BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Pendapatan 1.Pengertian Pendapatan Akuntansi sebagai suatu sistem informasi harus mampu memberikan data ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan diambil para pembuat keputusan selalu didahului dengan perhitungan ekonomi yang cermat, sehingga hasil dari pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut dapat diukur secara kuantitas baik efektivitas dan penyimpangannya. Perbedaan latar belakang ide dan kepentingan menyebabkan perumusan konsep pendapatan berbeda diantara pihak-pihak yang berkepentingan terhadap konsep pendapatan. Hal ini tentu akan bermuara pada perbedaan penafsiran terhadap pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan (Revenue) dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, sehingga defenisi dari pendapatan itu berbeda tergantung dari sudut pandangnya. Dari berbagai literature, ditemukan beberapa pengertian dari pendapatan, diantaranya sebagai berikut: Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 23:06) menyatakan bahwa Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi kenaikan modal. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 23:1) bahwa pendapatan merupakan akibat dari kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan yang meliputi penjualan barang dagangan, pelayanan jasa, sehingga akan

2 meningkatkan ekuitas perusahaan dengan penegasan kenaikan ekuitas tersebut tidak berasal dari investasi oleh pemilik atau kreditur. Skousen (2001:286) menyatakan, Pendapatan (Revenue) merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utangnya (sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau sentral entitas yang terus berlangsung. Keiso (2002:133) berpendapat bahwa Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities during a period from delivering or producing goods, rendering service or others activities that constitute the entity s on going major or central operations. Defenisi ini menjelaskan bahwa pendapatan merupakan pertambahan aktiva bagi perusahaan yang berasal dari operasi utama perusahaan. 2. Penentuan dan Pengakuan Pendapatan Usaha Konstruksi Dalam membicarakan pendapatan dibutuhkan pengetahuan mengenai kepastian mengenai bahwa ia dapat diukur dan bukan sekedar pengetahuan bahwa nilai tambah sudah terjadi. sehubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan ketidakpastian maka perlu adanya penciptaan kaidah-kaidah mengenai penentuan dari pada pendapatan. Ada dua prinsip pengakuan terhadap pendapatan, yaitu : 1. Accrual Basis 2. Critical Event Basis Ad.1. Accrual Basis Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya dan bukan pada saat realisasi kas. Pengakuan pendapatan berdasarkan metode ini antara lain : selama kegiatan produksi, dalam hal sewa, bunga dan komisi dianggap diakui sebagai pendapatan nerdasarkan perjanjian yang dibuat sebelumnya, untuk kontrak jangka panjang, pendapatan diakui berdasarkan

3 kemajuan pekerjaan atau persentase penyelesaian, pendapatan dari cost plus fixed fee contract, yaitu kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang sudah tetap ditambah biaya-biaya tertentu, perubahan asset karena pertumbuhan yang mengakibatkan bertambahnya pendapatan seperti untuk peternakan, hutan tanaman industri untuk industri perkayuan dan sebagainya. Ad.2. Critical Event Basis Menurut dasar ini yang menjadi perhatian utama untuk menentukan saat pengakuan pendapatan adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan. Kejadian dapat terjadi saat penjualan pengakuan pendapatan pada saat penjualan ini bisa dilakukan pada kondisi harga pokok dapat diketahui dengan pasti, telah terjadi pertukaran barang dan barang telah dikirimkan kepada pembeli sehingga dapat diketahui biaya yang telah dikeluarkan dari realisasinya dianggap bahwa penjualan tersebut sebagai kejadian penting perusahaan. Skousen (2001:448) Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat: a. Pendapatan dan laba telah direalisasi atau dapat direalisasi. b. Pendapatan dan laba ini dihasilkan oleh aktivitas yang telah mengalami penyelesaian substansial selama proses memperoleh pendapatan. Pendapatan direalisasi apabila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui. Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

4 Dilihat dari segala kegiatan dan peristiwa yang mendukung terjadinya pendapatan, maka secara teoritis waktu penentuan dari pendapatan dapat ditinjau dari beberapa saat seperti: a. Selama berlangsungnya produksi Hal ini dapat dilihat pada kontrak pembangunan jangka panjang. b. Sesudah produksi selesai. Hal ini dapat dijumpai dalam produksi logam mulia dan komoditi-komoditi pertanian tertentu. c. Pada saat penjualan. Hal ini dapat dijumpai sewaktu barang dijual. d. Pada saat diterimanya uang tunai. Hal ini dapat terjadi pada penjualan cicilan. Sesuai dengan judul skripsi ini maka penulis memfokuskan penentuan pendapatan pada saat berlangsungnya produksi, khususnya pendapatan pada jasa konstruksi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 34 : 10 ) mendefinisikan kontrak konstruksi sebagai berikut: Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok dari: Pendapatan kontrak menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 34 : 10) terdiri a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak. b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran intensif: -sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan -dapat diukur secara andal.

