HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG"

Transkripsi

1 IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan April - Mei Pelaksanaan percobaan utama telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2012 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Laboratorium Penilaian Indera, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Uji, dan Laboratorium In Vivo-Pilot Plan, Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran Alat dan Bahan Percobaan Bahan-Bahan Perobaan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian utama terdiri dari : butter, margarin, gula tepung, susu cair, susu skim, starter murni (L. bulgaricus, S. thermophilus, dan L. acidophilus), tepung bonggol pisang varietas batu dengan ciriciri berwarna putih di bagian dalamnya, tekstur keras tapi masih mudah dalam pemotongannya dan berumur 8-12 bulan setelah ditanam, tepung ubi jalar kuning varietas kuningan, konsentrat protein whey (KPW 80%), susu full krim, air, minyak nabati, gula tepung, garam, kuning telur dan bahan pengembang (baking powder dan baking soda)), tikus putih galur Wistar, pakan tikus (susu skim, minyak jagung, CMC (carboxy metil cellulosa) tablet Bekamin 10, tepung maizena, dan campuran mineral : NaCl, KI, KH2PO4, MgSO4 anhidrid, CaCO3, FeSO47H2O, MnSO47H2O, ZnSO47H2O, CuSO47H2O, CoC126H2O ), air minum, sekam padi, yogurt probiotik komersial. 40 FTIP001650/057

2 41 Bahan untuk keperluan analisis fisik dan kimia yaitu, HCl 0,1 M, NaOH 60% 0,1 M, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, kertas saring, K2SO4, H2SO4 pekat, H3BO3 3%, Na2S2O3, metilen blue, dan alkohol. Bahan untuk keperluan analisis mikrobiologi, yaitu MRS agar, larutan pengencer NaCl Fis 0,85% Alat-alat Percobaan Peralatan yang digunakan untuk penelitian utama terdiri dari : objek glass, batang pengaduk, pipet, ose, pipet leukosit, sonde lambung, suntikan, gunting bedah, pinset anatomi dan fisiologis, vaquette dengan antikoagulan heparin, hemositometer, mikro pipet, pipet tetes, spatula, sendok, beker glass, gelas ukur, erlenmeyer, cawan porselin, labu ukur, bunsen, kertas saring, kain saring, masker, sarung tangan karet, Styrofoam, plastik, pisau, mangkuk, talenan, tempat makan, tempat minum, ph meter, buret, cetakan biskuit, loyang, baskom plastik, roller pin, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, tabung silinder kimia, tabung Soxhlet, labu Kjeldhal, hotplate, mixer, neraca analitik, ayakan 80 mesh dan 120 mesh, counter colony, oven listrik, tanur, kandang tikus, desikator, water bath, autoclave, inkubator, refrigator, oven tipe kabinet Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif tanpa uji lanjutan. Metode ini menggunakan 5 jenis perlakuan dengan 2 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan terhadap tikus putih adalah : M0 : Ransum standar (sebagai kontrol negatif) M1 : Ransum standar + krim probiotik yang berasal dari yogurt komersial + biskuit (sebagai kontrol positif) M2 : Ransum standar + krim probiotik (konsentrasi starter yogurt 3%) + biskuit FTIP001650/058

3 42 M3 : Ransum standar + krim probiotik (konsentrasi starter yogurt 4%) + biskuit M4 : Ransum standar + krim probiotik (konsentrasi starter yogurt 5%) + biskuit Tikus putih akan melalui masa adaptasi selama 7 hari, dimana selama masa adaptasi masing-masing tikus akan ditempatkan pada kandang yang terpisah, diberi makan berupa ransum standar sebanyak 10 g/ekor/hari dan air minum. Tujuan dari masa adaptasi ini adalah untuk membiasakan pola makan dan minum serta lingkungan hidup bagi tikus agar homogen sehingga tidak mempengaruhi hasil penelitian. Setelah masa adaptasi tikus akan melalui masa perlakuan selam 7 hari. Tikus putih diberi asupan sesuai dengan perlakuan sebanyak dua kali dalam sehari (pagi dan sore) dengan rentang waktu 7 jam, selama 7 hari. Setelah itu, tikus dimatikan (dislokasi), kemudian dilakukan pembedahan untuk mengambil darah yang terdapat pada pembuluh vena dan feses yang terdapat pada usus besar untuk penghitungan jumlah leukosit, diferensiasi leukosit, dan pengujian TPC pada feses. Data yang didapat dari perlakuan tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang. Diagram batang akan menunjukkan biskuit bonggol pisang berisi krim yogurt probiotik yang mengandung konsentrasi starter berapakah yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri asam laktat dalam sistem pencernaan dan tingkat imunitas hewan percobaan yang paling baik Pelaksanaan Percobaan Percobaan Pendahuluan Percobaan pendahuluan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: tahap pembuatan tepung bonggol pisang dan tepung ubi jalar, serta tahap pembuatan krim probiotik yang terdiri dari tahap pembuatan yogurt probiotik, pembuatan krim FTIP001650/059

