Dewi R. Bancin ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap Ibu, Mobilisasi, Nifas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dewi R. Bancin ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap Ibu, Mobilisasi, Nifas"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PELAKSANAAN MOBILISASI PADA MASA NIFAS DI PUSKESMAS KOTA KUALA SIMPANG KECAMATAN KOTA KUALA SIMPANG KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2014 Dewi R. Bancin ABSTRAK Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko-resiko terjadinya decubitus, kekakuan/penegangan otototot diseluruh tubuh dan sirkuasi darah dan pernapasan terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan menggunakan desain cross sectional, di mana pengukuran dan pengamatan terhadap subjek penelitian dilakukan sekali pengamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 sebanyak 34 orang yang keseluruhannya dijadikan sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data yang sudah tersedia di Puskesmas Kuala Simpang. Analisis data menggunakan analisis data univariat dan bivairat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas (p = 0,004). Ada hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas (p = 0,007). Untuk itu disarankan kepada ibu nifas disarankan agar dapat melakukan kunjungan di Puskesmas serta melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti bidan terkait dengan cara pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. Kepada tenaga kesehatan juga agar dapat meningkatkan penyuluhan tentang pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas sehingga dapat menambah pemahaman dan pengetahuan ibu nifas tentang manfaat dilaksanakannya mobilisasi pada masa nifas. Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap Ibu, Mobilisasi, Nifas PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas ( puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Prawihardjo, 2007). Menurut WHO ( World Health Organization) di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan (Riswandi, 2005). Di Indonesia (2012)

2 jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat mengalami peningkatan sedangkan angka kematian ibu nifas mengalami penurunan. Pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar dengan jumlah kematian sebanyak 12%. Pada tahun 2010 sebanyak ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas sebanyak dengan angka kematian sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 ibu nifas sebanyak dengan angka kematian ibu sebanyak 11%. Gambaran mengenai AKI di provinsi Sumatera Utara dalam 6 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan dari 360 per KH tahun 2007, 345 per KH tahun 2008, 330 per KH tahun 2009, 320 per KH tahun 2006, 275 per KH tahun Penyebab utama kematian ibu di Sumatera Utara belum ada survei khusus tetapi secara nasional oleh karena komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (21%), robekan jalan lahir (19%), partus lama (11%), perdarahan dan eklampsia masing-masing 10%, komplikasi selama nifas (5%), demam infeksi (4%). (Dinkes Pr opinsi Sumatera, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh masih terbilang tinggi. Pada tahun 2011, AKI di Aceh berjumlah 158 per Kelahiran Hidup (KH) dan 2012, AKI di Aceh berjumlah 191 per KH. Angka tersebut jauh dari target nasional tahun 2014 yakni 112 per KH. Sedangkan angka kematian ibu di Aceh Tamiang tahun 2011 berjumlah 13 orang, tahun 2012 berjumlah 12 orang, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan berjumlah 16 orang Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya decubitus, kekakuan/penegangan otot-otot diseluruh tubuh dan sirkuasi darah dan pernapasan terganggu (Lia, 2008). Berdasarkan penelitian Elisna (2010) menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan (p = 0,031) dan sikap (p = 0,018) dengan tindakan pelaksanaan mobilisasi masa nifas. Setiap ibu menginginkan agar persalinan dan nifasnya berlangsung dengan normal tanpa adanya komplikasi. Akan tetapi banyak ibu ini tidak mengetahui pentingnya melakukan mobilisasi dini pada masa nifas. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti dari 6 orang yang diwawancarai oleh peneliti terdapat 5 orang ibu yang tidak mengetaui pentingnya melakukan mobilisasi dini pada masa nifas. Hal ini terjadi karena kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan kesehatan terkait dengan mobilisasi pada masa nifas sehingga mempengaruhi pengetauan dan sikap ibu nifas menjadi kurang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

3 hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Untuk mengetahui hubungan Sikap Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Manfaat Penelitian 1. Bagi Bidan Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi bidan tentang penerapan mobilisasi dini pasca persalinan normal pervaginam 2. Bagi peneliti lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai mobilisasi dini pasca persalinan normal pervaginam 3. Bagi ibu Sebagai sumber informasi tentang mobilisasi dini pasca persalinan normal pervaginam TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancar indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010) Tingkatan Pengetahuan di dalam Kognitif Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini dalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk

4 mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguankan materi yang telah dipelajari pada siatuasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah sautu kemampuan untuk menjabatkan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam bentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sisntesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu berdasar suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010) Indikator Pengetahuan Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran, dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi : a. Penyebab penyakit b. Gejala atau tanda penyakit c. Bagaimana cara pengobatan d. Bagaimana cara penularannya e. Bagaimana cara pencegahannya 2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi: a. Jenis-jenis makanan bergizi b. Manfaat makanan yang bergizi c. Pentingnya olahraga bagi kesehatan d. Penyakit atau bahaya merokok, minuman keras, narkoba dan sebagainya 3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan a. Manfaat air bersih

5 b. Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat dan sampah c. Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat d. Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan dan sebagainya Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseroang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masaa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tetnang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negative. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut. 2. Mass Media/Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terahdap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media mssa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3. Sosial Budaya dan Ekonomi

6 Kebisaaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran aakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kea lam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah sautu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah yang dalam bidang kerjanya. 6. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaiakan diri menuju usia tua, selain itu orang usia akan lebih banyak mengggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini (Notoadmodjo, 2010) Sikap Defenisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu

7 tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka Tingkatan Sikap Sikap terdiri dari berbagai tingkatan : 1. Menerima Menerima di artikan bahwa orang (subjek) mau dan meperhatikan stimulus yang di berikan (objek). Misalkan sikap orang terhadap gizi dapat di lihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. 2. Merespon Memberikan jawaban apabila di Tanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang di berikan, terleps dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmotjo, 2010). 2.3 Masa Nifas Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Prawihardjo, S, 2007) Klasifikasi Menurut Suherni (2009) masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu : a. Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan b. Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kesempurnaan terutama selama hamil dan persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan Kebutuhan Masa Nifas Menurut Saleha (2009), kebutuhan ibu masa nifas adalah : a. Nutrisi dan Cairan Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut : 1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup 3) Minum sedikitnys 3 liter air tiap hari

8 4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca persalinan 5) Minum kapsul vitamin A unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI b. Mobilisasi Dini Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. c. Eliminasi 1) Buang Air Kecil Ibu diminta untuk BAK 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih melebihi 100 cc maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi kalau kandung kemih tidak penuh tidak perlu dilakukan kateterisasi 2) Buang Air Besar Ibu post partum diharapkan dapat BAB setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar peroral atau perrektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum BAB maka dilakukan klisma. d. Personal Hygiene Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. e. Istirahat dan Tidur Hal yang perlu diperhatikan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah : 1) Ibu dianjurkan agar istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan 2) Ibu disarankan untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur 3) Kurang istirahat akan menyebabkan produksi ASI menurun, memperlambat involusi uteri, memperbanyak perdarahan dan dapat menyebabkan depresi f. Aktivitas Seksual Aktivitas seksual dapat dilakukan apabila : 1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri 2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan 2.4 Mobilisasi Dini Pada Masa Nifas Definisi Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Saleha, S. 2009).

9 Mobilisasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis vena. Setelah persalinan normal jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan. Penatalaksanan asuhan post partum pada hari pertama yaitu 2 jam post partum seorang ibu harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya perdarahan kemudian segera melakukan mobilisasi untuk mengurangi pembekuan darah pada vena dalam (deep vein) ditungkai yang dapat menyebabkan masalah. Mobilisasi yang dilakukan diantaranya miring ke kiri atau ke kanan kemudian duduk dan berdiri Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini a. Faktor Fisiologis Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir, tipe penyakit, status kardiopulmonar, status musculskletal, pola tidur, keberadaan nyeri, frekuensi aktifitas dan kelainan hasil laboratorium. b. Faktor Emosional Faktor emosional yang mempengaruhi mobilisasi adalah suasana hati (mood), depresi, cemas, motivasi, ketergantungan zat kimia, dan gambaran diri. c. Faktor Perkembangan Faktor perkembangan yang mempengaruhi mobilisasi adalah usia, jenis kelamin, kehamilan, perubahan masa otot karena perubahan perkembangan, perubahan sistem skeletal (Hidayat, 2008) Rentang Gerak dalam Mobilisasi Dini Ada 3 rentang gerak dalam mobilisasi dini yaitu : a. Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat/bidan mengangkat dan menggerakkan kaki pasien b. Rentang gerak aktif untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara mandiri c. Rentang gerak adalah pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan (Lia, 2008) Tahap-Tahap Mobilisasi Dini Sebelum melakukan mobilisasi dini, terlebih dulu lakukan dangling. Dangling adalah pasien duduk dengan kaki menjuntai di tepi tempat tidur. Dalam melakukan dangling, ada beberapa tahapan yang harus dilalui di antaranya: a. Lakukan semua tindakan prosedur awal. b. Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan memberi privasi kepada pasien. c. Siapkan peralatan yang diperlukan seperti bantal dan selimut. d. Periksa denyut nadi pasien. e. Turunkan penghalang tempat tidur dan kunci tempat tidur pada posisi yang terendah.

10 f. Perlahan-lahan tinggikan kepala tempat tidur. g. Bantu pasien untuk memakai selimut atau mantel mandi. h. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan tangan lainnya di bawah lutut pasien. i. Dengan perlahan dan lembut putar pasien sampai menghadap perawat, biarkan kaki pasien menggantung di tepi tempat tidur j. Gulung bantal dan letakkan di belakang punggung pasien untuk dijadikan penopang. k. Setelah pasien memakai sandal, beri instruksi untuk menggoyangkan kaki. sebuah kursi bisa ditempatkan untuk menopang kaki pasien selama beberapa menit. l. Mintalah pasien dangling selama waktu yang diperintahkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan dangling adalah : saat pasien pusing atau pingsan, bantu pasien berbaring dan periksa tanda-tanda vital pasien. m. Periksa kembali nadi pasien. n. Atur kembali bantal di kepala tempat tidur, lepas selimut atau mantel mandi dan sandal pasien. o. Letakkan satu tangan disekeliling bahu pasien dan satu lagi di bawah lutut. Dengan lembut dan perlahan angkat kaki pasien ke atas tempat tidur. p. Turunkan kepala tempat tidur, pasang penghalang tempat tidur dan periksa kembali nadi pasien. q. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) dangling, nadi dan reaksi pasien. Setelah melakukan proses dangling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja maka dilanjutkan dengan tahapan mobilisasi dini, meliputi : 1) Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk berjagajaga kalau pasien lelah. 2) Setelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk berdiri, periksa nadi pasien. Jika nadi meningkat sampai lebih dari 10 poin, kembali ke tempat tidur. 3) Jika pasien pusing atau pingsan, kembalilah ke tempat tidur. 4) Minta pasien untuk menarik napas dalam dan melihat sekeliling ruangan. Kepala pasien tegak dan mata terbuka. 5) Berbicara dan yakinkan pasien. 6) Pindahkan lengan perawat ke belakang pinggang pasien dan berbalik sehingga perawat menghadap ke arah yang sama dengan pasien. 7) Pasien berjalan perlahan dengan jarak yang pendek dan kembali ke sisi tempat tidur. Jika pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan besar pada nadi, biarkan pasien beristirahat.

11 8) Jika pasien pingsan saat pelaksanaan mobilisasi dini : a. Dengan perlahan turunkan pasien ke lantai. b. Lindungi kepala pasien c. Jangan mencoba menahan pasien berdiri. d. Beri tanda untuk meminta bantuan e. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) mobilisasi dini, nadi dan reaksi pasien Manfaat Mobilisasi Dini Adapun manfaat mobilisasi dini adalah : a. Penderita lebih merasa sehat dan kuat. Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit b. Mobilisasi dini bisa memungkinkan ibu belajar merawat anaknya. Dengan mobilisasi dini memungkinkan ibu merawat anakya, misalnya mengganti pakaian dan menyusui bayinya sesuai posisi yang diinginkan c. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dengan mobilisasi dini sirkulasi darah akan lancar sehingga resiko trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan (Suherni, 2009) Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini Kerugian apabila tidak dilakukan mobilisasi dini adalah : a. Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uteri yang tidak normal sehingga sisa darah tidak bisa dikeluarkan dan menyebabkan infeksi b. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan abnormal dapat dihindarkan. c. Involusi uteri yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi (Lia, 2008) 2.5 Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Pengetahuan ibu nifas Sikap ibu nifas Pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas 2.6 Hipotesis 1. Ada hubungan pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Ada hubungan Sikap Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014.

12 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan menggunakan desain cross sectional, di mana pengukuran dan pengamatan terhadap subjek penelitian dilakukan sekali pengamatan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Waktu Penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2014 Juli Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di 3.5 Defenisi Operasional N o Variabel Defenisi Operasional Skala Ukur Puskesmas Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 sebanyak 34 orang Sampel Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang akan diteliti. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebanyak 34 orang. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data yang sudah tersedia di Puskesmas Kuala Simpang Cara/Alat Ukur Hasil Ukur 1 Independen Pengetahuan ibu nifas Hal-hal yang diketahui oleh ibu nifas tentang mobilisasi pada masa nifas meliputi definisi, manfaat dan kerugian tidak melakukan mobilisasi. Ordinal Wawancara dengan Instrumen kuesioner 1. Baik 2. Kurang 2 Sikap ibu nifas Merupakan reaksi atau respon ibu nifas tentang mobilisasi pada masa nifas. 3 Dependen Ordinal Wawancara dengan Instrumen kuesioner 1. Baik 2. Kurang Pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas Dilaksanakan atau tidak dilaksanakan mobilisasi pada masa nifas. Wawancara dengan Instrumen kuesioner 1. Dilaksanakan 2. Tidak dilaksanakan

13 3.6 Aspek Pengukuran Pengetahuan Ibu Nifas Untuk mengukur pengetahuan ibu nifas diberi 10 pertanyaan, peneliti memberikan dengan alternatif jawaban benar atau salah, setiap jawaban benar diberi skor 2 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Maka skor tertinggi 20 dan skor terendah 0. Untuk kategori pengetahuan baik dan kurang masing masing sub variabel digunakan rumus (Sudjana,2005): Rentang P = Banyak Kelas 20 0 P = 2 P = 10 Pengetahuan dikatakan baik jika skor : Pengetahuan dikatakan kurang jika skor : Sikap Ibu Nifas Untuk mengukur sikap ibu nifas diberi 10 pertanyaan, peneliti memberikan dengan alternatif jawaban sangat setuju,setuju, kurang setuju, dan tidak setuju setiap jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2, dan tidak setuju diberi skor 1. Maka skor tertinggi 40 dan skor terendah 10, Untuk kategori sikap masing masing sub variabel digunakan rumus (Sudjana, 2005): Rentang P = Banyak Kelas P = P = 15 Sikap dikatakan baik jika skor : Sikap dikatakan kurang baik jika skor : Teknik Pengolahan Data 1. Editing Dilakukan dengan pengecekan ulang pada data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan dengan cara pendataan ulang. Data yang diedit adalah data karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap ibu serta data pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Kode-kode ini diperlukan untuk memudahkan pengolahan data. Variabel yang dikoding adalah umur : 1 = <20 tahun, 2 = tahun, 3 = >35 tahun. Pendidikan : 1 = Rendah (SD, SMP), 2 = Sedang (SMA/SMK), 3 = Tinggi (D3/S1). Pekerjaan : 1 = IRT, 2 = Wiraswasta, 3 = PNS. Jumlah anak : 1 = 3 orang, 2 = 2 orang. Pengetahuan ibu : 1 = baik, 2 = kurang. Sikap ibu : 1 = baik, 2 = kurang. Pelaksanaan mobilisasi : 1 = dilakukan, 2 = tidak dilakukan. 3. Tabulating Tabulating di gunakan untuk mempermudah analisa, pengolahan data dan pengambilan kesimpulan. Maka hasil pengumpulan data dimasukkan dalam bentuk tabel

14 distribusi frekuensi yang meliputi data karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap ibu serta data pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. 3.8 Analisa Data Analisis data meliputi: 1. Analisis Univariat Analisis univariat yaitu melakukan analisis pada setiap variable hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi pada setiap variabel penelitian yang meliputi karakteristik ibu, pengetahuan dan sikap ibu serta data pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas (pengetahuan dan sikap ibu) dan variabel terikat (pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas), dengan melakukan uji statistik Chi Square (Riyanto, 2009) Rumus : X 2 = ( O E) E Keterangan : X 2 = Nilai chi square O = Nilai hasil pengamatan E = Nilai ekspentasi (hasil yang diharapkan) HASIL PENELITIAN 4.1 Deskriptif Lokasi Penelitian Puskesmas Kota Kuala Simpang Kabupaten Kota Kuala Simpang mempunyai jumlah penduduk sebesar jiwa, dan 2 jumlah kepala keluarga sebanyak Puskesmas Kota Kuala Simpang mempunyai 5 Desa dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Utara : Berbatasan Dengan Kecamatan Rantau 2. Selatan : Berbatasan Dengan Kecamatan Kejuruan Muda. 3. Barat : Berbatasan Dengan Kecamatan Karang Baru 4. Timur : Berbatasan Dengan Kecamatan Kejuruan Muda Puskesmas Kota Kuala Simpang mempunyai jumlah tenaga kesehatan sebanyak 54 orang yang terdiri dari: dr 2 orang, SKM sebanyak 1 orang, bidan sebanyak 17 orang, akper sebanyak 14 orang, perawat sebanyak 7 orang,sma sebanyak 6 orang,sajana keperawatan 4 orang,analis 1 orang, Akademi farmasi 1 orang, Kesling 1 orang. Pada tahun 2013 jumlah ibu nifas sebanyak377 orang ibu hamil sebanyak 443 yang terdiri dari KF I sebanyak 377 (77,73 %), KF III sebanyak 348 (71,75 %) dengan target 90 %. Sedangkan jumlah ibu hamil tahun 2013 adalah sebanyak 443 orang, yang terdiri dari KI sebanyak 443 (87,03 %), KIV sebanyak 173 (34,77) Dengan target 95 %. 4.2 Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk menentukan distribusi frekuensi karakteristik ibu yang meliputi karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak serta untuk menentukan distribusi frekuensi pengetahuan dan Sikap Ibu

15 dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas, sebagai berikut : Karakteristik Ibu Karakteristik ibu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No Karakteristik Frekuensi % Umur 1 <20 tahun tahun >35 tahun Total Pendidikan 1 Rendah (SD, SMP) 2 Sedang (SMA/SMK) 3 Tinggi (D3/S1) Total Pekerjaan 1 IRT Wiraswasta PNS Total Jumlah Anak 1 3 orang > 3 orang Total Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur ibu mayoritas tahun (52,9%), pendidikan ibu mayoritas rendah (SD, SMP) ( 55,9%), pekerjaan ibu mayoritas IRT (52,9%), jumlah anak ibu mayoritas >3 orang (58,8%) Pengetahuan Ibu Pengetahuan ibu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No Kategori Frekuensi % 1 Baik Kurang Total Berdasarkan tabel 4.2 dapat di lihat bahwa pengetahuan ibu mayoritas kurang (70,6%) Sikap Ibu Sikap ibu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 No Kategori Frekuensi % 1 Baik Kurang Total Berdasarkan tabel 4.3 dapat di lihat bahwa sikap ibu mayoritas kurang (55,9%) Pelaksanaan Mobilisasi Pelaksanaan mobilisasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Mobilisasi di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang

16 Tahun 2014 No Kategori Frekuensi % 1 Dilakukan Tidak dilakukan Total Berdasarkan tabel 4.4 dapat di lihat bahwa pelaksanaan mobilisasi mayoritas tidak dilakukan (61,8%). 4.3 Analisis Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 Pelaksanaan Mobilisasi Pada No Pengetahuan Masa Nifas Total Tidak Ibu Dilaksanakan dilaksanakan n % n % n % 1 Baik 8 23,5 2 5, ,4 2 Kurang 5 14, , ,6 Total 13 38, , Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas lebih banyak ditemukan pada pengetahuan ibu yang baik (23,5%) dibanding pada pengetahuan ibu yang kurang (14,7%). Sedangkan mobilisasi yang tidak dilaksanakan pada masa nifas lebih banyak ditemukan pada pengetahuan ibu yang kurang (55,9%). Berdasarkan Tabel 4.6 p value 0,004 hasil uji chisquare diperoleh nilai p = 0,004 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas Hubungan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabulasi Silang Hubungan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 Pelaksanaan Mobilisasi p No Sikap ibu Total Dilaksanakan Tidak value

17 dilaksanakan n % n % n % 1 Baik 10 29,4 5 14,7 5 44,1 2 Kurang 3 8, , ,9 Total 13 38, , Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pelaksanaan mobilisasi lebih banyak ditemukan pada sikap yang baik (29,4%) dibanding pada sikap yang kurang (8,8 %). Sedangkan mobilisasi yang tidak dilaksanakan lebih banyak ditemukan pada sikap yang kurang (47,1%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p = 0,007 yang artinya ada hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. 4.4 Pembahasan Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value = 0,004 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. Penelitian di dukung oleh penelitian Elisna (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan (p = 0,031) dengan tindakan pelaksanaan mobilisasi masa nifas. Masa nifas ( puerperium) merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Prawihardjo, 2007). Menurut (Farrer, 2008 ) pada masa nifas perdarahan dapat terjadi baik pada masa kehamilan maupun 0,007 setelah melahirkan atau perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian. Sehingga sangat diperlukan perhatian besar pada ibu post partum. Dengan pelayanan kesehatan yang optimal diharapkan ibu post partum mendapatkan pemulihan seperti sebelum melahirkan. Perawatan yang selama 24 jam bersama pasien memegang peranan penting dalam perawatan ibu post partum. Salah satu perawatan ibu post partum adalah mobilisasi dini. Pada masa nifas dini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Saleha, S. 2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas lebih banyak ditemukan pada pengetahuan ibu yang baik (23,5%) dibanding pada pengetahuan ibu yang kurang (14,7%). Sedangkan mobilisasi yang tidak dilaksanakan pada masa nifas lebih banyak ditemukan pada pengetahuan ibu yang kurang (55,9%). Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p = 0,004 yang artinya ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. Ini berarti bahwa pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ibu nifas melaksanakan

18 mobilisasi. Dengan kata lain bahwa pengetahuan ibu yang baik dapat mempengaruhi ibu melaksanakan mobilisasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat bahwa pengetahuan ibu mayoritas kurang (70,6%). Pengetahuan yang kurang ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang telah disediakan, dimana masih banyak ibu nifas yang tidak mengerti dan tidak mengetahui pernyataan seperti mobilisasi dini dapat meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, manfaat mobilisasi dini adalah penderita lebih merasa sehat dan kuat, dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit, Dengan mobilisasi dini sirkulasi darah akan lancar sehingga resiko trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan, Tidak melakukan mobilisasi dini dapat meningkatkan perdarahan abnormal. Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya pengetahuan ibu dapat terjadi karena pemahaman mereka tentang cara pelaksanaan mobilisasi masih kurang. Banyak ibu nifas yang tidak mengerti bagaimana cara melakukan mobilisasi sehingga mempengaruhi ibu nifas tidak melaksanakan mobilisasi. Pengetahuan ibu yang kurang ini juga dapat terjadi karena informasi tentang cara pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas masih kurang. Informasi ini dapat diperoleh dari tenaga kesehatan melalui penyuluhan, tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa para tenaga kesehatan terutama bidan tidak memberikan penjelasanpenjelasan kepada ibu nifas tentang cara pelaksanaan mobilisasi sehingga hal inilah yang dapat mempengaruhi ibu nifas tidak melaksanakan mobilisasi itu sendiri. Bila dilihat dari pendidikan mereka yang masih rendah juga mempengaruhi pengetahuan mereka menjadi kurang, dimana dengan pendidikan yang rendah membuat mereka kurang memahami apa yang mereka dengar terkait dengan pelaksanaan mobilisasi sehingga masih banyak diantara mereka yang tidak melaksanakannya Hubungan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p = 0,007 yang artinya ada hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. Penelitian ini di dukung oleh penelitian Elisna (2010) menyatakan bahwa ada hubungan sikap (p = 0,018) dengan tindakan pelaksanaan mobilisasi masa nifas. Menurut (Lia, 2008) mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya decubitus, kekakuan/penegangan otot-otot diseluruh tubuh dan sirkuasi darah dan pernapasan terganggu. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa pelaksanaan

19 mobilisasi lebih banyak ditemukan pada sikap yang baik (29,4%) dibanding pada sikap yang kurang (8,8%). Sedangkan mobilisasi yang tidak dilaksanakan lebih banyak ditemukan pada sikap yang kurang (47,1%). Ini berarti bahwa sikap ibu yang kurang menyebabkan ibu nifas tidak melaksanakan mobilisasi pada masa nifas. Mobilisasi dini dapat mengurangi bendungan lochea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat mobilisasi alat kelamin ke keadaan semula. Menurut (Lia, 20 08) apabila tidak dilakukan mobilisasi dini maka akan meningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uteri yang tidak normal sehingga sisa darah tidak bisa dikeluarkan dan menyebabkan infeksi. Mengakibatkan terjadinya perdarahan yang abnormal. Involusi uteri yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi. Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat bahwa sikap ibu mayoritas kurang (55,9%). Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner responden dimana masih ada ibu nifas yang tidak setuju dengan pernyatan seperti selama masa nifas sebaiknya ibu minum sedikitnya 3 liter air tiap hari, dalam melakukan mobilisasi seorang ibu melakukan latihan menarik nafas yang dalam, dalam melakukan mobilisasi kaki seorang ibu sebaiknya menggantung di tepi tempat tidur, dalam melakukan mobilisasi bantal diletakkan di belakang pungung ibu untuk dijadikan penopang. Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya sikap ibu nifas dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang mobilisasi sehingga sikap mereka menjadi kurang. Akibat dari pengetahuan dan sikap mereka yang kurang ini ditemukan ibu nifas masih banyak yang tidak melaksanakan mobilisasi pada masa nifas. Menurut Notoatmodjo (2010), yang mengatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Ini berarti sikap belum otomatis terwujud walaupun pengetahuan seseorang itu baik. Hal ini dapat diperhatikan apabila sikap ibu baik maka pengetahuan dan tindakan ibupun akan baik. Bila dilihat dari usia mereka yang terlalu muda, dimana masih terdapat usia ibu yang <20 tahun, dengan usia yang terlalu muda ini ditambah lagi tidak ada pengalaman melahirkan sebelumnya membuat ibu tidak mengetahui bagaimana melaksanakan mobilisasi pada masa nifas. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pelaksanaan Mobilisasi Pada Masa Nifas Di Puskesmas Kota Kuala Simpang Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014, maka dapat iambil kesimpulan sebagai berikut : 5.1 Kesimpulan

20 1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas (p = 0,004). 2. Ada hubungan sikap ibu dengan pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas (p = 0,007). 5.2 Saran 1. Kepada ibu nifas disarankan agar dapat melakukan kunjungan di Puskesmas serta melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan seperti bidan terkait dengan cara pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas. 2. Kepada tenaga kesehatan juga agar dapat meningkatkan penyuluhan tentang pelaksanaan mobilisasi pada masa nifas sehingga dapat menambah pemahaman dan pengetahuan ibu nifas tentang manfaat dilaksanakannya mobilisasi pada masa nifas. DAFTAR PUSTAKA Barata, Angka Kemaian Ibu. Jurnal Kesehatan Dinkes, Profil Kesehatan Tahun Medan : Dinkes Propsu Farer, Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Hidayat, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Maulana, H (2009). Promosi Kesehatan, Jakarta : EGC Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medica Notoatmodjo, Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Prawihardjo, S, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Riyanto, Agus Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta. Jazamedia. Saleha, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Sudjana, Metoda Statistika. Tarsito. Bandung. Suherni, Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya, Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Lia, Pentingnya Mobilsasi Pada Masa Nifas. Jurnal Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Desi Liana Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGERTIAN MASA NIFAS PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE APRIL MEI TAHUN 2015 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK Pengetahuan

Lebih terperinci

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang) Esyuananik, Anis Nur Laili Prodi Kebidanan, Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Mobilisasi Dini Dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri 14 HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Dede Mahdiyah Akademi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany INTISARI Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan pelayanan suatu negara ditentukan dengan perbandingan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. AKI merupakan indikator keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO Ari Andayani 1), Widayati 2), Risma Aliviani 3) 1) Fakulta Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo Email: arianday83@yahoo.co.id 2) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen (laparatomi)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS Tambahan kalori yg dibutuhan oleh bufas yaitu 500 kalori/hari Diet berimbang utk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vit, dan mineral yg ckp Minum sedikitnya 3 lt/hari

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (pueperium) adalah masa pulih kembali, setelah dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2 UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2 1 Stikes Muhammadiyah Kudus email: Nasriyah@stikesmuhkudus.co.id

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh: HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR Oleh: Nuril absari Program Studi Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu email :Ulil_absari@yahoo.com

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2016 Husnul Muthoharoh* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan RINGKASAN

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUNJUNGAN MASA NIFAS DI PUSKESMAS PEKAUMANBANJARMASIN Kiki Yennita Uthami *, Fitri Yuliana 1, Istiqomah 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada paska persalinan dapat terjadi masalah kesehatan seperti infeksi nifas yang dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87).

BAB I PENDAHULUAN. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2012; h. 87). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KONSUMSI KALSIUM SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN BANTAR GERBANG BEKASI TAHUN 2011 JURNAL MARNI BR. KARO PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 NORA SAFRINA ABSTRAK Banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepuasan Kepuasaan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

Lebih terperinci

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG POLA KONSUMSI MAKANAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN Siti Muflikhatul Hasanah* Hj. WS. Tarmi**.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK MELAKUKAN SENAM NIFAS PADA IBU POSTPARTUM YANG DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN YANG TIDAK DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT BINA KASIH MEDAN Jujuren Br. Sitepu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah HUBUNGAN PARITAS, PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN BOUNDING ATTACHEMENT PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BEREUNEUN KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Kurnia Mutiara Prodi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum B. Matriks Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum Tgl /Jam Pengkajian Interpretasi Data (Dx, Masalah, Kebutuhan) Dx Potensial /Masalah Potensial Antisipasi /Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ENNY ANGGRAENY 201210201017

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode masa nifas (post partum) dimulai tidak lama setelah kelahiran plasenta. Periode masa nifas biasanya berakhir dalam 6 minggu setelah melahirkan. Pada masa ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS Disusun oleh : DIANI NURCAHYANINGSIH 1211030043 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gizi merupakan serangkaian proses penggunaan makanan yang dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi,

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214

Lebih terperinci

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Rista Apriana 1, Priharyanti Wulandari 2, Novita Putri Aristika 3 Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POST SECTIO CAESARIA PADA BIDAN YANG BERTUGAS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU TAKENGON RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal (Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di mana

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA Fitriana Ikhtiarinawati F* dan Lilis Dwi NS** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan Survey Kesehatan Daerah tahun 2006, AKI di provinsi Jawa Tengah sebesar 101/100000

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Rifatul Bafiroh Farida Arintasari *) *) Akademi Kebidanan Abdi

Lebih terperinci

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TRUMON KECAMATAN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN Cut Septiana Elvandari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Laela Yusriana 1610104358 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 248 kematian per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyahsugiarto@gmail.com

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran I LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Medan, Februari 2012 Kepada Yth : Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei (non eksperimen) analitik. Penelitian suvei analitik adalah suatu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pengaruh Kesehatan Masa Nifas Terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) Anafrin Yugistyowati

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rini Purnamasari *, Sarkiah 1, Nordiansyah Firahmi 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM PENELITIAN PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM Andriyani *, Nurlaila **, R. Pranajaya ** Senam nifas sangat penting dilakukan pada masa nifas, senam nifas dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3) STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAK

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR V Utari Marlinawati 1, Handry Darussalam 2, Sadrianti Riska Pratiwi 3 ABSTRACT Latar Belakang : Saat

Lebih terperinci

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc) MOBILISASI DINI DAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA Anggorowati 1, Nanik Sudiharjani 2 1 Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu merupakan suatu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA PERIODE BULAN JANUARI MARET TAHUN 2015 AI KURNIASARI MA 0712001 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN Roni Subrata, Sri Wahyuni Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM Nur Hasana* dan Irma Damayanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Pasien Kepuasan pelanggan adalah indikator utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci