MATRIKS TARGET KINERJA DAN ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATRIKS TARGET KINERJA DAN ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI"

Transkripsi

1 MATRIKS TARGET KINERJA DAN ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI

2 MATRIKS 2.2.A. TARGET KINERJA PEMBANGUNAN BIDANG: EKONOMI /KEGIATAN I Prioritas: Iklim Investasi dan Iklim Usaha A FOKUS : Peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan perijinan investasi 1 Peningkatan Deregulasi Kebijakan Penanaman Modal (prioritas nasional) Jumlah hari untuk proses perijinan 1. Jumlah rumusan untuk bahan pertimbangan penyusunan rumusan kebijakan penanaman modal. 2. Jumlah rumusan kebijakan sebagai masukan bagi penyempurnaan kebijakan dan pengembangan penanaman modal yang berdaya saing. 60 hari 60 hari 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rekomendasi 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan 1 rumusan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM BKPM 3. Jumlah kegiatan dan peserta sosialisasi kebijakan penanaman modal. 46 kegiatan (12 55 kegiatan (15 sosialisasi di dalam sosialisasi di dalam negeri, 5 sosialisasi negeri, 5 sosialisasi di di luar negeri, kegiatan luar negeri, 20 fasilitasi fasilitasi di dalam di dalam negeri, 15 negeri, 12 fasilitasi fasilitasi di luar negeri) di luar negeri) 52 kegiatan 52 kegiatan 52 kegiatan 2 Pengembangan Potensi Penanaman Modal Daerah (prioritas bidang dan atau K/L 1. Jumlah Informasi data potensi daerah yang mutakhir yang didokumentasikan secara elektronik. Pemutahiran data potensi investasi Prop 20 Prop 33 Prop 33 Prov 33 Prov daerah Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-1

3 /KEGIATAN 2. Jumlah kegiatan dan peserta workshop pengembangan potensi daerah dan sosialisasi Sistem Informasi Potensi Investasi Daerah (SIPID) Workshop dan FGD di 3 daerah, Bimtek di 1 daerah, 482 peserta. Sosialisasi 2 daerah pelaksanan peningkatan kapasitas sistem dan SDM, 100 orang. Workshop :4 daerah 400 psrta Sosialisasi: 5 daerah 250 org Workshop: 7 daerah Sosialisasi:: 2 daerah Workshop: 5 daerah Sosialisasi:: 3 daerah Workshop: 5 daerah Sosialisasi:: 3 daerah Workshop: 5 daerah Sosialisasi:: 5 daerah 3. Jumlah hasil kajian dan pemetaan tentang potensi daerah serta pengembangan potensi wilayah investasi dan pengembangan industri. 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 1 hasil kajian 10 peta potensi 10 peta potensi daerah daerah (mendalam) (mendalam) dan 23 dan 23 peta potensi peta potensi daerah daerah secara umum secara umum 15 Peta Potensi Daerah 15 Peta Potensi Daerah 15 Peta Potensi Daerah 15 Peta Potensi Daerah 3 Pemberdayaan Usaha Nasional (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pelaksanaan Forum Komunikasi Pemberdayaan Usaha Nasional. 3 daerah 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah pelaksanaan Matchmaking Dalam dan Luar Negeri. 3 daerah 4 Lokasi 4 lokasi 4 Lokasi 4 lokasi 4 lokasi 3 Negara 5 Negara 4 negara 4 negara 4 negara 4 negara 3. Jumlah pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kemampuan Kewirausahaan UMKMK. 4 daerah 5 Lokasi 4 Lokasi 4 lokasi 4 lokasi 4 lokasi II.3.M.A-2

4 /KEGIATAN 4. Jumlah hasil Kajian Peningkatan Partisipasi UMKMK. 1 Set kajian (200 buku dan 200 CD) mengenai directory 1 Set mitra local poensial 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set di propinsi regional champion. 4 Peningkatan Kualitas Pelayanan Persetujuan Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah persetujuan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% 5000 persetujuan 5000 persetujuan 5000 persetujuan 5000 persetujuan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% (17 kali kinjungan ke berbagai PTSP dalam rangka memberikan 100% konsultasi (advising) dan mengkoordinasikan pelaksanaan penanaman modal) 2. Jumlah kunjungan dalam rangka pemberian konsultasi (advising ) mengenai pelayanan aplikasi pada kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 23 kali 23 kali 23 kali 23 kali II.3.M.A-3

5 /KEGIATAN 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan penerbitan surat persetujuan penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 100% (1 kali penyelengaraan sosialisasi tentang prosedur perijinan PM di daerah) 100% 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal 2 buku panduan dan 30 brosur untuk setiap jenis perijinan penanaman modal 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku pedoman 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 90% (peningkatan kapasitas teknis praktis tentang kegiatan operasional berbagai perusahaan) 90% 12 kali 12 kali 12 kali 12 kali 5 Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah perijinan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% 1200 perijinan 1200 perijinan 1200 perijinan 1200 perijinan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2.. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% 100% 2. Jumlah kunjungan dalam rangka pemberian konsultasi (advising) mengenai pelayanan perijinan pada kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali II.3.M.A-4

6 /KEGIATAN 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan perijinan penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 100% 100% 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal 1 (satu) buah buku laporan 1 (satu) buah buku pedoman 1 (satu) buah buku laporan 1 (satu) buah buku laporan 1 (satu) buah buku laporan 1 (satu) buah buku laporan 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 100% (1 laporan hasil kegiatan) 100% 22 kali 22 kali 22 kali 22 kali 6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah perijinan yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 1. Jumlah fasilitas penanaman modal yang dapat diproses dalam satu satuan waktu tertentu. 2. Jumlah partisipasi instansi sektoral dan daerah dalam pelaksanaan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). 100% (6 kali FGD dan 2 kegiatan harmonisasi) 600 persetujuan 620 persetujuan 640 persetujuan 660 persetujuan 100% 3 daerah 4 daerah 5 daerah 6 daerah 3. Jumlah kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi tentang tata cara pelayanan fasilitas penanaman modal bagi aparatur pemerintah propinsi dan kabupaten atau kota serta dunia usaha 4 daerah sosialisasi pelayanan pemberian fasilitas penanaman modal 5 Provinsi 6 kali terdiri dari : Harmonisasi (1 daerah) dan FGD (5 kali) 6 kali terdiri dari : Harmonisasi (1 daerah) dan FGD (5 kali) 6 kali terdiri dari : Harmonisasi (1 daerah) dan FGD (5 kali) 6 kali terdiri dari : Harmonisasi (1 daerah) dan FGD (5 kali) II.3.M.A-5

7 /KEGIATAN 4. Jumlah pedoman penilaian permohonan penanaman modal Pada tahun 2011 tidak membuat buku pedoman lagi karena telah selesai pada tahun pedoman 1 pedoman 1 pedoman 1 pedoman 1 pedoman 5. Jumlah penyelenggaraan peningkatan kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal 11 Materi 6 Materi 9 materi (Dalam Negeri dan Luar Negeri) 10 materi (Dalam Negeri dan Luar Negeri) 10 materi (Dalam Negeri dan Luar Negeri) 10 materi (Dalam Negeri dan Luar Negeri) 6. Tercapainya peningkatan jumlah komoditas yang dapat dijadikan acuan dalam Indikator untuk proses penilaian kegiatan ini diganti dengan indikator jumlah penyelenggaraan peningkatan 10 Bidang kapasitas teknis bagi aparatur pelaksana pelayanan penanaman modal dari 5 materi menjadi 11 materi 7 Koordinasi Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI) Persentase Rekomendasi hasil koordinasi kebijakan di Bidang Peningkatan Ekspor dan Investasi yang terimplementasikan 70% 70% 75% 80% 85% 90% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian Persentase Rekomendasi kebijakan di Bidang Industri dan Perdagangan 75% 80% 85% 90% B. FOKUS : Peningkatan Fasilitasi Investasi IUT PMDN(Rp. triliun) 46,7 39,50 46,7 55,2 65,6 78,00 IUT PMA (USD miliar) 15,5 13,20 15,5 18,4 21,9 26,1 BKPM II.3.M.A-6

8 /KEGIATAN 1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Penanaman Modal (prioritas nasional) 1. Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan PTSP di bidang Penanaman Modal Diklat pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal untuk 2000 Peserta : orang peserta tdd 4 jenis pelatihan: dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang terdiri dari 4 jenis pelatihan: Dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang terdiri dari 4 jenis pelatihan: Dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang terdiri dari 4 jenis pelatihan: Dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Peserta 2000 orang terdiri dari 4 jenis pelatihan: Dasar, Lanjutan I, Lanjutan II, dan SPIPISE Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Penetapan Kualifikasi Kelembagaan PTSP di Bidang Penanaman Modal 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 265 PTSP 3. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang Penyelenggaraan PTSP di bidang 20 kab/kota 33 Prop + 30 kab/kota 20 kab/kota Penanaman Modal 4. Sosialisasi perijinan dan nonperijinan di bidang penanaman modal 33 Provinsi 33 Propinsi 33 Provinsi 5. Fasilitasi Penghubung di BKPM 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 propinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 propinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 19 instansi + 33 provinsi masingmasing 1 orang 6. Penyederhanaan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal (Streamlining Bisnis Proses Perijinan dan nperijinan) 3 Instansi 3 Instansi 3 Instansi II.3.M.A-7

9 /KEGIATAN 2 Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) (Prioritas Nasional) 1. Peningkatan jumlah aplikasi perijinan dan non perijinan yang menjadi wewenang BKPM, PTSP Propinsi, PTSP Kab./Kota yang terbangun dalam SPIPISE 15 perijinan sektor Perijinan di 3 sektor Tambahan perijinan di 2 sektor Tambahan perijinan di 2 sektor Tambahan perijinan di 2 sektor Tambahan perijinan di 2 sektor Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM 2. Jumlah peningkatan PTSP Prop. dan Kab/Kota yang terhubung dalam SPIPISE 3. Terbangunnya infrastruktur dan database penanaman modal yang terintegrasi 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi Penambahan kapasitas dan kemampuan infrastruktur pada jaringan BKPM 50 Kab/Kota 60 Kab/Kota 60 Kab/Kota 60 Kab/Kota - Tersedianya Tersedianya perangkat keras dan jaringan pada PTSP Provinsi dan Kab/Kota perangkat keras dan jaringan pada PTSP Provinsi dan Kab/Kota Tersedianya perangkat keras dan jaringan pada PTSP Provinsi dan Kab/Kota 4.Membangun Data Recovery Center (DRC) 5. Jumlah provinsi dan Kab/Kota yang mengikuti sosialisasi & pelatihan 50 Kab/Kota dan 33 Provinsi 50 Kab/Kota dan 33 Propinsi Terbangunnya Data Recovery Centre (DRC) 83 Provinsi/Kab/ Kota 60 Kab/Kota 60 Kab/Kota 60 Kab/Kota II.3.M.A-8

10 /KEGIATAN 3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (Prioritas Bidang dan atau K/L) Jumlah aparatur BKPM yang mengikuti Diklat Struktural, Diklat Teknis, Diklat Fungsional, dan tenaga kediklatan serta jumlah kurikulum dan modul diklat. 442 orang tdd:diklat struktural 11 orang, Diklat teknis aparatur 240 orang, Diklat teknis perencanaan dan kebijakan penanaman modal Orang 175 orang, Diklat 10 modul fungsional 5 orang, seminar pengelola diklat 3 orang, peningkatan penguasaan materi 5 orang, program S2 sebanyak 3 orang. 10 Modul 1096 orang dan 10 modul 2000 orang, 1600 orang, terdiri dari : terdiri dari : orang aparatur Pusat aparatur Pusat dan 385 aparatur dan 605 orang Daerah dan 14 aparatur Daerah, modul dan 19 modul 2200 orang, terdiri dari : 1375 orang aparatur Pusat dan 825 aparatur Daerah, dan 19 modul Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM II.3.M.A-9

11 /KEGIATAN 4 Peningkatan Pelayanan Hukum Penanaman Modal (Prioritas Bidang) Jumlah pelaksanaan bantuan hukum dan penyelesaian sengketa di bidang penanaman modal secara efisien efektif. Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 36 kali dan penanganan permasalahan hukum sebanyak 14 kasus/kegiatan. Pelayanan konsultasi hukum penanaman modal sejumlah 48 kali konsultasi Pelayanan konsultansi hukum penanaman modal sejumlah 36 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum Penanaman Modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 18 kasus/kegiatan Pelayanan konsultansi hukum penanaman modal sejumlah 38 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum Penanaman Modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 20 kasus/kegiatan Pelayanan konsultansi hukum penanaman modal sejumlah 40 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum Penanaman Modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 22 kasus/kegiatan Pelayanan konsultansi hukum penanaman modal sejumlah 42 kali dan penanganan permasalahan dan bantuan hukum Penanaman Modal di dalam dan di luar pengadilan sejumlah 24 kasus/kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM 5 Pembangunan/pengadaan/ peningkatan sarana dan prasarana (Prioritas Bidang dan atau K/L) Persentase tercapainya peningkatan sarana dan prasarana kerja di pusat dan daerah 100% (1000 titik instalasi listrik, 20 titik instalasi AC, 20 titik instalasi pompa, 25 titik instalasi fire alarm, 100% 100% 100% 8 titik instalasi genset, 1 unit instalasi server, 5 unit laptop operator, 1 lot sinkronisasi) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM BKPM Pembangunan gedung parkir Pembangunan gedung parkir II.3.M.A-10

12 /KEGIATAN 6 Pengembangan Penanaman Modal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (prioritas nasional) Persentase penyusunan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan KEK 100% 100% Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM Persentase penetapan institusi Sekretariat Dewan Nasional KEK Persentase pengoperasian Sekretariat Dewan Nasional KEK Asistensi dan fasilitasi dalam rangka penetapan dan pengembangan KEK (a.l. verifikasi, assessment, evaluasi) 1. Hasil Koordinasi masalah strategis di bidang pengembangan KEK 2. Jumlah promosi penanaman modal di KEK 3. Kerja sama di bidang pengembangan KEK 100% 100% 100% - 100% 100% 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 3 Negara & 3 daerah 2 negara & 3 daerah 4 Negara & 3 daerah 4 Negara & 4 daerah 5 Negara & 5 daerah 5 Negara & 6 daerah 2 Negara - 2 Negara 2 Negara 2 Negara 2 Negara 7a Koordinasi Pengembangan Urusan Penataan Ruang Dan Pengembangan Wilayah Persentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan Urusan Penatan Ruang dan Pengembangan Wilayah yang terimplementasi Persentase rekomendasi kebijakan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yang terimplementasikan 80% 80% 80% 80% 85% 90% 80% 80% 80% 85% 85% 85% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian 7b Koordinasi Kebijakan KEK Persentase peraturan pelaksana UU KEK yang terselesaikan 70% 70% 80% 90% 95% 95% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian Jumlah Lokasi KEK yang ditetapkan II.3.M.A-11

13 /KEGIATAN 8 Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Sektor Industri Agribisnis & Sumber Daya Alam Lainnya (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pedoman arah kebijakan umum perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya. Th 2011 indikator diganti dengan perencanaan dan pengembangan investasi di bidang infrastruktur yang mendukung efektivitas rantai nilai (value chain ) agribisnis. 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal - 3 pedoman arah kebijakan penanaman modal 3 pedoman arah 3 pedoman arah kebijakan kebijakan penanaman modal penanaman modal Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya. Perencanaan dan pengembangan investasi di bidang (1) agribisnis dan SDA (updating), (2) energi alternatif biomassa, (3) industri LNG skala kecil dan (4) infrastruktur yang mendukung efektivitas rantai (value chain ) agribisnis 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up- Dating 3 kajian sektor dan 1 laporan fasilitasi penanaman modal 3 kajian sektor dan 1 laporan fasilitasi penanaman modal 3 kajian sektor 3 kajian sektor dan 1 laporan dan 1 laporan fasilitasi fasilitasi penanaman modal penanaman modal II.3.M.A-12

14 /KEGIATAN 3. Jumlah kajian perencanaan insentif penanaman modal di sektor industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya. tahun 2011 indikator diganti dengan kegiatan perencanaan dan pengembangan 1 kajian perencanaan investasi di bidang insentif penanaman energi alternatif modal biomassa melalui pemanfaatan limbah perkebunan dan kehutanan. - 1 kajian perencanaan 1 kajian perencanaan 1 kajian perencanaan 4. Jumlah buku pedoman tentang rma, Standar dan Prosedur yang Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di Sektor Agribisnis & Sumber Daya Alam lainnya. tahun 2011 indikator diganti dengan kegiatan perencanaan dan pengembangan 1 buku pedoman NSP investasi di bidang perencanaan industri Liquid penanaman modal Natural Gas (LNG) skala kecil (Small Scale Energy Plant ) - 1 buku pedoman penanaman modal pada - - industri agribisnis dan sumber daya alam lainnya 9 Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal Sektor Industri Manufaktur (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah pedoman arah kebijakan perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur. Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal 1 pedoman arah kebijakan penanaman modal/buku RUPM (Lanjutan) Sosialisasi dan fasilitasi pedoman arah kebijakan penanaman modal Sosialisasi dan fasilitasi pedoman arah kebijakan penanaman modal (lanjutan) Sosialisasi dan fasilitasi pedoman arah kebijakan penanaman modal (lanjutan) Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-13

15 /KEGIATAN 2. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur. Pemetaan dan perencanaan pengembangan investasi industri TPT dan industri pengolahan logam (besi baja, aluminium, nikel) serta industri komponen otomotif dan industri elektronika. Perencanaan investasi industri petrokimia dan refinary 1 kajian sektor baru dan 1 kajian sektor Up- Dating 3 paket buku kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur 3 paket buku kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur 3 paket buku kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur 3 paket buku kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor industri manufaktur 3. Jumlah kajian Perencanaan Insentif Penanaman Modal di Sektor Industri Manufaktur 4. Jumlah buku tentang rma, Standar dan Prosedur yang Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di Sektor Industri Manufaktur Tahun 2011 indikator ini ditiadakan Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 kajian perencanaan insentif penanaman modal 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal - 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal 1 kajian perencanaan insentif penanaman modal 1 kajian 1 kajian perencanaan perencanaan insentif insentif penanaman modal penanaman modal Perencanaan Pengembangan 1. Jumlah pedoman arah kebijakan Penanaman Modal di bidang Jasa dan perencanaan penanaman modal yang Kawasan (prioritas bidang dan atau K/L) berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor jasa dan kawasan. Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 pedoman Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-14

16 /KEGIATAN 1. Jumlah kajian perencanaan pengembangan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing di sektor jasa dan kawasan. 2 kajian identifikasi water supply dan pelabuhan kontainer; 1 kajian lanjutan identifikasi kebutuhan investasi logistik dan 1 kajian baru dan 1 pergudangan; 1 updating kajian sektor kajian identifikasi pengembangan kawasan berbasis teknologi dan pemutahiran data kawasan industri. 1 kajian baru dan 1 updating 1 kajian baru dan 1 updating 1 kajian baru dan 1 updating 1 kajian baru dan 1 updating 2. Jumlah kajian Perencanaan Insentif Penanaman Modal di sektor Jasa dan Kawasan. 1 kajian pengembangan 1 kajian investasi di wilayah 1 kajian 1 kajian perbatasan 3. Jumlah buku tentang rma, Standar dan Prosedur Baku dalam melakukan Perencanaan Penanaman Modal di Pusat dan di Daerah di sektor Jasa dan Kawasan. Tahun 2011 indikator ini ditiadakan 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 Updating kajian sektor 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 updating kajian 1 buku pedoman NSP perencanaan penanaman modal/1 updating kajian II.3.M.A-15

17 /KEGIATAN 11 Peningkatan Kualitas Strategi Promosi di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Pemetaan kebijakan, insentif dan potensi penanaman modal negara target dan negara pesaing. Market intellegence kebijakan dan insentif penanaman 180 target investor modal dari 9 negara potensial target dan 6 negara pesaing. 220 target 250 target 220 target investor investor potensial investor potensial potensial (1 laporan) (1 laporan) (1 laporan) 275 target investor potensial (1 laporan) Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Penyiapan bahan pendukung penyusunan strategi promosi penanaman modal. Pada tahun 2011 unit tidak merencanakan informasi iklim indikator penyiapan investasi di Indonesia bahan pendukung dan 6 negara pesaing penyusunan strategi promosi penanaman modal 3. Penyusunan strategi promosi penanaman modal berdaya saing tinggi berorientasi pada kebijakan umum penanaman modal. Pada tahun 2011 unit kerja tidak merencanakan indikator penyusunan strategi promosi penanaman modal berdaya saing tinggi berorientasi pada kebijakan umum penanaman modal 16 bahan masukan dalam penyusunan strategi promosi investasi 2. Monitoring dan evaluasi kegiatan Promosi Investasi 17 laporan 28 Laporan 31 Laporan 35 Laporan 40 Laporan II.3.M.A-16

18 /KEGIATAN 3. Sarana promosi penanaman modal yang efektif dengan pengembangan kantor perwakilan BKPM di luar negeri (IIPC/Indonesian Investment Promotion Center). Penyelenggaraan The Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) di 5 negara. Penyelenggaraan the Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) di 7 negara Penyelenggaraan the Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) di 8 negara Penyelenggaraan the Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) di 8 negara Penyelenggaraan the Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) di 9 negara 12 Promosi Penanaman Modal Sektoral Terpadu dan Terintegrasi di Dalam dan Luar Negeri (prioritas bidang dan atau K/L) Penyelenggaraan promosi terpadu berdasarkan sektor dan negara. 16 kegiatan 16 kegiatan 17kegiatan 20 Kegiatan 22 Kegiatan 24 Kegiatan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Penyelenggaraan Marketing Investasi Indonesia yang mengikutsertakan partisipasi stakeholder di tingkat pusat dan daerah. Terlaksananya kegiatan seminar dan pameran MII 2011 di 4 negara 5 kegiatan 3 kegiatan 4 Kegiatan 5 Kegiatan 5 Kegiatan 3. Kegiatan rebranding investasi Indonesia melalui media internasional. Terselenggaranya berbagai aktivitas di dalam kegiatan pembangunan citra, 3 media 3 media 4 media 5 Media 5 Media reposisi, rebranding investasi di 3 media internasional. 13 Fasilitasi Daerah Dalam Rangka 1. Jumlah fasilitasi promosi daerah Kegiatan Promosi Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 33 Instansi PM 33 Instansi Penanaman Propinsi untuk ikut Modal Propinsi untuk serta dalam kegiatan ikut serta dalam promosi investasi di kegiatan promosi dalam dan luar investasi di dalam dan negeri luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri 33 Instansi PM Propinsi untuk ikut serta dalam kegiatan promosi investasi di dalam dan luar negeri Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-17

19 /KEGIATAN 2. Jumlah fasilitasi pelayanan penerimaan misi penanaman modal luar negeri di pusat dan di daerah tempat tujuan rencana penanaman modal. Penerimaan misi investasi 35 kali di pusat dan daerah misi investasi 33 kali di pusat dan daerah Misi Investasi 35 kali di pusat dan daerah Misi Investasi 40 kali di pusat dan daerah Misi Investasi 45 kali di pusat dan daerah Misi Investasi 50 kali di pusat dan daerah 3. Jumlah pelayanan pendampingan misi pusat dan daerah ke negara potensial penanam modal di berbagai sektor usaha. 4. Jumlah kegiatan promosi penanaman modal daerah di dalam negeri antara lain Talkshow, Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID), Seminar Investasi (Business Meeting, Match Making, One on One Meeting ). Fasilitasi minat investasi sebagai promosi investasi di 6 tindak lanjut negara promosi investasi di 10 negara Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) 2 kali, Seminar Nasional Investasi tahun 2011 sebanyak 2 kali, Talk Show 6 kali di TV Nasional 6 kali TalkShow di TV Nasional, 2 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Jawa Timur dan Sulawesi Utara, 2 kali Seminar Investasi di Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Business Meeting, matchmaking,one-on- One Meeting ) Promosi investasi di 10 negara 6 kali TalkShow di TV Nasional, 2 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Kalimantan Barat dan Jawa Tengah, 2 kali Seminar Investasi di Kalimantan Barat dan Jawa Tengah (Business Meeting, matchmaking, Oneon-One Meeting ) Promosi investasi di 12 negara 6 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Sumatera Utara, Riau dan Jawa Barat, 3 kali Seminar Investasi di Sumatera Utara, Riau dan Jawa Barat (Business Meeting, matchmaking, One-on-One Meeting ) Promosi investasi di 15 negara 8 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Batam, Maluku dan NTT, 3 kali Seminar Investasi di Batam, Maluku dan NTT (Business Meeting, matchmaking, One-on-One Meeting ) Promosi investasi di 18 negara 8 kali TalkShow di TV Nasional, 3 kali Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan DKI Jakarta, 3 kali Seminar Investasi di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan dan DKI Jakarta (Business Meeting, matchmaking, One-on-One Meeting ) II.3.M.A-18

20 /KEGIATAN 5. Jumlah kegiatan promosi penanaman modal daerah di luar negeri antara lain Marketing Investasi Indonesia (MII) dan Trade, Tourism and Investment (TTI) Forum, Joint Promotion antara Pusat dan Daerah, Joint Promotion antar Instansi Pusat (instansi penanaman modal pusat dengan instansi-instansi sektor dan lembagalembaga terkait) Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya Instansi Penanaman Modal Propinsi/Instansi Penanaman Modal Kabupaten (IPMP/IPMK) dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara Terfasilitasinya IPMP/IPMK dalam kegiatan MII di 3 negara dan TTI di 6 negara 14 Penyelenggaraan Pameran dan Penyediaan Sarana Promosi Penanaman Modal untuk Kegiatan di Dalam dan di Luar Negeri (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah kegiatan pameran yang mengikutsertakan instansi penanaman modal di pusat dan daerah, instansi sektoral pusat dan daerah, asosiasi/ kalangan dunia usaha serta masyarakat lainnya dalam pelaksanaan pameran. Dalam Renstra BKPM indikator ini ditiadakan 150 pameran Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 1. Informasi potensi penanaman modal, antara lain profil proyek, brosur, leaflet, Indonesian Investment News, Guide for Investor, Investment Procedure s, film, video, slide, CD ROM dan multimedia/situs web brosur/leaflet, a brief guide for investment dalam 5 bahasa, peraturan penanaman modal, bahan cetakan lainnya sebanyak eksemplar. Tersedianya bahan promosi dalam bentuk CD dan website dan bahan pameran eksemplar brosur dan leaflet, 6500 eksemplar Brief Guide for Investment, eksemplar Investment Procedures dan bukubuku peraturan, media elektronik eksemplar brosur, eksemplar Brief Guide for Investment, usb flasdisk, 1 video promosi, 1 website eksemplar brosur, eksemplar Brief Guide for Investment, usb flasdisk, 1 video promosi, 1 website eksemplar brosur, eksemplar Brief Guide for Investment, usb flasdisk, 1 video promosi, 1 website eksemplar brosur, eksemplar Brief Guide for Investment, 3,500 usb flasdisk, 1 video promosi, 1 website II.3.M.A-19

21 /KEGIATAN 2. Jumlah kegiatan pameran baik di dalam maupun di luar negeri. 10 pameran di dalam negeri dan 10 pameran di luar negeri 9 pameran di dalam negeri dan 15 pameran di luar negeri 12 Pameran di dalam negeri dan 12 pameran di luar negeri 12 Pameran di dalam negeri dan 12 pameran di luar negeri 14 Pameran di dalam negeri dan 14 pameran di luar negeri 15 Pameran di dalam negeri dan 15 pameran di luar negeri 3. Penyusunan revitalisasi strategi promosi dalam rangka branding investasi Indonesia 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 1 buku laporan 4. Forum pertemuan berskala internasional (FORBES CEO Conference) 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 1 kegiatan 15 Kerjasama Bilateral dan Multilateral di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 5. Penayangan dan diseminasi materi iklan promosi investasi 1. Jumlah laporan partisipasi aktif BKPM dalam fora perundingan kerjasama bilateral dan multilateral. 2 media 2 media 2 media 2 media 20 laporan 23 laporan 20 Laporan 25 Laporan 28 Laporan 30 Laporan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2.Jumlah laporan tentang jumlah dan kualitas bahan posisi perundingan dalam rangka kerjasama bilateral dan multilateral. 4 Laporan 4 Laporan 2. Jumlah laporan bahan posisi perundingan dalam rangka kerjasama bilateral dan multilateral 3.Jumlah laporan koordinasi internal dan eksternal dalam kerangka kerjasama pengembangan ekonomi wilayah tertentu. 20 Laporan 25 Laporan 28 Laporan 30 Laporan 2 Laporan 2 Laporan 4 Laporan 6 Laporan 6 Laporan 6 Laporan 4. Jumlah peserta sosialisasi hasil-hasil perundingan bilateral dan multilateral. 120 orang 120 Orang 120 Orang 120 Orang 120 Orang 120 Orang II.3.M.A-20

22 /KEGIATAN 16 Kerjasama Regional di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah laporan partisipasi aktif BKPM dalam fora perundingan kerjasama regional. 30 Laporan pertemuan perundingan kerjasama regional dalam forum ASEAN, subreg, APEC dan ASEM di bidang penanaman modal 30 Laporan 30 Laporan 32 Laporan 33 Laporan 34 Laporan Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 2. Jumlah laporan tentang jumlah dan kualitas bahan posisi perundingan dalam 30 bahan posisi 33 Laporan rangka kerjasama regional. 2. Jumlah laporan bahan posisi perundingan dalam rangka kerjasama regional. 33 Laporan 32 Laporan 33 Laporan 34 Laporan 3. Jumlah laporan kegiatan penyelenggaraan Seknas KESR. Terselenggaranya operasionalisasi kantor SEKNAS KESR (belum terlaksana) 24 Laporan 17 Kerjasama dengan Dunia Usaha Asing di Dalam dan di Luar Negeri di Bidang Penanaman Modal (prioritas bidang dan atau K/L) 4. Jumlah peserta sosialisasi hasil-hasil perundingan kerjasama regional 5. Penyelenggaraan Senior Official Meeting (SOM) /Ministerial Meeting (MM) ke 17 di Indonesia 1. Jumlah partisipasi aktif BKPM dalam fora perundingan kerjasama dengan dunia usaha internasional. 180 Orang 180 Orang 200 Orang 215 Orang 220 Orang 225 orang 1 kegiatan 9 kali pertemuan/ perundingan dengan dunia usaha 35 kali internasional di dalam maupun di LN Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-21

23 /KEGIATAN 1. Jumlah partisipasi aktif BKPM dalam pertemuan / perundingan dengan dunia usaha 11 laporan 13 laporan 15 laporan 17 laporan 2. Jumlah laporan pendataan penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia dan sosialisasinya kepada instansi terkait. 1 paket laporan data penanaman modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modal di luar wilayah Indonesia Laporan pendataan dan informasi FDI Outflow Indonesia melalui 5 kali sosialisasi di KBRI/KJRI 1 laporan 1 laporan 1 laporan I 1 laporan 18 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah I (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di seluruh propinsi di Pulau Sumatera dan kepulauan di sekitarnya. 1 laporan data realisasi penanaman modal untuk proyek proyek di 10 propinsi Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 1. Jumlah/nilai realisasi penanaman modal yang terpantau 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi Bimbingan sosialisasi ketentuan pelaksanaan PM di 10 prop, task force 10 Daerah di 10 prop dan after care di 6 negara asal PMA 42,53 Triliun (15% dari 283,5 Triliun) 58,54 Triliun (15% dari 390,3 Triliun) 76,03 Triliun (15% dari 506,9 Triliun) 87,43 Triliun (15% dari 582,9 Triliun) II.3.M.A-22

24 /KEGIATAN 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi penanam modal antara lain dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan 10 Daerah 10 Daerah 10 Daerah 10 Daerah 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanam modal. 3. Jumlah daerah yang mendapatkan pengawasan mengenai pelaksanaan ketentuan penanaman modal 4. Pemberian penghargaan investasi dan pelayanan Penanaman Modal kepada Propinsi atau Kabupaten/Kota serta perusahaan PMA/PMDN Pengawasan pelaksanaan ketentuan kepada 180 Perusahaan di 10 propinsi Pemberian penghargan kepada kab/kota terbaik yang dinilai dari 400 kab dan 92 kota serta Perusahaan Penanaman Modal 200 Perusahaan 10 daerah 10 daerah 10 daerah 10 daerah 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket II.3.M.A-23

25 /KEGIATAN 19 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah II (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di propinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan seluruh propinsi di Pulau Kalimantan dan kepulauan di sekitarnya. 1 laporan data realisasi PM untuk 3000 proyek di 6 propinsi, evaluasi pelaksanaan dekonsentrasi di 5 propinsi, Proyek pengumuman penyampaian LKPM (laporan kegiatan PM) melalui media cetak (2 majalah dan 2 koran nasional). Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-24

26 /KEGIATAN 1. Jumlah/nilai realisasi penanaman modal yang terpantau 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi penanam modal antara lain dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan 85,05 Triliun (30% dari 283,5 Triliun) 117,1 Triliun (30% dari 390,3 Triliun) 151,8 Triliun (30% dari 506,9 Triliun) 174,8 Triliun (30% dari 582,9 Triliun) Bimbingan/sosialisa si ketentuan PM di 6 propinsi, fasilitasi penyelesaian masalah PM/task force di 6 prop dan 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah after care di 6 negara asal PMA, Rapat Koordinasi pusat dan daerah di 6 propinsi. 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanam modal Pengawasan pelaksanaan ketentuan PM 240 Perusahaan kepada 300 propinsi di 6 daerah. 3. Jumlah daerah yang mendapatkan pengawasan mengenai pelaksanaan ketentuan penanaman modal 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah 6 Daerah 4. Penyelenggaraan Konsolidasi Realisasi Penanaman Modal antara BKPM dan 5 kali pertemuan PDPPM 5.Terselenggaranya workshop LKPM secara online bagi perusahaan PM 33 kali pertemuan II.3.M.A-25

27 /KEGIATAN 6. Publikasi pengumuman kewajiban perusahaan PM setiap triwulan 2 kali 2 koran nasional, 2 majalah ekonomi dan 32 pada media cetak di 32 Provinsi Terselenggaranya pertemuan koordinasi pimpinan BKPM dengan Pemda 15 Provinsi Fasilitasi komitmen setiap perusahaan yang menyatakan minat untuk berinvestasi di Indonesia 9. Interkoneksi database realisasi investasi nasional 10. Penyediaan sarana data realisasi investasi di Provinsi dan Kab/Kota yang terhubung dengan database SPIPISE 10 Negara Provinsi Kab/Kota Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah III (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya di Propinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan seluruh propinsi di Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya. 1 laporan data realisasi Penanaman Modal untuk Proyek Proyek di 9 propinsi. Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 1. Jumlah/nilai realisasi penanaman modal yang terpantau 99,23 Triliun (35% dari 283,5 Triliun) 136,6 Triliun (35% dari 390,3 Triliun) 177,4 Triliun (35% dari 506,9 Triliun) 204,0 Triliun (35% dari 582,9 Triliun) II.3.M.A-26

28 /KEGIATAN 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaiaan masalah yang dihadapi penanaman modal antara lain dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan Bimbingan/sosialisa si ketentuan pelaksanaan penanaman modal di 9 daerah, kegiatan task force di 9 daerah dan after care di 7 negara asal PMA. 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 3. Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan pelaksanaan penanaman modal 3. Jumlah daerah yang mendapatkan pengawasan mengenai pelaksanaan ketentuan penanaman modal Pengawasan pelaksanaan PM kepada 450 perusahaan di 9 propinsi 400 perusahaan 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 9 Daerah 21 Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV (prioritas bidang dan atau K/L) 1. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasi penanaman modalnya seluruh propinsi Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat 1 laporan data realisasi PM untuk proyek di 8 propinsi dan pemberian dana dekon ke instansi PM di 32 propinsi proyek Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM 1. Jumlah/nilai realisasi penanaman modal yang terpantau 56,70 Triliun (20% dari 283,5 Triliun) 78,06 Triliun (20% dari 390,3 Triliun) 101,38 Triliun (20% dari 506,9 Triliun) 116,5 Triliun (20% dari 582,9 Triliun) II.3.M.A-27

29 /KEGIATAN 2. Jumlah daerah yang mendapatkan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi penanaman modal antara lain dengan instansi terkait, masyarakat sekitar lokasi proyek, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan Bimbingan/sosialisa si ketentuan PM di 8 daerah, task force 8 daerah di 8 daerah dan 8 daerah 8 daerah 8 daerah 8 daerah after care di 5 negara asal PMA 3. Jumlah perusahaan yang pengawasan pelaksanaan penanaman modal Pengawasan pelaksanaan ketentuan penanaman modal kepada 180 perusahaan di 8 daerah. 200 perusahaan 3. Jumlah daerah yang mendapatkan pengawasan mengenai pelaksanaan ketentuan penanaman modal 8 daerah 8 daerah 8 daerah 8 daerah 4. Jumlah proyek yang dipantau perkembangan realisasinya di seluruh Kabupaten/Kota pada 32 provinsi dalam rangka dekonsentrasi 32 Provinsi 32 Provinsi 32 Provinsi 32 Provinsi 22 Fasilitasi Percepatan Investasi Kerjasama Pemerintah Swasta 1. Usulan masterplan proyek infrastruktur dengan skema KPS 2. Jumlah Perencanaan Penanaman Modal di Bidang Infrastruktur Masterplan 5 proyek infrastruktur dengan skema KPS 1 paket perencanaan investasi infrastruktur mendukung koridor ekonomi Indonesia Masterplan 5 proyek infrastruktur dengan skema KPS 1 paket perencanaan investasi infrastruktur mendukung koridor ekonomi Indonesia Masterplan 5 proyek infrastruktur dengan skema KPS 1 paket perencanaan investasi infrastruktur mendukung koridor ekonomi Indonesia Masterplan 5 proyek infrastruktur dengan skema KPS 1 paket perencanaan investasi infrastruktur mendukung koridor ekonomi Indonesia Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM II.3.M.A-28

30 /KEGIATAN 3. Jumlah fasilitasi percepatan pelaksanaan kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur Fasilitasi 5 proyek infrastruktur yang siap ditawarkan kepada investor Fasilitasi 5 Fasilitasi 5 Fasilitasi 5 proyek proyek proyek infrastruktur yang infrastruktur yang infrastruktur yang siap ditawarkan siap ditawarkan siap ditawarkan kepada investor kepada investor kepada investor 4. Sistem informasi peta investasi di sektor infrastruktur Sistem informasi peta investasi di sektor infrastruktur Sistem informasi peta investasi di sektor infrastruktur Sistem informasi peta investasi di sektor infrastruktur Sistem informasi peta investasi di sektor infrastruktur 23 Koordinasi Kebijakan Perbaikan Iklim Usaha 5. Jumlah kegiatan promosi infrastruktur terintegrasi 10 kegiatan 10 kegiatan 10 kegiatan 10 kegiatan Prosentase Rekomendasi Kebijakan perbaikan iklim usaha yang terimplementasi 85% 85% 85% 85% 85% 90% Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian II A Prioritas: Peningkatan Ekspor FOKUS: Peningkatan Diversifikasi Pasar Tujuan Ekspor Kementerian Perdagangan 1 Peningkatan Kualitas Promosi dan Kelembagaan Ekspor Jumlah penyelenggaraan P3ED Jumlah penyelenggaraan Marketing Point Jumlah kantor ITPC Jumlah eksportir pemenang Primaniyarta Jumlah kebijakan Jumlah pelayanan promosi ITPC Program Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Jumlah laporan pengamatan pasar ITPC II.3.M.A-29

31 /KEGIATAN 2 Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Jumlah updating data eksportir dan importir dalam database Jumlah updating perusahaan yang mendapatkan fasilitas pameran virtual Ditjen PEN Jumlah pengunjung website Ditjen PEN Jumlah pengguna pelayanan Buyer Reception Desk (BRD) Jumlah pelayanan Inquiry Jumlah Market Intelligence Jumlah market brief Jumlah konsep Customer Service Center Pengembangan SDM Bidang Ekspor Jumlah pelatihan yang berorientasi ekspor Jumlah pelayanan prima terhadap peserta diklat (coaching program) Program Pengembangan Ekspor Nasional Program Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Jumlah pengembangan kurikulum dan metode diklat Jumlah laporan evaluasi diklat ekspor Jumlah kegiatan promosi kegiatan PPEI Jumlah peserta kegiatan temu alumni Jumlah kegiatan partisipasi pameran bersama bagi alumni sebagai layanan program pasca diklat Peningkatan Peran dan Kemampuan Hasil-hasil perundingan Perdagangan Diplomasi Perdagangan Internasional Internasional II.3.M.A-30 Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan

32 /KEGIATAN Partisipasi aktif pada perundingan perdagangan internasional Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam Negeri Jumlah sosialisasi hasil kerja sama perdagangan internasional Peningkatan Kerja Sama dan Perundingan Bilateral Jumlah Publikasi kerja sama perdagangan internasional yang diterbitkan Hasil perundingan kerja sama perdagangan bilateral Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Partisipasi aktif dalam perundingan kerja sama bilateral Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah kesepakatan kerja sama perdagangan bilateral yang diratifikasi Jumlah konsultasi publik dalam rangka pengamanan kebijakan perdagangan nasional Pengembangan Ekspor Daerah Persentase penyerapan anggaran Dekon Pengembangan Ekspor Daerah (%) Program Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan II.3.M.A-31

33 /KEGIATAN Jumlah peserta diklat ekspor di Jakarta orang 66 orang 66 orang 66 orang Jumlah UKM yang berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia UKM 66 UKM 66 UKM 66 UKM Jumlah buku produk unggulan daerah buku 33 buku 33 buku 33 buku B FOKUS: Peningkatan Kualitas dan Keberagaman Produk Ekspor Kementerian Perdagangan 1 Pengembangan Standardisasi Bidang Perdagangan Jumlah rumusan standar barang dan jasa perdagangan Jumlah negosiasi pada sidang internasional yang terjadwal Jumlah penyusunan regulasi teknis standardisasi dalam bidang perdagangan Pembuatan buku standar contoh karet konvensional (sesuai amanat International Rubber Asosiation - IRA - setiap 2 tahun) 5 2 rumusan 2 rumusan 2 rumusan 2 rumusan 8 20 sidang 20 sidang 21 sidang 21 sidang 5 1 regulasi 1 regulasi 1 regulasi 1 regulasi buku - - Program Peningkatan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Penyelesaian pendaftaran Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) hari 4 hari 3 hari 3 hari Jumlah Pelatihan/Bimbingan Teknis Standardisasi bidang perdagangan Peningkatan Kerja Sama di Bidang Perdagangan Jasa Hasil perundingan bidang jasa di forum internasional Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Partisipasi aktif pada perundingan perdagangan jasa II.3.M.A-32

34 /KEGIATAN Jumlah posisi runding yang disusun Pengembangan Promosi dan Citra Jumlah promosi dagang luar negeri yang diikuti Jumlah partisipasi pameran dagang di dalam negeri Jumlah inquiry yang dihasilkan dari pameran dagang Jumlah peserta yang mengikuti promosi dagang Jumlah konsep pencitraan Jumlah kegiatan pencitraan Nilai kontak dagang (US$ juta) Peningkatan Kerjasama dan Pemenuhan ASEAN Economy Perundingan ASEAN Community Scorecard Program Pengembangan Ekspor Nasional Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Hasil perundingan kerja sama perdagangan ASEAN, ASEAN Mitra Dialog, Antar dan Sub Regional serta perdagangan lintas batas dengan Negara anggota ASEAN (termasuk guidance of principal/summary of Discussion/Deklarasi) Partisipasi aktif dalam perundingan kerja sama ASEAN, ASEAN Mitra Dialog, Antar dan Sub Regional serta perdagangan lintas batas dengan Negara anggota ASEAN Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah penanganan isu-isu perdagangan ASEAN II.3.M.A-33

35 /KEGIATAN Jumlah kesepakatan kerja sama perdagangan ASEAN, ASEAN Mitra Dialog yang diratifikasi Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Jumlah Profil produk dan ekonomi kreatif 2,50% 2,50% Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan Jumlah Identifikasi eksportir dan calon eksportir potensial Jumlah Katalog produk Jumlah Adaptasi produk Jumlah Intelligent produk dan ekonomi kreatif Persentase PDB ekonomi kreatif terhadap PDB nasional (%) 7,1 7,2 7,3 7,3 Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang diberikan promosi/pemasaran, kemitraan, fasilitasi, penghargaan dan akses pembiayaan Jumlah pelaku ekonomi kreatif di Indonesia yang tercantum dalam database on-line Koordinasi Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Jumlah produk yang mendapat fasilitas Jumlah eksportir yang difasilitasi melalui Prosentase rekomendasi hasil koordinasi kebijakan peningkatan dan pengembangan ekspor yang terimplementasikan 70-80% 70-80% 80-90% 90-95% % % Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Kemenko Perekonomian C FOKUS: Peningkatan Fasilitasi Ekspor 1 Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor; Peraturan 2 Peraturan 2 Peraturan 2 Peraturan Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan II.3.M.A-34

36 /KEGIATAN Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ; Jumlah pengguna perijinan ekspor/impor online yang dilayani melalui INATRADE Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; Jumlah partisipasi sidang - sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar negeri; KEG 2 KEG 2 KEG 2 KEG Perusahaan 4000 Perusahaan4500 Perusahaan4500 Perusahaan KEG 5 KEG 5 KEG 5 KEG KEG 60 KEG 60 KEG 60 KEG KEG 17 KEG 17 KEG 17 KEG Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan laporan 5 laporan 5 laporan 5 laporan 2 Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar Jumlah Penerbitan SKA dengan sistem otomasi 750, SKA SKA SKA SKA Penyusunan submisi tuduhan dumping, subsidi dan safeguard submisi 15 submisi 18 submisi 18 submisi Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang kali 11 kali 13 kali 13 kali Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan laporan 7 laporan 8 laporan 8 laporan Pembuatan dan pengelolaan database hambatan perdagangan 7 Jenis 7 Jenis 7 Jenis 7 Jenis 3 Pengelolaan Impor Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor Peraturan 5 Peraturan 5 Peraturan 5 Peraturan Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan II.3.M.A-35

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2011

MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2011 MATRIKS 2.2.A TARGET KINERJA PEMBANGUNAN No MAJU I A Prioritas: Iklim Investasi dan Iklim Usaha FOKUS : Peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan perijinan investasi Jumlah hari untuk proses

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK PRIORITAS BIDANG PEREKONOMIAN. TOTAL SASARAN TARGET (Hasil outcomes/output yang INDIKATOR TERKAIT

RENCANA TINDAK PRIORITAS BIDANG PEREKONOMIAN. TOTAL SASARAN TARGET (Hasil outcomes/output yang INDIKATOR TERKAIT RENCANA TINDAK BIDANG PEREKOMIAN BIDANG PEMBANGUNAN : PEREKOMIAN : Peningkatan Investasi /KEGIATAN 1. : Peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan perijinan investasi KEMENTERIAN/ LEMBAGA Starting

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-065.01-0/2013 DS 8062-0178-0959-3942 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-065.01-0/AG/2014 DS 6820-2770-2962-6085 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-65.1-/215 DS8322-73-128-9369 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-65.1-/216 DS9291-522-879-3738 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), disusun berdasarkan Instruksi Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 1999, disajikan dengan menggunakan standar penyusunan laporan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2016 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A216 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 474.268.93 28.188.643 1.549.93.158

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS

RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RKP 2017 PRIORITAS NASIONAL PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS Disampaikan oleh: Direktur Perdagangan, Investasi,

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 TAHUN 201 31 December 201 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2010-2011-2012-2013 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL JALAN JEND. GATOT SUBROTO NO.44 JAKARTA SELATAN 12190 KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana mum Pengadaan (Melalui Penyedia) Tahun nggaran : 2016 : Badan Koordinasi Penanaman Modal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pengelolaan Data dan Informasi Penanaman Modal Penyempurnaan Produk Hukum

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 SATUAN KERJA : BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL & PELAYANAN TERPADU SASARAN NO

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I Tahun Anggaran : 2014 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2013 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 Halaman : 1 090 090.01 090.01.01 3702 3703 3704 3705 3706 3707 3708 3709 3710 3711 3712 3713 3714 3973 090.01.02 3718 090.02 090.02.09 3716 3719 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 251.685.124 226.258.680 1.725.984.194

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja BKPM Tahun 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menguraikan

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2014 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A214 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 3716 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 383.245.165 216.729.74 1.191.665.246

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2015 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Halaman : 1 LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A215 Halaman : 1 9 9.1 9.1.1 372 373 374 375 376 377 378 379 371 3711 3712 3713 3714 3725 3973 5112 9.1.2 3718 9.2 9.2.9 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 439.728.89 276.43.977 1.127.398.698

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BPMPT TAHUN 204 2. Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 204 dan Capaian Renstra BPMPT Pada pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 204 telah diperoleh berbagai gambaran kinerja

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ACEH UNTUK INVESTASI BERBASIS SDA

KEBIJAKAN ACEH UNTUK INVESTASI BERBASIS SDA KEBIJAKAN ACEH UNTUK INVESTASI BERBASIS SDA Oleh: Fuadi, SE FORUM MULTI PIHAK DAN KELOMPOK KERJA PERUBAHAN IKLIM ACEH Badan Investasi & Promosi Aceh DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA (Rp,-) JENIS PENGADAAN LELANG / SELEKSI (Rp,-) PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK (Rp,-) PENGADAAN LANGSUNG (Rp,-)

PERKIRAAN BIAYA (Rp,-) JENIS PENGADAAN LELANG / SELEKSI (Rp,-) PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK (Rp,-) PENGADAAN LANGSUNG (Rp,-) MELALUI PENYEDIA PENGUMUMAN RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 576/SJ-DAG.ULP/PENG/2/20 Tanggal : Desember 20 Unit Layanan Pengadaan (ULP) Alamat : Jl. M. I. Ridwan Rais No.5 Pusat 00 mengumumkan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

ARAH DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH TAHUN 2014

ARAH DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH TAHUN 2014 ARAH DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH TAHUN 2014 Oleh : Ir. Iskandar, M.Sc Sosialisasi Rencana Umum Penanaman Modal Aceh dalam rangka Sinkronisasi

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN DENGAN

Lebih terperinci

PROGRAM/KEGIATAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PROGRAM/KEGIATAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in Invest in remarkable indonesia Invest in indonesia Invest in remarkable indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH RAPAT KONSOLIDASI PERKEMBANGAN REALISASI PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN BALI, 30 Januari-1 Februari 2013

PEMERINTAH ACEH RAPAT KONSOLIDASI PERKEMBANGAN REALISASI PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN BALI, 30 Januari-1 Februari 2013 PEMERINTAH ACEH RAPAT KONSOLIDASI PERKEMBANGAN REALISASI PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 OLEH KEPALA BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH Ir. Iskandar, M.Sc BALI, 30 Januari-1 Februari 2013 OUTLINE

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 57 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 (SEMESTER II)

LAPORAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 (SEMESTER II) LAPORAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 (SEMESTER II) BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH PROVINSI ACEH TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi dan Perizinan Terpadu NO STRUKTUR TUGAS POKOK FUNGSI I Badan Koordinasi dan Perizinan Terpadu Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang penanaman

Lebih terperinci

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

9. URUSAN PENANAMAN MODAL 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Peningkatan penanaman modal di daerah dapat menjadi tolok ukur adanya perkembangan perekonomian daerah, yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GRESIK : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 NOMOR 35 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 2013

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 2013 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA Tahun Anggaran 203 Urusan Pemerintahan : 2. 06 Urusan Pilihan Perdagangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (Investment Coordinating Board) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas untuk merumuskan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 35 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 207 Urusan Pemerintahan : 2. 2 URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR Penanaman

Lebih terperinci

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : 2.12.01.01 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN I. VISI No 01 II. MISI No 01 02 03 04 05 06 07 Uraian Visi Visi Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR BKPM menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2011 mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL, DAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN PERIZINAN DAN

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012,.1305 12 LAMPIRAN I PERATURAN DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 23,220,498, BELANJA LANGSUNG 18,724,865,000.00

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 23,220,498, BELANJA LANGSUNG 18,724,865,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.18 Urusan Pemerintahan Wajib Penanaman Modal 1.18.01 Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu KODE 00 00 5 00 00 5 1 00 00 5 1 1 BELANJA BELANJA TIDAK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NONMIGAS

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NONMIGAS BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NONMIGAS A. KONDISI UMUM Pertumbuhan ekonomi dalam periode 1999 2003 rata-rata berkisar 3 3,5 persen per tahun. Keadaan ini belum cukup untuk dapat mengembalikan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS FORUM KERJASAMA DAERAH MITRA PRAJA UTAMA TAHUN

PROGRAM PRIORITAS FORUM KERJASAMA DAERAH MITRA PRAJA UTAMA TAHUN PROGRAM PRIORITAS FORUM KERJASAMA DAERAH MITRA PRAJA UTAMA TAHUN Bidang Ekonomi : Isu Program Prioritas Tahun 1. Pemberdayaan IKM/UKM yang berorientasi produk/jasa kreatif 2. Pengembangan IKM/UKM yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014

STRATEGI PROMOSI DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH ACEH STRATEGI PROMOSI DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 Speech by: Ir. Netty Muharni, MURP The Pade, 29 Agustus 2013 OUTLINE PAPARAN I II III VISI DAN MISI ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL STRATEGI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON MIGAS

BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON MIGAS BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON MIGAS BAB 16 PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON-MIGAS A. KONDISI UMUM Pertumbuhan ekonomi dalam periode 1999 2003 rata-rata berkisar 3 3,5 persen per tahun.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (BPMPPTSP) KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci