UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) SECARA IN VIV0 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) SECARA IN VIV0 ABSTRAK"

Transkripsi

1

2

3 UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) SECARA IN VIV0 Dra. Lestari Rahayu, MS., Apt., Ni Made Dwi S, S.Si, M.Kes., Apt., Dr. Ros Sumarny, MS., Apt., Lili Yusnita Sari Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta. ABSTRAK Latar Belakang : Aktivitas fisik yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada manusia dan pada mencit. Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi produksi antioksidan. Antioksidan merupakan seperangkat sistem pertahanan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan oleh radikal bebas. Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma mencit yang diberi perlakuan dengan cara pemberian rebusan daun sambang getih selama 7 hari dan perenangan selama 55 menit pada hari ke-7. Metode : Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma dilakukan dengan cara pembagian 30 ekor mencit menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgbb, kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb, kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb, kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb, selama 7 hari dan dan perenangan selama 55 menit pada hari ke-7. Hasil : Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vivo didapat kadar MDA plasma kelompok normal sebesar 1,66±0,50 nmol/ml, kelompok kontrol negatif sebesar 5,67±0,30 nmol/ml, kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgbb sebesar 1,45±0,58 nmol/ml, kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb sebesar 1,99±0,21 nmol/ml, kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb sebesar 1,46±0,18 nmol/ml dan kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb sebesar 0,85±0,19 nmol/ml. Kadar MDA plasma kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgbb. Kesimpulan : Uji aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih menunjukkan bahwa kadar MDA plasma pada ketiga kelompok perlakuan dosis tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif vitamin C dosis 6,5 mg/kgbb. Kata kunci : Antioksidan, sambang getih, MDA Nama : Dra. Lestari Rahayu, MS.,Apt Institusi : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Alamat : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan tari2006@yahoo.com HP : Fax : Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 1

4 PENDAHULUAN Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada lintasan paling luar. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain seperti protein, lipid dan DNA (1). Dalam keadaan normal radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh tidak berbahaya dan penting untuk fungsi biologis seperti pengaturan pertumbuhan sel. Namun ketika diproduksi dalam jumlah yang berlebihan oleh sel, radikal bebas dapat menjadi berbahaya karena saat masuk ke dalam tubuh radikal bebas ini akan mencari pasangan elektron lain dengan mengambil elektron dari sel tubuh sehingga membentuk reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru (2). Beberapa sumber radikal bebas antara lain: polusi lingkungan (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik), sinar ultra violet matahari, radiasi, obat-obatan dan aktivitas fisik yang berlebih (3). Aktivitas fisik yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada manusia dan pada mencit (4). Stres oksidatif adalah suatu keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi produksi antioksidan (3 ). Peningkatan radikal bebas pada mencit dapat dilakukan dengan cara perenangan, karena ketika dimasukkan ke dalam bak renang, mencit akan mengalami stres dan berusaha untuk bertahan hidup dengan cara berenang sekuat tenaga (5). Dalam keadaan stres oksidatif akan menyebabkan perubahan pada berbagai senyawa antara lain protein dan lipid. Pada rantai asam lemak tak jenuh lapisan fosfolipid membran akan diserang oleh radikal hidroksil menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Produk hasil peroksidasi lipid dalam tubuh yang terdapat dalam bentuk bebas atau terkompleks dengan jaringan di dalam tubuh disebut malondialdehid (MDA). Keberadaan malondialdehid (MDA) ini bersifat toksik terhadap sel (6). Salah satu upaya untuk mengatasi bahaya potensial dari radikal bebas, tubuh dilengkapi oleh seperangkat sistem pertahanan yang dapat membatasi kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas yang disebut sebagai antioksidan (7). Sistem pertahanan antioksidan ini terbagi menjadi antioksidan enzimatik dan antioksidan nonenzimatik. Antioksidan enzimatik antara lain superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan katalase, sedangkan antioksidan non enzimatik diantaranya adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, albumin, glutation dan selenium (8). Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling banyak diteliti adalah golongan flavonoid (9). Senyawa tersebut banyak terdapat di dalam tumbuhtumbuhan salah satunya adalah sambang getih ( Hemigraphis bicolor Boerl.). Sambang getih merupakan tanaman asli Indonesia dan pada umumnya ditemukan tumbuh liar atau di tanam di halaman dan taman sebagai tanaman hias. Senyawa kimia yang terdapat dalam daun sambang getih Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 2

5 adalah flavonoid, polifenol dan tanin (10). Dibeberapa penelit ian menyebutkan tanaman yang mengandung flavonoid, polifenol dan tanin dapat memiliki aktivitas antioksidan (7,9). Pada penelitian ini ingin dilihat aktivitas antioksidan pada rebusan daun sambang getih secara in vivo dengan mengukur kadar malondialdehid (MDA). Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo dilakukan dengan mengukur kadar MDA dalam material biologi. Analisis MDA merupakan analisis radikal bebas secara tidak langsung dan mudah dalam menentukan jumlah radikal bebas yang terbentuk, analisis radikal bebas secara langsung sulit dilakukan karena senyawa radikal sangat tidak stabil dan reaksinya pun berjalan sangat cepat. Pengukuran kadar MDA dapat dilakukan dengan pereaksi thiobarbituric acid (TBA) membentuk senyawa MDA-TBA, senyawa ini berwarna merah muda yang dapat diukur intensitasnya dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Pengukuran kadar MDA telah digunakan secara luas sebagai indikator dari kerusakan oksidatif pada lemak tak jenuh sekaligus merupakan indikator keberadaan radikal bebas (6). BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rebusan daun sambang getih, vitamin C, eter, heparin, asam trikloroasetat (TCA) 20%, asam tiobarbiturat (TBA) 0.67%, tetraetoksipropan (MDA standar) dan aquadest. ALAT Sonde oral, alat sentrifuge, alat-alat bedah, bak renang, tabung reaksi, rak tabung, labu tentukur, kertas saring, pipet volume, pipet filler, alumunium foil, timbangan hewan, mikropipet, penangas air, lemari pendingin, tabung effendrof, timbangan analitik (AND GR 200), spektrofotometer Genesys 10UV. METODE PENELITIAN 1. Persiapan tanaman yang akan diuji a. Pengumpulan tanaman yang didapat dari Balai Penelitian Obat dan Aromatik (BALITRO). b. Determinasi tanaman untuk memastikan kebenaran simplisia dari tanaman yang akan digunakan dalam penelitian. Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 3

6 2. Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma. a. Pembuatan sediaan uji (rebusan daun sambang getih) Timbang ± 30 gram daun segar sambang getih, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai setengah dari volume awal, setelah dingin kemudian disaring, masukkan air rebusan daun sambang getih ke dalam wadah gelas atau botol. b. Persiapan hewan percobaan 1) Adaptasi hewan percobaan selama 1 minggu pada lingkungan laboratorium untuk membiasakan mencit hidup pada lingkungan baru dan diberi makan pelet standard dan minum. 2) Pengelompokan hewan percobaan 30 ekor mencit yang sehat dibagi dalam 6 kelompok yang masing-masing terdiri atas 5 ekor, yaitu: Kelompok I : Kelompok kontrol normal yang diberi aquadest. Kelompok II : Kelompok kontrol negatif yang diberi aquadest dan perenangan selama 55 menit pada hari ke-7. Kelompok III : Kelompok kontrol positif yang diberi vitamin C 6,5mg/kgBB per-oral setiap hari selama 7 hari dan selama 55 menit pada hari ke-7. perenangan Kelompok IV : Kelompok yang diberi rebusan daun sambang getih dosis 1,95 g/kgbb per-oral setiap hari selama 7 hari dan perenangan selama 55 menit pada hari ke-7. Kelompok V : Kelompok yang diberi rebusan daun sambang getih dosis 3,9 g/kgbb per-oral setiap hari selama 7 hari dan perenangan selama 55 menit pada hari ke 7. Kelompok VI : Kelompok yang diberi rebusan daun sambang getih dosis 7,8 c. Pengambilan sampel darah, g/kgbb per-oral setiap hari selama 7 hari dan perenangan selama 55 menit pada hari ke 7. 1) Mencit dieutanasia dengan eter lalu diletakkan telentang pada papan bedah, bagian dada dan perut diolesi dengan alkohol 70% dan dilakukan pembedahan. 2) Darah diambil dari jantung menggunakan jarum suntik dan ditempatkan dalam tabung sentrifuse yang telah diberi antikoagulan heparin, darah yang diperoleh disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, setelah terpisah lapisan atas (plasma) yang berwarna bening kekuningan diambil untuk pengukuran kadar MDA. Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 4

7 d. Pengukuran aktivitas antioksidan secara in vivo 1) Kadar MDA plasma yang diukur menurut metode Wills. 200 µl larutan sampel (plasma) ditambahkan 1 ml trikloroasetat (TCA) 20% dan 2 ml asam tiobarbiturat (TBA) 0,67%. 2) Larutan dicampur homogen dan dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit. 3) Setelah dingin disentrifuse pada 3000 rpm selama 10 menit. Filtrat yang berwarna merah muda diukur serapannya pada panjang gelombang 532 nm menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Kadar MDA dihitung dengan menggunakan kurva baku MDA dengan konsentrasi 0; 0,025; 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,8 dan 1,6 nmol/ml (10). TAHAP PENELITIAN 1. Persiapan tanaman yang akan diuji a. Pengumpulan tanaman yang didapat dari Balai Penelitian Obat dan Aromatik (BALITRO). b. Determinasi tanaman untuk memastikan kebenaran simplisia dari tanaman yang akan digunakan dalam penelitian. c. Pembuatan larutan sediaan uji (rebusan daun sambang getih). 2. Persiapan hewan percobaan a. Adaptasi hewan percobaan selama 1 minggu dilakukan untuk membiasakan mencit hidup pada lingkungan baru. b. Pemberian sediaan uji rebusan daun sambang getih secara oral selama 7 hari pada hewan percobaan. c. Peningkatan kadar MDA plasma dengan cara perenangan. d. Pengambilan sampel darah. 3. Pengujian aktivitas antioksidan secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DETERMINASI TANAMAN Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 5

8 Determinasi tanaman dilakukan di Pusat Penelitian Biologi Herbarium Bogoriense Bidang Botani LIPI Cibinong, Bogor dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran jenis dari tanaman yang digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sambang getih (Hemigraphis bicolor Boerl.) dari suku Acanthaceae. B. PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VIVO DENGAN MENGUKUR KADAR MDA PLASMA Hasil uji kenormalan dan homogenitas data MDA yang diperoleh menunjukkan data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, sehingga data dianalisis dengan statistik nonparametrik menggunakan uji Kruskal Wallis Tabel 1. Hasil pengukuran kadar MDA plasma (nmol/ml) No Kadar MDA plasma (nmol/ml)pada kelompok ke I II III IV V VI 1 2,2540 5,4050 0,7715 1,9508 1,2433 0, ,3950 5,3700 1,0580 1,7823 1,3780 0, ,9675 6,0445 1,3445 1,8497 1,7318 1, ,7150 5,6065 2,2035 2,0856 1,5128 0, ,9570 5,9095 1,8665 2,3214 1,4286 0,5526 8, ,3355 7,2440 9,9898 7,2945 4,2622 Rata-rata 1,6577 5,6671 1,4488 1,9980 1,4589 0,8524 SD 0,5037 0,3008 0,5845 0,2139 0,1812 0,1933 Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 6

9 Gambar 1. Hasil pengukuran kadar MDA plasma Keterangan : I : Kelompok kontrol normal yang diberikan aquadest. II : Kelompok kontrol negatif. III : Kelompok kontrol positif, yang diberi vitamin C 6,5 mg/kgbb. IV : Kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb. V : Kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb. VI : Kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb Gambar 1. memperlihatkan bahwa kadar MDA antara kelompok II (5,6671±0,3008) berbeda dengan kadar MDA kelompok III (1,4488±0,5845), kelompok IV (1,9980±0,2138), kelompok V (1,4589±0,1812) dan kelompok VI (0,8524±0,1933). Tabel 2. Hasil uji statistik beda rata-rata kadar MDA plasma (nmol/ml) antar kelompok Kelompok Median I II III IV V VI I 0,8289 II 2,8336 III 0,7244 * IV 0,9990 * V 0,7295 * * VI 0,4262 * * * Keterangan : * (ada perbedaan bermakna pada α=0,05) Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 7

10 Tabel 2. memperlihatkan ada atau tidaknya perbedaan antara masing-masing kelompok terhadap kadar MDA yang telah diuji secara statistik. Antara kelompok II (kelompok kontrol negatif) dengan kelompok III (kelompok kontrol positif), kelompok IV (kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb), kelompok V (kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb) dan kelompok VI (kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb) menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Antara kelompok III (kelompok kontrol positif) dengan kelompok IV (kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb), kelompok V (kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb) dan kelompok VI (kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna. Antara kelompok IV (kelompok perlakuan dosis 1,95 g/kgbb ) dengan kelompok V (kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb) dan kelompok VI (kelompok perlakuan dosis 7,8 g/kgbb) menunjukkan adanya perbedaan bermakna, begitu pula antara kelompok V (kelompok perlakuan dosis 3,9 g/kgbb) dengan kelompok VI (kelompok perlakua n dosis 7,8 g/kgbb) juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Dalam penelitian ini ingin dilihat kemampuan antioksidan dari luar tubuh (antioksidan eksogen) dalam mengatasi bahaya potensial dari radikal bebas. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif, akibatnya kerusakan sel akan dihambat. Sistem pertahanan antioksidan dibagi menjadi antioksdian endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan endogen antara lain superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan katalase, sedangkan antioksidan eksogen antara lain (vitamin E, vitamin C, flavonoid, polifenol,dll). Antioksidan endogen merupakan sistem pertahanan utama (primer) terhadap kondisi stres oksidatif yan g bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas yang baru, sedangkan antioksidan eksogen merupakan antioksidan sekunder yang bekerja dengan cara membantu antioksidan endogen ketika jumlah antioksidan endogen tidak mampu mengatasi jumlah radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Radikal bebas merupakan senyawa oksidan kuat yang dapat menimbulkan kerusakan pada senyawa-senyawa yang ada di dalam tubuh jika, jumlahnya melebihi jumlah antioksidan di dalam tubuh (stres oksidatif). Namun, keberadaan radikal bebas juga diperlukan oleh tubuh bila jumlahnya seimbang dengan antioksidan, contohnya untuk membunuh komponen patogen yang menginvasi tubuh (11). Dalam penelitian ini peningkatan kadar MDA plasma pada kelompok kontrol negatif menunjukkan terjadinya peningkatan oksidasi lemak tak jenuh yang banyak terdapat didalam membran. Hal ini terjadi karena pemberian stressor pada mencit melalui aktivitas fisik yang berlebih dengan cara perenangan selama 55 menit, dimana aktivitas fisik yang berlebih ternyata Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 8

11 dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh ( 12), karena ketika mencit dimasukkan ke dalam bak renang, mencit akan mengalami stres dan berusaha untuk bertahan hidup dengan cara berenang sekuat tenaga (5). Kelompok yang diberikan antioksidan rebusan daun sambang getih dan vitamin C menunjukkan terjadinya pencegahan oksidasi lemak tak jenuh. Daun sambang getih mengandung senyawa flavonoid dan polifenol (10). Vitamin C, flavonoid dan polifenol merupakan antioksidan eksogen dimana senyawa tersebut memiliki kemampuan untuk menangkal radikal bebas seperti superoksida dan radikal hidroksil, menghambat peroksidasi lipid dan menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas (13). Pencegahan oksidasi lemak tak jenuh pada kelompok yang diberikan rebusan daun sambang getih sama dengan pencegahan oksidasi lemak tak jenuh pada kelompok yang diberikan vitamin C. hal ini menunjukkan bahwa rebusan daun sambang getih memiliki kemampuan sama dengan vitamin C yang telah terbukti efektif sebagai antioksidan. SIMPULAN Uji aktivitas antioksidan rebusan daun sambang getih yang diuji secara in vivo dengan mengukur kadar MDA plasma menunjukkan bahwa kadar MDA plasma pada kelompok perlakuan dosis tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif vitamin C. DAFTAR PUSTAKA 1. Harjanto. Pemulihan stress oksidatif pada latihan olahraga. Jurnal Kedokteran Yarsi.2004;12(3):82,83&85 2. Agus Zainal AN. Stress oksidatif dan penyakit degenerative: Suatu tinjauan biokimia. Jurnal Kedokteran Yarsi.2002;10(3):69 3. Sugianto NL. Pemberian jus delima merah ( punica granatum) dapat meningkatkan kadar glutation peroksidase darah pada mencit (Mus musculus) dengan aktivitas fisik maksimal (tesis). Denpasar: Program Pascasarjana;2011.h.3&5. 4. Senturk UK, Gunduz F, Kuru O, Aktekin MR, Kipmen D, Yalcin O, et al. Exercise induced oxidative stress affects erythrocytes in sedentary rats but not exercise-trained rats. J Appl Physiol;2001; 91. Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 9

12 5. Kurnianingsih. Uji efek tonikum suspensi ekstrak batang brotowali ( Tinospora crispa (L.) Miers. Ex Hook.f. & Thoms) terhadap ketahanan berenang mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY (skripsi). Depok: FMIPA Departemen Biologi Universitas Indonesia; 2006.h Prangdimurti E, pratiwi D, Zamhoor H, Pertiwi K, Dewi R, Nugroho G. Pengaruh protein ransum dan pemberian teh hijau terhadap kadar malondialdehid (MDA) organ hati tikus percobaan. Makalah Kimia Organik bahan Alam 2009;h Ahmad A, Patong Rauf. Aktivitas antikanker senyawa bahan alam kurkumin dan analognya pada tingkat molekuler. Jurnal Kedokteran Yarsi.2006;14(2): Nisma F, Situmorang A, Fajar M. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70% bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) berdasarkan aktivitas SOD (superoxyd dismutase dan kadar MDA pada sel darah merah domba yang mengalami stress oksidatif secara in vitro (Skripsi). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka; 2011.h Nurhasana F, Syamsudin. Efek antioksidan dari ekstrak biji petai cina (Leucaena leucocephala L) Pada Tikus Putih. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.2004;3(1): Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. Inventaris tanaman indonesia. Jilid I. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI; 1991.h Winarsi H. Antioksidan alami dan radikal bebas potensi dan aplikasinya dalam kesehatan. Yogyakarta: Kanisius; ,14& Jawi IM, Ngurah IB, Sutirtayasa IWP, RaiManuaba IB. aktivitas fisik maksimal akut dapat meningkatkan kadar SGOT SGPT dan menimbulkan degenerasi sel hati mencit. Jurnal Kedokteran Yarsi.2006;14 (3): Yuhernita. Analisis senyawa metabolit sekunder dari ekstrak metanol daun surian yang berpotensi sebagai antioksidan. Makara, sains 2011;15(1): Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 10

13 Dipresentasikan pada acara Kongres Nasional XIV Hal. 11

14

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) DAN SAMBANG SOLOK (Aerva sanguinolenta (L.) Blume) SECARA IN VITRO

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) DAN SAMBANG SOLOK (Aerva sanguinolenta (L.) Blume) SECARA IN VITRO UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN REBUSAN DAUN SAMBANG GETIH (Hemigraphis bicolor Boerl.) DAN SAMBANG SOLOK (Aerva sanguinolenta (L.) Blume) SECARA IN VITRO Ni Made Dwi Sandhiutami, Lestari Rahayu, Tri Oktaviani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2016, hlm ISSN

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2016, hlm ISSN JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2016, hlm. 26-32 ISSN 1693-1831 Vol. 14, No. 1 Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit diawali oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. 1 Aktivitas fisik dapat memberi pengaruh positif pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009 PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK n-heksana DAN METANOL DAUN KELADI TIKUS Oleh: Drs. Ahmad Musir, MS, Apt Dra. Yunahara Farida, M.Si, Apt Dra. Titiek Martati, M.Si, Apt Bernard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini rimpang jahe merah dan buah mengkudu yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol menghasilkan rendemen ekstrak masing-masing 9,44 % dan 17,02 %.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN Pengukuran aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan pada keadaan hipoksia hipobarik akut berulang ini dilakukan berdasarkan metode Mates et al. (1999) yang dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini meningkatnya pencemaran lingkungan berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal bebas secara alami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas. Salah satu jenis minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan martabat manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temulawak termasuk salah satu jenis tumbuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Temulawak sudah lama dimanfaatkan oleh mereka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi 1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar sel. 1 Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : sonde lambung, spuit (Terumo), pipet mikro (Propette), pipet pasteur, pipet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Gizi dan 1.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH Dian Pratiwi, Lasmaryna Sirumapea Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akses terhadap obat merupakan salah satu hak azasi manusia. Obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi terjadi peningkatan jumlah industri, akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh BAB 1 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh adanya hiperglikemia akibat defisiensi sekresi hormon insulin, kurangnya respon tubuh terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini di jaman yang sudah modern terdapat berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijual di pasaran. Rasa manis tentunya menjadi faktor utama yang disukai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pengujian nilai LD 50 Dari pengujian yang dilakukan menggunakan dosis yang bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada hewan coba dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Diduga hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

POSTER (Kode : H-03) DAYA ANTIOKSIDAN SENYAWA LUTEIN DARI BUNGA KENIKIR (Tagetes erecta L,.) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG MENGALAMI HIPERKOLESTEROLEMIK

POSTER (Kode : H-03) DAYA ANTIOKSIDAN SENYAWA LUTEIN DARI BUNGA KENIKIR (Tagetes erecta L,.) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG MENGALAMI HIPERKOLESTEROLEMIK MAKALAH PENDAMPING POSTER (Kode : H-03) ISBN : 978-979-1533-85-0 DAYA ANTIOKSIDAN SENYAWA LUTEIN DARI BUNGA KENIKIR (Tagetes erecta L,.) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG MENGALAMI HIPERKOLESTEROLEMIK Kusmiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulseratif (KU) termasuk salah satu penyakit peradangan usus yang menahun yaitu Inflammatory Bowel Disease (IBD) / penyakit inflamasi usus. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm, sulfur dioksida (SO2), ozon troposferik, karbon monoksida (CO),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, perilaku merokok terus meningkat dan telah menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah populasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga cenderung bereaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam, salah satunya kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol telah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi angka konsumsi minuman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lainnya. Penyakit ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

Uji Toksisitas Akut, Aktivitas Antioksidan In Vitro dan Efek Rebusan Bunga Kemboja Merah (Plumeria rubra L.) terhadap Kadar Malondialdehid

Uji Toksisitas Akut, Aktivitas Antioksidan In Vitro dan Efek Rebusan Bunga Kemboja Merah (Plumeria rubra L.) terhadap Kadar Malondialdehid JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2014, hlm. 43-49 ISSN 1693-1831 Vol. 12, No. 1 Uji Toksisitas Akut, Aktivitas Antioksidan In Vitro dan Efek Rebusan Bunga Kemboja Merah (Plumeria rubra L.) terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya reaksi oksidasi

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting untuk pertumbuhan maupun untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi insulin, kurangnya sensitivitas insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian dengan kontribusi sebesar 13 % kematian dari 22 % kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia. Insidensi penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : -Laboratorium Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok saat ini menjadi masalah yang terus - menerus dibicarakan di berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health Organization (2012), Indonesia menduduki

Lebih terperinci