4 43 probiotik, dan pengujian viabilitas BAL (Bakteri Asam Laktat) pada krim probiotik. Prosedur pelaksanaan percobaan pendahuluan beserta data pengamatan disajikan pada Lampiran Percobaan Utama 1. Pembuatan Yogurt Probiotik A. Persiapan Starter Tahap pesiapan starter murni terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pemeliharaan starter dan tahap pembuatan starter murni siap pakai. Tahap proses persiapan starter disajikan pada Gambar 7, dengan uraian sebagai berikut : Penusukan starter pada media MRS chalk semi solid Inkubasi starter pada suhu 37ºC selama 24 jam Penyimpanan dalam refrigerator (T : ±4 C) Untuk Penumbuhan kembali, diambil 1 loop starter Inokulasi pada media MRS Broth Inkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam Starter murni siap dipakai Gambar 7. Diagram Alir Pemeliharaan Starter (Heriyadi et al., 2001) a. Tahap pemeliharaan starter dilakukan dengan penusukan 1 loop starter pada media MRSA chalk semi solid dan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. FTIP001650/060

5 44 dari tahapan ini dapat diperoleh starter stok. Starter stok ini dapat disimpan dalam refrigator pada suhu 5 C dan dapat digunakan selama 8 minggu. Penyegaran starter stok dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media MRSA chalk semi solid baru. b. Tahap aktivasi starter bakteri (starter murni siap pakai). Starter bakteri diaktifkan melalui penyegaran dengan cara ditumbuhkan dalam media de Mann Rogossa Sharp Broth (MRSB) dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Starter bakteri perlu disegarkan hingga berumur 24 jam sebelum diinokulasikan ke dalam susu murni sebagai starter. B. Pembuatan Starter Starter yang digunakan selama penelitian dibuat dari starter murni (L. bulgaricus, S. thermophilus, dan L. acidophilus) yang telah dipindahkan ke dalam susu skim sebanyak dua tahap. Tahap pertama adalah transformasi starter murni menjadi starter induk dan tahap kedua adalah transformasi dari starter induk menjadi starter kerja. Tahap proses pembuatan starter dapat dilihat pada Gambar 8, dengan uraian sebagai berikut : FTIP001650/061

6 45 1% Starter Murni Tunggal (L. bulgaricus/l. acidophilus/s. thermophilus) Penambahan starter ke dalam 50 ml susu skim ( konsentrasi10%) steril Inkubasi starter L. acidophilus ( T : 37-38ºC t : 24 jam) Inkubasi starter L. bulgaricus dan S. thermophilus ( T : 43-45ºC t : 24 jam) Starter Induk Inokulasi 5% starter induk ke dalam 100 ml susu skim (konsentrasi10%) steril Inkubasi starter L. bulgaricus dan S. thermophilus ( T : 43-45ºC t : 24 jam) Inkubasi starter L. acidophilus ( T : 37-38ºC t : 24 jam) Starter Kerja (L. bulgaricus/l. acidophilus/s. thermophilus) Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Starter (Modifikasi Heriyadi et al., 2001) a. Sterilisasi alat dan bahan yang terdiri dari : bekker gelas 50 ml dan 100 ml, serta 50 ml dan 100 ml susu skim konsentrasi 10%. Transformasi starter murni menjadi starter induk dibutuhkan 50 ml larutan susu skim 10% untuk 1 jenis starter bakteri dan 100 ml larutan susu skim 10% untuk transformasi starter induk menjadi starter kerja untuk masing-masing starter bakteri. b. Penambahan l% (0,5 ml) starter murni dari masing-masing bakteri ( L. bulgaricus, L. acidophilus, atau S. thermophilus) ke dalam 50 ml larutan susu FTIP001650/062

