KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010"

Transkripsi

1 KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010 I. Latarbelakang Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk semua kalangan termasuk anak-anak di Indonesia adalah suatu keharusan. Hal ini didasarkan pada isi dari UU Penanggunalangan Bencana (PB) no 24/2007 pasal 26 yang secara khusus menyinggung tentang kegiatan PRB yang berkaitan dengan pendidikan, dimana menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan dan ketrampilan dalam penyelenggaraan PB. Sementara itu, dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam definisi ini tampak bahwa Indonesia memandang pendidikan tidak sempit pada persekolahan tapi merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Penekanan pada konteks belajar dan pembelajaran ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak berbatas ruang dan waktu. Di mana pun peserta didik itu berada maka sebagai warga negara yang dijamin haknya atas Pendidikan oleh UUD 1945 lewat pasal 31 maka pemerintah wajib menyediakannya dalam bentuk yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik tersebut. (KPB; 2009). Kejadian bencana di banyak tempat di belahan dunia ini sering meninggalkan cerita pilu tentang nasib anak-anak. Mereka bukan hanya menjadi korban langsung akibat peristiwa bencana yang terjadi, tetapi dalam banyak kejadian kehilangan hak mereka atas pendidikan karena kegiatan belajar mengajar tergangu atau tidak bisa dilangsungkan untuk waktu yang sangat lama. Selain itu, dampak dan akibat dari bencana yang terjadi, anak-anak dapat mengalami tekanan psikis seperti perasaan takut, stress bahkan trauma yang tidak mudah untuk dihilangkan begitu saja. Fakta juga menunjukkan, banyak peristiwa bencana berlangsung saat anak-anak sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bisa dipastikan bila kemudian banyak anak-anak yang menjadi korban karenanya. Ketidaksiapan komponen sekolah termasuk anak-anak dalam menghadapi peristiwa bencana yang terjadi semakin memperbesar risiko yang mereka alami. Bencana gempa dan Tsunami Aceh dan Sumater Utara (2004) mengakibatkan sedikitnya 300 ribu anak-anak menjadi korban. Sebanyak 75 ribu di antaranya terpisah dari keluarga, kehilangan orang tua, dan menjadi yatim piatu (Komnas PA; 2005). Sementara itu gempa bumi di Pakistan (2005) telah merenggut nyawa anak-anak (UNICEF; 2005). Demikian pula gempa di China (2008) menyebabkan hampir siswa meninggal terkena reruntuhan bangunan sekolah juga terperangkap di dalam reruntuhan bangunan (Metronews.com: 2010). Kerangka Aksi Hyogo (HFA) telah memasukkan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam bidang pendidikan menjadi salah satu prioritas aksi Salah satu penekanannya adalah bahwa pendidikan merupakan salah satu sektor strategis untuk membangun budaya aman dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Banyaknya anak-anak yang menjadi korban oleh peristiwa bencana juga telah menghilhami UN ISDR untuk melakukan kampanye pengurangan risiko bencana dimulai dari sekolah. Kampanye global ini dicanangkan tahun 2006, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup aktif mengkampanyekan ini. Melanjutkan kampanye sebelumnya, di tahun 2009 UN ISDR kembali 1

2 mengkampanyekan pentingnya sekolah sebagai tempat yang harus aman terhadap bencana. Kampanye 1 juta sekolah dan rumah sakit aman 1MSSH (One million School Safety and Hospital), diluncurkan dengan harapan sekolah-sekolah dan rumah sakit khususnya yang berada di lokasi rawan bencana, meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam menghadapi bencana. Ini menyangkut infrasutruktur, sumberdaya manusia, keuangan, dan semua kemampuan lainnya yang mendukung terwujudnya sekolah/rumah sakit aman dari bencana. Pemerintah Indonesia yang dimotori oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra), Kementrian Kesehatan dan Kementrian Pendidikan Nasional juga telah meluncurkan kampanye 1 juta sekolah dan rumah sakit aman tersebut pada 29 Juli 2010 di Jakarta. Pada peluncuran tersebut Pemerintah menargetkan akan ada 1000 sekolah dan rumah sakit aman dari bencana di Indonesia. Hanya saja, sejak peluncuran tersebut tampaknya sampai hari ini belum ada tindak lanjut yang cukup konkrit tentang upaya mewujudkan sekolah dan rumah sakit aman tersebut. Konsep rumah aman sebagaimana yang dikampanyekan melalui gerakan 1MSSH adalah sekolah yang menyediakan suasana belajar dimana pendidikan, kesehatan, keselamatan dan keamanan siswanya terjamin setiap saat. Selain itu, sekolah aman menuntut adanya suatu komunitas sekolah yang berkomitmen terhadap budaya aman, menyadari risiko dari suatu kondisi yang tidak aman dan siap untuk merespon situasi darurat bencana. Tidak kalah penting adalah bahwa sekolah aman harus memiliki struktur bangunan yang dapat diandalkan dan tahan terhadap bencana. Tentu tidak mudah muwujudkan tercapainya tujuan sekolah dan rumah sakit aman tersebut. Tetapi bila ada kemauan, tujuan itu bukan tidak mungkin untuk diwujudkan. Karena ini bukan pekerjaan ringan, maka diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang sangat luas antar komponen yang ada; pemerintah, INGO/NGO, perguruan tinggi, sekolah, pelaku bisnis/swasta, lembaga agama, media, dan tak lupa partisipasi aktif dari anak-anak yang juga berperan krusial dalam pewujudan sekolah aman dari bencana. Di Indonesia, inisiatif untuk mewujudkan sekolah aman sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum UN ISDR mengkampanyekan isu ini. Ada banyak NGO yang mempromosikan sekolah aman dengan berbagai model dan pendekatan termasuk Plan Indonesia. Sebagai lembaga kemanusiaan internasional di Indonesia sejak pertengahan tahun 2007 Plan telah melaksanakan program PRB yang berpusat pada anak, ini merupakan komitmen Plan untuk memberikan akses informasi dan pendidikan PRB kepada anak-anak, meningkatkan kapasitas sekaligus mempromosikan perannya dalam aktivitas PRB. Untuk memperkuat berbagai inisiatif yang sudah ada dan menemukan model/format ideal tentang sekolah aman dari bencana maka Plan Indonesia merancang dan meyelenggarakan KONFERENSI NASIONAL TENTANG SEKOLAH AMAN. Untuk mensinergikan tindak lanjut hasil konferensi ini Plan Indonesia akan bekerjasama dan berkoordinasi dengan Kosnsorsium Pendidikan Bencana (KPB), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) RI. II. T u j u a n 1. Sebagai forum untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berbagai pihak yang sudah melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana yang berbasis sekolah. 2. Melakukan pemetaan lembaga/organisasi yang sudah bekerja/mempromosikan tentang sekolah aman 3. Menyamakan persepsi tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep sekolah aman (bencana) 4. Merumuskan standar/parameter tentang sekolah aman untuk konteks Indonesia 2

3 III. K e l u a r a n 1. Terbentuk tim perumus untuk menyusun dan memfinalisasi standar sekolah aman yang melibatkan wakil Pemerintah (BNPB dan Kemendiknas RI) serta wakil-wakil NGO, perguruan tinggi dan swasta. 2. Standar/parameter sekolah aman bencana yang aplikatif untuk konteks Indonesia. Ada tiga bentuk kegiatan di acara ini, yaitu: 1. Diskusi dan tanya jawab 2. Unjuk kebolehan (performance) anak 3. Pameran IV. K e g i a t an V. T e m a Tema kegiatan ini adalah, Sekolahku Aman, Belajarku Nyaman. VI. P e s e r t a Peserta yang akan diundang dalam kegiatan ini sebanyak 150 orang yang mewakili unsur : Pemerintah, NGO/INGO, Perguruan Tinggi, Media, swasta/pelaku bisnis. VII. Nara sumber Nara sumber kegiatan ini berasal dari lembaga/instansi pemerintah, lembaga donor, NGO lokal, NGO internasional, perguruan tinggi dan perusahaan/swasta. Nara sumber akan diseleksi melalui pengiriman makalah (abstrak) kepada panitia. (Ketentuan terlampir). VIII. Waktu dan Tempat Kegiatan akan berlangsung selama 2 hari pada Desember 2010 bertempat di Hotel Millenium, Jl. AR. Fachruddin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. IX. Ketentuan Pameran 1. Pameran terbuka untuk umum 2. Peserta mendaftarkan keikutsertaannya kepada panitia paling lambat tanggal 15 Desember Mengingat tempat terbatas, panitia hanya akan menyediakan tempat/lokasi pameran untuk 15 lembaga/organisasi yang pertama mendaftar. 3. Peserta pameran tidak dipungut biaya/gratis 4. Bahan/materi yang dipamerkan harus sesuai dengan topik (berhubungan dengan hal-hal pengembangan sekolah aman/sekolah siaga). 5. Panitia hanya menyediakan meja untuk display materi/bahan pameran. Bila peserta pameran memerlukan tambahan perlengkapan pendukung lainnya, harap mengusahakan sendiri. X. P e n u t u p Demikian kerang acuan ini disusun untuk menjadi pegangan bagi semua pihak untuk mensukseskan acara ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi : Amin : Telp /Fax : ; Hp amin.magatani@plan-international.org 3

4 Lampiran 1 : Agenda Kegiatan WAKTU AGENDA KETERANGAN Senin, 20 Desember Pendaftaran Peserta Panitia (DRR Tim) Pembukaan : 1. Laporan Penyelenggara 2. Sambutan Country Director Plan International Indonesia Country Office 3. Sambutan Kepala BNPB sekaligus membuka acara 4. Performance Anak Siaga Bencana dampingan Plan dan mitra Rehat kopi Panitia Paparan Keynote Speech: 1. Pentingnya Sekolah Aman 2. Model Sekolah Aman: Pengalaman dari Jepang 3. Standar minimum pendidikan pada situasi tanggap darurat (versi terbaru) Dialog dan tanya jawab Moderator Istirahat dan makan siang Panitia Presentasi I: 1. Mengembangkan Pengetahuan, sikap dan ketrampilan siswa untuk membentuk budaya aman 2. Pengembangan Sekolah siaga Bencana 3. Perangkat Pengkajian struktur sekolah Aman Dialog dan tanya jawab Moderator Rehat Kopi Diskusi cross cutting issue (Lesson Learnt) : 1. Peran Media dalam Promosi sekolah Aman 2. Urgensi pendidikan PRB untuk anak usia dini (PAUD) 3. Efektifitas media belajar untuk pengarusutamaan PRB di sekolah Selasa, 21 Desember Review Hari pertama fasilitator Presentasi II : 1. Mobilisasi sumberdaya dan dukungan fasilitas sekolah Aman 2. Rencana tanggap darurat dan sistem peringatan dini sekolah Aman 3. Standar sarana dan prasarana sekolah Aman Rehat kopi panitia Diskusi Kelompok Pengembangan Standar Sekolah Aman Kel 1 : Lokasi sekolah yang aman Kel 2 : Pengembangan Pengetahuan, sikap dan perilaku Kel 3 : Struktur bangunan sekolah Aman Kel 4 : Desain lay-out sekolah aman Kel 5 : Dukungan fasilitas sekolah aman Istirahat dan makan siang panitia 1. Panitia 2. John MCDonough 3. Dr. Syamsul Ma arif, S.IP., M.Si 4. Pili Green Network; dan Anak Tambua Tasa Pariaman Keynote Speech : 1. Mendiknas Republik Indonesia 2. Plan Jepang 3. INEE sekretariat Nara sumber diseleksi dari proses call for paper 1. The Jakarta Post 2. KYPA - Jogja 3. IDEP Foundation Nara sumber diseleksi dari proses call for papers Fasilitator Diskusi Pengembangan Standar Sekolah Aman (lanjutan) fasilitator Rehat kopi panitia Presentasi hasil diskusi kelompok fasilitator Kesimpulan dan rekomendasi fasilitator Penutupan penutupan 4

