PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 600/PMK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 600/PMK"

Transkripsi

1 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 600/PMK.010/2004 TENTANG PERUBAHAN KLASIFIKASI DAN PENETAPAN KEMBALI TARIF BEA MASUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK DAN BESI BAJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2003, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 591 / PMK.010/2004 tentang Program Harmonisasi Tarif Bea Masuk Tahun untuk Produk-produk Pertanian, Perikanan, Pertambangan, Farmasi, Keramik, dan Besi Baja; b. bahwa untuk melaksanakan program harmonisasi tarif bea masuk produk-produk tersebut pada huruf a, dipandang perlu untuk melakukan perubahan klasifikasi barang produk tertentu dan menetapkan tarif bea masuknya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Klasifikasi dan Penetapan Kembali Tarif Bea Masuk Produkproduk Pertanian, Perikanan, Pertambangan, Farmasi, Keramik dan Besi Baja; : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612); 3. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/ KMK.04/2003; 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.01/2003 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang; 6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.01/2003 tentang Penetapan Tarip Bea Masuk Atas Barang Impor; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 591 /PMK.010/2004 tentang Program Harmonisasi Tarif Bea Masuk Tahun Untuk Produk-produk Pertanian, Perikanan, Pertambangan, Farmasi, Keramik, dan Besi Baja; Tim/harmonisasi/sk-klas-bm

2 M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KLASIFIKASI DAN PENETAPAN KEMBALI TARIF BEA MASUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK DAN BESI BAJA. Pasal 1 Mengubah klasifikasi beberapa barang impor dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.01/2003, sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 2 Menetapkan kembali tarif bea masuk produk-produk pertanian, perikanan, pertambangan, farmasi, keramik dan besi baja sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 3 Ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku terhadap barang impor yang Pemberitahuan Impor Barang (PIB)nya telah mendapat nomor pendaftaran dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai pelabuhan pemasukan sejak tanggal berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 4 Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, ketentuanketentuan tentang klasifikasi barang dan tarif bea masuk yang telah ada sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan ini, sepanjang mengenai barang-barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 2004 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, JUSUF ANWAR Tim/harmonisasi/sk-klas-bm

3 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang Ikan laut lainnya Ikan laut lainnya : Ikan kerapu Lain-lain B A R U Ikan laut Ikan laut : Ikan kerapu Lain-lain Ikan laut Ikan laut: Ikan kerapu Lain-lain Gula tebu Gula tebu : Dengan warna larutan (ICUMSA) minimal Lain-lain Lain-lain : Lain-lain : Phenylpropanolamin HCl Tramadol Tramadol Ketamin HCl Ketamin HCl Lain-Lain Lain-Lain Lain-lain Lain-lain : Fenilpropanolamin HCl (PPA) Lain-lain Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled - 1 -

4 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A B A R U No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang or not) or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker)atau permukaannya berpola hiasan (checker)atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm mm, mengandung karbon kurang dari 0,6 %, mengandung karbon lebih dari 0,16% tetapi untuk yang permukaannya berpola hiasan kurang dari 0,6% untuk yang permukaannya (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak berpola hiasan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung lebar sampai dengan mm, mengandung - 2 -

5 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A B A R U No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang permu- karbon lebih dari 0,16 % tetapi kurang dari - kaannya berpola hiasan (checker) atau yang 0,6%, untuk yang permukaannya berpola hiasan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung lebar sampai dengan mm, mengandung karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang permu- karbon lebih dari 0,16 % tetapi kurang dari kaannya berpola hiasan (checker) atau yang 0,6%, untuk yang permukaannya berpola hiasan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung lebar sampai dengan mm, mengandung karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang permu- karbon lebih dari 0,16 % tetapi kurang dari kaannya berpola hiasan (checker) atau yang 0,6%, untuk yang permukaannya berpola hiasan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung karbon kurang dari 0,6 %, mm, mengandung karbon lebih dari 0,16 % untuk yang permukaannya berpola hiasan tetapi kurang dari 0,6%, untuk yang permu- (checker ) atau yang dibersihkan maupun kaannya berpola hiasan (checker) atau yang tidak (pickled or not) dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dalam gulungan, dengan tebal diatas 2 mm, Dalam gulungan, dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permuka- sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang annya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dalam gulungan, dengan tebal diatas 2 mm, Dalam gulungan, dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permuka- sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang annya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) dibersihkan maupun tidak (pickled or not) Dalam gulungan, dengan tegangan tarik Dalam gulungan, dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) tidak (pickled or not) Dalam gulungan, dengan tegangan tarik Dalam gulungan, dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan mm, untuk yang permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) tidak (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung mengandung karbon kurang dari 0,6%, untuk karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang yang permukaannya berpola hiasan(checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung mengandung karbon kurang dari 0,6%, untuk karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang yang permukaannya berpola hiasan(checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, mengandung mengandung karbon kurang dari 0,6%, untuk karbon kurang dari 0,6 %, untuk yang yang permukaannya berpola hiasan(checker) permukaannya berpola hiasan (checker) atau yang dibersihkan maupun tidak atau yang dibersihkan maupun tidak (pickled or not) (pickled or not) - 3 -

6 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A B A R U No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, Dengan tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan mm, untuk yang untuk yang permukaannya berpola hiasan permukaannya berpola hiasan (checker) (checker)atau yang dibersihkan maupun atau yang dibersihkan maupun tidak tidak (pickled or not) (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang - 4 -

7 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A B A R U No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) - 5 -

