METODA PSEUDO-GRAVITY DALAM ANALISIS KELURUSAN DAN PATAHAN DI SEKITAR TINGGIAN ASAHAN, PERAIRAN SELAT MALAKA.

Transkripsi

1 METODA PSEUDO-GRAVITY DALAM ANALISIS KELURUSAN DAN PATAHAN DI SEKITAR TINGGIAN ASAHAN, PERAIRAN SELAT MALAKA. Oleh: Subarsyah, Yusuf Ada Priohandono Pusat Penelitian dan Pengebangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 36 Bandung Diteria : ; Disetujui : SARI Melalui teori edan dala etoda agnetik dan gaya berat, abiguitas yang uncul erupakan suatu faktor yang enyulitkan dala penerapan kedua etoda ini. Terlebih pada penerapan etoda agnetik yang eiliki efek polaritas positif dan negatif. Beberapa teknik dan etoda telah diterapkan dala elakukan analisis dan pengolahan data anoali agnet untuk engatasi asalah abigutas ini dengan tujuan eperudah dala elakukan interpretasi. Salah satu etodanya yaitu transforasi data anoali agnet ke dala data pseudo-gravity. Metoda ini akan diterapkan dala analisis dan pengolahan data anoali agnet di sekitar Tinggian Asahan dala hal ini untuk enganalisis kelurusan dan patahan yang uncul di area ini. Hasil transforasi akan dibandingkan dengan data skunder berupa ketebalan sedien dan patahan di area yang saa. Hasil penerapan etoda ini eperlihatkan adanya indikasi kelurusan ataupun patahan uncul, yang tidak terlihat jelas pada data aslinya yaitu anoali agnet. Kata Kunci : Transforasi, Pseudo-Gravity, Tinggian Asahan. ABSTRACT Through potential field theory in agnetic and gravity ethods, abiguity that presented is the difficult factor in the application of both ethods. Moreover the application of agnetic ethod which involve the effect of positive and negative polarity are ore coplicated. Soe techniques and ethods have been used to overcoe proble of abiguity in order to ake easier interpretation. One of the techniques is the transforation fro anoaly agnetic to pseudo-gravity data. This ethod will be used within analysis and processing anoaly agnetic data at Asahan Arch to analyze lineaents and faults that appear in this area. Transforation result will be copared with another data which is secondary data about sedient thickness and fault at the sae area. This technique shows that indication of fault ore clearly than the original data or anoaly agnetic data. Key Words : Transforation, Pseudo-Gravity, Asahan High. PENDAHULUAN latar Belakang Kopleksitas dala interpretasi data anoali agnet seringkali enyebabkan kesalahan interpretasi, beberapa teknik untuk einialkan isinterpretation dengan prinsip transforasi telah dilakukan oleh banyak ahli geofisika seperti upward continuation, downward continuation, horizontal gradient, vertical gradient, reduce to pole dan pseudogravity. Teknik transforasi yang disebutkan terakhir erupakan etoda untuk enghilangkan efek polaritas yang diiliki 65

2 Gabar 1. Area akuisisi data agnet etoda agnet dengan cara engkonversi data anoali agnet enjadi data anoali gaya berat dengan berdasarkan pada huku Poisson relation (Blakely, 1995). Transforasi pseudogravity erupakan suatu teknik yang sangat enarik untuk diterapkan pada data anoali agnet Perairan Tebing Tinggi, Suatera Utara, Selat Malaka, yang berada pada area Tinggian Asahan. Teknik ini akan dipergunakan untuk enganalisis kelurusan dan patahan yang uncul pada tinggian berdasarkan data Beicip (1985). Data yang digunakan erupakan hasil akuisisi pada tahun 008 oleh Puslitbang Geologi Kelautan seperti terlihat pada Gabar 1. Kerangka tektonik Tinggian Asahan erupakan bagian dari rangkaian cekungan busur belakang yang terbentuk Gabar. Kerangka tektonik regional Suatra (Willias, drr. 1995) 66

3 sepanjang tepi paparan sunda (Sundaland) akibat subduksi lepeng Saudra Hindia dengan lepeng benua Asia selaa Paleogen (Willias, drr. 1995). Tinggian Asahan yang erupakan area pebatas Cekungan Suatra Utara dengan Cekungan Suatra Tengah (Gabar ) diana pada area ini juga uncul beberapa pulau sebagai anifestasi intrusi granitik (Caeron, drr dan Clark dan Ghazali, 198) MAKSUD DAN TUJUAN Menerapkan etoda transforasi pseudogravity akan eperudah dala interpretasi data anoali agnetik pada area Tinggian Asahan, sehingga akan eperudah pula dala enganalisa pola kelurusan atau struktur juga konfigurasi dari Tinggian Asahan yang erupakan batas antara Cekungan Suatera Utara dan Suatera Tengah. METODA TRANSFORMASI Metoda transforasi yang digunakan terdiri dari pseudo-gravity dan upward continuation etoda ini digunakan berdasarkan Blakely, Pseudo-gravity Poisson relation erupakan prinsip dasar dari transforasi, diana Poisson relation ini epunyai forula sebagai berikut: C V = Mˆ PU γρ C Mg = γρ diana V adalah potensial agnetic, U adalah potensial gaya berat (/s ), adalah koponen gaya berat dala arah agnetisasi, γ adalah konstanta Newton, ρ adalah densitas C batuan (kg/ 3 ), adalah konstanta agnetic dan M adalah agnetisasi (Apere/eter). Asusi dala transforasi ini adalah M dan ρ konstan, sehingga persaaan transforasi Fouriernya adalah : γ ρ F[ g ] = F[ V ] C M, g diana, 1 F[ V ] = F[ ΔT ] θ k sehingga f γ ρ F[ g ] = F[ ΔT ] C θ k M F ( psg ) = g f γ ρ C θ k M f dala hal ini adalah pseudo-gravity, dari persaaan terakhir dapat dilihat tiga tahapan dala transforasi ini; elakukan transforasi Fourier terhadap data anoali agnet total, F ( psg ) engkalikan dengan, dan elakukan inversi terhadap hasil perkalian itu. Upward continuation Transforasi Fourier untuk etoda ini eiliki forula sebagai berikut : F U ] = F[ U ] F[ ϕ ] [ u u Δz ϕu ( x, y, Δz) = π ( x F[ U ] erupakan transforasi upward u continuation, F[U ] erupakan transforasi data anoali agnet, dan F[ ϕ u ] erupakan transforasi dari konstanta ϕ u yang tergantung dari x, y dan Δz. Tahapan yang dilakukan saa dengan transforasi sebelunya DATA DAN HASIL TRANSFORMASI Beberapa data digunakan baik itu data utaa aupun data penunjang, data utaa erupakan data anoali agnet total di sekitar Tinggian Asahan (PPPGL, 008) data penunjang berupa data ketebalan sedien dan struktur patahan (Pertaina-Beicip, 1985). Berikut ini data dan hasil transforasi pseudo-gravity, secara berurut, anoali agnet, pseudo-gravity, juga ketebalan sedien dan stuktur patahan. Data prier erupakan data anoali agnet total yang telah terkoreksi IGRF dan variasi harian, Proses transforasi D dilakukan dengan enggunakan perangkat lunak Magpick, diana proses transforasi dilakukan terhadap + y 1 + Δz ) 3 67

4 P. Salah Naa P. Salah Naa (nt) ( x 10^3 Gal ) Gabar 3. Peta anoali agnetik total Gabar 4. Peta pseudo-gravity hasil transforasi, garis hita, erupakan hasil identifikasi kelurusan P. Salah Naa P. Salah Naa ( x 10^3 Gal ) Gabar 5. Peta pseudo-gravity dengan upward continuation terlebih dahulu, garis hita, erupakan hasil identifikasi kelurusan Ketebalan dala detik Gabar 6. Peta ketebalan sedien tersier dan struktur patahan, BEICIP,

5 Area Area 1 Area 3 Area 4 P. Salah Naa Garis Batas Pebagian Area Analisa Hasil Interpretasi Kelurusan atau Struktur ( x 10^3 Gal ) Gabar 7. Pebagian area analisis data anoali agnet total dan data anoali agnet total yang telah elalui proses upward continuation. Dala proses transforasi pseudogravity yang diperlukan adalah data anoali agnetik total dala bentuk grided data dan beberapa paraeter transforasi eliputi, inklinasi dan deklinasi edan agnet lokasi pengukuran, inklinasi dan deklinasi agnetisasi juga rasio perbandingan densitas terhadap agnetisasi. Data ditapilkan dala bentuk peta seperti terlihat pada Gabar 3 6, asing asing erupakan peta anoali agnet total, peta pseudo-gravity, peta pseudo-gravity dengan upward continuation dan peta ketebalan sedien tersier berdasarkan data Beicip-PERTAMINA (1985). Skala warna dari ketiga peta diatas secara uu adalah sebagai berikut ; anoali agnet (nt) total nilai negatif ke positif secara gradasi berwarna biru enuju erah dan putih, pseudogravity (gal) nilai rendah ke nilai tinggi secara gradasi dari warna biru ke erah dan putih, dan ketebalan sedien (s TWT) tipis ke tebal dengan skala warna yang saa. Pola sebaran dari batuan dasar di Tinggian Asahan akan berasosiasi dengan keepat gabar diatas baik itu peta anoali agnet, 69

6 Gabar 8. Peta Anoali Gaya Berat yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengebangan Geologi, 000. Satuan anoali dala Gal. pseudo-gravity, pseudo-gravity dengan upward continuation dan ketebalan sedien. Berdasarkan keepat peta ini pula akan di analisis engenai kelurusan dan patahan di Tinggian Asahan ini. ANALISIS Analisis akan dibagi kedala 4 area seperti terlihat pada Gabar 7. Penentuan kelurusan relatif sulit dilakukan dengan hanya enganalisis peta anoali agnet total, terlihat pada Gabar 1. Pada area 1 terlihat pola kelurusan yang relatif utara selatan yang ditunjang kelurusan dengan arah yang saa berdasarkan ketebalan sedien, elihat ketebalan sedien yang seakin tebal kearah baratlaut dan keiringan negatif anoali pseudogravity kelurusan ini indikasi bagian dari cekungan Suatra Utara yang berdekatan dengan Tinggian Asahan. Pada area kelurusan yang ditunjukkan dengan garis hita yang relatif berarah tiurlaut-baratdaya, peta pseudo-gravity, sedikit berbeda dengan patahan dan kelurusan pada peta ketebalan sedien dan struktur diana patahan yang uncul hanya patahan yang relatif pendek. Keungkinan lain anoali pseudo-gravity yang tibul erupakan bagian dari tubuh intrusi. Kelurusan itu pun bisa diinterpretasikan sebagai batas dari Tinggian Asahan dan cekungan Suatra Utara. Pada Area 3 eperlihatkan korelasi pola kelurusan dan keberadaan patahan baik dari peta pseudo-gravity aupun peta ketebalan sedien. Area dengan ketebalan sedien rendah erupakan posisi keberadaan P. Salahnaa dan yang tibul akibat intrusi dengan anoali pseudo-gravity yang tinggi. Struktur graben yang uncul pada peta ketebalan sedien berasosiasi dengan batas klosur anoali rendah pada bagian utara dan anoali tinggi pada bagian selatannya. Penerapan etoda ini eerlukan beberapa perlakuan dan asusi pada area tertentu sehingga tidak ada inforasi yang hilang dala proses transforasinya, seperti terlihat pada area 4, anoali agnetiknya eperlihatkan klosur anoali agnetik tinggi dan rendah yang berdapingan sehingga hasil transforasi hanya eberikan satu klosur anoali pseudo-gravity tinggi dan ini sangat bertolak belakang dengan data ketebalan sediennya, diana data ketebalan sedien yang tipis sangat tidak berkorelasi dengan anoali pseudo-gravity rendah. Data aslinya anoali agnetik total pada lokasi itu sangat tinggi yang berkorelasi dengan sedien tipis. Pola anoali pseudo-gravity yang erupakan hasil transforasi eperlihatkan bahwa anoali terdapat pada bagian tengah area ini, anoali pseudo-gravity yang endekati anoali gaya berat dala Gabar 8. erupakan yang telah elalui proses upward continuation ini bisa enjelaskan keungkinan anoali 70

7 disekitar erupakan anoali lokal pada area ini. KESIMPULAN Metoda transforasi pseudo-gravity sangat ebantu dala enganalisis kelurusan dan struktur patahan pada area ini begitu juga dengan konfigurasi Tinggian Asahannya, nilai anoali pseudo-gravity tinggi pada bagian tengah erat kaitannya dengan tinggian ini yang erupakan batas cekungan Suatera Utara dan Suatera Tengah. Pola kelurusan atau struktur yang uncul relatif berarah utara-selatan dan baratdaya-tiurlaut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis engucapkan teria kasih kepada Ir. Delyuzar Ilahude dan Ir. Joni Widodo, M.Si yang telah ebantu sehingga proses akuisisi data berlangsung, kepada Ti Peetaan Geologi Kelautan LP yang telah ebantu dala pelaksanaan kegiatan ini.. Tidak lupa beberapa rekan yang lain yang telah ebantu, dan tidak eungkinkan untuk disebutkan satu per satu. ACUAN Blakely, R.J, 1995, Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications, Cabridge University Press, United Kingdo. Budian. I, Nasution. J, Sobari. I dan Siaora, 000, W. H. Peta Anoali Gayaberat Indonesia Bagian Barat, Skala 1 : Pusat Penelitian dan Pengebangan Geologi, Bandung. Caeron, N. R., Aspden, J. A. Miswar & Rock, N. M. S. 1981, The Geology of the Tebingtinggi Quadrangle, Suatra (Quadrangle 0719) Scale 1: Geological Survey of Indonesia, Directorate of Mineral Resources, Geological Research and Developent Centre, Bandung. Clark C.G.K.dan S.A Ghazali, 198, Peta Geologi Peatang Siantar, Suatera Utara skala 1:50.000, Puslitbang Geologi, Bandung. Pertaina, Beicip, 1985, Hydrocarbon Potential of Western Indonesia Scale 1 : , Indonesia. Puslitbang Geologi Kelautan, 008, Peta Anoali Magnetik Total Skala 1 : , Bandung. Willias, H.H., Fowler, M. & Eubank, R.T. 1995, Characteristics of selected Palaeogene and Cretaceous lacustrine source basins of Southeast Asia. In: Labiase, J.J. (ed.) Hydrocarbon Habitat in Rift Basins, Geological Society, London, Special Publication. 71