5 Lampiran 2: LEMBAR KONFIRMASI PESERTA KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember Nama : 2. Tempat, tgl. Lahir : 3. Lembaga/organisasi : 4. Telepon : 5. Faksimil : 6. Menyatakan bersedia/tidak bersedia* untuk menjadi peserta dan akan mengikuti sampai selesai kegiatan KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN pada Desember 2010 di Jakarta. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terimakasih., Desember 2010 Saya yang bertanda tangan di bawah ini ( ) Catatan : Konfirmasi peserta paling lambat tanggal 17 Desember 2010, pukul WIB. Lembar konfirmasi ini dikirimkan kembali ke Plan Indonesia melalui fax No: atau ke : amin.magatani@plan-international.org Panitia hanya menanggung konsumsi untuk peserta selama kegiatan berlangsung. Informasi lebih lanjut : Amin telp Hp. ( ) *) coret yang tidak perlu 5

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lebih terperinci

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs. Latar Belakang Sugeng Triutomo Tenaga Ahli, BNPB Program Sekolah Aman di Indonesia n Indonesia merupakan negara rawan bencana n Secara kualitatif 75% sekolah di Indonesia berada pada daerah risiko bencana

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang

Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Mewujudkan Komitmen Sekolah Aman Bencana dalam Pelaksanaan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 Latar Belakang Indonesia

Lebih terperinci

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya

Lebih terperinci

Jakarta, 26 Februari 2015

Jakarta, 26 Februari 2015 Kerangka Acuan (TOR) Lokakarya Akuntabilitas 1 Pendanaan Kemanusiaan Jakarta, 26 Februari 2015 A. LATAR BELAKANG Bencana beragam penyebab di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tercatat 11.274 kejadian,

Lebih terperinci

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM Kerangka Acuan Kegiatan Workshop Penyusunan Prosedur Standart Operasional dan Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama Penyediaan Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Tanggal Tempat Latar Belakang WORKING SESSION Safe School Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Sabtu, 17 Oktober 2015; pukul 08.00

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Working Session Safe School Sekolah Aman Bencana Tanggal Sabtu, 17 Oktober 2015; 08.00 12.00 Tempat Latar Belakang Ballroom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA Dibacakan oleh Inspektur Utama BNPB Working Session 2: Sekolah Aman Ballroom 3, The Sunan Hotel, Kota Surakarta I. Pengantar Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU TATANAN KELEMBAGAAN PB DI DAERAH PUJIONO CENTER, 3 JUNI 2017 RANIE AYU HAPSARI Peran Serta Masyarakat SFDRR: Prioritas 1 (Memahami Risiko Bencana):

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM Bencana alam adalah keadaan yang mengganggu kehidupan sosial

Lebih terperinci

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif:

Latar Belakang. Sejumlah peraturan negara mengamanatkan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang efektif: KAJIAN PENYUSUNAN PEDOMAN PEMULIHAN FUNGSI PEMERINTAHAN B A D A N N A S I O N A L P E N A N G G U L A N G A N B E N C A N A R E P U B L I K I N D O N E S I A 2 0 1 0 L E M B A G A K E M I T R A A N P E

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

ANDAKAH BAKAL CALON KETUA UMUM IAGI ?

ANDAKAH BAKAL CALON KETUA UMUM IAGI ? ANDAKAH BAKAL CALON KETUA UMUM IAGI 2014-2017??? TATACARA PEMILIHAN KETUA UMUM IAGI PERIODE 2014 2017 KRITERIA CALON KETUA 1. Merupakan anggota IAGI sekurang-kurangnya selama 2 [dua] tahun, aktif atau

Lebih terperinci

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana

SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana SEKOLAH SIAGA BENCANA & Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana mewakili Konsorsium Pendidikan Bencana Ardito M. Kodijat [UNESCO Office Jakarta] Tak Kenal Maka Tak Sayang.. Presidium: ACF, LIPI, MPBI, MDMC

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun,

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

Lebih terperinci

SIMPOSIUM PEMBANGUNAN

SIMPOSIUM PEMBANGUNAN Call For Abstract and Participant Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI) merupakan jaringan yang beranggotakan penelitipeneliti berlatar belakang berbagai keilmuan dan memiliki komitmen yang

Lebih terperinci

Nomor : B-794/BIG/DBIGT/DL/6/ Juni 2013 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan Rakor GeoInt 2013

Nomor : B-794/BIG/DBIGT/DL/6/ Juni 2013 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Undangan Rakor GeoInt 2013 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL ( B I G ) Jl. Raya Jakarta Bogor KM 46 Cibinong, Jawa Barat, Indonesia 16911 Telp. (021) 8752062-63, Fax (021) 875 2064 PO. BOX 46-CBI, www.big.go.id Nomor : B-794/BIG/DBIGT/DL/6/2013

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA 1 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA FORMAT IDEAL SISTEM PERWAKILAN INDONESIA PUSAT PENGKAJIAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK

KERANGKA ACUAN 1. LATAR BELAKANG PROYEK KERANGKA ACUAN Lembaga Pelaksana Kegiatan Peningkatan Kapasitas & Penyuluhan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta 16 Mei 2012 1. LATAR BELAKANG PROYEK Organisasi Internasional

Lebih terperinci

CALL FOR PAPER SEMINAR NASIONAL STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN YANG BERDAYA SAING KOMITE EKONOMI NASIONAL

CALL FOR PAPER SEMINAR NASIONAL STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN YANG BERDAYA SAING KOMITE EKONOMI NASIONAL CALL FOR PAPER SEMINAR NASIONAL STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN YANG BERDAYA SAING KOMITE EKONOMI NASIONAL 1. PENDAHULUAN Paradigma pembangunan daerah memerlukan strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

Versi 27 Februari 2017

Versi 27 Februari 2017 TARGET INDIKATOR KETERANGAN 13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara. 13.1.1* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat

Lebih terperinci

KERANGAKA ACUAN KEGIATAN Workshop of the Post Disaster Assessment Tools for Education Sectors

KERANGAKA ACUAN KEGIATAN Workshop of the Post Disaster Assessment Tools for Education Sectors KERANGAKA ACUAN KEGIATAN Workshop of the Post Disaster Assessment Tools for Education Sectors I. Latar Belakang Saat ini ada berbagai perangkat penilaian cepat terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI LAPORAN SINGKAT KOMISI VIII DPR RI Bidang Kementerian Agama RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki ancaman bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten Bantul telah dibuktikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana dan keadaan gawat darurat telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat secara signifikan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berdasarkan data dunia

Lebih terperinci

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI

REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN dan INA DRI REVIEW UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI TAHUN 2013-2014 dan INA DRI DEPUTI BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA VISI: KETANGGUHAN

Lebih terperinci

FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008

FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008 FORUM JASA KONSTRUKSI NASIONAL 2008 Tema: Melalui Tertib Penyelenggaraan Kita Tingkatkan Profesionalisme Jasa Konstruksi untuk Mewujudkan Persaingan Sehat dalam Mengantisipasi Kondisi Ekonomi global Mengemban

Lebih terperinci

Tanggal 20 Juni 2008 Pukul Wib Tempat Orchardz Hotel Pontianak

Tanggal 20 Juni 2008 Pukul Wib Tempat Orchardz Hotel Pontianak 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RISIKO BENCANA (RAD - PRB) DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati, Tanggal 20 Juni 2008 Pukul

Lebih terperinci

Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah

Pengintegrasian PRB dalam Pembangunan Daerah Kerangka Acuan Pelatihan Sistem Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Daerah dan Integrasi Jender dalam Pengurangan Resiko Bencana Diselenggarakan oleh BPBD Sumatera Barat dan UNDP-RISE Pendahuluan Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN DEPUTI SDM DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS GLOBAL NUTRITION REPORT 2014 COUNTRY ROUNDTABLE DISCUSSION

LAPORAN DEPUTI SDM DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS GLOBAL NUTRITION REPORT 2014 COUNTRY ROUNDTABLE DISCUSSION LAPORAN DEPUTI SDM DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS GLOBAL NUTRITION REPORT 2014 COUNTRY ROUNDTABLE DISCUSSION Jakarta, 9 Februari 2015 Assalamu aikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi, Selamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 ` Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 Nama Kota/Kabupaten Provinsi Target capaian Focal Point Sumatera Barat Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA

EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA EKSPOSE HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS UTAMA PENDAHULUAN 1. Pemantauan dan evaluasi

Lebih terperinci

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011 FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011 Tema Kembangkan Pertanian DaerahMu, Ciptakan Inovasi Ramah Lingkungan untuk Mendukung Kemandirian Pangan Bogor, 16 19 November 2011 INFORMASI

Lebih terperinci

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA KONDISI TEKTONIK INDONESIA 2 Bencana Tsunami Aceh dan Sumatra Utara Desember 2004 Bencana Gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 Bencana Tsunami Pangandaran Juli 2006 UU No. 24 Tahun 2007 : Penanggulangan

Lebih terperinci

PERAN LSM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TOMMY SUSANTO, ST

PERAN LSM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TOMMY SUSANTO, ST PERAN LSM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA TOMMY SUSANTO, ST Disampaikan dalam Kuliah Pengantar Manajemen Bencana Fakultas Kedokteran UNAND Padang, 27 November 2013 TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah

Lebih terperinci

Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui

Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui dapat mengakibatkan dampak yang luar biasa tidak hanya kerusakan, gangguan dan korban

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

LOKALATIH KEBERLANJUTAN PROGRAM BAGI PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN

LOKALATIH KEBERLANJUTAN PROGRAM BAGI PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN Direktorat Penataan Bangunan & Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum LOKALATIH KEBERLANJUTAN PROGRAM BAGI PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TUJUAN Memberikan

Lebih terperinci

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 1. Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam wilayahnya, yang meliputi pengalokasian dana,

Lebih terperinci

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana telah menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari upaya responsif

Lebih terperinci

Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24/2007 Lembaran Negara No 66, 2007

Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24/2007 Lembaran Negara No 66, 2007 Undang-Undang Penanggulangan Bencana No 24/2007 Lembaran Negara No 66, 2007 Setelah hampir dua tahun pembahasan, suatu RUU yang didorong oleh masyarakat warga, inisitaif Dewn, diresmikan menjadi UUPB Bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari sistem yang ada di muka bumi, baik secara alamiah ataupun akibat ulah manusia.undangundang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010 KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, 11-15 Januari 2010 I. LATARBELAKANG Sebagaimana yang dimandatkan oleh UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) BUKU SAKU SIMPOSIUM GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN 2015 Istora Sanayan Jl. Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DIKMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peragaan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wil. Timur, Senin, 29 Maret 2010

Sambutan Presiden RI pada Peragaan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wil. Timur, Senin, 29 Maret 2010 Sambutan Presiden RI pada Peragaan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wil. Timur, 29-3-2010 Senin, 29 Maret 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAGAAN DAN SIMULASI GELAR KESIAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi atau ring of fire yang dimulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi Utara hingga

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

SFDRR : Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB. Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI)

SFDRR : Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB. Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) SFDRR 2015-2030: Peta Jalan/road map Penerapan Kerangka Sendai untuk PRB Prof. Sudibyakto Ketua Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Komitmen Global dalam PRB 1. 1989: PBB menetapkan tahun 1990-2000

Lebih terperinci

Tata Cara Pemilihan Ketua Umum IAGI Periode Oleh: Panitia Pemilihan Ketua Umum IAGI 2017

Tata Cara Pemilihan Ketua Umum IAGI Periode Oleh: Panitia Pemilihan Ketua Umum IAGI 2017 Tata Cara Pemilihan Ketua Umum IAGI Periode 2017-2020 Oleh: Panitia Pemilihan Ketua Umum IAGI 2017 KRITERIA CALON KETUA 1. Merupakan anggota IAGI sekurang-kurangnya selama 2 [dua] tahun, aktif atau pernah

Lebih terperinci

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KODE UNIT : O JUDUL UNIT KODE UNIT : O.842340.034.01 JUDUL UNIT : MemberikanPengarahan DESKRIPSIUNIT : Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memimpin dan mengelola pengarahan ELEMENKOMPETENSI KRITERIAUNJUK

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

Lebih terperinci

Deskripsi Kegiatan. Tujuan Kegiatan

Deskripsi Kegiatan. Tujuan Kegiatan EXPO, FESTIVAL DAN BURSA FESTIVAL BUNGA DAN BUAH NUSANTARA 2013 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang dianugerahi sumber daya alam yang berlimpah. Berbagai jenis tanaman hortikultura seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN KEGIATAN KONFERENSI FORUM ANAK JAWA TENGAH TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Forum Anak Jawa Tengah (FAN ) telah dibentuk sejak tahun 2009 sebagai wadah bagi anak di tingkat Provinsi

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai acara Live Your Passion Rally Apa itu Live Your Passion Rally? Setiap kuartal, Live Your Passion Rally membuat ribuan member Young Living dan calon member Young

Lebih terperinci

Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Melalui Sinergi Sumberdaya dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Melalui Sinergi Sumberdaya dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Penguatan Kapasitas Penanggulangan Bencana Melalui Sinergi Sumberdaya dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sejarah H. Budi Setiawan Lembaga Penanggulangan Bencana mulai dibentuk dan ditetapkan oleh Pimpinan

Lebih terperinci

Rembuk Integritas Nasional Integritas Tak Ternilai

Rembuk Integritas Nasional Integritas Tak Ternilai inspektorat JENDERAL Rembuk Integritas Nasional Integritas Tak Ternilai Implementasi Pembangunan Budaya Integritas Nasional - Dari Komitmen Menjadi Kerja Nyata 2017 KERANGKA ACUAN KERJA REMBUK INTEGRITAS

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Matakuliah Kode / SKS Lembaga dan Kemitraan dalam Mitigasi MK 104 I / 2 SKS Prasyarat - Status Matakuliah Silabus / Materi Wajib 1. Pengertian Mitigasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja CALL FOR PRESENTATION Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja sama dengan Sekolah Bisnis Manajemen ITB (SBM ITB) mengundang para akademisi dan praktisi untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Ibu Nomor : UM.01.11.ca/Pamsimas/12 Jakarta, 1 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) set Kepada Yth: (Daftar Terlampir) di T e m p a t KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA D I R E K T

Lebih terperinci

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA DESEMBER 2009

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA DESEMBER 2009 PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TINGKAT NASIONAL STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN DAS TERPADU JAKARTA 10 11 DESEMBER 2009 A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia pada umumnya telah mengalami

Lebih terperinci

Formulir Pendaftaran Lokakarya. Memahami Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN): Kajian Umum

Formulir Pendaftaran Lokakarya. Memahami Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN): Kajian Umum PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA (THE SOCIETY OF ACTUARIES OF INDONESIA) Sekretariat : Jl. Tebet Raya No.66 C Jakarta Selatan 12820 Telp. (021) 835-5105, Fax. (021) 3650-5600 Website : www.aktuaris.org, E-mail

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta. No.1602, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT

Lebih terperinci

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung SELAMAT DATANG! Mengapa kita berada disini (tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kunandar (2009:10) menyatakan pendidikan adalah kunci. manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Kunandar (2009:10) menyatakan pendidikan adalah kunci. manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan salah satu makhluk yang selalu bertumbuh dan berkembang. Anak usia dini adalah bagian dari manusia yang juga selalu bertumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, badai dan banjir. Bencana tersebut datang hampir setiap

Lebih terperinci

International Symposium Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional Terms of Reference

International Symposium Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional Terms of Reference International Symposium Menuju Aksi Restorasi Lahan Gambut Indonesia yang Terintegrasi secara Nasional Terms of Reference BACKGROUND Degradasi lahan gambut semakin besar terjadi sejak tahun 1990 an. Penyebab

Lebih terperinci

PENGUMUMAN SELEKSI SEDERHANA 45/PSS/PPJK/11/2011

PENGUMUMAN SELEKSI SEDERHANA 45/PSS/PPJK/11/2011 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL JL. TAMAN SUROPATI NO. 02, JAKARTA 10310 PENGUMUMAN SELEKSI SEDERHANA 45/PSS/PPJK/11/2011

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

Manajemen Bencana di Indonesia : Perspektif Promosi Kesehatan dan Psikologi

Manajemen Bencana di Indonesia : Perspektif Promosi Kesehatan dan Psikologi Seminar Nasional Manajemen Bencana di Indonesia : Perspektif Promosi Kesehatan dan Psikologi LATAR BELAKANG Indonesia adalah salah satu negara yang cukup rawan terhadap berbagai jenis bencana, misalnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana LAMPIRAN Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Lampiran 1. Aspek dan Indikator Desa/Kelurahan Tangguh Aspek Indikator Ya Tidak

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO Bertempat di Ruang Puri Manggala Bakti Kantor Pemerintah Kota Probolinggo pada hari Selasa, 30 Nopember 2010 telah diselenggarakan

Lebih terperinci

: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR)

: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR) Kode Unit Judul Unit : O.842340.050.01 : MengelolaTanggap Darurat SAR Deskripsi Unit : Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA CILEGON,

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN PERALATAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) DAFTAR ISI 1. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Nomor : Und 21 /K.1/KSAP/VI/2010 4 Juni 2010 Lampiran : 1 (satu) set Hal : Undangan Limited Hearing Bultek Akuntansi Belanja Bantuan Sosial Yth. Para Undangan i(terlampir) Dalam rangka penyusunan sebagai

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS AUDIT OPERASIONAL RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA.

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS AUDIT OPERASIONAL RUMAH SAKIT Bersama Drs. Heru Kusumanto, SKM.,MBA.,MM.,QIA.,CBA. Kantor : Jl. Taman Sri Rejeki Timur III N0. 39 Semarang, Jawa Tengah 5049 Telp. / Fax : (04) 7645 Email : infobrainmanagement@gmail.com Web : www.brainmanagement.org TDP :.0.3.46.077 L A T A R B E L A

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. Menurut Center of Research on the Epidemiology of Disasters (CRED), bencana didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Mewujudkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana Secara Tertib, Transparan Dan Akuntabel

Mewujudkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana Secara Tertib, Transparan Dan Akuntabel Mewujudkan Tata Kelola Penanggulangan Bencana Secara Tertib, Transparan Dan Akuntabel (Rakernas BNPB 2018) Drs. Bintang Susmanto, Ak., MBA, CA, QIA Inspektur Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat rentan terhadap ancaman berbagai jenis bencana, misalnya bencana yang terjadi di Sulawesi

Lebih terperinci

INDONESIA 2013. PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013

INDONESIA 2013. PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013 INDONESIA 2013 PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013 Latar Belakang Kerugian akibat kejadian bencana sejak tahun

Lebih terperinci

WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN

WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN SEMILOKA 2 (Dua) Hari LOVE WITHOUT VIOLENCE: RELASI SEHAT VERSUS KEKERASAN DALAM PCARAN Yayasan Pulih (Jakarta: 25 26 Maret 2015) I. Latar Belakang Kekerasan terhadap perempuan

Lebih terperinci