7 46 skim 10% serta dilakukan homogenisasi dengan cara menggerakkan bekker gelas membentuk angka delapan pada meja sebanyak 20 kali. c. Inkubasi tahap pertama yaitu transformasi untuk menjadi starter induk dilakukan selama 24 jam pada suhu C untuk kultur induk L. bulgaricus dan S. thermophilus, sedangkan untuk L. acidhophilus selama 24 jam pada suhu C. d. Penambahan 5% starter induk (5 ml) pada 100 ml larutan susu skim 10% untuk transformasi tahap kedua yaitu membuat starter induk menjadi starter kerja. e. Inkubasi starter induk untuk menjadi starter kerja selama 24 jam pada suhu C untuk kultur induk L. bulgaricus dan S. thermophilus, sedangkan untuk L. acidhophilus selama 24 jam pada suhu C. f. Starter siap digunakan langsung atau dapat disimpan dalam refrigator. C. Proses Pembuatan Yogurt Probiotik Proses pembuatan yogurt probiotik dengan perlakuan penambahan susu skim sebanyak 5%, Perlakuan konsentrasi starter 3%, 4%, dan 5% dengan jenis bakteri yang digunakan adalah L. bulgaricus, S. thermophilus, dan L. acidophilus dengan perbandingan 1:1:1 v/v. Tahap proses pembuatan yogurt probiotik disajikan pada Gambar 9, dengan uraian sebagai berikut : FTIP001650/063

8 47 Susu Segar Susu skim 5% b/v Pasteurisasi T : C ; t : 15 menit Starter campuran L. bulgaricus:s. thermophilus:l. acidophilus = 1:1:1 dengan konsentrasi 3%,4%,5% v/v Pendinginan Susu hingga T : C t : ± 30 menit Inokulasi Inkubasi Tahap 1 T : 37 C ; t : 1 jam Inkubasi Tahap 2 T : C ; t : 2 jam Yogurt Probiotik Gambar 9. Proses Pembuatan Yogurt Probiotik (Modifikasi Hadiwiyoto, 1983) a. Pasteurisasi susu segar yang telah ditambahkan 5% b/v susu skim dengan suhu C selama 15 menit. Tahap pasteurisasi (pemanasan) ini bertujuan untuk menghancurkan dan menginaktivasi organisme yang tidak diinginkan yang dapat berkompetisi dengan bakteri yogurt. Selain itu, pemanasan juga mempengaruhi protein dalam susu untuk mengikat air sehingga diperoleh curd yang lebih kompak dan suhu pemanasan yang tinggi dapat membebaskan oksigen sehingga menciptakan kondisi anaerob selama fermentasi (Helferich and Westhoff, 1980). b. Pendinginan susu hingga suhu mencapai C yang bertujuan untuk memberikan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri starter. Pendinginan susu dilakuan dengan cara merendam beker glass yang berisi susu pada wadah yang FTIP001650/064

9 48 berisi air, kemudian air diganti dengan yang baru setelah air menjadi lebih hangat, hal ini dilakukan beberapa kali hingga suhu susu mencapai C ± 30 menit. c. Inokulasi starter kerja (L. acidophilus, L. bulgaricus, dan S. thermophilus) dengan perbandingan 1 : 1 : 1 sebanyak 3%, 4%, atau 5% v/v. d. Inkubasi dilakukan dengan dua tahap, yaitu pada suhu 37 C selama 1 jam kemudian dilanjutkan dengan suhu C selama 2 jam. tujuan dari inkubasi tahap pertama adalah untuk mengoptimalkan suhu bagi pertumbuhan bakteri L. acidophilus sedangkan tahap kedua untuk mengoptimalkan suhu pertumbuhan bagi L. bulgaricus, dan S. thermophilus. 2. Pembuatan Krim Probiotik Formula yang digunakan dalam pembuatan krim, yaitu 75 gram gula halus, 10 gram margarine, 10 gram butter unsalted, dan yogurt probiotik dengan berbagai konsentrasi perlakuan. Tahap proses pembuatan krim dapat dilihat pada Gambar 10, dengan uraian sebagai berikut: 10 g Butter + 10 g Margarin Pengadukan dengan horizontal mixer kecepatan rendah (posisi 1) selama 1 menit 75 g gula tepung + 5 ml yogurt probiotik Pengadukan dengan kecepatan tinggi (posisi 5) selama 2 menit Pengadukan dengan kecepatan rendah (posisi 1) selama 1 menit Pengadukan dengan kecepatan tinggi (posisi 5) selama 3 menit Krim Probiotik Gambar 10. Diagram Proses Pembuatan Krim Probiotik Biskuit Sandwich (Modifikasi Rieuwpassa, 2005) FTIP001650/065

10 49 a. Penyiapan bahan, meliputi tahap penimbangan bahan-bahan yang digunakan yaitu: gula halus sebanyak 100 g, margarin 10 g, butter unsalted 10 g, dan yogurt probiotik dengan berbagai konsentrasi perlakuan. b. Pencampuran bahan I, yaitu mencampurkan bahan seperti margarin dan butter unsalted yang dikocok dengan mixer selama 1 menit, dengan kecepatan sampai kedua bahan tercampur merata. c. Pengocokkan tahap I, yaitu mengocok bahan I dengan kecepatan tinggi selama 2 menit. d. Pencampuran bahan II, yaitu mencampurkan bahan seperti gula halus dan yogurt probiotik yang dikocok dengan mixer selama 1 menit, dengan kecepatan sampai kedua bahan tercampur merata. e. Pengocokkan tahap II, yaitu mengocok bahan-bahan yang telah tercampur di atas dengan kecepatan tinggi selama 3 menit sampai terbentuk krim. 3. Pembuatan Biskuit Tepung Komposit Berisi Krim Probiotik a. Formula yang digunakan adalah 55 g tepung bonggol pisang, 45 g tepung ubi jalar, 70 g gula tepung, 50 g minyak nabati, 40 g susu full krim, 30 g kuning telur, 48 g air, 0,8 g garam, 0,7 g baking soda, 0,5 g baking powder dan 16 g KPW 80 (perhitungan jumlah penambahan KPW 80 dapat dilihat pada Lampiran 1). Prosedur pembuatan biskuit selengkapnya terdapat pada Gambar 11. FTIP001650/066

11 50 70 g Gula tepung, 50 g Minyak nabati, dan 0,8 g Garam 40 g Susu full krim 30 g Kuning telur 55 g Tepung bonggol pisang 45 g Tepung ubi jalar 16 g KPW 80 0,7 g Baking soda 0,8 g Baking powder Pencampuran Bahan I (Pengadukan dengan mixer kecepatan tinggi sampai tebentuk krim selama 10 menit) Pencampuran Bahan II (Pengadukan dengan mixer kecepatan rendah selama 4 menit) Pencampuran Bahan III 48 g Air Pembuatan adonan (Penambahan air sedikit demi sedikit) Aging (15-30 menit) Pencetakan Pemanggangan T : 160 C ; t : menit Pendinginan Biskuit bonggol pisang Krim Probiotik Sandwiching Biskuit Sandwich Probiotik Pengemasan Gambar 11. Proses Pembuatan Biskuit Tepung Komposit Berisi Krim Probiotik (Modifikasi Juwita, 2010) FTIP001650/067

12 51 Prosedur pembuatan biskuit bonggol pisang hasil penelitian Jasmin (2010) selengkapnya meliputi : b. Penyiapan bahan Penyiapan bahan meliputi tahap penimbangan bahan-bahan yang digunakan yaitu: tepung bonggol pisang, tepung ubi jalar, garam, gula tepung, minyak nabati, susu full krim, kuning telur dan bahan pengembang (baking powder dan baking soda). c. Pencampuran bahan I Pencampuran bahan I yaitu mencampurkan bahan seperti gula tepung, garam dan minyak nabati yang diaduk dengan mixer (10 menit) sampai terbentuk krim. d. Pencampuran bahan II Penambahan susu full krim dan kuning telur ke dalam krim, lalu diaduk kembali sampai tercampur halus (4 menit). e. Pencampuran bahan III Penambahan tepung bonggol pisang, tepung ubi jalar, dan konsetrat whey protein dengan imbangan yang telah ditentukan, juga ditambahkan bahan pengembang. f. Pembentukan adonan Pembentukan adonan ini dilakukan dengan mengaduk bahan-bahan yang telah tercampur diatas dengan menggunakan air sedikit demi sedikit hingga terbentuk adonan yang merata. g. Aging (15-30 menit) Setelah adonan terbentuk, dilakukan proses aging. Aging diperlukan untuk memberi kesempatan kepada bahan pengembang untuk bekerja. FTIP001650/068

13 52 h. Pencetakkan Sebelum dicetak, adonan yang telah diaging mengalami penipisan terlebih dahulu sampai diperoleh ketebalan yang diinginkan yaitu sekitar 3 mm, lalu dicetak. i. Pemanggangan Pemanggangan pada pembuatan biskuit dilakukan dengan menggunakan oven listrik suhu 160oC selama menit. Pada waktu pemanggangan struktur biskuit akan terbentuk akibat gas yang dilepaskan oleh bahan pengembang dan uap air akibat kenaikan suhu. j. Pendinginan Pendinginan dilakukan dengan cara mendiamkan biskuit yang baru keluar dari oven pada suhu ruang (25 C) selama ± 10 menit. Tahap pendinginan bertujuan untuk menurunkan suhu biskuit dan mengeraskan biskuit akibat memadatnya gula dan lemak. k. Sandwiching Sandwiching biskuit dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan kantong penyemprot krim. Krim yang sudah ditimbang diletakkan di tengahtengah biskuit yang akan menjadi dasar, kemudian biscuit bagian atas diletakkan di atas krim sambil diputar dan agak sedikit ditekan sehingga krim menyebar secara merata. l. Pengemasan Pengemasan biskuit bertujuan untuk melindungi dari kerusakan dan penyimpangan mutu. Menurut Manley (1983), biskuit termasuk produk yang mudah menyerap air dan oksigen sehingga bahan pengemasnya harus memenuhi FTIP001650/069

14 53 beberapa syarat antara lain kedap air, kedap oksigen, kedap terhadap komponen volatil terutama bau-baun, kedap terhadap sinar matahari, dan mampu melindungi produk dari kerusakan mekanis. Bahan pengemas yang dapat digunakan untuk mengemas biskuit antara lain : plastik jenis polipropilen, alumunium foil, kertas minyak, karton berlipat, dan kaleng berbentuk persegi dan bulat. Bahan kemasan tersebut dapat berperan sebagai kemasan primer atau kemasan sekunder. 4. Pengujian Secara In Vivo Pengujian In Vivo pada penelitian ini menggunakan tikus putih jantan galur Wistar, dengan persyaratan, usia 6 minggu sebanyak 10 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 ekor tikus. Setiap ekor tikus mempunyai kandang yang terpisah. Selama penelitian, hewan percobaan dipelihara pada suhu kamar, diberi pakan ransum standar (Tabel 5) sebanyak 10g/ekor/hari dan air minum berupa akuades steril selama tahap adaptasi dan masa perlakuan secara ad libitum. Ransum yang diberikan sesuai dengan kegutuhan gizi tikus. Tabel 5. Komposisi Ransum Standar Bahan Ransum Kasein (sumber protein) Minyak jagung (sumber lemak) Selulosa (sumber serat) Campuran mineral (sumber mineral) Tablet Bekamin 10 (sumber vitamin) Air Pati jagung (sumber karbohidrat) Jumlah (%) Sumber : Muchtadi et al., (1989) FTIP001650/070

15 54 Komposisi campuran mineral yang diberikan pada pakan tikus dibuat menurut Muchtadi et al., (1989) tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi Campuran Mineral Pada Ransum Tikus Jenis Mineral NaCl KI KH2PO4 MgSO4 anhidrid CaCO3 FeSO47H2O MnSO47H2O ZnSO47H2O CuSO47H2O CoC126H2O Jumlah Mineral (g) 139,3 0, ,3 381,4 27 4,01 0,548 0,477 0,023 Sumber : Muchtadi et al., (1989) Setelah masa perlakuan selesai, tikus dimatikan dengan cara dislokasi cervicalis, kemudian dilakukan pembedahan untuk mengambil darah yang terdapat pada pembuluh vena dan untuk mengambil feses yang terdapat pada usus besar. Darah yang diambil, kemudian dilakukan penghitungan jumlah leukosit dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC Kriteria Pengamatan Pengamatan yang dilakukan pada percobaan utama meliputi pengamatan terhadap biskuit tepung komposit (bonggol pisang, ubi jalar, dan konsentrat protein whey), krim probiotik, serta darah dan feses hewan prcobaan. Prosedur analisis dan pengujian pada percobaan utama disajikan pada lampiran Pengamatan terhadap krim probiotik a. Deskripsi karakteristik krim secara visual meliputi : FTIP001650/071

16 55 Kenampakan permukaan krim Pengerasan krim secara organoleptik Uji stabilitas emulsi b. Analisis fisik krim meliputi : Pengukuran densitas kamba (Kenkel, J., 2002) Pengukuran viskositas krim dengan alat Rapid Visco Analyzer (Weaver dan Daniel, 2003) 2. Pengamatan terhadap biskuit sandwich a. Analisis mikrobiologi dengan metode TPC (Fardiaz, 1989). 3. Pengamatan terhadap feses dan darah hewan percobaan a. Analisis Mikrobiologi dengan metode TPC pada media agar MRS (Fardiaz, 1989). b. Perhitungan jumlah leukosit (Gandasoebrata, 2007 dikutip Nadiah, 2011). c. Diferensiasi leukosit (Wattiheluw, 2007 dikutip Nadiah, 2011). 4. Pengamatan penunjang untuk biskuit sandwich probiotik terbaik : a. Analisis Kimia Krim : Kadar air metode destilasi toluene (AOAC, 1990), Kadar abu cara kering (AOAC, 1990), Kadar protein metode kjeldahl (AOAC, 1990), Kadar lemak metode soxhlet (AOAC, 1990), Kadar karbohidrat (by difference). b. Analisis kimia biskuit meliputi : kadar air metode thermogravimetri (AOAC, 1990), kadar abu cara kering (AOAC, 1990), kadar protein metode kjeldahl (AOAC, 1990), kadar lemak metode soxhlet (AOAC, 1990), dan kadar karbohidrat (by difference). c. Perhitungan AKG (Angka Kecukupan Gizi) Biskuit Sandwich Probiotik (jumlah kalori per 100 g biskuit) (Hardiansyah dan Dodik, B., 1994). FTIP001650/072

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2011 dan percobaan utama yaitu in vivo telah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 14 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dar i bulan Mei Agustus 2009 yang merupakan bagian dari penelitian Hibah Kemitraan Studi Efikasi Makanan Fungsional Berbasis Tepung Ikan dan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG vii DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini 97 Lampiran. Prosedur Pelaksanaan dan Data Hasil Percobaan Pendahuluan Percobaan pendahuluan dilakukan untuk menetapkan percobaan yang akan menunjang percobaan utama, yaitu : percobaan- [] Tidak diperkenankan

Lebih terperinci

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter 1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Isolasi, Laboratorium Teknologi. Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Invivo,

Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium Isolasi, Laboratorium Teknologi. Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Invivo, IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan dari bulan Desember sampai dengan bulan Januari 2017 sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses dan Pengolahan Pangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gunung Kidul, Yogyakarta; Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Bahan dan Alat

METODE. Bahan dan Alat 22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium

Lebih terperinci

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pendahuluan dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan 20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi dan Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam

Lebih terperinci

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. dan penelitian utama dengan rancangan perlakuan konsentrasi koji Bacillus

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. dan penelitian utama dengan rancangan perlakuan konsentrasi koji Bacillus 33 III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN Bahan dan alat yang digunakan yaitu untuk proses pembuatan tepung, biskuit dan untuk analisis kimia. Metode penelitian terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian kefir dari susu sapi dengan kualitas terbaik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, dan Laboratorium Analisis Kimia Pangan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh 1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian A. Bahan Pembuatan Salami 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh dari 2 ekor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian. Waktu penelitian direncanakan berlangsung selama 2

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang potensi probiotik dari Lactobacillus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rempah basah (bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, dan jahe) serta rempah kering (kemiri, merica,

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah susu sapi segar dari Koperasi Susu di daerah Ciampea - Bogor, susu skim, starter bakteri Lactobacillus casei, dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian analisis sifat fisik cookies berbahan baku tepung terigu dengan substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf 24 L yang merupakan alat hasil rancangan tugas akhir angkatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut Asap dengan Kombinasi Bumbu dilakukan pada bulan Agustus 2009 Januari 2010 yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk, pembuatan sherbet

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, CV. An-

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah permen jelly pepaya yang terbuat dari pepaya varietas IPB 1 dengan bahan tambahan sukrosa, ekstrak rumput

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang untuk pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap produktivitas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas segar yang dibeli di Bogor (Pasar Gunung Batu, Jalan Perumahan Taman Yasmin, Pasar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian kombinasi tepung kayambang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian kombinasi tepung kayambang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian kombinasi tepung kayambang (Salvinia molesta) dan tepung limbah udang terfermentasi dalam ransum terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan manusia. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ubi jalar varietas Ceret, air, gula halus, margarin, tepung komposit (tepung jagung dan tepung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu kambing peranakan Etawah (susu kambing PE) yang diperoleh dari peternakan kambing di Ciapus Bogor, susu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam pellet terhadap populasi total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB V RANCANGAN PENELITIAN BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% 31 2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, sedangkan T1 dan T2 diberikan perlakuan. 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% (b/v) dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk dan pembuatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan penyusun ransum tikus yang terdiri atas tepung maizena, kasein, minyak jagung, CMC, mineral

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi

METODE Lokasi dan Waktu Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan, Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER, Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci