BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Akuntansi merupakan ilmu yang penting dalam setiap organisasi bisnis, sebab seluruh pengambilan keputusan bisnis didasarkan pada informasi yang diperoleh dari proses akuntansi. Proses akuntansi adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan data perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang merupakan hasil dari aktivitas ekonomi di dalam perusahaan Pengertian Akuntansi Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai akuntansi, berikut ini dikemukakan pengertian akuntansi menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) yang diterjemahkan oleh Muhammad( 2005;10), definisi akuntansi adalah : Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Pengertian akuntansi menurut Arens(2000;7) adalah : Accounting is the process of recording, classifying and summarizing of economical events in logical manner for the purpose of providing financial information for decision. Sedangkan menurut APB (Accounting Principle Board) Statement No.4 yang di terjemahkan oleh Muhammad (2005;10), definisi akuntansi adalah: Akuntansi adalah suatu kegiatan atau jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih dalam beberapa alternatif.

2 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inti persoalan akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan sarana informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal tersebut yang membuat sebuah standar menjadi sangat penting untuk mengatur tata cara pencatatan keuangan perusahaan, yang memiliki berbagai macam transaksi yang berbeda menjadi pencatatan yang relatif seragam. Walaupun kebijakan penggunaan standar akuntansi tersebut mungkin dapat berbeda tergantung pada kebijakan yang dipakai oleh suatu perusahaan. Di dalam Islam, tujuan akuntansi lebih dititik beratkan sebagai alat pertanggungjawabkan manajemen yang diberi amanah untuk mengelola suatu organisasi atau perusahaan Akuntansi Dana Akuntansi telah dipraktekan sejak berabad-abad yang lalu, seiring dengan berkembangnya dunia usaha semakin berkembang pula ilmu akuntansi yang digunakan. Saat ini, ilmu akuntansi berkembang cukup pesat. Hal ini tergambar dari berkembangnya cabang-cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri. Misalnya: Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Akuntansi Pemerintahan dan Organisasi Nirlaba, Akuntansi lingkungan, dan lain sebagainya. Khususnya mengenai Akuntansi keuangan,dapat dibagi menjadi dua bagian: 1. Akuntansi Komersial (Commercial Accounting) Jenis Akuntansi ini biasa dipergunakan untuk organisasi yang berorientasi mencari laba (profit organization),seperti perusahaan bisnis. 2. Akuntansi Dana ( Fund Accounting) Sedangkan jenis akuntansi ini digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi mencari keuntungan (non-for-profit organization) atau sering disebut organisasi nirlaba, seperti pemerintahan, yayasan-

3 yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, rumah sakit, perguruan tinggi, partai politik, dan lain sebagainya. Akuntansi dana (Fund Accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan organisasi nirlaba yang memisahkan dana menurut peruntukannya, sehingga masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukan keseimbangan antara penggunaan dan penerimaan dana Pengertian Dana Pada awal timbulnya akuntansi dana yang dibentuk oleh organisasi nirlaba, dana mempunyai arti dana kas, namun sekarang dana mempunyai pengertian yang luas yaitu merupakan kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang terpisah. Pengertian yang lebih lengkap mengenai dana menurut Arifin Sabeni dan Imam Ghozali (2005;10) adalah: Dana (Fund) adalah kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri dengan satu perangkat rekening yang saling berimbang (Self balancing) untuk membukukan kas dan sumber lainnya bersama-sama dengan utang, kewajiban-kewajiban, cadangan-cadangan, dan hak milik yang disisihkan dengan maksud untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu atau pencapaian tujuan tertentu sesuai dengan peraturan, restriksi, atau limitasi yang ada. Dengan demikian, yang diartikan dengan dana berbeda dengan dana kas atau dana sumber lainnya yang bersifat sempit, sebab pengertian dana mencakup kesatuan fiskal dan kesatuan akuntansi yang berdiri sendiri. a. Terdapat sekumpulan rekening untuk mencatat mutasi kas dan atau sumber-sumber lainnya yang bersifat saling berimbang. Dengan kata lain harus ada pencatatan terhadap semua transaksi, baik harta, utang, modal, pendapatan, dan pengeluaran.

4 b. Mempunyai tujuan pengguna tertentu. c. Ada ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembentukan dana dan penggunanya serta pembataspembatasnya Persamaan Akuntansi Dana dan Akuntansi Komersial Akuntansi dana dan akuntansi komersial mempunyai beberapa persamaan,antara lain: 1. Sama-sama memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi. 2. Mengikuti Prinsip dan Standar Akuntansi yang diterima umum: a. Prinsip konsistensi, dimana harus menggunakan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun, agar laporan yang dihasilkan dapat diperbandingan. b. Prinsip obyektivitas, yaitu harus dipergunakannya bukti-bukti yang sah sehingga laporan yang dihasilkan dapat diuji dan diandalkan. c. Prinsip materialisasi, yaitu transaksi ekonomi yang cukup manfaatnya dan dikategorikan material harus dicatat dan dilaporkan. d. Prinsip pengungkapan yang memadai, dimana setiap transaksi atau kejadian ekonomi yang diungkapkan secara jelas, memadai dan teliti sehingga tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan. 3. Mengacu pada konsep dasar: a. Kesinambungan b. Periodesasi akuntansi c. Pengukuran dalam nilai mata uang.

5 2.1.5 Perbedaan Akuntansi Dana dan Akuntansi Komersial Perbedaan antara akuntansi dana dan akuntansi komersial diantaranya seperti tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Akuntansi Dana dan akuntansi Komersial Akuntansi Dana Tujuan utama adalah untuk mengukur pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan. Dapat terdiri dari lebih dari satu entitas (beberapa jenis dana). Transaksi pengeluaran/ penerimaan neraca (real account) dilaporkan baik dalam laporan neraca maupun laporan aktivitas. Sangat dipengaruhi oleh peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga bersifat kurang fleksibel. Akuntansi Komersial Tujuan utamanya untuk mengukur tingkat keuntungan. Hanya terdiri dari satu entitas akuntansi. Pengeluaram/penerimaan neraca (real account) tidak dilaporkan dalam laporan aktivitas. Bersifat lebih fleksibel Transparansi Laporan Keuangan Sebagaimana telah dibahas sebelumnya kewajiban melaksanakan akuntabilitas dan transparansi bagi pengelola zakat juga diatur dalam peraturan perundang-undangan yaitu Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No.581 Tentang pelaksanaan Undang-Undang No.38 tahun 1999, serta keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Islam dan Haji No. D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Bahkan agar sebuah lembaga amil zakat dapat dikukuhkan oleh pemerintah, salah satu syaratnya adalah harus memiliki pembukuan yang baik. Akuntansi merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh semua organisasi, baik organisasi bisnis maupun bersifat nirlaba. Dengan diterapkannya akuntansi yang baik, maka organisasi dapat dikatakan telah melaksanakan akuntabilitas dan transparansi dengan baik, karena dengan akuntansi, organisasi dapat mengetahui kinerja keuangannya dengan disusunnya laporan keuangan sebagai alat

6 pertanggungjawaban organisasi. Terlebih lagi jika laporan keuangan yang telah dibuat itu dipublikasikan secara luas. Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai keadaan keuangan dan pengolahan perusahaan. Transparansi mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu serta jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan dan pengelolaan perusahaan. Publikasi atas laporan keuangan merupakan suatu wujud transparansi dari suatu organisasi. Setelah kewajiban akuntabilitas dipenuhi oleh organisasi maka kewajiban transparansi juga harus dipenuhi oleh organisasi. Publikasi laporan keuangan dilakukan untuk memenuhi kepentingan anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi. 2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangmya setahun sekali unuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan disamping yang mencakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu sebaiknya laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode tertentu. Agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang berguna bagi semua pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan harus disusun berdasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.

7 Di Indonesia prinsip akuntansi yang dipergunakan dewasa ini adalah Standar Akutansi Keuangan yang merupakan himpunan prinsip, prosedur, dan teknik akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004;2)adalah: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusankeputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a. Aktiva; b. Kewajiban; c. Ekuitas; d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e. Arus kas Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

8 Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya, untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. 2. Relevan Agar bermanfaat,informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan wajar dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 5. Dapat diuji kebenarannya (auditable) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti asalnya, baik dalam bentuk dokumen dasar, kwitansi, formulir, maupun fisik aktiva yang bersangkutan. Artinya semua transaksi yang terjadi dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak manajemen.

9 2.2.4 Publikasi Laporan Keuangan Publikasi secara umum mempunyai arti, memberitahukan mengenai sesuatu hal kepada masyarakat luas untuk diketahui dan dimengerti dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini publikasi laporan keuangan mempunyai arti penyebarluasan laporan keuangan suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yang dengan penyebarluasan tersebut dapat membantu pihakpihak tersebut dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukan publikasi adalah sebagai transparansi dan pertanggungjawaban organisasi tersebut terhadap semua sumber daya yang dipinjamkan oleh para donatur, kreditur dan pihak-pihak lain kepada organisasi. 2.3 Zakat Zakat adalah salah satu rukun Islam, bahkan merupakan rukun kemasyarakatan yang paling tampak diantara sekalian rukun-rukun Islam. Sebab zakat adalah hak orang banyak yang dipikul pada pundak individu. Orang banyak berhak memperoleh demi menjamin kecukupan sekelompok orang diantara mereka Pengertian Zakat Kata zakat merupakan kata dasar dari kata zaka berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, menurut lisan Al Arab kata zakat mengandung arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Menurut Yusuf Qardawi pengertian zakat dalam istilah fiqih adalah sebagai berikut: Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT diserahkan kepada orang-orang yang berhak. berikut : Sedangkan pengertian zakat menurut Muhammad (2005;132) adalah sebagai Zakat adalah kewajiban seorang muslim yang bersifat humanis, emansipatoris, transendental, dan teleologikal, yang mengarahkan para

10 pelakunya memiliki orientasi sosial dan pertanggungjawaban yang tinggi terhadap lingkungan dan kuasa ilahi. Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya Karakteristik Zakat Zakat adalah kewajiban berdasarkan syariat. Islam mewajibkannya atas setiap muslim yang sampai pada nishab (batas minimal harta mulai wajib dikeluarkan). Zakat merupakan salah satu rukun islam, bahkan merupakan rukun kemasyarakatan yang paling tampak diantara sekalian rukun-rukun islam. Sebab zakat adalah hak orang banyak yang terpikul pada pundak individu. Orang banyak berhak memperolehnya demi menjamin kecukupan sekelompok orang diantara mereka. Zakat memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut : a. Zakat salah satu rukun islam b. Hasil zakat harus digunakan dan dibayarkan kepada orang-orang tertentu yang disebutkan dalam Al-Qur an. c. Tarif zakat sudah ditentukan dari hadist dan besarnya berbeda menurut atau sesuai dengan jenis kegiatan ekonomi. d. Zakat hanya dikenakan pada pribadi muslim sebab hal ini merupakan dasar agama islam. Walaupun perusahaan bersama memiliki badan hukum yang independen sendiri dari pemegang saham, badan ini terkena zakat. e. Utang tidak termasuk perhitungan zakat, karena zakat dikenakan atas aktiva bersih. f. Kekayaan yang dikenakan zakat harus melebihi batas jumlah tertentu (nishab) yang diatur hadist. Batas ini merupakan jumlah harta yang diperlukan, dan pendapatan yang memberikan kebutuhan dasar dari pemilik dan keluarganya. g. Harta yang dikenakan zakat, dikenakan jika melebihi satu tahun.

11 2.3.3 Batasan-batasan (Nishab) Zakat Sebagai suatu kewajiban yang khas dalam agama islam, zakat dikeluarkan setelah mencapai batas minimal atas kewajiban yang dikeluarkan. Dengan kata lain, zakat dikeluarkan atas harta yang dimiliki oleh seseorang. Harta dalam islam dapat menggolongkan pemiliknya menjadi golongan orang-orang kaya menurut pengertian zakat, jika memenuhi dua syarat : 1. Harta itu telah sampai pada batas minimal yang diistilahkan dengan nishab. 2. Pemilik harta tetap memiliki senishab ini dalam masa satu tahun penuh, selebihnya dari kebutuhan-kebutuhannya yang asli seperti makanan, tempat tinggal dan pakaian. Macam dan jenis harta yang wajib dizakati menurut Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, harta tersebut meliputi : a. Emas, perak, dan uang; b. Perdagangan dan perusahaan; c. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. Hasil pertambangan; e. Hasil peternakan; f. Hasil pendapatan dan jasa; g. Rikaz Jika dikaitkan dengan perusahaan maka jenis atau macam barang atau harta tersebut dapat digambarkan dengan harta yang dimiliki perusahaan tertentu. Tentu saja hal ini perlu dilakukan pemikiran atau ijtihat yang tepat atas harta atau barang yang harus dikeluarkan zakatnya oleh suatu perusahaan tertentu. Dari ketentuan kewajiban pengeluaran zakat tersebut, maka dapat dirumuskan batasan-batasan yang harus diikuti dalam menentukan standar akuntansi zakat yaitu sebagai berikut : a. Penilaian current exchange value ( nilai tukar sekarang) atau harga pasar. Kebanyakan para ahli fiqh mendukung bahwa harta perusahaan pada saat menghitung zakat harus dinilai berdasarkan harga pasar.

12 b. Aturan satu tahun. Untuk mengukur nilai aset, kalender bulan harus dipakai kecuali untuk zakat pertanian. Aset ini harus diberlakukan lebih dari satu tahun. c. Aturan mengenai independensi. Pengaturan ini berkaitan dengan standar yang diuraikan di atas. Zakat yang dihitung tergantung pada kekayaan akhir tahun. Piutang pendapatan yang bukan pendapatan tahun ini dan pendapatan yang dipindahkan kedepan tidak termasuk. d. Standar realisasi. Kenaikan jumlah diakui pada tahun yang bersangkutan apakah transaksi selesai atau belum. e. Yang dikenakan zakat. Nishab (batas jumlah) yang dihitung menurut ketentuan, sehingga orang yang tidak cukup dari nishabnya maka tidak berkewajiban di tagih. f. Net total (gross) memerlukan net income. Setelah satu tahun yang penuh, biaya, utang dan penggunaan keluarga harus dikurangkan dari income yang akan dikenakan zakat. g. Kekayaan dari aset. Setiap muslim yang memiliki harta atau kekayaan dalam batas waktu tertentu akan dihitung kekayaannya untuk dikenai zakat. Ketentuan-ketentuan di atas merupak ketentuan penting yang berkaitan dengan formulasi perhitungan atau penilaian atas suatu harta atau aset yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan, kemudian seseorang atau perusahaan itu mengeluarkan kewajiban untuk membayar zakat Subjek Zakat Subjek zakat disebut muzakki, yaitu orang yang berdasarkan ketentuan islam diwajibkan mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya. Zakat hanya diwajibkan kepada orang islam yang sehat akal, merdeka dan memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Baik itu dalam bentuk perusahaan ataupun orang pribadi yang hendak mengeluarkan zakat.

13 2.3.5 Jenis-jenis Zakat Zakat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Zakat Fitrah 2. Zakat Maal (harta/ kekayaan) Zakat fitrah merupakan zakat jiwa, yaitu kewajiban berzakat bagi setiap individu baik untuk orang islam yang dewasa maupun yang belum dewasa, dan diiringi dengan ibadah puasa. Zakat fitrah mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi ibadah 2. Membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak bermanfaat 3. Memberikan kecukupan kepada orang-orang miskin pada hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah dibayarkan sesuai dengan kebutuhan pokok disuatu masyarakat, dengan ukuran yang juga disesuaikan dengan kondisi ukuran atau timbangan yang berlaku, juga dapat diukur dengan satuan uang. Zakat maal (harta) menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Sedangkan menurut syara, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Adapun syarat-syarat kekayaan yang wajib zakat adalah sebagai berikut : 1. Milik penuh 2. Berkembang 3. Cukup Nishab 4. Lebih dari kebutuhan biasa 5. Bebas dari hutang 6. berlaku setahun Perhitungan zakat maal menurut nishab, kadar, dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama.

14 2.3.6 Fungsi Zakat Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, transendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan manusia. Zakat memiliki banyak fungsi antara lain : 1. Menolong, membantu, membina, dan membangun kaum dhuafa yang lemah dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. 2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci, dan dengki dari diri orangorang disekitarnya yang berkehidupan cukup, apalagi mewah. 3. Mensucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa, dan mengkikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. 4. Menunjang terwujudnya sifat kemasyarakatan islam yang terdiri atas prinsip-prinsip : ummatan wahidan (umat yang satu), musawah (persamaan derajat dan kewajiban), ukhwah islamiyah (persaudaraan islam), dan takaful ijti ma (tanggung jawab bersama). 5. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta (social distribution), dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat. 6. Zakat adalah ibadah amaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi dan pemerataan karunia Allah SWT., dan juga merupakan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan ras kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat bathin antara golongan kaya dan yang miskin, dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dan yang lemah. 7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.

15 2.4 Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba tidak mempunyai motif mencari laba atau dengan kata lain motif mendapatkan keuntungan bukanlah tujuan utama organisasi jenis ini Pengertian Organisasi Nirlaba Secara umum, organisasi nirlaba adalah suatu institusi yang menjalankan operasinya tidak berorientasi mencari laba. Namun demikian, bukan berarti organisasi nirlaba tidak diperbolehkan menerima atau menghasilkan keuntungan dari setiap aktivitasnya, hanya biasanya jika memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut dipergunakan untuk menutup biaya operasional atau kembali disalurkan untuk kegiatan utamanya Karakteristik Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Karakteristik yang biasanya melekat pada organisasi nirlaba adalah sebagai berikut: 1. Sumber daya organisasi berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika suatu organisasi menghasilkan laba, maka jumlah tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik organisasi tersebut. 3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proposi pembagian sumber daya organisasi pada saat likuidasi atau pembubaran organisasi. Namun dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Pada beberapa untuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan

16 kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainya. Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya Jenis-jenis Dana Organisasi Nirlaba Jenis dana yang ada pada organisasi nirlaba sangat tergantung pada jenis karakteristik dari organisasi nirlaba tersebut. Namun, jika dilihat dari ada atau tidaknya pembatasan dari penyumbang, jenis dana dapat dibagi menjadi: 1.Terikat secara permanen 2. Terikat temporer 3. Tidak terikat Terikat secara permanen adalah pembatasan pengguna dana yang menetapkan oleh penyumbang agar dana dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diijinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainya yang berasal dari sumber daya tersebut. Terikat temporer adalah pembatasan pengguna dana oleh penyumbang yang menetapkan dana tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu. Sedangkan dana yang tidak terikat umumnya meliputi dana-dana yang disumbangkan tanpa syarat tertentu Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk organisasi bisnis pada umumnya.

17 A. Laporan Posisi Keuangan Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu, informasi. Informasi dalam laporan keuangan lainya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak-pihak lain untuk menilai: 1) Kemampuan organisasi untuk memberiakan jasa secara berkelanjutan; 2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajiban, dan kebutuhan pendanaan eksternal; Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur kedalam kelompok yang homogen, seperti: 1. Kas dan setara kas; 2. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lain; 3. Persediaan; 4. Sewa, ansuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka; 5. Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang; 6. Tanah, gedung, peralatan serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaanya. Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut: 1) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo; 2) Menggelompokan aktiva kedalam lancar dan tidak lancar; 3) Menggunakan informasikan mengenai likuiditas aktiva atau saat jauh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada cacatan atas laporan keuangan.

18 Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen dan temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. a) Pembatasan permanen terhadap: 1. Aktiva, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual. 2. Aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaanya dibatas secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi. b) Pembatasan temporer terhadap: 1. Sumbangan berupa aktivitas tertentu; 2. Investasi untuk jangka waktu lama; 3. Penggunaan selama periode tertentu di masa depan; 4. Pemerolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaanya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya. c) Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan deviden atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum

19 dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur, dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. B. Laporan Aktivitas Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai: 1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktivitas bersih; 2) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; 3) Bagaimana pengguna sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan aktiva bersih selama suatu periode. Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Pendapatan dan keuntungan yang menambah aktiva bersih, serta beban dan kerugian yang mengurangi aktiva bersih dikelompokan. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih yang tidak terikat, terikat temporer, terikat permanen tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konstisten dan diungkapan sebagai kebijakan akuntansi.

20 Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau penggurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika pengunaannya dibatasi. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aktiva bersih dan tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. Laporan aktivitas menyediakan keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental dan peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut program jasa utama atau aktivitas pendukung. Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan dan hasil utama. Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program jasa. Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan dan aktivitas administratif lainnya. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana. C. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK No.2 Tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:

21 1. Aktivitas pendanaan: (a) penerimaan kas dari para penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; (b) penerimaan dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment); (c) bunga dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. 2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi. Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: (a) Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau (b) Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan, atau akrual dari penerimaan dan pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan dan beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan. D. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan yang menjelaskan mengenai gambaran umum organisasi, ikhtisar kebijakan akuntansi, serta penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

22 keuangan. Catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut : 1. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan; 2. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai dengan urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan; 3. Pengungkapan lain termasuk komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang berifat non-keuangan Bentuk Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari : a. Laporan Posisi Keuangan b. Laporan Aktivitas c. Laporan Arus Kas d. Catatan atas Laporan Keuangan Berikut ini disajikan contoh bentuk laporan keuangan untuk organisasi nirlaba. Contoh ini disajikan untuk memberikan gambaran anatomis. Contoh ini dapat berbeda dari kondisi yang terdapat dalam organisasi nirlaba tertentu. Organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyediakan informasi yang paling relevan dan paling mudah dipahami dari sudut pandang penyumbang, kreditur, dan pemakai lain laporan keuangan di luar organisasi. A. Laporan Posisi Keuangan Contoh laporan posisi keuangan dapat dilihat dalam tabel berikut :

23 Tabel 2.2 Laporan Posisi Keuangan Organisasi Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 19X0 dan 19X1 19X1 19X0 Aktiva: Kas dan setara kas Rp. Rp. Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar dimuka Piutang lain-lain Investasi lancar Aktiva terikat untuk investasi dalam tanah, bangunan, dan peralatan Tanah, bangunan, dan peralatan Investasi jangka panjang Jumlah Aktiva Kewajiban dan Aktiva bersih: Hutang dagang Rp. Rp. Pendapatan diterima dimuka yang dapat dikembalikan Hutang lain-lain Hutang wesel Kewajiban tahunan Hutang jangka panjang Jumlah Kewajiban Aktiva Bersih : Tidak terikat Rp. Rp. Terikat temporer Terikat permanen Jumlah Akiva Bersih Jumlah Kewajiban dan Aktiva Bersih Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

24 B. Contoh Laporan Aktivitas Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan sebagai contoh, dimana setiap bentuk memiliki keunggulan sebagai berikut : (1) Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan aktivitas komparatif. (2) Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aktiva bersih, satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan penyumbangan aktiva tertentu terhadap reklasifikasi aktiva bersih. (3) Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah ringkasan dari laporan pendapatan, beban, dan perubahan terhadap aktiva bersih tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aktiva bersih. Pendekatan bentuk C ini menitik beratkan perhatian pada perubahan aktiva bersih tidak terikat. Untuk lebih jelasnya contoh bentuk laporan aktivitas dapat dilihat dari tabel berikut :

25 Tabel 2.3 Laporan Aktivitas Bentuk A Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 19X0 dan 19X1 Perubahan Aktiva bersih Tidak Terikat : Pendapatan dan penghasilan Sumbangan Jasa layanan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain Penghasilan bersih investasi jangka panjang belimdirealisasi Lain-lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Aktiva bersih yang berakhir pembatasannya Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan Berakhirnya pembatasan waktu Jumlah aktiva yang telah berakhir pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan lain Beban dan Kerugian : Program A Program B Program C Manajemen dan umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat banjir Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat Perubahan Aktiva Bersih Terikat Temporer: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan Aktiva bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aktiva Terikat Temporer Perubahan dalam aktiva bersih terikat permanen: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kenaikan Aktiva Bersih Terikat Permanen Kenaikan Aktiva Bersih Aktiva Bersih Pada Awal Tahun Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun Rp. Rp. Rp. () () ( ) Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

26 Tabel 2.4 Laporan Aktivitas Bentuk B Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 19X1 Tidak Terikat Terikat Terikat Tempo Permanen Pendapatan, Penghasilan, sumbangan lain Sumbangan Rp. Rp. Rp. Jasa layanan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Lain-lain Aktiva Bersih yang Berakhir Pembatasannya Pemenuhan Program Pembatasan () Pemenuhan Pembatasan Pemerolehan () peralatan Berakhirnya Pembatasan Waktu () Jumlah Pendapatan, penghasilan dan Sumbangan () Beban dan Kerugian : Program A Program B Program C Manajemen dan umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat banjir Kerugian aktuarial dari kewajiban Tahunan Jumlah Beban dan Kerugian Perubahan Aktiva bersih () Aktiva Bersih Pada Awal Tahun Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun Rp. Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

27 Tabel 2.5 Laporan Aktivitas Bentuk C ( Bagian 1 dari 2) Organisasi Nirlaba Laporan Pendapatan, Beban, dan Perubahan Aktiva Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 19X1 Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Sumbangan Jasa layanan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain Penghasilan bersih investasi jangka panjang belimdirealisasi Lain-lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak terikat Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Penyelesaian program pembatasan Penyelesaian pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya pembatasan waktu Jumlah Aktiva Bersih yang dibebaskan dari pembatasan Jumlah pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain yang tidak terikat Beban dan Kerugian : Program A Program B Program C Manajemen dan umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat banjir Jumlah Beban dan Kerugian Tidak Terikat Kenaikan Aktiva Bersih Tidak Terikat Rp. Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

28 Tabel 2.6 Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 2 dari 2 Bagian) Organisasi Nirlaba Laporan Perubahan Aktiva Bersih Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 19X1 Aktiva Bersih Tidak Terikat Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan Jumlah beban dan kerugian yang tidak terikat Kenaikan Aktiva bersih tidak terikat Aktiva Bersih Terikat Temporer: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan Aktiva bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aktiva Terikat Temporer Aktiva Bersih Terikat Permanen: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kenaikan Aktiva Bersih Terikat Permanen Kenaikan Aktiva Bersih Aktiva Bersih Pada Awal Tahun Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun Rp. () Rp. () () ( ) Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

29 C. Laporan Arus Kas Tabel 2.7 Laporan Arus Kas Metode Langsung Organisasi Nirlaba Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 19X1 Aliran Kas dari Aktivitas Operasi : Kas dari pendapatan jasa Kas dari penyumbang Kas dari piutang lain-lain Bunga dan deviden yang diterima Penerimaan lain-lain Bunga yang dibayarkan Kas yang dibayarkan pada karyawan dan supplier Hutang lain-lain yang dilunasi Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Aliran Kas dari Aktivitas Investasi : Ganti Rugi dari asuransi Pembelian peralatan Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian Investasi Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan : Penerimaan dari kontribusi terbatas : Investasi dalam endowment Investasi dalam endowment berjangka Investasi bangunan Investasi perjanjian tahunan Aktivitas pendanaan lain : Bunga dan deviden terbatas untuk reinvestasi Pembayaran kewajiban tahunan Pembayaran hutang wesel Pembayaran kewajiban jangka panjang Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Rp. () () () () () () () () () () Rp. Rp.

30 Rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi : Perubahan dalam aktiva bersih Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih Menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi : Depresiasi Kerugian akibat banjir Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan Kenaikan piutang bunga Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka Kenaikan dalam piutang lain-lain Kenaikan dalam piutang dagang Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat dikembalikan Penurunan hutang lain-lain Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang Bunga dan deviden terikat untuk investasi jangka panjang Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan non kas Peralatan yang diterima sebagai hibah Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan () () () () () () () Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat Tabel 2.8 Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung Organisasi Nirlaba Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 19X1 Aliran Kas dari Aktivitas Operasi : Rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi : Perubahan dalam aktiva bersih Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih Menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi : Depresiasi Kerugian akibat banjir Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan Kenaikan piutang bunga Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka Kenaikan dalam piutang lain-lain Rp. () ()

31 Kenaikan dalam piutang dagang Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat dikembalikan Penurunan hutang lain-lain Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang Bunga dan deviden terikat untuk investasi jangka panjang Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi () () () () () Rp. Aliran Kas dari Aktivitas Investasi : Ganti Rugi dari asuransi Pembelian peralatan Penerimaan dari penjualan investasi Pembelian Investasi Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan : Penerimaan dari kontribusi terbatas : Investasi dalam endowment Investasi dalam endowment berjangka Investasi bangunan Investasi perjanjian tahunan Aktivitas pendanaan lain : Bunga dan deviden terbatas untuk reinvestasi Pembayaran kewajiban tahunan Pembayaran hutang wesel Pembayaran kewajiban jangka panjang Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan Penurunan bersih dalam kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan non kas Peralatan yang diterima sebagai hibah Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan Bunga yang dibayarkan () () () () () () () () Rp. Rp. Sumber : Akuntansi & Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat

32 2.4.6 Tujuan Laporan Organisasi Nirlaba Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Jenis akuntansi yang digunakan oleh organisasi nirlaba, termasuk organisasi pengelola zakat, adalah akuntansi dana. Walaupun tidak secara tegas dinyatakan di dalam PSAK No.45 tersebut. Hal ini dikarenakan organisasi nirlaba memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi bisnis. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 (45;3;2004) tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba tersebut menyatakan bahwa tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba adalah : Menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Pada dasarnya setiap pengguna atau pembaca laporan keuangan organisasi nirlaba mempunyai kepentingan yang sama yaitu dalam rangka menilai : a. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut. b. Cara manajemen melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja. 2.5 Organisasi Pengelola Zakat Pada zaman Rasulullah SAW, dikenal sebuah lembaga yang dikenal dengan Baitul Maal. Baitul Maal memiliki tugas dan fungsi mengelola keuangan negara. Sumber pemasukannya berasal dari dana zakat, infaq, Khataz, ijzya, ghanimah, fai dan lain-lain. Sedangkan penggunaanya adalah untuk asnaf mustahik yang telah ditentukan, untuk kepentingan da wah, pendidikan, pertahanan, kesejahteraan sosial, pembuatan infrastruktur, dan lain sebagainya.

33 Selama masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, lembaga Baitul Maal mengalami perubahan yang begitu besar dengan diopersikannya sistem administrasi yang dikenal dengan nama sistem Ad Diwaan. Namun saat ini pengertian Baitul Maal tidak lagi seperti pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat, tetapi mengalami penyempitan, yaitu hanya sebagai lembaga yang mengelola dana-dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf atau lebih dikenal sebagai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Pengertian Organisasi Pengelola Zakat Pengertian organisasi pengelola zakat menurut Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan (2001;6) adalah Institusi yang bergerak di bidang pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah. Sedangkan definisi pengelola zakat menurut Undang-undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah Kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa Peraturan Perundang-undangan, yaitu : Undang-undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No.581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-undang No.38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Dalam peraturan Perundang-undangan No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di atas, diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat, yaitu : 1. Badan Amil Zakat 2. Lembaga Amil Zakat

34 Badan Amil Zakat merupakan pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Badan Amil Zakat (BAZ) memiliki tingkatan sebagai berikut : 1. Nasional, dibentuk oleh Presiden atas usul Menteri Agama. 2. Propinsi, dibentuk oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi. 3. Daerah Kabupaten/ Kota, dibentuk oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/ Kota. 4. Kecamatan, dibentuk oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. Lembaga Amil Zakat, merupakan organisasi pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat, dan dikukuhkan oleh pemerintah. Lembaga Amil Zakat memiliki berbagai tingkatan yaitu : 1. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama. 2. Propinsi, dikukuhkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi. 3. Daerah Kabupaten/ Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama kabupaten/ Kota. 4. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya Karakteristik Organisasi Pengelola Zakat Sebagai organisasi nirlaba, organisasi pengelola zakat juga memiliki karakteristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu : 1. Sumber daya berasal dari para penyumbang atau donatur yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika suatu organisasi menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik organisasi tersebut.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: 0 PENDAHULUAN Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. IKATAN AKUNTAN INDONESIA PELAPORAN ORGANISASI KEUANGAN NIRLABA DAFTAR ISI Paragraf SAMBUTAN KETUA UMUM IAI PENDAHULUAN... 0-0 Tujuan Ruang Lingkup... 0-0

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pelaporan Keuangan Secara umum pengungkapan adalah konsep, metode, dan media tentang bagaimana suatu informasi akuntansi disampaikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Resistensi Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nirlaba 1. Defenisi Organisasi Nirlaba Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 Revisi 2010 untuk entitas nirlaba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Definisi Akuntansi Definisi akuntansi Menurut Kieso,et all. (2008), pengertian akuntansi keuangan adalah : Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN PENDAHULUAN I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS

BAB II PEMBAHASAN PENDAHULUAN I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS BAB II PEMBAHASAN I. PENDAHULUAN Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang mengharuskan rakyatnya untuk beragama. Pada pasal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pajak Penghasilan II.1.1 Dasar Pengenaan Pajak dan cara menghitung Penghasilan Kena Pajak Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk Wajib Pajak dalam negeri,dan Badan Usaha Tetap (BUT)

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan (2000:1) akuntansi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan

BAB I PENDAHULUAN. evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

BAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA 1.1.Jenis-Jenis Perusahaan BAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan menghasilkan keuntungan, dengan cara menjual produk (barang dan Jasa) kepada

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA : KARAKTERISITIK DAN PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI

ORGANISASI NIRLABA : KARAKTERISITIK DAN PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI ORGANISASI NIRLABA : KARAKTERISITIK DAN PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI Bambang Suryono *) ABSTRAK Organisasi nir laba (non profit oriented) mempunyai banyak karakterisitik yang sama dengan organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, penulis mencoba menganalisa dan membahas tentang perlakuan akuntansi pendapatan, beban serta pelaporannya yang diterapkan oleh Rumah Sakit Medika

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi BAB 1. KONSEP DASAR Hubungan antara Tujuan Laporan Keuangan, Asumsi dan Konsep Dasar, Standar Akuntansi, Metode dan Prosedur dan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Asumsi dan Konsep dasar Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan adalah semua cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian

Lebih terperinci

Kumpulan Soal APK Indonesia CPA Exam

Kumpulan Soal APK Indonesia CPA Exam Kumpulan Soal APK Indonesia PA Exam 2011 iterbitkan oleh ewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia Hanya untuk peserta Indonesia PA Exam o Soal Pilihan Ganda 1. Informasi berikut ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

KD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu: 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci