MERAKIT DAN MENERBANGKAN PESAWAT LAYANG MODEL PELANGI 50 CHUCK GLIDER Serial pesawat terbang model pendidikan dasar teknologi
|
|
- Ivan Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MERAKIT DAN MENERBANGKAN PESAWAT LAYANG MODEL PELANGI 50 CHUCK GLIDER Serial pesawat terbang model pendidikan dasar teknologi Pesawat layang model terbang bebas Pelangi 50 merupakan pesawat layang model terbang bebas (free flight sail plane model) tidak bermotor yang dapat diterbangkan dengan cara dilemparkan tangan (hand launched) atau diluncurkan dengan ketepel (catapult lauched) atau bahkan diluncurkan dengan dorongan roket kecil (rocket boosted). Pesawat model Pelangi 50 tersedia dalam bentuk kit yang dilengkapi dengan lem CA untuk merakit komponen pesawat yang terbuat dari kayu balsa dan kertas sampul serta lem PVAc (lem putih) untuk melapisi kerangka sayapnya. Dengan bentang sayap 50 Cm, berat siap terbang sekitar 40 gram pesawat layang model ini dapat melayang dengan baik di luar ruangan (out door flying field) hingga ke ketinggian sekitar 30 meter dan jarak jangkau sekitar 50 hingga 100 meter dengan waktu penerbangan hingga beberapa belas detik Daftar Komponen Kit Pesawat model Pelangi 50 terdiri dari 1. Bagian Sayap " Leading Edge Dalam dari kayu balsa 5mm 1 pasang " Leading Edge Luar dari kayu balsa 5 mm 1 pasang " Trailing Edge Dalam dari kayu balsa 2mm 1 pasang " Trailing Edge Luar dari kayu balsa 2 mm 1 pasang " Wing Tip dari kayu balsa 5 mm 1 pasang " Wing Rib dari kayu balsa 1.5mm 9 pasang " Kertas pelapis 10x55 cm 2 lembar " Jig Sayap 2 pasang 2. Bagian Badan dan Ekor " Badan Pesawat dari kayu balsa 5 mm 1 buah " Ekor Horizontal (stabilo) 1 buah " Ekor Vertikal (fin) 1 buah 3. Aksesories Badan - Sayap " Dowel Bambu /kayu keras 3 mm 1 pasang " Dudukan Sayap dari kayu balsa 2 mm 1 pasang " Karet Gelang 2 buah " Pemberat Timbal 3 gr 2 buah " Lem PVa 4. Lem CA 2 gr 1 buah 5. Petunjuk dengan Gambar Rencana skala 1:1 1 eksemplar Alat- alat yang diperlukan Untuk merakit pesawat layang model Pelangi 50 diperlukan alat-alat sebagai berikut 1. Pisau hobby atau heavy duty Cutter 2. Balok ampelas 3. Penggaris logam Kertas Ampelas No.150 Balok Kayu Tebal 5-10 mm Balok Ampelas Balok kayu tebal sekitar 1 cm dilapisi dengan ampelas no.150. Pisau hobby atau Heavy Duty Cutter
2 Perakitan Sayap Dari dalam kit pesawat Pelangi 50, kita ambil Rib Sayap yang di dalam kit masih berbentuk persegi empat. Kayu bahan rib sayap yang berbentuk persegi empat ini sebenarnya adalah 2 (dua) buah rib sayap berbentuk trapezium yang belum terbelah. Pergunakan cutter untuk memisahkan dua rib sayap pada garis yang terdapat di tengah kayu bahan rib tersebut. Selanjutnya ambilah Leading Edge Sayap (LE) yaitu kayu yang penampang lintangnya berbentuk seperti huruf D dan Trailing Edge Sayap (TE) yang penampang lintangnya berbentuk segitiga untuk dirakit menjadi 4 panel sayap yang masing masing adalah Panel Sayap bagian Kiri Luar, Kiri Dalam, Kanan Dalam dan Kanan Luar. Rakitlah Panel Sayap Dalam (inner wing panel) kiri dan kanan terlebih dahulu karena panel ini menggunakan Rib Sayap yang ukuran panjangnya sama sehingga lebih mudah untuk dirakit. Perakitan dimulai dengan meletakkan Leading Edge di bagian depan, Trailing Edge di bagian belakang dan 2 buah Rib di sisi kiri dan kanan paling luar sehingga panel sayap membentuk kerangka persegi terlebih dahulu. Kemudian pasangkan ribrib yang lain sehingga seluruh rib sayap di panel sayap tersebut terpasang dengan tepat, kuat dan rapi. Bahan wing rib dibelah menjadi 2 buah rib trapesium Each wing rib sheet could be cut to 2 trapezium ribs. Plan (Gambar Rencana) Triangle Shaped Trailing Edge (TE) (berpenampang segitiga) Wing Rib Wi ng Rib Lem ( Glu e) Cyanoacr ylate D shaped Leading Edge (LE) Berpenampang huruf D Perakitan Panel Sayap Luar (outer wing panel) kiri dan kanan agak sedikit berbeda dengan Panel Sayap Dalam (inner wing panel) karena bentuk sayap luar yang mengecil (taper) sehingga panjang Rib sayapnya juga semakin pendek ke arah tepi sayap. Untuk itu rib sayap yang panjangnya sama di dalam kit harus kita potong sisi belakangnya sehingga ukurannya sesuai dengan dimensi yang terlihat di gambar rencana. Pergunakan pisau cutter untuk memotong panjang rib sayap dengan cara langsung mengukurnya di atas gambar rencana. To be sanded or cut about 15 degrees. Diampelas miring sekitar 15 derajat untuk penyambungan. Inner Wing Panel Outer Wing Panel Panel sayap sudah terakit Outer Wing Panel Inner Wing Panel Mid Wing H edral Support Tip Hedr al Support Peny angga Hedral Tepi height ( tinggi ) 50 mm
3 Bagian persambungan Panel Sayap Luar dan Panel Sayap Dalam masih terlihat tidak teratur sehingga harus diratakan dan disesuaikan sisi-sisinya agar tepat bertemu dengan sudut yang sesuai. Pergunakan pisau Cutter dan balok ampelas untuk meratakan setiap sisi persambungan Panel sayap tersebut. Selanjutnya letakkan 4 buah jig sayap di atas gambar rencana, masing masing di ujung tepi sayap kiri dan kanan ( wing tip) dan di persambungan panel sayap dalam dengan panel sayap luar kiri dan kanan. Sambungkan masing-masing Panel-panel sayap dengan disangga jig sayap di atas gambar rencana. Ketinggian Jig sayap akan membentuk sudut hedral sayap. Pergunakan lem CA untuk penyambungan hedral sayap ini. Pemasangan sudut hedral diperlukan untuk kestabilan terbang Wi ng u pp er su r face Sayap a tas Bila di persambungan panel-panel sayap tersebut masih terlihat ada celah sehingga menyebabkan persambungan tersebut kurang kokoh, maka sisipkanlah potongan kecil kayu balsa atau serbuk kayu hasil ampelasan ke celah persambungan tersebut dan kuncilah dengan tetesan lem CA ke persambungan tersebut. Hasilnya yang umumnya masih belum rata benar, kita ratakan dengan balok ampelas. Bagian sayap yang permukaannya masih kasar, tidak rata atau belum halus dan bentuknya masih tidak beraturan harus diampelas sehingga bentuknya streamline secara aerodinamis, khususnya dipersambungan rib dengan leading edge serta trailing edge, wing tip dan sambungan tengah serta sayap tepi.
4 Covering & Finishing Sayap yang sudah selesai dirakit kita akan lapisi dengan kertas singkong atau kertas sampul. Untuk itu kita harus melapisi sisi bawah sayap terlebih dahulu agar di akhir pelapisan, tepian kertas pelapis sayap atas nantinya tidak begitu terlihat karena berada di sisi bawah sayap. Kerangka sayap yang akan dilapisi kertas diolesi lem kertas atau lem putih PVA. Selanjutnya kertas dibasahi air melalui semprotan atau diusap dengan sapu tangan yang dibasahi air. Untuk melapisi permukaan sayap bawah gunakan kertas pelapis yang panjangnya 52 Cm yaitu sepanjang bentang sayap Pelangi 50. Kertas tersebut direkatkan ke kerangka sayap dan upayakan agar tidak terjadi banyak kerutan atau permukaannya kendor. Tariklah ujung ujung kertas ke arah luar agar kerutan di bagian tengah berkurang. Rapikan tepian kertas dengan pisau Cutter. Pelapisan sayap bagian bawah dengan kertas pelapis sepanjang bentang 52 Cm. Wing lower surface covering with 52 Cm length full span covering tissue. Win g lower s urface Sayap Ba w ah Wing up p er surface Sa ya p a ta s Kertas Pelapis/ Covering Tissue panjang (length) 52 cm dibasahi semprotan air humidified water spray Permukaan rangka sayap bawah dilapisi lem kertas putih PVA Apply PVA white glue on Lower Surface of Wing structure Untuk pelapisan permukaan sayap atas pergunakan 4 lembar kertas pelapis yang panjangnya sekitar 13 Cm yaitu sepanjang panel-panel sayap. Lapiskan kertas ini ke masing-masing panel dan pastikan terdapat overlap sekitar 3 mm yang diberi lem PVA. Potong kelebihan kertas dengan pisau cutter Trim the excessive covering tissue with cutter. Biarkan kertas mengering dengan cara dianginanginkan hingga permukaan kertas menjadi tegang dan rapi. Agar kertas pelapis sayap tidak mudah basah, lapiskan cairan Dope atau waterproofing agent dari jenis sanding sealer atau vernis dengan cara dikuaskan atau disemprotkan ke permukaannya. Wing upper su r face S a yap a tas Pelapisan sayap bagian atas dengan 4 lembar kertas pelapis panjang 13 Cm. Wing upper surface covering with 4 sheets 13 Cm length tissue. 4 lembar Kertas Pelapis (Covering Tissue) panjang (length) 13 cm dibasahi semprotan air humidified water spray Permukaan rangka sayap atas dilapisi lem kertas putih PVA Apply PVA white glue on Upper Surface of Wing structure
5 Titik Berat dan Uji Terbang Rekatkan Ekor horizontal dan vertikal di bagian belakang badan pesawat dengan lem CA, perhatikan sudut pemasangan ekor horizontal yang tegak lurus dengan badan pesawat dan ekor vertikal. Ekor Vertikal (Fin) Rekatkan dudukan sayap pada badan pesawat di celah yang disediakan. Pastikan dudukan sayap terpasang tegak lurus terhadap badan dan ekor vertikal. Letakkan sayap pada dudukannya pada badan, gunakan 2 utas karet gelang untuk mengikat sayap ke badan. Di bagian hidung pesawat kita rekatkan pemberat dari timbal agar titik berat pesawat berada di tengah sayap atau sekitar 50% dari lebar sayap. Pesawat model Pelangi 50 sudah siap di uji terbang. Untuk menguji terbang, pesawat diluncurkan melawan angin. Carilah tempat yang agak terbuka dengan lapisan rumput tebal di bawahnya. Lapisan rumput ini akan mencegah rusaknya pesawat jika ternyata setting titik berat dan posisi ekornya belum pas sehingga terbang melayangnya masih belum baik. Pemberat (ballast) Pemberat (ballast) Dowel Bambu Ekor Horizontal (stabilo) Timbang disini Dudukan Sayap Titik Berat 50% lebar sayap Pesawat yang melayang hingga sejauh lebih dari 6 meter dikatakan sudah layak terbang, sedangkan pesawat yang masih menukik (diving) atau menanjak lalu jatuh (stalling) berarti perlu di trim ekor horizontalnya dengan cara dibelokkan sisi belakangnya ke atas atau ke bawah. Jika model menukik bengkokkan elevator ke atas If the model diving bend the elevator up Jika model menanjak lalu jatuh bengkokkan elevator ke bawah If the model stalling bend the elevator down Arah angin Wind Direction Menanjak lalu jatuh Stalling Uji luncur melawan angin Test Glide Head Wind Melayang baik Good Gliding Menukik Diving
6 Pesawat layang yang sudah layak terbang dapat dilemparkan dengan tangan kuatkuat ke udara, di luncurkan dengan ketapel atau di luncurkan dengan dorongan roket mini melalui peluncur yang panjangnya sekitar 1 meter. Pesawat layang model Pelangi 50 akan menanjak hingga keketinggian 10 hingga 30 meter, kemudian melayang turun secara perlahan-lahan selama lebih dari 10 detik hingga mendarat. Jika diinginkan model berputar ke kanan bengkokkan ekor vertikal ke kanan If you want the model turning right bend the vertical tail right Agar terbangnya tidak terlalu jauh, upayakan agar pesawat dapat terbang berputar ke kiri atau ke kanan dengan cara membelokkan ekor vertikalnya ke arah yang diinginkan, misalnya kita ingin pesawat berputar membelok ke kanan, maka ekor vertikal di belokkan sisi belakangnya 3 derajat ke kanan. Dilempar Memotong Arah Angin Untuk menerbangkan pesawat layang yang diset untuk terbang berputar (circling flight) kita perlu berlatih untuk melemparkan pesawat dengan lontaran yang kuat memotong arah angin yang datang dari depan (head wind). Pesawat yang terbang melayangnya berputar ke kanan perlu dilemparkan memotong angin sekitar derajat ke arah kiri, sebaliknya pesawat yang diset untuk terbang berputar ke kiri, harus dilemparkan memotong arah angin ke arah kanan. Perbaikan Kerusakan Jika karena suatu hal pesawat layang Pelangi 50 mengalami crash atau menabrak benda atau sesuatu yang keras sehingga mangalami kerusakan, maka perbaikan perlu segera dilakukan. Struktur pesawat Pelangi 50 yang terbuat dari kayu balsa kalau patah atau terlepas dari sambungannya dapat direkatkan atau disambung kembali dengan lem CA. Hal yang perlu diperhatikan adalah sudutsudut dan dimensinya harus tepat seperti gambar rencana (plan). Selamat Terbang.
7 m m WING TIP B a ls a 6 m m TRAILIN G E D GE B a ls a 2 X 1 0 mm R IB SAY AP Bals a 2 mm TRAILING E D GE Bal s a 2 X 1 0 mm R SAY Balsa 2 X6X5 0 mm T R A IL IN G ED GE Bals a 2 X 1 0 mm R IB SA YA P B a ls a 2 m m A ir f oi l S ay a p T ep i WIN G T IP Ba ls a 6 mm JIG DIHEDRAL TEPI SAYAP Kayu tinggi 50 mm P ESA W A T L A Y A NG LEM P A R TA N GA N O leh : Bu di A tm o ko L E ADI NG EDG E Ba ls a 6 mm L EAD ING ED G E B alsa 6 mm R IB SAY AP Bals a 2 X6 X 5 0 mm IB AP P A N E L SA Y A P KA N A N LUA R P A N E L SA Y A P KA N A N D A LA M KO NSTR UKSI SA YA P LE A DIN G E DG E Ba ls a 6 mm LEAD IN G EDGE B a ls a 6 mm T R AILIN G E DG E B a ls a 2 X 1 0 m m P A N E L SA Y A P K IR I L UA R P A N E L SA Y A P K I RI D A LA M Airf oil Saya p Tengah M od NAC A 3306
8 P esa wa t Laya ng M o del Lua r Ru a nga n Lempar T anga n/l unc u r K et a p el BAD A N ATAS Balsa 5 mm Sisi depan badan di bulatkan ole h : Budi A tm o ko 2 Maret 2009 Sayap d i lapisi kert a s sing k ong atau Ker t as tis s ue Jepang dan di do p e aga r tahan air. SISI BAWAH SAYAP Saya p diikat dengan karet gelang ke Dowel Bambu di badan pesawat agar sayap tidak mudah r usa k. o 0 terhada p sumbu badan pesawat EKOR VER T IKAL ( F IN) Bal s a 1 mm S i si d e pan d i bulatkan sisi belak a ng di tipis k an hingga 0, 1 mm. DUDUKAN SAYAP Balsa Keras 2 mm PEM EG ANG SA YAP Dowel B a mbu 3 m m TITIK BERAT 45 mm dari L E Sayap BADAN BAWAH Kayu R am in/balsa Stick 4 x 6 mm Ballast/ P e m berat Timbal 5-15 g r Hingga t itik ber a t pesawat tepat di titik yang ditentukan Pergunaka n Lem Kayu PVAc atau CA untuk perakitan seluruh bagian lalu lapisi dengan Dope dari Sanding Sealer agar tahan air. STAB ILO/ EKOR H ORIZONTAL Balsa 1 mm S isi d e pan d i bul a tkan s isi b elak a ng di tipiskan hingga 0,1 mm. Hedral Tepi 5 0 mm Hedral Te n gah Gunaka n Jig Hedral 5 mm Tepi Sayap 50 mm mm
BANDUNG AEROMODELING
BANDUNG AEROMODELING WWW.BANDUNG-AEROMODELING.COM Petunjuk Perakitan dan Penerbangan Pesawat Layang Model Terbang Bebas Pelangi 45 Gambar Kit Pelangi 45 Pesawat layang model terbang bebas Pelangi 45 merupakan
