PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI"

Transkripsi

1 PSAK NO. 4 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI RUANG LINGKUP Pernyataan ini diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk. Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama. DEFINISI Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk). Entitas induk adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak. Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada entitas induk. Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya. Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. II. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang mengonsolidasikan investasinya dalam entitas anak sesuai Pernyataan ini. Entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan tunduk pada paragraf yang membahas mengenai akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.

2 III. RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat : Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Instrumen seperti waran saham, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen lain yang mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk : Menambah kekuasaan suara kepada entitas Mengurangi kekuasaan suara dari pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain Disebut sebagai Hak Suara Potensial. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengendalian, entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat pelaksanaan hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun secara kombinasi) (considered individually or in combination) yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk melaksanakan atau mengonversi hak tersebut. Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena investor merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit perwalian, atau entitas sejenis. Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun aktivitas usahanya tidak sama dengan entitas lain dalam kelompok usaha.

3 IV. PROSEDUR KONSOLIDASI Entitas Induk Entitas Anak Konsolidasi Aset Aset Aset Liabilitas Liabilitas Liabilitas Ekuitas Ekuitas Eliminasi Ekuitas Pendapatan Pendapatan Pendapatan Beban Beban Beban Periode pelaporan Lamanya periode sama Tanggal pelaporan yang sama Dilakukan Penyesuaian jika periode pelaporan dan/atau tanggal pelaporan berbeda Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi harus sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa Dilakukan penyesuaian jika kebijakan akuntansi berbeda. Perolehan entitas anak baru pada periode pelaporan Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 22. Penghasilan dan beban entitas anak didasarkan pada nilai aset dan kewajiban yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi didasarkan pada nilai wajar aset tersusutkan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sampai dengan tanggal ketika entitas induk berhenti mengendalikan entitas anak. Kepentingan nonpengendali Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemiik entitas induk. Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan

4 nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. V. KEHILANGAN PENGENDALIAN Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa perubahan absolut atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian kontraktual. VI. AKUNTANSI INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS, DAN ENTITAS ASOSIASI DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI. Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada: biaya perolehan; atau sesuai PSAK 55. Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi. Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi tersebut diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009). Pengukuran investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) tidak berubah dalam keadaan yang demikian. Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan. Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk suatu entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria berikut: a entitas induk baru memiliki pengendalian atas entitas induk awal dengan menerbitkan instrumen ekuitas yang ditukarkan dengan instrumen ekuitas entitas induk awal; b aset dan liabilitas kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama segera sebelum dan setelah reorganisasi; dan c pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi mempunyai bagian yang sama secara absolut dan relatif atas aset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha baru segera sebelum dan setelah reorganisasi;

5 dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam entitas induk awal sesuai dengan paragraf 35 (a) dalam laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk baru mengukur biaya perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi. Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan entitas induk mungkin mendirikan entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria di paragraf 37. Persyaratan di paragraf 37 diterapkan sama dengan reorganisasi tersebut. VII. PENGUNGKAPAN (a) Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak memiiki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara; (b) Alasan mengapa kepemiikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan pengendalian; (c) Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan tanggal atau periode yang berbeda; (d) Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman atau uang muka; (e) Suatu rincian yang menunjukan dampak setiapperubahan bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan (f) Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan: (i) Porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya pengendalian, dan (ii) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).

6 Ketentuan Transisi Pernyataan ini diterapkan secara retrospektif, kecuali hal-hal berikut yang diterapkan secara prospektif : Persyaratan di paragraf 25 mengenai laba atau rugi komprehensif yang diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defi sit. Persyaratan di paragraf 27 dan 28 mengenai perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian. Persyaratan di paragraf mengenai kehilangan pengendalian atas entitas anak, dan persyaratan terkait dalam paragraf 11 PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Persyaratan di paragraf mengenai hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian. Jika entitas induk masih memiliki entitas anak yang diperoleh sebelum tanggal efektif Pernyataan ini untuk tujuan dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, dan entitas anak yang dibatasi oleh restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk, sebagaimana diatur dalam PSAK 4 (1994): Laporan Keuangan Konsolidasi paragraf 06, maka entitas induk mengonsolidasikan entitas anak tersebut sesuai dengan Pernyataan ini secara prospektif.

7 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (PSAK 15) RUANG LINGKUP Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Namun, Pernyataan ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh: (a) organisasi modal ventura; atau (b) reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubunginvestasi. yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Investasi tersebut itu diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 55, perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan. Entitas yang memiliki investasi tersebut membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 37(f). DEFINISI Entitas asosiasi Adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama Entitas anak (subsidiary) adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entiitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk) Ventura Ventura bersama bersama (joint venture) adalah adalah perjanjian perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama Pengaruh signifikan Adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

8 INDIKASI PENGARUH SIGNIFIKAN Indikasi Kuantitatif Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai pengaruh signifi kan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka investor dianggap tidak mempunyai pengaruh signifi kan, kecuali pengaruh signifi kan tersebut dapat dibuktikan dengan jelas. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak menghalangi investor untuk mempunyai pengaruh signifi kan. Indikasi Kualitatif Keberadaan pengaruh signifi kan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini: (a) keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee; (b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya; (c) adanya transaksi material antara investor dengan investee; (d) pertukaran personel manajerial; atau (e) penyediaan informasi teknis pokok. Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya yang mempunyai potensi (jika dieksekusi atau dikonversi) untuk menambah hak suara entitas atau mengurangi hak suara pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya (yaitu hak suara potensial). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai pengaruh signifi kan. Hak suara potensial saat ini tidak dapat dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara tersebut tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan. Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengaruh signifi kan, maka entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat eksekusi hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain apakah dipertimbangkan secara individual atau dalam kombinasi) yang mempengaruhi hak potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk mengeksekusi atau mengkonversi.

9 Entitas kehilangan pengaruh signifi kan atas suatu investee ketika entitas tersebut kehilangan kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee tersebut. Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan dalam tingkat kepemilikan secara absolut atau relatif. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika entitas asosiasi menjadi subjek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator atau regulator. Hal tersebut dapat juga terjadi sebagai hasil dari suatu perjanjian kontraktual. METODE EKUITAS Investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan. Ketika investasi dihentikan pada entitas asosiasi dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran). Banyak prosedur yang serupa dengan porsedur konsolidasi seperti dalam PSAK 4 Pada saat perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dicatat: Goodwill amortisasi tidak diperkenankan Dimasukkan sebagai penghasilan dlm menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi pada periode investasi diperoleh. Jika asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian deviden. Jika bagian investor atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. TANGGAL PELAPORAN Tanggal pelaporan entitas asosiasi sama dengan investor. Apabila berbeda maka disesuaikan. Maksimal perbedaan tiga bulan. Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa serupa.

10 RUGI PENURUNAN NILAI Setelah menerapkan metode ekuitas, termasuk pengakuan kerugian entitas asosiasi sesuai dengan paragraf 29, maka investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan kerugian penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto investor dalam entitas asosiasi. Investor juga menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk menentukan apakah setiap tambahan rugi penurunan nilai diakui dengan memperhatikan bagian investor dalam entitas asosiasi yang bukan merupakan bagian dari investasi neto dan jumlah dari rugi penurunan nilai. Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara ter pisah, maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal, dengan membandingkan antara jumlah terpulihkan mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai tercatatnya, kapanpun penerapan persyaratan dalam PSAK 55 mengindikasikan bahwa investasi mungkin telah mengalami penurunan nilai.kerugian penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset, termasuk goodwill, yang PENGUNGKAPAN Nilai wajar investasi Ringkasan informasi keuangan Alasan investor memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan kurang dr 20% Alasan invetor tdk memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan lebih dr 20% Akhir periode pelaporan jika tangggal berbeda Sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui Ringkasann informasi keuangan dengan metode ekuitas. Investasi pada entitas asosiasi diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi diakui oleh investor dalam pendapatan komprehensif lain. Liabilitas kontinjensi sesuai PSAK 57.

11 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 22 KOMBINASI BISNIS RUANG LINGKUP Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk: (a) Pembentukan ventura bersama. (b) Akuisisi aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam hal ini, pihak pengakuisisi mengidentifikasi dan mengakui setiap aset teridentifikasi yang diperoleh (termasuk aset yang memenuhi definisi dari, dan kriteria pengakuan untuk, aset tidak berwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 19 (revisi 2010): Aset Tidak Berwujud) dan liabilitas yang diambilalih. Biaya perolehan dari kelompok aset tersebut dialokasikan kepada masing-masing aset teridentifikasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya pada tanggal pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill. (c) Kombinasi entitas atau bisnis sepengendali DEFINISI KOMBINASI BISNIS Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai penggabungan sesungguhnya (true merger) atau penggabungan setara (merger of equals) juga merupakan kombinasi bisnis. IFRS 3 menyatakan : a business combination is the bringing together of one or more combining entities into a reporting entity. Business combination result from one entity : Purchasing the equity of another entity; Purchasing the net assets of another entity; Assuming the liabilities of another entity; or Purchasing some of the net assets of another entity that together from one or more business. Dengan demikian, kombinasi bisnis bisa dilakukan dengan membeli aset neto, perusahaan, mengambil alih hutang, atau membeli saham perusahaan di atas 50%.

12 Penggabungan usaha dilakukan untuk memperoleh efisiensi operasi melalui integrasi secara horizontal atau vertikal atau mendiversifikasikan risiko usaha melalui konglomerasi. Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau pasar yang sama. Integrasi vertikal adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi. Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan perusahaan komputer. Alasan Kombinasi Bisnis Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas, dan efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk : Penghematan biaya Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan. Mengurangi risiko Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru. Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan melakukan kombinasi bisnis. Memperoleh aset tidak berwujud Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database pelanggan dan lain-lain.

13 Alasan-alasan lain Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaanperusahaan lain. Bentuk Penggabungan Usaha Akuisisi Terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aktiva produktif dari suatu entitas usaha lain dan mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut ke dalam operasi miliknya. Merger Terjadi ketika suatu perusahaan mengambil alih semua operasi dari entitas usaha lain dan entitas yang diambil alih tersebut dibubarkan. Konsolidasi Terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aktiva-aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan. METODE PENCATATAN Metode pencatatan dalam kombinasi bisnis yang dipakai adalah metode pembelian atau metode akuisisi. Penerapan metode akuisisi mensyaratkan : Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi). Penentuan tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi). Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi (dalam kombinasi bisnis dengan pembelian saham di atas 50%). Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.

14 Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto (total aset dkurangi dengan total hutang) perusahaan, pihak pengakuisisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas atau aset lain, atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan dibahas lebih lanjut di dalam pembahasan konsolidasi. Penentuan imbalan yang diberikan Imbalan yang diberikan kepada perusahaan yang diakuisisi adalah jumlah dari nilai wajar aset yang ditransfer, hutang yang timbul dan efek ekuitas yang diterbitkan oleh pengakusisi. Imbalan juga termasuk contingent consideration sepanjang imbalan tersebut besar kemungkinan akan terjadi dan jumlahnya dapat diukur. Biaya yang terkait dengan perolehan/akuisisi Biaya yang terkait dengan perolehan akuisisi meliputi: biaya makelar (finder s fee); advis; hukum; akuntansi; penilaian; biaya profesional atau konsultansi lainnya Biaya administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal; dan Biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang dan efek ekuitas. Semua biaya tersebut, kecuali biaya pendaftaran dan penerbitan efek hutang dan efek ekuitas, dibebankan pada periode berjalan. Sesuai dengan PSAK 55, biaya pendaftaran serta penerbitan efek hutang akan menambah diskon atas utang atau mengurangi premium (didebetkan ke discount atau premium efek hutang), sedangkan biaya pendaftaran serta penerbitan efek ekuitas akan mengurangi (didebetkan) ke agio saham (additional paid-in capital). Jadi dapat disimpulkan, biaya-biaya yang terkait dengan investasi digolongkan menjadi tiga: Biaya-biaya langsung berupa harga yang dibayarkan kepada pihak yang dibeli (diakuisisi) akan diakui sebagai harga perolehan investasi. Biaya langsung lainnya seperti biaya akuntansi, hukum, konsultan, dan biaya-biaya penemuan. Perlakuan akuntansinya adalah dimasukkan dalam beban berjalan pada saat terjadinya

15 Biaya-biaya langsung seperti biaya pendaftaran dan penerbitan surat-surat berharga ekuitas. Perlakuan akuntansinya dengan mengurangi tambahan modal disetor (additional paid in capital). Pengidentifikasian pihak pengakuisisi (entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli aset neto perusahaan, pihak pengakusisi adalah pihak yang memberikan imbalan berupa kas, atau aset lain atau memberikan imbalan dalam bentuk efek hutang atau efek ekuitas. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan konsolidasi. Penentuan tanggal akuisisi (tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi Penerapan prinsip dan ketentuan pengakuan oleh pihak pengakuisisi, dapat menyebabkan pengakuan atas suatu aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang diakuisisi dalam laporan keuangannya. Contohnya: merk, paten, hubungan pelanggan mungkin tidak tercatat dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi ketika perusahaan tersebut diakuisisi, maka aset tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Pengukuran aset teridentifikasi dan liabilitas yang diambilalih menggunakan nilai wajar yang mengacu pada SAK yang mengatur maisng-masing aset dan liabilitas tersebut. Sedangkan pengukuran kepentingan nonpengendali didasarkan pada nilai wajar atau berdasarkan proporsi aset neto teridentifikasi. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembilan dengan diskon Dalam suatu kombinasi bisnis, ada kalanya imbalan yang diberikan lebih besar daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh. Selisih tersebut diberikan karena pengakuisisi menilai bahwa perusahaan yang diakuisisi mempunyai berbagai kelebihan (aset) yang tidak bisa diidentifikasi. Aset demikian disebut goodwill. Sebaliknya bila imbalan yang diberikan lebih kecil daripada nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang diperoleh, maka akan terdapat goodwill negatif. Goodwill negatif akan dicatat oleh pengakuisisi sebagai keuntungan pada tahun berjalan. Perhitungan goodwill didapatkan dari : Setiap akhir periode dilakukan pengujian atas Goodwill, apakah terjadi penurunan atau tidak. Bila nilainya turun, goodwill harus dikurangi.

16 KERJA SAMA OPERASI A. Definisi Kerja Sama Operasi (KSO) adalah perjanjian dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan assets atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha tersebut Pihak-Pihak Yang Bekerja Sama 1. Pemilik assets adalah pihak yang memiliki assets atau hak penyelenggaraan usaha tertentu yang dipakai sebagai obyek atau sarana KSO. Misalnya : a Orang yang memiliki tanah dibangun gedung perkantoran di atasnya dalam perjanjian KSO b PT. Jasa Marga yang memiliki hak penyelenggaraan jalan tol 2. Investor adalah pihak yang menyediakan dana, baik seluruh atau sebagian, untuk dimanfaatkan dalam KSO, bisa memiliki pengendalian atas assets dan operasi KSO, bisa pula tidak, tergantung dari bentuk KSO yang ada dalam perjanjian. Asset KSO Adalah asset tetap yang dibangun atau yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan KSO. Pengelola KSO (Managing Partner) adalah pihak yang mengoperasikan assets KSO, bisa pemilik assets, mungkin investor, mungkin juga pihak lain yang ditunjuk. Masa Konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan pemilik assets masih terikat dengan perjanjian perjanjian bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang tercamtum di dalam perjanjian KSO.

17 B. Tujuan KSO a Pengakuan dan Pengukuran perkiraan-perkiraan yang timbul dari kegiatan KSO seperti aset, kewajiban, pendapatan dan beban; b Penyajian dan Pengungkapan akun-akun KSO. C. Bentuk Bentuk KSO 1 KSO dengan entitas yang terpisah (separate legal entity) dari entitas hukum para anggota KSO. 2 KSO tanpa pembentukan entitas hukum yang terpisah. D. Ruang Lingkup KSO 1 Kegiatan KSO yang digolongkan sebagai bentuk KSO tanpa entitas hukum yang terpisah, dimana hanya satu pihak yang secara signifikan memiliki kendali atas assets maupun operasi KSO; 2 Kegiatan KSO yang digolongkan sebagai bentuk KSO tanpa entitas hukum, yang erpisah yang termasuk Pengendalian Bersama Asset (PBA) dan Pengendalian Bersama Operasi (PBO) diatur sesuai dengan PSAK No KSO dengan entitas hukum terpisah diperlakukan sesuai dengan perlakuan akuntansi yang lain/umum. E. Akun-Akun Dalam KSO Aset KSO Pos ini merupakan aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk menyelenggarakan KSO oleh pengelola selama masa konsesi termasuk didalamnya pengertian yaitu: Aset KSO yang dibangun oleh investor dengan kuasa penyelenggaraan. Pengelolaan aktiva tersebut dimiliki oleh investor semenjak aktiva tersebut siap dioperasikan sampai akhir masa konsesi dan aktiva tersebut akan diserahkan kepada penyelenggara Aset KSO yang diperoleh penyelenggara atas penyerahan aktiva KSO yang dibangun oleh investor tanpa kuasa penyelenggara. Penyelenggara mencatat aktiva KSO yang diterima dari investor tanpa kuasa penyelenggara sebesar nilai serah terima berdasarkan kontrak. Jika nilai kontrak tidak tersedia, maka yang digunakan adalah biaya perolehan. Aset KSO ini disusutkan secara sistematis selama umur ekonomi atau selama masa konsesi. Investor dengan kuasa penyelenggara mencatat aktiva KSO sebesar nilai perolehan.

18 Aset Dalam Penyelesaian Pos ini merupakan aktiva yang masih dalam proses pembangunan dan belum siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya. Aktiva ini dicatat sebesar biaya yang telah dikeluarkan. Dalam hal proses pembagunan aktia tersebut terhenti dan tidak mungkin dilanjutkan, maka harus dikeluarkan dari komponen aktiva. Dalam KSO, pos ini merupakan kapitalisasi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun aktiva KSO dan dicatat sebagai aktiva KSO ketika konstruksi selesai dan dioperasikan. Liabilitas KSO Pos ini merupakan kewajiban yang timbul dalam KSO dengan investor tanpa kuasa penyelengaraan yang diakui pemilik asset pada saat aset KSO diserahkan oleh investor. Penghasilan KSO Ditangguhkan Pos ini timbul saat penyerahan aktiva KSO dari investor dengan kuasa penyelengara kepada pemilik asset pada saat masa konsesi berakhir, dalam hal pemilik asset tidak memiliki kepastian yang cukup tantang manfaat ekonomi dari asset tersebut Pendapatan KSO Yaitu bagi hasil atas operasi yang diterima oleh investor tanpa kuasa penyelengaraan. Sedangkan pendapatan KSO bagi pihak penyelengara merupakan selisih antara pembayaran bagi hasil kepada investor dengan kewajiban KSO). F. Pengakuan dan Pengukuran 1. Pembangunan Asset KSO Dana yang ditanamkan pemilik asset dalam KSO dicatat sebagai penyertaan KSO. Disisi lain investor mencatat dana yang diterima ini dalam penyertaan KSO oleh pemilik asset sebagai kewajiban. (pragraf 13). Ayat jurnal adalah sebagai berikut: Pemilik Asset Dr. Penyertaan-KSO Cr. Kas Investor Dr. Kas Cr. Kewajiban-KSO Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh investor untuk membangun asset KSO harus dikapitalisasi dalam asset KSO dalam konstruksi. Akun ini akan dihapus ke asset KSO begitu konstruksi selesai dan asset KSO siap dioperasikan.

19 Pemilik Asset (tidak mencatat) Investor Dr. Asset KSO Dalam Konstruksi Cr. Kas atau Hutang 2. Pengoperasian Asset KSO a. Ada 2 pola pengoperasian asset KSO yaitu: Pertama, asset KSO dikelola oleh investor yang menandai pembangunannya sampai berakhir masa konsesi. Diakhir masa konsesi investor akan menyerahkan asset KSO dan pengelolaannya kepada pemilik asset. Pola ini disebut BKS / BOT (Bangun, Kelola, serah / Build, Operate, Transfer) Pengakuan pada pola ini adalah: 1 Investor akan secara langsung mengelola asset KSO, begitu pembangunannya selesai. Pada tahap ini sampai berakhirnya masa konsesi investor memiliki kendali yang signifikan atas pengelolaan KSO sesuai dengan syarat pengakuan asset, yakni akan adanya manfaat ekonomi dari asset tersebut dan biaya perolehan asset tersebut bisa diukur dengan andal, investor mencatatnya sebagai asset KSO. Ayat jurnal adalah sebagai berikut: Pemilik Asset (tidak mencatat) Investor Dr. Asset KSO Cr. Asset KSO Dalam Konstruksi 2 Pola pengoperasian yang kedua adalah apabila investor mendanai pembangunan asset KSO sampai siap dioperasikan. Begitu asset KSO siap dioperasikan, asset tersebut diserahkan kepada pemilik asset untuk dikelola. Pola ini disebut BSK / BTO (Bangun, Serah, Kelola / Build, Transfer, Operate) Pengakuan pada pola ini adalah: Investor akan menyerahkan asset KSO yang dia danai pembangunannya kepada pemilik asset, begitu asset KSO siap dioperasikan. Pada tahap ini pemilik asset memegang kendali pengelolaan asset KSO secara material dan mengakui asset KSO pada saat investor menyerahkan pengelolaan asset KSO. (pragraf 18). Ayat jurnal adalah sebagai berikut:

20 Pemilik Asset Dr. Asset KSO Cr. Kewajiban KSO Pendapatan Investor Dr Penyertaaan KSO (Hak Bagi Cr. Asset KSO Dalam Konstruksi Pada saat penyerahannya dengan pola BSK, maka pemilik asset harus melakukan pembayaran ke investor sebagai konsekuensi dari pengelolaan asset KSO yang didanai oleh investor dengan pola pembayaran diatur dalam kontrak, misalnya dengan pola bagi hasil atau bagi pendapatan atau modifikasi dari pola-pola tersebut. Ayat jurnal adalah sebagai berikut: Pemilik Asset Dr. Beban KSO Cr. Kas Investor Dr. Kas Cr. Pendapatan KSO Investor mencatat penyerahan asset KSO kepada pemilik asset di akhir masa konsesi dengan menghapus seluruh akun yang timbul berkaitan dengan KSO yang bersangkutan. Bila investor melakukan penyerahan asset KSO kepada pemilik untukdioperasikan pada saat asset KSO selesai dibangun, penyerahan ini dicatat sebagai hak bagi pendapatan atau penghasilan KSO. Penerimaan Kas atau hak atas pendapatan/penghasilan secara periodik dari bagi hasil atau bagi pendapatan diakui sebagai pendapatan KSO. Penghitungan bunga untuk transaksi atas penyerahan asset KSO adalah dengan mengacu pada tingkat bunga normal dikalikan dengan sisa kewajiban, maka selisih antara beban bunga (atau penghasilan dari investor) dan bagian dari kewajiban KSO (atau piutang KSO bagi investor) dari jumlah yang dibayarkan (atau diterima investor) dimasukkan sebagai penghasilan atau beban KSO. Apabila investor sebagai pengelola KSO, maka penyusutan yang diperkenankan untuk asset KSO maksimal sampai berakhirnya masa konsesi. (tidak boleh lebih panjang dari masa konsesi KSO) Hak bagi pendapatan atau hasil diamortisasi oleh investor

21 PENGUNGKAPAN a Sehubungan dengan perjanjian KSO, pengungkapan berikut ini harus dibuat: 1 Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO 2 Hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan dengan perjanjian KSO 3 Ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila ada. b Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk asset tetap, pengungkapan berikut harus dibuat untuk asset KSO: 1 Klasifikasi asset yang membentuk asset KSO 2 Penentuan biaya perolehan asset KSO 3 Penentuan depresiasi atau amortisasi asset KSO c Sehubungan dengan perjanjian bagi pendapatan/hasil KSO, pengungkapan berikut ini harus dibuat: Penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil KSO Penentuan amortisasi hak bagi pendapatan/hasil KSO Penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO yang timbul dari pembayaran bagi pendapatan / hasil KSO.

22 ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (ISAK 7) Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan khusus yang terbatas (misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan atau sekuritisasi aset keuangan). Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) atau special purpose entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, firma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. EBK umumnyadibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK. Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan EBK tidak dapat dimodifikasi atau diubah (beroperasi dengan autopilot), kecuali mungkin oleh pendiri atau sponsornya. Sponsor (entitas yang diwakili EBK) sering kali mengalihkan atau menjual asetnya ke EBK, memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan jasa untuk EBK, sementara pihak lain ("penyedia modal") mungkin menyerahkan dana kepada EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK (sering kali adalah pendiri atau sponsor) mungkin secara substansi mengendalikan EBK. Hak (beneficial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa instrumen utang, instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Beberapa hak, mungkin memberikan tingkat pengembalian yang tetap atau pasti kepada pemegangnya, sementara yang lain memberikan akses terhadap keuntungan ekonomi di masa depan dari kegiatan EBK. Dalam banyak hal, pendiri atau sponsor (atau entitas yang menjadi alasan pembentukan EBK atau yang diwakili) memperoleh manfaat utama dari kegiatan EBK, walaupun ia hanya memiliki sebagian kecil ekuitas EBK atau bahkan tidak memiliki sama sekali. Disebutkan Dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi, PSAK 4 (revisi 2009) tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenai konsolidasi EBK. Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasikan suatu EBK. Ruang Lingkup EBK Interpretasi ini tidak berlaku untuk program imbalan pascakerja dan program imbalan kerja jangka panjang lainnya di mana diterapkan PSAK 24: Imbalan Kerja. Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu EBK mungkin dapat dikategorikan sebagai penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar merupakan penjualan, ketentuan dalam PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk mengonsolidasikan EBK tersebut. Interpretasi ini tidak membahas hal-hal yang terkait dengan pengakuan penjualan atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam konsolidasi.

23 INTERPRETASI Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. Dalam konteks EBK, kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatan EBK tersebut (beroperasi dengan autopilot) atau dengan cara lainnya. PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10 menjelaskan beberapa situasi di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara pada entitas lain. Sejalan dengan itu, suatu entitas mungkin memperoleh kendali atas suatu EBK meskipun entitas tersebut hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki ekuitas EBK. Penerapan konsep pengendalian membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan untuk tiaptiap kasus. Sebagai tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 10, kondisi-kondisi berikut ini, misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas mengendalikan EBK dan konsekuensinya mengonsolidasikan EBK tersebut (panduan rinci ada dalam Lampiran atas Intepretasi ini): 1. secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari operasi EBK; 2. secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan ini; 3. secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau 4. secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko kepemilikan yang terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari aktivitas EBK yang bersangkutan. Contoh dalam paragraf 10 Interpretasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan jenis kondisi yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi perencanaan tertentu sesuai dengan prinsip substansi mengungguli bentuk. Panduan dalam Interpretasi dan Lampiran ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai "daftar uji yang menyeluruh" dari kondisi yang dipenuhi seluruhnya oleh EBK untuk memenuhi ketentuan konsolidasi. Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secara langsung dan tidak langsung membentuk EBK sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya.

24 Misalnya: EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber modal jangka panjang kepada entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi sentral entitas; atau EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama entitas atau operasi sentral entitas yang, jika tanpa adanya EBK, harus dipenuhi sendiri oleh entitas. Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada pengendalian. Pengambilan keputusan Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan untuk mengendalikan atau untuk memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk kemampuan dalam pengambilan keputusan setelah pembentukan EBK. Kemampuan dalam pengambilan keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan pembentukan mekanisme "autopilot\ Misalnya: kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak; kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam EBK; atau kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan atau aturan dalam EBK. Manfaat Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan EBK melalui undang-undang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau skema lain, dalam bentuk perencanaan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh manfaat dalam EBK menunjukan adanya pengendalian ketika hal ini dikhususkan untuk entitas yang melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat tersebut dari kineija keuangan EBK. Misalnya: hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang didistribusikan oleh entitas dalam bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi lain; atau hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadual atau dalam likuidasi EBK. Risiko Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan mengevaluasi risiko dari masingmasing pihak yang bertransaksi dengan EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat pengembalian atau perlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui EBK ke investor luar yang memberikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan dan investor

25 substansinya hanya sebagai peminjam karena kerentanan mereka atas keuntungan dan kerugian terbatas. Misalnya: penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang signifikan atas aset EBK; penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi EBK di masa depan; penyedia modal tidak secara substantif rentan pada risiko yang melekat atas aset neto atau operasional EBK; atau substansinya, penyedia modal menerima pembayaran yang setara dengan tingkat pengembalian para kreditur atau bunga atas modal.

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS EXPOSURE DRAFT ISAK No. 07 20 Oktober 2009 (Revisi 2009) EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI 1. Investasi pada Entitas Lain (PSAK 15) Definisi aset keuangan menurut PSAK 50 adalah etiap aset yang berbentuk: (a) kas; (b) instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK (revisi 00): PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Desember 00 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No.

Lebih terperinci

ISAK 7: ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (Revisi 2009) SIC 12 (2009) : Consolidation Special Purpose Entities

ISAK 7: ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (Revisi 2009) SIC 12 (2009) : Consolidation Special Purpose Entities ISAK 7: ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (Revisi 2009) SIC 12 (2009) : Consolidation Special Purpose Entities 1 Perubahan Referensi : PSAK 4, PSAK 24, PSAK 50 dan PSAK 53. ISAK 7 (2004) : Kerangka konseptual,

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 0 PENDAHULUAN 0 Dunia bisnis selalu ditandai oleh keinginan untuk melakukan investasi pada usaha yang menguntungkan dengan risiko yang kecil. Keinginan dunia bisnis untuk melakukan investasi seringkali

Lebih terperinci

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA Agenda 1. 2. 3. 4. Standar Pengaturan Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama Ilustrasi Pengaturan Bersama Diskusi PSAK 39 Kerjasama Operasi BOT BTO Perkembangan PSAK PSAK 12 Pengendalian

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7) LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI (PSAK 4/IAS 7) 19 Juni 2012 Universitas Bakri Aris Suryanta Laporan Keuangan Konsolidasi Definisi Kriteria Pengendalian Prosedur Konsolidasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kombinasi bisnis dapat terjadi apabila suatu perusahaan bergabung dengan satu perusahaan lain atau lebih menjadi satu entitas akuntansi dan entitas yang baru

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN EXPOSURE DRAFT PSAK No. 0 November 00 (Revisi 00) EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Exposure draft ini diterbitkan oleh

Lebih terperinci

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 4 PSAK 15 (Revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi Departemen Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Desember 00 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR

Lebih terperinci

PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination

PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination PSAK 22 : Kombinasi Bisnis IFRS 3- Business Combination 22 PSAK - 22 ISI Metode Akuisisi Akuntansi dan Pengukuran setelah Pengakuan Awal Pengungkapan Pedoman Aplikasi Efektif berlaku 2011 Menggantikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 39 IKATAN AKUNTAN INDONESIA AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 39 tentang AKUNTANSI KERJSAMA OPERASI telah disetujui

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

dan Laporan Keuangan Tersendiri

dan Laporan Keuangan Tersendiri Forum Ketua Jurusan Akuntansi PTN Se-Indonesia Akuntansi FEUI IAI-KAPd PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri Presented: Dwi Martani 1 Agenda 1 Pendahuluan 2 Laporan Keuangan

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1)

BAHAN AJAR (AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1) BAHAN AJAR (AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1) PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI AKUNTANSI IIN INDRAWATI SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan mengucap syukur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 Peraturan Nomor VIII.G.7 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 tentang Akuntansi Untuk Investasi Dalam Perusahaan

Lebih terperinci

PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Aria Farah Mita

PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Aria Farah Mita PSAK 15 INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA 2015 Aria Farah Mita TujuandanRuangLingkup Par. 01 : Tujuan Mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan mengatur persyaratan

Lebih terperinci

kekayaan intelektual, kemampuan untuk mendapatkan akses atas bahan baku atau hak yang diperlukan dan karyawan. b. Proses. Setiap sistem, standar,

kekayaan intelektual, kemampuan untuk mendapatkan akses atas bahan baku atau hak yang diperlukan dan karyawan. b. Proses. Setiap sistem, standar, BAB I PENDAHULUAN Dalam arti umum, kombinasi bisnis berarti bergabungnya entitas-entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. a. Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan yang berada dalam lini bisnis

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

AKUISISI ANTARPERUSAHAAN DAN INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

AKUISISI ANTARPERUSAHAAN DAN INVESTASI PADA ENTITAS LAIN AKUISISI ANTARPERUSAHAAN.. DAN INVESTASI PADA ENTITAS LAIN PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS Kompleksitas lingkungan usaha timbul karena: a. Perusahaan menjalankan usaha lintas negara b. Sistem hukum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

ED PSAK 4. exposure draft

ED PSAK 4. exposure draft ED PSAK 4 exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka. Penggabungan ini dapat

Lebih terperinci

PSAK 15 (revisi 2009) IAS 28: Investment in Associates. Dwi Martani

PSAK 15 (revisi 2009) IAS 28: Investment in Associates. Dwi Martani PSAK 15 (revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi IAS 28: Investment in Associates Eff 1 Jan 2011 Dwi Martani Outline Pendahuluan Metode ekuitas Penyajian Pengungkapan Komparasi dengan PSAK 15 lama

Lebih terperinci

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI 2016 Aria Farah Mita Tujuan dan Ruang Lingkup Par. 01 : Tujuan Mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, ventura bersama,dan entitas asosiasi

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 PENDAHULUAN Latar Belakang 0 Jalan tol memiliki peran strategis baik untuk mewujudkan pemerataan pembangunan maupun untuk pengembangan wilayah. Pada wilayah yang tingkat perekonomiannya telah maju, mobilitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA

BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 0) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA Desember 0 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 0) PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 554/BL/2010 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Investasi Stock. Pertemuan ke 7

Investasi Stock. Pertemuan ke 7 Investasi Stock Pertemuan ke 7 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Surat Utang Investasi di Instrumen Ekuitas Latihan dan Pembahasan.. 2 Mahasiswa mampu : Tujuan Pemelajaran 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 Serta Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir Tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SASALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-347/BL/2012 TENTANG PENYAJIAN

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS) STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN EFEKTIF PER 1 JANUARI 2017 1 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan 28 Oktober 2015 2 PSAK 2 Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 Laporan Keuangan Interim 28 September 2016 4 PSAK 4 Laporan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

Investasi Stock. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 7. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Investasi Stock. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 7. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Investasi Stock - Pertemuan 7 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Surat Utang Investasi

Lebih terperinci

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP SAK UMUM vs SAK ETAP No Elemen PSAK SAK ETAP 1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

Dikompilasi dari Presentasi public hearing dan direvisi oleh: Ersa Tri Wahyuni, SE.,M.Acc.,CPMA

Dikompilasi dari Presentasi public hearing dan direvisi oleh: Ersa Tri Wahyuni, SE.,M.Acc.,CPMA Dikompilasi dari Presentasi public hearing dan direvisi oleh: Ersa Tri Wahyuni, SE.,M.Acc.,CPMA 1 1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas 3. PSAK 4

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION)

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION) PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATION) DEFINISI PENGGABUNGAN BADAN USAHA Konsep Akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22, tentang

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 4 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Laporan Keuangan Konsolidasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi disetujui

Lebih terperinci

ED PSAK 67. exposure draft

ED PSAK 67. exposure draft ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan PENGUNGKAPAN KEPENTINGAN DALAM ENTITAS LAIN Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya

Lebih terperinci

ED PSAK 46. exposure draft

ED PSAK 46. exposure draft ED PSAK exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan PAJAK PENGHASILAN Dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP Materi ini dipersiapkan oleh Divisi Teknis IAI sebagai bagian yang takterpisahkan dari Discussion Paper Reviu 1 Ruang lingkup Small and medium entities (SMEs),

Lebih terperinci

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN Desember 00 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Lebih terperinci

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Ruang Mawar, Balai Kartini 8 Juni 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait, dan tidak merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ketentuan Undang-Undang Dasar Koperasi harus diberi. yang seluas-luasnya dan ditingkatkan pembinaannya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya dan

Lebih terperinci

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia) Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia) PT SELAMAT SEMPURNA TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) Daftar Isi Halaman Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK 30 September 2014 Dan 31 Desember 2013 Serta Untuk Periode-Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September 2014 dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 12 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi (Interest) dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset (Jointly Controlled Operations

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 0 (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 0 (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh

Lebih terperinci

Kajian Perbandingan PSAK Baru (2009) dan PSAK Lama Terkait serta PSAK 50 (2006) dan PSAK 55 (2006) Jakarta, 3 Agustus 2010

Kajian Perbandingan PSAK Baru (2009) dan PSAK Lama Terkait serta PSAK 50 (2006) dan PSAK 55 (2006) Jakarta, 3 Agustus 2010 Kajian Perbandingan PSAK Baru (2009) dan PSAK Lama Terkait serta PSAK 50 (2006) dan PSAK 55 (2006) Jakarta, 3 Agustus 2010 Page 1 Waktu Acara 08.30 08.50 : Registrasi 08.50 09.00 : Pembukaan 09.00 10.30

Lebih terperinci

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (MERGER DAN AKUISISI)

PENGGABUNGAN BADAN USAHA (MERGER DAN AKUISISI) PENGGABUNGAN BADAN USAHA (MERGER DAN AKUISISI) DEFINISI PENGGABUNGAN BADAN USAHA usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. Juni 00 (revisi 00) EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 September

Lebih terperinci

PSAK No. 12 (Rev 2009)

PSAK No. 12 (Rev 2009) Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi Fakultas Ekonomi UI, 6-9 Juni 2011 Hari 3 Sesi 4 PSAK No. 12 (Rev 2009).,SE.,Ak.,MM University of Indonesia Perihal PSAK

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2016

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

KOMBINASI BISNIS EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 22 (revisi 2010) 12 Januari 2010

KOMBINASI BISNIS EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 22 (revisi 2010) 12 Januari 2010 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 0) EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KOMBINASI BISNIS Januari 0 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 0) PERNYATAAN STANDAR

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf

Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PELAPORAN SEGMEN PSAK No. 5 (Revisi 2000) tentang Pelaporan Segmen telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. PENURUNAN NILAI AKTIVA Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2012 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

Lebih terperinci

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2017 Dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 (Audited)

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Catatan 30 JUNI 2012 31 DESEMBER 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 4 9.315.350.590 15.243.524.140 Piutang usaha 5,12,21 Pihak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh

Lebih terperinci

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2015

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 No 1 PSAK 1 (2009) PSAK / ISAK / PPSAK UMUM Penyajian Laporan Keuangan 2 PSAK 2 (2009) Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 (2010) Laporan

Lebih terperinci