PERANCANGAN SISTEM PENGINGAT PADA KARTU ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL RADIO ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM PENGINGAT PADA KARTU ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL RADIO ABSTRACT"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENGINGAT PADA KARTU ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL RADIO Wiedjaja 1 ; Anton Marius 2 ; Alfredo Antoni 3 ; Eddy Kurniawan 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat swiedjaja@binus.ac.id ABSTRACT The reason and aim of this study is to find an alternative to queuing systems that exist today which has the main objective to provide more convenience for consumers in the queue. The research method used in this research is literature study, field study, designing a queuing system involving transmitter and receiver as well as testing and analysis of the distance and battery life. The distance test involves a range of outdoor and indoor testing. In the indoor trials, the tests include a room without a barrier and the room with a barrier. Batteries for the test include the comparison of resistance between the rechargeable batteries and Alkaline batteries. Parameters tested here is the time (hours). Results show that the system is not functioning optimally. This can be seen from the maximum indoor distance that is gained is meters and 54.6 meters for outdoor. In additional experiments, when using a power greater on a transmitter module (by 9 volts DC), the distance is increased by 12.88%. The main cause of the short distance obtained is the type of antenna, antenna length and the power used. During the battery life test, the longest time is obtained when using rechargeable battery, which is 6 Hours 16 Minutes. (AAE). Keywords: Queue, Transceiver, Distance ABSTRAK Alasan dan tujuan penelitian ini adalah sebagai alternatif pengganti sistem antrian yang ada saat ini yang memiliki tujuan utama memberikan kenyamanan lebih dalam mengantri bagi konsumen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, studi lapangan, perancangan sistem antrian yang melibatkan transmitter dan receiver serta melakukan uji coba dan analisa terhadap jarak dan daya tahan baterai. Uji coba jarak melibatkan uji coba outdoor dan indoor. Pada uji coba indoor, pengujian meliputi ruangan tanpa penghalang dan ruangan dengan penghalang. Uji coba daya tahan baterai meliputi perbandingan ketahanan antara baterai Rechargeable dan baterai Alkaline. Parameter yang diuji disini yaitu waktu (Jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini belum berfungsi optimal. Hal ini terlihat dari jarak maksimal indoor yang didapat yaitu 68,53 Meter dan jarak pada outdoor yaitu 54,6 Meter. Pada percobaan tambahan, ketika menggunakan daya lebih besar pada modul Transmitter (sebesar 9 volt DC), jarak yang diperoleh bertambah sebesar 12,88%. Penyebab utama pada minimnya jarak yang diperoleh yaitu pada jenis antenna, panjang antenna serta daya yang digunakan. Sedangkan pada uji coba daya tahan baterai, waktu terlama diperoleh apabila menggunakan baterai Rechargeable, yaitu 6 Jam 16 Menit. (AAE) Kata kunci: Antrian, Tranceiver, Jarak Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk) 39

2 PENDAHULUAN Perkembangan zaman saat ini membutuhkan tuntutan kerja dan aktivitas yang tinggi dimana setiap orang membutuhkan kecepatan kerja yang efektif untuk mencapai goal yang diinginkan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan setiap orang setiap harinya. Belum lagi setiap pekerjaan tersebut memiliki deadline yang ketat dalam pelaksanaannya. Hal inilah yang mengharuskan setiap orang untuk memanfaatkan waktu kosong yang ada, bahkan sampai melakukan dua pekerjaan sekaligus pada waktu yang sama. Tuntutan lainnya dari perkembangan zaman itu sendiri yaitu tuntutan pelayanan yang dibutuhkan konsumen dari segi fasilitas pada suatu produk. Salah satu unsur kenyamanan dan keefektifan kerja yang bisa didapat yaitu pada sistem antrian, dimana terdapat banyak waktu yang terbuang ketika seseorang mengantri, padahal banyak pekerjaan yang dapat ia lakukan sambil menunggu antrian tersebut. Contohnya yaitu ketika seseorang yang sedang melakukan antrian (misalnya antrian di layanan bank) ingin melakukan pekerjaan lainnya sambil menunggu giliran (misalnya belanja, dan sebagainya). Akan tetapi ketika seseorang yang sedang mengantri ingin melakukan pekerjaan lainnya, ia bisa terkena resiko dengan kehilangan antrian yang didapatnya. Hal tersebut mengharuskannya untuk mengambil antrian baru yang memakan waktu lebih lama lagi. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat alat sistem antrian dengan fungsi panggilan berupa suara. Dengan adanya alat ini, diharapkan para konsumen merasa lebih nyaman dalam mengantri. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai alternatif pengganti sistem antrian yang ada saat ini, yang memiliki tujuan utama untuk memberikan kenyamanan dalam mengantri bagi konsumen. Manfaat yang diharapkan diperoleh dengan adanya alat ini dari segi perusahaan adalah meningkatkan image perusahaan terhadap sistem pelayanan bagi konsumen dan dari segi konsumen adalah kenyamanan dalam mengantri dan efisiensi waktu. Tinjauan Pustaka Telekomunikasi adalah pertukaran informasi ( perubahan ) jarak jauh. Terdapat 2 jenis telekomunikasi, yaitu: (1) Telekomunikasi Dasar / Primitif; (2) Telekomunikasi Point to Multipoint, dan Telekomunikasi Point to Multipoint dengan Operator Gelombang Elektromagnetik Semua sistem komunikasi elektronik mengirimkan informasi dari satu tempat ke tempat lain dengan mentransmisikan energi elektromagnetik dari pengirim ke penerima. Energi elektromagnetik dapat merambat melalui berbagai medium, seperti kabel, udara bahkan ruang hampa. Tiga karakteristik utama dari energi elektromagnetik yaitu panjang gelombang (λ) yaitu jarak yang ditempuh dalam satu siklus per-satuan waktu; cepat rambat (v) yaitu kecepatan energi untuk merambat melalui mediumnya; dan frekuensi (f) yaitu jumlah gelombang elektromagnetik dalam satuan waktu (hertz atau Hz). Radio Radio adalah teknologi yang memperbolehkan pengiriman sinyal oleh modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat) lewat udara dan juga kevakuman angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkutan. 40 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39-48

3 Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) dalam spektrum elektromagnetik. Gelombang ini berada dalam jangkauan 10 hertz sampai beberapa gigahertz. Radiasi Elektromagnetik bergerak dengan berosilasi secara elektrik dan magnetik. Modulasi ASK Modulasi merupakan suatu teknik yang dipakai untuk memasukkan / menumpangkan sinyal data / informasi ke sinyal carrier / pembawa. Alat yg digunakan untuk modulasi disebut Modulator, alat yg melakukan demodulasi disebut Demodulator, sedangkan alat yang bisa melakukan keduanya adalah Modem. Modulasi bisa dilakukan secara digital maupun analog, bahkan bisa dengan penggabungan keduanya. Modulasi ASK (Amplitude Shift Keying) merupakan suatu bentuk modulasi yang merepresentasikan data digital sebagai suatu variasi / perubahan dalam amplitudo sebuah sinyal carrier / pembawa. Pada modulasi ASK, amplitudo sinyal pembawa berubah sesuai dengan informasinya, sedangkan fase dan frekuensinya tetap. Level amplitudo yang berubah direpresentasikan sebagai logika biner 0 dan 1. Kelebihan dari modulasi ASK adalah biayanya yang relatif lebih murah dan penggunaannya yang lebih sederhana. Sedangkan kekurangan dari teknik modulasi ASK adalah sensitif terhadap perubahan atmosfir / lingkungan, mudah terpengaruh oleh noise, dan mudah terpengaruh oleh kondisi propagasi yang berubah Frekuensi yang digunakan Frekuensi yang dipancarkan oleh alat penulis berada pada spektrum frekuensi 434 MHz, dimana frekuensi tersebut termasuk ke dalam pita frekuensi UHF. Dikarenakan penggunaan frekuensi UHF, maka alat ini diharuskan untuk membayar BHP (Biaya Hak Pakai) Spektrum Frekuensi per-tahunnya apabila digunakan di areal publik. Penggunaan frekuensi yang gratis sampai saat ini yaitu frekuensi 2,4 GHz, namun dikarenakan frekuensi yang terlalu tinggi, sehingga jangkauannya menjadi lebih rendah, yang mengakibatkan diperlukannya repeater. Komunikasi Serial Komunikasi serial adalah komunikasi yang tiap tiap bit data dikirimkan secara berurutan dalam 1 jalur/kabel. Dalam komunikasi serial dikenal ada 2 mode komunikasi serial, yaitu: (1) mode sinkron, Mode sinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data dilakukan dengan menggunakan sinkronisasi clock. Pada saat transmitter hendak mengirimkan bit bit data, harus disertai clock untuk sinkronisasi menuju receiver; (2) mode asinkron, mode asinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data dilakukan tanpa menggunakan sinkronisasi clock. Transmitter yang ingin mengirimkan bit bit data harus menyepakati suatu standar (UART) sehingga data yang dikirimkan menyertakan bit bit tertentu yang telah disepakati oleh transmitter dan receiver. Antena Antena dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : (1) Antena Omnidirectional, Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah; dan (2) Antena Berarah, digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV. Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : (1) Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical; dan (2) Antena Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk) 41

4 Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal. Sedangkan jenis jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah antena corner reflector, antena yagi uda, dan antena parabola METODE Perancangan sistem pengingat pada kartu antrian terdiri atas Transmitter yang terhubung dengan PC melalui serial port dan Receiver sebagai pengingat pengguna seperti yang tergambar dalam Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Blok diagram system PC mengirim data yang berisi bit-bit nomor antrian tertentu ke sistem Transmitter melalui serial port DB9. Pada sistem Transmitter, terdapat Regulator RS 232 yang memiliki tujuan agar Transmitter dapat berkomunikasi dengan PC. Data yang diterima oleh MCS akan dikirimkan ke modul Transmitter. Kemudian modul Transmitter akan meneruskan data tersebut, yang berupa sinyal ke modul Receiver yang terdapat pada kartu. Receiver akan selalu memeriksa keberadaan sinyal. Apabila terdapat sinyal, maka MCS akan memerintahkan LED dan buzzer untuk off tetapi bila data yang dikirimkan oleh transmitter sesuai dengan data yang terdapat pada kartu receiver, maka lampu hijau akan menyala,dan buzzer akan berbunyi dengan interval yang pendek. Sebaliknya, apabila sinyal hilang dalam selang waktu 3 detik, MCS akan menyalakan LED merah dan Buzzer. Pada keadaan ini (out of range), buzzer akan mengeluarkan bunyi yang panjang. Setiap kartu antrian diberikan ID tertentu yang dapat diubah agar dapat diidentifikasikan. Pada alat penulis, ID dapat diset dengan menggunakan dip switch, dimana bit terkecil berada pada switch sebelah kiri. Misal, nomor yang akan diset yaitu nomor 5, maka bit yang berlaku yaitu 1010, dimana nilai 1 terjadi ketika switch digeser keatas dan nilai 0 terjadi ketika switch digeser kebawah. 42 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39-48

5 Ketika PC memanggil kartu antrian nomor 1, maka kartu yang akan berbunyi adalah kartu dengan nomor antrian 3 agar terdapat selang waktu, sehingga pemegang kartu nomor urut 3 memiliki cukup waktu untuk kembali ke counter. Dengan demikian, perangkat keras sistemnya adalah seperti pada Gambar 2 berikut: Gambar 2 Skematik perangkat keras sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuran-pengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi sistem dan prosedur sistem operasi. Spesifikasi Perangkat Keras Tegangan catu daya 5 V DC pada kartu Receiver Tegangan catu daya 5 V DC pada sistem Transmitter diluar modul Transmitter Tegangan catu daya 9 V DC pada modul Transmitter Menggunakan IC TLP 434A dengan modulasi ASK sebagai Transmitter dengan frekuensi kerja 433,92 MHz Menggunakan IC RLP 434A dengan modulasi ASK sebagai Receiver dengan frekuensi kerja 433,92 MHz Menggunakan microcontroller AT89C51 sebagai pengendali sistem minimum pada modul Transmitter dan Receiver. Menggunakan RS-232 / MAX 232 PC dengan sistem operasi Windows XP Professional Edition Tampilan pada PC dengan program Visual Basic Menggunakan bahasa pemrograman assembly pada MCS Dimensi alat : o Transmitter (P x L x T) o Receiver (P x L x T) : 16 x 13 x 4,2 cm (casing) : 16 x 13 x 4,2 cm (casing) 9 x 5.5 cm (PCB) Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk) 43

6 Prosedur penggunaan sistem 1. Memastikan sistem Transmitter sudah terhubung dengan catu daya 2. Menghubungkan sistem Transmitter dengan PC melalui kabel serial 3. Menyalakan PC 4. Pemanggilan nomor merupakan suatu sekuensial pengiriman data dari komputer ke modul Transmitter. Untuk itu dibutuhkan program VB sebagai user interface sehingga user dapat menjalankan sistem keseluruhan. 5. Pastikan kartu Receiver sudah dalam keadaan ON. 6. Untuk memanggil nomor antrian, klik Button Nomor Berikutnya. 7. Kartu yang dipanggil akan mengeluarkan bunyi dengan interval yang pendek dan lampu LED hijau akan menyala. Pengujian sistem dilakukan di beberapa tempat berbeda, dengan lingkungan serta halangan yang berbeda juga. Beberapa parameter yang diukur adalah : (1) Signal Distance (dalam Meter), Signal Distance diukur dengan cara manual, yaitu membawa device Receiver dengan jarak yang semakin menjauh sampai sinyal menghilang kemudian mengukur jarak yang didapat; dan (2) Battery Strength (dalam jam), battery strength diukur dengan menyalakan Receiver sampai baterai habis (LED dan Buzzer off). Lokasi pengukuran meliputi 3 lokasi yaitu: (1) Kompleks perumahan Pulomas; (2) Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara; dan (3) Kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara Hasil Pengukuran / Percobaan Ujicoba Outdoor di kompleks Perumahan Lokasi : Pulomas Barat 5C (Ruang Terbuka) Waktu : Kamis, 11 April 2008 ; PM Tabel 1 Hasil Implementasi Outdoor RUN 1 43 cm 21,3 cm 51,56 Meter 2 43 cm 40 cm 48,54 Meter 3 124,7 cm 55,2 cm 51,98 Meter 4 124,7 cm 64,7 cm 54,6 Meter Ujicoba Indoor Rumah Lokasi : Pulomas Barat 5C no 6 (Dalam Ruangan: Rumah) Waktu : Kamis, 11 April 2008 ; PM Tabel 2 Hasil Ujicoba Indoor Rumah RUN 1 135,4 cm 106,7 cm 19,319 Meter Tembok kamar : 15 cm Lemari (tebal): 50 cm Pintu Ruang Tamu: 5cm Tembok Luar: 16,2 cm 2 135,4 cm 135,4 cm 22,7 Meter Tembok kamar : 15 cm Lemari (tebal): 50 cm Pintu Ruang Tamu: 5cm Tembok Luar: 16,2 cm 44 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39-48

7 Ujicoba Indoor Gedung (1) Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 2 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; PM Tabel 3 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (1) RUN 1 43 cm 1 cm 30,97 Meter Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan 2 145,4 cm 105 cm 68,114 Meter Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan RUN Ujicoba Indoor Gedung (2) Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; PM Tabel 4 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (2) RUN cm 105 cm 68,53 Meter Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan 2 145,4 cm 1 cm 38,4 Meter Pengujian dilakukan di lorong tanpa halangan Ujicoba Indoor Gedung (3) Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3+4 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; PM (Lt 3) (Lt 4) Tabel 5 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (3) LANTAI- PLAFON TOTAL PERBEDAAN STRAIGHT POINT AKHIR (PHYTAGORAS) (tebal lantai + plafon) cm 98,5 cm 278,5 cm 340,6 cm 31,285 m 31,47 m 109 cm 2 145,4 cm 1 cm 278,5 cm 242,1 cm 37,7 m 37,8 m 109 cm RUN Ujicoba Indoor Gedung (4) Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 3+2 Waktu : Senin, 14 April 2008 ; PM (Lt 3) (Lt 2) Tabel 6 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (4) LANTAI- PLAFON TOTAL PERBEDAAN STRAIGHT POINT AKHIR (PHYTAGORAS) (tebal lantai + plafon) cm 84 cm 278,5 cm 448,9 cm 19,105 m 19,625 m 109 cm 2 145,4 cm 1 cm 278,5 cm 432,9 cm 21,35 m 27,785 m 109 cm Ujicoba Indoor Gedung (5) Lokasi : Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt 2 Waktu : Jumat, 6 Juni 2008 ; PM Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk) 45

8 Tabel 7 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (5) RUN TEBAL 1 43 cm 105 cm 31,5 cm 25,495 Meter Halangan meliputi Tembok penghalang : 25,5 cm Pintu : 6 cm 2 43 cm 105 cm 25,5 cm 25,805 Meter Halangan meliputi Tembok penghalang : 25,5 cm Ujicoba Indoor Gedung (6) Lokasi : Bank Central Asia Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Jumat, 6 Juni 2008 ; PM Tabel 8 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (6) RUN TEBAL 1 43 cm 105 cm 86,5 cm 23,865 Meter Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm 2 43 cm 105 cm 86,5 cm 19,65 Meter Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Meja makan food court Kaca : 0,5 cm Ujicoba Indoor Gedung (7) Lokasi : Student Service Center Kampus Syahdan, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Senin, 9 Juni 2008 ; PM Tabel 9 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (7) RUN TEBAL 1 43 cm 120 cm 36 cm 13,45 Meter Halangan yang diperhitungkan hanya berupa tebal tembok ruangan cm 120 cm 36 cm 14,7 Meter Halangan yang diperhitungkan hanya berupa tebal tembok ruangan. Ujicoba Indoor Gedung (8) Lokasi : Bank Central Asia Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara, Lt Dasar Waktu : Kamis, 19 Juni 2008 ; PM Catatan : Pengujian dilakukan dengan memberikan sumber tegangan sebesar 9 volt DC kepada modul Transmitter 46 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39-48

9 RUN Tabel 10 Hasil Ujicoba Indoor Gedung (8) TEBAL 1 43 cm 105 cm 86,5 cm 26,046 Meter Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm 2 43 cm 105 cm 86,5 cm 22,18 Meter Halangan meliputi Tebal pilar : 86 cm Kaca : 0,5 cm Pada percobaan pertama, jarak yang didapat oleh sistem dengan tegangan pada modul transmitter sebesar 9 volt bertambah 2,181 Meter, sehingga didapat pertambahan sebesar 9,14 %. Sedangkan pada percobaan kedua, jarak yang didapat oleh sistem dengan tegangan pada modul transmitter sebesar 9 volt bertambah 2,53 Meter, sehingga didapat pertambahan sebesar 12,88 %. Ujicoba Daya Tahan Baterai (1) Ujicoba daya tahan baterai saat out of range dilakukan dua kali, yaitu dengan menggunakan baterai rechargeable (Tabel 11) dan menggunakan baterai alkaline (Tabel 12). Tabel 11 Hasil Ujicoba Daya Tahan Baterai (1) DEVICE TIPE BATERAI WAKTU DINYALAKAN 1 Rechargeable (1500mAh) 2 Rechargeable (1500mAh) 3 Rechargeable (1500mAh) WAKTU MATI WAKTU TOTAL PM AM 5 jam 53 menit PM AM 6 jam 16 menit PM AM 5 jam 20 menit Tabel 12 Hasil Ujicoba Daya Tahan Baterai (2) DEVICE TIPE BATERAI WAKTU DINYALAKAN WAKTU MATI WAKTU TOTAL 1 Alkaline PM AM 5 jam 08 menit 2 Alkaline PM AM 4 jam 49 menit 3 Alkaline PM AM 5 jam 15 menit Evaluasi Ada hal yang ditemukan dalam evaluasi yaitu frekuensi yang dipakai bukan merupakan kanal frekuensi yang terbuka bebas bagi umum (tidak gratis) sedangkan Penggunaan frekuensi yang gratis (2,4GHz) berakibat pada berkurangnya jangkauan sistem ehingga untuk itu dapat dipertimbangkan penggunaan teknologi zigbee untuk memperoleh jarak jangkauan yang lebih luas. Karena alat yang digunakan untuk evaluasi masih merupakan prototype, maka jarak yang dapat Perancangan Sistem Pengingat... (Wiedjaja; dkk) 47

10 dijangkau oleh alat tidak terlalu jauh disebabkan oleh banyak faktor, antara lain besarnya daya, jenis antena dan panjang antena. Ujicoba dilakukan di Outdoor perumahan bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal pada ruang terbuka yang tidak memiliki halangan sedangkan ujicoba yang dilakukan di dalam gedung bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal pada alat dengan mempertimbangkan halangan serta pantulan sinyal. Penggunaan daya pada modul Transmitter yang lebih besar berakibat pada semakin besarnya jarak jangkauan sistem. Ujicoba sumber daya menggunakan 2 jenis sumber daya baterai. Sumber daya yang dapat di isi ulang (rechargeable) dan sumber daya yang tidak dapat di isi ulang (jenis alkaline). Berdasarkan ketahanannya, sumber daya (baterai) yang dapat diisi ulang mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan sumber daya (baterai) yang tidak dapat di isi ulang. Indikator baterai bekerja dengan baik, yaitu off (redup) ketika tegangan pada baterai masih cukup, sedangkan ketika tegangan menurun sampai batas 7 volt, maka LED akan menyala, dan semakin terang seiring dengan menurunnya tegangan baterai. PENUTUP Dari analisis dan perancangan serta evaluasi dari kinerja sistem maka didapatkan kesimpulan bahwa: (1) Sistem dapat bekerja dengan baik dalam melakukan pemanggilan kartu receiver; (2) Penggunaan frekuensi 434MHz memerlukan biaya hak guna pakai frekuensi; (3) Maksimal jarak jangkauan alat penulis adalah 68,53 meter pada ruangan tertutup tanpa adanya halangan; (4) Jangkauan sinyal indoor lebih jauh daripada outdoor, apabila sama-sama tidak terdapat halangan. Penambahan jarak yaitu sebesar 13,93 Meter; (5) Apabila terdapat halangan, jangkauan sinyal menurun drastis, dikarenakan adanya pantulan sinyal, difraksi dan penyerapan sinyal. Penurunan yang terjadi yaitu sebesar 63,24%; (6) Jangkauan sinyal semakin menurun apabila diimplementasikan pada lantai yang berbeda. Apabila receiver berada 1 lantai lebih tinggi, jarak maksimum yang didapat yaitu 37,8 Meter, sedangkan apabila receiver berada 1 lantai lebih rendah, jarak maksimum yang didapat yaitu 27,785 Meter; (7) Penambahan daya pada modul Transmitter mengakibatkan adanya penambahan jarak jangkauan sistem sebesar 12,88%; (8) Daya tahan baterai rechargeable lebih lama daripada baterai alkaline biasa. Perbedaan waktu daya tahan yang didapat yaitu selama 1 jam 1 menit; dan (9) Ketinggian antena transmitter dan receiver mempengaruhi jarak jangkauan sinyal. Pada ujicoba indoor rumah, penambahan ketinggian receiver sebesar 28,7cm mengakibatkan penambahan jarak sebesar 3,381 Meter. DAFTAR PUSTAKA Boylestad, R. L., & Nashelsky, L. (2006). Electronic Devices and Circuit Theory,Edisi ke 9,Sine Nomine. Couch, L. W. (2007).,Digital and Analog Communication Systems, Edisi ke 7,Pearson Prentice Hall. Floyd, T. L. (2007). Electronics Fundamentals : circuits, devices, and applications, Edisi ke 7, Pearson Prentice Hall. Malvino, A. P. (1985). Semiconductor circuit approximations: An introduction to transistors and integrated circuits, Edisi ke 4, New York: McGraw-Hill. Neamen, D. A. (2001). Electronic circuit analysis and design, Edisi ke 2, New York: McGraw- Hill. Schweber, W. (1991). Electronic Communication Systems : a complete course, Edisi ke 3,Prentice Hall. 48 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 39-48

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuranpengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membutuhkan tuntutan kerja dan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman saat ini membutuhkan tuntutan kerja dan aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini membutuhkan tuntutan kerja dan aktivitas yang tinggi dimana setiap orang membutuhkan kecepatan kerja yang efektif untuk mencapai goal yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 Perancangan Sistem Pengingat pada Kartu Antrian dengan Menggunakan Sinyal Radio Anton Marius (0800736434)

Lebih terperinci

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel

Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Aplikasi Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Pada dunia digital terdapat dua metode pengiriman data yang umum digunakan, yaitu pengiriman data secara pararel dan pengiriman data secara serial. Pada pengiriman

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN MENGGUNAKAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN MENGGUNAKAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE PERANCANGAN DAN REALISASI PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN MENGGUNAKAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE Nurwijayanti Kusumaningrum 1 ABSTRACT Nowadays, the develope of restaurant are going fast with more

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor RF (Radio Frekuensi) Sensor RF (Radio Frekuensi) adalah komponen yang dapat mendeteksi sinyal gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim

Lebih terperinci

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau 7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT SERVICE BELL NIR-KABEL. Disusun Oleh : Nama : Budi Hartono Ong Nrp :

PERANCANGAN ALAT SERVICE BELL NIR-KABEL. Disusun Oleh : Nama : Budi Hartono Ong Nrp : PERANCANGAN ALAT SERVICE BELL NIR-KABEL Disusun Oleh : Nama : Budi Hartono Ong Nrp : 0622005 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS SECARA NIRKABEL PADA PINTU PERLINTASAN KERETA API

MODEL SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS SECARA NIRKABEL PADA PINTU PERLINTASAN KERETA API TESLA Vol. 9 No. 2, 45 50 (Oktober 2007) Jurnal Teknik Elektro MODEL SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS SECARA NIRKABEL PADA PINTU PERLINTASAN KERETA API Hartono Haryadi 1), Hugeng 1) dan Deris Riyansyah 2)

Lebih terperinci

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT Respati Loy Amanda, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Data Komunikasi data merupakan pertukaran data antara dua devicemelalui suatu media transmisi (Forouzan, 2007). 2.1.1. Komponen Komunikasi Data Komunikasi data terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH

SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH TESLA Vol. 9 No. 2, 71 78 (Oktober 2007) Jurnal Teknik Elektro SISTEM PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SECARA SENTRAL DARI JARAK JAUH Tjia May On 1), Pono Budi Mardjoko 1) dan Nato Martanto 2) Abstract Scheme

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan TELEMETRI Abstrak Telemetri (sejenis dengan telematika) adalah sebuah teknologi yang membolehkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem. Kata telemetri berasal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com MODULASI Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan atau penggabungan sinyal informasi (pemodulasi) kepada gelombang pembawa (carrier), sehingga memungkinkan sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Software Visual Basic Pengujian software Visual Basic dilakukan dengan menguji kinerja dari program penjadwalan apakah telah berfungsi sesuai dengan harapan dan

Lebih terperinci

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL ix

DAFTAR ISI v. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT. ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL ix ABSTRAK Saat ini perkembangan industri komunikasi berkembang dengan pesat, terutama komunikasi tanpa kabel (wireless). Dengan menggunakan komunikasi wirelesss masalah ruang dapat diatasi, misalnya untuk

Lebih terperinci

Makalah Peserta Pemakalah

Makalah Peserta Pemakalah Makalah Peserta Pemakalah ISBN : 978-979-17763-3-2 PERANCANGAN ANTENNA YAGI FREKUENSI 400-405 MHZDIGUNAKAN PADA TRACKING OBSERVASI METEO VERTIKAL DARI PAYLOAD RADIOSONDE RS II-80 VAISALA Lalu Husnan Wijaya

Lebih terperinci

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

TEKNIK MODULASI. Kelompok II TEKNIK MODULASI Kelompok II Pengertian Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Contoh

Lebih terperinci

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO Sebelumnya kita bahas tentang Pengertian Radio Terlebih Dahulu. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara Radiasi dan

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem komunikasi radio. Dalam dunia telekomunikasi antena didefinisikan sebagai struktur yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band Ultra High Frequency (HF).

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

Identifikasi Menggunakan RFID

Identifikasi Menggunakan RFID Identifikasi Menggunakan RFID Radio Frequency Identification (RFID) adalah suatu metoda penyimpan dan mengambil kembali data melalui gelombang radio menggunakan suatu peralatan yang disebut RFID tags atau

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

SISTEM PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN DENGAN FASILITAS SMS

SISTEM PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN DENGAN FASILITAS SMS TESLA VOL. 10 O. 1 MARET 2008 SISTEM PEGATRIA MEJA PADA RESTORA DEGA FASILITAS SMS Indra Suryati 1, urwijayanti 2, Christa Usteng Hakim 3 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti Jakarta 11440 2 Jurusan

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS TESLA Vol. 8 No. 2, 61 68 (Oktober 2006) Jurnal Teknik Elektro PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS Tjandra Susila 1), Tony Winata 1) dan Rakhman Setyo Nugroho 2) Abstract To

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia. Pada era yang disebut sebagai The Age of Information ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia. Pada era yang disebut sebagai The Age of Information ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada akhir abad 20 telah berpengaruh besar terhadap berbagai aspek dari kehidupan peradaban manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL Data and Sinyal Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data digital dan sinyal analog untuk data analog Bisa menggunakan sinyal analog untuk membawa data digital

Lebih terperinci

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO Ryandika Afdila (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan

Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan Oleh: Yuli Ermawati Abstract Automatic Trash Capacity Detection System for Real Estate, there are two parts including:

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. receiver berupa scoreboard display yang tersambung ke XBEE receiver.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. receiver berupa scoreboard display yang tersambung ke XBEE receiver. BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Tahapan Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengambil data sistem secara keseluruhan dari 2 modul yang digunakan, yaitu modul transmitter berupa remote dan receiver berupa

Lebih terperinci

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana sotdag@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR.

Hardware terdiri dari catu daya 5VDC, sensor passive infrared, mikrokontroler. ATMega8, transmitter TLP434 dan receiver. WinAVR. BEL LISTRIK WIRELESS OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PASSIVE INFRARED BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 Nanda Surya Pratama 07506131003 Teknik Elektro-Fakultas Teknik-Universitas Negeri Yogyakarta Email : nanda_elektro1@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF)

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF) APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF) Yurni Oktarina Pola Risma Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract Often we are troubled by the loss of objects such as house keys, car keys, mobile phones are

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 08 Teknik Modulasi Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:08 PengTekTel-Modul:08 Apa itu Modulasi? Modulasi adalah pengaturan parameter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SFN

BAB III PERANCANGAN SFN BAB III PERANCANGAN SFN 3.1 KARAKTERISTIK DASAR SFN Kemampuan dari COFDM untuk mengatasi interferensi multipath, memungkinkan teknologi DVB-T untuk mendistribusikan program ke seluruh transmitter dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,

BAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, BAB II TEORI DASAR ANTENA 2.1 Umum Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima pada komputer

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Unila Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35145 ABSTRACT

Lebih terperinci

BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 Ni Luh Putu Anggreni 1, I Wayan Supardi 2, Nyoman Wendri 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO No Percobaan : 01 Judul Percobaan Nama Praktikan : Perambatan Gelombang Mikro : Arien Maharani NIM : TEKNIK TELEKOMUNIKASI D3 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Bab 3. Transmisi Data

Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data 1/34 Outline Terminologi dan Konsep Transmisi Data Media Transmisi Konsep Domain Waktu Konsep Domain Frekuensi Transmisi Analog Transmisi Digital Gangguan Transmisi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.3.4 Uji Panjang Pulsa Sinyal Pengujian dilakukan untuk melihat berapa panjang pulsa sinyal minimal yang dapat di respon oleh modul. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan astable free running, blok

Lebih terperinci

Amplitude Shift Keying

Amplitude Shift Keying Amplitude Shift Keying Kelompok 1 1.Isman (D411 10 005) 2.Muthia Dwi Wulandari(D411 10 275) 3.Aniszah Mulyawati(D411 10 261) 4.Lara Gala Patintingan(D411 1 285) JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil karya atau implentasi Hasil karya dalam hal ini adalah sebuah alat komunikasi bawah air sederhana berbasis radiaon frekwensi dengan harga yang lebih murah dari pada

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada Jurnal Itenas Rekayasa LPPM Itenas o.1 Vol. XVII ISS: 1410-3125 Januari 2013 Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada Modem BPSK berbasis MATLAB Arsyad Ramadhan

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK

REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI. Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : ABSTRAK REMOTE CONTROL INFRARED DENGAN KODE KEAMANAN YANG BEROTASI Disusun Oleh : Nama : Yoshua Wibawa Chahyadi Nrp : 0222051 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci