CONVENTION CENTER DALAM KONTEKS SEMIOTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CONVENTION CENTER DALAM KONTEKS SEMIOTIKA"

Transkripsi

1 CONVENTION CENTER DALAM KONTEKS SEMIOTIKA Reizal Adi Siswoyo¹, Chairil B. Amiuza², Tito Haripradianto² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknk Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167,Malang Telp Alamat penulis: ABSTRAK Convention Center merupakan sebuah aset berharga bagi sebuah kota atau negara yang menjadikan MICE sebagai salah satu daya tarik wisatanya. Melalui tampilan visual bangunan, orang awam akan mampu mengidentifikasi apa makna yang terdapat pada desain bangunan tersebut, dan fungsi dari bangunan tersebut. Jika kita memaknai arsitektur sebagai sebuah bahasa yang digunakan para perancang untuk bekomunikasi dengan masyarakat awam, maka tampilan visual bangunan itulah yang menjadi media pertama perancang dalam berkomunikasi. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengidentifikasi sebuah tanda. Di dalam semiotika arsitektur terdapat tiga unsur yaitu sintaksis, pragmatik, dan semantik. Untuk menelusuri makna dalam sebuah desain arsitektur maka digunakan pendekatan melalui unsur semiotika semantik. Melalui pendekatan semiotika semantik arsitektur terhadap tanda tanda visual pada sebuah desain Convention Center, diketahui bahwa desain sebuah Convention Center merupakan gambaran dari nilai nilai lokal dan gambaran bentang alam dari lokasi bangunan tersebut berada yang terwujud dalam pengaplikasian desain, terutama pada struktur bangunan tersebut. Kata Kunci: Convention Center, Semiotika Arsitektur, Semiotika Semantik ABSTRACT Convention Center is a valuable asset for a city or state that makes MICE as one of the attractions of tourism. Through the visual appearance of the building, lay people will be able to identify what the meaning contained in the building design, and functionality of the building. If we interpret architecture as a language used by the designer to speaking to the common people, the visual appearance of the building that is the first media designer in communication. Semiotics is the study of how to identify a mark. In the semiotics of architecture there are three elements of syntax, pragmatics, and semantics. To discover meaning in an architectural design that used the approach through semantics semiotics elements. Through a semiotic semantic architecture approach of visual signs on a design Convention Center, it is known that the design of a Convention Center is a picture of the local values and overview of the landscape of the location of the building is embodied in application design, particularly on the structure of the building. Keywords: Convention Center, Architecture Semiotics, Semantic Semiotics 1. Pendahuluan Convention Center merupakan sebuah aset berharga bagi sebuah kota atau negara yang menjadikan MICE sebagai salah satu daya tarik wisatanya. Selain sebagai sebuah tempat penyelenggaraan kegiatan MICE, tampilan visual pada desain sebuah Convention Center juga menjadi daya tarik tersendiri dalam industri MICE. Melalui tampilan visual 1

2 bangunan, orang awam akan mampu mengidentifikasi apa makna yang terdapat pada desain bangunan tersebut, dan fungsi dari bangunan tersebut. Tampilan visual itulah yang nantinya juga menjadi pembeda dari masing masing objek arsitektural. Jika kita memaknai arsitektur sebagai sebuah bahasa yang digunakan para perancang untuk bekomunikasi dengan masyarakat awam, maka tampilan visual bangunan itulah yang menjadi media pertama perancang dalam berkomunikasi. Arsitektur tidak pernah lepas dari tanda. Sama halnya dengan sebuah teks yang di dalamnya terdapat huruf, kata, kalimat, dan paragraf yang merupakan tanda dari sebuah teks. Kemudian berdasarkan komponen-komponen tersebut orang dapat membaca dan memahami maksud dari sebuah teks. Lokasi, material, arsitek, lingkungan masyarakat dan hal-hal lainnya merupakan komponen pembentuk arsitektur. Sehingga orang akan dapat membaca dan memahami maksud dari sebuah desain arsitektur. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengidentifikasi tanda dan simbol. Pada dasarnya semiotika merupakan sebuah bidang keilmuan dalam ilmu sastra dan komunikasi. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan pembacaan sebuah tanda juga dapat diterapkan dalam bidang arsitektur. Di dalam semiotika arsitektur terdapat tiga unsur yaitu sintaksis, pragmatik, dan semantik. Untuk menelusuri makna dalam sebuah desain arsitektur maka digunakan pendekatan melalui unsur semiotika semantik. Melalui pendekatan semiotika semantik arsitektur terhadap tanda tanda visual pada sebuah desain Convention Center kita akan mampu menelusuri makna dibalik sebuah desain arsitektur. Sehingga diketahui apa yang membuat sebuah Convention Center memiliki ciri khas pada setiap desainnya. 2. Metode Penelitian 2.1 Semiotika dalam Arsitektur Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tanda dan penggunaannya dalam masyarakat merupakan hal-hal yang dipelajari dalam semiotika. Menurut Charles Sanders Pierce, proses semiotika terjadi akibat interaksi antara tanda dan objek sedangkan interpretant adalah sebuah hasil dari interaksi tersebut. (Cobley & Jansz, 2002). Umberto Eco kemudian mengembangkan dan mensistemasikan pendekatan semiotika yang dibawa oleh Charles Sanders Pierce ini ke dalam lingkup yang lebih luas. Eco mendefinisikan tanda sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain atas dasar konvensi masyarakat. Pada ranah budaya desain dan arsitektur terdapat dua jenis sistem tanda yang berhubungan dengan dua hal tersebut yaitu, a. Komunikasi visual (Visual Communications), kajian yang melipui sistem grafis, sistem warna, tanda tanda ikon, simbol, fenomena visual dalam komunikasi massa, iklan, komik, uang, kartu permainan, pakaian, arsitektur, peta geografi, film, dan lain sebagainya. b. Sistem objek (System of Objects), meliputi arsitektur dan objek objek secara umum (Sachari, 2006). Arsitektur dapat dipahami sebagai sebuah bahasa atau tatanan bahasa yang menggunakan simbol sebagai media komunikasi untuk menghadirkan sebuah kenyataan tentang sesuatu yang terjadi di sekitar (Gawlikowska, 2013). Jika dalam bidang sastra pusat perhatian adalah kata bahasa sedangkan dalam bidang arsitektur yang menjadi pusat perhatian adalah elemen visual dan spasial (Zahnd, 2009). Ketika arsitektur dikategorikan sebagai sesuatu yang dapat dibaca dan dipahami oleh pengamatnya maka unsur-unsur dalam arsitektur dapat dikategorikan sebagai berikut:

3 1. Sintaksis, adalah unsur yang membahas mengenai kerjasama / kombinasi / susunan antar tanda. 2. Semantik, adalah unsur yang membahas mengenai hubungan tanda dengan yang dinyatakanya (realitas) pemaknaannya. 3. Pragmatik, adalah unsur yang membahas mengenai hubungan tanda dengan penggunanya (Zahnd, 2009). 2.2 Semantik Semiotika Arsitektur Saat ini arsitektur merupakan sebuah wujud komunikasi yang dapat diamati, dibaca, dan dipahami. Semua itu akan percuma ketika komunikasi tersebut hanya dilakukan secara teknis tanpa ada makna didalamnya. Semantik merupakan bagian yang membahas tentang makna dan arti dalam berbagai elemen pembentuk arsitektur. Terdapat empat aspek yang dibahas dalam semantik arsitektur, yaitu : a. Referensi, sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan kode tertentu yang dikenal umum. b. Relevansi, sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan hirarki tertentu yang dikenal umum. c. Maksud, sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan fungsi tertentu yang dikenal umum. d. Ekspresi, sebuah objek arsitektur memiliki cirii-ciri yang dapat dihubungkan dengan nilai tertentu yang dikenal umum (Zahnd, 2009). Aspek - aspek tersebut tidak harus digunakan sekaligus dalam sebuah perancangan arsitektur. Penggunaannya cukup disesuaikan dengan objek rancangan. Untuk memperjelas setiap aspek semantik arsitektur tersebut terdapat lima variabel semantik yang dilibatkan, yaitu: a. Bentuk/wujud b. Ukuran/skala c. Pola/susunan d. Bahan/konstruksi e. Letak/posisi (Zahnd, 2009). 2.3 Objek Sampel Objek sampel dipilih menggunakan metode probability sampling, yaitu sebuah metode pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011). Jadi pada dasarnya semua Convention Center di seluruh dunia memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam kajian ini. Metode pengambilan sampel tersebut juga didukung dengan beberapa ketentuan lain. Yang pertama berasal dari lokasi (negara) yang berbeda beda (salah satunya Indonesia). Selanjutnya pemilihan objek kajian ditentukan berdasarkan jumlah dan kapasitas hall, yaitu memiliki lebih dari dua hall yang mampu menampung 1000 pengunjung atau lebih. Yang terakhir adalah objek kajian pernah memenangkan sebuah award atau penghargaan nasional maupun international. Convention Center yang dijadikan objek sampel adalah Canada place (Canada), Vancouver Convention Center West Building(Canada), Qatar National Convention Center (Qatar), dan Indonesia Convention Exhibition (Indonesia). 2.4 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menelusuri makna sebuah desain Convention Center berdasarkan tanda tanda visualnya. Penelusuran

4 dilakukan dengan melakukan pengamatan dan penggambaran kembali terhadap data data terkait objek sampel yang telah didokumentasikan. Setelah itu dilakukan proses analisa dan sintesa terhadap tanda tanda visual desain Convention Center dengan menggunakan pendekatan semantik semiotika arsitektur. Pada analisa unsur semantik, fokus analisa dan sintesa terdapat pada pemaknaan dari sebuah bangunan atau elemen arsitektural. Terdapat lima variabel yang dianalisa dalam unsur semantik yaitu, semantik bentuk/wujud, semantik ukuran/skala, semantik pola/susunan, semantik bahan/konstruksi, dan semantik letak/posisi. Data dari masing masing objek sampel ditabulasikan kemudian data yang berhubungan pemaknaan sebuah bangunan atau objek arsitektural dikelompokkan berdasarkan variabel variabel yang terdapat pada unsur semantik untuk mengetahui hubungan tanda yang terdapat pada sebuah desain Convention Center dengan pemaknaannya. Pada unsur semantik, terdapat empat aspek yang digunakan untuk mengevaluasi kelima variabel unsur semantik tersebut yaitu referensi, relevansi, maksud, dan ekspresi. Biasanya aspek tersebut dinilai berdasarkan hubungan antara bangunan dan makna yang telah disepakati bersama dalam suatu lingkungan. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Gambaran Umum Objek Sampel a. Canada Place Canada Place adalah bangunan ikonik yang sangat terkenal di Canada. Canada Place dirancang oleh arsitek Zeidler Roberts yang bekerjasama dengan Musson Cattell Mackey Partnership dan pemerintah Kota Vancouver. Canada Place selesai dibangun dan pertama kali digunakan pada tahun Canada Place dibangun di atas bekas dermaga milik Canadian Pasific Railway, yang dulunya merupakan dermaga penting di Kota Vancouver. Dermaga tersebut adalah dermaga yang menjadi tempat singgah kapal-kapal dari luar Canada dan menjadi penghubung antar pulau di Kota Vancouver. Canada Place pertama kali digunakan sebagai Canada Pavilion dalam World s Fair Expo pada tahun Ciri khas dari Canada Place terletak pada struktur tenda yang digunakan pada exhibition hall bangunan tersebut. Gambar 1. Canada Place (Vancouver Convention Center East Building) dan struktur tenda pada Exhibition Hall b. Vancouver Convention Center West Building Vancouver Convention Center West Building dibangun sebagai pengembangan dari Vancouver Convention Center yang ada pada Canada Place. Vancouver Convention Center West dirancang oleh LMN architect yang bekerjasama dengan Musson Cattell Mackey Partnership, DA Architectt & Planner, dan pemerintah Kota Vancouver. Desain dari Vancouver Convention Center West sangat mengedepankan human, nature, culture, dan environment sustainability. Lingkungan Vancouver Convention Center West secara tidak langsung dapat digolongkan sebagai salah satu ruang publik di Kota Vancouver. Karena selain fungsi komersil, desain Vancouver Convention Center West juga memiliki banyak

5 ruang-ruang publik yang disediakan untuk masyarakat Kota Vancouver. Karena memang pada dasarnya lokasi pembangunan Vancouver Convention Center West merupakan ruang publik Kota Vancouver yang menghadap ke arah laut. Lokasinya yang terletak di Harbor Greenbelt Kota Vancouver menjadikan Vancouver Convention Center West tidak hanya sebagai ruang publik melainkan juga sebagai rangkaian ruang terbuka hijau di Kota Vancouver. Gambar 2. Vancouver Convention Center West Building dan ruang publik yang terdapat di lingkungan Convention Center dan ruang terbuka hijau yang terdapat di lingkungan Convention Center c. Qatar National Convention Center Qatar National Convention Center berlokasi di Doha, Qatar. Bangunan yang dirancang oleh Arata Isozaki dan bekerjasama dengan Qatar Foundation ini resmi dibuka pada tahun Bangunan ini dirancang dengan memiliki dua konsep utama yaitu, sebagai sustainable building dan sebagai iconic building. Untuk memenuhi konsep sebagai sustainable building, bangunan ini menerapkan berbagai teknologi seperti teknologi konservasi air untuk memenuhi sebagian kebutuhan air bangunan dan penggunaan panel surya di atap bangunan untuk memenuhi sebagian kebutuhan listrik bangunan. Selain kedua teknologi tadi masih ada berbagai teknologi lainnya yang di gunakan dalam bangunan.kemudian untuk memenuhi konsep sebagai iconic building, bangunan ini mengambil objek yang dikenal sebagai pohon Sidra atau yang biasa kita kenal dengan nama pohon bidara. Pohon Sidra merupakan salah satu simbol negara Qatar. Gambar 3. Qatar National Convention Center dan struktur ikonik yang berbentuk menyerupai batang pohon d. Indonesia Convention Exhibition Indonesia Convention Exhibition adalah hasil desain dari Cox Architect dan bekerjasama dengan kontraktor lokal indonesiayamg terletak di BSD (Bumi Serpong Damai) City, Tangerang, Indonesia. Indonesia Convention Exhibition dibangun di lahan seluas m², Indonesia Convention Exhibition muncul sebagai tujuan industri MICE baru di Indonesia. Venue yang ada di Indonesia Convention Exhibition dirancang sebagai fasilitas Cinvention dan Exhibition terbesar di Indonesia. Indonesia Convention Exhibition menawarkan kemudahan dalam memfasilitasi berbagai macam kegiatan MICE secara bersamaan. Memiliki desain bangunan yang cukup organik dengan rangkaian atap melengkung yang berjajar.

6 Gambar 4. Indonesia Convention Exhibition dan struktur rangka baja melengkung yang digunakan pada bangunan. 3.2 Analisa dan Sintesa Semiotika Semantik Arsitektur Berdasarkan objek kajian / sampel yang telah ditentukan, selanjutnya akan dilakukan proses analisa terhadap keempat objek sampel tersebut. Proses analisa keempat objek sampel dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika semantik arsitektur. Kemudian disaring menjadi kesimpulan di masing masing objek sampel. Berikut ini merupakan tabel dari analisa dan sintesa semiotika yang dilakukan terhadap keempat objek sampel. Tabel 1. Analisa dan Sintesa Semantik Canada Place Variabel semantik Keterangan Aspek semantik Bentuk/wujud Memiliki konfigurasi linier, bentuk struktur menyerupai sebuah layar Referensi: Bentuk bangunan dan pemilihan struktur mengambil inspirasi bentuk dari kapal. Skala/ukuran Pola/susunan *S-K & B-M Lokasi Memiliki skala yang monumental, sehingga mudah dikenali. Dan yang paling menonjol dari skala bangunan adalah struktur tenda yang digunakan pada bagian hall Memiliki pola/susunan linier, dan terdapat perulangan pada susunan sistem struktur Menggunakan material yang menyerupai layar kapal yang sesuai dengan struktur tenda Lokasi Canada Place merupakan bekas dermaga yang menghubungkan antar pulau di Kota Vancouver Relevansi: Jika di hubungkan antara tapak dan bangunan, keduanya memiliki sebuah keterkaitan. Tapak dari Canada Place dulunya merupakan pelabuhan utama di Kota Vancouver, yang menghubungkan antar pulau. Dan sampai sekarang selain sebagai sebuah hotel dan tempat pertemuan Canada Place masih memiliki pelabuhan yang melayani kapal-kapal pesiar Maksud: Struktur tersebut berfungsi sebagai penutup atap pada bagian hall dari Canada Place. Sehingga memungkinkan adanya ruangan bebas kolom di bawahnya Ekspresi: Struktur bangunan tersebut berhasil mewakili nilai lokasinya pada masa lalu sebagai sebuah pelabuhan penting di Kota Vancouver. Saat ini desain struktur bangunan tersebut menjadi sebuah ikon yang menjadi ciri dari Kota Vancouver.

7 * struktur - konstruksi & bahan material Variabel yang paling dominan dari semantik Canada Place adalah pada bagian struktur bentang panjang (tenda) yang digunakan. Karena struktur tersebut adalah yang mewakili variabel lain seperti bentuk, skala, pola, dan penggambaran lokasi. Bentuk bangunan Canada Place mengambil referensi bentukan dari kapal. Hal tersebut berhubungan juga dengan tapak bangunan yang merupakan bekas dermaga. Selain itu Kota Vancouver adalah sebuah kota yang terdiri dari pulau pulau kecil yang di pisahkan oleh daerah perairannya. Jadi bentuk menyerupai kapal pada bangunan merupakan ekspresi keadaan alam Kota Vancouver yang tergambarkan melalui aplikasi struktur bangunan tersebut. Tabel 2. Analisa Semantik Vancouver Convention Center West Building Variabel semantik Keterangan Aspek semantik Bentuk/wujud Memiliki bentuk yang masif, dengan konfigurasi ruang linier Referensi: Penggunaan living roof dan pemilihan kayu sebagai material untuk interior berdasar pada konsep sustainability Skala/ukuran Pola/susunan S-K & B-M Lokasi Memiliki skala yang monumental, bangunan ini memiliki atap plat beton dengan living roof yang sangan luas Bangunan ini merupakan sebuah blok tunggal, yang didalamnya memiliki ruang ruang yang disusun secara linier Memiliki atap berupa plat beton yaang diselubungi living roof, pada elemen interiornya menggunakan material alami berupa panel panel kayu yang telah diolah Bangunan ini terletak bersebelahan dengan Canada Place, dan berada di jalur hijau Kota Relevansi: Balok-balok kayu yang digunakan untuk interior berbahan dasar kayu dari pohon hemlock. Alam Canada memiliki pohon pinus jenis hemlock yang melimpahruah sehingga pohon tersebut dipilih sebagai bahan interior. Canada juga dikenal sebagai negara penghasil kayu terbesar di dunia. Mayoritas pekerja yang ada di Canada bekerja di pabrik kayu. Canada juga merupakan negara yang sangat mengedepankan sustainability. Maksud: Penggunaan balok-balok kayu pada interior merupakan wujud penggunaan material lokal (kearifan lokal) yang ada di Canada. Konsep living roof yang luas pada atap bangunan adalah untuk menggantikan ruang hijau yang terpakai dalam proses pembangunan. Vancouver Convention Center West berdiri di jalur hijau Kota Vancouver. Ekspresi: Penggunaan balok kayu laminasi

8 Vancouver bersama dengan Stanley Park (RTH terbesar di Kota Vancouver) dan living roof merupakan wujud komitmen pada konsep sustainability. * struktur - konstruksi & bahan material Variabel yang paling dominan dari semantik Vancouver Convention Center West Building adalah bagian struktur dan material yang digunakan pada bangunan. Karena melalui struktur dan material bangunan yang digunakan mampu mewakili variabel variabel lain seperti bentuk, skala, pola, dan lokasi. Konsep bangunan pada Vancouver Convention Center West Building adalah konsep green dan sustainability, hal tersebut sesuai pula dengan citra negara Canada yang mengedepankan hal hal tersebut dalam berbagai aspek. Hal tersebut terwujud dari penggunaan kayu pada interior dan living roof pada bagian atap bangunan. Vancouver Convention Center West Building juga merupakan ruang publik kota dan sebagai area hijau kota bersama dengan Stanley Park. Jadi konsep bangunan yang dibawa Vancouver Convention Center West Building merupakan ekspresi dari keadaan alam dan ciri Kota Vancouver. Tabel 3. Analisa Semantik Qatar National Convention Center Variabel semantik Keterangan Aspek semantik Bentuk/wujud Memiliki konfigurasi bentuk linier, memiliki struktur utama yang memiliki bentuk menyerupai bentuk batang sebuah pohon. Referensi: Struktur Qatar National Convention Center mengambil bentuk dari batang pohon sidra. Skala/ukuran Pola/susunan S-K & B-M Memiliki skala yang monumental, bangunan ini merupakan bangunan dengan ukuran bangunan yang paling besar diantara semua bangunan yang ada dalam kompleks Qatar Foundation. Bangunan ini memiliki pola massa tunggal yang linier, pola pada struktur direpetisi dan dicerminkan satu sama lain. Memiliki struktur utama berupa rangka baja yang dibentuk menyerupai batang pohon Relevansi: Pohon sidra merupakan tanaman yang hidup di daerah kering Qatar. Yang dahulu kala biasa digunakan sebagai tempat berteduh para pelajar-pelajar dan pengembara di Qatar. Selain sebagai tempat berteduh pohon sidra juga menjadi tempat orangorang tersebut bertukar ilmu dan informasi. Maksud: Struktur tersebut terletak di muka bangunan. Selain sebagai penopang plat beton, struktur tersebut juga menjadi identitas dari Qatar National Convention Center. Ekspresi: Pohon sidra memiliki nilai-nilai

9 Lokasi Bangunan ini berada di area gurun di pinggiran Kota Doha Qatar yang sakral bagi masyarakat Qatar. Selain sebagai tempat bertukar ilmu dan informasi, pohon sidra sendiri menjadi simbol ketekunan, solidaritas dan tekad yang kuat bagi masyarakat Qatar. Hal tersebut juga memiliki hububungan yang kuat dengan fungsi dari Qatar National Convention Center. Variabel yang dominan dari semantik Qatar National Convention Center adalah pada bagian struktur yang digunakan. Karena variabel tersebut mampu mewakili variabel veriabel lain seperti bentuk, skala, pola, dan lokasi Qatar National Convention Center memiliki bentuk struktur yang mengambil referensi dari pohon sidra. Pohon sidra merupakan salah satu lambang negara Qatar. Pohon tersebut diceritakan menjadi tempat singgah dan bertukar informasi bagi para pelajar dan penjelajah yang sedang beristirahat dan berlindung dari terik matahari gurun. Pengaplikasian bentuk tersebut berhubungan dangan kondisi alam Qatar yang bergurun. * struktur - konstruksi & bahan material Tabel 4. Analisa Semantik Indonesia Convention Exhibition Variabel semantik Keterangan Aspek semantik Bentuk/wujud Memiliki konfigurasi bentuk yang linier organik dengan atap melengkung Referensi: Bentuk bangunan yang organik terlihat seperti bentuk ombak Skala/ukuran Pola/susunan S-K & B-M Lokasi Memiliki skala yang monumental Memiliki pola yang linier, dan terdapat repetisi pada bagian atapnya yang melengkung Memiliki struktur atap berupa rangka baja yang melengkung Terletak di tengah kawasan Education City Bumi Serpong Damai, Tangerang. Relevansi: Indonesia telah lama dikenal sebagai negara bahari maupun negara maritim. Karena sebagian besar wilayahnya adalah perairan, dan perairan pula yang menjadi jalur perdagangan yang menghubungkan indonesia dengan negara-negara tetangga. Maksud: Bentuk organik pada fasade dan penutup atap bertujuan sebagai ikon bangunan agar bangunan mudah dikenali. Ekspresi: Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai lokasi jalur

10 Variabel yang dominan dari semantik Indonesia Convention Exhibition adalah pada bagian struktur yang digunakan. Karena variabel tersebut mampu mewakili variabel veriabel lain seperti bentuk, skala, pola, dan lokasi perdagangan internasional, baik pada masa lalu dan masa sekarang. Hal tersebut juga mewakili fungsi dari Indonesia Convention Exhibition sebagai fasilitas kegiatan-kegiatan pertemuan, dan perdagangan berlangsung baik dalam skala nasional maupun internasional. Atap bangunan memiliki bentuk melengkung yang direpetisi beberapa kali. Jika dilihat sekilas bentuk bangunan mengambil referensi dari bentuk ombak. Hal tersebut sesuai dengan keadaan negara Indonesia yang sebagaian besar wilayahnya adalah perairan * struktur - konstruksi & bahan material 3.3 Semiotika Semantik Objek Sampel Secara garis besar variabel yang dominan dari semantik Convention Center terdapat pada struktur bentang panjangnya. Skala bangunan dapat terlihat dari seberapa besar struktur bentang panjang yang digunakan. Pola bangunan juga dapat terlihat dari perulangan yang terjadi pada struktur bnetang panjang yang digunakan. Bahan material, bentuk bangunan, dan makna bangunan juga dapat dilihat dari gambaran ekspresi bentuk struktur bentang panjang yamg digunakan pada bangunan. Sehingga aspek aspek semantik seperti referensi, relevansi, maksud, dan ekspresi dapat terlihat juga dari struktur bentang panjangnya. Aspek aspek semantik (referensi, relevansi, maksud, dan ekspresi) pada masing masing desain Convention Center umumnya menggambarkan tentang bentang alam dari lokasi bangunan Convention Center tersebut berdiri. 4. Kesimpulan Jika ditelusuri melalui unsur semiotika semantik, sebuah bangunan Convetnion Center memiliki bentuk masif untuk memberikan kesan formal pada bangunan, memiliki ukuran yang monumental untuk membuatnya berbeda dengan bangunan lain di lingkungannya. Susunan dan pola yang terdapat pada Convention Center adalah susunan dan pola linier. Susunan dan pola linier ini juga dapat dilihat dari perulangan pada elemen elen tertentu pada bangunan salah satunya pada bagian struktur. Bahan struktur dan konstruksi pada bangunan merupakan pembentuk wajah bangunan. Desain sebuah Convention Center haruslah memiliki keterkaitan dengan lokasi tempatnya berada, karena Convention Center merupakan ekspresi dari nilai nilai, sejarah, dan lokalitas dari lokasi tempatnya berada. Struktur bentang panjang juga menjadi variabel dominan pada unsur semantik. Karena wujud bangunan, pola bangunan, skala bangunan, dan makna bangunan semuanya dapat terlihat dari bentuk strukturnya yang monumental, dapat terlihat dari perulangan dari struktur bentang panjang yang diguanakan. Selain itu makna dalam bangunan juga dapat tergambarkan dari bentuk strukturnya. Kemudian aspek aspek semantik pada bangunan Convention

11 Center seperti referensi, relevansi, maksud, dan ekspresi mewakili perwujudan dari bentang alam lokasi tempat bangunan tersebut berada. Keempat aspek semantik tersebut dapat terlihat dari aplikasi desain sistem struktur pada bangunan. Daftar Pustaka Cobley, Paul & Jansz, Litza Semiotics for Beginners. Bandung: Mizan. Gawlikowaka, Anna P From Semantics to Semiotics. Communication of Architecture. Zurich: Swiss Federal Institute of Architecture. Sachari, Agus Metode Penelitian Budaya Rupa. Erlangga Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Zahnd, Markus Pendekatan dalam Merancang Arsitektur. Yogyakarta: Kanisius.

Semiotika Arsistektur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu

Semiotika Arsistektur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu Semiotika Arsistektur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu Rheza Arifputra Rasyidi 1, Chairil B. Amiuza 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serpong adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Di kecamatan ini terletak kota terencana ternama yang bernama Bumi Serpong Damai

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-7 1 Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban Penulis : Albert Santoso dan Dosen Pembimbing : Ir. Handinoto, M.T. Program Studi Arsitektur,

Lebih terperinci

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta Laporan Perancangan AR 40Z0 Studio Tugas Akhir Semester II 2006 / 2007 Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: Achmad

Lebih terperinci

TANDA VISUAL PADA WONING VOOR AGENT VAN JAVASCHE BANK

TANDA VISUAL PADA WONING VOOR AGENT VAN JAVASCHE BANK TANDA VISUAL PADA WONING VOOR AGENT VAN JAVASCHE BANK Rizaldy Hari K 1, Chairil Budiarto Amiuza 2, Indyah Martiningrum 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur/Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh : JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH Disusun Oleh : Nama : M. Edi Kurniawan NPM : 20303058 Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

SEMIOTIKA ARSITEKTUR MASJID JAMIK SUMENEP-MADURA

SEMIOTIKA ARSITEKTUR MASJID JAMIK SUMENEP-MADURA SEMIOTIKA ARSITEKTUR MASJID JAMIK SUMENEP-MADURA Femy Andromedha Atthalibi¹, Chairil B. Amiuza², Abraham M. Ridjal² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ²Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

KRITERIA DESAIN PASAR SENI DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA ARSITEKTUR

KRITERIA DESAIN PASAR SENI DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA ARSITEKTUR KRITERIA DESAIN PASAR SENI DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA ARSITEKTUR Amiratul Karimah, Chairil Budiarto Amiuza, Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email penulis::

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal dan Konsep Umum Pertimbangan awal dalam mengambil ide awal antara lain, karena keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, yang dikelilingi oleh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Sumedang Convention Center ini adalah menyediakan atau membangun sarana MICE ( Meeting, Incentives, Conference, Exhibition) yang memenuhi

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN Andi Nur Fadillah 1, Taufik Arfan 2, Irma Rahayu 3 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara

Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Kajian Semiotik Huruf dan Aksara Huruf sebagai bagian dari sistem Tanda Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun kata lalu kalimat. Rangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya, yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Sehingga

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Surakarta ini mengusung

Lebih terperinci

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK

PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK Tegar Adhityatma 1, Musyawaroh 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1,2,3

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah ( kelas B ) Jakarta Selatan dengan penekanan bangunan yang ICONIC melalui Green Architecture DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata MICE (Meeting, Conference, Incentive, Exhibition) masa kini telah memberikan "warna dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya Penulis Agnes Tanso dan Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Konsep perancangan bangunan didapatkan dari hasil studi literatur dan lapangan berdasarkan topik terkait. Penjelasan pemikiran penulis pada pendekatan konsep yang telah

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat pada Bab V yaitu, konsep from nature to nature yang sesuai dengan prinsip prinsip green

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA 22 BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang diangkat dari perancangan ini yaitu Bangunan Bentang Lebar. Bangunan bentang lebar merupakan tema yang mengoptimalkan Struktur Bentang Lebar, namun bukanhanya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya

Lebih terperinci

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang)

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang) Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang) Martha Angelia 1 dan Indyah Martiningrum 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan

Lebih terperinci

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SEMARANG INTERNASIONAL CONVENTION AND EXHIBITION CENTER (COEXs)

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. SEMARANG INTERNASIONAL CONVENTION AND EXHIBITION CENTER (COEXs) TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG INTERNASIONAL CONVENTION AND EXHIBITION CENTER (COEXs) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh judul Tugas

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY D://Vero/Juta/Akademik/Bahankulia h/peranc.kota Teori Perancangan Kota (Urban Design) ( Roger Trancik ) TEORI PERANCANGAN KOTA 1. Teori Figure Ground 2. Teori

Lebih terperinci

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah : BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Kepedulian Pemuda Terhadap Lingkungan dan Pertanian Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber : BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengikuti negara maju lainnya, Indonesia sedang berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata, dua hal yang selalu berkaitan. Hal ini diperkuat dengan

Lebih terperinci

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-48 Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya Fanny Florencia Cussoy, dan I Gusti Ngurah Antaryama

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pelabuhan sebagai media trasportasi juga sebagai media perdagangan sejak zaman dahulu. Karena aktivitas perdagangan ini maka agama islam dapat masuk ke Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Perencanaan Berbasis Pendekatan Desain Ekologis 4.1.1. Konsep Kawasan Kawasan yang akan dipakai yaitu kawasan Sriwedari yang terletak di jalan arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Redesain 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan padaa prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

Lebih terperinci

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO Wahyuni Eka Sari¹, Antariksa², Abraham Mohammad Ridjal² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ²Dosen

Lebih terperinci

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY 1.1 Latar Belakang Bumi Serpong Damai (BSD) atau BSD city merupakan sebuah kota satelit yang terbentuk dari pesatnya perkembangan kota metropolitan ibukota

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

KOMPARASI SIGN SYSTEM OUTDOOR DAN INDOOR PADA KAWASAN INDONESIA CONVENTION EXHIBITON, BSD

KOMPARASI SIGN SYSTEM OUTDOOR DAN INDOOR PADA KAWASAN INDONESIA CONVENTION EXHIBITON, BSD KOMPARASI SIGN SYSTEM OUTDOOR DAN INDOOR PADA KAWASAN INDONESIA CONVENTION EXHIBITON, BSD Mohammad Rizaldi, S.T., M.Ds. Abstrak: Sering kali banyak orang yang datang ke suatu kawasan, baik itu kawasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 62 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar peranncangan Semarang Internasional Convention and Exhibition Center (COEXs) Bertujuan untuk mewujudan sebuah rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan kota adalah kawasan yang ditutupi pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan, tidak tertata seperti taman, dan lokasinya berada di dalam atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN A. Pengertian Obyek Pengertian Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. Persatuan : Kumpulan orang yang memiliki

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai sebuah kota yang terletak pada kawasan pantai utara Jawa memiliki berbagai potensi yang belum sepenuhnya dikembangkan. Sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum gambar 2.1 Sejarah berdirinya Metro Hotel Semarang Metro Hotel International Semarang yang biasa dikenal masyarakat sebagai hotel Metro, merupakan suatu badan usaha

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAKSI i ii iii iv v ix xiv xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.1.1 Pentingnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA

PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN PERANCANGAN KOTA D://Vero/Juta/Akademik/Bahankulia h/peranc.kota D://Vero/Juta/Akademik/Bahankuliah/Peranc.Kota D://Vero/Juta/Akademik/Bahankuliah/Peranc.Kota KOTA ( Grunfeld

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area) Perancangan : Proses penerapan berbagai teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI PERANCANGAN SIGN-SYSTEM PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR MANDIRI DI PERGURUAN TINGGI Lalita Gilang Program Studi Magister Desain-Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no.10 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci