DESKRIPSI PEMELAJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI PEMELAJARAN"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PEMELAJARAN MATADIKLAT : NIRMANA TUJUAN : 1. Memiliki kemampuan membuat eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetis, membuat komposisi elemen estetis, dan membuat komposisi warna prinsip nirmana datar untuk menunjang pekerjaan karya seni dan kriya. 2. Memiliki kemampuan membuat komposisi ujud geometris tiga dimensi, ujud organis tiga dimensi, ujud flora dan fauna tiga dimensi prinsip nirmana ruang untuk menunjang pekerjaan seni dan kerajinan. KOMPETENSI : Menerapkan nirmana datar KODE : A DURASI PEMELAJARAN : menit KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku pada unit-unit kerja para peserta yang menggunakan warna sebagai media, antara lain percetakan, penerbit, biro periklanan. 2. Agar efektivitas dan efisiensi kerja dapat dicapai secara maksimal, perlu disediakan: Meja gambar, alat-alat gambar, bahan gambar, Bengkel produksi dengan berbagai fasilitas, antara lain: meja kerja/produksi, alat dan bahan produksi, K3 harus dilaksanakan secara disiplin, Ruang kerja harus kondusif, Pelaksanaan proses produksi prosedur operasional. 1. Melaksanakan proses desain dalam pembuatan karya-karya nirmana datar (komposisi dua dimensi) perintah kerja. untuk melaksanakan proses desain dalam pembuatan karya-karya nirmana datar dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan perintah kerja (pengetahuan). Perencanaan penggunaan bahan dan alat untuk proses Menyesuaikan kebutuhan bahan dan alat untuk proses Cermat menentukan dan menghitung kebutuhan bahan untuk proses Hemat menggunakan Menjelaskan fungsi, jenis, bentuk ukuran bahan dan tehnik penggunaan alat yang berlaku. Merencanakan jenis proses KRIA KULIT Halaman 1 dari 15

2 Bahan dan alat untuk melaksanakan proses desain pembuatan karya-karya nirmana datar disesuaikan dengan standar perusahaan dan perintah kerja (ketrampilan). Pengetahuan tentang proses desain dapat dideskripsikan sesuai referensi (pengetahuan). Proses desain dapat dilaksanakan standar prosedur operasional yang berlaku (ketrampilan). Masalah-masalah yang berkenaan dengan proses desain karya nirmana datar dapat diidentifikasi sesuai dengan petunjuk atasan (sikap). Masalah-masalah proses desain penciptaan karya nirmana datar dapat dirumuskan petunjuk atasan (pengetahuan). Alternatif pemecahan masalah komposisi nirmana datar dapat diwujudkan sesuai pengarahan atasan (ketrampilan). Proses desain pencipataan karya nirmana datar dapat dilaksanakan standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh perusahaan (keterampilan). Mendiskripsikan pengetahuan proses Pelaksanaan proses Mengidetifikasikan masalah yang berkenaan proses desain karya nirmana datar. Merumuskan masalahmasalah penciptaan karya nirmana datar. Pemecahan masalah (alternatif) komposisi nirmana datar: - garis, - bentuk, - warna, - tekstur. Pelaksanaan proses desain penciptaan karya nirmana datar. Mengembangkan sketsa alternatif. Mempertanggung jawabkan hasil proses Mewujudkan hasil eksplorasi visual dan verbal. Mempertanggung jawabkan proses Perencanaan penggunaan bahan dan alat untuk proses Menyesuaikan kebutuhan bahan dan alat untuk proses Mendiskripsikan pengetahuan proses Pelaksanaan proses Hati-hati menggunakan alat untuk melaksanakan proses Tepat menentukan alat yang dapat digunakan untuk proses Tepat dan cermat mendefinisikan pengetahuan proses Aktif mengikuti kegiatan desain sesuai dengan(sop). Aktif mengidentifikasikan masalah. Aktif merumuskan masalah yang timbul untuk mencari solusi yang tepat. Tepat mencari alternatif pemecahan masalah yang timbul. Cermat melaksanakan proses desain sesuai dengan (SOP). Teliti membuat sketsa alternatif untuk mengatasi masalah Aktif mempertangung jawabkan hasil proses Cermat dan hati-hati mengadakan eksplorasi visual dan verbal. Menerangkan jenis-jenis kebutuhan bahan dan alat yang standar perusahaan, misal: bahan lunak, bahan keras Menguraikan pengertian desain; - prinsip desain, - unsur-unsur Menerangkan langkahlangkah proses desain secara benar. Menguraikan jenis-jenis masalah yang kemungkinan timbul pada proses desain karya nirmana datar. Menelaah hasil desain yang telah tercipta. Menjelaskan jenis masalah-masalah yang timbul sehingga pembuatan desain karya nirmana datar dapat terwujud. Menerangkan jenis-jenis masalah yang dihadapi selama proses desain berlangsung secara benar. Menjelaskan urutan langkah pelaksanaan proses desain penciptaan karya nirmana datar. Merencanakan jenis alat yang tepat digunakan proses desain sesuai dengan kebutuhan dan perintah kerja. Memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pelaksanaan proses desain pembuatan karya nirmana datar. Mengartikan prinsip desain dengan tepat. Membuat aneka jenis bentuk (2 dimensi). Dapat mengatasi masalah yang timbul pada pembuatan desain berlangsung. Dapat mengambil langkah yang tepat apabila terjadi masalahmasalah selama proses desain berlangsung Dapat menentukan penyelesaian/ langkahlangkah yang benar sehingga proses desain nirmana datar terwujud dengan baik. Membuat desain penciptaan karya nirmana datar sesuai dengan standar operasional prosedur KRIA KULIT Halaman 2 dari 15

3 Sketsa alternatif pemecahan masalah komposisi nirmana datar dapat dikembangkan sesuai pengarahan atasan (K). Proses dan hasil pelaksanaan proses desain dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan (sikap). Hasil eksplorasi visual dan verbal melalui proses desain dapat diwujudkan sesuai dengan standar mutu yang ditentukan oleh perusahaan (ketrampilan). Akuntabilitas proses desain penciptaan karya nirmana datar dapat diterima oleh atasan (sikap). untuk melaksanakan proses desain dalam pembuatan karya-karya nirmana datar dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan perintah kerja (pengetahuan). Aktif mempertanggung jawabkan proses Cermat menentukan dan menghitung kebutuhan bahan untuk proses Hemat menggunakan Hati-hati menggunakan alat untuk melaksanakan proses mengatasi masalah komposisi nirmana datar untuk membuat sketsa alternatif. Menguraikan masalahmasalah yang perlu dipertanggung jawabkan. mengadakan eksplorasi visual dan verbal melalui proses Menguraikan masalahmasalah proses desain untuk dapat dipertanggung jawabkan. Menjelaskan fungsi, jenis, bentuk ukuran bahan dan tehnik penggunaan alat yang berlaku. Menerangkan jenis-jenis kebutuhan bahan dan alat yang standar perusahaan, misal: bahan lunak, bahan keras Membuat sketsa alternatif dengan benar tentang komposisi nirmana datar. Membuat desain sesuai dengan proses yang benar dan dapat mempertanggung jawabkan secara tepat. Membuat eksplorasi visual dan verbal secara benar. Bertanggung jawab atas terciptanya desain karya nirmana datar sehingga dapat diterima Merencanakan jenis proses Merencanakan jenis alat yang tepat digunakan proses desain sesuai dengan kebutuhan dan perintah kerja. 2. Melakukan eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetis berdasarkan pengarahan Penggunaan alat dan bahan untuk melakukan eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetik dapat direncanakan sesuai kebutuhan dan pengarahan atasan (pengetahuan). Merencanakan jumlah pemakaian bahan dan penggunaan jenis alat untuk eksplorasi. Mendeskripsikan elemen estetik: garis, bentuk, wujud, tekstur, dan warna. Cermat dan teliti menghitung kebutuhan bahan untuk eksplorasi. Teliti menentukan alat yang digunakan eksplorasi. Aktif dan cermat membuat garis sesuai dengan ketentuan jenis/ragam garis. Menerangkan jenis bahan: kertas, warna. Menjelaskan karakter alat: jenis pensil, kuas, pena dan rapido. Menguraikan jenis bahan dan alat alternatif lain. Membuat rencana jumlah bahan dan alat eksplorasi. Menentukan bahan alternatif untuk pengembangan komposisi elemen estetis. KRIA KULIT Halaman 3 dari 15

4 Jenis, sifat dan fungsi elemen estetis dapat dideskripsikan referensi dan pengarahan atasan (pengetahuan). Proses eksplorasi warna pengembangan komposisi elemen estetis dapat diterapkan standar prosedur operasional (ketrampilan). Prinsip-prinsip dasar komposisi elemen estetis dapat dijelaskan referensi (pengetahuan). Proses eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetis dapat dilakukan prinsip-prinsip datar komposisi serta sesuai dengan pengarahan atasan (ketrampilan). Komposisi garis bentuk tekstur dibuat ketentuan jenis elemen estetik dengan kaidah/prinsip desain/komposisi. Komposisi bentuk warna dan tekstur dibuat dengan prinsip-prinsip elemen/komposisi. Eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetis. Bentuk warna dan tekstur Cermat menciptakan komposisi bentuk kaidah/prinsip Aktif membuat pengembangan komposisi elemen estetis: garis, bentuk, warna, tekstur. Rapi membuat komposisi elemen estetis. Aktif mencipta aneka jenis bentuk 2 dimensi. Kreatif mengadakan eksplorasi pengembangan komposisi elemen estetis. Menguraikan jenis bahan dan alat karakternya masingmasing. Menjelaskan - jenis garis: garis linier, garis imajiner. - jenis bentuk: bentuk positif, bentuk negatif. - jenis tekstur: tekstur alam, tekstur masimal, tekstur buatan, tekstur tidak nyata, tekstur tiruan. - jenis-jenis warna: warna pokok, warna skunder, warna tertier. Menjelaskan kemungkinan pengembangan jenisjenis elemen stetis. Kaidah/prinsip komposisi/desain nirmana. Menjelaskan prinsippinsip dasar komposisi elemen estetis. Prinsip desain: - Ritme (irama), - Harmoni (keserasian), Unity (kesatuan). Menguraikan cara pengembangan komposisi elemen estetis: - Oval. - Empat persegi panjang. - Bujur sangkar. - Segi tiga. Merencanakan jenis alat yang dapat dipakai eksplorasi pengembangan komposisi, pensil, spidol, tinta dan kuas, arang, rapido, kapur. Menggambar garis linier. Menggambar garis imajiner. Membuat gambar komposisi bentuk, lingkaran, oval, empat persegi panjang, bujur sangkar, segi tiga, dan bentuk lain. Menguasai dalam menggoreskan serta ragamnya. Mengeksplorasi garis dilanjutkan bentuk, sampai ke sketsa. Mengeksplorasikan torehan pensil/pena dan kuas menjadi ujud. Mengeksplorasikan tekstur. Mengaplikasi sapuan/torehan dari warna. Membuat aneka jenis bentuk (2 dimensi) dalam komposisi yang tertera secara estetis dengan pertimbangan prinsipprinsip Membuat tekstur riil. Membuat tiruan. KRIA KULIT Halaman 4 dari 15

5 3. Membuat komposisi elemen estetis berdasarkan pengarahan Penggunaan alat dan bahan untuk membuat komposisi elemen estetis dapat direncanakan sesuai kebutuhan dan pengarahan atasan (pengetahuan). Bahan dan alat untuk menciptakan komposisi elemen estetis digunakan sesuai standar yang ditentukankan oleh perusahaan (keterampilan). Proses penciptaan komposisi elemen estetis dapat dilakukan prinsip-prinsip dasar komposisi dan standar prosedur operasional yang ditentukan oleh perusahaan (keterampilan) Ciptaan komposisi elemen estetis dapat diwujudkan sesuai standar mutu yang digunakan oleh perusahaan (ketrampilan). Proses dan hasil komposisi elemen estetis dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan (sikap). Hasil ciptaan komposisi elemen estetis dapat diterima oleh klien. Merencanakan jumlah, bahan, dan jenis alat untuk membuat komposisi elemen estetis untuk menciptakan komposisi elemen estetis. Proses penciptaan komposisi elemen estetis. Mewujudkan komposisi elemen estetis. Pertanggung jawaban hasil komposisi elemen estetis. Menentukan hasil ciptaan komposisi elemen estetis yang tepat. Cermat membuat perencanaan kebutuhan dan alat. Hati-hati dan cermat dalam menggunakan bahan dan alat. Cermat melakukan penciptaan komposisi elemen estetis sesuai dengan prinsip dasar komposisi dan SOP. Aktif mengikuti prinsipprinsip komposisi untuk mewujudkan komposisi elemen estetis. Aktif mempertanggung jawabkan hasil komposisi elemen estetis. Tepat menciptakan komposisi elemen estetis. Menguraikan jenis bahan yang dibutuhkan. Menguraikan jenis dan fungsi alat yang digunakan. Menjelaskan bentuk dan ukuran yang tepat peralatan yang digunakan. Menjelaskan/mendemons trasikan cara menggunakan alat yang benar sehingga dapat menghasilkan karya yang maksimal Menguraikan proses penciptaan komposisi elemen estetis. Menguraikan prinsipprinsip dasar komposisi dengan benar. menciptakan komposisi elemen estetis sesuai dengan prinsip-prinsip komposisi. mempertanggung jawabkan hasil komposisi elemen estetis Menerangkan jenis-jenis komposisi elemen estetis Memastikan banyaknya kebutuhan bahan yang diperlukan Menentukan jenis alat yang karakter dan sifatnya sehingga dapat digunakan dengan baik Membuat komposisi elemen estetis secara benar arahan Membuat komposisi elemen estetis sesuai dengan SOP dan prinsipprinsip komposisi. Menciptakan wujud komposisi elemen estetis secara benar Mempertanggung jawabkan hasil komposisi estetis secara tepat. Menciptakan komposisi elemen estetis secara benar sehingga dapat dterima klien. KRIA KULIT Halaman 5 dari 15

6 4. Membuat komposisi warna pengarahan untuk membuat komposisi warna dapat direncanakan kebutuhan dan pengarahan atasan (pengetahuan). Bahan dan alat untuk melaksanakan proses penciptaan komposisi warna digunakan kebutuhan dan pengarahan Jenis sifat dan cara untuk mengkomposisikan warna dapat dijelaskan sesuai referensi dan standar internasional/ nasional/standar perusahaan (pengetahuan). Proses eksplorasi pengembangan komposisi warna dapat dideskripsikan operasional yang ditentukan oleh perusahaan (pengetahuan). Proses penciptaan komposisi warna dapat dilakukan sesuai prinsip-prinsip dasar komposisi elemen estetis serta sesuai dengan standar prosedur operasional yang ditentukan oleh perusahaan (ketrampilan). Merencanakan penggunaan bahan dan alat untuk membuat komposisi warna. untuk melaksanakan proses penciptaan komposisi warna. Penjelasan jenis sifat dan cara mengkomposisikan warna referensi dan standar nasional/internasional. Mendeskripsikan proses eksplorasi pengembangan komposisi warna. Melakukan proses penciptaan komposisi warna sesuai dengn prinsip-prinsip dasar komposisi elemen estetis. Mewujudkan hasil ciptaan komposisi warna sesuai dengan standar mutu yang digunakan: - Gradasi warna, - Warna panas dan dingin. Teliti dan cermat merencanakan penggunaan bahan dan alat untuk membuat komposisi warna. Cermat dan tepat menggunakan bahan dan alat untuk proses penciptaan komposisi warna. Aktif menerima penjelasan jenis sifat dan cara mengkomposisikan warna. Aktif mengikuti eksplorasi pengembangan warna yang standar operasional. Kreatif menciptakan komposisi warna sesuai dengan prinsip-prinsip dasar komposisi elemen estetis. Aktif mewujudkan hasil ciptaan komposisi ciptaan komposisi warna. merencanakan penggunaan bahan dan alat secara benar sesuai dengan menggunakan bahan dan alat untuk penciptaan komposisi warna. Menjelaskan jenis sifat dan cara mengkomposisikan warna referensi dan standar nasional. Menerangkan proses eksplorasi secara benar. pengembangan eksplorasi komposisi warna. Menjelaskan prinsipprinsip dasar komposisi elemen estetis. Memberi contoh proses penciptaan komposisi warna. Menerangkan batasanbatasan standar operasional yang telah ditentukan oleh perusahaan. Menerangkan harmoni (keserasian) - Harmoni garis, - Harmoni bentuk, - Harmoni warna. Membuat rencana penggunaan bahan dan alat pengarahan Menciptakan komposisi warna dengan menggunakan bahan dan alat Membuat komposisi warna referensi dan standar nasional/ internasional. Membuat eksplorasi komposisi warna dan pengembangannya operasional yang ditentukan. Menciptakan komposisi warna prinsip-prinsip dasar komposisi elemen estetis. Membuat warna gambar pokok (primer) dan skunder dengan dasardasar bidang 2 segi tiga sama sisi saling overlapping. KRIA KULIT Halaman 6 dari 15

7 Ciptaan komposisi warna dapat diwujudkan standar mutu yang digunakan oleh perusahaan nasional dan internasional (ketrampilan) Teknik penggunaan media cat air: - Aquarel (Transparant), - Plakat (tebal). KRIA KULIT Halaman 7 dari 15

8 KOMPETENSI : Menerapkan nirmana ruang KODE : B DURASI PEMELAJARAN : menit KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini dilaksanakan diperusahaan/industri adverfising bidang interior dan percetakan (seni rupa). 2. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan unit kompetensi ini antara lain: Peraturan K3 yang telah diterapkan oleh pemerintah dan ditetapkan diperusahaan/industri. Standar Operasional Prosedure (SOP) yang ditetapkan oleh perusahaan/industri dalam: - Penggunaan dan perawatan peralatan menggambar seperti: meja gambar, mesin gambar, alat gambar, bahan gambar, petunjuk pelaksanaan kerja, meja kerja, bahan dan alat membuat komposisi Ujud Tiga Dimensi. - Penerapan PLH pada lingkungan kerja. - Proses pelaksanaan pembuatan komposisi ujud tiga dimensi nirmana dengan berbagai media. 1. Melaksanakan proses desain pekerjaan membuat nirmana ruang perintah kerja. untuk melaksanakan proses desain karya nirmana ruang dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan pengarahan atasan (pengetahuan). \ Bahan dan alat untuk melaksanakan proses desain karya nirmana ruang digunakan standar perusahaan dan pengarahan atasan (sikap). Proses desain karya nirmana ruang dapat dideskripsikan referensi dan permintaan kerja. Merencanakan bahan dan alat yang digunakan untuk menyusun bidang menjadi bangun ruang, bahan: karton ditata sedemikian rupa dengan pertimbangan prinsip-prinsip nirmana/komposisi sehingga dicapai yang estetis. Menggunakan bahan dan alat pokok serta standar. Aktif merencanakan bahan dan alat sebagai alternatif pelaksanaan proses desain sesuai dengan Hemat menggunakan Tertib dan hati-hati menggunakan alat peraturan kerja. Kreatif membuat susunan bidang-bidang menjadi satu kesatuan. menghitung bahan Menguraikan sifat bahan dengan berbagai karakternya. menentukan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik. Tata cara menggunakan alat dan media yang lain. Tata cara merangkai, mengolah bahan dengan benar. Membuat konsep/rencana penggunaan jenis bahan dan alat yang memungkinkan dapat digunakan secara tepat. Terampil menggunakan alat aturan yang berlaku. Menggunakan bahan sifat dan karakteristiknya. Membuat desain susunan bidang menjadi kesatuan yang meruang KRIA KULIT Halaman 8 dari 15

9 Fungsi jenis dan bentuk karya dijelaskan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan oleh perusahaan Masalah-masalah yang berkenaan dengan proses desain karya nirmana ruang diidentifikasi pengarahan Sketsa alternatif karya divisualisasikan perintah kerja. Sketsa alternatif karya nirmana ruang terbaik dapat ditentukan petunjuk atasan Proses dan hasil proses desain karya nirmana ruang dipertanggung jawabkan kepada Kesan ruang dibuat dari susunan bidang-bidang dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip nirmana/komposisi sehingga dicapai tata susunan yang estetis. Bentuk 3 dimensidengan pertimbangan balance, proporsi, ritme danunity Mengidentifikasikan masalah proses desain karya nirmana ruang. Memvisualisasikan sketsa alternatif. Mendistribusikan macammacam sketsa alternatif nirmana ruang. Mempertanggung jawabkan proses desain karya nirmana ruang. Aktif mencari alternatif bentuk yang sesuai dengan prinsip-prinsip desain nirmana ruang. Teliti mendapatkan bentuk pengembangan. Hati-hati mengidentifikasi proses Aktif dan kreatif mencari bentuk alternatif karya nirmana ruang. Aktif dan kreatif mencari bentuk alternatif karya nirmana ruang. Aktif mengikuti prinsipprinsip desain sesuai dengan aturan sehingga tercipta susunan bidang yang artistik. Aktif mendengarkan penyiaran fungsi nirmana ruang Perhatian mengikuti penjelasan karya nirmana ruang Menjelaskan prinsip desain/nirmana. - Harmoni garis. - Harmoni bentuk. - Ritme. - Unity. Menguraikan teknik prosedur membuat bentuk-bentuk geometrik tiga dimensi. Telaah bentuk-bentuk geometri tiga dimensi yang sempurna/presisi. Menjelaskan fungsi nirmana ruang Menguraikan jenis karya nirmana ruang - Menyusun bidang - Merangkai batang Menjelaskan fungsi nirmana ruang. Menguraikan jenis karya nrimana ruang. - Menyusun bidang. - Merangkai batang. - Membentuk dan menata bentuk. - Membuat bentuk 3 dimensi dengan pertimbangan balance, proporsi, ritme dan unity. Teknik pengolahan bahan. Terampil membuat bangun ruang 3 dimensi secara harmoni estetis dan artistik. Dapat membuat susunan bidang-bidang menjadi satu kesatuan yang meruang Terampil membuat bangun ruang 3 dimensi secara harmoni, estetis dan artistik. Terampil membuat tatanan tonjolan lubang dan tekstur. Membuat bentuk non figuran. Membuat komposisi dari bahan bekas. Membuat sketsa alternatif untuk diujudkan. Membuat desain pekerjaan nirmana ruang sesuai perintah kerja. Menentukan sketsa alternatif nirmana ruang yang terpakai Menyampaikan alasanalasan terciptanya hasil proses desain karya nirmana ruang. KRIA KULIT Halaman 9 dari 15

10 Cermat memilih sektsa yang terbaik dari beberapa sketsa alternatif Bertanggung jawab atas keberadaan karya proses desain nirmana ruang. Proses pelaksanaan desain karya nirmana ruang. Menguraikan bentuk alternatif sebagai kemungkinan apabila sketsa tidak terwujud. Menguraikan ciri-ciri sketsa yang terbaik dan prinsipprinsip nirmana ruang. mempertanggung jawabkan karya nirmana ruang. 2. Membuat komposisi ujud geometris tiga dimensi dengan menggunakan prinsip nirmana ruang perintah untuk membuat komposisi ujud geometris tiga dimensi direncanakan kebutuhan dan pengarahan Bahan dan alat untuk membuat komposisi ujud geometris tiga dimensi digunakan standar perusahaan dan pengarahan ujud geometris tiga dimensi dapat dijelaskan sesuai dengan standar prosedur operasional yang ditentukan oleh perusahaan. Bahan membuat komposisi ujud geometris 3 dimensi. Alat yang dipakai. Jenis dan fungsi alat yang digunakan. untuk membuat komposisi ujud geometris tiga dimensi. Ujud geometris tiga dimensi sesuai standar prosedur operasional. Teliti membuat perencanaan jenis Tepat membuat perencanaan penggunaan alat. Hemat menggunakan bahan komposisi ujud geometris 3 dimensi. Tepat memilih alat sesuai standar perusahaan. Aktif mengikuti proses pembuatan komposisi ujud geometris tiga dimensi. Kreatif mewujudkan komposisi ujud geometris tiga dimensi. membuat rencana komposisi ujud geometris. Menjelaskan sifat bahan yang digunakan kertas karton, tanah liat, fiber dll. Menguraikan jumlah kebutuhan bahan dengan benar. Merencanakan pemakaian alat yang tepat. menggunakan bahan Mendemonstrasikan penggunaan alat sesuai dengan standar. Membuat perencanaan kebutuhan bahan sesuai dengan perintah kerja. Membuat perencanaan bahan dan alat alternatif mengapa kemungkinan kegagalan proses membentuk. Membuat bentuk benda tiga dimensi dengan teknik bermacammacam. Membuat bentuk benda 3 dimensi dengan bahan lunak dan keras. Dapat membuat bentuk dengan teknik yang berbeda. KRIA KULIT Halaman 10 dari 15

11 Hasil pembuatan komposisi ujud geometris tiga dimensi dilaksanakan standar mutu yang telah diterapkan oleh perusahaan. ujud geometris tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang dapat dipertanggung jawabkan kepada Pelaksanaan pembuatan komposisi ujud geometris tiga dimensi standar. Mempertanggung jawabkan proses pembuatan komposisi ujud geometri. Tertib melaksanakan pembuatan komposisi tiga dimensi. Aktif dan bertanggung jawab atas karya yang tercipta sehingga dapat diterima Menerangkan bentuk geometrik tiga dimensi dengan bermacammacam teknik. Menguraikan jenis bahan: - Bahan lunak, - Keras. Menguraikan teknik merangkai bahan bekas. Menerangkan langkahlangkah yang benar untuk mewujudkan komposisi tiga dimensi. Mendemonstrasikan langkah-langkah yang ditetapkan untuk mewujudkan pembuatan komposisi 3 dimensi. Menguraikan cara mempertanggung jawabkan pembuatan komposisi ujud geometris dengan acuan prinsipprinsip nirmana ruang yang berlaku. Membuat bentuk benda tiga dimensi dengan beberapa teknik antara lain menggunting dan menempel bahan kertas/karton. Membuat bentuk benda tiga dimensi dengan olahan bahan lunak (proses kerja). Memilih salah satu keteknikan yang dapat disesuaikan dengan bahan yang digunakan sehingga dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Mampu mempertahankan karya 3 dimensi yang tercipta kaidahkaidah yang berlaku baik tatanan tonjolan dan lubang serta aksentuan tekstur menjadi wujud/bentuk indah dan artistik. KRIA KULIT Halaman 11 dari 15

12 3. Membuat komposisi ujud organis tiga dimensi dengan menggunakan prinsip nirmana ruang perintah kerja. untuk membuat komposisi ujud organis tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang dapat direncanakan sesuai dengan pengarahan atasan (pengetahuan). Bahan dan alat untuk membuat komposisi ujud organis tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang sesuai dengan standar perusahaan dan pengarahan atasan (ketrampilan). ujud organis tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. ujud organis tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang dapat dipertanggung jawabkan kepada Merencanakan kebutuhan bahan dan jenis alat yang digunakan untuk membuat komposisi ujud organis tiga dimensi. Menentukan bahan dan alat yang prinsipprinsip nirmana ruang: - bahan lun-ak, - bahan keras. Menyiapkan bahan yang dipilih. Menyiapkan alat yang dipilih. Menyiapkan bahan finishing. Menyiapkan hasil pembentukan/rakitan bentuk yang terwujud. Telaah hasil komposisi ujud organis 3 dimensi. Cermat menghitung Teliti memilih alat yang digunakan sesuai dengan standar. Cermat memilih bahan yang tepat sehingga dapat berfungsi dengan baik. Teliti memlilih alat sehingga dapat digunakan sesuai dengan Aktif mengikuti proses pembuatan komposisi ujud organis 3 dimensi. Hati-hati memakai alat yang telah dipilih. Teliti menelaah hasil rakitan dari berbagai bentuk yang telah terwujud. Bertanggung jawab atas karya yang terwujud baik bahan, alat, bentuk dan kualitasnnya. menghitung bahan yang dibutuhkan. Menguraikan sifat bahan yang memenuhi syarat. Menjelaskan bahan dasar yang dibutuhkan. Menjelaskan pengolahan bahan yang benar dan memenuhi syarat. Menguraikan ciri-ciri bahan yang baik dan Menjelaskan sifat bahan. Menjelaskan fungsi bahan yang sesuai dengan standar perusahaan. Menjelaskan tahapan pembentukan. Menjelaskan langkahlangkah pembentukan dari: - membaca gambar/sketsa, - menyiapkan bahan, - membuat bentuk, - merakit, - menyelesaikan pembentukan, - finishing. Menguraikan kelebihan dan kekurangan hasil ujud organis 3 dimensi untuk ditelaah. Menentukan bahan yang tepat Memeriksa kualitas. Menyiapkan bahan yang siap diolah. Mengolah bahan untuk siap digunakan. Memilih bahan yang telah di olah dan sesuai standar. Memilih alat yang sesuai dan siap digunakan. Membuat bentuk sesuai dengan rancangan gambar. Merakit komponen yang telah dibentuk (bentuk organis). Memilih hasil karya komposisi ujud organis 3 dimensi yang sesuai dengan standar mutu. Mempertanggung jawabkan hasil komposisi ujud organis tentang mutu yang yang telah ditetapkan. KRIA KULIT Halaman 12 dari 15

13 Menjelaskan kemungkinan yang terjadi standar mutu yang telah ditetapkan. Menguraikan cara mempertanggung jawabkan bentuk yang terwujud mulai dari bahan, alat sampai proses pembuatan. 4. Membuat komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan menggunakan prinsip nirmana ruang sesuai dengan perintah untuk membuat komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan prinsip direncanakan kebutuhan dan pengarahan Bahan dan alat untuk membuat komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang digunakan standar perusahaan dan pengarahan ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan prinsip dijelaskan standar prosedur operasional yang ditentukan oleh perusahaan. Merencanakan kebutuhan bahan dan jenis alat yang digunakan membuat komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi. Persiapan bahan dan alat yang akan digunakan. Menyiapkan bahan yang telah diolah. Pengadaan alat yang sesuai dengan standar. Menentukan hasil komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi yang standar (seleksi hasil). Menyusun analisis proses pembuatan komposisi ujud flora dan fauna untuk dapat dipertanggung jawabkan. Cermat menghitung kebutuhan bahan. Teliti memilih alat yang digunakan. Tepat menggunakan jumlah bahan. Hati-hati memakai alat Cermat menyiapkan Teliti memilih alat sehingga dapat digunakan sesuai dengan Cermat mewujudkan hasil komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi. Teliti menelaah ujud mutu Aktif mempertanggung jawabkan karya yang terwujud baik bahan, alat, bentuk dan kualitas karya. Menguraikan cara menghitung bahan yang dibutuhkan. Menjelaskan karakter bahan yang memenuhi syarat. Menerangkan jenis material dasar yang dibutuhkan. Menguraikan proses pengolahan bahan yang benar. Menguraikan ciri-ciri bahan yang siap dipakai. Menjelaskan sifat bahan yang akan digunakan. Menjelaskan fungsi bahan yang sesuai dengan standar. Menguraikan cara menggunakan alat. Menguraikan sifat bahan finishing. Memilih bahan yang dibutuhkan. Menentukan jumlah bahan baku dan bahan penunjang. Memilih jenis bahan karakteristiknya. Mengolah bahan sampai siap pakai. Menggunakan bahan yang sudah diolah sesuai dengan Menggunakan peralatan fungsinya. Menggunakan bahan finishing sifatnya. Mewarna sketsa yang sudah ditentukan Membuat bentuk aneka buah, binatang dll. KRIA KULIT Halaman 13 dari 15

14 Hasil komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan pirinsip nirmana ruang diwujudkan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan prinsip dipertanggung jawabkan kepada Cara meracik, mengampelas, mewarnakan pada produk yang sudah jadi. Menguraikan ciri-ciri bahan yang baik dan membentuk yang disesuaikan dengan bahan, misal: menambah, mengurangi, membutsir, menempel dll. Bentuk cekung dan cembung. Isi (volume) dan plastisitas. Menguraikan kaidahkaidah membentuk dengan bahan lunak. memakai alat yang benar sehingga menimbulkan bentuk cembung dan cekung seperti yang dikehendaki. Menguraikan dengan sistematis unsur-unsur yang terkait pada pertanggung jawaban karya baik - jumlah bahan, - teknik penyelesaian, - standar yang ditentukan. Membuat bunga dan sebagainya sesuai dengan sketsa yang telah ditentukan. Memastikan hasil komposisi ujud flora dan fauna memenuhi standar mutu yang telah diterapkan. Mempertanggung jawabkan hasil komposisi ujud organis tentang nutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. KRIA KULIT Halaman 14 dari 15

15 5. Membuat komposisi ujud flora dan fauna tiga dimensi dengan menggunakan prinsip nirmana ruang sesuai dengan perintah kerja. untuk membuat komposisi ujud figur manusia tiga dimensi dengan prinsip direncanakan kebutuhan dan pengarahan Bahan dan alat untuk komposisi ujud figur manusai tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang digunakan perusahaan dan pengarahan ujud figur manusia tiga dimensi dengan prinsip dijelaskan sesuai standar prosedu operasional yang ditentukan oleh perusahaan. Hasil komposisi ujud figur manusia tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang diwujudkan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. ujud figur manusia tiga dimensi dengan prinsip dipertanggung jawabkan kepada Merencanakan bahan dan alat untuk membuat komposisi ujud figur manusia tiga dimensi dengan prinsip nirmana ruang Bahan = tanah liat. Alat = alat butsir. Persiapan bahan dan alat yang dibutuhkan. Bahan dasar. Bahan penunjang. Bahan finishing. Alat untuk butsir. Persiapan bahan yang telah dolah. Pengadaan alat yang sesuai dengan standar. Anatomi = tangan, kaki, hidung, mata, telinga dan mulut. Membentuk tangan, kaki, hidung, mata dan telinga dari bahan tanah liat. Menyiapkan bahan yang telah ditelaah untuk dipertanggung jawabkan. Cermat memilih bahan yang sesuai untuk membuat komposisi ujud figur manusia tiga dimensi. Cermat menggunakan bahan yang dibutuhkan. Hati-hati menggunakan alat. Cermat menyiapkan Teliti memilih alat sehingga dapat digunakan sesuai dengan Cermat mngikuti anatomi tangan, kaki, hidung, mata, telinga dan mulut. Aktif mempertanggung jawabkan karya yang terwujud baik bahan, alat, bentuk dan kualitas karya. Menjelaskan unsur-unsur figur manusia dengan ciri dan anatominya masingmasing. merencanakan bahan dan jumlah yang dibutuhkan. Menjelaskan karakter bahan dan sifatnya. Menjelaskan fungsi alat yang digunakan untuk membentuk ujud tiga dimensi. Menjelaskan ciri-ciri bahan (tanah liat). Menjelaskan sifat, jenis tanah liat. Mendemonstrasikan alat yang digunakan. Menjelaskan langkahlangkah membentuk komposisi ujud figur manusia, antara lain= anatomi: tangan, kaki, hidung, mata, telinga dan mulut. Menerangkan anatomi tangan, kaki, hidung, mata dengan karakternya masing-masing. Menguraikan secara sitstematis materi yang akan dipertanggung jawabkan karya yang terwujud. Menentukan jenis bahan yang akan digunakan. Menentukan jumlah bahan yang dibutuhkan. Mengolah bahan yang akan digunakan sampai menjadi bahan siap pakai, misal: tanah yang sudah diolah dan dijaga tingkat keplastisitasnya. Menggunakan bahan yang siap pakai. Dapat menggunakan alat yang telah dipilih. Menggunakan bahan penunjang apabila dibutuhkan. Terampil membuat bentuk tangan, kaki, hidung, mata, telinga dari bahan tanah liat. Membentuk tangan, kaki, hidung mata, telingan dari tanah liat sehingga memenuhi standar mutu. Mempertanggung jawabkan hasil komposisi ujud organis tentang mutu yang yang telah ditetapkan. KRIA KULIT Halaman 15 dari 15

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN Mata kuliah : Matra Visual Semester : I Kode : MKK08116 SKS : 4 Jurusan/Prodi : Desain/DKV Dosen : Anton Rosanto KOMPETENSI : Mahasiswa dapat unsur matra visual, bentuk elemental,

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKDD23104 Menggambar II Disusun oleh: Sabri Marba, M.Sn PROGRAM STUDI S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

Dasar Dasar Desain 1

Dasar Dasar Desain 1 MODUL PERKULIAHAN Dasar Dasar Desain 1 Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI : Melaksanakan persyaratan K-3 KODE : KRA.TKS.002 (1)A DURASI PEMELAJARAN : 4 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI KONDISI KINERJA A B C D E F G 1 2 1 1 1 1 1 1. Unit

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan, BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Seni kriya merupakan seni kerajinan yang berwujud tiga dimensi dan sering disebut dengan kerajinan tangan, karena memang dalam proses pembuatannya lebih mengutamakan keterampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. Kompetensi Umum...5 2. Kompetensi Kejuruan...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 MATA PELAJARAN JENJANG : DESAIN DAN PRODUKSI KRIA : SMK/MAK DESAIN DAN PRODUKSI KRIA 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman teknik dalam pembuatan karya seni patung sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dalam perkembangan seni patung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT. Standart Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT. Standart Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT No Utama Inti Guru (KI) (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

JENJANG PENDIDIKAN : Kompetensi Utama. Indikator Esensial Memotivasi siswa untuk siap belajar secara fisik maupun mental

JENJANG PENDIDIKAN : Kompetensi Utama. Indikator Esensial Memotivasi siswa untuk siap belajar secara fisik maupun mental MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : : SENI LUKIS SMK Kompetensi Utama Pedagogik Standar Kompetensi Guru Standart Isi Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas Standar Kompetensi Kompetnsi Dasar

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN RANCANGAN PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN Q No.Dokumen Tgl. Efektif Mata kuliah/sks/smt : Gambar Bentuk Distribusi ALL Dosen : Drs. Tunjung Atmadi SP, M.Sn, HDII Diskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yaitu usaha kerajinan produk miniatur perahu layar, yang dinamakan UMKM Pesona Bahari. UMKM

Lebih terperinci

MATA KULIAH : Nirmana

MATA KULIAH : Nirmana MATA KULIAH : Nirmana SEMESTER : I KODE : MKK06105 SKS : 3 PRODI / FAKULTAS : Kriya / Seni Rupa dan Desain DOSEN : Ari Supriyanto, S.Sn., M.A. KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menyusun berbagai unsur seni

Lebih terperinci

Standar Kompetensi guru

Standar Kompetensi guru KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KERAMIK JENJANG SMK Pedagogik guru Guru Mapel/Guru Inti Kelas 1. Menguasai 1.1. Memahami karakteristik karakteristik peserta peserta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama SMK : SMK Kristen Salatiga Mata Pelajaran : Produktif Multimedia Standar Kompetensi : Menerapkan prinsip-prinsip seni grafis dalam Desain Komunikasi Visual untuk

Lebih terperinci

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM 1 of 5 11/5/2010 7:37 AM Meski nirmana dipahami sebagai sebuah bentuk yang tidak berbentuk. Dalam konteks desain komunikasi visual, nirmana memegang peranan penting perihal bagaimana menata dan menyusun

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Menurut Sujiono, dkk (2009: 1.14) motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik Semester 1 Bab 1 Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi Pengertian Unsur dan Objek Berkarya Seni Rupa 2 D Medium, Bahan, dan Teknik Proses Berkarya 1 Setelah mempelajari Bab 1 ini peserta didik

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan : Seni dan Kerajinan Jenis Ketrampilan : Kriya Kayu SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNA

Lebih terperinci

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis A. Estetika Dalam Grafis Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005 Pengertian Nirmana Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005 Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna,

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

MATA KULIAH : Nirmana

MATA KULIAH : Nirmana MATA KULIAH : Nirmana KODE : MKK06105 SEMESTER : I SKS : 3 PRODI / FAKULTAS : Kriya / Seni Rupa dan Desain DOSEN : Prima Yustana, S.Sn., M.A. KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menyusun berbagai unsur seni rupa

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

DINA FATIMAH, RYANTY DERWENTYANA, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Desain Interior, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

DINA FATIMAH, RYANTY DERWENTYANA, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Desain Interior, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Tujuan dari mata kuliah nirmana adalah mengolah kepekaan rasa. Mahasiswa diarabidang DESAIN STUDI EVALUASI PENERAPAN MATA KULIAH NIRMANA I & II PADA TUGAS PERANCANGAN MAHASISWA PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJRAN SENI PATUNG JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2012

UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJRAN SENI PATUNG JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2012 UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJRAN SENI PATUNG JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2012 Pedagogik 1. Menguasai karaketeristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, sosial,cultural,

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PM untuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : VII (Tujuh) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B)

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B) PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA NEGERI CILACAP BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B) Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan : Seni dan Kerajinan Jenis Ketrampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas Pengertian Kreativitas BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kreativitas 2.1.1 Pengertian Kreativitas Menurut Sumanto (2005) kreativitas adalah daya atau kemampuan untuk mencipta. Hal ini juga senada dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : IX (sembilan) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 MATAPELAJARAN JENJANG/SATUAN PENDIDIKAN : SENI RUPA : SMK/MAK A. Pedagogik Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Memiliki kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII G dan VIII H /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd Email: deddyaward_99@yahoo.co.id Pengenalan Nirmana Apa itu nirmana? (Defenisi) (1) Nirmana kurang lebih berarti kosong alias tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti berbagai peralatan dapur, rumah tangga, bahan bangunan, benda benda perlengkap interior

Lebih terperinci

SENI PATUNG JENJANG SMK

SENI PATUNG JENJANG SMK SENI PATUNG JENJANG SMK Standar Kompetensi Guru Standar Isi Indikator Esensial Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel/ Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mengenal Karakteristik Peserta Didik 1.1

Lebih terperinci

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Dasar Dasar Desain 2 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Penciptaan 1. Pengertian Seni Pengertian mengenai seni, salah satunya adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batin itu disajikan

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

DESAIN DASAR DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI

DESAIN DASAR DUA DIMENSI DAN TIGA DIMENSI MODUL PELATIHAN GURU GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA Kelompok Kompetensi C Profesional : Desain Dasar Dua Dimensi

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilustrasi merupakan bentuk visual dari teks atau kalimat. Ilustrasi dapat memperjelas teks atau kalimat terutama bagi anak-anak yang belum bisa membaca. Dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

01FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Dasar Dasar Desain 2 Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya adalah proses pengolahan konsep, selanjutnya terwujudkan kedalam sebuah karya yang dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan, memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI Oleh: DINI CINDA KIRANA, S.SN., M.DS. MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI I. Maksud Dan Tujuan Rupa Dasar 2 Dimensi adalah matakuliah yang berisi mengenai dasar

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PENCIPTAAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PENCIPTAAN ANATOMI MANUSIAA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENII LOGAM PENCIPTAAN Ahmad Shahredza H 1111602022 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDY S-1 S KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI S RUPA INSTITUT SENII INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Bintang Madani Kelas/Semester : IV/1 Tema : Selalu Berhemat Energi Subtema : Macam-macam Sumber Energi Pembelajaran : ke- 1 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

Tipografi Aplikatif TIPOGRAFI IKLAN MEDIA CETAK. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 15Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF

Tipografi Aplikatif TIPOGRAFI IKLAN MEDIA CETAK. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 15Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF Modul ke: TIPOGRAFI IKLAN MEDIA CETAK 15Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF Program Studi DESAIN PRODUK Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si Anatomi Paragraf Bagian Isi Memberikan pemahaman dan wawasan

Lebih terperinci

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik

Lebih terperinci

KONTRAK KULIAH I. MANFAAT PERKULIAHAN

KONTRAK KULIAH I. MANFAAT PERKULIAHAN KONTRAK KULIAH Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Semester / Prodi : Menggambar : MKK06109 : I/ S I Kriya Seni Hari Pertemuan : Jum at (9.20 15.10) Tempat Kuliah Pengajar : Ruang GII.3A : Afrizal.Ssn.M.A

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 12202 MATA KULIAH/SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER/PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS :

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mengenai limbah hingga saat ini masih marak terjadi dimana-mana akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah dari produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak lepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMP Lab School Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci