II. TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AIR BERSIH Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian berkondensasi dan turun kembali dalam bentuk air melalui hujan. Air dapat dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan sumbernya, yaitu air laut, air atmosfir, air permukaan, dan air tanah (Sutrisno dan Suciastuti 1987). Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H 2 O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampirhampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Di samping itu, akibat daur hidrologi, air juga mengandung berbagai zat lainnya, termasuk gas. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. Air memiliki beberapa ciri dari segi fisik, kimia, dan biologi yang dapat mengukur tingkat mutu dari air tersebut. Ciri-ciri fisik yang utama dari air adalah keseluruhan bahan padat, kekeruhan, warna, rasa dan bau, serta suhu. Ciri-ciri kimiawi air dapat diketahui melalui pengujian seperti tingkat keasaman, kandungan logam, anion-kation terlarut, alkalinitas, kesadahan, hantaran, dan konsentrasi karbon dioksida. Sedangkan ciri-ciri biologi air merupakan keberadaan organisme mikro dalam air tersebut. Organisme mikro yang terdapat di dalam air sekarang ini disebut binatang, tumbuhan, dan protista. Organisme mikro yang paling dikenal adalah bakteri (Linsley dan Franzini 1979). Dalam sebuah sistem penyediaan air bersih, yang pertama kali perlu diperhatikan ialah bagaimana kualitas dari air yang akan dikonsumsi. Secara kualitas, air bersih harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi. Standar persyaratan kualitas air bersih perlu diterapkan dengan pertimbangan bahwa air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sebagaimana yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan RI yang meliputi fisis, kimia, biologi, dan radioaktivitas, dapat mempertinggi derajat kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Dengan dasar pertimbangan tersebut, maka usaha pengolahan dan pengelolaan terhadap air yang akan digunakan oleh manusia harus juga berpedoman pada standar pemenuhan kualitas air bersih yang sudah ada (Sutrisno dan Suciastuti 1987). Selain itu, dalam penyediaan air bersih diperlukan pula pendataan untuk menentukan banyaknya air bersih yang harus disuplai. Penyuplaian air bersih ini memerlukan perhitungan mengenai kebutuhan air yang digunakan oleh setiap orang yang menempati suatu wilayah atau tempat tertentu. Sebagai contoh dapat dilihat standar kebutuhan air bersih pada Tabel UNIT PENGOLAHAN AIR atau Water Treatment Plant (WTP) Pengolahan air merupakan usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat dan kandungan yang terdapat dalam air (Sutrisno dan Suciastuti 1987). Metode-metode yang dipergunakan untuk pengolahan air dapat digolongkan menurut sifat fenomena yang menghasilkan perubahan yang diamati. Metode pengolahan fisik, meliputi pencampuran, flokulasi, pengendapan, dan filtrasi. Sedangkan metode pengolahan kimiawi meliputi koagulasi, disinfeksi, pelembutan air dengan pengendapan, pelembutan air dengan pertukaran ion, adsorpsi, dan oksidasi. Yang terakhir ialah metode pengolahan khusus yang sering dipergunakan bila harus dicapai tujuan-tujuan 3

2 pengolahan yang spesifik. Beberapa metode di antaranya untuk menghilangkan rasa dan bau serta besi dan mangan terkandung (Linsley dan Franzini 1979). Tabel 1. Rata-rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari Pemakaian air Jangka Waktu Perbandingan No Jenis Gedung rata-rata sehari (l/ hari) Pemakaian (jam/ hari) Luas lantai Efektif (%) 1 Rumah biasa Apartemen Asrama Rumah sakit - Mewah > Menengah Umum SD SLTP SLTA dan lebih tinggi Rumah toko Toserba Pabrik - Wanita Pria Stasiun/ terminal Restoran Kantor Sumber : Noerbambang dan Morimura (2005) Pengolahan air baku menjadi air bersih yang siap konsumsi membutuhkan suatu alat yang bisa mengubah kualitas air menjadi air yang layak dikonsumsi. Alat-alat pengolahan air tersebut tergabung dalam sebuah unit yang dikenal dengan unit pengolahan air atau water treatment plant (WTP). Menurut Kodoatie et al. (2008), fungsi WTP adalah untuk mengolah air baku dari sungai atau sumber lainnya menjadi air bersih yang layak untuk didistribusikan kepada pelanggan. Umumnya, air tanah yang diambil dari mata air atau memompa air dari confined aquifer sudah menjadi air bersih. Sehingga yang perlu dilakukan adalah melakukan penetesan air secara kualitatif sehingga layak untuk dikonsumsi. Bila air baku dari sungai, danau, bendung, atau waduk, maka ada beberapa hal yang harus diketahui menyangkut kualitas air. Bangunan pengolahan air diperlukan untuk mengubah air baku menjadi air bersih. Air baku yang biasa digunakan berasal dari air sungai, yang secara visual menunjukkan kandungan kekeruhan yang telah melampaui batas maksimum yang diperbolehkan 4

3 sebagai sumber air bersih, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 September 1990 (Sinar Tirta Bening 2010). Air Baku Air Bersih Air baku dari sumber sampai WTP Air baku dari WTP sampai pemakaian Gambar 1. Skema Bagian-Bagian untuk Operasi dan Pemeliharaan Sistem Air Bersih (Kodoatie et al. 2008) Adapun unit pengolahan air terdiri atas : 1. Bangunan penangkap air. Merupakan suatu bangunan untuk menangkap atau mengumpulkan air dari suatu sumber untuk dapat dimanfaatkan. Bangunan ini yang menentukan kontunuitas pengaliran air dari sumber. 2. Bangunan pengendap pertama. Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan partikelpartikel padat dari air sungai dengan gaya gravitasi. Setelah diendapkan, air kotor masuk ke dalam bagian pembubuhan koagulan. 3. Pembubuh koagulan. Bagian ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan yang berupa bahan kimia yang berguna untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap karena gravitasi. 5

4 4. Bangunan pengaduk cepat. Meratakan larutan antara air kotor dan koagulan, dibutuhkan bangunan pengaduk cepat agar koagulan dapat tercampur dengan baik dan cepat. 5. Bangunan pembentuk floc. Bangunan berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan bahan atau zat koagulan yang kita bubuhkan. 6. Bangunan pengendap kedua. Untuk mengendapkan floc yang terbentuk pada bagian tersebut, digunakanlah bangunan pengendap kedua. Pengendapan di sini dengan gaya berat floc sendiri (gravitasi). 7. Bangunan penyaring. Bangunan saringan digunakan untuk menahan gumpalan-gumpalan dan lumpur (floc). 8. Reservoir. Air yang telah melalui filter atau saringan sudah dapat dikonsumsi. Air ini sebelum didistribusikan ditampung pada bak reservoir atau tandon untuk diteruskan kepada konsumen. 9. Pemompaan. Pendistribusian air bersih tersebut dilakukan melalui jaringan perpipaan yang dipompa menggunakan sistem perpompaan (Sutrisno dan Suciastuti 1987). Selain bangunan-bangunan tersebut, diperlukan juga jaringan perpipaan untuk mentransmisikan dan mendistribusikan air. Jaringan pipa transmisi menghubungkan tampungan air bersih ke jaringan distribusi. Sedangkan jaringan pipa distribusi merupakan jaringan pipa yang langsung tersambung kepada pelanggan. Dalam pengoperasiannya, tekanan air yang mengalir melalui pipa distribusi diatur sesuai dengan konsumsi pelanggan. Sewaktu konsumsi air meningkat pada siang hari (pada pukul ) tekanan aliran air ditingkatkan di keran pelanggan. Sebaliknya, waktu penggunaan air rendah pada malam hari (pada pukul ) tekanannya diturunkan untuk melindungi jaringan dari tekanan yang berlebihan. Penurunan tekanan dilakukan dengan mengalirkan air ke reservoir sehingga tekanan air dari WTP ke stasiun pompa booster selalu tetap sepanjang hari dan malam (Kodoatie et al. 2008). Skema skematis operasi dan pemeliharaan air bersih ditunjukkan dalam Gambar 1. Salah satu tipe dari unit pengolahan air atau water treatment plant adalah ultrafiltration (UF) system atau yang lebih dikenal dengan penjernihan teknologi membran ultra filtrasi. Ultra filtrasi merupakan membran permeabel kasar, tipis, dan selektif yang mampu menahan makromolekul seperti koloid, mikroorganisme, dan pirogen. Molekul yang lebih kecil seperti pelarut dan kontaminan terionisasi dapat melewati membran UF sebagai filtrat. Keuntungan ultrafiltrasi secara efektif mampu menghilangkan sebagian besar partikel, pirogen, mikroorganisme, dan koloid dengan ukuran tertentu. Selain itu, mampu menghasilkan air kualitas tinggi dengan hanya sedikit energi. Proses membran ultra filtrasi (UF) merupakan upaya pemisahan dengan membran yang menggunakan gaya dorong beda tekanan yang sangat dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi pori membran (Mallevialle et al 1996). Dasar dari penjernihan metode ini adalah, bahwa semua pengotor,pengisi air memiliki ukuran. Ukuran yang dijadikan patokan adalah bisa bebas kuman/mikroba atau bebas mineral tertentu dalam kadar tertentu juga. Jika hanya ingin mendapatkan air yang bersih saja, cukup menggunakan ultrafiltrasi (tidak untuk semua air baku, air kotor yang mempunyai pencemaran logam-logam berat tertentu tidak bisa dengan metode ini). 6