5 Perusahaan konstruksi menyelesaikan suatu kontrak konstruksi atau proyek pada umumnya memakan waktu lebih dari satu tahun atau melebihi satu periode akuntansi, maka perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa konstruksi ini menggunakan metode pengakuan yang tidak terdapat pada jenis usaha lainnya. Sehubungan dengan penentuan pendapatan didasarkan pada saat produksi maka metode pengakuan pendapatan yang digunakan adalah: a. Metode kontrak selesai Metode kontrak selesai digunakan apabila perusahaan mengerjakan proyekproyek yang sebahagian besar sifatnya jangka pendek, sehingga dengan demikian posisi keuangan maupaun hasil operasi tidak akan jauh berbeda dengan jika diterapkan metode persentase penyelesaian. Pendapatan pada metode kontrak selesai diakui hanya pada saat pekerjaan atau kontrak telah selesai dilaksanakan, dimana pada saat itu seluruh biaya yang berhubungan dengan pekerjaan telah dihitung dan jumlah pendapatan yang diperoleh sudah dapat ditentukan. Hal ini berdasarkan pada pendapatan bahwa laba atau rugi suatu perusahaan baru akan diakui apabila sudah dilakukan penjualan terhadap barang yang bersangkutan dalam bentuk finish good. Dengan kata lain, pengakuan pendapatan dan laba tidak ada selama periode terjadinya pekerjaan, pendapatan hanya akan diakui pada saat pekerjaan telah diselesaikan. Sebagai akibat dari metode ini laporan keuangan perusahaan tidak akan mencantumkan pendapatan dari suatu pekerjaan, pendapatan hanya akan diakui pada saat pekerjaan telah diselesaikan. Meskipun sesungguhnya untuk pekerjaan itu sendiri telah dikeluarkan sejumlah sumber daya perusahaan dan dibebankan pada periode

6 yang bersangkutan sebagai biaya, tetapi kerugian yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan akan tetap diakui dan dilaporkan pada periode terjadinya kerugian tersebut. b. Metode persentase penyelesaian. Berdasarkan metode ini perusahaan akan mengakui pendapatan dan biaya sesuai dengan tingkat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada suatu periode dan bukan menangguhkan pencatatan itu sampai kontrak tersebut selesai seluruhnya. Tingkat kemajuan penyelesaian suatu pekerjaan ditentukan dengan membandingkan biaya-biaya yang telah terjadi dalam suatu periode akuntansi dengan taksiran biaya yang masih dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam mengukur dan menentukan tingkat kemajuan penyelesain pekerjaan dalam metode persentase penyelesaian dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1) Ukuran Masukan (Input Measures) Ukuran ini didasarkan pada suatu hubungan yang nyata antara unit masukan dengan produktivitasnya yang terdiri dari: a) Metode biaya ke biaya (cost to cost method) Dalam metode biaya ke biaya tingkat penyelesaian suatu kontrak ditentukan dengan cara membandingkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran terbaru mengenai seluruh biaya yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Persentase penyelesaian = Biaya yang dikeluarkan x 100% Taksiran biaya penyelesaian Untuk menetapkan jumlah pendapatan atau jumlah laba kotor yang diakui sampai sekarang, persentase yang diperoleh dari perbandingan biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap taksiran jumlah seluruh biaya yang ditetapkan pada jumlah seluruh pendapatan atau taksiran seluruh laba kotor dalam kontrak. b) Metode usaha yang dikeluarkan ( efforts expended methods)

7 Metode usaha yang dikeluarkan mendasarkan penentuan persentase penyelesaian pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang dilaksanakan. Ukuran tersebut meliputi jam kerja buruh, upah buruh, jumlah jam mesin dan lainnya. Tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang sama dengan yang digunakan dalam pendekatan biaya ke biaya. Tingkat penyelesaian diukur dengan cara membandingkan usaha yang telah dikeluarkan dengan taksiran biaya yang masih diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh jika ukuran dari pekerjaan yang dilaksanakan adalah jam kerja maka tingkat penyelesaian adalah rasio dari jam kerja yang sudah dilaksanakan terhadap taksiran seluruh biaya jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. 2) Ukuran hasil (Output Measures) Ukuran keluaran yang dibuat berdasarkan pada perbandingan hasil yang telah dicapai atau diselesaikan secara fisik dengan keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan. Pengukuran fisik ini biasanya dilakukan dengan meminta bantuan para arsitek dan insinyur untuk mengevaluasi berbagai pekerjaan kemudian menaksir persentase pekerjaan yang telah selesai. Setelah pengukuran tingkat penyelesaian suatu kontrak selesai, selanjutnya pendapatan akan ditentukan dengan cara mengalihkan tingkat persentase penyelesaian dengan nilai keseluruhan kontrak yang bersangkutan. Salah satu dari kedua metode ini dapat digunakan oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam usaha kontrak konstruksi, tetapi harus didasarkan pada evaluasi yang seksama mengenai kondisi perusahaan tersebut. Sebab kedua metode ini mensyaratkan kondisi-kondisi tertentu yang harus ada dalam perusahaan jika ingin menerapkan salah satu dari metode ini diluar batas resiko usaha yang biasa maka sebaiknya digunakan metode kontrak selesai.

8 Kedua metode di atas baik metode kontrak selesai maupun metode persentase penyelesaian memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungan dari metode persentase penyelesaian adalah adanya pengakuan akan prestasi kerja berkala perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan dituntut untuk membuat penaksiranpenaksiran yang tepat mengenai biaya-biaya dimana ini bukanlah merupakan pekerjaan mudah. Berikut ini akan disajikan contoh yang mengilustrasikan kontrak pembangunan jangka panjang untuk menentukan laba usaha konstruksi dengan metode pencatatan dan menggunakan metode pengakuan pendapatan sbb: Metode kontrak selesai (completed-contract method) Metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) - biaya ke biaya (cost to cost method) - ukuran hasil (output measures) Misalkan pada tahun 2005, suatu kontrak konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar Rp ,- untuk membangun tiang menara telkom. Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah Rp ,-. Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp ,-. Diperkirakan selesai pada tahun Dalam akhir tahun 2005, estimasi kontrak meningkat menjadi Rp ,-. Dalam tahun 2006, pemberi kerja menyetujui suatu penyimpangan yang menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp ,- dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp ,-. Data keuangan selama periode konstruksi sebagai berikut:

9 Tahun Biaya yang Faktur termasuk Penerimaan Dibebankan Penahanan 15 % 2005 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp a) Dengan menggunakan metode kontrak selesai Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tahun 2005 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp Piutang usaha Rp Tahun 2006 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp

10 Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp Piutang usaha Rp Tahun 2007 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp Piutang usaha Rp Pada saat penyelesaian kontrak Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp Jurnal penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Laba pada konstruksi Rp Penerimaan pelunasan piutang usaha setelah masa garansi Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp b1) Dengan menggunakan metode persentase penyelesaian metode biaya ke biaya ( cost to cost method) Besarnya persentase penyelesaian yang dicapai setiap tahun adalah sebagai berikut:

11 Jumlah semua pendapatan yang Disetujui dalam kontrak Rp Rp Rp Rp Rp Total pendapatan kontrak Rp Rp Rp Biaya kontrak yang terjadi Sampai saat ini Rp Rp Rp Biaya kontrak untuk penyelesaian Rp Rp Total estimasi biaya kontrak Rp Rp Rp Persentase penyelesaian 30 % 75 % 100 % ======== ======== ====== Jumlah pendapatan, beban dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi dalam jangka waktu tiga tahun adalah sebagai berikut: Diakui Diakui pada tahun pada tahun Saat ini sebelumnya sekarang Tahun 2005 Pendapatan ( Rp.9000 x 30% ) Rp Rp Beban ( Rp x 30% ) Rp Rp Laba Rp. 285 Rp. 285 Tahun 2006 Pendapatan ( Rp x 75% ) Rp Rp Rp Beban ( Rp x 75% ) Rp Rp Rp Laba Rp. 750 Rp. 285 Rp Tahun 2007 Pendapatan ( Rp x 100% ) Rp Rp Rp Beban ( Rp x 100% ) Rp Rp Rp Laba Rp Rp. 750 Rp Jurnal yang dibuat adalah: Tahun 2005 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak

12 Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 405 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 285 Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk.panjang Rp Laba pada konstruksi Rp. 285 Tahun 2006 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 630 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 465 Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk.panjang Rp Laba pada konstruksi Rp. 465 Tahun 2007 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp

13 Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 345 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 250 Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk.panjang Rp Laba pada konstruksi Rp. 250 Pada saat penyelesaian kontrak Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp Penerimaan pelunasan piutang usaha setelah masa garansi Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp b2) Dengan menggunakan metode persentase penyelesaian metode ukuran hasil ( output measures) Estimasi tingkat kemajuan kontrak yang dicapai adalah: Tahun estimasi kemajuan kontrak % % % Jumlah pendapatan, beban dan laba yang diakui dalam laporan laba rugi dalam jangka waktu tiga tahun adalah sebagai berikut: Diakui Diakui pada tahun pada tahun Saat ini sebelumnya sekarang Tahun 2005 Pendapatan ( Rp x 26% ) Rp Rp

14 Beban Rp Rp Laba Rp. (75) Rp. (75) Tahun 2006 Pendapatan ( Rp x 74% ) Rp Rp Rp Beban Rp Rp Rp Laba Rp. 658 Rp. (75) Rp Tahun 2007 Pendapatan ( Rp x 100% )Rp Rp Rp Beban Rp Rp Rp Laba Rp Rp. 658 Rp Jurnal yang dibuat adalah: Tahun 2005 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 351 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 75 Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Rugi pada konstruksi Rp. 75 Biaya kontrak pembangunan jk.panjang Rp Tahun 2006 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp

15 Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp ,8 Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 670,2 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 733 Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Laba pada konstruksi Rp. 733 Tahun 2007 Pembebanan biaya Bangunan dalam pelaksanaan Rp Bahan, kas, dsb Rp Pencatatan piutang sehubungan dengan kemajuan kontrak Piutang usaha Rp Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Penerimaan pembayaran oleh pemberi kerja Kas Rp ,2 Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp. 358,8 Piutang usaha Rp Pengakuan pendapatan Biaya kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp. 342 Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Penentuan laba Pendapatan dari kontrak pembangunan jk. Panjang Rp Biaya kontrak pembangunan jk.panjang Rp Laba pada konstruksi Rp. 342 Pada saat penyelesaian kontrak Kemajuan pengajuan faktur atas kontrak pembangunan Rp Bangunan dalam pelaksanaan Rp Penerimaan pelunasan piutang usaha setelah masa garansi

16 Kas Rp Biaya Pemeliharaan(15 %) Rp A. Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya juga perlu diperhatikan karena informasi mengenai biaya yang sistematis, diperlukan oleh pihak manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan yang penting dalam rangka memperoleh laba maksimal bagi perusahaan. Biaya timbul dalam usaha menciptakan pendapatan dan mengakibatkan pengurangan aktiva neto perusahaan termasuk didalamnya pengenaan pajak tertentu oleh badan pemerintah. Istilah biaya (cost) dan beban (expense) seringkali digunakan dalam arti yang sama. Namun sesungguhnya terdapat perbedaan. Beban adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan didalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode atau yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa. Pengertian biaya menurut Harnanto (2002 : 92) Biaya adalah Pengorbanan yang terjadi untuk mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan oleh perusahaan. Pengertian beban menurut Harnanto (2002 : 92) Beban adalah aliran keluar atau penggunaan aktiva atau kenaikan kewajiban dalam suatu periode akuntansi yang terjadi dalam aktivitas produksi dan penjualan barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang berhubungan dengan usaha pokok perusahaan.

17 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan ekonomi untuk memperoleh penghasilan. Pengorbanan ekonomis dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Pengorbanan yang telah terjadi (expired) b. Pengorbanan yang kemungkinan akan terjadi (Unexpired) Beban sama artinya dengan expired cost, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk menghasilkan penghasilan pada periode berjalan sehingga harus dibebankan pada periode tersebut. Unexpired cost adalah bahagian biaya yang ditunda pembebanannya untuk periode berikutnya karena biaya-biaya itu berkaitan dengan pendapatan dimasa yang akan datang. Pengertian lain dari biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau pada saat mendatang atau dengan kata lain biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya dan harus dibebankan pada periode berikutnya. Beban adalah biaya yang habis terpakai (cost expiration) atau alokasi biaya yang sudah habis masa manfaatnya dan seluruhnya telah dibebankan pada periode berjalan serta merupakan pengurangan aktiva bersih perusahaan. Didalam akuntansi kita telah mengenal apa saja yang termasuk beban ini, seperti harga pokok penjualan, beban atau biaya operasi, beban diluar usaha, pos-pos luar biasa. 2. Unsur-unsur Biaya

18 Untuk memberikan informasi yang lebih jelas, lengkap dan terperinci mengenai biaya-biaya kepada manajemen sebagai pengambil keputusan, maka biayabiaya perlu dianalisa dan dikelompokkan. Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya digolongkan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Hal ini dikenal dengan Different cost for different purpose. Penggolongan biaya yang dibuat oleh William (2009 : 98) adalah dengan berdasarkan hubungan antara biaya tersebut dengan: a. Produk Biaya dalam hubungannya dengan produk adalah biaya pabrikasi yang terdiri dari: - Bahan langsung (direct material) adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi. - Tenaga kerja langsung, adalah karyawan yang dipekerjakan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. - Overhead pabrik, yaitu biaya dari bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung pada produk tertentu. b. Volume produksi Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi yang meliputi: - Biaya tetap, adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume kegiatan bertambah atau menurun, dalam batasan bahwa volume kegiatan tidak melebihi volume kegiatan normal. - Biaya variable, adalah biaya yang mengalami peningkatan secara proporsional dengan jumlah produksi atau mengalami penurunan secara proporsional dengan jumlah produksi. - Biaya semi variable yaitu biaya yang mengandung unsur dari biaya tetap dan biaya variable. c. Departemen pabrikasi Biaya dalam hubungannya dengan departemen pabrikasi meliputi: - Biaya langsung departemen, adalah biaya yang berasal dari suatu departemen dan dapat didefinisikan terhadap departemen tersebut. - Biaya tidak langsung departemen, adalah biaya yang dipikul bersama oleh beberapa departemen yang mengambil manfaat dari terjadinya biaya tersebut. - Biaya bersama, adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih - Biaya gabungan,adalah biaya yang terjadi bila proses produksi menghasilkan lebih dari satu jenis produk. d. Periode akuntansi Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi terdiri dari: - Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat dalam periode-periode mendatang dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai aktiva.

19 - Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk memberi manfaat dalam periode berjalan dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai biaya. 3. Penentuan dan pengakuan biaya usaha konstruksi Untuk usaha jasa konstruksi masalah-masalah mengenai biaya biasanya berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang industri atau jasa lainnya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004: No.34 paragraf 19) memberikan defenisi mengenai biaya kontrak sebagai berikut: Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat didistribusikan kepada suatu kontrak untuk jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak tersebut. Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa untuk menghitung harga pokok proyek dalam laporan keuangan biaya-biaya yang dilaporkan hanyalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kontrak tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk biaya-biaya administrasi dan umum biasanya diperlakukan sama dengan administrasi dan umum perusahaan itu. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004: No.34 paragraf 15) biaya konstruksi terdiri dari berbagai jenis, yaitu: a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tersebut, tidak terbatas pada: - Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia - Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi - Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut - Biaya penyewaan sarana dan peralatan - Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut - Estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul selama masa jaminan - Klaim dari pihak ketiga b. Biaya yang dapat didistribusikan pada aktifitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut, yang meliputi: - Asuransi - Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tersebut

20 - Biaya-biaya overhead konstuksi c. Biaya-biaya yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesua dengan isi kontrak. C. Laba 1. Pengertian Laba Indikator dari prestasi suatu badan usaha adalah kemampuan menghasilkan laba (profitability). Laba yang tinggi dari suatu badan usaha akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Para akuntan dituntut untuk mengukur dan melaporkan laba atau rugi suatu perusahaan melalui laporan laba rugi. Para akuntan dituntut untuk melaporkannya dengan secermat dan setepat mungkin sehingga laba rugi dapat menggambarkan hasil usaha yang diperoleh selama periode yang bersangkutan secara layak dan wajar. Meskipun ada berbagai cara untuk mengukur laba, semuanya itu berlandaskan pada konsep dasar umum yaitu bahwa laba adalah pengembalian (return) yang melebihi investasi. Para ekonom telah mendefinisikan konsep laba sebagai jumlah yang dapat dikembalikan oleh entitas kepada investornya sambil tetap mempertahankan tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Salah satu cara popular untuk memahami sejahtera adalah dalam pengertian pemeliharaan modal (financial capital maintenance). Menurut konsep ini sebuah perusahaan pada akhir periode lebih besar daripada jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode bersangkutan sesudah mengeluarkan (memperhitungkan secara tersendiri) pengaruh transaksi dengan pemilik. Menurut Skousen (2001:206): Laba adalah kenaikan dalam modal atau ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi periferol atau insidental sebuah entitas dan dari semua transaksi lainnya dan peristiwa lain dan keadaan yang mempengaruhi entitas kecuali yang terjadi dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