8 PERUBAHAN KLASIFIKASI PRODUK TERTENTU L A M A B A R U No No. HS Uraian Barang No. HS Uraian Barang Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik Dengan tebal diatas 2 mm, tegangan tarik maksimum 550 Mpa, lebar sampai dengan maksimum 550 Mpa, untuk yang permukaannya mm, untuk yang permukaannya berpola berpola hiasan (checker) atau yang hiasan (checker) atau yang dibersihkan dibersihkan maupun tidak (pickled or not) maupun tidak (pickled or not) Dengan tebal 0,14 mm tetapi kurang dari Dengan tebal 0,14 mm tetapi kurang dari 0,5 mm, lebar sampai dengan mm, 0,5 mm, untuk yang permukaanya dibersihkan untuk yang permukaanya dibersihkan maupun maupun tidak (pickled or not) tidak (pickled or not) Baja Beton Baja Beton : Mengandung karbon 0,77% atau lebih menurut beratnya Lain-Lain Baja Beton Baja Beton : Mengandung karbon 0,77% atau lebih menurut beratnya Lain-Lain Pipa bor Pipa bor : Pipa bor belum jadi (green pipe) dengan yield strenght kurang dari PSi dan ujungnya belum dikerjakan Lain-Lain Lain-lain Lain-Lain : Casing dan tubing belum jadi (green pipe) dengan yield strength kurang dari PSi dan ujungnya belum dikerjakan Lain-Lain MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JUSUF ANWAR - 6 -

9 PENETAPAN TARIF BEA MASUK PRODUK TERTENTU NO. URAIAN BARANG BEA MASUK (%) Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup Bibit Lain-lain : Kuda pacu Kuda lainnya Lain-lain Binatang jenis lembu, hidup Bibit Lain-lain : Sapi Kerbau Lain-lain Babi, hidup Bibit 0 -Lain-lain : Berat kurang dari 50 kg Berat 50 kg atau lebih Biri-biri dan kambing, hidup Biri-biri : Bibit Lain-lain Kambing : Bibit Lain-lain Unggas hidup, yaitu ayam dari spesies Gallus domesticus, bebek, angsa, kalkun dan ayam guinea. -Berat tidak lebih dari 185 g : Ayam dari spesies Gallus domesticus : ayam bibit Lain-lain Kalkun : Kalkun bibit Lain-lain Lain-lain : Bebek bibit Bebek lainnya Angsa bibit Angsa lainnya Ayam Guinea bibit lain-lain 5 -Lain-lain : Ayam dari species Gallus domesticus berat tidak lebih dari g : Ayam bibit Ayam sabung Lain-lain 5 1

10 Ayam dari species Gallus domesticus berat lebih dari g : Bibit Ayam sabung Lain-lain Lain-lain : Bebek bibit Bebek lainnya Angsa, kalkun dan ayam guinea, bibit Angsa, kalkun dan ayam guinea lainnya Binatang lainnya, hidup. -Binatang menyusui : Primata Ikan paus,lumba-lumba dan porpoise (binatang 0 menyusui dari ordo Cetacea); manate dan dugong(binatang menyusui dari ordo Sirenia) Lain-lain Binatang melata (termasuk ular dan kura- 0 kura/penyu) -Burung: Burung pemangsa Psittaciformes (termasuk burung Beo, parkit, Macaw dan 0 Kakatua) Lain-lain Lain-lain : Untuk konsumsi manusia Lain-lain Daging binatang jenis lembu, segar atau dingin Karkas dan setengah karkas Potongan daging lainnya, bertulang Daging tanpa tulang Daging binatang jenis lembu, beku Karkas dan setengah karkas Potongan daging lainnya, bertulang Daging tanpa tulang Daging babi, segar, dingin atau beku. -Segar atau dingin : Karkas dan setengah karkas Paha, bahu dan potongannya, bertulang Lain-lain 5 -Beku : Karkas dan setengah karkas Paha, bahu dan potongannya, bertulang Lain-lain Daging biri-biri atau kambing, segar, dingin atau beku Karkas dan setengah karkas dari biri-biri muda, segar atau 5 dingin 2

11 -Daging lainnya dari biri-biri, segar atau dingin : Karkas dan setengah karkas Potongan daging lainnya, bertulang Daging tanpa tulang Karkas dan setengah karkas dari biri-biri muda, beku 5 -Daging lainnya dari biri-biri, beku : Karkas dan setengah karkas Potongan daging lainnya, bertulang Daging tanpa tulang Daging kambing Daging kuda, keledai, bagal atau hinnie, 5 segar, dingin atau beku Sisa yang dapat dimakan dari binatang jenis lembu, babi, biri-biri, kambing, kuda, keledai bagal atau hinnie, segar, dingin atau beku Dari binatang jenis lembu, segar atau dingin 5 -Dari binatang jenis lembu, beku : Lidah Hati Lain-lain Dari babi, segar atau dingin 5 -Dari babi, beku : Hati Lain-lain Lain-lain, segar atau dingin Lain-lain, beku Daging dan sisanya yang dapat dimakan, dari unggas pada pos 01.05, segar,dingin atau beku -Dari ayam spesies Gallus domesticus : Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, segar 5 atau dingin Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, beku Potongan dan sisanya, segar atau dingin Potongan dan sisanya, beku : Sayap Paha Hati Lain-lain 5 -Dari kalkun : Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, segar 5 atau dingin Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, beku Potongan dan sisanya, segar atau dingin Potongan dan sisanya, beku: Hati Lain-lain 5 -Dari bebek, angsa atau ayam guinea : Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, segar atau dingin : Dari bebek Dari angsa atau ayam guinea 5 3

12 Tidak dipotong menjadi bagian-bagian,beku : Dari bebek Dari angsa atau ayam guinea Hati berlemak, segar atau dingin Lain-lain, segar atau dingin Lain-lain, beku : Hati berlemak Potongan daging bebek Potongan daging angsa atau ayam guinea Daging dan sisanya yang dapat dimakan dari binatang lainnya, segar, dingin atau beku Dari kelinci atau hare Paha kodok : Segar atau dingin Beku Dari ikan paus, lumba-lumba dan porpoise 5 (binatang menyusui dari ordo Cetacea); dari manate dan dugong ( binatang menyusui dari ordo Sirenia) Dari binatang melata (termasuk ular dan kura- 5 kura/penyu) Lain-lain Lemak babi tanpa daging dan lemak unggas, 5 tidak dicairkan atau diekstraksi dengan cara lain, segar, dingin, beku, asin, dalam air garam, kering atau diasap Daging dan sisanya yang dapat dimakan, asin, dalam air garam, kering atau diasap; tepung dan tepung kasar dari daging dan sisanya yang dapat dimakan. -Daging babi : Bagian paha,bahu dan potongannya, bertulang Perut (streaky) dan potongannya Lain-lain : Bacon Paha, tanpa tulang Lain-lain Daging binatang jenis lembu 5 -Lain-lain, termasuk tepung dan tepung kasar dari daging dan sisanya yang dapat dimakan : Dari primata 5 -Lain-lain, termasuk tepung dan tepung kasar dari daging dan sisanya yang dapat dimakan : Dari ikan paus, lumba-lumba dan porpoise 5 (binatang menyusui dari ordo Cetacea); dari manatee dan dugong ( binatang menyusui dari ordo Sirenia ) Dari binatang melata (termasuk ular dan 5 kura-kura / penyu) Lain-lain : 4

13 Daging ayam dipotong berbentuk kubus, 5 kering-beku Kulit babi kering Lain-lain Ikan hidup Ikan hias : Anak ikan Lain-lain, ikan air laut Lain-lain, ikan air tawar 5 -Ikan hidup lainnya : Ikan trout ( Salmo trutta, Oncorhynchus 0 mykiss, Oncorhynchus clarki, Oncorhynchus aguabonita,oncorhynchus gilae, Oncorhynchus apache dan Oncorhynchus chrysogaster ) Belut (Anguilla spp.) Ikan karper : Bibit ikan karper Lain-lain: Anak ikan Lain-lain Lain-lain : ---Anak milkfish atau lapu-lapu : Untuk pembibitan Lain-lain 0 ---Anak ikan lainnya : Untuk pembibitan Lain-lain Ikan laut lainnya : Ikan kerapu Lain-lain Ikan air tawar lainnya: Tilapia Lain-lain Ikan, segar atau dingin, tidak termasuk potongan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya dari pos Ikan salem (salmonidae), tidak termasuk hati dan telur : Ikan trout ( Salmo trutta, Oncorhynchus 5 mykiss, Oncorhynchus clarki, Oncorhynchus aguabonita, Oncorhynchus gilae, Oncorhyncus apache dan Oncorhynchus chrysogaster ) Ikan salem Pacific ( Oncorhynchus nerka, 5 Oncorhynchus gorbuscha, Oncorhynchus keta, Oncorhynchus tschawytscha, Oncorhynchus kisutc, oncorhynchus masou dan Oncorhynchus rhodurus),ikan salem Atlantik (Salmo salar) dan ikan salem danube (Hucho hucho) Lain-lain 5 -Ikan pipih ( Pleuronectidae, Bothidae, 5

14 Cynoglossidae, Soleidae, Scophthalmidae dan Citharidae), tidak termasuk hati dan telur : Ikan halibut (Reinhardtius hippoglossoides, 5 Hippoglossus hippoglossus, Hippoglossus stenolepis) Ikan plaice (Pleuronectes platessa) Ikan sole (solea spp.) Lain-lain 5 -Ikan tuna (dari genus Thunnus),skipjack atau stripe-bellied bonito (Euthynnus (Katsuwonus) pelamis), tidak termasuk hati dan telur : Ikan albacore atau tuna bersirip panjang 5 (Thunnus alalunga) Ikan tuna bersirip kuning ( Thunnus albaca- 5 res ) Ikan skipjack atau stripe-bellied bonito Ikan tuna bermata besar (Thunnus obesus) Ikan tuna bersirip biru ( Thunnus thynnus) Ikan tuna bersirip biru dari Selatan 5 (Thunnus maccoyii) Lain-lain Ikan herring (Clupea harengus, Clupea palla- 5 sii), tidak termasuk hati dan telur Ikan cod ( Gadus morhua, gadus ogac, gadus 5 macrocephalus),tidak termasuk hati dan telur -Ikan lainnya, tidak termasuk hati dan telur: Ikan sarden (Sardina pilchardus, Sardinops 5 spp.), sardinella (Sardinella spp.), brisling atau sprat (Sprattus sprattus) Ikan haddock (Melanogrammus aeglefinus) Coalfish (Pollachius virens) Ikan mackerel ( Scomber scombrus, Scomber 5 australasicus, Scomber japonicus) Dogfish dan hiu lainnya Belut (Anguilla spp.) Lain-lain : Ikan laut : Ikan kerapu Lain-lain Ikan air tawar: Tilapia Lain-lain Hati dan telur : Hati Telur Ikan, beku,tidak termasuk potongan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya dari pos Ikan salem Pasifik ( Oncorhynchus nerka, Oncorhynchus gorbuscha, Oncorhynchus keta, Oncorhynchus tschawytscha, Oncorhynchus kisutch, Oncorhynchus masou dan Oncorhynchus rhodurus), tidak termasuk hati dan telur : Ikan salem sockeye (Ikan Salem merah) 5 6

15 (Oncorhyncus nerka) Lain-lain 5 -Ikan salem lainnya, tidak termasuk hati dan telur : Ikan trout ( Salmo trutta, Oncorhynchus 5 mykiss, Oncorhynchus clarki, Oncorhynchus aguabonita,oncorhynchus gilae, Oncorhynchus apache dan Oncorhynchus chrysogaster) Ikan salem Atlantik (Salmo salar) dan ikan 5 salem Danube (Hucho hucho) Lain-lain 5 -Ikan pipih ( Pleuronectidae, Bothidae, Cynoglossidae, Soleidae, Scophthalmidae dan Citharidae), tidak termasuk hati dan telur : Ikan halibut (Reinhardtius hippoglossoides, 5 Hippoglossus hippoglossus, Hippoglossus stenolepis) Ikan plaice (Pleuronectes platessa) Ikan sole (Solea spp.) Lain-lain 5 -Ikan tuna ( dari genus Thunnus ), skipjack atau stripe-bellied bonito ((Euthynnus(Katsuwonus) pelamis), tidak termasuk hati dan telur : Ikan albacore atau tuna bersirip panjang 5 (Thunnus alalunga) Ikan tuna bersirip kuning ( Thunnus albaca- 5 res ) Ikan skipjack atau stripe-bellied bonito 5 7

16 Ikan tuna bermata besar (Thunnus obesus) Ikan tuna bersirip biru (Thunnus thynnus) Ikan tuna bersirip biru dari selatan 5 (Thunnus maccoyii) Lain-lain Ikan herring (Clupea harengus, Clupea palla- 5 sii), tidak termasuk hati dan telur Ikan cod ( Gadus morhua, Gadus ogac, Gadus 5 macrocephalus),tidak termasuk hati dan telur -Ikan lainnya, tidak termasuk hati dan telur : Ikan sarden ( Sardina pilchardus, Sardinop 5 spp.), sardinella (Sardinella spp.), brisling atau sprats (Sprattus sprattus) Ikan haddock (Melanogrammus aeglefinus) Coalfish (Pollachius virens) Ikan mackarel ( Scomber scombrus, Scomber 5 australasicus, Scomber japonicus) Dogfish dan hiu lainnya Belut (Anguilla spp.) Ikan bass laut ( Dicentrarchus labrax, 5 Dicentrarchus punctatus) Ikan hake (Merluccius spp., Urophicis spp.) Lain-lain : Ikan laut: Ikan kerapu Lain-lain Ikan air tawar: Tilapia Lain-lain Hati dan telur : Hati Telur Potongan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya ( dicincang maupun tidak ), segar, dingin atau beku Segar atau dingin Potongan ikan tanpa tulang, beku Lain-lain Ikan, kering, asin atau dalam air garam; ikan diasapi, dimasak maupun tidak sebelum atau selama proses pengasapan; tepung, tepung kasar dan pellet dari ikan yang layak untuk dikonsumsi manusia Tepung, tepung kasar dan pellet dari ikan 0 yang layak untuk dikonsumsi manusia Hati dan telur, kering, diasapi, asin atau 5 dalam air garam. 8

17 Potongan ikan tanpa tulang, kering, diasin 5 atau dalam air garam, tetapi tidak diasapi -Ikan diasapi, termasuk potongan ikan tanpa tulang : Ikan salem Pasifik ( Oncorhynchus nerka, 5 Oncorhynchus gorbuscha, Oncorhynchus keta, Oncorhynchus tsawyttscha, Oncorhynchus kisutch,oncorhynchus masou dan Oncorhynchus rhodurus),ikan salem Atlantic (Salmo salar) dan ikan salem Danube ( Hucho hucho ) Ikan herring (Clupea harengus, Clupea pal- 5 lasii) Lain-lain 5 -Ikan kering, asin maupun tidak tetapi tidak diasapi : Ikan cod ( Gadus morhua, Gadus Ogac, Gadus 5 macrocephalus ) Lain-lain : Sirip ikan hiu Lain-lain: Ikan teri Lain-lain 5 -Ikan, asin tetapi tidak kering atau tidak diasapi dan ikan dalam air garam : Ikan herring ( Clupea harengus, Clupea pal- 5 lasii) Ikan cod ( Gadus morhua, Gadus ogac, Gadus 5 macrocephalus) Ikan anchovies (Engraulis spp.) Lain-lain : Ikan teri Lain-lain Krustasea, berkulit maupun tidak, hidup, segar, dingin, beku, kering, asin atau dalam air garam; krustasea, berkulit, dikukus atau direbus, dingin, beku, kering, diasin atau dalam air garam maupun tidak; tepung, tepung kasar dan pellet dari krustasea, layak untuk dikonsumsi manusia. -Beku : Lobster karang dan udang laut besar lainnya 5 (Palinurus spp., Panulirus spp.,jasus spp.) Lobster (Homarus spp.) Udang kecil dan udang biasa Kepiting Lain-lain, termasuk tepung,tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia : Udang sungai Lain-lain 5 -Tidak beku : lobster karang dan udang laut besar lainnya (Palinurus spp.,panulirus spp., Jasus spp): 9

18 Bibit Lain-lain, hidup Segar atau dingin Lain-lain Lobster (Homarus spp.) : Bibit Lain-lain, hidup Segar atau dingin Dikeringkan Lain-lain Udang kecil dan udang biasa : Bibit Lain-lain, hidup Segar atau dingin Dikeringkan Lain-lain Kepiting : Hidup Segar atau dingin Lain-lain Lain-lain, termasuk tepung,tepung kasar dan pellet dari udang-udangan, layak untuk dikonsumsi manusia : Hidup Segar atau dingin Lain-lain Moluska, berkulit maupun tidak, hidup, segar, dingin, beku, kering, asin atau dalam air garam; invertebrata air selain krustasea dan moluska, hidup, segar, dingin, beku, kering, asin atau dalam air garam; tepung, tepung kasar dan pellet dari invertebrata air selain krustasea, layak untuk dikonsumsi manusia Tiram : Hidup Segar, dingin atau beku Kering, asin atau dalam air garam 5 -Kerang, termasuk kerang ratu, dari genera Pecten, Chlamys atau Placopecten : Hidup, segar atau dingin: Hidup Segar atau dingin Lain-lain : Beku Kering, asin atau dalam air garam 5 -Remis (Mytillus spp., Perna spp.): Hidup, segar atau dingin : Hidup Segar atau dingin Lain-lain : Beku 5 10

19 Kering, asin atau dalam air garam 5 -Cumi-cumi ( Sepia officinalis, Rossia macrosoma, Sepiola spp.) dan sotong (Ommastrephes spp., Loligo spp., Nototodarus spp., Sepioteuthis spp.) : Hidup, segar atau dingin : Hidup Segar atau dingin Lain-lain : Beku Kering, asin atau dalam air garam 5 -Gurita (Octopus spp.) : Hidup, segar atau dingin : Hidup Segar atau dingin Lain-lain : Beku Kering, asin atau dalam air garam Siput, selain siput laut : Hidup Segar, dingin atau beku Kering, asin atau dalam air garam 5 -Lain-lain, termasuk tepung, tepung kasar dan pellet dari invertebrata air selain krustasea, layak untuk dikonsumsi manusia : Hidup, segar atau dingin : Hidup Segar atau dingin Lain-lain : Beku Teripang, kering, diasin atau dalam air 5 garam Lain-lain: Ubur-ubur Lain-lain Susu dan kepala susu, tidak dipekatkan maupun tidak mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya Dengan kandungan lemak tidak melebihi 1 % 5 menurut beratnya Dengan kandungan lemak melebihi 1 % tetapi 5 tidak melebihi 6 % menurut beratnya Dengan kandungan lemak, melebihi 6 % menurut 5 beratnya Whey, dipekatkan atau mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya maupun tidak; produk terdiri dari susu alam sebagai unsur utama, mengandung tambahan gula, bahan pemanis lainnya maupun tidak, tidak dirinci atau termasuk dalam pos lainnya Whey dan whey yang dimodifikasi, dipekatkan atau mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya maupun tidak : 11

20 --Layak untuk dikonsumsi manusia : Whey Lain-lain 5 --Layak untuk makanan hewan : Whey Lain-lain Lain-lain : Dipekatkan, diberi bahan pemanis, dengan 5 tambahan bahan pengawet, atau dalam kemasan kaleng yang disegel rapat Lain-lain Keju dan dadih susu Keju segar (tidak dimasak atau tidak diawet- 5 kan) termasuk keju whey dan dadih susu Keju parut dan keju bubuk, dari semua jenis: Dalam kemasan dengan berat kotor melebihi 5 20 kg Lain-lain Keju olahan, bukan parutan atau bubuk Keju blue veined Keju lainnya Telur unggas berkulit, segar, diawetkan atau dimasak. -Untuk ditetaskan : Telur ayam Telur bebek Lain-lain 0 -Lain-lain : Telur ayam Telur bebek Lain-lain Telur unggas, tanpa kulit, dan kuning telur, segar, kering, dikukus atau direbus, dibentuk, beku atau diawetkan secara lain, mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya maupun tidak. -Kuning telur : Kering Lain-lain 5 -Lain-lain : Kering Lain-lain Madu alam Produk yang dapat dimakan berasal dari hewan, tidak dirinci atau termasuk dalam pos lainnya Sarang burung Lain-lain Rambut manusia, tidak dikerjakan, dicuci atau 5 12

21 digosok maupun tidak; sisa rambut manusia Bulu atau bulu kasar dari babi, babi ternak dan babi hutan; bulu berang-berang dan bulu binatang lainnya yang dapat dibuat sikat;sisa dari bulu atau bulu kasar semacam itu Bulu dan bulu kasar serta sisanya dari babi, 5 babi ternak dan babi hutan Lain-lain Bulu kuda dan sisa bulu kuda, disiapkan atau 5 tidak sebagai suatu lapisan dengan atau tanpa bahan pembantu Usus, kandung kemih dan lambung binatang 5 (selain ikan), utuh dan potongannya, segar, dingin, beku, asin, dalam air garam, kering atau diasapi Kulit dan bagian lainnya dari unggas, masih berbulu atau berbulu halus, bulu unggas dan bagiannya ( pinggirannya dipangkas maupun tidak) dan bulu halus, tidak dikerjakan lebih lanjut selain dibersihkan, disuci-hamakan atau dikerjakan untuk pengawetan; bubuk dan sisa dari bulu atau bagiannya Bulu unggas dari jenis yang digunakan untuk bahan pengisi; bulu halus : Bulu bebek Lain-lain Lain-lain : Bulu bebek Lain-lain Tulang dan teras tanduk, tidak dikerjakan, dihilangkan lemaknya, dikerjakan secara sederhana ( tetapi tidak dipotong menjadi berbentuk), dikerjakan dengan asam atau dihilangkan gelatinnya; bubuk dan sisa dari produk tersebut Osein dan tulang dikerjakan dengan asam Lain-lain Gading, kulit kura-kura, whalebone dan whalebone hair, tanduk, tanduk bercabang, kuku (binatang sejenis kuda atau sapi), kuku burung, cakar burung dan paruh burung, tidak dikerjakan atau dikerjakan secara sederhana tetapi tidak dipotong menjadi berbentuk; 13

22 bubuk dan sisa dari produk tersebut Gading; bubuk gading dan sisanya : Cula badak; bubuk gading dan sisanya Lain-lain Lain-lain : Tanduk, tanduk bercabang, kuku ( binatang 5 sejenis kuda atau sapi), kuku burung, cakar burung dan paruh burung Kulit kura-kura Lain-lain Batu karang dan barang serupa itu, tidak dikerjakan atau dikerjakan secara sederhana tetapi tidak dikerjakan lebih lanjut; kulit moluska, krustasea atau binatang lunak berkulit dan cuttle-bone, tidak dikerjakan atau dikerjakan secara sederhana tetapi tidak dipotong menjadi berbentuk, bubuk dan sisanya Kulit moluska, krustasea atau binatang berkulit lunak Spons alam hewani Ambar, kastor, jebat dan kesturi; kantaridi; empedu, kering maupun tidak; kelenjar dan produk binatang lainnya yang digunakan dalam olahan produk farmasi, segar, dingin, beku atau diawetkan sementara secara lain Kantaridi Kesturi Lain-lain Produk hewani tidak dirinci atau termasuk dalam pos lain; binatang mati dari Bab 1 atau 3, tidak layak untuk dikonsumsi manusia. -Lain-lain : Mani dari binatang jenis lembu 0 -Lain-lain : Produk dari ikan atau krustasea, moluska atau invertebrata air lainnya; binatang mati dari Bab 3 : Binatang mati dari Bab Telur ikan Telur artemia Fish bladder Lain-lain Lain-lain : ---Mani dari binatang peliharaan : Dari babi, kambing atau biri-biri Lain-lain Telur ulat sutra Lain-lain 5 14

LAMPIRAN 1 Jadwal Komitmen Tarif Indonesia

LAMPIRAN 1 Jadwal Komitmen Tarif Indonesia LAMPIRAN 1 Jadwal Komitmen Tarif Indonesia NO 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. 1 0101.10.00.00 -Bibit 2 0101.90.00 -Lain-lain : 0101.90.30.00 --Kuda 0101.90.90.00 --Lain-lain 01.02 Binatang

Lebih terperinci

Section 2 Schedule of Indonesia. Column 1 Column 2 Column 3 Column 4 Column 5 Tariff item number

Section 2 Schedule of Indonesia. Column 1 Column 2 Column 3 Column 4 Column 5 Tariff item number Section 2 Schedule of Indonesia Column 1 Column 2 Column 3 Column 4 Column 5 Chapter 01 Live animals Bab 1 Binatang hidup 01.01 Live horses, asses, mules and hinnies. 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 274/MPP/Kep/6/99 TENTANG LARANGAN DAN PENGAWASAN IMPOR, DISTRIBUSI DAN PRODUKSI BARANG YANG TERCEMAR DIOXIN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

THE INDONESIAN TARIFF REDUCTION SCHEDULE UNDER AKFTA

THE INDONESIAN TARIFF REDUCTION SCHEDULE UNDER AKFTA THE INDONESIAN TARIFF REDUCTION SCHEDULE 2008-2012 UNDER AKFTA NO. 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 1 0101.10.00.00 -Bibit -Pure-bred breeding animals

Lebih terperinci

ANNEX 2 ATURAN KHUSUS PRODUK

ANNEX 2 ATURAN KHUSUS PRODUK pkumham.go ANNEX 2 ATURAN KHUSUS PRODUK AANZFTA Annex 2 2 ANNEX 2 ATURAN KHUSUS PRODUK Pendahuluan Annex 1. Untuk maksud-maksud penerjemahan sebagaimana tercantum dalam Annex ini: (a) (b) (c) chapter berarti

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Jadwal Komitmen Tarif Kamboja 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. 1 0101.10.00 -Bibit 0 NT-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0101.90 -Lain-lain: 0101.90.30 - - Kuda 0101.90.90 --Lain-lain

Lebih terperinci

HS CODE URAIAN BARANG DESCRIPTION OF GOODS MFN CEPT PPN

HS CODE URAIAN BARANG DESCRIPTION OF GOODS MFN CEPT PPN 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 0101.10.00.00 -Bibit -Pure-bred breeding animal 0 0 10-0101.90.00 -Lain-lain : -Other : 0101.90.30.00 --Kuda --Horses

Lebih terperinci

Bagian 2 Daftar Rincian Philipina. Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Nomor Tarif Barang

Bagian 2 Daftar Rincian Philipina. Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Nomor Tarif Barang Bagian 2 Daftar Rincian Philipina Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. 0101.10 - Bibit 0101.10 10 - - - Kuda 0101.10 20 - - - Keledai, bagal dan hinnie

Lebih terperinci

Bagian 2 Jadwal Komitmen Kerajaan Kamboja

Bagian 2 Jadwal Komitmen Kerajaan Kamboja Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Nomor Tarif Barang Bab 1 Binatang Hidup 01,01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Uraian Barang Tarif Dasar Kategori Keterangan 0101,10 -Bibit A 0101,90 -Lain-lain:

Lebih terperinci

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 1 0101.10.00.00 -Bibit -Pure-bred breeding animals 0 0101.90.00 -Lain-lain : -Other : 2 0101.90.30.00 --Kuda --Horses

Lebih terperinci

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. 1 0101.10.00.00 -Bibit -Pure-bred breeding animals 0 0101.90.00 -Lain-lain : -Other : 2 0101.90.30.00 --Kuda --Horses

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PERMEN-KP/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PERMEN-KP/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PERMEN-KP/2017 TENTANG JENIS KOMODITAS WAJIB PERIKSA KARANTINA IKAN, MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Section 2. Schedule of the Kingdom of Thailand - Indonesia

Section 2. Schedule of the Kingdom of Thailand - Indonesia Section 2 Schedule of the Kingdom of Thailand - Indonesia Column 1 Column 3 Column 4 Column 6 Column 7 Tariff item Uraian Barang Base Rate Category Note number Chapter 1 Binatang Hidup 01,01 Kuda, keledai,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN RUMINANSIA DAN PRODUK TURUNANNYA YANG BERASAL DARI AMERIKA SERIKAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 96/KEP-BKIPM/2015

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 96/KEP-BKIPM/2015 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO.16, JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELP. : (021) 3519070 (HUNTING),

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 466/MPP/Kep/8/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 466/MPP/Kep/8/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 466/MPP/Kep/8/2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 757/MPP/Kep/12/2003 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA Nomor : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/5/2009 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR HEWAN BABI DAN PRODUK TURUNANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTER! KEUANGAN REPUBLK NDONESA SALN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLK NDONESA NOMOR 226/PMK.04/2015 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 155/PMK.04/2008 TENTANG PEMBERTAHUAN PABEAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran I : Daftar Hewan Dan Produk Hewan Yang Diatur Impornya 2. Lampiran

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M- DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita Negara R

2016, No Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M- DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan (Berita Negara R No.809, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Hewan dan Produk Hewan. Ekspor dan Impor. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/M-DAG/PER/5/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. - Kuda: - Horses: 1 0101.21.00.00 - - Bibit - - Pure-bred breeding animals 0-10 - 2 0101.29.00.00 - - Lain-lain - -

Lebih terperinci

Seksi 2 Daftar Rincian Jepang

Seksi 2 Daftar Rincian Jepang Column 1 Column 2 Column 3 Column 4 Column 5 Tariff item number Chapter 1 Satwa hidup Seksi 2 Daftar Rincian Jepang Description of goods 01.01 Kuda, keledai, anak kuda dan anak keledai hidup. Base Rate

Lebih terperinci

SOSIALISASI 2012 (BTKI 2012) PERBANDINGAN STRUKTUR KLASIFIKASI

SOSIALISASI 2012 (BTKI 2012) PERBANDINGAN STRUKTUR KLASIFIKASI SOSIALISASI BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA 2012 (BTKI 2012) PERBANDINGAN STRUKTUR KLASIFIKASI CONTOH PERUBAHAN CATATAN Catatan Subpos HS 2007 HS 2012 1. Untuk keperluan subpos 1701.11 dan 1701.12, istilah

Lebih terperinci

Daftar LARTAS Komoditi Wajib Periksa Karantina Ikan

Daftar LARTAS Komoditi Wajib Periksa Karantina Ikan Daftar LARTAS Komoditi Wajib Periksa Karantina Ikan Sesuai BTKI 2012 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2011 1 0101.21.00.00 - - Bibit

Lebih terperinci

Page 1. Lampiran : Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 150 /KMK.01/2001 Tanggal : 29 MARET 2001

Page 1. Lampiran : Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 150 /KMK.01/2001 Tanggal : 29 MARET 2001 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnies, hidup. Live horses, asses, mules and hinnies. -Kuda : -Horses : 1 0101.11.000 --Bibit --Pure-bred breeding animals 0 0 0 0101.19 --Lain-lain : --Other : 2 0101.19.100

Lebih terperinci

--Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, segar atau dingin : Dari bebek Dari angsa atau ayam guinea

--Tidak dipotong menjadi bagian-bagian, segar atau dingin : Dari bebek Dari angsa atau ayam guinea (e) Lao PDR: NO. KODE HS URAIAN BARANG 1 0103.92.00 --Berat 50 kg atau lebih 2 0105.99 --Lain-lain : 0105.99.20 ---Bebek lainnya 0105.99.40 ---Angsa, kalkun dan ayam guinea lainnya 3 0106.20.00 -Binatang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/KEPMEN -KP/2014 TENTANG PEMBERLAKUAN PENERAPAN STANDAR INDONESIA PRODUK PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 59/ M-DAG/ PER/8/2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 51/Permentan/OT.140/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK YANG DAPAT DIMASUKKAN KE WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA No POS

Lebih terperinci

MENTER' KEllANGAH IlEPlAlllK INDONESIA SAUNAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20B/PMK.Oll/2012 TENTANG

MENTER' KEllANGAH IlEPlAlllK INDONESIA SAUNAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20B/PMK.Oll/2012 TENTANG ~, MENTER' KEllANGAH IlEPlAlllK INDONESIA SAUNAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20B/PMK.Oll/2012 TENTANG PENETAPAN TARIF' SEA MA$UK DALAM RANGKA ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (ATIGAI

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: KESATU : Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan

- 2 - MEMUTUSKAN: KESATU : Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN MOR 31/KEPDJP2HP/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN MOR 125/KEPDJP2HP/2014

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN PiEPUBLIK!NDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN PiEPUBLIK!NDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN PiEPUBLIK!NDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.010/2017 TENT ANG PENETAPAN TARIF.BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 591 /PMK.010/ TENTANG PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHUN 2005-2010 UNTUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK, DAN BESI-BAJA

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

JENIS HEWAN DAN PRODUK HEWAN YANG DAPAT DIIMPOR MENGGUNAKAN PENETAPAN SEBAGAI IMPORTIR TERDAFTAR HEWAN DAN PRODUK HEWAN DAN PERSETUJUAN IMPOR

JENIS HEWAN DAN PRODUK HEWAN YANG DAPAT DIIMPOR MENGGUNAKAN PENETAPAN SEBAGAI IMPORTIR TERDAFTAR HEWAN DAN PRODUK HEWAN DAN PERSETUJUAN IMPOR 19 2013, No.848 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. NOMOR 22/M-DAG/PER/5/2013 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN JENIS HEWAN DAN PRODUK HEWAN YANG DAPAT DIIMPOR MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TENTANG KETENTUAN IMPOR DAN EKSPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Org

2016, No Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Org No1208, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMDAG Hewan Produk Hewan Ekspor dan Impor PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/M-DAG/PER/8/2016 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR HEWAN

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK IN\)ONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK IN\)ONESIA SALIN AN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK IN\)ONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK. 010/2018. TENTANG PENETAPAN TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN-JAPAN COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : KEP.025/DJ-P2HP/2012

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : KEP.025/DJ-P2HP/2012 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN MOR : KEP.025/DJ-P2HP/2012 TENTANG PENETAPAN JENIS-JENIS HASIL PERIKANAN YANG DAPAT DIMASUKKAN KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108/PMK.011/2013 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK CASING DAN TUBING

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 149/PMK.03/2011 TENTANG SENSUS PAJAK NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN MAKANAN 2

PERSIAPAN BAHAN MAKANAN 2 PERSIAPAN BAHAN MAKANAN 2 Produk Pangan Hewani Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Outline Daging Unggas Seafood Telur Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui pentingnya proses persiapan bahan sebelum

Lebih terperinci

Uraian Barang Tarif Dasar Kategori Catatan Chapter 1 Binatang Hidup Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. A

Uraian Barang Tarif Dasar Kategori Catatan Chapter 1 Binatang Hidup Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. A Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Nomer pos tarif Uraian Barang Tarif Dasar Kategori Catatan Chapter 1 Binatang Hidup 01.01 Kuda, keledai, bagal dan hinnie, hidup. 01.02 Binatang jenis lembu, hidup.

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA. S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA. S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTER! KEUANGAN REPUBUK INDONESIA S.t\..LINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/PMK.010/2017 TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan.

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan. Penggolongan Hewan Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang biak Cara bergerak Penutup tubuh Tumbuhan Darat Beranak Berjalan Rambut Daging Air Bertelur Terbang Bulu Segala Amfibi Melompat Sisik Berenang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI SURAT KETERANGAN ASAL BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Mengingat : a. bahwa untuk menjamin ketersediaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/MPP/Kep/1/1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/MPP/Kep/1/1998 TENTANG Page 1 of 5 KEPUTUSAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 25/MPP/Kep/1/1998 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 230/MPP/Kep/7/97 TENTANG BARANG YANG DIATUR TATA NIAGA IMPORNYA SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN JENIS BARANG EKSPOR TERTENTU DAN BESARAN TARIF PUNGUTAN EKSPOR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN JENIS BARANG EKSPOR TERTENTU DAN BESARAN TARIF PUNGUTAN EKSPOR SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN JENIS BARANG TERTENTU DAN BESARAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (3) dan

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK!NDONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK!NDONESIA SALIN AN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK!NDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO MOR 26/PMK.010/ TENT ANG PENETAPAN TARIF.BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN-CHINA FREE TR.Ji.DE AREA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PREFACE SAMBUTAN. Jakarta, May 2012 Director General of Fishery Product Processing and Marketing

PREFACE SAMBUTAN. Jakarta, May 2012 Director General of Fishery Product Processing and Marketing SAMBUTAN PREFACE Buku Statistik Ekspor dan Impor Hasil Perikanan Indonesia Tahun, merupakan buku tahun ketujuh, yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Salah satu

Lebih terperinci

2017, No penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum, perlu melakukan penyesuai

2017, No penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum, perlu melakukan penyesuai BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1464, 2017 KEMENKEU. Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai. Ternak dan Pakan Ikan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 1996 PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR TAHUN 199 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR TAHUN 1991 TENTANG RETRIBUSI PANGKALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN

Lebih terperinci

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 51/Permentan/OT.140/9/2011 TENTANG REKOMENDASI PERSETUJUAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH DAN/ATAU BIBIT TERNAK KE DALAM DAN KE LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05 Setiap tipe darah akan mengidentifikasikan unsur-unsur asing yang masuk ke dalam tubuh dan menandainya sebagai teman atau musuh. Begitu juga dengan makanan yang diidentifikasi melalui lektin (protein yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98. Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98. Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN G/SPS/N/IDN/4 REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98 Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

SOSIALISASI BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA 2012 (BTKI 2012)

SOSIALISASI BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA 2012 (BTKI 2012) SOSIALISASI BUKU TARIF KEPABEANAN INDONESIA 2012 (BTKI 2012) MATERI SOSIALISASI PENDAHULUAN AMANDEMEN HS REVISI AHTN SUB POS NASIONAL BTKI 2012 PENDAHULUAN BTKI 2012 adalah pengganti Buku Tarif Bea Masuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESJA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.010/2017

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESJA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.010/2017 MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESJA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.010/2017 TENT ANG PENETAPAN TA RIF.BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Bab 2 Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menggolongkan hewan berdasarkan persamaan ciri-cirinya, misalnya berdasarkan jumlah kaki, cara bergerak, jenis makanan,

Lebih terperinci

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU BIDANG TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008 BIDANG 1. Pengembangan tanaman pangan a. Pertanian Padi 01111 Industri

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26/M-DAG/PER/6/2010 NOMOR : PB.01/MEN/2010 TENTANG LARANGAN SEMENTARA IMPOR UDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Bab 4 P E T E R N A K A N

Bab 4 P E T E R N A K A N Bab 4 P E T E R N A K A N Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak utama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI SUMBAWA, Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS TERNAK DAN ATAU BAHAN ASAL TERNAK BUPATI SUMBAWA, a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 978, 2013 KEMENKEU. Bea Masuk. Impor. Canai Lantaian. Pengenaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137.1/PMK.011/2014 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 751/MPP/Kep/11/2002 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN, PETERNAKAN DAN PEMOTONGAN HEWAN

NO SERI. E PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN, PETERNAKAN DAN PEMOTONGAN HEWAN LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 40 2003 SERI. E PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN, PETERNAKAN DAN PEMOTONGAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TUNA DALAM KEMASAN KALENG DAN STANDAR NASIONAL INDONESIA SARDEN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI RUMAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 267/PMK.010/2015 tentang Kriteria dan/atau Rincian Ternak, Bahan Pakan untuk Pembuatan Pa

2016, No Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 267/PMK.010/2015 tentang Kriteria dan/atau Rincian Ternak, Bahan Pakan untuk Pembuatan Pa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2016 KEMENKEU. Pajak Pertambahan Nilai. Pengenaan. Ternak dan Bahan Pakan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2016 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.010/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.010/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.010/2015 TENTANG PENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR PRODUK I DAN H SECTION DARI

Lebih terperinci

TENTANG LARANGAN IMPOR UDANG SPESIES TERTENTU KE WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG LARANGAN IMPOR UDANG SPESIES TERTENTU KE WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 52/M-DAG/PER/12/2010 NOMOR: PB. 02/MEN/2010 TENTANG LARANGAN IMPOR UDANG SPESIES TERTENTU

Lebih terperinci

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 443/MPP/KEP/5/2002 TANGGAL 24 MEI 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 558/MPP/KEP/12/1998

Lebih terperinci

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB

01.3 Susu kental dan analognya (plain) CPPB Krim yang digumpalkan (plain) CPPB Krim analog CPPB 2013, 556 8 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN GAS UNTUK KEMASAN 1. Karbon dioksida

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3098 /KM.4/2008 TENTANG PENETAPAN HARGA EKSPOR UNTUK PENGHITUNGAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 482 /KM.4/2009 TENTANG PENETAPAN HARGA EKSPOR UNTUK PENGHITUNGAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH

Lebih terperinci

LAMUN. Project Seagrass. projectseagrass.org

LAMUN. Project Seagrass. projectseagrass.org LAMUN Project Seagrass Apa itu lamun? Lamun bukan rumput laut (ganggang laut), tetapi merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal yang terlindung di sepanjang pantai. Lamun memiliki daun

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH ix Tinjauan Mata Kuliah A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MATA KULIAH Mata kuliah PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL PETERNAKAN ditujukan: (1) untuk mengenal dan memahami macammacam sumber hasil peternakan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I NOMOR 294/MPP/KEP/10/2001 TANGGAL 8 OKTOBER 2001 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR 146/MPP/KEP/4/1999 DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.969, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk Anti Dumping. Impor. Canai Lantaian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.011/2012 TENTANG PENGENAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 711/MPP/Kep/12/2003 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA CANAI LANTAIAN DAN PRODUK BAJA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 NOMOR 3 TAHUN 2003 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 NOMOR 3 TAHUN 2003 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 6 TAHUN : 2003 SERI : B NOMOR : 1 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi PENGANTAR ILMU PERIKANAN Riza Rahman Hakim, S.Pi Bumi Yang Biru begitu Kecilnya dibandingkan Matahari Bumi, Planet Biru di antara Planet lain The Blue Planet 72 % Ocean and 28 % Land Laut Dalam Al Qur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/Permentan/OT.140/3/2010 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2017 /KM.4/2009 TENTANG PENETAPAN HARGA EKSPOR UNTUK PENGHITUNGAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2016, No dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.011/2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 1 April 2016; c. bahwa berdasarkan ketentua

2016, No dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.011/2013 dan berlaku sampai dengan tanggal 1 April 2016; c. bahwa berdasarkan ketentua No. 488, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. HRP. Bea Masuk. Anti Dumping. Tiongkok, Singapura, dan Ukraina. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PMK.010/2016 TENTANG PENGENAAN

Lebih terperinci

Market Intelligence. HS0302 Fish, Fresh or Chilled

Market Intelligence. HS0302 Fish, Fresh or Chilled Market Intelligence HS0302 Fish, Fresh or Chilled ITPC Osaka 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II POTENSI PRODUK HS0302 DI PASAR JEPANG 10 2.1 Karakteristik Produk HS 0302 di Pasar Jepang 10 2.2

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G SALINAN NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMERIKSAAN HEWAN TERNAK, HASIL TERNAK DAN HASIL

Lebih terperinci