OBJEK, TEMA, SIMBOL DAN FAKTOR PENDUKUNG FOTO HUMAN INTEREST. Triyono Widodo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OBJEK, TEMA, SIMBOL DAN FAKTOR PENDUKUNG FOTO HUMAN INTEREST. Triyono Widodo"

Transkripsi

1 OBJEK, TEMA, SIMBOL DAN FAKTOR PENDUKUNG FOTO HUMAN INTEREST Triyono Widodo Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstrak: Foto human interest lebih menekankan aspek cerita yang simbolik dari pada keindahan visual, tidak mengejar peristiwa yang baru. Objek foto human interest dapat berwujud setiap benda, setiap keadaan dan setiap pemandangan; tema dan makna simboliknya dapat diungkapkan melalui kesan-kesan psikologis yang ditimbulkan oleh objek-objeknya. Faktorfaktor yang mendukung kualitas foto human interest antara lain dapat berupa: unsur universal; kewajaran sikap objek; keaslian, keunikan kehidupan; teknik dan artistik. Kata-kata kunci: Objek, tema, simbol, pendukung, foto human interest. Abstract: human of interest Photography has more emphasize aspect of symbolic story rather than at beauty of visual, do not pursue event which really new. Object photograph human of interest can be extant every object, every circumstance and every view; It s symbolic meaning and theme can be gone through psychological impressions generated by its object. Factors supporting quality photograph human of interest for example: universal; equity of object attitude; authenticity, uniqueness of life; technique and artistic. Keywords: Object, theme, symbol, supporter, photograph human interest. 1

2 Secara umum, fungsi fotografi di samping sebagai media perekaman, juga sebagai media jenis karya fotografi yang temanya lebih menitik beratkan pada aspek-aspek kemanusiaan. ekspresi atau media Melalui karya foto tersebut, pengungkapan ide tertentu bagi fotografer dalam menyampaikan fotografernya, serta untuk sarana nilai-nilai kemanusiaan berkomunikasi. Oleh karena itu, karya fotografi dapat dipandang hanya sebagai hasil perekaman tentang suatu objek, dan menggunakan bahasa rupa, antara lain berkenaan dengan objek, tema dan simbol. Oleh karena itu, tulisan ini adakalanya pula sebagai alat mengetengahkan tentang objek, komunikasi secara simbolik tentang pokok persoalan (tema) tema, dan simbol, serta faktorfaktor apa saja yang diperlukan tertentu dengan memanfaatkan untuk mendukung karya-karya objeknya untuk mengungkapkan makna tertentu secara simbolis. foto human interest yang dinilai berhasil. Agar tulisan ini Berdasarkan tujuan-tujuan terfokus, terlebih dahulu berkarya fotografi dan jenisnya, dikemukakan pengertian tentang ada yang dapat dikelompokkan sebagai foto human interest. Pada umumnya, foto human interest ada yang mengartikan sebagai fotografi dan interest. foto human 2

3 FOTOGRAFI DAN FOTO HUMAN INTEREST dengan menggunakan media yang berwujud cahaya yang direkam pada suatu permukaan yang peka Fotografi Secara umum, pengertian fotografi adalah seni dan proses menghasilan gambar dengan cahaya, dengan alat utama berupa lensa yang berada di dalam ruang kedap cahaya yang disebut kamera. cahaya pada film atau permukaan Dikemukakan Feininger yang dipekakan, demikian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 244). Kata fotografi dapat diartikan sebagai kegiatan menggambar atau melukis dengan cahaya, dan sebenarnya semua fotografi dapat dilihat sebagai kegiatan melukis dengan cahaya, demikian pendapat Worobiec (2003:90). Dari keterangan tersebut, dapat ditarik suatu pengertian bahwa, aktivitas berkarya fotografi pada dasarnya adalah kegiatan berkarya seni (1998:1) bahwa, fotografi adalah bahasa gambar. Berbeda dengan bahasa yang berupa kata-kata yang diungkapkan atau ditulis, fotografi merupakan bentuk komunikasi yang dapat atau lebih mudah dipahami di seluruh dunia. Tujuan yang hakiki dari fotografi ialah komunikasi. Tidak banyak orang membuat gambar hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Dari pendapat Feininger tersebut, dapat diartikan bahwa, fotografi merupakan salah satu 3

4 alat untuk berkomunikasi antara fotografer dengan orang lain yaitu pengamat atau apresiator, oleh karena itu, fotografi tidak semata-mata sebagai alat untuk merekam objek foto untuk memenuhi rasa keindahan. Pengertian human interest dalam lingkup fotografi menurut Soelarko (1975:9) adalah apabila suatu karya fotografi yang lebih menekankan pada aspek ceritanya dari pada aspek keindahan visualnya. Sebuah cerita yang mempunyai makna, Foto Human interest Jika ditinjau dari asal-usul kata, arti human interest menyampaikan sebuah pesan kepada pengamat, sehingga bagi orang yang peka terhadap (bahasa Inggris) adalah human amanahnya akan tersentuh berarti manusia, bersifat manusia, demikian menurut Echols dalam Kamus Inggris Indonesia (1984:306), sedangkan interest berarti perhatian, minat; hatinya atau merasa terharu. Dari pendapat Soelarko tersebut, dapat diartikan bahwa, nilai foto human interest lebih ditekankan pada aspek yang berada di balik kepentingan; berminat pada; apa yang tampak (tersirat) dari menarik perhatian, Echols dalam pada aspek yang tampak, dalam Kamus Inggris Indonesia hal ini hasil rekaman mengenai (1984:327). objek atau benda yang difoto (tersurat, visual). 4

5 Penyajian tentang aspek aspek Tujuan Foto Human interest Berdasarkan pengertian foto human interest, yaitu suatu karya fotografi yang lebih menekankan pada aspek ceritanya terutama yang berkenaan dengan manusia, maka tujuan foto human interest adalah berkarya fotografi yang lebih diarahkan untuk menggambarkan adegan-adegan kehidupan manusia di dalam aktivitas hidupnya sehari-hari. Dikemukakan Soelarso (1975:9) bahwa, foto-foto yang menyajikan kehidupan manusia sehari-hari, atau yang dapat menimbulkan asosiasi dengan kehidupan manusia, dapat dimasukkan ke dalam kategori foto human interest. kehidupan manusia dalam fotografi human interest lebih dekat dengan reportasi, pada dasarnya foto human interest juga reportasi, akan tetapi bukan untuk kepentingan pemberitaan sebagai news. Dalam reportasi human interest, titik tolaknya adalah kemanusiaan dan human relations, sedangkan dalam fotofoto berita (bukan foto human interest) yang dikemukakan lebih ditekankan pada aspek aktualitas, kehangatan dari suatu peristiwa. Sebagai contoh, dalam fotografi human interest dapat menampilkan aktivitas kehidupan dari salah satu kelompok masyarakat pedalaman yang tingkat kehidupannya relatif tertinggal dengan kelompok 5

6 masyarakat lainnya di Indonesia. atau sasaran untuk diteliti, diperhatikan dan sebagainya, Fotografer dapat merekam apaapa yang ada pada kelompok demikian penjelasan dalam masyarakat yang masih tertinggal tersebut, antara lain yaitu mengenai tata-cara atau adat istiadat dalam kehidupan mereka dalam bermasyarakat, misalnya bagaimana tata-cara mereka dalam berkomunikasi dengan sesamanya, bagaimana mereka Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 622). Dalam tulisan ini, yang dimaksud objek foto adalah benda baik yang berwujud manusia, binatang dan benda alam lainnya yang direkam melalui perangkat fotografi. Oleh karena itu, pengertian objek foto menyelenggarakan upacara lebih berkenaan dengan apa yang keagamaan/kepercayaan, perkawinan dan sebagainya. tampak, visual. terlihat, kongkrit atau Objek-objek dalam foto Objek, Tema dan Simbol tersebut merupakan rekaman objek yang menggambarkan dalam Foto Human Interest adegan tertentu tentang aktivitas Objek dalam Foto Human manusia, yang diangkat dari Interest kehidupannya sehari-hari. Secara umum, yang dimaksud Misalnya, di lokasi perumahan objek adalah hal, benda, perkara yang sedang dibangun, tampak yang menjadi pokok pembicaraan beberapa objek foto dapat 6

7 berupa manusia baik sebagai mandor/pengawas, tukang, kuli bangunan yang sedang pencahayaan yang mendukung, serta posisi tubuh dan ekspresi wajah yang menarik pada objek melaksanakan pekerjaannya yang difoto tersebut, tentulah masing-masing. Pada foto tersebut juga bisa dilengkapi oleh foto tersebut dapat menyebabkan munculnya penafsiran-penafsiran rekaman objek-objek lebih jauh atau pun dapat pendukungnya, misalnya berupa bangunan yang sedang dibangun beserta peralatan dan bahanbahan bangunan. Contoh fotografi human interest berfungsi sebagai simboli tertentu daripada sekedar objek dan adegan ibu yang sedang menggendong anaknya dalam cuaca hujan tersebut. lainnya, misalnya di saat hujan tampak sosok seorang ibu yang sedang menggendong anaknya yang masih balita sambil membawa payung. Objek dan Tema Interest dalam Foto Human adegan dalam foto tersebut merupakan hal yang lazim terjadi, namun jika objek dan adegan tersebut diambil melalui sudut pandang yang tepat, dengan Arti tema secara umum adalah pokok pikiran, dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai dasar mengarang dan sebagainya, demikian penjelasan dalam 7

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 921). Rathus dalam bukunya (1990:70) berpendapat bahwa, dapat menyampaikan sesuatu yang lebih jauh dari pada objek dan adegan dalam fotografi disebut tema. dalam seni rupa termasuk Berdasarkan penjelasan fotografi tentunya, tema dihasilkan melalui kesan-kesan psikologis akibat dari unsur-unsur fisiknya (titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, cahaya dsb.). tentang pengertian tema secara umum tersebut, maka yang dimaksud tema dalam foto human interest adalah berkaitan dengan kesan- kesan psikologis yang ditimbulkan oleh objek foto. Dalam fotografi Kesan-kesan psikologis tersebut dikemukakan Soelarko (1975:6) bahwa, setiap benda, setiap keadaan dan setiap pemandangan dapat dijadikan objek pemotretan. Ada objek yang dapat berkenaan dengan pokok pikiran, dasar cerita yang erat kaitannya dengan aspek hidup dan kehidupan manusia atau kemanusiaan. dimanfaatkan untuk Dikemukakan Soelarko menyampaikan suatu pokok persoalan (tema). Tiap-tiap adegan (yang dikesankan oleh objek atau objek-objek foto) yang (1988:85), bahwa semua adegan yang menggambarkan peri kehidupan manusia di dalam perjalanan hidupnya, dapat 8

9 dimasukkan ke dalam human interest. Hal-hal ini antara lain meliputi: Kehidupan di dalam hubungan dengan pekerjaan, misalnya: petani, buruh, sehingga bagi kebanyakan orang dianggap hal yang tidak menjadikan perhatian yang khusus. Dari adegan-adegan objek-objek tersebut diharapkan nelayan, pegawai. Kehidupan dapat menyiratkan, keluarga, misalnya: mengurus rumah tangga, mencuci pakaian, memancarkan emosional tentang aspek-aspek mencuci alat-alat dapur, mengasuh anak, menyusui anak, memberi makan, main-main manusiamanusia yang menjadi objek pemotretan tersebut. Kejadian sehari-hari, rutinitas dengan anak. Kehidupan pribadi, kegiatan manusia tidak dapat misalnya: mandi, mencuci rambut, belajar, makan. Kehidupan sosial, misalnya: upacara penganten, khitanan, festival, sembahyang massal. Pendapat Soelarko (1978:85) menyatakan, bahwa tema dalam foto human interest dapat berupa adegan-adegan biasa sehari-hari, dan begitu cepat berlalu, ditampilkan sebagai berita yang hangat (aktual), yang akan menarik perhatian manusia secara luas. Nilai dari foto-foto human interest bukan terletak pada keindahan aspek visualnya semata, akan tetapi lebih ditekankan pada keindahan, keasyikan ceritanya. Sebuah cerita, yang bermakna, dapat 9

10 menyampaikan sebuah pesan maknanya melalui perwujudan kepada pengamat, sehingga bagi orang yang sensitif terhadap amanahnya sebagai manusia, tentunya akan segera tersentuh hatinya dan bisa saja menjadi terharu. serta konteks sosial budaya dimana dan kapan karya tersebut diciptakan. Simbol adalah sesuatu atau semacam tanda yang memiliki makna lebih dari pada perwujudannya itu sendiri. Setiap unsur fisik karya seni rupa Simbol dalam Foto Human Interest merupakan tanda, demikian pendapat Rawson (19: 134). Oleh karena dalam proses Pengertian simbol atau lambang secara umum adalah sesuatu tanda (lukisan, lencana, dsb.) yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, demikian penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa penyampaian maksud mengenai pokok persoalan (tema) yang ada di benak fotografer diungkapkan dengan bahasa rupa secara simbolis (dengan cara melakukan proses simbolisasi atas obyek dan adegan tertentu), maka Indonesia ( 1990: 490). dimungkinkan dapat Secara teoretis, simbol pada karya seni rupa termasuk karya fotografi dapat diketahui memunculkan makna denotatif (makna yang sebenarnya, yang tampak, yang tersurat, yang 10

11 seperti bahasa sastra, akan tetapi harus disajikan dalam bentuk gambar- gambar. Oleh karena gambar-gambar itu harus diambil dari kejadian yang nyata, maka fotografer berupaya mencari visual) atas obyek dan adegan tersebut, dan dapat pula memunculkan berbagai macam makna konotatif (makna yang tersirat, kiasan, konsep) atas obyek dan adegan tersebut. Halhal tersebut antara lain erat berkaitan dengan berbagai faktor, faktor-faktor tersebut antara lain objek-objeknya (hal-hal, bendabenda, keadaan-keadaan) yang memungkinkan objek tersebut adalah: siapa yang mengasosiasikan/ dapat pesan menyampaikan suatu (tema) secara simbolis menginterpretasikan obyek dan sesuai dengan tujuan fotografer. adegan itu; serta di mana dan kapan obyek dan adegan simbolis itu berada (kontekstual). Faktor-faktor yang Diperlukan dalam Foto Human Interest Soelarko dalam tulisannya (1975:10) berpendapat bahwa, foto human interest juga dapat menimbulkan semacam bahasabahasa simbol. Karena sesuatu yang abstrak dalam cerita tidak Berikut ini dikemukakan beberapa faktor yang diperlukan agar suatu karya foto human interest dapat dinilai berkualitas baik, faktor-faktor tersebut antara dapat dilukiskan oleh kata-kata, lain adalah: Universalitas; 11

12 Kewajaran Sikap Objek; Keaslian, Keunikan Kehidupan; Teknik dan Artistik. Berikut ini dikemukakan siapapun yang melihatnya akan tersentuh hatinya, demikian pendapat fotografer bernama Agus Leonardus (1994: 63). beberapa faktor yang dinilai dapat mendukung fotografi human Kewajaran Sikap Objek interest agar bernilai baik. Dikemukakan oleh Agus Unsur Universal Secara umum, arti universal Leonardus (1994: 63) bahwa, kendala utama dalam adalah umum ( berlaku untuk memperoleh foto human interest semua orang atau untuk seluruh adalah kalau si objek tahu kalau dunia): bersifat (melingkupi) dirinya akan difoto, biasanya seluruh dunia, demikian mereka lalu salah tingkah penjelasan dalam Kamus Besar sehingga ekspresinya tidak Bahasa Indonesia (1990: 992). wajar. Untuk itu penggunaan Dalam bidang fotografi, objek dalam foto human interest jika disajikan secara baik, maka lensa tele akan sangat membantu, selain itu moment pemotretan juga memegang peranan penting akan dapat menampilkan nilai dan foto akan tampil dengan universal artinya, siapapun yang dijadikan objek dan lebih baik lagi jika disajikan 12

13 dalam komposisi serta teknik lighting yang baik. Dari pendapat Agus tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana pemotret dapat merekam aktivitas manusia secara alami, karena bagaimanapun yang dimaksud unik adalah tersendiri dalam bentuk atau jenisnya, lain daripada yang lain, tidak mempunyai persamaan dengan yang lain, demikian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 992 ). canggihnya peralatan fotografi Dalam bidang fotografi, Foto yang digunakan, nilai sebuah human interest ditekankan pada foto human interest tentu tidak akan dapat maksimal apabila penyajian unsur-unsur kehidupan yang dianggap asli, unik. objek yang direkamnya Misalnya dalam hal tata cara menampilkan adegan yang hidup yang belum mengalami dibuat-buat atau tidak alami. perubahan-perubahan jaman karena pengaruh atau akibat Keaslian, Keunikan Kehidupan Secara umum yang dimaksud asli adalah bukan salinan, yang dibawa sejak lahir atau sifat pembawaan, demikian penjelasan kebudayaan dan teknologi modern, demikian pendapat Soelarko (1978:88). Contoh adanya keaslian dan keunikan objek foto human interest antara dalam Kamus Besar Bahasa lain adakah, merekam aktivitas Indonesia (1990: 52), sedangkan salah satu suku bangsa yang ada 13

14 di Nusantara, contoh di Bali, misalnya upacara adat yang penting, dengan kata lain, bahwa jika ingin dinilai sebagai perkawinan, pemakaman, karya senifoto yang baik, maka kelahiran bayi dan sebagainya. dalam foto human interest Dengan mengangkat tema-tema tersebut, fotografer dapat merekam aktivitas yang ada di diharapkan pula memiliki nilai teknik dan artistik yang baik pula. Secara umum teknik berarti suku bangsa tersebut yang pengetahuan dan kepandaian memiliki keaslian dan keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan suku-suku bangsa yang lain di Nusantara ini. membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri; cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, Teknik dan Artistik Telah dikemukakan bahwa, demikian penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia foto human interest lebih menekankan pada aspek cerita dari pada aspek visualistis, namun foto human interest juga merupakan karya seni, maka nilai teknik dan artistik pada karya tersebut juga dinilai sebagai hal (1990: 915). Dengan demikian pengertian teknik dalam fotografi, berkaitan dengan penguasaan dalam menggunaan perangkat foto, baik yang utama maupun penunjang oleh fotografer. Sedangkan arti kata artistik secara 14

15 umum adalah mempunyai nilai seni; bersifat seni, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 50. Oleh sebagai seni foto yang baik, tentunya harus mengandung unsur-unsur artistik yang kuat karena itu, pengertian artistik pula. Demikian pula berkenaan dengan fotografi adalah pengajian foto yang dikemukakan oleh Agus Leonardus (1994: 63) bahwa, memiliki nilai seni yang baik, foto akan tampil dengan lebih dalam hal ini antara lain karya baik lagi jika disajikan dalam fotografi tersebut memenuhi komposisi serta teknik lighting prinsip-prinsip komposisi. Hal yang baik. tersebut seperti dikemukakan Soelarko (1988 :89) bahwa, foto human interest selain diharapkan memiliki sifat yang unik, namun keunikan saja tidak dapat membuat suatu foto menjadi senifoto yang baik, oleh karena Contoh-contoh Foto Human interest Berikut ini dikemukakan beberapa contoh karya fotografi yang dapat dikelompokkan sebagai karya foto human interest. itu fotografi human interest 15

16 Foto karya : Arief Bachtiar Judul : Tanpa Judul Sumber : Foto Indonesia, 1981, Tahun XIII,No.72, hal 33. Karya fotografi di atas menampilkan pemandangan alam di areal persawahan, di sana walaupun objek foto itu sendiri mewakili suatu kejadian biasa. Berdasarkan contoh karya tampak objek berwujud dua ekor fotografi yang menampilkan kerbau yang sedang digiring oleh seorang anak, yang disampaikan oleh fotografer sebagai pesan, objek pemandangan di areal persawahan tersebut, yaitu yang menampilkan objek berwujud bisa suatu pokok persoalan, pemandangan tersebut, dapat misalnya tentang: Ketentraman, bukan pemandangan sematamata. Ide yang tersirat dari karya fotografi ini adalah abstrak, yaitu ketentraman, dimanfaatkan sebagai bahasa simbolik, yaitu sebagai pengungkapan suatu pokok persoalan (tema) tentang: Ketentraman. 16

17 Ketentraman merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga sulit untuk dijelaskan dengan bahasa tulis fotografer memanfaatkan bahasa visual atau bahasa rupa dalam hal ini karya fotografi tersebut. maupun lesan, oleh karena itu Foto karya : Jhon F. Conn. USA Judul : Self-portrait of myself & my son. Sumber : Foto Indonesia, 1977, Nomor 51, Tahun IX, hal 55. Karya fotografi tersebut di kasih sayang merupakan suatu atas, menampilkan suatu adegan pengertian yang abstrak, maka seorang ayah yang sedang untuk mengungkapkannya, mendekap anaknya, idenya boleh fotografer perlu menggunakan jadi: Kasih Sayang. Dimungkinkan amanah yang tersirat dari foto tersebut tentang : Kasih sayang seorang ayah bahasa simbol. Simbol ini dapat mengambil kejadian sehari-hari sebagai peristiwa peristiwa. Berdasarkan contoh foto tersebut, terhadap anaknya. Oleh karena ayah dan anak adalah objek 17

18 fotografi, bentuk-bentuk manusia (ayah dan anak) dipergunakan untuk menyimbolkan suatu ide, yang mengangkat pokok persoalan (tema) tentang: Kasih Sayang. Foto karya : tanpa nama Judul : Hight Light Sumber : Foto Indonesia, 1978, Nomor 53, Tahun X, hal 39. Karya fotografi tersebut di Kasih Sayang Ibu, maka objekobjek tersebut dapat atas, berobjekan manusia (ibu dimanfaatkan sebagai simbol dan anak) serta payung, hal yang mendukung untuk tersebut merupakan apa yang menyatakan pokok persoalan tampak, yang sebenarnya, yang tersurat atau visual (denotatif). (tema). Karena secara kodrati, naluri seorang ibu akan Objek-objek tersebut dapat menimbulkan beberapa makna menyayangi, mengasuh, melindungi, membimbing simbolik. Misalnya, jika tema anaknya. Melalui foto tersebut, yang diangkat adalah tentang (dalam hal ini apa yang tersirat, makna kiasan, konsep atau makna 18

19 konotatif) diharapkan dapat senantiasa melindungi anaknya. menyentuh seorang ibu akan Adapun tujuan dari pembuatan amanahnya. Dalam konteks ini, karya fotografi tersebut, dapat amanah bisa diartikan sebagai berbagai kemungkinkan, antara kepercayaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang diberikan kepada seorang ibu, yaitu agar anaknya diasuh, dibimbing, dilindungi, dididik. Payung, merupakan benda yang secara lain sebagai: dokumentasi semata, ekspresi seni semata, atau alat untuk berkomunikasi, dalam hal ini untuk menyampaikan cerita, makna yang tersirat (human interest), hal-hal tersebut fungsional merupakan alat untuk tergantung untuk kepentingan melindungi pemakai terhadap panas dan hujan. Dalam konteks fotografi apa atau tujuan apa karya fotografi tersebut dibuat oleh fotografernya. tersebut, dapat disimbolkan sebagai naluri seorang ibu untuk 19

20 DAFTAR PUSTAKA Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, 1984, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia-Jakarta. Feininger, Andreas, (Soelarko, ed)., 1998, The Complete Photographer (Unsur Utama Fotografi). Semarang: Dahara Prize. Leonardus, Agus, 1994, Kritik Foto Human interest, Foto Media, Tahun II, No. 7. Moeliono, Anton, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P&K, Balai Pustaka, Jakarta. Fichner-Rathus, Lois, 1989, Understanding Art, Englewood Clifs, New Jersey: Prentice Hall. Nardi, Leo, 1981, Karya Foto Seorang Pelukis Arief Bachtiar, Foto Indonesia: Tahun XIII- No.72, Mei/Juni , 1978, Yang Menarik dari Kompetisi Foto PAF77, Foto Indonesia: Tahun X, Nomor 53, Maret/April. Rawson, Philip, 1987, Design. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, Inc. Soedarso Sp., 1988, Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Aspresiasi Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta , 2003, Seni Sebagai Komunikasi dan Ekspresi Emosi, (Makalah dipersiapkan untuk penerbitan bersama), Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Soelarko, objek dan Tema, Foto Indonesia: Tahun VI-No. 37, Juli/Agustus, , 1975, Fotografi Untuk Salon dan Lomba Foto, Karya Nusantara, Bandung , 1977, Tradisi Kontes Foto Nikon, Foto Indonesia: Tahun IX, Nomor 51, Nopember/Desember. Worobiec, Tony & Ray Spence, 2003, Photo Art, Amphoto Books An Imprint of Watson-Guptill Publications, New York. 20

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON

DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON DESKRIPSI KARYA FOTOGRAFI CHILD IN YELLOW WITH WATERMELON Jenis Karya Judul Ukuran Media/Teknik Tahuan Pembuatan Pencipta : Fotografi : Chid in Yellow with Watermelon : 40 cm x 60 cm : Fotografi : 2012

Lebih terperinci

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan

BERINGIN GROUP. Learn, Share and Profit HUMAN INTEREST. A. Pendahuluan HUMAN INTEREST A. Pendahuluan Foto-foto human interest sepertinya selalu menarik untuk dilihat. Nilainilai keseharian manusia dapat terekam melalui fotografi ini. Namun untuk menciptakan karya foto human

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merdeka sudah hampir 68 tahun lamanya, untuk memperoleh sebuah kemerdekaan tersebut tidaklah mudah, sejarah panjang harus dilalui para pejuang kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN

BAB III PROSES PENCIPTAAN BAB III PROSES PENCIPTAAN 1. Metode Penciptaan Sebuah proses penggarapan fotografi diawali dari pemahaman atas persoalan atau permasalahan, dan dilanjutkan dengan menggali tentang seluk beluk yang ada

Lebih terperinci

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bentuk foto dokumenter yang menjadi sebuah diary akan sangat menarik

BAB V PENUTUP. Bentuk foto dokumenter yang menjadi sebuah diary akan sangat menarik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Cara pandang seorang yang introvert merupakan cara pandang yang berbeda dengan kebanyakan pribadi lainnya. Kecenderungan berpikir subjektif dan memiliki dunia sendiri dapat

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. Penciptaan karya tugas akhir dengan judul Mata di Mata Lensa dalam Karya

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. Penciptaan karya tugas akhir dengan judul Mata di Mata Lensa dalam Karya V. PENUTUP A. Kesimpulan Penciptaan karya tugas akhir dengan judul Mata di Mata Lensa dalam Karya Fotografi Ekspresi, merupakan bagian dari proses eksplorasi dalam pengembangan diri yang dilakukan demi

Lebih terperinci

2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG

2015 KREATIVITAS BERKARYA FOTOGRAFI KOMUNITAS LUBANG JARUM INDONESIA DI KABUPATEN SUBANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah SWT lainnya karena manusia pada umumnya diberi kelebihan berupa

Lebih terperinci

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI

PERTEMUAN I FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN I-1 1.1 FOTOGRAFI dan ILMU KOMUNIKASI Pertanyaan : 1. Apa alasan anda memilih untuk melanjutkan sekolah? 2. Mengapa memilih Fakultas Ilmu Komunikasi? 3. Sebutkan pekerjaan yang dapat mengatur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. D. Kesimpulan. Hadirnya warna-warna primer dalam karya Wedha s Pop Art

BAB V PENUTUP. D. Kesimpulan. Hadirnya warna-warna primer dalam karya Wedha s Pop Art BAB V PENUTUP D. Kesimpulan Hadirnya warna-warna primer dalam karya Wedha s Pop Art Portrait Make-Up dalam Fotografi Ekspresi ini bukanlah tujuan akhir yang ingin ditonjolkan dalam penciptaan karya Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: KONSEP KARYA Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Kajian Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia fotografi pun terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari waktu ke waktu. Dewasa

Lebih terperinci

Jenis - jenis Fotojurnalistik!

Jenis - jenis Fotojurnalistik! Jenis - jenis Fotojurnalistik! Menurut Badan Fotojurnalistik Dunia ( World Press Photo Foundation ) Fotojurnalistik terkategori atas : 1. Spot Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak orang dikarenakan waktu yang lebih singkat dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak orang dikarenakan waktu yang lebih singkat dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang

Lebih terperinci

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN

JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN JENIS-JENIS FOTO DAN TEKNIS DASAR PEMOTRETAN Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. PERWUJUDAN KARYA Karya poster film yang akan dikerjakan oleh penulis terlebih dahulu harus dipersiapkan beberapa hal. Poster film tentunya membutuhkan sebuah cerita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. oleh pemahaman dari aneka referensi. Bagi penulis, sebuah lukisan tetap memiliki

BAB V PENUTUP. oleh pemahaman dari aneka referensi. Bagi penulis, sebuah lukisan tetap memiliki BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penulis dalam menciptakan karya seni memerlukan banyak pertimbangan dari aneka aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat BAB V PENUTUP Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa karya seni lahir dari adanya proses cipta, rasa, dan karsa yang bertolak dari sebuah rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

Commercial / Advertising Photography

Commercial / Advertising Photography Commercial / Advertising Photography F O T O G R A F I Fotografi berkembang sebagai dunia teknologi tersendiri dan teknologi fotografi telah mengubah wajah dunia menjadi dunia gambar. Melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fotografi merupakan bahasa Yunani yang dikenalkan oleh Sir John Herschel pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Fotografi merupakan bahasa Yunani yang dikenalkan oleh Sir John Herschel pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotografi, dalam bahasa Inggris dikatakan sebagai Photography. Fotografi merupakan bahasa Yunani yang dikenalkan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839,berdasarkan

Lebih terperinci

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual T E M A dalam FOTOGRAFI b@yu widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain TEMA Adalah panduan utama di dalam menentukan obyek dan cara selanjutnya di dalam bidang apapun TEMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang membanggakan. Banyak unsur yang membuat foto tampak lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan media yang digunakan untuk mendokumentasikan suatu moment penting. Fotografi merupakan bagian dari seni dan teknologi. Bersamaan dengan perkembangan

Lebih terperinci

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN Festival Fotografi Surabaya Ciputra, Surabaya 2015. Karya Seni Judul karya : Ngéntung Pajéng PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015. ABSTRAK Dance photography merupakan pemotretan terhadap

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. Melakukan aktivitas berkesenian sudah selayaknya terkait dengan hal

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. Melakukan aktivitas berkesenian sudah selayaknya terkait dengan hal BAB V PENUTUP Melakukan aktivitas berkesenian sudah selayaknya terkait dengan hal proses kreatif. Berawal dari pemikiran, pengamatan, kemudian perenungan melalui berbagai macam cara hingga menciptakan

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berbagai busana tari Bali dalam hal ini dapat di kembangkan dengan berbagai

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berbagai busana tari Bali dalam hal ini dapat di kembangkan dengan berbagai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berbagai busana tari Bali dalam hal ini dapat di kembangkan dengan berbagai metode, salah satunya dengan pengenalan model busana dari tarian itu sendiri, motif serta kegunaannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebesaran, dan berbagai hal yang indah disekitarnya (Bachtiar, 2008 : 38). perkembangan teknologi yang semakin modern.

BAB I PENDAHULUAN. kebesaran, dan berbagai hal yang indah disekitarnya (Bachtiar, 2008 : 38). perkembangan teknologi yang semakin modern. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foto adalah salah satu kegiatan yang banyak digemari orang. Dengan foto, kita dapat mengabadikan moment atau peristiwa tertentu yang tidak dapat dilihat ulang oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebelum kita terjun ke lapangan untuk melakukan suatu penelitian, kita harus mempersiapkan metode atau cara apa yang akan kita lakukan untuk membantu

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini mengabadikan sebuah momen atau fenomena yang ada di sekitar kita tidaklah sesusah zaman dahulu. Hal tersebut juga sudah umum dilakukan oleh semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki; mendengarkan, berbicara, membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia berusaha mendokumentasikan sebuah peristiwa. Terlihat dengan adanya gambar-gambar pada dinding gua, kulit kayu, kulit binatang, relief, dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN SENI LUKIS DAN SENI FOTOGRAFI

PERTEMUAN SENI LUKIS DAN SENI FOTOGRAFI PERTEMUAN SENI LUKIS DAN SENI FOTOGRAFI Triyono Widodo Jurusan Seni dan Desain Fak. Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: The art of painting and art of photography are part of visual arts. The media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Miliaran foto yang dibuat setiap tahunnya semakin beragam, foto-foto yang inovatif telah menjadi tantangan penulis untuk menciptakan sesuatu yang lebih berbeda dari

Lebih terperinci

Fungsi Seni kerajinan Ukir Batu Padas Sukawati II. Oleh Drs. I Wayan Suardana, M.Sn

Fungsi Seni kerajinan Ukir Batu Padas Sukawati II. Oleh Drs. I Wayan Suardana, M.Sn Fungsi Seni kerajinan Ukir Batu Padas Sukawati II Oleh Drs. I Wayan Suardana, M.Sn Pengaruh Kolektif Seni Kerajinan Batu Padas Seni kerajinan berkembang dan dilakukan melalui tradisi sosial suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis tetapkan, yaitu untuk mengetahui bagaimana film 9 Summers 10 Autumns mendeskripsikan makna keluarga dan reproduksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata. BAB V PENUTUP Tugas akhir ini merupakan karya ilmiah berupa tulisan laporan penciptaan karya seni rupa yang harus diselesaikan sebagai salah satu syarat guna menuntaskan studinya pada jenjang (s-1) mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Ritus dalam Fotografi Essay PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Mask Taksu of Singapadu Bentara Budaya Bali 4 13 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di bidang ini fotografer dapat bereksperimen dengan leluasa, menciptakan fotografi seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengabadikan sebuah fenomena yang terjadi di sekitar kita memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar memiliki kenangan untuk mengingat kembali

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam BAB V PENUTUP Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam mewujudkan kita tidak bisa memisahkan antara ide, konsep, karakteristik dan proses penciptaannya. Karena seni lukis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di pesisir pantai atau di sepanjang aliran sungai, pinggiran danau, atau pantai. Untuk menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Kick Off PENCIPTA : Amoga Lelo Octaviano, S.Sos., M.Sn PAMERAN : Truly Bagus Exhibition Seminar Workshop by Indonesia Institute of Arts (ISI) Denpasar,

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Proses dalam pembuatan karya seni fotografi ini, perlu sebuah ide untuk membuat karya yang akan penulis hasilkan. Berkembangnya teknologi sebuah kamera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada kebudayaan-kebudayaan yang ada disuatu daerah. Kebudayaankebudayaan yang dulu dipegang teguh oleh para leluhur

Lebih terperinci

FOTOGRAFI TAK LAGI SEKADAR ALAT DOKUMENTASI

FOTOGRAFI TAK LAGI SEKADAR ALAT DOKUMENTASI FOTOGRAFI TAK LAGI SEKADAR ALAT DOKUMENTASI Oleh: Arif Ardy Wibowo Mahasiswa Pascasarjana Penciptaan dan Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia Yogyakarta email : arifardyw@gmail.com Abstrak Fotografi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Pelebon PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Truly Bagus II Harmony in Diversity Cullity Gallery, Faculty of Architecture,

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN 1. A. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 daerah tingkat II lainnya

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTER PHOTOGRAPHY

TUGAS KOMPUTER PHOTOGRAPHY TUGAS KOMPUTER PHOTOGRAPHY SMA SANTO ALOYSIUS BATUNUNGGAL -BANDUNG- Disusun oleh: Stella (10A/17) Kata Pengantar Puji syukur kepada Tuhan, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan sebaik mungkin.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan tingginya pelanggan nail art pada tempat usaha narasumber. Pada

BAB V PENUTUP. dengan tingginya pelanggan nail art pada tempat usaha narasumber. Pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Nail art sendiri sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya pelanggan nail art pada tempat usaha narasumber. Pada umumnya perawatan salon kuku

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber :

BAB 4 KONSEP DESAIN. sumber : BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teoritis 4.1.1 Teori Komunikasi 1. Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanannya melewati waktu, fotografi sejak ditemukannya pertama kali oleh Ibnu Al-Haitham berupa sebuah tenda dengan 4 sisi tertutup dan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Sejarah dan Teori Buku. Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Sejarah dan Teori Buku. Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Sejarah dan Teori Buku Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang dikumpulkan menjadi satu, berisikan teks, ilustrasi, fotografi, atau jenis lain informasi.

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014) Sebastian Dimas Triasmoro - Drs. Josep J. Darmawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggarapan produk kerajinan tradisional pada kelompok masyarakat pekriya tradisional di daerah-daerah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun antara bahasa dan kebudayaan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si. Art Exhibition

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si. Art Exhibition KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si Art Exhibition Indonesian Institute of the Arts Denpasar Okinawa Prefectural University of Art OPUA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur desain yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan

Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan What is Composition in Photography? Mengenal Komposisi, POI, Rule of Third/Nine Point, Golden Mean, dan Framing Agar Foto Lebih Menawan oleh Erwin Rizaldi Professional Photographer Indonesia erizaldi.multiply.com

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman karya seni tradisional. Diantaranya, karya seni lukis tradisional yang berkembang disetiap daerah.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Penciptaan karya seni Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Penciptaan karya seni Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penciptaan karya seni Representasi Bunga dalam Fotografi Ekspresi menghadirkan tantangan yang sangat menarik karena scano graphy merupakan perkembangan teknik baru dari ide

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

V. PENUTUP. A. Kesimpulan V. PENUTUP A. Kesimpulan Menciptakan karya seni memerlukan banyaknya pertimbangan dari berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka referensi.

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Proses Komunikasi Proses Komunikasi secara Primer Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. fotografi pada akhirnya semakin luas peranannya di semua disiplin Ilmu

BAB V PENUTUP. fotografi pada akhirnya semakin luas peranannya di semua disiplin Ilmu BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pesatnya perkembangan dunia fotografi dewasa ini diiringi dengan kemajuan teknologi, dimulai dari penemuan camera obscura hingga penemuan digital fotografi, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

Fotojurnalistik! Pertemuan 1

Fotojurnalistik! Pertemuan 1 Fotojurnalistik! Pertemuan 1 Pada tahap awal munculnya fotografi di dunia, foto senantiasa bertugas sebagai alat dokumentasi, baik dokumetasi pribadi atau dokumen resmi sebuah institusi bahkan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting untuk berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang membutuhkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap media, didalamnya mengandung sebuah pesan akan makna tertentu. Pesan tersebut digambarkan melalui isi dari media tersebut, bisa berupa lirik (lagu), alur cerita (film),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai suatu budaya. Seseorang dapat dengan mudah memperoleh sesuatu yang ada dipikirannya

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 9 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Seni bentuk Isi Batasan seni, cara pandang serta penafsiran

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau pesan pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1. Strategi Komunikasi 3.1.1.1. Tujuan Komunikasi Komunikasi massa menurut Hewitt (1981) proses komunikasi yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai macam sumber daya alam serta keberagaman suku dan budaya. Sebagai negara dengan beberapa pulau, daerah

Lebih terperinci