PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN KUBU RAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN KUBU RAYA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN 2013 PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN KUBU RAYA (COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT) DISUSUN KONSULTAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA 1. SIGIT SUGIARDI 2. ACHIS M. SIREGAR 13 JANUARI 2014

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Tahun 2013 Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir Kabupaten Kubu Raya (CCDP -IFAD), meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak/personil yang telah berperan di dalam proyek ini, khususnya PMO, Satker PIU Kabupaten Kubu Raya, Konsultan PIU, TPD, dan Penyuluh. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat pesisir Kabupaten Kubu Raya dari hasil laopran akhir ini. Oleh karena itu kami berharap semoga laporan akhir ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita semua. Demikian laporan akhir ini kami buat, semoga memberikan faedah. Kubu Raya, 13 Januari 2014 Bahtiar, S.Sos (Ketua PIU Kab. Kubu Raya)

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v v BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Proyek Struktur Kelembagaan Proyek Tahapan Kegiatan, Komponen, dan Strategi Implementasi Proyek Pemantauan, Evaluasi, dan Indikator Kinerja Proyek Deskripsi Singkat Tahapan Kegiatan Tahun Output Dampak Lokasi Kegiatan BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP-IFAD Profil Singkat 9 Desa Target CCDP-IFAD Potensi Ekonomi Kelautan dan Perikanan Potensi Flora Potensi Fauna Potensi Moluska, Krustase dan Ikan Potensi Kayu Potensi Biomassa Potensi Perikanan Tangkap Potensi Perikanan Budidaya Distribusi dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan Profil Pasar Jenis Produk Usaha Pokmas dan Potensi Komoditas Unggulan Lain yang Diidentifikasi Komoditas Prospektif dan Unggulan Rantai Pasok dan Pemasaran Produk Usaha dan Komoditas Unggulan Hasil Perikanan... 39

4 2.3.5 Status, Potensi, dan Rencana Pemasaran Produk/Komoditas Jenis Kegiatan dan Kelembagaan Nelayan/Masyarakat Pesisir BAB 3 PERAN KONSULTAN PIU/KABUPATEN Tugas dan Tanggung Jawab Kegiatan dan Intervensi yang Dilakukan Hasil yang Dicapai dan Indikatornya Strategi yang Dilakukan dalam Melakukan Konsultansi BAB 4 IMPLEMENTASI KEGIATAN/PROYEK BAB 5 ANALISIS/STRATEGI UNTUK OPTIMASI PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM CCDP-IFAD TAHUN BAB 6 ANALISIS/STRATEGI UNTUK EFEKTIFITAS PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA DALAM CCDP-IFAD TAHUN BAB 7 PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pemantauan Kegiatan dan Kelompok Evaluasi Kegiatan Pelaporan BAB 8 GENDER PERSPEKTIF Gambaran Singkat Pola Keterlibatan Wanita dalam Berbagai Aktifitas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kubu Raya... ` Keterlibatan Perempuan dalam Berbagai Aktifitas CCDP-IFAD Keterlibatan Perempuan dalam Kelompok Masyarakat/Usaha CCDP Hal yang Perlu Dilakukan untuk Meningkatkan Peran Perempuan. 93 BAB 9 PENGEMBANGAN KAPASITAS/PELATIHAN/WORKSHOP BAB 10 PERAN STRATEGIS DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN BAB 11 KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI BAB 12 FOKUS DAN RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUN Rencana Kegiatan/Kegiatan Prioritas yang akan Dilakukan Tahun Tahap Pelaksanaan Strategi untuk Mengefektifkan Implementasi Proyek Strategi Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat Strategi Pemasaran dan Pengembangan Usaha/Value Chain Koordinasi dan Kelembagaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan BAB 13 REKOMENDASI STRATEGIS BAB 14 PEMBELAJARAN BAB 15 PENUTUP

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tahapan, Komponen, Pencapaian Implementasi Proyek CCDP-IFAD Tahun 2013 di Kabupaten Kubu Raya... 6 Tabel 2. Luas Desa Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong Tabel 3. Jumlah Penduduk Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong Tabel 4. Jumlah Fasilitas Pendidikan, Tenaga Pengajar, dan Murid Tabel 5. Fasilitas Kesehatan Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong Tabel 6. Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong Tabel 7. Daftar Kepala Desa/Pemimpin dan Masa Jabatannya di Desa Sungai Nibung Tabel 8. Luas Mangrove di Wilayah Kecamatan Batu Ampur, Kubu dan Teluk Pakedai Tabel 9. Armada Perikanan Tangkap Kabupaten Kubu Raya (Unit) Tabel 10. Data Perikanan Tangkap Kabupaten Kubu Raya Tabel 11. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Kabupaten Kubu Raya Tabel 12. Data Perikanan Budidaya Kabupaten Kubu Raya Tabel 13. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Kubu Raya Tahun Tabel 14. Potensi Perikanan Budidaya Kabupaten Kubu Raya per Kecamatan 33 Tabel 15. Status Pencairan Dana BLM Tabel 16. Kelompok Masyarakat yang telah Terbentuk di Desa-desa Target CCDP-IFAD Tabel 17. Usulan Kegiatan Kelompok Masyarakat di Desa-desa Target CCDP-IFAD Tabel 18. Status Pencapaian/Pencairan BLM Tabel 19. Nama dan Kontak TPD/Fasilitator di Kabupaten Kubu Raya Tabel 20. Personil Tim DOB Kabupaten Kubu Raya Tabel 21. Jadwal Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan yang Ditetapkan dalam Pertemuan Teknis Tabel 22. Daftar Status Kelompok Masyarakat (VWG) di 9 Desa Tabel 23. Daftar Status Kelompok Masyarakat (Usaha) di 3 Desa Tabel 24. Daftar Status Kelompok Masyarakat (Pengelola Sumberdaya Pesisir) di 9 Desa Tabel 25. Daftar Status Kelompok Masyarakat (Infrastruktur) di 9 Desa Tabel 26. Aktifitas pengembangan kapasitas yang diikuti/dilakukan oleh konsultan dan PIU... 94

6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur kelembagaan keseluruhan proyek CCDP-IFAD... 5 Gambar 2. Rantai Nilai Kepiting Bakau di Wilayah Target CCDP-IFAD Kubu Raya Gambar 3. Rantai Nilai Rajungan di Wilayah Target CCDP-IFAD Kubu Raya.. 40 Gambar 4. Rantai Nilai Udang Jerbung di Kubu Raya DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1a. Matrix Laporan Bulanan Konsultan Pemberdayaan Lampiran 1b. Matrix Laporan Bulanan Konsultan Pemasaran Lampiran 2a. Timesheet Konsultan Pemberdayaan Lampiran 2b. Timesheet Konsultan Pemberdayaan Lampiran 3. Dokumentasi Lampiran 4. Matriks Kelompok Masyarakat yang Aktif Akhir Lampiran 5. Desember Matriks Proposal POKMAS (Usaha, Infrastruktur dan Pengelolaan) yang disetujui Lampiran 6. Struktur Organisasi PMO Lampiran 7. Struktur Organisasi PIU Lampiran 8. Daftar Kontak PIU dan pihak terkait Lampiran 9. Daftar SK, Kebijakan, dan Dokumen terkait yang dihasilkan selama Lampiran 10. Daftar Kegiatan Training, Workshop

7 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia dan IFAD telah mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) dan pada saat ini sedang dalam proses perekrutan konsultan pengelola dan tenaga ahli lainnya yang akan terlibat dalam implementasi kegiatan. Proyek dilaksanakan di sejumlah kabupaten/kota, dengan keberagaman sumberdaya lingkungan laut dan sosial budaya masyarakat, yang terdiri dari masyarakat miskin namun memiliki sumberdaya yang potensial dan akses terhadap pasar. Tujuan utama proyek ini adalah pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertu mbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi keluarga yang telibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan di masyarakat miskin pesisir dan plau-pulau kecil, yang merupakan tujuan pembangunan. Untuk mendukung tujuan pembangunan, proyek ini akan memiliki tiga outcome, masing-masing terkait dengan salah satu dari komponen investasi proyek: (i) rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut, (ii) perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan/kelautan skala kecil, dan (iii) proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat. Ada empat elemen utama yang penting dalam proyek: Komponen tersebut mewakili inti dari proyek dan menjadi landasan untuk kegiatan proyek dan bagaimana diimplementasikan. Pemberdayaan masyarakat, pada dasarnya pendekatan demand-driven partisipatif untuk pembangunan, telah dan terus menjadi salah satu strategi kunci yang mendasari pembangunan program pemerintah. Konsep inilah yang akan membentuk cara bagaimana CCDP akan dilaksanakan, terdapat unsur penataan utama dalam desain proyek dan merupakan 1

8 dasar untuk bagaimana proyek kegiatan investasi dilaksanakan dan berhubungan satu sama lain. Hal ini dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana proyek dan juga menentukan bagaimana manajemen proyek dapat berfungsi/berjalan. Sementara aspek partisipatif, pendekatan demand-driven memungkinkan masyarakat dan rumah tangga untuk berpartisipasi dan memutuskan prioritas mereka, ini adalah strategi pasar dan intervensi terkait dengan itu yang akan memberikan keuntungan kepada nelayan/kelautan rumah tangga dan memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan meningkatkan laba bersih yang berkelanjutan dari ikan dan produk laut lainnya. Unsur ketiga, fokus pada kemiskinan dan menargetkan kaum miskin, adalah kebijakan pemerintah yang mendasar dan mandat utama dari IFAD. Fokus bagi masyarakat miskin telah menjadi salah satu faktor penentu utama dalam pemilihan masyarakat sasaran - semua desa yang dipilih memiliki setidaknya 20% rumah tangga di bawah garis kemiskinan. Pada komunitas tersebut, fokusnya adalah pada masyarakat miskin yang aktif - rumah tangga yang dapat membuat penggunaan efektif dari investasi yang dilakukan dalam proyek dengan pendekatan berbasis pasar - dan dimasukkannya masyarakat miskin dalam kegiatan proyek. Replikasi dan proses scaling-up (perluasan) merupakan unsur keempat. Hal ini dipengaruhi oleh pemilihan lokasi kabupaten/kota, yang terletak di berbagai area yang berbeda baik lingkungan laut maupun lingkungan sosial, dan telah menghasilkan keragaman fisik dan sosial dan penyebaran geografis kabupaten proyek dari mulai Kalimantan Barat sampai Papua. Adopsi pendekatan seperti itu mempengaruhi struktur dan fungsi manajemen proyek dan penambahan biaya pada pelaksanaan proyek. Tapi, itu juga memungkinkan kabupaten proyek tersebar menjadi inti regional yang menguji berbagai solusi dalam keberagaman, namun tetap umumnya masyarakat miskin. Hal ini akan memfasilitasi replikasi dan perluasan di daerah dan kabupaten lain di Indonesia. Dua belas kabupaten/kota, di sembilan provinsi, telah dipilih untuk dimasukkan dalam proyek berdasarkan kemampuan mereka untuk berpartisipasi mensukseskan kegiatan proyek, termasuk komitmen politik dan keuangan yang ditunjukkan oleh 2

9 pemda, jumlah kualifikasi dari masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil miskin, potensi meningkatnya pendapatan dari usaha dibidang kelautan dan perikanan, dan ruang lingkup untuk meningkatkan skala kegiatan di kabupaten lain. Mereka telah dipilih untuk mewakili kabupaten, yang di masa depan akan dapat memulai intervensi proyek. Dimasukkannya wilayah lingkungan laut yang beragam akan memungkinkan proyek untuk memperkenalkan proses yang berbeda untuk pengelolaan sumber daya, dikombinasikan dengan pembangunan ekonomi berkelanjutan baik budidaya, penangkapan ikan maupun usaha lainnya. Salah satu Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah proyek CCDP-IFAD adalah Kabupaten Kubu Raya. Kabupaten Kubu Raya terletak di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, dengan posisi geografis LU LS dan BT. Kabupaten Kubu Raya berbatasan dengan Kabupaten Pontianak di sebelah Utara, Kabupaten Kayong Utara di sebelah Selatan, Laut Natuna di sebelah Barat, serta Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau di sebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Kubu Raya ± 6.985,24 Km 2. Wilayah Kabupaten Kubu Raya terbagi dalam 9 kecamatan, yaitu Batu Ampar, Terentang, Kubu, Teluk Pakedai, Sungai Kakap, Rasau Jaya, Sungai Raya, Sungai Ambawang dan Kuala Mandor. Sebagian wilayah Kabupaten Kubu Raya merupakan pulau-pulau kecil, yaitu terdapat 39 pulau yang tersebar di 5 kecamatan (Batu Ampar, Kubu, Sungai Kakap, Sungai Raya dan Sungai Ambawang). Kabupaten Kubu Raya mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April Mei dan Oktober November. Kabupaten Kubu Raya memiliki potensi perikanan yang besar. Beberapa usaha perikanan yang telah berkembang antara lain perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Daerah utama penghasil ikan adalah Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Sungai Kakap, Kecamatan Kubu dan Kecamatan Teluk Pakedai. Kecamatan Sungai Kakap dan Kecamatan Batu Ampar merupakan daerah penghasil ikan laut tertinggi, 3

10 disusul Kecamatan Kubu. Kecamatan Sungai Kubu juga merupakan penghasil ikan budidaya tertinggi, disusul Kecamatan Kubu dan Kecamatan Batu Ampar. Proyek ini terdiri dari tiga komponen investasi. Komponen pertama - Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya - adalah inti dari proyek dan menyediakan dana untuk kegiatan utama proyek. Hal ini juga mewakili lebih dari dua pertiga dari investasi proyek. Semua kegiatan di Komponen 1 berpusat pada masyarakat sasaran dengan pengembangan proyek didorong oleh proses partisipatif dan penentuan desa prioritas untuk pembangunan perikanan/kelautan dan pengelolaan sumberdaya pesisir. Pada tingkat kabupaten bertugas untuk mendukung inisiatif desa, dan akan dimasukan dalam komponen kedua, yang bertujuan untuk memperkuat teknis kelembagaan dan infrastruktur untuk skala kecil dan perikanan budidaya serta meningkatkan akses dan fungsi pasar dan rantai nilai. Komponen ketiga berfokus pada manajemen proyek dan membangun kapasitas yang dibutuhkan untuk scaling-up kegiatan proyek. 1.2 TUJUAN DAN SASARAN PROYEK Tujuan kegiatan adalah untuk pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Sasaran kegiatan ini adalah peningkatan pendapatan rumah tangga bagi keluarga yang terlibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan di masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan tujuan pembangunan. 4

11 1.3 STRUKTUR KELEMBAGAAN PROYEK Struktur kelembagaan keseluruhan proyek CCDP-IFAD digambarkan dalam diagram berikut: Nasional NSC (Panitia Pengarah Nasional) Kantor Pengelola Proyek PMO Kelompok Kerja Teknis ad hoc Propinsi Pemerintah Provinsi Kalbar UPT KP3K Kabupaten Pemerintah Kabupaten Kubu Raya Dinas KP Kabupaten Kubu Raya PIU Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pemerintah Desa Tenaga Pendamping Desa / Penyuluh dengan Konsultan Kabupaten Desa-desa pesisir lainnya Desa Kelompok Prasarana Kelompok Jasa Kelompok Kerja Desa Kelompok Pengelolaan Pesisir Terpadu Kelompok Usaha Kader sukarela Catatan: Garis Perintah Garis Koordinasi Garis Kegiatan Utama Gambar 1. Struktur kelembagaan keseluruhan proyek CCDP-IFAD 5

12 1.4 TAHAPAN KEGIATAN, KOMPONEN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PROYEK Berdasarkan pertimbangan waktu yang relatif singkat, maka tim proyek CCDP-IFAD Kabupaten Kubu Raya harus mampu untuk memaksimalkan waktu yang ada dan bekerja keras. Hingga akhir Bulan Desember 2013, beberapa implementasi kegiatan tidak sempat untuk dilaksanakan. Konsultan berinisiatif untuk menyelesaikan semua daftar implementasi kegiatan yang telah ditentukan, salah satu upaya yang dilakukan adalah menanyakan dan mengingatkan mengenai jadwal akselerasi pelaksanaan kegiatan ke PIU. Konsultan juga telah berupaya untuk mencoba mendorong dengan membuat Time Schedule seluruh kegiatan baik yang sudah dan yang belum dikerjakan. Tahapan kegiatan dan komponen implementasi kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Kubu Raya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tahapan, Komponen, Pencapaian Implementasi Proyek CCDP-IFAD Tahun 2013 di Kabupaten Kubu Raya No. Kegiatan Status A. PEMBANGUAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1. Pembentukan Kelembagaan PIU Terlaksana 2. Rekruitmen TPD/Fasilitator Terlaksana 3. Pembentukan Komite Pesisir (DOB) Terlaksana 4. Sosialisasi Desa di 6 Desa Terlaksana 5. Penilaian Desa Berbasis Masyarakat di 9 Desa Tidak Terlaksana 6. Pertemuan Desa di 9 Desa Sebagian Desa Terlaksana 7. Pelatihan Pokmas di 9 Desa Terlaksana 8. Inventory Sumberdaya di 9 Desa Tidak Terlaksana 9. Pelatihan Co-Management Group di 9 Desa Terlaksana 10. Pembangunan Pondok Informasi di 9 Desa Hanya di 3 Desa yang Dibangun 11. Detailed Village Co-Management Plan di 9 Desa Tidak Terlaksana 12. Workshop Coastal Marine Resources Management Tidak Terlaksana 13. Fasilitasi P3MP Terlaksana 14. Pelatihan Sistem Monev Terlaksana 15. Penyaluran BLM di 3 Desa Terlaksana B. PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN 16. Pelatihan Pemasaran di 9 Desa Terlaksana 17. Pengembangan AIG dan Jaringan Pasar Terlaksana C. PENGELOLAAN PROYEK 18. Sinkronisasi Perencanaan Terlaksana 19. Pertemuan Tim Teknis 3 Kali Terlaksana 6

13 No. Kegiatan Status D. PERSENTASE SERAPAN DANA TOTAL E. STUDIES 20. Baseline RIMS Terlaksana 21. Annual Outcome Survey Terlaksana 22. Market Study Sementara/Sebagaian telah Dilakukan 23. Gender Study Tidak Terlaksana 24. Village Profiling Terlaksana 1.5 PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN INDIKATOR KINERJA PROYEK Pemantauan atau Monitoring dan Evaluasi (monev) merupakan bagian terpadu dari proyek. Hasil monev diharapkan akan berperan untuk mengukur keberhasilan implementasi proyek, hasil monev akan dijadikan sebagai acuan indikator kinerja proyek. Sejauh ini, konsultan, TPD dan Penyuluh terus memantau dan mengarahkan pokmas untuk mengelola dana BLM, serta memberitahukan akan pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya pesisir. Indikator keberhasilan kinerja proyek dapat dilihat dari perspektif perencanaan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan pengelolaan sumberdaya pesisir dikelola dengan efektif. Dalam proyek CCDP-IFAD, pokmas diarahkan untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir untuk jangka panjang dan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini tergambar dalam salah satu implementasi kegiatannya, yaitu pelatihan sistem monitoring dan evaluasi sumberdaya alam pesisir. Indikator kinerja proyek juga dapat dilihat dari peningkatan perekonomian masyarakat/pokmas. Pokmas diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ketergatungan terhadap tengkulak. 1.6 DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN TAHUN 2013 CCDP-IFAD bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya KKP memiliki kebijakan dan misi yang sama dengan program IFAD, yaitu untuk pengentasan 7

14 kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, KKP dan IFAD telah merancang beberapa program kerja, seperti: sosialisasi desa target, penilaian desa berbasis masyarakat, pelatihan pokmas, inventory sumberdaya pesisir, pelatihan co-management group, pembangunan pondok informasi, detailed village co-management plan, workshop coastal marine resources management, fasilitasi P3MP, pelatihan sistem monev, penyaluran dana BLM, pelatihan pemasaran, pengembangan jaringan pasar, baseline RIMS, annual outcome survey, market study, gender study, dan village profiling. Konsultan beropini bahwa tahapan kegiatan untuk Tahun 2013 telah disetting dengan baik. Beberapa langkah-langkah strategis telah dilakukan, seperti: kegiatan BIMTEK untuk konsultan, TPD dan Penyuluh, kegiatan monev support training untuk konsultan, merancang petunjuk teknis pelaksanaan, menyusun RKA, menjalin partner kerja dalam bentuk PIU, berkoordinasi dengan PIU. Konsultan aktif menggali informasi mengenai perkembangan proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Kubu Raya, khususnya perkembangan seputar kelompok masyarakat (pokmas). Bentuk strategi koordinasi dan komunikasi dengan tim adalah berupa pertemuan langsung di kantor PIU, kadang kala konsultan berkunjung ke rumah tim, serta selalu komunikasi via telepon. Pada saat konsultan bergabung, pokmas di masing-masing desa target 2013 telah terbentuk dan disahkan melalui SK pengukuhan kelompok. Namun penyaluran dana BLM saat itu belum terlaksana, sehingga konsultan bekerjasama dengan TPD dan penyuluh untuk melengkapi segala berkasberkas administrasi agar penyaluran dana BLM segera diwujudkan. Pencapaian implementasi proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Kubu Raya pada Tahun 2013 tidak maksimal, dimana persentase serapan dana sebesar 67%. Persentase serapan dana yang tidak mencapai di atas 95% tersebut disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana. Pergerakan implementasi kegiatan di Kabupaten Kubu Raya kurang optimum karena disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah terjadinya pergantian Satker di tingkat PIU, dan 8

15 keterlambatan pengangkatan konsultan. Secara teknis, kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kegiatan di lapangan adalah kondisi geografis antar desa yang berjauhan, aksesibilitas yang relatif sulit, keterbatasan signal seluler untuk komunikasi, dan cuaca. Solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan perencanaan kerja yang sangat matang dan team work yang solid, sehingga program kerja dapat terlaksana dengan lancar. Selain penyaluran dana BLM untuk kelompok usaha, pembangunan pondok informasi dan pembangunan jalan di 3 desa, perencanaan pengelolaan sumberdaya alam pesisir berbasis desa juga telah mulai direncanakan. Komitmen pengelolaan sumberdaya alam oleh pokmas saat ini masih terkonsentrasi untuk rehabilitasi ekosistem mangrove yang rusak. 1.7 OUTPUT Output dari proyek pembangunan masyarakat pesisir (CCDP) adalah sebagai berikut: 1. Terlatihnya dan berfungsi efektifnya tim tingkat desa yang terdiri dari tenaga pendamping dan pengelola serta organisasi proyek tingkat desa sebagai pelaksana proyek; 2. Disetujuinya dan dilaksanakannya Rencana Pembangunan Desa dan Rencana Pengelolaan bersama Sumber Daya Pesisir di setiap desa; 3. Sesuainya kegiatan kelompok-kelompok usaha dengan Rencana Pengelolaan Sumber Daya di desa secara sempurna; 4. Dikelolanya Dana BLM dan Infrastruktur Proyek dengan baik dan dimanfaatkannya dana tersebut untuk melaksanakan berbagai investasi proyek desa; 5. Laporan berkala atas kinerja dan dampak dua sub-komponen pertama yang meliputi identifikasi resiko, persoalan dan responnya; 6. Bermanfaatnya proyek ini bagi kelompok sasaran, terutama para keluarga nelayan dan wanita rentan; 9

16 7. Laporan tahunan berkala tentang pemberantasan kemiskinan dan dampak gender dari proyek tersebut serta perumusan strategi paling sesuai untuk diterapkan; 1.8 DAMPAK Outcome dari proyek pembangunan masyarakat pesisir (CCDP) adalah sebagai berikut: a. Rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut. b. Perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan/kelautan skala kecil. c. Proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat. 1.9 LOKASI KEGIATAN Dari beberapa wilayah kegiatan CCDP tersebut, kegiatan pembangunan masyarakat pesisir ini dilaksanakan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. BAB 2. GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP-IFAD 2.1 PROFIL SINGKAT 9 DESA TARGET CCDP-IFAD Ada empat kriteria yang menjadi pertimbangan untuk didanai IFAD, yaitu: (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya termasuk kelompok masyarakat miskin sampai sangat miskin; (ii) banyak masyarakat yang memiliki motivasi dan berkomitmen untuk memperbaiki tingkat ekonomi mereka dan bertanggung jawab dalam pembangunan; (iii) adanya peluang-peluang ekonomi 10

17 yang baik dengan potensi pasar yang kuat terutama untuk produk kelautan dan perikanan bernilai tinggi; dan (iv) seca ra konsisten mendukung kebijakan dan prioritas pemerintah. CCDP-IFAD ini juga akan merespon pentingnya mengatasi masalah degradasi sumberdaya alam dan perubahan iklim serta memberi pengalaman kepada pemerintah dalam mereplikasi dan merencanakan kegiatan yang lebih baik lagi (scaling up). Lokasi CCDP-IFAD terletak di kawasan Timur Indonesia. Hal ini sesuai dengan Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) dari IFAD untuk memfokuskan pada daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Proyek ini terkonsentrasi pada sejumlah kabupaten/kota tertentu yang memiliki wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan kondisi sosial/budaya beragam, merupakan masyarakat miskin namun memiliki potensi sumber daya dan akses pasar yang baik. Salah satu Kabupaten yang menjadi lokasi program CCDP-IFAD adalah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Desa target untuk Tahun 2013 di Kabupaten Kubu Raya adalah Padang Tikar Satu (Kecamatan Batu Ampar), Sungai Nibung (Kecamatan Teluk Pakedai) dan Dabong (Kecamatan Kubu) Deskripsi Umum Desa Batu Ampar, Nipah Panjang, Padang Tikar Satu, Kubu dan Dabong A. Karakteristik Wilayah Tanah Sebagian besar jenis tanah yang terdapat di kawasan Desa Target adalah tanah alluvial. Jenis tanah ini mempunyai drainase lambat dan mempunyai daya untuk menahan air yang baik. Meskipun demikian, pada saat kering sering terjadi retakan. Permeabilitas dari jenis tanah ini tergolong lambat. Warna lapisan atas dan lapisan bawah dari tanah alluvial ini berwarna coklat sampai coklat kelabu. Lapisan bawah tanah memiliki tekstrur yang halus, pejal dan dalam keadaan basah lekat karena banyak mengandung karatan dan gley. Tekstur tanah 11

18 pada ekosistem mangrove adalah debu dan liat, Kondisi ini dipengaruhi oleh banyaknya pasokan sedimen dari proses sedimentasi yang datang dari hulu Sungai Kapuas beserta anak-anak sungainya. Hidrologi Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai termasuk ke dalam DAS Kapuas, DAS Mendawah dengan wilayah Sub DAS Keluang, Lida, Jenu, Sapar, Kelabau, Bunbun, Kemuning, dan Sungai Limau. Kondisi air di daerah muara dan daerah padat pemukiman adalah keruh. Kekeruhan daerah muara terutama disebabkan oleh aktivitas sungai-sungai yang mengalirinya. B. Luas Desa Tabel 2. Luas Desa Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong No. Kecamatan Desa Luas (km 2 ) 1. Batu Ampar 560,12 2. Batu Ampar Padang Tikar Satu 78,92 3. Nipah Panjang 212,71 4. Kubu 235,08 Kubu 5. Dabong 166,00 C. Jumlah Penduduk Tabel 3. Jumlah Penduduk Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong No. Desa Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Total Jumlah Penduduk 1. Batu Ampar Padang Tikar Satu Nipah Panjang Kubu Dabong

19 D. Mata Pencaharian Lebih dari 50% dari jumlah penduduk di masing-masing Kecamatan (Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai) termasuk ke dalam usia produktif. Di Kecamatan Batu Ampar, jumlah penduduk usia produktif sebanyak jiwa, di Kecamatan Kubu jiwa dan di Kecamatan Teluk Pakedai jiwa. Pertanian (tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan) memegang peranan yang cukup penting dalam perekonomian di wilayah Kubu Raya. Pada tahun 2010, sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 18,9 % terhadap Produk Domestik Regional Bruto atau nomor dua setelah industri pengolahan. Tanaman pertanian yang ditanam di wilayah Kubu Raya antara lain adalah padi, jenis-jenis palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau) dan sayur mayur (bawang daun, sawi, cabai, kacang panjang, terong, ketimun, kangkung, tomat dan bayam). Para petani di wilayah desa target biasanya mempunyai pendapatan tambahan dengan memelihara ternak. Ternak yang biasanya dipelihara oleh para petani ini adalah sapi, kambing, ayam buras dan itik. Pada umumnya penduduk yang memanfaatkan sumberdaya mangrove merupakan pekerjaan utama atau sebagai sampingan. Penduduk ini biasanya adalah penduduk yang tinggal di sekitar hutan mangrove. Sebagai contoh nelayan (udang, kepiting ataupun ikan) dengan menggunakan berbagai peralatan seperti jermal, bubu, blat, jaring atau pancing. Manfaat langsung hutan mangrove oleh masyarakat adalah sebagai bahan baku tiang pancang, kayu bakar, biota perairan, daun nipah dan bibit mangrove. E. Pendidikan Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan sumber daya manusia adalah melalui sektor pendidikan. Secara umum, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin banyak pilihan untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan dalam perumusan 13

20 Indeks Pembangunan Manusia. Tingkat pendidikan di suatu daerah ditentukan antara lain oleh ketersediaan fasilitas pendidikan, tenaga pengajar, penghasilan dan berbagai faktor lainnya. Informasi fasilitas pendidikan di masing-masing desa target disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa Desa Batu Ampar, Padang Tikar Satu, dan Kubu sudah memiliki fasilitas pendidikan sampai dengan tingkat SLTA, sedangkan untuk Desa Nipah Panjang dan Dabong masih sampai tingkat SLTP. Tabel 4. Jumlah Fasilitas Pendidikan, Tenaga Pengajar, dan Murid No. Desa Fasilitas Pendidikan Jumlah Murid Jumlah Guru SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA 1. Batu Ampar Padang Tikar Satu Nipah Panjang Kubu Dabong F. Kesehatan Fasilitas kesehatan yang dijumpai di desa target adalah Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Dokter, Praktek Bidan, dan Posyandu (Tabel 5). Untuk pengobatan yang membutuhkan perawatan intensif, maka masyarakat harus ke kota kabupaten/propinsi di Pontianak yang membutuhkan waktu dan transportasi yang terbatas. Tenaga kesehatan yang ada di lokasi terdiri dari Dokter, Bidan, Mantri Kesehatan/Perawat, dan Dukun Bayi Terlatih. Tenaga kesehatan yang berprofesi sebagai dokter belum ada (Tabel 6). Tabel 5. Fasilitas Kesehatan Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong No. Desa Puskesmas Pustu Polindes Praktek Praktek Posyan Dokter Bidan du 1. Batu Ampar Padang Tikar Satu Nipah Panjang Kubu Dabong

21 Tabel 6. Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis Batu Ampar, Padang Tikar Satu, Nipah Panjang, Kubu dan Dabong No. Desa Dokter Bidan Mantri Kesehatan/Perawat Dukun Bayi Terlatih 1. Batu Ampar Padang Tikar Satu Nipah Panjang Kubu Dabong G. Agama dan Suku Mayoritas agama yang dianut masyarakat di ketiga kecamatan adalah agama Islam. Agama lainnya adalah Kristen Katolik, Buddha, Kristen Protestan, Hindu dan Konghucu. Suku mayoritas yang mendiami desa adalah Melayu, sedangkan lainnya adalah Cina, Dayak, Jawa, Bugis dan suku-suku lainnya. Bagi penduduk pendatang, kepindahan mereka disebabkan adanya kesempatan kerja terutama di sektor kehutanan di masa yang lalu, keikutsertaan dalam program transmigrasi atau sebab lainnya. Masyarakat mengenal sistem pelapisan sosial tradisional yang mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan-kepentingan penduduk di desa target, sekaligus juga menunjukkan status dan fungsi sosial yang bersangkutan dalam kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Pelapisan sosial yang ditemui di wilayah studi terdiri dari 3 golongan sosial yaitu tokoh agama, tokoh formal (kepala desa), tokoh -tokoh masyarakat yang dipandang mempunyai pengetahuan tertentu. H. Aksessibilitas Untuk menjangkau lokasi desa-desa yang tersebar di Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai dapat dilakukan dengan cara: 15

22 Dari Pontianak/Bandara Supadio dapat langsung dengan menggunakan mobil menuju pelabuhan ferry Rasau Jaya atau Sungai Durian (± 30 menit), perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan speedboat 115 PK/200 PK selama kurang lebih 1 jam 30 menit, speedboat 40 PK selama 1 jam 45 menit, atau angkutan umum (ferry) selama kurang lebih 6 jam. Dari Kota Pontianak dapat langsung naik jetfoil jurusan Ketapang yang selalu melewati hutan mangrove Batu Ampar selama lebih kurang 4 jam. Kunjungan satu hari dapat dilakukan dari Jakarta, dengan naik pesawat paling pagi (sampai di Bandara Supadio jam WIB) dan dapat kembali lagi ke Jakarta dengan pesawat paling sore Deskripsi Umum Desa Sungai Nibung A. Sejarah Desa Berdasarkan sejarah, Desa Sungai Nibung didirikan pada Tahun 1934 oleh Syarif Agil Al-Iydrus selaku Penguasa Tanah (Kerajaan Kerta Mulya) dari Tanjung Bunga sampai dengan Tanjung Burung yang dibagi menjadi 3 Kepunggawaan, yaitu Tanjung Bunga, Kuala Karang dan Tanjung Burung. Wilayah tersebut merupakan bagian dari Kerajaan Kubu. Secara defenitif, pada era Pemerintahan Orde Lama penyelenggaraan Pemerintahan Sungai Nibung dikepalai oleh seorang Kepala Kampung bernama Wa Bujang sampai dengan Kepala Kampung Usman pada Tahun 1950-an, namun pada Tahun 1965 Wa Bujang kembali memimpin desa karena Usman dituduh terlibat dalam Gerakan 30 S PKI. Pada era Permerintahan Orde Baru, Kampung Sungai Nibung berubah menjadi Desa Sungai Nibung. Pada Tahun 1967 Desa Sungai Nibung dipimpin oleh Kepala Desa bernama Sy. A. Madjid hingga penyelenggaraan PEMILU Tahun 1970-an. Daftar kepemimpinan dan masa jabatan Desa Sungai Nibung disajikan pada Tabel 7. Nama Sungai Nibung diambil dari nama pohon yang menyerupai Pohon Pinang yang banyak tumbuh dibantaran Sungai dimana tempat awal bermukim dan berkembangnya Penduduk, maka oleh para tetua dizamannya dinamailah Kampung Sungai Nibung dengan struktur mata pencaharian pertanian, nelayan dan berdagang yang 16

23 jumlahnya mencapai 650-an KK Rumah Tangga. Jadi kesimpulannya sejak awal pembentukan Desa Sungai Nibung, terdapat tiga fase, yaitu: Era Penguasaan Raja d ibawah Kerajaan Kerta Mulya wilayah bagian Kerajaan Agung Kubu (1934) Pemerintahan Orde Lama hingga berakhirnya dengan penumpasan G 30 S PKI ( ) Secara Defenitif Kewenangan NKRI di era Orde Baru (1967 hingga sekarang). Tabel 7. Daftar Kepala Desa/Pemimpin dan Masa Jabatannya di Desa Sungai Nibung Tahun Nama Kepala Desa/Pememimpin Keterangan Punggawa Wa Cik Bujang Kepunggawaan Usman Kepala Kampung Bujang Kepala Kampung Mailah Penjabat Kepala Kampung Syarif Abdul Madjid Kepala Desa Syarif Umar Kepala Desa Abdul Hadi PjS. Kepala Desa Syarif Ibrahim Kepala Desa (Sekarang Terpilih ) B. Sarana dan Prasarana Desa No. Sarana dan Prasarana Umum Jumlah Baik Kondisi saat ini Rusak Rusak ringan berat Keterangan 1. WC Umum ( MCK ) - 2. Puskesmas Pusat Pemerintahan Desa 1 Unit Pembantu Pemb. Tahun 1980-an 3. Puskesdes 4. Polyndes 1 Unit Dusun Tj. Ruu Pemb. Tahun Posyandu - Kegiatan ada dan tidak tetap satu tempat. 6. SD 2 Unit Dsn. Tj Ruu dan Tj. Burung 7. SLTP 1 Unit Pemb. USB TH SLTA - 9. Terminal

24 C. Kondisi Fisik Wilayah, Sosial, Ekonomi, Kelembagaan Geografi dan Administrasi Posisi geografis Desa Sungai Nibung terletak diantara LS dan 109, ,15 0 BT, dengan batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Kuala Karang & Desa Seruat I Sebelah Selatan : Perairan Padang Tikar (Kec. Batu Ampar) Sebelah Barat : Laut Cina Selatan/Natuna Sebelah Timur : Desa Seruat II, Seruat III, Mengkalang Guntung, Mengkalang Jambu dan Desa Dabong (Kec. Kubu). Fisiologi dan Kondisi Tanah Topografi : Desa Pesisir Pantai dan bantaran Sungai (Dataran Rendah: 1-2 meter dari Permukaan laut dan rawa-rawa pada bantaran Sungai Kapuas). Jenis Tanah : Pasir, Lempungan dan Alufial. Kualitas Air : Air Asin (Laut) berlumpur dan berkadar Fe (MCK: Sumur Gali di Dusun Tj. Ruu Paloh, Sumur Bor kedalaman 64 meter ke dasar tanah dan mengandung Fe). Pemanfaatan Lahan dan Perairan No. Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Keterangan Pertanian: Lahan Fungsional ½ Tekh. Irigasi Ladang Garapan Masyarakat (Tradisional) Kebun Masyarakat ( Kelapa Lokal dll ) Perikanan: Budidaya Tambak Tradisional Masyarakat Kolam Ikan Masyarakat Daerah Perikanan Tangkap Perairan Laut dan Sungai-sungai Pedalaman Wisata dan Olah Raga: Potensi Wisata Pantai Olah Raga > 1,9 Irigasi belum memadai dan masih banyak yang rusak Penyakit With Spot Perlu Pembinaan Tekhnis dibidang budidaya Perairan sungai dan laut dalam wilayah dari 0 s/d 6 mil dari garis pantai/daratan Potensi objek wisata belum diolah dan dikembangkan 4. Konsevasi dan Kawasan Hutan Kawasan Konservasi belum 18

25 Penyangga 5. Tansfortasi Pemukiman dan Fasilitas lain 299,7 7. Industri - terdata secara defenitif Kawasan Hutan Diatur oleh lingkungan berkisar Ha Masih dalam bentuk Jalan Setapak (Tanah), Galian Tanggul serta Jalan Gertak Kayu dan Jembatan Kependudukan Jumlah dan Sex Ratio Penduduk No. Dusun Laki-laki (Org) Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah (Org) (Org) Jumlah KK 1. Tanjung Ruu (Paloh - Sungai Nibung) Tanjung Burung (Sepok Pangkalan) Sungai Jebung (Sepok Pangkalan) Jumlah Peranan Kaum Perempuan Data Keterlibatan Perempuan dalam Kelompok No. Nama Kelompok Perempuan Jumlah Anggota Kegiatan Yang dilaksanakan 1. Putri Duyung 10 Orang Industri Rumah Tangga (Kerupuk Udang/Ikan, Terasi, Ikan Tawar/Tipis, dll) 2. Era Mandiri 20 Orang Simpan - Pinjam Kelompok 3. Era Damai 18 Orang Simpan - pinjam Kelompok 4. Mawar 13 Orang Simpan - pinjam kelompok 5. Majlis Ta lim PKK 60 Orang Arisan (Tabungan bergilir) Perekonomian Desa Data Lembaga Ekonomi Desa No. Lembaga Jumlah Keterangan 1. Koperasi 1 Unit KSU Mitra Wana Lestari 2. CU 2 Unit Khatulistiwa Bhakti dan Muare Pesisir 3. Bank - 19

26 4. Rentenir/Tauke 5 Unit/Org Tradisi dan Adat Istiadat Berdasarkan aspek social pada prinsipnya masyarakat Desa Sungai Nibung masih menjunjung tinggi adat-istiadat yang sudah ada sejak zaman dahulu hingga sekarang. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menjaga kerukunan antar etnis, budaya dan agama. Komunitas masyarakat di Desa Sungai Nibung hidup membaur, saling toleransi, menjaga kebersamaan, dan saling hormat menghormati satu sama lain. Adapun kegiatan Ritual adat yang masih dipertahankan diantaranya: Tolak Bala (memberi makan laut), yang dilaksanakan oleh sesepuh adat melayu (Dukun Kampung) Upacara Pembukaan Musim Tanam dan Penebasan Ladang Petani Pantangan/aturan dalam melaut dan bercocok tanam serta mendirikan rumah dan masih ada beberapa kegiatan yang saat tertentu dilaksanakan. D. Isu - Isu Lingkungan Data Kerusakan Lingkungan No. Uraian Ada Tidak Keterangan 1. Pencemaran Pesisir Abrasi/Erosi Pantai Tanjung Burung s/d Muara Sepok Pangkalan 3. ROB Banjir Pasang Pada Bulan Oktober s/d Desember Status Lahan No. Lahan Sengketa Status saat ini Keterangan 1. Tidak ada - Status lahan yang ada diwilayah sungai nibung berupa tanah garap dalm aktifitas Pertanian Lokal/Tradisional dan telah berlangsung sejak 50 an tahun silam hingga sekarang dikelola secara adat dan untuk kepentingan masyarakat setempat dan sekitarnya. 20

27 Pertanian No Permasalahan Penyebab Keterangan Penjadwalan yang kurang jitu dalam memperhitungkan Perlu Tenaga Iklim, cuaca dan musim dengan Penyuluh Pertanian proses tanam dan panen petani Harus diberikan Belum ada Penerpan Teknologi Pertanian yang memadai dan Pemahaman pola pada bimbingan teknis dalam penglolaan dan kegiatan petani terutama dalam penerapan produktifitas pertanian 1. Gagal Panen Benih Unggul maupun local SDM Petani yang kurang mendapatkan Bimbingan dalam Mengelola Pertanian yang efektif Penyuluh Pertanian dalam membimbing, mengarahkan serta Pembekalan kepada petani saat melaksanakan kegiatan belum diberikan kepada petani 2. Hama Tikus dan sedikit insek dari berbagai spesies Tanggul Banjir/Tanggul Air Asin yang dikatagorikan Perlu Pembenahan sebagai Jaringan Tanggul Kolektor masih belum rampung dang mengalami pen Masalah Irigasi Sumberdaya Kelembagaan gendapan sehingga ketika Pasang Air Laut yang tinggi terutama terjadi sejak bulan Agustus s/d Desember, lahan Pertanian Masyarakat sering tergenang Air Asin Pintu Air sebagai kannal pengatur debet dan volume air standar kebutuhan petani tidak mampu dan banyak yang jebol/rusak. karena kontruksi bangunannya masing kurang sesuai dengan kondisi wilayah. Kelompok tani (Poktan) dan Gapoktan kurang berjalan sebagai mana mestinya Prasarana Tanggul dan pintu air yang mengacu pada disaen konstruksi standart wilayah Bimtek Perikanan No. Permasalahan Penyebab Gagal Panen Untuk Budidaya Pengaruh musim untuk nelayan 3. Alat Tangkap Tata kelola tambak /lahan kurang efektif Penyakit With Spot yang terjadi pada pembudidaya udang windu SDM Pembudidaya yang rendah Iklim dan cuaca laut yang sangat beresiko bagi nelayan dalam melakukan aktifitas terjadi pada bulan September Desember Produktifitas nelayan turun dan berada dilevel darurat Tidak melaut Musim Panen laut bagi nelayan terjadi pada bulan Juni s/d Agustus Tidak semua nelayan yang memilik peralatan tangkap yang lengkap dan memadai, sebab faktor musim, dibulan tertentu nelayan harus banting stir dari alat satu ke lainnya disisi lain juga tergantung pada daerah operasional Kepemilikan Peralatan pada setiap nelayan relative dan tergantung pada daya beli individu nelayan dan hal ini juga berpengaruh pada tingkat pendapatan/ekonomi ruta nelayan. 21

28 4. Bahan Bakar Minyak Sering mengalami kelangkaan Tidak/belum ada SPDN diwilayah pangkalan dan operasional nelayan. Kesulitan dalam perolehan BBM bagi Nelayan baik dari aspek kelangkaan maupun harga ditingkat penjualan kepada nelayan berdampak pada daya produktifitas yang takseimbang dan cendrung rentan bagi nelayan Pariwisata Fasilitas: Fasilitas pendukung dari Potensi Pariwisata baik dari kemampuan lokal maupun pihak ketiga belum ada. Panorama Pantai dan Mangrove yang ada dibantaran Kapuas, hanya dinikmati dan dikunjungi orang perorangan. Dukungan Pemerintah: tidak/belum ada. Perdagangan Sarana Transfortasi yang kurang mendukung dan disebabkan daerah pesisir yang terisolir sehingga skala dan sifat perdagangan yang ada dalam bentuk kecil dan lokal. Industri Desa Sungai Nibung di bidang perindustrian masih bersifat usaha rumahan dan untuk tingkat yang lebih lanjut sangat membutuhkan dukungan dari berbagai fihak. Dari ketersediaan potensi sumber daya alam, Desa Sungai Nibung cukup potensi dalam perindustrian. Sosial Budaya Konflik antar warga yang menjurus ketindakan anarkis tidak/belum pernah ada. Bencana Alam Data Bencana Alam yang sering terjadi setiap tahunnya No. Jenis Bencana Keterangan 1. Banjir Air Laut Pasang tinggi Setiap tahun terjadi akan tetapi tidak ada korban jiwa hanya saja hampir 100% rumah tangga yang ada tergenang air 2. Badai (Angin Puting Beliung) Jarang terjadi, sepanjang sejarah di Desa Sungai Nibung terjadi pada Tahun 1960-an, 1980-an dan Tahun

29 2.1.3 PROFILE SINGKAT DESA TELUK GELAM Nama Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Teluk Gelam : Teluk Pakedai : Kubu Raya : Kalimantan Barat No. Data Keterangan A. Kondisi Geografis 1. Luas Wilayah 3,50 km 2 2. Posisi Geografis S E B. Pemerintahan 1. Nama Kepala Desa M. Saleh Jalil 2. Nama dan Jabatan Perangkat Desa 3. Fasilitas Umum Mustar Rais (Sekretaris Desa) Uci Silawati (Kasi Pemerintahan) Roy Nurdin (Kasi Kemasyarakatan) Masdi (Kasi Ekbang) Kantor Desa, Usaha Perikanan, Pemakaman Umum Masjid Polindes Gedung SD C. Kependudukan Sosial Budaya 1. Jumlah Penduduk 847 Jiwa 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 423 Jiwa (Laki-laki) 206 Jiwa (Perempuan) 3. Jumlah Kepala Keluarga 206 KK 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Pekerjaan 105 Orang (Petani) 15 Orang (PNS) 90 Orang (Tukang Buruh) 198 Orang (Nelayan) 2 Orang (TNI/Polri) 23 Orang (Swasta) 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis dan Agama 771 Orang (Islam) 76 Orang (Budha) 23

30 2.1.4 PROFILE SINGKAT DESA MENGKALANG Nama Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Mengkalang : Kubu : Kubu Raya : Kalimantan Barat No. Data Keterangan A. Kondisi Geografis 1. Luas Wilayah 32,50 km 2 2. Posisi Geografis S E ,2 B. Pemerintahan 1. Nama Kepala Desa Haidi M. Sahat 2. Nama dan Jabatan Perangkat Desa 3. Fasilitas Umum A. Rahman (Sekretaris Desa) Salihin (Kasi Pemerintahan) Abdullah (Kasi Kemasyarakatan) Bahtiar (Kasi Ekbang) Kantor Desa, Jalan dan Jembatan, Sapras Irigasi Pertanian, Lapangan Sepak Bola, dan Pemakaman Umum. Masjid, Surau/Mushola Pustu dan Poskesdes Gedung SD C. Kependudukan Sosial Budaya 1. Jumlah Penduduk Jiwa 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 3. Jumlah Kepala Keluarga 297 KK 4. Penduduk Usia Produktif 997 Jiwa 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Pekerjaan 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis dan Agama 624 Jiwa (Laki-laki) 669 Jiwa (Perempuan) 165 Orang (Petani) 243 Orang (Nelayan) 12 Orang (Pedagang) 3 Orang (PNS/TNI/Polri) 65 Orang (Swasta) 20 Orang (Tukang Kayu) 2 Orang (TNI/Polri) 3 Orang (Jasa Sosial) Orang (Islam) 5 Orang (Konghuchu) 24

31 2.1.5 PROFILE SINGKAT DESA KUALA KARANG Nama Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Kuala Karang : Teluk Pakedai : Kubu Raya : Kalimantan Barat No. Data Keterangan A. Kondisi Geografis 1. Luas Wilayah 8,00 km 2 2. Posisi Geografis S E B. Pemerintahan 1. Fasilitas Umum C. Kependudukan Sosial Budaya Jalan dan Jembatan, Sapras Air Bersih, Sapras Pertanian, Sapras Usaha Perikanan. Masjid, Surau/Mushola, Pekong/Kelenteng/Vihara Pustu Gedung SD 1. Jumlah Penduduk Jiwa 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 3. Jumlah Kepala Keluarga 876 KK 865 Jiwa (Laki-laki) 764 Jiwa (Perempuan) 2.2 POTENSI EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN Salah satu potensi kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama roda perekonomian di Kabupaten Kubu Raya, khususnya desa-desa target CCDP-IFAD adalah sumberdaya alam ekosistem pesisir, yaitu ekosistem mangrove dan vegetasi pantai. Wilayah kawasan hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya berada di Kecamatan Batu Ampar, Kubu dan Teluk Pakedai. Luas wilayah hutan mangrove di ketiga kecamatan ini mencapai ,89 ha ( Tabel 8). Kecamatan Batu Ampar merupakan kecamatan yang mempunyai luas hutan mangrove terluas dibandingkan dua kecamatan lainnya yaitu seluas ,91 ha, kemudian diikuti Kecamatan Kubu 25

32 seluas ,74 ha dan Kecamatan Teluk Pakedai seluas 8.988,24 ha. Berdasarkan statusnya, maka sekitar ,08 ha berada pada kawasan lindung (HL), ha pada kawasan hutan produksi (HP), 8.380,32 ha pada kawasan areal penggunaan lain (APL), dan lainnya seluas 1.760,60 ha. Tabel 8. Pakedai Luas Mangrove di Wilayah Kecamatan Batu Ampur, Kubu dan Teluk Luas per Kecamatan (ha) No. Status Lahan Batu Ampar Kubu Teluk Pakedai Total 1. Hutan Lindung , , , ,08 2. Hutan Produksi , , ,89 3. Areal Penggunaan Lain 6.636,17 794,13 950, ,32 4. Lainnya 1.592,51 76,58 91, ,60 Total , , , ,89 Sumberdaya yang terdapat di ekosistem mangrove dan vegetasi pantai di wilayah pesisir Kabupaten Kubu Raya, antara lain: Potensi Flora Wilayah hutan mangrove di Kabupaten Kubu Raya apabila dikelompokkan ke dalam kelas zonasi tumbuhan dari pantai sampai dengan daratan mempunyai 6 tipe zonasi yaitu : (1) zonasi Avicenia, (2) Sonneratia, (3) Rhizophora dan Bruguiera, (4) Rhizophora dan Nipah, (5), Nipah, dan (6) Pandan dan Nibung. Mangrove yang tersebar di sekitar Desa target memiliki kekayaan jenis yang tinggi, jenis yang paling dominan adalah jenis-jenis Rhizophora spp. Berdasarkan literatur, Di wilayah ini terdapat sedikitnya 50 spesies mangrove yang terdiri dari 23 jenis mangrove sejati, 8 jenis mangrove ikutan, dan 19 jenis merupakan jenis yang ditemukan di ekoton atau ke arah darat. Jenis yang paling dominan ditemukan di wilayah mangrove di Kabupaten Kubu Raya adalah jenis-jenis Rhizophora spp. Salah satu jenis tanaman mangrove khas ekosistem mangrove Kalimantan yang dapat ditemukan di wilayah ini adalah jenis Kandelia candel. 26

33 2.2.2 Potensi Fauna Fauna yang terdapat di kawasan hutan mangrove meliputi mamalia, reptilia, burung, dan fauna perairan (ikan, krustase, gastropoda, bivalvia, polychaeta, phytoplankton dan zooplankton). Jenis-jenis fauna yang terdapat di kawasa hutan mangrove di Desa target antara lain: monyet, buaya muara, dan berbagai jenis burung Potensi Moluska, Krustasea dan Ikan Jenis moluska yang ditemukan dibagi menjadi dua kategori, yaitu siput dan kerang. Jenis-jenis tersebut adalah Siput Unam, Siput timba, Siput bakau, Siput duri, Siput lumpur, Siput kuning, Kerang bulu, Kepah, Ale-ale dan kerang ekor. Jenis-jenis krustase yang terdapat di wilayah hutan mangrove dan perairan sekitarnya, antara lain Udang bangkit, Udang belang, Udang Bure, Udang galah merah, Udang galah putih, Udang getak sungai, Udang getak laut, Udang rebon, Udang teh, Udang wangkang, Udang peci, Kepiting bakau, Kepiting kalem, Rajungan, Rama-rama, Belangkas, Mimi, Bintang laut, Cumi-cumi, dan Sotong. Ikan merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang menjadi mata pencaharian nelayan. Sumber daya ikan di wilayah Desa target memiliki potensi yang tinggi. Memiliki berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Contoh jenis-jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi di wilayah tersebut, antara lain bawal putih, kakap, kembung, pari, teri, tenggiri, tongkol, dan kerapu Potensi Kayu Secara umum, potensi kayu mangrove di wilayah proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Kubu Raya sangat tinggi, Jenis vegetasi yang memiliki potensi pohon tertinggi adalah Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza. 27

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 CCDP-IFAD KUBU RAYA PERENCANAAN DESA SASARAN CCDP-IFAD TAHUN 2013-2014 KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT Potensi sumberdaya pesisir yang sedemikian besar seharusnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

Bab III Karakteristik Desa Dabung

Bab III Karakteristik Desa Dabung Bab III Karakteristik Desa Dabung III.1. Kondisi Fisik Wilayah III.1.1. Letak Wilayah Lokasi penelitian berada di Desa Dabung yang merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat di Kecamatan Kubu

Lebih terperinci

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN Realisasi Dana PIU YAPEN Sampai Dengan Bulan November sebanyak 68 % (Sisa 32%)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN INFRASTRUKTUR CCDP-IFAD KELURAHAN PESISIR KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK : SIGIT SUGIARDI KABUPATEN KUBU RAYA 1 DESEMBER 2013 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN Page

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove bagi kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup memiliki fungsi yang sangat besar, yang meliputi fungsi fisik dan biologi. Secara fisik ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kecamatan. Kecamatan Bandar Khalifah sebelum merdeka adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan laut,

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD OLEH MUKHTAR YAHYA, SE KABUPATEN MERAUKE

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di wilayah pesisir yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak

Lebih terperinci

selama 12 jam. Pendapatan mereka rataratanya 1.5 juta rupiah sebulan. Saat ini, mata Nelayan 1.000.000 kerja masyarakat adalah nelayan selama 4 jam.

selama 12 jam. Pendapatan mereka rataratanya 1.5 juta rupiah sebulan. Saat ini, mata Nelayan 1.000.000 kerja masyarakat adalah nelayan selama 4 jam. Datar Luas Gambaran Umum Desa Datar Luas terletak di Kecamatan Krueng Sabee dengan luas 1600 Ha terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Makmur Jaya, Dusun Damai dan Dusun Subur. Desa yang dipimpin oleh Andalan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI II DPR RI KE CALON DAERAH PEMEKARAN KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI II DPR RI KE CALON DAERAH PEMEKARAN KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI DPR RI KE CALON DAERAH PEMEKARAN KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT -----------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah 40 IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Sumber Bahagia Desa Sumber Bahagia merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya hingga Laporan Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu (Integrated Coatal Managemen-ICM)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan 1 A. GAMBARAN UMUM 1. Nama Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 2. Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Terletak di Kawasan a. Jumlah Transmigran (Penempatan) Penempata 2009 TPA : 150 KK/563

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Kabupaten Aceh Tamiang Profil Kabupaten Aceh Tamiang Ibukota : Karang Baru Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, Kota langsa dan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Langkat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN 2014 ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 5 PRIORITAS

Lebih terperinci

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PIU-CCDP IFAD Kota Ternate Disampaikan Pada Acara : Sinkronisasi Perencanaan dan Review Kegiatan Proyek PMP CCD-IFAD Jakarta, 17 20

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang 47 IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Sejarah Desa Pahawang Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan Cina. Hawang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Barat

Profil Kabupaten Aceh Barat Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Barat : Meulaboh : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa Pulau Pahawang Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci