1 50 LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya: Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degenerative. Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. degenerative. Diabetes Melitus (yang selanjutnya disingkat DM) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup modern dengan banyak pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat yang semakin menyebar keseluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Putri Junita S. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 Juni 1989 Agama Alamat : Kristen Protestan : Jl. Bunga Mawar XII no. 3 Koserna, P.Bulan, Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK IMMANUEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan Obat Diabetes Herbal Dari Daun- Daunan Saat ini telah banyak beredar obat diabetes baik dalam bentuk bahan kimia atau berupa obat herbal tradisional.

Lebih terperinci

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu

Lebih terperinci

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 1) Laki-laki

Lebih terperinci

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014

: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014 101 Lampiran 2 Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan Pasien tentang DM Tipe 2 dan OADO Judul penelitian : Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang DM Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di RS dan Klinik

Lebih terperinci

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu. : Assalamualaikum ibu : waalaikumsalam. Silahkan masuk :(masuk dan berjabat tangan) : perkenalkan nama saya Dini, saya ahli gizi yang sedang bertugas saat ini. Dengan ibu siapa? : Saya Melinda : Ok ibu

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJAD RESPONDEN Perkenalkan nama saya rma Aryani, NM : 462008091, mahasiswa Program Studi lmu Keperawatan Fakultas lmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Lebih terperinci

KUESIONER. 1. Nama : 2. Umur : tahun.bulan 3. Jenis Kelamin : ( ) Laki- laki ( ) Perempuan 4. Status : ( ) Belum Menikah ( ) Menikah ( ) Janda/ duda

KUESIONER. 1. Nama : 2. Umur : tahun.bulan 3. Jenis Kelamin : ( ) Laki- laki ( ) Perempuan 4. Status : ( ) Belum Menikah ( ) Menikah ( ) Janda/ duda LAMPIRAN KUESIONER Dengan hormat, saya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang memohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner tentang ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena

Lebih terperinci

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol gula darah anda. Apa? Mengapa dan bagaimana? Bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah adalah suatu keharusan. Untuk tetap berada dalam ambang normalnya,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 71 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Assalamu alaikum, wr. wb. Yth. Bapak/Ibu responden, Saya Novia Ratnawati (20120320160), mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

!" # $ % ! "# $ %&&' ( ) " $( ***# ) $+++ ( "" & $%, &&' /0 1 '-(-2 3 #45 6. (. (-/ 7 -( $ $%, &&&' % * '!*% % +, " () % %!( 0 (.

! # $ % ! # $ %&&' ( )  $( ***# ) $+++ (  & $%, &&' /0 1 '-(-2 3 #45 6. (. (-/ 7 -( $ $%, &&&' % * '!*% % +,  () % %!( 0 (. !" # $ %! "# $ %&&' ( ) " $( ***# ) $+++ ( "" & $%, &&' & ' " ()! % -. % 8. &% 9. % 8. /0 1 '(-2 /0 1 '-(-2 -(2 &' 3 #45 6. (. (-/ 7 &$5"" ' &$ 3# 4 $ "/ : (7/. (:/6 / 1 1 -( $ $%, &&&' % * '!*% % +, "

Lebih terperinci

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PEDOMAN UMUM GIZI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Obesitas

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan dari penelitian ini yang bertanda tangan dibawah ini:

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan dari penelitian ini yang bertanda tangan dibawah ini: 80 81 Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan dari penelitian ini yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Nomor :... (inisial) :... (diisi peneliti)

Lebih terperinci

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh

Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Penderita Diabetes Pantang Makan Di Luar? Tenang, Ada Obat Herbal Diabetes Paling Ampuh Memiliki diabetes bukan berarti Anda tidak boleh makan di luar. Jika Anda tertib dengan menu makanan dan makan secara

Lebih terperinci

3 KUESIONER PENELITIAN

3 KUESIONER PENELITIAN Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DM TIPE 2 DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG Petunjuk Pengisian : 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat dari kekurangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

LAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bandung, 28 Januari 2011 responden Di Tempat

Kepada Yth. Bandung, 28 Januari 2011 responden Di Tempat 43 Kepada Yth. Bandung, 28 Januari 2011 responden Di Tempat Dengan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih atas ketersediaan saudara/i untuk mengisi angket ini. Segala isian yang anda isi dalam

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Data Demografi Responden Dalam penelitian ini yang datanya diambil pada bulan Agustus September 24 dengan jumlah sampel yang ada di Poli TB MDR sebanyak 6 pasien, namun dari

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) AFRIYANI, S.Kep 04121004 PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PSIK-FK UNAND PADANG 2008 Apa itu Diabetes Melitus (DM)..?? Suatu keadaan tingginya kadar gula darah karena

Lebih terperinci

TRANSKRIP WAWANCARA 1 PARTISIPAN 1. : Apa yang Abang ketahui tentang oukup ini? : Maksudnya ini apa? Khasiatnya atau apa?

TRANSKRIP WAWANCARA 1 PARTISIPAN 1. : Apa yang Abang ketahui tentang oukup ini? : Maksudnya ini apa? Khasiatnya atau apa? Lampiran 1 TRANSKRIP WAWANCARA 1 PARTISIPAN 1 : Apa yang Abang ketahui tentang oukup ini? : Maksudnya ini apa? Khasiatnya atau apa? : Semuanya, Bang. : Yang saya ketahui khasiatnya, khasiatnya itu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes Kering

Obat Herbal Diabetes Kering Obat Herbal Diabetes Kering Obat herbal diabetes kering bisa menjadi solusi untuk luka diabetes anda. Sekali lagi benar benar kenali penyakit diabetes yang anda derita. Ketika anda salah mengenal penyakit

Lebih terperinci

Suryati, A..2005, Faktor Resiko Hipertensi, Jurnal keperawatan, Universitas Muhammadiah Jakarta, Edisi Maret 2008

Suryati, A..2005, Faktor Resiko Hipertensi, Jurnal keperawatan, Universitas Muhammadiah Jakarta, Edisi Maret 2008 Suryati, A..2005, Faktor Resiko Hipertensi, Jurnal keperawatan, Universitas Muhammadiah Jakarta, Edisi Maret 2008 Wahid, I, dkk, 2007. Promosi Kesehatan, Graha Ilmu Yogyakarta, 2007 Zamhir, S, 2004. Prevalensi

Lebih terperinci

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012 DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

8 Langkah Diet Sehat secara Alami

8 Langkah Diet Sehat secara Alami 8 Rahsia dan Tips Kuruskan Badan, Paha, Lengan, dan Pipi Secara Semulajadi Ditulis oleh En Syak Biasanya, banyak tips hanya menjurus kepada bagaimana menguruskan badan saja. Jarang kita lihat ada yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi)

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika

Lampiran 1. Panduan wawancara. Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Lampiran 1. Panduan wawancara Perilaku kesehatan ibu hamil yang menderita malaria pada suku Amungme di Timika Daftar pertanyaan 1. Siapa nama Ibu? 2. Berapa umur Ibu? 3. Sejak kapan dan tinggal disini?

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian 84 85 Lampiran 1a LEMBAR OBSERVASI 1. Kode : 2. Diagnosa Medis : 3. Derajat Gagal Jantung Kongestif : 4. Riwayat Hipertensi : Ada Tidak Ada 5. Lama Rawatan : Hari/Bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Riset Kriteria riset partisipan adalah ibu hamil primigravida dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mampu berkomunikasi dengan baik, tinggal di wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian terbesar di seluruh dunia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Menurut Internasional of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan pada tahun 2010 penyebab kematian semua umur di Indonesia adalah penyakit tidak menular (PTM) sebanyak 60%. WHO juga menyatakan,

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek

PEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek 112 113 PEDOMAN OBSERVASI Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek b. Perilaku pengobatan penyakit subyek : melakukan diet, obat oral atau terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, terapi, serta adanya perubahan paradigma kefarmasian, yaitu Pharmaceutical Care, dimana kegiatan pelayanan semula hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN STUDI TENTANG PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN MAKAN, AKTIVITAS FISIK,STATUS GIZI DAN BODYIMAGE REMAJA PUTRI YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identitas Responden Pengetahuan

Lampiran 1 Identitas Responden Pengetahuan Lampiran 1 Identitas Responden Nama : Tempat Tanggal Lahir/ Umur : Alamat : Jumlah Anak : Pendidikan : Pekerjaan : Nama Suami : Umur Suami : Pendidikan Suami : Pekerjaan Suami : Penghasilan rata-rata/

Lebih terperinci

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin Daun Insulin memiliki nama latin Smallanthus Sonchifolius atau sinonim nya: Polymnia edulis, P. sonchifolia. daun insulin dikenal juga dengan nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ekonomi yang terus meningkat, berubah pula perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi, orang cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif

Lebih terperinci