5 Gambar 2. Penjernihan Air dengan Membran Ultra Filtrasi ( Secara konfigurasi UF dibagi menjadi dua jenis yaitu dead end dan cross flow. Pada konfigurasi dead end, tidak ada air yang dibuang, semua air baku yang dipompakan dialirkan menjadi produk, sedangkan pada konfigurasi cross flow, mirip dengan sistem RO sebagian air menjadi produk dan sebagian lagi menjadi air buangan (reject). Alternatif pemilihan konfigurasi ini, didasarkan atas kandungan turbidity (kekeruhan), dimana untuk sistem cross flow digunakan pada air baku yang memiliki kekeruhan yang tinggi, yaitu > 50 NTU. Secara mendasar, UF proses dibagi menjadi empat tahapan, yaitu : 1. Pretreatment. Air baku pertama-tama, dipompakan menuju pretreatment (sand filter) yang berfungsi untuk mengurangi butiran-butiran pasir. Ukuran partikel yang harus disaring adalah ± mikron. Untuk meningkatkan kemampuan penyaringan dari sistem UF ini, terlebih dahulu diinjeksikan PAC sebelum masuk ke dalam filter. Fungsi dari injeksi kimia ini adalah untuk memperbesar ukuran partikel-partikel turbidity sehingga mudah disaring oleh media UF. Secara berkala akan dilakukan proses backwash dan rinsing untuk membuang kotoran atau padatan yang telah tersaring pada media filter. 2. Filtration. Setelah pretreatment, proses ini dilanjutkan dengan proses ultra filtration. Sistem UF mempunyai kemampuan penyaringan hingga 0.01 mikron. Adapun tekanan kerja untuk proses penyaringan adalah Psi. UF bekerja secara otomatis baik untuk proses filtrasinya maupun backflush. Melihat dari kualitas air sungai yang ada karena memiliki kekeruhan < 50 NTU, maka digunakan sistem dead end. 3. Back flush. Back flush dilakukan secara rutin, bervariasi terhadap waktu, tergantung pada kualitas bakunya. Secara teori, rentang antara proses penyaringan (filtration) dengan terjadinya flush adalah menit. Proses back flush dilakukan dengan lamanya waktu detik. Untuk meningkatkan kualitas back flush, maka setelah beberapa kali back flush, akan diikuti oleh injeksi kimia (HCl dan NaOH), biasa disebut Chemical Enhance Back Flush (CEB). NaOH digunakan 7

6 untuk menggelontor materi organik dan HCl digunakan untuk Besi (Fe) atau senyawa logam lainnya. Pada proses CEB ini, setelah kotoran digelontor dengan kimia, maka akan dilakukan proses perendaman (soaking) selama 5 menit, dan kemudian digelontor kembali untuk menghilangkan kimia-kimia yang tersisa. 4. Polishing. Merupakan proses penyempurnaan setelah UF. Biasanya digunakan carbon filter yang berfungsi untuk mengurangi kandungan zat-zat organik yang terlewatkan setelah proses UF. Media yang digunakan adalah karbon aktif. (Sinar Tirta Bening 2010) Gambar 3. Spektrum Ukuran Pengotor dalam Penjernihan Air Bersih ( Spektrum pada Gambar 3. terlihat proses ultra filtrasi akan menahan pengotor yang berukuran di antara mikron. Dimana pada range itu terdapat virus, mikroorganisme, kekeruhan, koloid, dan protein. Sedangkan garam, gula, dan warna tertentu masih bisa lolos (Saulus 2010). Beberapa keunggulan teknologi membran dalam pengolahan air yaitu menggunakan proses dengan konsumsi energi yang rendah, teknik pemisahannya tidak destruktif, kemudahan dalam pengoperasian, dapat menghasilkan air dengan kualitas yang sangat baik, lebih sedikit menggunakan bahan kimia, mampu menghasilkan air dengan kualitas yang konstan dan kemampuan menyisihkan bahan-bahan pencemar dengan rentang yang besar. Selain itu membran juga dapat mencegah terbentuknya THM (trihalomethane) yang terbentuk karena reaksi bahan-bahan organik dengan klorin yang digunakan sebagi disinfeksi, THM itu sendiri bersifat karsinogenik (Mahmud 2006). Secara teoritis, semakin keci ukuran pori atau membran, maka semakin tinggi kemampuan penyaringannya. Sebagian besar material atau bahan UF yang digunakan adalah terbuat dari senyawa polimer dan naturally hydrophobic. Polimer yang umum digunakan adalah polysufone (PS), polyethersulfone (PES), polypropylene (PP), atau polyvinyldeneflouride (PVDF) (Sinar Tirta Bening 2010). 8

7 2.3 ANALISIS FINANSIAL Manusia menentukan keputusan, sedangkan komputer, matematika, dan alat lainnya tidak. Teknik-teknik dan model-model dari ekonomi teknik membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dibuat oleh enjinir, manajer, kepala perusahaan, dan individu-individu biasanya merupakan hasil dari pemilihan satu dari banyak alternatif pilihan. Keputusan tersebut sering kali menggambarkan pilihan dari orang berpendidikan bagaimana untuk menginvestasikan dananya, yang biasa disebut dengan modal (Tarquin dan Blank 2002). Dalam perancangan unit pengolahan air bersih, berbagai pilihan muncul terkait alternatif-alternatif yang secara fisik layak. Dan umumnya, setiap pilihan dari beberapa alternatif haruslah didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Setiap alternatif yang mendapatkan perhatian serius haruslah dinyatakan dalam satuan-satuan uang sebelum pilihan ditetapkan (Linsley dan Franzini 1979). Pengelolaan unit pengolahan air bersih dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan manfaat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kegiatan ini bisa disebut proyek. Dengan demikian, dikatakan bahwa proyek mempunyai tiga unsur, yaitu biaya, manfaat, dan jangka waktu. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya eksploitasi. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap persiapan, sedangkan biaya eksploitasi ialah biaya yang dikeluarkan ketika proyek sedang dijalankan (Abilowo 2008). Perancangan unit pengolahan air bersih dimulai dengan analisis biaya tahunan dalam pembangunan sebuah bangunan hidrolik yang digunakan dalam unit tersebut, sehingga dapat diketahui waktu dan biaya pengembalian modal yang telah dikeluarkan. Setelah itu analisis dari biaya-biaya proyek yang dikerjakan yang selanjutnya dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari sistem tersebut. Berdasarkan cara dan tujuannya, analisis proyek dibedakan menjadi dua yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang menaamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani, wiraswastawan atau perusahaan. Sedangkan analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem keseluruhan (Pramudya dan Dewi 1992). Analisis finansial setelah penentuan parameter atau data-data dasar mengikuti sebuah sistematika seperti berikut : 1. Analisis Biaya Biaya atau cost adalah pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar menukar ataupun melalui pemberian jasa. Sedangkan ongkos atau expense adalah pengeluaran untuk memperoleh pendapatan (Rony 1990). Menurut Pramudya dan Dewi (1992), untuk dapat memperkirakan biaya produksi maka dilakukan suatu analisis biaya dari proses produksi sehingga akan didapat biaya produksi persatuan output produk. Analisis biaya yang dilakukan dalam hal ini ialah produksi air bersih per meter kubiknya. Biaya dalam proses produksi air bersih terdiri atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan macam-macam biaya yang selama satu periode kerja tetap jumlahnya, sedangkan biaya tidak tetap merupakan macam-macam biaya yang selama satu periode kerja jumlahnya dapat berubah bergantung pada jumlah jam kerja pemakaian. Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu mesin dan merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap dan dinyatakan dalam satuan Rp/jam sedangkan biaya pokok adalah biaya yang diperlukan suatu mesin untuk setiap unit produk. 9

8 2. Biaya Pokok Produksi Proses produksi yang terjadi di dalam perusahaan, selalu ada alat-alat produksi yang dipakai untuk memperoleh produk yang diinginkan. Perusahaan industri menghasilkan produk tertentu dengan memakai tenaga kerja, bahan baku, gedung, mesin-mesin, dan alat-alat produksi lainnya. Nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan di dalam proses produksi disebut biaya pokok. Perhitungan biaya pokok dapat membantu agar pendirian perusahaan memang dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa dari sekian banyaknya kemungkinan, kemungkinan terbaik yang akan dipilih. Dua tujuan pokok dari perhitungan biaya pokok adalah : a. Memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan jangka pendek yang optimal dalam bidang penjualan dan produksi (misalnya untuk bulan, triwulan, atau satu tahun mendatang) b. Memperoleh data dan informasi untuk pengendalian proses produksi, terutama dengan maksud untuk memperoleh penghematan di dalam perusahaan. Tujuan sampingan dari perhitungan biaya pokok adalah untuk menentukan nilai barang dalam pengerjaan dan barang jadi yang harus dicantumkan di dalam neraca perusahaan. Dengan tiga tujuan perhitungan biaya pokok tersebut, lahir tiga fungsi perhitungan pokok, yaitu : a. Landasan untuk menentukan atau menilai harga jual, b. Alat bantu pengendalian efisiensi, c. Landasan penilaian neraca dan barang dalam pengerjaan serta barang jadi. Cara menghitung biaya pokok yang ada di depan mata adalah dengan cara membagi semua biaya dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan (Slot, Minnaar, dan Kwik 1996). 3. Analisis Titik Impas Titik impas (break even point) adalah suatu titik dimana terjadi kesetimbangan antara dua alternatif yang berbeda diluar titik tersebut. Kondisi alternatif tersebut berbeda sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Suatu pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan keuntungan dan sebaliknya akan menimbulkan kerugian. Analisis titik impas dapat digunakan dalam berbagai hal yang menyangkut pemilihan dua alternatif. Beberapa hal dalam pengambilan keputusan yang dapat memanfaatkan analisis titik impas di antaranya : penentuan volume produksi, pemilihan dua alat atau mesin yang sejenis, dan pemilihan sistem sewa atau beli suatu alat/mesin (Pramudya dan Dewi 1992). Untuk mengetahui titik impas dari perusahaan, maka perlu dilakukan pemisahan biaya tetap dengan biaya variabel secara jelas dan benar (Rony 1990). Gambaran break even dapat bermanfaat memberikan gambaran mengenai hubungan jangka pendek dari jumlah produksi di satu pihak dengan tingginya omset, biaya dan laba di lain pihak (Slot, Minnaar, dan Kwik 1996). 4. Analisis Kelayakan Finansial Untuk menilai kelayakan suatu proyek atau membuat peringkat (rangking) beberapa proyek yang harus dipilih, dapat digunakan beberapa kriteria. Beberapa kriteria untuk menilai kelayakan investasi yang sering digunakan antara lain : a. Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya, bila NPV bernilai positif maka proyek tersebut mendapatkan 10

9 keuntungan, bila NPV bernilai negatif maka proyek tersebut mendapatkan kerugian. Dari hasil perhitungan NPV yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : - Jika NPV 0, proyek layak untuk dilaksanakan, - Jika NPV < 0, proyek tidak layak untuk dilaksanakan, - Jika NPV = 0, proyek akan mendapat modalnya kembali setelah diperhitungkan discount rate yang berlaku. Harga net present value ini merupakan harga present value keuntungan atas investasi yang telah ditanamkan (Suyanto, Sunaryo, dan Sjarief, 2001). Nilai bersih suatu proyek merupakan nilai dari suatu proyek setelah dikurangkan seluruh biaya pada suatu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan (discounted). Berdasarkan metode ini, proyek yang mempunyai NPV tertinggi adalah proyek yang mendapat prioritas untuk dilaksanakan. Mengingat pentingnya penentuan tingkat bunga dalam penghitungan nilai bersih sekarang suatu proyek, maka pemilihan tingkat bunga yang dipakai dalam metode ini haruslah mencerminkan biaya oportunitas penggunaan dana. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan menyebabkan NPV menjadi rendah untuk proyek-proyek yang memberi hasil dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya, tingkat bunga yang rendah akan memprioritaskan pada proyek-proyek yang cepat memberikan hasil (Mangkoesoebroto 2000). Nilai NPV dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : NPV = n t=1 Bt Ct (1 + i) t (1) dimana : NPV B C t n i = net present value (Rp) = manfaat (Rp/tahun) = biaya (Rp/tahun) = tahun ke-t = umur produksi (tahun) = tingkat bunga (%/tahun) b. Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam persen per tahun. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol. Dari hasil perhitungan IRR yang diperoleh dapat diambil keputusan sebagai berikut : - Jika IRR discount rate, proyek layak untuk dilaksanakan, - Jika IRR < discount rate, proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Perkiraan nilai IRR dapat didekati dengan persamaan berikut : IRR = i NPV + (NPV (i" i ) (2) NPV") dimana : IRR = internal return rate i = nilai discount rate/tingkat suku bunga 11

10 NPV = nilai discount rate pada i NPV = nilai discount rate pada i Nilai IRR yang diperoleh merupakan nilai pendekatan, karena hubungan antara perubahan i dan NPV tidak merupakan suatu garis linier, sehingga ketepatan atau besarnya penyimpangan nilai IRR akan dipengaruhi dari besarnya perbedaan nilai i dan i. Artinya, semakin kecil perbedaan nilai i dan i nilai IRR yang diperoleh semakin mempunyai ketepatan yang lebih tinggi atau mendekati nilai sebenarnya (Pramudya dan Dewi, 1992). c. B/C Ratio merupakan perbandingan antara NPV manfaat dan NPV biaya sepanjang umur proyek (Pramudya dan Dewi 1992). Metode rasio manfaat-biaya (B-C ratio) adalah suatu cara evaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil diperoleh dari proyek tersebut dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek tersebut. Nilai perbandingan benefit dan cost dapat diketahui dengan menggunakan rumus : B/C = B t t=1 (1+i) t C t t=1 (1+i) t (3) dimana : B/C = benefit cost ratio B = manfaat (Rp/tahun) C = biaya (Rp/tahun) t = tahun ke-t n = umur produksi (tahun) i = tingkat bunga (%/tahun) Untuk menentukan kriteria investasi, pada tahap awal perlu melalui langkah perhitungan yang sama, yaitu penyusunan arus kas pada setiap tahun selama umur proyek, baik untuk arus biaya maupun arus manfaat. Dari arus ini kemudian dapat dihitung nilai sekarang (present value), dengan menggunakan discount factor (DF) atau yang lebih dikenal dengan fasilitas diskonto. Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke Bank Sentral. Dalam menghitung discount factor digunakan rumus sebagai berikut : 1 DF = Σ (1 + i) t (4) dimana : DF = discount factor (%) i = tingkat bunga (%) t = waktu (tahun ke-) 12

11 5. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Analisis ini dilakukan apabila : (1) Terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat, (2) Kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. (Pramudya dan Dewi 1992). Dalam analisis kelayakan proyek, banyak asumsi yang digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan nilai aktual yang terjadi di lapangan. Untuk menguji sensitivitas proyek terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional, digunakan beberapa skenario (Bank Indonesia, 2011). 13

ANALISIS FINANSIAL PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH (WATER TREATMENT PLANT) KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ERRI DWI HERDIANTO F

ANALISIS FINANSIAL PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH (WATER TREATMENT PLANT) KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ERRI DWI HERDIANTO F ANALISIS FINANSIAL PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN AIR BERSIH (WATER TREATMENT PLANT) KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ERRI DWI HERDIANTO F14060370 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di kehidupan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30%) berupa daratan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Air bersih adalah air permukaaan maupun air tanah yang sudah mengalami suatu proses pengolahan sehingga siap digunakan untuk dikonsumsi oleh konsumen baik untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAB 9 DIAGRAM ALIR PROSES BERDASAR AIR BAKU RINGKASAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat merangkai diagram alir proses pengolahan air minum dengan air baku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air tanpa air tidak ada kehidupan. Kebutuhan air menyangkut dua hal: (1) air untuk

Lebih terperinci

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Air Sumber Air Bersih Air Laut Air Atmosfir

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Air Sumber Air Bersih Air Laut Air Atmosfir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Air merupakan zat cair yang terdiri dari unsur H 2 dan O yang mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia, merupakan unsur yang penting dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan dasar bagi sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketersediaan dan kualitas air sangat menentukan terhadap pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih tentunya sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Permasalahan air bersih memang permasalahan yang sangat kompleks untuk saat ini, dengan padatnya

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekarang ini dunia dihadapkan pada krisis air bersih. Sumber daya air yang tersedia tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih di beberapa negara. Selama lebih dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014 5. Teknik Bioseparasi Dina Wahyu Genap/ March 2014 Outline Chemical Reaction Engineering 1 2 3 4 5 6 7 Pendahuluan mempelajari ruang lingkup teknik bioseparasi dan teknik cel disruption Teknik Pemisahan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang secara konstan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi yang terdistribusi ke berbagai tempat seperti sungai, merupakan komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada dialam ditemukan

Lebih terperinci

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolam renang adalah kontruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN...i KERANGAN PERBAIKAN/REVISI...ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR...iii ABSTRAK...iv UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Volume Air Minum yang Dialirkan dari IPA Cikokol. Sumber: Hasil olahan penulis (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Volume Air Minum yang Dialirkan dari IPA Cikokol. Sumber: Hasil olahan penulis (2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Cikokol yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Raharja (PDAM TKR) Kabupaten Tangerang, memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang   Nurul Faqih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di lndonesia, khususnya di kota-kota besar masalah pencemaran sungai akibat buangan limbah cair industri semakin meningkat, di sisi lain pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) yang merupakan pengolahan air yang tidak layak pakai (air kotor)

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA Dosen Pengampu: Ir. Musthofa Lutfi, MP. Oleh: FRANCISKA TRISNAWATI 105100200111001 NUR AULYA FAUZIA 105100200111018

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. KUALITAS AIR 1. Kadar besi (Fe) kamar mandi pria Besi V n tetes 0,1 ( mg l ) Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, 08.00 WIB : 0,60 0,30 Siang, 12.30 WIB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci