BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan normal tidak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan normal tidak"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROTEINURI Proteinuri adalah terdapatnya protein di dalam urin, pada keadaan normal tidak didapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urin (Karen Munson Ringsrud, Jean Jorgenson Line, 1995). Dalam metabolismenya pada tubuh manusia hanya sedikit sekali protein yang difiltrasi menembus glomerulus (IOPI, 1981). Protein yang difiltrasi akan secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimalis. Karena GFR (glomerulo filtration rate) atau kecepatan filtrasi glomerulus yang tinggi sehingga walaupun hanya sedikit molekul protein plasma (misalnya albumin yang difiltrasi), namun pengeluaran protein harian akan tinggi apabila tidak dilakukan reabsorpsi. Sebagian kecil protein yang difiltrasi di glomerulus tidak direabsorpsi, protein-protein tersebut diuraikan oleh sel-sel tubulus dan diekskresikan di urin (IOPI, 1981). Tingkat proteinuri yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin setiap hari dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu keadaan ringan, (protein yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin < 1,0 gr / hari), keadaan sedang, (protein yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin antara 1,0 gr 3,0 gr/hari), keadaan berat (protein yang terbentuk dan dikeluarkan lewat urin > 3,0 / hari). (Karen Munson Ringsrud, Jean Jorgenson Line, 1995).

2 Apabila protein ditemukan dalam pemeriksaan urin, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keadaan tentang informasi kesehatan seseorang. Pemeriksaan urin untuk penentuan proteinuri terdiri dari pemeriksaan urin rutin (tanpa indikasi), dan pemeriksaan khusus (dengan indikasi) (IOPI, 1981). 1. Arti Klinik Proteinuri Protein dalam urin yang normal sangat kecil, yaitu kurang dari 100 mg protein/hari, dua pertiga dari jumlah tersebut adalah protein yang dikeluarkan oleh tubulus. Biasanya protein yang melebihi batas dari 150 mg protein/hari sudah tidak normal, ini dapat dijumpai pada kerusakan-kerusakan membran kapiler glomerulus, atau karena gangguan mekanisme reabsorbsi tubulus atau kerusakan pada kedua mekanisme tersebut. Proteinuri dapat terjadi karena GFR (glomerulo filtration rate) yang meningkat, kelainan basal membran glomerulus, kelainan tubulus atau karena perubahan protein sehingga mudah difiltrasi misalnya pada multiple mieloma (Koestadi, 1989). 2. Terjadinya proteinuri: 1. Perubahan permeabilitas membran glomerulus Pada penyakit ginjal terjadi penambahan permeabilitas pada membran glomerulus, sehingga terjadi penambahan protein yang dikeluarkan (IOPI, 1981). 2. Perubahan muatan listrik pada molekul Albumin adalah molekul bermuatan negatif yang sedikit difiltrasi, tapi dekstran yang mempunyai berat molekul sama dengan albumin yang bermuatan netral dapat difiltrasi 20 kali lebih banyak dari albumin, efek

3 hambatan dari muatan ini akibat penolakan elektrostatik dari protein yang bermuatan negatif yang terdapat pada dinding kapiler, ini disebut polianion. Penambahan filtrasi albumin pada penyakit-penyakit glomerulus disebabkan oleh karena hilangnya polianion juga karena penambahan besar pori-pori pada membran glomerulus (IOPI, 1981). 3. Perubahan hemodinamika Apabila ginjal dibuat iskhemik dengan menginfuskan norepineprin atau angiotensi II maka kenaikan filtrasi dari protein, ini akibat dari perubahan hemodinamika (IOPI, 1981). 3. Macam-macam proteinuri: 1. Fungsional proteinuri Disebabkan oleh karena ekspose dengan udara yang sangat dingin, otot-otot yang bekerja keras yang akan menghilang setelah istirahat (tidur). Pada kehamilan disebut ortostatik atau postural protein (Koestadi, 1989). 2. Organik proteinuri a. Pre renal proteinuri Dikarenakan penyakit yang umum terjadi dan merupakan indikasi penyakit ginjal misalnya ascites dan karena keracunan obat bahan kimia seperti Hg dan Pb. Karena peningkatan permeabilitas glomerulus, sepert keadaan-keadaan hipertensi esensial dan eklamsia pada kehamilan. Pada proteinuri jenis ini melebihi 2 gram/24 jam. Dan jarang terjadi proteinuri pre renal sejati, tanpa kerusakan ginjal tetapi apabila berkepanjangan dengan sendirinya dapat mengakibatkan kerusakan ginjal (D.N. Baron)

4 b. Renal proteinuri Renal proteinuri terjadi karena peradangan (nefritik), proses degenerasi ginjal (nefrotik), kanker ginjal, TBC dan infeksi ginjal (Koestadi, 1989). c. Paska renal proteinuri Proteinuri yang berasal dari paska renal selalu berhubungan dengan selsel, dan minimal ditemukan pada infeksi berat traktus urinarius bagian bawah, dan disertai dengan hematuri bila pelvis ginjal atau ureter dirangsang oleh batu atau ada penyakit keganasan setempat (D.N. Baron). B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI 1. Ginjal Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian punggung. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medulla (sum-sum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal) (dr. Sutisna Himawan, 1998). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan malphigi dan tubulus kontortus. Badan malphigi terdiri atas kapsula (simpai) bowman dan glomerulus. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula bowman berbentuk mangkok yang mengelilingi glomerulus. Tubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus

5 proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelang/lengkung Henle Pars Ascenden (naik) dan Henle Pars Decenden (turun) (dr. Sutisna Himawan, 1998). Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama dari William Bowman ( ), seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kemih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle mengambil nama Jacob Henle ( ), seorang anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus diidentifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan Italia bernama Marcello Malphigi ( ). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urin yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH 3 ), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu (dr. Sutisna Himawan, 1998). Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain: mengekskresikan zat-zat yang merugikan tubuh (urea, asam urat, NH 3, creatinine, garam organik, bakteri dan juga obat-obatan), mengekskresikan kelebihan gula dalam tubuh, membantu keseimbangan air dalam tubuh yaitu mempertahankan tekanan osmotik ekstraseluler, mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah (dr. Sutisna Himawan, 1998). Proses pembentukan urin berawal dari glomerulus sebagai ultrafiltrasi. Filtratnya mengalir melalui tubulus renalis dan sel-selnya menyerap bahan-bahan

6 yang diperlukan oleh tubuh. Dengan mengubah-ubah jumlah yang diserap atau yang di tinggal dalam tubula, maka sel dapat mengatur susunan darah. Kebanyakan produk buangan akan dibuang, dalam keadaan tertentu tubula menambah bahan di dalam urin (Evelyn C. Pearce, 1992). 2. Ureter Merupakan salah satu bagian dari anatomi fisiologi sistem urinary yaitu untuk mengeluarkan urin dari ginjal ke kandung kencing. Daya kerjanya dipengaruhi oleh gaya peristaltic (Evelyn C. Pearce, 1992). 3. Kandung kemih (vesika urinaria) Berfungsi sebagai penampung urin, yang dapat mengembang dan menyempit, yang terletak di simfisis fubis di dalam rongga panggul (Evelyn C. Pearce, 1992). C. URINALISA 1. Penampung urin Penampung untuk urin bisa bermacam-macam, tapi harus kering dan bersih, karena adanya air dan kotoran dapat menyebabkan berkembang biaknya kumankuman dalam urin serta dapat mengubah susunan urin (Koestadi, 1989). Wadah yang baik adalah yang terbuat dari plastik atau kaca yang tidak tembus cahaya (paper coated) dengan mulut lebar dan bertutup rapat untuk mencegah bertambahnya kuman atau kontaminan zat lain dari luar. Pada penampung ditulis identitas penderita, yaitu nama, ruangan, tanggal, jenis urin, pengawetannya dan macam pemeriksaan yang dikehendaki (Koestadi, 1989). 2. Cara pengambilan sampel urin

7 Untuk pemeriksaan urin dianjurkan memakai urin segar, penderita diminta mengeluarkan urin ke penampung, kemudian ditutup dan dikirim ke laboratorium. Penderita yang sedang haid atau leukorrhoe untuk mencegah kontaminasi dianjurkan pengambilan untuk pemeriksaan bakteriologi yang dapat dengan beberapa cara seperti kateterisasi, punksi suprapubik, dan pengambilan urin midstream (pancaran tengah). Jika urin disimpan akan terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman sulfat pekat dan natrium karbonat (R.Gandasoebrata, 1984). Untuk beberapa macam pemeriksaan tidak boleh ditambahkan bahan pengawet, hanya boleh disimpan di almari es. Pada penetapan kuantitatif menghendaki pengawet atau perlakuan khusus, keterangan ini biasanya dicantumkan dalam prosedur pemeriksaan (R.Gandasoebrata, 1984). 3. Macam Sampel Urin Macam sampel urin untuk penentuan proteinuri, diantaranya: a. Urin sewaktu Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan dengan khusus, dapat untuk bermacam-macam pemeriksaan antara lain pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan protein, reduksi dan sedimen di dalam urin (Koestadi, 1989). b. Urin pagi Urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari, urin pagi lebih pekat sehingga sehingga baik untuk pemeriksaan sedimen, berat

8 jenis, protein, juga tes kehamilan. Karena pada urin yang encer, kemungkinan tidak ditemukan sedimen seperti eritrosit dan silinder (Koestadi, 1989). D. PEMERIKSAAN URIN 1. Pemeriksaan Makroskopik Urin Pemeriksaan makroskopik urin diantaranya adalah: a. Pemeriksaan fisik urin a.1. Volume urin Volume urin bermanfaat dalam menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam keseimbangan cairan badan dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dari urin. Pengukuran volume urin bisa dilakukan pada sample urin 24 jam, urin siang 12 jam, urin malam 12 jam dan urin sewaktu (time specimen). Sedangkan pada percobaan tertentu dapat juga dengan urin sewaktu (R.Gandasoebrata, 1984). a.2. Warna urin Walaupun perubahan-perubahan urin jarang terlihat tetapi perlu diperhatikan bila perubahan warna terjadi. Warna urin tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang diderita (keadaan patologis), tetapi juga dapat dipengaruhi oleh makanan atau obat-obatan yang dimakan (non patologis) (Koestadi, 1989). Warna urin dinyatakan dengan kuning muda, kuning tua, kuning, merah darah, kuning bercampur merah, ataupun putih seperti susu. Urin

9 normal berwarna kuning sampai kuning tua, tergantung dari berat jenisnya dan jumlah pigmen yang berasal dari makanan atau darah yang memberi warna pada urin. Pigmen yang mempunyai arti terpenting adalah darah dan empedu (Depkes RI). a.3. Kejernihan Cara menguji kejernihan seperti menguji warna. Dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Perlu dilihat kekeruhannya sewaktu dikeluarkan atau setelah dibiarkan, karena urin normal akan menjadi agak keruh bila dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringan tersebut disebut nubeculla, yaitu kekeruhan yang terjadi dari lender sel-sel epithel dan leukosit yang lambat laun mengendap (R.Gandasoebrata, 1984). Jika kekeruhan urin terjadi langsung setelah berkemih, kemungkinan disebabkan oleh fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah yang besar, juga bisa disebabkan oleh eritrosit, leukosit, sel-sel epithel, chyclus, lemak dan benda-benda koloid. Sedangkan kekeruhan yang timbul setelah dibiarkan dapat dipengaruhi oleh nubeculla, urat-urat amorf, fosfat amorf dan juga oleh bakteri-bakteri (R.Gandasoebrata, 1984). a.4. Busa Urin biasanya tidak berbusa, adanya billirubin dapat menyebabkan busa berwarna kuning, sedangkan meningkatnya kadar protein dalam urin dapat menyebabkan busa berwarna putih (Koestadi, 1989). a.5. Bau

10 Bau dari urin erat hubungannya dengan kerusakan urin itu sendiri. Urin normal dan baru berbau tidak keras, urin yang sduah lama berbau amoniak karena pemecahan ureum. Bila urin berbau amoniak atau busuk, kemungkinan ini disebabkan oleh cystitis atau retensi urin. Bau yang manis disebabkan oleh acetone dari penderita diabetes mellitus (Koestadi, 1989). a.6. Berat jenis Berat jenis urin sangat erat hubungannya dengan diuresis, makin besar diuresis makin rendah berat jenisnya, dan sebaliknya. Berat jenis urin 24 jam dari orang normal antara 1,016 1,022 (ditulis ). Batas normal berat jenis urin antara Tingginya berat jenis memberi kesan tentang pekatnya urin, jika didapat berat jenis urin sewaktu (urin pagi) 1025 atau lebih, sedangkan reduksi dan protein dalam urin negatif, menunjukkan faal pemekat ginjal yang baik. Berat jenis yang lebih dari 1030 memberi isyarat adanya kemungkinan glukosuri (R.Gandasoebrata, 1984). b. Pemeriksaan kimia urin Pemeriksaan kimia urin terdiri dari pemeriksaan proteinuri, glukosuri, zat-zat keton dalam urin dan pigmen-pigmen dalam urin (Koestadi, 1989). 2. Pemeriksaan Mikroskopik Urin Pemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin, urin yang digunakan adalah urin pekat yang diendapkan atau dipusingkan, dan harus masih segar kurang dari 2 jam. Pada pemeriksaan ini diusahakan menyebut hasilnya secara

11 semi kuantitatif dengan menyebut sejumlah unsur sedimen yang bermakna perlapangan pandang. Sedimen organik antara lain sel darah merah, sel darah putih, silinder, sel ragi, trikhomonas, spermatozoa, bakteri. Sedimen anorganik seperti hablur-hablur kimia yang berasal dari urin asam seperti hablur asam urat, urat amorf, kalsium oksalat dan hablur cystine. Yang berasal dari urin alkali antara lain hablur triplefosfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat, amorf fosfat dan hablur ammonia biurat (Koestadi, 1989). E. PEMERIKSAAN PROTEIN URIN 1. Pemeriksaan kualitatif a. Pemeriksaan protein urin metode presipitasi dengan asam sulfosalicyl 20 %. Presipitasi untuk protein ini dasarnya adalah reaksi pengendapan dengan asam kuat. Konsentrasi asam sulfosalicyl yang digunakan adalah 20 %. Presipitasi ini merupakan tes yang sangat peka karena adanya protein dalam konsentrasi 0,002% dapat dinyatakan dengan tes ini (Karen Munson Ringsrud, Jean Jorgensen Line, 1995). Positif palsu terjadi jika pada sampel terdapat kekeruhan, dengan adanya kekeruhan ini dapat memberikan hasil reaksi positif. Sebaiknya menggunakan urin yang jernih, jika urin keruh harus dicentrifuge terlebih dahulu. Adanya Iodida pada sinar radiografi juga dapat memberikan reaksi positif jika pasien sebelumnya melakukan foto rontgen, biasanya berat jenis urin menjadi tidak normal yaitu > beberapa jenis obat juga dapat memberikan hasil positif, misalnya penicilina, sulfonamida, cephalosphorin, tolbutamide dan tolmitin.

12 Positif palsu yang disebabkan oleh beberapa jenis obat ini dapat ditegaskan dengan melihat jenis kristal dari masing-masing jenis obat tersebut di bawah mikroskop (Karen Munson Ringsrud, Jean Jorgensen Line, 1995). Negatif palsu didapatkan pada urin alkali (Karen Munson Ringsrud, Jean Jorgensen Line, 1995). Penentuan proteinuri asam sulfosalicyl 20% ini memberikan beberapa kelebihan, diantaranya adalah harga lebih murah, pembuatan larutan reagent asam sulfosalicyl 20% dapat disesuaikan dengan jumlah pasien sehingga lebih ekonomis, mudah diperbaharui pembuatan reagent Asam Sulfosalicyl 20%. Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lebih lama dalam melakukan pemeriksaan. b. Pemeriksaan protein urin metode presipitasi pemanasan dengan asam asetat Protein dalam keadaan kolloid dipresipitasikan. Pemberian asam asetat untuk mencapai titik isoelektrik protein, pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi dan akhirnya terjadi presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh adanya garam-garam yang ada dalam urin atau yang sengaja ditambahkan. Konsentrasi protein sebanyak 0,004% dapat dinyatakan dengan tes ini (R.Gandasoebrata, 1984). Konsentrasi asam asetat yang dipakai bisa digunakan konsentrasi antara 3 6%, yang penting diperhatikan adalah ph yang dicapai dengan pemberian asam asetat. Ada yang lebih suka menggunakan asam penyangga dengan ph 4,5 sebagai pengganti asam asetat (R.Gandasoebrata, 1984).

13 Urin encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak baik untuk tes ini. Jika berat jenis berkisar antara ditambah larutan NaCl jenuh sebanyak seperlima dari volume urin. Jika memakai penyangga tidak perlu diberi NaCl. Urin dengan reaksi asam akan memberikan hasil yang baik (R.Gandasoebrata, 1984). c. Pemeriksaan protein urin metode tes strip urin. Tes strip urin yang dipakai untuk menemukan proteinuri berdasarkan fenomena kesalahan penetapan ph oleh adanya protein. Indicator tertentu memperlihatkan warna lain dalam cairan yang bebas protein dan cairan yang berisi protein dengan ph tertentu. Derajat perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam cairan, sehingga perubahan warna menjadi ukuran semi kuantitatif pada proteinuri (R.Gandasoebrata, 1984). Indikator yang biasanya ada pada tes strip adalah tetabrom phenol blue yang berwarna kuning pada ph 3 dan menjadi hijau sampai hijau biru sesuai banyaknya protein yang ada dalam urin (R.Gandasoebrata, 1984). Tes strip yang digunakan untuk penentuan proteinuri ini tidak hanya untuk penentuan protein, tetapi juga untuk penentuan berat jenis (spesifik gravity), ph, blood (darah), leucocyte (sel darah putih), nitrite, glukosa, ketone, bilirubin dan urobilinogen. Tes strip merupakan reagent kering (dry reagent) dalam penyimpanannya harus tertutup rapat karena sifatnya yang mikroskopis, harga lebih mahal dan tidak ekonomis, tetapi mempunyai kelebihan yaitu dalam pemantauan proteinuri tidak memerlukan waktu yang lebih lama.

14 2. Pemeriksaan kuantitatif Urin yang digunakan pada pemeriksaan ini harus asam, dapat diberi larutan lemah hidroklor atau cuka, diukur berat jenisnya. Jika perlu dapat ditambah dengan air untuk menurunkan di bawah 1010 dan pengenceran ini harus diperhitungkan. Hasil penetapan ini dibaca dengan gram perliter urin, sebaiknya pada penetapan ini urin yang digunakan adalah urin yang dikeluarkan per 24 jam (R.Gandasoebrata, 1984). Jika tes kualitatif terhadap urin hasilnya 3+ atau 4+ maka diperiksa dengan cara esbach dengan diencerkan 2 3 kali terlebih dahulu dan dimasukkan dalam perhitungan. Jika urin mengandung protein kurang dari 0,05% (positif 1 = 0,5 gram perliter), tes ini tidak ada gunanya (R.Gandasoebrata, 1984). Cara esbach sebagai penetapan kuantitatif protein dalam urin sudah amat tua dan sebenarnya tidak sesuai, baik ketelitiannya atau ketepatannya yang sangat rendah, sehingga hasilnya merupakan pendekatan belaka. Jika menghendaki pendekatan yang lebih baik, dipakai cara pengendapan protein secara sempurna misalnya dengan menggunakan asam triklorasetat kemudian direaksikan dengan reagent biuret dan mengukur absorbansi larutan dengan spektrofotometer (R.Gandasoebrata, 1984).

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Dan Fisiologi Saluran Kencing Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 buah ginjal, 2 buah ureter, 1 buah vesica urinaria, 1 buah urethra.

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. 1. Ginjal a. Letak Manusia memiliki 2 buah ginjal. Ginjal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Definisi Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ) dihitung dari hari pertama sampai terakhir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urin Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat di tahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode analitik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel yang digunakan / diperiksa

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urin yang disebut juga kemih atau air kencing, adalah cairan yang diekskresi oleh ginjal, disimpan dalam kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra. Volume urin sekitar

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes mellitus Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan kronik metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 1. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi mengubah amonia menjadi urea adalah... Paru-paru Hati Kulit Ginjal Kunci Jawaban : B Pembahasan:

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

Melakukan Uji Protein Urin

Melakukan Uji Protein Urin Melakukan Uji Protein Urin 1. Tujuan : 1. Mengetahui uji protein pada urin dengan asam asetat 2. Mengetahui besarnya kandungan protein yang terdapat pada urin 2. Pendahuluan : Penetapam kadar protein dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa 1. Pengertian urine Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan fisiologi Traktus urinarius Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari dua buah ginjal, dua buah ureter, satu buah kandung kemih

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 1 Sumber: Seri Pustaka Sains: Tubuh Kita, 2006 Sistem Ekskresi pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 Sistem traktus urinarius terdiri

Lebih terperinci

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehamilan Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm. Masa kehamilan dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mg/hari. Oleh Karen itu, jika jumlah protein dalam urine menjadi abnormal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mg/hari. Oleh Karen itu, jika jumlah protein dalam urine menjadi abnormal, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Protein Urine A. Definisi Protein urine adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak protein dalam urine dari adanya kerusakan ginjal. Ekskresi protein urine normal hingga 150

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208 PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Metode : Carik Celup Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin

Lebih terperinci

Struktur bagian dalam ginjal

Struktur bagian dalam ginjal Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan

Lebih terperinci

MENETAPKAN BERAT JENIS URIN A. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis urin 2. Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan

MENETAPKAN BERAT JENIS URIN A. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis urin 2. Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan MENETAPKAN BERAT JENIS URIN A. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis urin 2. Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan berat jenis urin 3. Menentukan berat jenis urin B. Dasar

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem ekskresi untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON Risya Pramana Situmorang 1, Meidini Martiningsih 2, Tabeta Yuliana 3, Lisa Sandalinggi 4, Noviana

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. DEFINISI SISTEM EKSKRESI Sistem ekskresi sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. B. ALAT EKSKRESI MANUSIA 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiri tulang belakang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiri tulang belakang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan 1. Ginjal Ginjal manusia terletak pada dinding posterior abdomen, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH. III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif

PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH. III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif PEMERIKSAAN URIN DENGAN METODE ESBACH I. TUJUAN Untuk mengetahui angka protein loss pada sampel urin II. METODE III. PRINSIP Asam pikrat dapat mengendapkan protein. Endapan ini dapat diukur secara kuantitatif

Lebih terperinci

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. Sisa-sisa metabolisme zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus dikeluarkan dan tubuh organisme melalui berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kelebihan elektroht

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal di dalam

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) OLEH : drh. Tri Harjana, M.P. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008 TOPIK I. STRUKTUR GINJAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran BAB II TINJAUAN PUSKATA A. Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih adalah yang di tandai dengan berkembang biaknya mikro organisme dalam saluran kemih. Saluran kemih yang normal tidak mengandung bakteri,

Lebih terperinci

Bab 8 Sistem Ekskresi

Bab 8 Sistem Ekskresi Bab 8 Sistem Ekskresi Gambar di samping menunjukkan pasien yang sedang menjalani terapi cuci darah. Cuci darah dilakukan pada pasien yang menderita kegagalan fungsi ginjal, organ yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan Bab 7 Sumber: www.gcarlson.com Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang menghasilkan urine. Sistem Ekskresi Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pemeriksaan protein dan glukosa urine dan mengetahui kadar protein dan glukosa urine.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit. Ada kementakan (probality) bahwa urinalisis

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak dipergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak dipergunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Urinaria Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat- zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalium 1. Deskripsi Kalium merupakan logam alkali yang sangat reaktif, mempunyai rumus atom K +, berwarna putih perak dan merupakan logam yang lunak. Kalium mempunyai nomor atom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman serbuk instan adalah minuman yang diproduksi oleh suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman tersebut dijual dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara fisiologis urin yang normal adalah bebas dari protein dimana

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara fisiologis urin yang normal adalah bebas dari protein dimana BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Secara fisiologis urin yang normal adalah bebas dari protein dimana urin dihasilkan oleh nefron ginjal. 13 Selama 24 jam komposisi dan konsentrasi urin dapat berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya

Lebih terperinci

2. Sumsum Ginjal (Medula)

2. Sumsum Ginjal (Medula) 1. GINJAL Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006. Tempat penelitian

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi Bab 1 Sistem Ekskresi pada Manusia Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya? Ekskresi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1 SISTEM EKSKRESI Standar kompetensi : 1. Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia Kopetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Ringkasan

Lebih terperinci

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dilaksanakan untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit dan perkembangan suatu penyakit (prognosis)

Lebih terperinci

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 Tujuan Pembelajaran: - Mendeskripsikan bentuk/bangun organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia - Mendeskripsikan fungsi sistem ekskresi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urin Urin adalah sisa material yang dieksresikan oleh ginjal dan ditampung dalam saluran kemih hingga akhirnya dikeluarkan oleh tubuh melalui proses urinasi dalam bentuk cairan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman kemasan atau disebut juga cup drink tidak hanya berisi air putih biasa tetapi kini berisi minuman berflavor seperti teh, kopi, jus buah, dan jus sayuran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus 1. Definisi Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dan karakteristik hiperglikemia yang

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cairan Efusi Pleura 1. Anatomi pleura Pleura adalah membran tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang melapisi

Lebih terperinci

Biologi Ginjal dan Saluran Kemih

Biologi Ginjal dan Saluran Kemih Biologi Ginjal dan Saluran Kemih DEFINISI Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat.

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat. SISTEM EKSKRESI Sistem Ekskresi Manusia Zat sisa yang Diproduksi H a t i Pemecahan Hb Respirasa sel Deaminasi asam amino Pemecahan Asam Nukleat Urea Asam urat Pigmen empedu Air Karbondioksida Ginjal Sistem

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM EKSKRESI

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM EKSKRESI JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM EKSKRESI Dalam tubuh manusia terdapat berbagai proses misalnya proses pernapasan dan pencernaan, dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho

RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho Latar Belakang Keberadaan minyak sebagai sumber bahan bakar utama memang masih dominan di dunia, namun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 1. Kaitan antara hati dan eritrosit adalah??? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 Hati berperan dalam perombakan eritosit Hati menghasilkan eritrosit Eritrosit merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : MAN Pinrang Mata Pelajaran Kelas/ Semester : Biologi : XI/2 Pertemuan : 4 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian

Lebih terperinci