21 Menurut Soemarso (2005: 289) Laba adalah Selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Pengertian laba dapat juga ditinjau dari sudut: a. Pengertian laba dari sudut ilmu ekonomi Laba merupakan suatu pendapatan yang berasal dari kegiatan ekonomi yang dapat dikonsumsi dalam suatu periode tanpa mengurangi keutuhan dari modal yang dimiliki sebelumnya. b. Pengertian laba dari sudut ilmu akuntansi Pengertian laba dari sudut ilmu akuntansi menitikberatkan pada segi tekniknya yaitu bagaimana menentukan dan menghitung laba dan melaporkannya kedalam perhitungan laba rugi. Menurut Hendriksen (1999 : 150) ada dua konsep mengenai laba, yaitu: 1. All Inclusive Concept 2. Current Operating Concept 1). All Inclusive Concept Dalam all inclusive concept laba didefenisikan sebagai total perubahan dalam kepemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi atau revaluasi perusahaan selama periode tertentu, kecuali untuk distribusi deviden, dan transaksi modal. Dalam konsep ini pendapatan atau biaya yang diakui bukan hanya yang berasal dari operasi normal perusahaan saja tetapi juga termasuk didalamnya yang bersifat luar biasa (extra ordinary) 2). Current Operating Concept Dalam current operating concept laba yang disusun dalam suatu periode terutama hanya menggambarkan pendapatan dan biaya yang berhubungan langsung dengan

22 kegiatan perusahaan sedangkan pos-pos luar biasa dilaporkan laba ditahan dan koreksi tahun lalu. Sarana umum dari laporan keuangan adalah informasi tentang kinerja perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Dalam usaha konstruksi ada perbedaan dalam hal pengakuan pendapatan, biaya dan laba dengan perusahaan industri atau jasa lainnya. Hal ini terjadi karena didalam usaha jasa konstruksi, suatu kontrak kerja dapat menghabiskan waktu lebih dari satu periode akuntansi dalam penyelesaiannya. Sedangkan dalam perusahaan industri atau perusahaan jasa jarang sekali terjadi kontrak kerja dengan konsumen atau klien melebihi satu periode akuntansi. 2. Tujuan Penentuan Laba Berdasarkan konsep dasar akuntansi mengenai kesatuan akuntansi maka dalam akuntansi keuangan perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Adanya pemisahan ini merupakan faktor utama yang dijadikan pertimbangan untuk membebankan pada kesatuan ekonomi tersebut kewajiban untuk mempertanggung jawabkan hasil usaha, posisi keuangan dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan adalah penentuan atau pengukuran laba periodik dan melaporkannya melalui laporan laba rugi. Terdapat banyak pihak yang berkepentingan dengan penentuan laba perusahaan, yang antara lain adalah: Manajemen perusahaan, berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang menyangkut manajemen perusahaan serta mengukur dan menilai keberhasilan strategi yang diterapkan untuk pembuatan perencanaan yang baik guna dilaksanakan pada periode-periode berikutnya. Pemegang saham, berkepentingan untuk mengetahui besarnya dividen yang akan diterima. Kreditur, berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Calon investor, penentuan laba berguna untuk pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi yang akan mereka lakukan. Secara singkat dapat dikatakan tujuan penentuan laba adalah untuk mempertanggung jawabkan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak yang

23 berkepentingan dan bagi pihak manajemen adalah untuk menilai keberhasilan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diterapkan serta untuk penetapan rencana yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. 3. Penentuan Laba William (2009:128) berpendapat bahwa Penentuan laba dilakukan dengan menentukan jumlah pendapatan yang dihasilkan dan jumlah beban yang terjadi dalam periode yang bersangkutan. Dalam penentuan laba yang diinginkan perusahaan, maka beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan memepertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada. 2. Menentukan harga jual sedemikan rupa sesuai dengan laba yang diinginkan. 3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Skousen (2001:206) mengemukakan bahwa Dalam menentukan laba dalam suatu perusahaan dengan menaksirkan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha. Perbandingan antara total pendapatan yang diperoleh dengan beban yang timbul dalam satu periode ini dikenal juga dengan istilah Matching Cost Against Revenue, dimana pendapatan dikurangi dengan biaya atau beban. Laba bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut, yang masing-masing harus diungkapkan dalam laporan Laba Rugi, yakni : 1. Laba atau rugi aktivitas normal; dan 2. Pos luar biasa Ad Laba atau rugi dari aktivitas normal

24 Bila dalam laba atau rugi aktivitas normal terdapat unsur penghasilan dan beban yang terjadi dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah tersebut harus diungkapkan secara terpisah. Ad.2. Pos luar biasa Pos luar biasa adalah penghasilan atau beban yang timbul dari kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal perusahaan karenanya tidak diharapkan untuk seringkali terjadi atau terjadi secara tidak teratur.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan, Biaya, dan Laba 1. Pengertian Pendapatan Konsep mengenai pendapatan belum dapat dirumuskan dengan jelas dalam literatur akuntansi, karena pendapatan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan 2.1.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam operasi suatu perusahaan baik perusahaan profit maupun perusahaan non profit (nirlaba)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Kerangka Teori dan Literatur Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) Pada dasarnya, sebuah perusahaan baru akan mengakui pendapatannya pada saat penjualan terjadi (proses

Lebih terperinci

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak

.KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI. Sri Supadmini *) Abstrak .KONSEP PENGAKUAN PENDAPATAN DENGAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN UNTUK KONTRAK KONSTRUKSI Sri Supadmini *) Abstrak Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dapat dikatakan layak apabila dapat dipahami, relevan, reliabilitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dapat dikatakan layak apabila dapat dipahami, relevan, reliabilitas, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan yang di dalamnya terdiri dari beberapa elemen yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengertian Pendapatan Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi 6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan keuangan 2.1.1.1 Pengertian laporan keuangan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 1 menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pernyataan PSAK No.34 2.1.1. Tujuan Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement LAPORAN LABA-RUGI Income Statement 1 Pendahuluan Perhitungan rugi-laba (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Para pengguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian analisis adalah sebagai berikut : Penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab-musababnya,

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1)

TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) TINJAUAN AKUNTANSI DAN LANDASAN TEORITISNYA (Materi 1) Dari segi fungsinya, akuntansi merupakan : a. Aktivitas penyediaan jasa b. Sistem Informasi c. Kegiatan deskriptif analisis Aktivitas Penyediaan Jasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori 1. Pengertian Pendapatan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada pelanggan/pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendapatan Akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal yang erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. PENDAPATAN 1 Pendapatan Dalam penyusunan tugas ini pendapatan diistilahkan sebagai revenue agar tidak selalu salah pengertian, karena pendapatan juga padanan dari kata income walaupun penggunaannya belum

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat keuangan secara akurat dan dapat dipercaya oleh seluruh pihak yang memerlukan untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dibidang arsitek dan konsultan ahli tehnik. Pada usaha ini perusahaan melakukan pembangunan sekolah, gedung, taman, dll.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Pendapatan II.1.1. Pengertian Pendapatan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 23, pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di dalam usahanya. Setiap perusahaan yang didirikan baik itu secara perorangan maupun kelompok,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN Oleh: 1. Yogi Afrianto ( 21207194 ) 2. Dini Tri Wardani ( 20207343 ) SARMAG AKUNTANSI 1 UNIVERSITAS GUNADARMA 2010 PENDAPATAN Pengertian Menurut PSAK No. 23 paragraf

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut kamus akuntansi edisi kedua oleh Abdullah (1993:176), laporan keuangan adalah laporan-laporan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM : 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teoritis 1. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Para akuntan dalam mengidentifikasikan pendapatan berbeda satu sama lainnya, akan tetapi pada umumnya definisi tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI I B R A H I M STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang diterapkan PT KPBKaltim.Membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang telah kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, pengadaan air merupakan masalah diantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 138 TAHUN 2000 (138/2000) TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan Menurut PSAK no. 1, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan BAB 3 LAPORAN KEUANGAN Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian laporan keuangan 2. Membedakan dan menggolongkan jenis aktiva dan pasiva 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Tentang Permasalahan Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Koperasi Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dari koperasi. Berdasarkan ilmu yang dipelajari beserta asumsi masing-masing, pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci