MOTIVASI DAN KINERJA. Jurica Lucyanda ABSTRACT
|
|
- Hadian Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MOTIVASI DAN KINERJA Jurica Lucyanda ABSTRACT The role of motivational processes in determining a worker s level performance is now widely recognized by industrial psychologists. Viteles (1953) has identified the development of the will to work as industry s core problem in the utilization of its manpower; Maier (1955) indicates the need for greater attention to problems of motivation and frustration by industrial firms. The objective of this paper is to explain the nature of the relationship between motivation and performance. Hence, the more motivated the worker to performance effectively, the more effective his or her performance. Keywords: motivation, performance. PENDAHULUAN Bentuk studi dari motivasi saat ini terbentuk dalam suatu bagian integral dari industri dan psikologi. Vitele (1953) dan Maier (1955) menunjukkan adanya perhatian yang serius terhadap psikologi industri yang memberikan banyak masalah seperti supervisi, gaji dan norma-norma kelompok pada kinerja. Konsep motivasional berada pada fungsi utama untuk menganalisis dan menjelaskan perilaku individu maupun kelompok (Vroom, 1995). Selain itu, pemahaman yang baik mengenai motivasi dapat memberikan suatu valuable tool untuk memahami sebab-sebab perilaku dalam suatu organisasi, untuk memprediksi pengaruh-pengaruh dari beberapa sikap-sikap manajerial, dan untuk memahami perilaku secara langsung dari individual maupun organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai (Nadler dan Lawler, 1977). Dalam dua puluh tahun yang lalu, manajer memperdebatkan berbagai pendekatan yang berbeda mengenai motivasi. Dimana setiap pendekatan tersebut memiliki sesuatu untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan motivasi. Setiap 144
2 pendekatan tersebut juga memiliki masalah-masalah baik dalam teori maupun praktik. Motivasi menjadi perdebatan manajer dalam organisasi, karena memiliki hubungannya dengan kinerja. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa adanya hubungan motivasi dengan kinerja (Brownell dan McInnes, 1986). Penelitian lain juga menemukan bahwa dengan motivasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula, ataupun sebaliknya (Riyadi, 1998). Tulisan ini akan membahas hubungan motivasi dengan kinerja, fungsi motivasi dalam kinerja, variabel-variabel motivasional yang menentukan kinerja yang efektif. Motivasi yang akan dibahas menggunakan pendekatan yang diperkenalkan oleh Vroom (1995) yang dikenal dengan Expectancy Theory. MOTIVASI: SUATU PENDEKATAN DAN TEORI Mithchell (1982) mendefinisikan motivasi kerja, sebagai suatu derajat dimana seseorang indvidu ingin dan berusaha untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik. Karyawan yang memiliki motivasi yang lebih tinggi akan memperbaiki kesalahan atau merasa khawatir, jika kinerja mereka dibawah tingkat pengharapannya (Festiger, 1957), teori ini dikenal dengan nama Theory of Cognitive Dissonance. Sedangkan Vroom (1995) mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses menentuan pilihan di antara bentuk-bentuk alternatif dari suatu aktivitas. Penjelasan yang paling popular dari motivasi, dikembangkan oleh Vroom (1995) yang dikenal dengan expectancy theory. Expectancy theory digunakan berdasarkan beberapa asumsi, yang merupakan penyebab perilaku dalam suatu organisasi, yaitu: Nadler dan Lawler (1977). Asumsi 1 : Perilaku ditentukan oleh suatu kombinasi dari kekuatan individu dan kekuatan lingkungan. Asumsi 2 : Orang membuat keputusan mengenai perilaku mereka sendiri dalam organisasi. Asumsi 3 : Orang yang berbeda memiliki perbedaan dalam kebutuhan, 145
3 Asumsi 4 keinginan, dan tujuan. : Orang membuat keputusan diantara rencana-rencana alternatif dari perilaku mereka berdasarkan pada persepsi mereka masingmasing (ekpektansi). Motivasi seseorang dalam menggunakan usahanya untuk mengahasilkan suatu kinerja berdasarkan pada persepsi masing-masing yang merupakan gabungan antara tindakan (action) dan hasil (outcome). Berdasarkan asumsiasumsi umum tersebut, expectancy theory memberikan tiga konsep utama, yaitu: 1. Effort Performance Expectancy (E P) Konsep ini mengacu pada subjektivitas seseorang tentang kemungkinan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu pada level tertentu. 2. Performance Outcome Expectancy (P O) Konsep ini mengacu pada kepercayaan (belief) individu bahwa perilaku akan membawa pada suatu hasil atau hasil apa yang akan diperoleh atas kinerja yang sukses. Outcome (reward) disini dibagi dalam dua katagori, yaitu: (a) individual memperoleh outcome dari lingkungan, ketika seseorang melakukan sesuatu pada level tertentu akan merasakan suatu outcome yang positif atau negatif dari supervisor atau sistem reward yang ada dalam organisasi, dan (b) sumber dari outcome adalah individual, dimana outcome benar-benar terjadi dari kinerja atas pekerjaan yang dilakukan oleh individu. 3. Valence Konsep yang mengacu pada hasil yang telah dicapai memiliki nilai yang positif untuk valence yang telah dilakukan. Berdasarkan kunci utama tersebut dapat digambarkan model umum dari dasar motivasi rangkaian perilaku: (Nadler and Lawler, 1977) sebagai berikut: 146
4 Kemampuan (ability) Motivasi (motivation) Usaha (Effort) Kinerja (performance) Hasil (outcome) Gambar 1. Dasar Motivasi Rangkaian Perilaku. Motivasi seseorang merupakan fungsi dari: a. Effort -to-performance expectancies b. Performance-to-outcome expectancies c. Perceived valence of outcomes MOTIVASI DAN KINERJA: FUNGSI DAN HUBUNGANNYA Psikologi industri selama ini telah tertarik akan suatu kondisi bagaimana membuat seorang pekerja efektif dalam kerjaannya. Penelitian-penelitian psikologi industri sebelumnya menggunakan banyak metode untuk menunjukkan hubungan langsung dalam meningkatkan level kinerja dari pekerja. Dalam tiga dekade ini telah banyak perhatian atas fungsi motivasi dalam kinerja. Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja, seperti simplifikasi dan standarisasi dari metode-metode pekerjaan dan pengembangan test atas bakat dan kemampuan untuk digunakan dalam seleksi pegawai baru telah dibuat sedemikian rupa namun tidak sukses dalam mengurangi adanya keterbatasan-keterbatasan dari output (Vroom, 1995). Fungsi motivasional dalam menentukan level kinerja pekerja sekarang banyak telah diakui oleh psikologi industri. Viteles (1953), mengidenfikasi pengembangan dari keinginan untuk bekerja, yang merupakan masalah utama dalam industri, dan Maier (1955) menunjukkan bahwa keinginan untuk lebih memperhatikan masalah-masalah dari motivasi. 147
5 Ketika seorang pekerja berusaha untuk melakukan suatu pekerjaan, maka kemungkinan akan adanya suatu hasil yang berbeda antara pekerja satu dengan pekerja yang lainnya. Dalam situasi seperti ini, ada suatu standar yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja, contohnya: jika seorang pekerja menghasilkan 300 unit per jam, maka hal ini menunjukkan bahwa pekerja tersebut mempunyai level kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang menghasilkan 200 unit per jam, dan pekerja yang menghasilkan 200 unit per jam ini level kinerjanya lebih tinggi dibandingkan pekerja yang menghasilkan 100 unit per jam (Vroom, 1995). Dalam menentukan standar yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja bukanlah suatu masalah psikologi, karena tidak ada dasar psikologikal untuk hasil kinerja yang menunjukkan baik atau buruk dalam beberapa fungsi pekerjaan yang ada (Vroom, 1995). Hal ini memang sulit untuk mendefinisi dan pengukuran kinerja dengan segala keterbatasan dalam studi motivasi yang mempengaruhi kinerja. Usaha yang dilakukan oleh psikologi industri untuk memprediksi atau menjelaskan perbedaan dalam level kinerja diantara pekerja dalam suatu tugas yang sama berdasarakan pada dua asumsi yang berbeda (Vroom, 1995), yaitu: asumsi pertama adalah, bahwa kinerja dari seseorang akan dipahami dari bentuk kemampuannya dan hal ini relevan terhadap tugas yang dilakukan, dan asumsi kedua adalah, bahwa kinerja dari seseorang akan dipahami dalam bentuk motif (keinginan atau preferensi) dan kondisi untuk kepuasaan mereka dalam suasana kerja. Festinger (1957) mengemukkaan, bahwa karyawan yang memikili motivasi yang lebih baik (tinggi) akan memperbaiki kesalahan atau merasa khawatir, jika kinerja mereka dibawah tingkat pengharapannya (rendah). Untuk mengurangi kesalahan dan rasa khawatir tersebut, mereka akan mencoba memperbaiki kinerja mereka (Hammer dan Organ, 1978). Vroom (1995) menggambarkan hubungan antara motivasi dan kinerja. Dimana diasumsikan jika nilai dari kemampuan lebih dari nol, maka level kinerja secara konstan meningkat seiring dengan meningkatnya motivasi. Namun 148
6 menurut Vroom setidak-tidaknya ada dua alternatif yang masuk akal untuk hubungan ini, yaitu: (a) akselerasi kurva negatif yang mendekati batas yang lebih tinggi, dan (b) suatu fungsi U terbalik. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 2. X 2: Hubungan Antara Motivasi dan Level Kinerja Y 149
7 Keterangan atas gambar 2: X : Level of performance Y : Amount of motivation for performance Constantly increasing function Dorongan dari pekerja untuk melakukan sesuatu lebih efektif. Negatively accelerated function approaching upper limit Menunjukkan suatu hukum diminishing return, kenaikan yang berturutturut dalam motivasi yang jumlahnya lebih kecil dan kenaikan yang lebih kecil dalam kinerja hingga dicapainya titik pada kondisi dimana tidak adanya kenaikan kinerja selanjutnya. Inverted U function Sama dengan kurva pertama kecuali untuk penurunan kinerja dalam level motivasi yang tinggi, kinerja rendah pada level motivasi yang rendah, titik maksimum yang dicapai dalam level motivasi sedang (menengah) dan kemudian turun lagi dalam level motivasi tinggi. VARIABEL-VARIABEL MOTIVASIONAL YANG MENENTUKAN KINERJA Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pekerja mencapai suatu kinerja yang paling efektif ketika mereka ingin mencapai suatu tujuan tertentu. Level kinerja dari pekerja berhubungan dengan adanya instrumental untuk mencapai gaji yang lebih tinggi, promosi dan lainnya. Menurut Vroom (1995) ada beberapa variabel-variabel motivasional yang menentukan kinerja yang efektif, yaitu: 1. Level kinerja berubah secara langsung dengan kekuatan dari keinginan individual untuk mencapai sesuatu, khususnya ketika tugas-tugas yang 150
8 dihadapi sulit dan menantang. 2. Pekerja dibayar berdasarkan jam kerja pada level yang lebih tinggi jika mereka melakukan pekerjaannya melebihi dari yang telah ditetapkan untuk pekerjaannya. 3. Individual melakukan sesuatu pada level yang lebih tinggi jika mereka percaya bahwa tugas membutuhkan kemampuan. 4. Pekerja lebih mempelajari suatu tugas pada level yang lebih tinggi ketika mereka memberi umpan balik sehubungan dengan level kinerja mereka. 5. Seseorang yang memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan yang memiliki pengaruh kedepan menghasilkan level kinerja yang lebih tinggi SIMPULAN Motivasi kerja adalah suatu derajat dimana seseorang indvidu ingin dan berusaha untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan dengan baik. Karyawan yang memiliki motivasi yang lebih tinggi akan memperbaiki kesalahan atau merasa khawatir, jika kinerja mereka di bawah tingkat pengharapannya (Festiger, 1957). Motivasi seseorang dalam menggunakan usahanya untuk mengahasilkan suatu kinerja berdasarkan pada persepsi masing-masing yang merupakan gabungan antara tindakan (action) dan hasil (outcome). Berdasarkan asumsiasumsi umum tersebut, expectancy theory memberikan tiga konsep utama, yaitu: 1. Effort Performance Expectancy (E P) 2. Performance Outcome Expectancy (P O) 3. Valence Perbedaan dalam level kinerja diantara pekerja dalam suatu tugas yang sama memiliki dua asumsi yang berbeda: (a) kinerja dari seseorang akan dipahami dari bentuk kemampuannya dan hal ini relevan terhadap tugas yang dilakukan, 151
9 dan (b) kinerja dari seseorang akan dipahami dalam bentuk motif (keinginan atau preferensi) dan kondisi untuk kepuasaan mereka dalam suasana kerja. Beberapa variabel motivasional yang menentukan kinerja adalah: supervisi (supervision), kelompok kerja (work group), isi pekerjaan (job content), gaji (wages), dan kesempatan promosi (promotional opportunities). DAFTAR PUSTAKA Atkinson, J. W Motivational Determinants of Risk-Taking Behavior. Psychology Review. 12: and Reitmen, W. R Performance as A Function of Motivate Strength and Expectancy of Goal Attaiment. Journal of Abnormal Soc. Psychology. 53: Brownel, P. and Moris McInnes Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance. The Accounting Review. Vol. LXI/4. October: Bryan, J. F. and Locke E. A Goal Setting as a Means of Increasing Motivation, and Managerial Performance. Journal of Applied Psychology. June: Ferris, K. R A Test of Expectancy Theory of Motivation in Accounting Environment. The Accounting Review: Festinger, L. A Theory of Cognitive Dissonance. Evanston, IL: Row- Peterson. Gibson, J. L. et al Organizations: Behavior Structure Processes. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill. Maier, N. R. F Psychology in Industry. Second Edition. Boston: Houghton Mifflin. Mitchell, T. R Motivation: A New Direction for Theory, Research, and Practice. Academy of Management Review. Vol. 7/1: Hammer, W. C, and D. W. Organ Organizational Behavior: An Applied Psychological Approach. Business Publication. Nadler, D. A, and Edward E. L Perspectives on Behavior in Organizations, Second Edition. New York: McGraw-Hill. Riyadi, S Motivasi dan Pelimpahan Wewenang Sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2/2: Tolman, E. C Principles of Performance. Psychology Review. 62:
10 Viteles, M. S Motivation and Morale in Industry. New York: W. W. Norton. Vroom, V. H Work and Motivation. New York: Jossey-Bass Publishers. 153
MOTIVASI & KINERJA. Handout Psikologi Industri (Online Class-1 Kelas 12) ADE HERYANA, S.SIT, M.KM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jakarta Barat
Handout Psikologi Industri (Online Class-1 Kelas 12) ADE HERYANA, S.SIT, M.KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jakarta Barat MOTIVASI DAN KINERJA (MOTIVATION AND PERFORMANCE) 1. Tujuan Pembelajaran a. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, faktor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, faktor penelitian dan pengembangan merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program pembangunan.
Lebih terperinciPeranan & Fungsi Motivasi Kerja
MOTIVASI KERJA LATAR BELAKANG Setiap individu di perusahaan bekerja dengan motif berbeda-beda Pemicu semangat kerja & turnover Jika berefek (-) akan menimbulkan masalah di dalam organisasi Peranan & Fungsi
Lebih terperinciAdalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.
Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL. Silfi Lestari Wijaya Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Silfi Lestari Wijaya Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA Jurica Lucyanda Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA Abstract This study empirically
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis penelitian dan hasil pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Partisipasi anggaran terbukti
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA KERJA THE IMPACT OF BUDGET PARTICIPATION TO JOB PERFORMANCE
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA KERJA THE IMPACT OF BUDGET PARTICIPATION TO JOB PERFORMANCE James 1, Alimuddin 2, Kartini 2 1 KAP Drs. Rusman Thoeng M. Com, BAP, 2 Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Yoshi Levina 1. Ranto P Sihombing 2.
PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Yoshi Levina 1 Ranto P Sihombing 2 Abstrak Kinerja anggaran merupakan pencapaian target anggaran. Target
Lebih terperinciJurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : ISSN X
Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 40 45 ISSN 2303-100X EFEK MODERASI DARI KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
Lebih terperinciBAB 6. Kesimpulan dan Saran
BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam berbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam berbagai bidang kehidupan semakin pesat. Salah satunya yaitu persaingan antar Bank. Untuk dapat menarik minat
Lebih terperinciFaktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi
Faktor Individu dalam Organisasi dan Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang
Lebih terperinciRPKPS PSIKOLOGI INDUSTRI
RPKPS PSIKOLOGI INDUSTRI Kode Mata Kuliah : TIN 4207 Mata Kuliah : Psikologi Industri Semester : 4 (empat) Beban studi : 2 sks Dosen : Ishardita Pambudi Tama, ST, MT, PhD. Nasir Widha Setyanto, ST, MT.
Lebih terperinciMOTIVATION AT WORK. Widha K Ningdyah, ST., MT Psikologi Industri widhadyah.lecture.ub.ac.id - widhadya.wordpress.com
MOTIVATION AT WORK Widha K Ningdyah, ST., MT Psikologi Industri 2012 widhadyah.lecture.ub.ac.id - widhadya.wordpress.com TENTANG MOTIVASI MEMBANGKITKAN MOTIVASI TEORI MOTIVASI Forces acting on an employee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelbagai bidang. Tidak hanya dengan sesama industri dengan skala yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri di Indonesia saat ini tengah menghadapi persaingan dalam pelbagai bidang. Tidak hanya dengan sesama industri dengan skala yang sama tapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Sektor Publik Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, aktifitas pun semakin bertambah terutama di kota-kota besar. Manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, kemajuan dan perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan semakin bertambah pesat. Di antaranya adalah perkembangan dalam bidang
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI
Lebih terperinciPokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi
BAB 9 MOTIVASI Pokok-pokok bahasan: Definisi Motivasi Motivasi dan Kinerja Perkembangan Teori Motivasi 1. Teori Isi (Content theory) 2. Teori Proses (Process theory) 3. Teori Penguatan (Reinforcement theory)
Lebih terperinciKeywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Motivation, Organizational Commitment, Job Relevant Information
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi, Komitmen Organisasi, dan Job relevant information (JRI) sebagai Variabel Moderating pada Perguruan Tinggi Swasta di
Lebih terperinciMODUL KEDUA MOTIVASI KERJA. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si
MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI 2011 1 MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA 1. Tujuan Instruksional Umum
Lebih terperinciBUDGET SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA MANAJERIAL. Jurica Lucyanda ABSTRACT
BUDGET SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA MANAJERIAL Jurica Lucyanda ABSTRACT The concern of this paper is performance evaluation. As has been stated by Hopwood (1972), there are three styles of performance
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja organisasional. Menurut Mahoney dkk. (1963)
Lebih terperinciPokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. Minggu ke. Media Tugas Referensi. Tatap muka OHP Munandar, Miner
TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam, sebagai dasar penanganan masalah-masalah melalui pendekatan psikologi 1 Penerapan psikologi da lam giatan industri dan
Lebih terperinciFakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai
Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pengertian Usaha untuk membina dan mengembangkan kondisi fisik, mental, sikap dan perilaku karyawan agar karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja
Lebih terperinciTEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN
TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.1 (2013): 159-176 PENGARUH BUDGETARY GOAL CHARACTERISTICS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anthony Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Hilmi. 2005. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada kabupaten
Lebih terperinciFaktor Penentu Kinerja Manajerial (Studi pada Pemerintah Daerah Kupang)
Faktor Penentu Kinerja Manajerial (Studi pada Pemerintah Daerah Kupang) Selfi Samadara Politeknik Kupang Email: 2selfisamadara@gmail.com Abstrak Tujuan dari kajian ini: 1) untuk mengkaji pengaruh budgetary
Lebih terperinciIndividu - Organisasi dan Motivasi
Individu - Organisasi dan Motivasi Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Argyris. ( 1952 ). The Impact of budgeting on People. Ithaca: L school of business and public administration, camel university.
Daftar Pustaka Alim,M.N. (2003). Pengaruh Ketidakpastian Stratejik dan Revisi Anggaran terhadap Efektivitas Partisipasi Penyusunan Anggaran Pendekatan Kontijensi. Ventura, 6 (3 ): 317-321. Argyris. ( 1952
Lebih terperinci1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.
1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KINERJA 6. TERTAWA ITU SEHAT, MARI TERTAWA
Lebih terperinciKonsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)
Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong
Lebih terperinciaverse dalam pengambilan keputusan taking (Bowman, 1982; Fiegenbaum,
PENERAPAN DISPOSITION EFFECT DAN PROSPECT THEORY: SUATU KONSEP YOHANES INDRAYONO A. Pendahuluan Disposition effect adalah perilaku investor yang: Risk averse pada saat menghadapi kondisi investasinya yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. partisipatif pada perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Penelitian
58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penerapan anggaran partisipatif pada perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada Universitas
Lebih terperinci/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun
/BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis sekarang ini semakin meningkat seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, semakin menambah tingkat persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak gejolak ketidakpuasan yang timbul akhir-akhir ini, memicu timbulnya suasana yang kurang harmonis antara staf dan manajer. Keputusan dari manajer, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di Indonesia sebanyak 3483
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
148 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) di
Lebih terperinciHuman Resources Development
Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan
Lebih terperinciRenendya, Pengaruh Partisipasi Anggaran, Motivasi, Kompensasi, Job Relevan Informasi Dan Komitmen...
1 Pengaruh Partisipasi Anggaran, Motivasi, Kompensasi, Job Relevan Informasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Di Pemerintah Daerah Kabupaten Bondowoso The Effect Of Budgeting Participation,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya
Lebih terperinciAdisaputro, Gunawan dan Marwan Asri Anggaran Perusahaan. Agust, Anita Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi
137 DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2010. Anggaran Perusahaan. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Agust, Anita. 2011. Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Koperasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENELITIAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN: BERBAGAI TEORI DAN PENDEKATAN YANG MELANDASI
PERKEMBANGAN PENELITIAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN: BERBAGAI TEORI DAN PENDEKATAN YANG MELANDASI Oleh: Ataina Hudayati 1 Abstract This paper aims at explaining the development of the behavioral accounting
Lebih terperinciPartisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe
Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Yusri Hazmi, SE. M. Si, Ak (Dosen: Politeknik Negeri Lhokseumawe)
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.
PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: Narti Wulandari (NPM : 201015004), Sugeng Santoso ABSTRACT
Lebih terperinciPenempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM Hari Pertama Bagian Kedua
Penempatan Pegawai School of Communication & Business Pengembangan SDM Hari Pertama Bagian Kedua Definisi Pengembangan SDM Pengembangan SDM (HR Development) dapat dipahami sebagai penyiapan individu pegawai
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa keterlibatan manajemen yang tinggi menghasilkan senjangan anggaran yang lebih rendah daripada manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi
BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan
Lebih terperinciPENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN
PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan Manajemen Industri Ponco WP PTI FT UNY 2014 (Diambil dari beberapa sumber) Pentingnya motivasi Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kinerja karyawan adalah motivasi. Motivasi
Lebih terperinciTESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi
HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Penelitian terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, mengakibatkan krisis global yang berdampak pula pada Indonesia. Krisis ekonomi global di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap perencanaan tujuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis yang modern, manajemen diharapkan untuk selalu dapat merencanakan masa depannya. Setiap bagian dari perencanaan harus mencakup evaluasi
Lebih terperincimerasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs
20 Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) Kebutuhan akan perasaan ikut serta
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT
PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X Wahyudhi Sutrisno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Jalan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Identifikasi faktor-faktor yang dibutuhkan untuk perancangan SMK3 didapat berdasarkan analisis poinpoin PP RI no 50 Tahun 2012 yang belum terpenuhi pada saat
Lebih terperinciSimposium Riset Ekonomi II Surabaya, November 2005
PENGARUH DESENTRALISASI, MOTIVASI, DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK SURABAYA SLAMET RIYADI Simposium Riset Ekonomi II PENGARUH
Lebih terperinciMOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.
MOTIVASI Motivas (Motivation), Kebutuhan (Need), Dorongan (Drive) : keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Kemampuan manajer
Lebih terperinciHenny Zurika Lubis (Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) ABSTRAK
Pengaruh Budgetary Goal Characteristics Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Dimoderasi Budaya Paternalistik (Studi Empiris Perguruan Tinggi Swasta di Medan) Henny Zurika Lubis (Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki karakter eksternal locus of control akan lebih dapat melakukan eskalasi komitmen dengan adanya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan. viii
ABSTRAK Penelitian ini meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI TEGAL
Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 6 (2), Oktober 2016 P-ISSN: 2087-2038; E-ISSN:2461-1182 Halaman 199-212 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SEKOLAH MENENGAH
Lebih terperinciKomunikasi Organisasi
Modul ke: Komunikasi Organisasi Motivasi & Kepemimpinan Fakultas FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id A. Motivasi Perilaku manusia sebenarnya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya kondisi perekonomian nasional,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya kondisi perekonomian nasional, dimana kesejahteraan masyarakat memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi menyatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL: JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.
HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL: JOB RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Abstrak Studi ini mengkaji model partisipasi anggaran Kren (1992) yang memanfaatkan
Lebih terperinciMOTIVASI SEBAGAI VARIABEL. Wahyu Ratnawati F BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat utama pengendalian yang dilakukan oleh setiap perusahaan.
MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL Wahyu Ratnawati F 0398076 BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG MASALAH Penelitian mengenai hubungan antara anggaran partisipatif dengan prestasi manajer tingkat menengah ini merupakan
Lebih terperinciEVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA. Liche Seniati Chairy
EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA Liche Seniati Chairy Disampaikan dalam: Workshop Evaluasi Kinerja Dosen oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 9 April 2005 1 EVALUASI DOSEN SEBAGAI
Lebih terperinciTIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah
TIU : Agar mahasiswa dapat memahami menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah industri organisasi melalui pendekatan psikologi. Pokok Bahasan
Lebih terperinciORGANIZATIONAL BEHAVIOR. Motivasi Sumber Daya Manusia
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR Motivasi Sumber Daya Manusia Faktor Penentu Kinerja (Griffin) Motivasi (Motivation) Kemampuan (Ability) Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Pengertian Motivasi Motivation is
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia
Lebih terperinciKONSEP MANAJEMEN KINERJA, IMBALAN, DAN HUBUNGAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP IMBALAN
KONSEP MANAJEMEN KINERJA, IMBALAN, DAN HUBUNGAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP IMBALAN Oleh: Kelompok 1 Ariesta Carmelita / 125030200111004 Agnes Y. Saragih / 125030207111004 Asgaf Naranda Putra Perkasa /
Lebih terperinciFILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES
FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh :
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Desmiyawati Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil motivasi kerja pada karyawan divisi produksi CV X di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan
Lebih terperinciSchool of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5
Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar PERILAKU ORGANISASI 2 Definisi
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. TOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPECTANCY THEORY
Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA 2015, Vol. 4, No. 1, 14-19 GAMBARAN TINGKAT MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. TOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPECTANCY THEORY Elisabeth Lasmira Utami dan Retno Triani Magister
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA BERBASIS PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN
PENINGKATAN KINERJA BERBASIS PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN Amin Wahyudi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT
Lebih terperinciHARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan
Lebih terperinciPENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Survey Pada Rumah Sakit di Purwodadi Grobogan) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan tahapan industrialisasi global, saat ini dunia tengah memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative economic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam segala hal yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas pekerja merupakan hal yang strategis dalam penentuan produk akhir suatu organisasi atau perusahaan. Pekerja melakukan tugas secara aktif dalam
Lebih terperinciKERANGKA TEORITIS VARIABEL HIPOTESIS
1 KERANGKA TEORITIS VARIABEL HIPOTESIS A. Definisi Teori Menurut Kerlinger (1986), teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep (concepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang sangat ketat dewasa ini, menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan fungsinya.
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Reinforcement theory menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) dapat
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Reinforcement Contingency Reinforcement theory menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) dapat mengendalikan perilaku (Purnamasari dan Crismastuti, 2006
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT UNIT IGD DAN ICU DI RS PHC SURABAYA
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT UNIT IGD DAN ICU DI RS PHC SURABAYA Nur Cholilah, Indriati Paskarini Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN 1
PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 LITERATUR Gage, N.L ; David C Berliner. 1998. EDUCATIONAL PSYCHOLOGY. 6 th Edition. New York : Houghton Mifflin Co. Woolfolk, Anita.2004. Educational Psychology 9 th Edition. Boston:
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAGERIAL
STRUKTUR ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAGERIAL Organization Structure in The Relationship Between Participation Development of The Performance Managerial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman modern ini, setiap perusahaan menuntut diri untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat. Manusia
Lebih terperinciRobbins and Judge Organization Behavior 15 Edition
Robbins and Judge Organization Behavior 15 Edition The material used in producing this presentation derived from the book. Several examples added to enrich the student s understanding Please acknowledge
Lebih terperinciMAYA PURNASARI B
DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIBEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (STUDY EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KARESIDENAN SURAKARTA)
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
Lebih terperinciKata Kunci : IS contracting, IS staffing issues, Management of IS, IS project teams
Work Outcomes and Job Design for Contract Versus Permanent Information Systems Professionals on Software Development By Soon Ang, Sandra A. Slaughter MIS Quarterly Vol. 25 No.3 pp. 321-350 /September 2001
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational
Lebih terperinciGAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ
GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ FX. Yanuar Sidharta, et al. GAMBARAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN PT. XYZ FX. Yanuar Sidharta 1, Zamralita 2 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Definisi Kinerja Dalam kegiatan bisnis kata kinerja belakangan ini menjadi topik yang hangat di kalangan pengusaha dan kalangan administrator. Ukuran kinerja sering
Lebih terperinci