Lebih terperinciBAGIAN I PENDAHULUAN
BAGIAN I PENDAHULUAN Pesawat model Glider A2 merupakan pesawat layang model terbang bebas yang khusus dirancang untuk mencapai prestasi ketahanan diudara (endurance). Pada pesawat Glider A2, sayap dirancang
Lebih terperinciPETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN FREE FLIGHT GLIDER A2 (F1A) SUPER ENDURA 2200 CF COMPETITION
PETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN FREE FLIGHT GLIDER A2 (F1A) SUPER ENDURA 2200 CF COMPETITION Oleh : Http://bandung-aeromodeling.com PT Telenetina STU Bandung Indonesia BAGIAN I PENDAHULUAN Pesawat model
Lebih terperinciBagian I Pendahuluan
Bagian I Pendahuluan Bagi pecinta pesawat terbang bebas ( free flight), pesawat Glider A1 AVIA merupakan pesawat yang praktis dan eknmis, namun secara kualitas pesawat mdel ini mudah dirakit dan diterbangkan
Lebih terperinciANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP
ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP Gunawan Wijiatmoko 1) 1) TRIE, BBTA3, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kawasan PUSPIPTEK Gedung 240, Tangerang
Lebih terperinciPETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN OPTIMAE 2500 ELECTRIC. Oleh : PT Telenetina STU Bandung Indonesia
PETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN OPTIMAE 2500 ELECTRIC Oleh : Http://bandung-aeromodeling.com PT Telenetina STU Bandung Indonesia BAGIAN I PERAKITAN PESAWAT Petunjuk perakitan Optimae Electra 2500 1.1
Lebih terperinciFORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA
FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN
BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung
Lebih terperinciCESSNA 206 ELECTRIC TRAINER
PETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN PESAWAT MODEL RADIO CONTROL CESSNA 206 ELECTRIC TRAINER BANDUNG AEROMODELING PT TELENETINA SARANA TEKNIK UTAMA BANDUNG INDONESIA Http://bandung-aeromodeling.com PENDAHULUAN
Lebih terperinciPETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN PESAWAT MODEL RADIO CONTROL CESSNA ELECTRIC 400 TRAINER
PETUNJUK PERAKITAN DAN PENERBANGAN PESAWAT MODEL RADIO CONTROL CESSNA ELECTRIC 400 TRAINER BANDUNG AEROMODELING PT TELENETINA SARANA TEKNIK UTAMA BANDUNG INDONESIA Http://www.bandung-aeromodeling.com I
Lebih terperinciPada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan
PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Langkah pertama dalam pembuatan produk kriya kulit adalah a. Membuat pola b. Memotong c. Menyeset d. Menjahit e. Mendesain 7. 8. 9. 2. 3. 4. 5. 6. Lipatan tengah
Lebih terperinciMODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR
MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling
Lebih terperinciJob Sheet Praktikum Oleh Cica Yulia
JOB SHEET PRAKTIKUM GARNISH HIDANGAN DARI SAYURAN GARNISH DARI WORTEL BINTANG Iris-iris wortel secara melingkar setebal ±0,3 cm Dengan menggunakan cetakan kue kering bentuk bunga, tancapkan cetakan pada
Lebih terperinciTEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR
TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciDalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:
Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.
Lebih terperinciWORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001
A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan
Lebih terperinciBAGIAN III: PRAKTIK & KEMAJUAN Pastikan Anda berlatih sampai Anda yakin pada langkah sebelum Anda melanjutkan ke langkah berikutnya.
RC Helicopter Flying Tips BAGIAN I: PROFIL Penting saran untuk belajar terbang helikopter model cepat, aman dan tanpa menabrak setiap minggu: 1. Mengundang flyer berpengalaman untuk membantu Anda: Menyiapkan
Lebih terperinciSOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciBAB FLUIDA A. 150 N.
1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciBab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.
Bab II Teori Dasar Proses freis adalah proses penghasilan geram yang menggunakan pahat bermata potong jamak (multipoint cutter) yang berotasi. Pada proses freis terdapat kombinasi gerak potong (cutting
Lebih terperinciMANUAL INSTALLATION SOUND INSULATION PANEL WALL FR
MANUAL INSTALLATION SOUND INSULATION PANEL WALL FR51 2016.08 Persiapan Material 1. Hollow Frame 40/40 thickness 0.6 millimeters 2. Acourete Mat Resin 2 A 3. Acourete Fiber 300 4. Acourete Paint EZ1 5.
Lebih terperinciMEMULAI HOBBY AEROMODELING
MEMULAI HOBBY AEROMODELING Aeromodeling, Dunia Hobby Yang Tidak Membosankan. Dunia aeromodeling memang menarik, kegiatan ini dapat dinikmati sebagai hobi yang merupakan komposisi dari berbagai disiplin
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciMetacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal
Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal 1. Titik Berat (Centre of Gravity) Setiap benda memiliki tittik berat. Titik berat inilah titik tangkap dari sebuah gaya berat. Dari sebuah segitiga, titik beratnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Kedataran Meja Menggunakan Spirit Level Dengan Posisi Horizontal Dan Vertikal. Dari pengujian kedataran meja mesin freis dengan menggunakan Spirit Level
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciKayu lapis Istilah dan definisi
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis Istilah dan definisi (ISO 2074:2007, IDT) ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Jenis kayu lapis...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi
Lebih terperinciMARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN
MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN Sejak awal mula penerbangan, pilot selalu memakai tanda-tanda di darat sebagai alat bantu navigasi ketika mengadakan approach ke sebuah lapangan terbang. Fasilitas bantu
Lebih terperinciKATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
KATALOG ALAT PERAGA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Model Bangun Datar Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan pengertian, sifat-sifat bangun datar, kesebangunan
Lebih terperinciGERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )
GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K2310001) APRIYAN ARDHITYA P (K2310011) KOMPETENSI INTI : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
Lebih terperinciIndah, Awet, dan Anti Rayap
P E T U N J U K P E M A S A N G A N Indah, Awet, dan Anti Rayap KARAKTERISTIK Indah, bertekstur kayu. Awet, tidak lapuk, dan tahan terhadap cuaca. Anti rayap. Tidak mudah terbakar. Finishing dengan cat
Lebih terperinciDASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI
BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan
III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section
Lebih terperinciPEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA
PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN PADA SAYAP HORIZONTAL BAGIAN EKOR AEROMODELLING
ANALISIS TEGANGAN PADA SAYAP HORIZONTAL BAGIAN EKOR AEROMODELLING TIPE GLIDER AKIBAT LAJU ALIRAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) Ricky Surya Miraza 1, Ikhwansyah
Lebih terperinciPelatihan Ulangan Semester Gasal
Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciKAJIAN PENENTUAN INCIDENCE ANGLE EKOR PESAWAT PADA Y-SHAPED TAIL AIRCRAFT
Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2018 ISSN 2085-4218 KAJIAN PENENTUAN INCIDENCE ANGLE EKOR PESAWAT PADA Y-SHAPED TAIL AIRCRAFT Gunawan Wijiatmoko 1) Meedy Kooshartoyo 2) 1,2
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS
BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN
METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN SNI 13-6427-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode pengujian ini meliputi prosedur penentuan kehilangan campuran tanah semen, perubahan kadar
Lebih terperinciBEKERJA DENGAN MESIN BUBUT
1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU
BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai bulan Februari 2009. Tempat pembuatan dan pengujian glulam I-joist yaitu di Laboratorium Produk
Lebih terperinci3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan
3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciBagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika
PESAWAT TERBANG Dengan mempelajari bagaimana pesawat bisa terbang Anda akan mendapatkan kontrol yang lebih baik atas UAV Anda. Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika Empat gaya aerodinamik yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK
BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK Pada bab ini akan dijelaskan tentang pembuatan perancangan container dan conveyor rokok, yang merupakan bagian dari mesin vending rokok type conveyor-elevator.
Lebih terperincic = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082
Lebih terperinciBAB 3 METODE ANALISIS
BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya
Lebih terperinciMODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.
MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, apa saja yang menjadi variable dalam penelitian,
Lebih terperinciV. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN
V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu
Lebih terperinciGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada
Lebih terperinciGERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU
GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
PROSES MANUFAKTUR MESIN PRESS BAGLOG JAMUR SKRIPSI / TUGAS AKHIR TRI HARTANTO (26410947) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Dalam industri agrobisnis terutama dalam bidang penanaman jamur. Keberadaan
Lebih terperinciStruktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa
Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil Pembuatan Jig BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk membantu pada saat proses penyambungan komponen (assembly) maka perlu untuk dibuat cetakan untuk sepeda sehingga sepeda dapat presisi dan nyaman untuk
Lebih terperinciDASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM
3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat
Lebih terperinciJenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.
SAMBUNGAN LAS 13.5.1 Lingkup 13.5.1.1 Umum Pengelasan harus memenuhi standar SII yang berlaku (2441-89, 2442-89, 2443-89, 2444-89, 2445-89, 2446-89, dan 2447-89), atau penggantinya. 13.5.1.2 Jenis las
Lebih terperinciTorsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:
Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: BAB VIII SAMBUNGAN MOMEN DENGAN PAKU KELING/ BAUT Momen luar M diimbangi oleh
Lebih terperinciV. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH
V. BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH (ASTM D 427-98) I. MAKSUD : Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka
Lebih terperinciMESIN BOR. Gambar Chamfer
MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciK13 Antiremed Kelas 11 Fisika
K13 Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 1 01. Balok bermassa 5 kg diletakkan di atas papan, 3 m dari titik A, seperti terlihat pada gambar. Jika massa papan adalah satu kilogram
Lebih terperinciNama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:
Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga: Sasaran: Siswa SMP kelas 3 untuk konsep kesebangunan Siswa SMA kelas 3 untuk konsep dilatasi Indikator: Mengenalkan kepada siswa tentang materi kesebangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gaya-Gaya pada pesawat terbang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya-Gaya pada pesawat terbang Gaya-gaya utama yang berlaku pada pesawat terbang pada saat terbang dalam keadaan lurus dan datar (straight and level flight). Serta dalam keadaan
Lebih terperinciTLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Jam Kerja 14 jam per hari (50.400 detik per hari) Efisiensi Sistem Produksi 87% Mesin Gergaji TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan Waktu Jumlah Input Efisiensi Sistem Total Waktu (detik) Material (unit)
Lebih terperinciSMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A
TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
SNI 03-6448-2000 SNI Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat tarik panel kayu struktural ICS 79.060.01 Badan Standarisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i 1 Ruang Lingkup...1 2 Acuan...2 3 Kegunaan...2
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.3 Pembuatan Contoh Uji
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku dan pembuatan papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian
Lebih terperinciPERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1
PERENCANAAN BANDAR UDARA Page 1 SISTEM PENERBANGAN Page 2 Sistem bandar udara terbagi menjadi dua yaitu land side dan air side. Sistem bandar udara dari sisi darat terdiri dari sistem jalan penghubung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan Test Specification SNI
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Persiapan bahan baku, pembuatan dan pengujian sifat fisis papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian sifat mekanis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis membuat laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fabrikasi Logam setelah melakukan praktek di workshop. Pembuatan laporan ini bersifat wajib
Lebih terperinciLATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar
7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciPROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.
PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
Lebih terperinciBIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI JOB SHEET PRAKTIK DASAR ELEKTROMEKANIK Penyambungan kabel dengan beberapa jenis sambungan Kelas X Jam Pertemuan 5
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
SNI 06-2489-1991 SK SNI M-58-1990-03 METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciRingkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6
Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA SD Kelas 4, 5, 6 1 Matematika A. Operasi Hitung Bilangan... 3 B. Bilangan Ribuan... 5 C. Perkalian dan Pembagian Bilangan... 6 D. Kelipatan dan Faktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur penelitian Untuk mempermudah untuk melakukan penelitian, maka dibuat diagram alir penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 dibawah ini. Mulai Perumusan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25
BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V PEDOMAN MAGNET
BAB V PEDOMAN MAGNET PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat navigasi yang paling konvensional dan penting di kapal, yang digunakan untuk menentukan arah di laut, yaitu pedoman magnit.
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan
Lebih terperinci6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab:
1. Sebuah benda dengan massa 5kg meluncur pada bidang miring licin yang membentuk sudut 60 0 terhadap horizontal. Jika benda bergeser sejauh 5 m, berapakh usaha yang dilakukan oleh gaya berat jawab: 2.
Lebih terperinciMEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA
MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)
Lebih terperinci