RANCANG BANGUN ALAT UKUR KALOR JENIS AIR BERBASIS MIKROKONTROLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN ALAT UKUR KALOR JENIS AIR BERBASIS MIKROKONTROLER"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN ALAT UKUR KALOR JENIS AIR BERBASIS MIKROKONTROLER Caecilia Speranda Gultom, Prawito, Arief Sudarmaji Departemen Fisika, FMIPA UI, Kampus UI Depok 644 Abstrak Perubahan energi listrik menjadi energi panas (kalor) dimanfaatkan dalam pembuatan alat pengukur kalor jenis air. Percobaan Calender dan Barnes serta hasil percobaan Joule menjadi dasar teori penelitian ini. Dalam alat ukur ini, akan diteliti dan dibuktikan nilai kalor jenis air dengan teknik memanaskan aliran air melalui pemberian energi panas ke elemen pemanas yang dialiri arus listrik. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran besaran-besaran fisika yang berkaitan dalam menentukan kalor jenis yaitu, temperatur di dua titik, sebelum dan sesudah melalui pemanas yang dibaca oleh sensor suhu bertipe LM35; massa air dengan timbangan digital yang memiliki satuan gram; tegangan diberikan kepada pemanas yang diatur melalui mikrokontroler dan pengkondisi sinyal; arus listrik yang mengalir di pemanas dibaca oleh sensor arus bertipe ACS7-0A-T. Mikrokontroler diprogram menggunakan piranti lunak Baskom AVR, sedangkan LCD atau komputer digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran. Komputer diprogram menggunakan program monitoring melalui jalur komunikasi COM yang merupakan standar komunikasi serial. Kata kunci : Percobaan Joule, Kalor Jenis, Mikrokontroler, Percobaan Calender- Barnes Abstract The changes of electrical energy into thermal energy (heat) is utilized in the design of water specific heat capacity measuring instrumentation system. Calender-Barnes s experimnent and also Joule s experiment result is the theoretical basis of this study. In this study, the value of water specific heat capacity is studied and proved by means of heating the water flow using the

2 electrical water. Therefore, it is necessary to measure several physical quantities relating to determining the specific heat capacity, i. e, the temperature of the water before and after flowing the heating element, wich are read by LM35 temperature sensor, the mass of the water that is measured using digital scales, the applied voltage to the electrical heater that is measured by signal conditioning unit and the ADC, and also the electrical current flowing through the heater wich is measured by ACS 7-0A current sensor. A microcontroller is programmed using bascom AVR software to control the overall processed, while the LCD or the computer is used to display the measurement result. Serial communication port is used to connect the microcontroller to the computer. Keywords: Joule s experiment, Specific capacity, Microcontroller, Calender- Barnes s experiment. PENDAHULUAN Pemilihan penggunaan metode Calender-Barnes dan hasil percobaan Joule sebagai acuan dasar rancang bangun alat ukur kalor jenis air, tak lain untuk membuktikan kebenaran metode fisika yang berhubungan dengan kalor jenis air sebagai parameter ukurnya. Hasil pembuatan alat ini, pengaplikasiannya akan dijadikan sebagai suatu inovasi dalam ilmu pengetahuan fisika. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh James Prescott Joule, didefinisikan menjadi tepat kalori untuk setiap 4,8 Joule dan disebut "The Mechanical Equivalent of Heat. Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari zat bertemperatur lebih tinggi ke zat yang bertemperatur lebih rendah sampai dicapai kondisi setimbang, yaitu zat-zat dalam kondisi temperatur yang sama. Satuan yang digunakan untuk kalor adalah kalori atau Joule. Kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari gram massa bahan sebesar C []. Parameter yang digunakan untuk mendapatkan nilai kalor jenis, yaitu suhu awal dan suhu akhir (perbedaan suhu yang konstan), debit air, dan daya listrik pada pemanas. Parameter-parameter

3 ini terukur menggunakan sensor-sensor dan rangkaian pengkondisi sinyal kemudian diolah dan ditampilkan pada program monitoring.. TINJAUAN TEORITIS a. Percobaan Calender dan Barnes Eksperimen Calender dan Barnes menjadi dasar acuan penelitian ini. Calender dan Barnes melakukan percobaan tentang kalor jenis air dengan cara mengalirkan air melewati pemanas pada sistem mekaniknya, menjaga suhu awal air sebelum memasuki pemanas untuk tetap konstan kemudian mengukur suhu akhir atau suhu setelah air melewati pemanas. Debit air yang mengalir juga diukur, keadaan pemanas dibuat terlindungi dari pengaruh lingkungan untuk tetap menjaga panasnya hingga mencapai titik yang stabil pada perubahan suhu air atau tidak lagi mengalami perubahan suhu air sesudah melewati pemanas dalam waktu tertentu. Dengan melakukan dua kali percobaan maka ditemukan besar nilai kalor jenis air pada sistem yang mengalir : C = ( P - P ) / (m - m ) ( - 0) (.5) Dimana : P = Daya Listrik P = Daya Listrik m = massa (Kg) c = Kalor Jenis (J/kg C) 0 = Suhu Akhir air ( C) = Suhu Awal air ( C) Gambar. Percobaan Calender dan Barnes

4 3. METODE PENELITIAN a. Perancangan Mekanik Skema dan blok diagram alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini. Gambar. Rancang Bangun Alat Ukur Kalor Jenis Air Berbasis Mikrokontroler Keterangan gambar :. Bak Penampung Air;. Pompa Air; 3.Tabung Ketinggian Air; 4. Tabung Pemanas Air; 5. Timbangan dan wadah; 6. Power Supply Variable. Gambar 3. Block Diagram Alat Ukur Kalor Jenis Air Berbasis Mikrokontroler

5 Sistem mekanik terdiri dari pompa air yang mengalirkan air dari bak penampung air melewati tabung pemanas untuk dipanaskan. Pemanas diberi beda potensial dengan nilai tertentu melalui pengaturan PWM (Pulse Width Modulation) dari mikrokontroler. Suhu air sebelum dan sesudah melewati pemanas akan diukur menggunakan sensor suhu tipe LM35, beda potensial terukur melalui pengkondisi sinyal tegangan, dan arus yang terukur terbaca oleh sensor arus ACS 7. Air yang telah dipanaskan akan mengalir ke wadah terakhir dan ditimbang untuk memperoleh nilai debit air. Semua parameter yang dibutuhkan untuk memperoleh nilai kalor jenis air dikirim ke program monitoring untuk diolah dan ditampilkan. b. Perancangan Sistem Kontrol Dalam proses rancang bangun alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler dibuat perancangan sistem control untuk mengatur beda potensial yang diberikan ke elemen pemanas (heater) dimana beda potensial diatur menggunakan nilai PWM (Pulse Width Modulation) mikrokontroler. IC mikrokontroler yang digunakan yaitu, IC mikrokontroler AVR ATmega 6. RX RX RX C6 05 C7 05 TXD TXD RXD RXD J 6 4 C+ C- C+ C- TXin TXin RXout RXout 5 3 VS+ IC MAX3 VS- TXout TXout RXin RXin RXD RXD RXD RX RX TX TX C8 05 C9 05 J3 3 LCD TX RX VCC VO RS E DB4 DB5 DB6 DB7 AL +V PWMB PWM PWMA I V I V SEL T VCC T J4 J5 3 J VR 5K VCC VO T3 PWM PUMP S S S3 S4 +V S 40 I PB.0/(XCK/T0) (ADC0)/PA.0 S 39 V PB./(T) (ADC)/PA. S I PB./(INT/AIN0) (ADC)/PA. S V PB.3/(OC0/AIN) (ADC3)/PA SEL PB.4/(SS) (ADC4)/PA.4 MOSI 6 35 T PB.5/(MOSI) (ADC5)/PA.5 MISO 7 34 T PB.6/(MISO) (ADC6)/PA.6 SCK 8 33 T3 PB.7/(SCK) (ADC7)/PA.7 RST 9 RST (SCL)/PC.0 VCC IC (SDA)/PC. 0 ATMEGA6 VCC (TCK)/PC. L 0uH (TMS)/PC.3 30 AVCC (TDO)/PC.4 C3 04 (TDI)/PC.5 3 AREF (TOSC)/PC.6 C4 04 (TOSC)/PC.7 3 A (RXD)/PD.0 (TXD)/PD. (INT0)/PD. C 30 XTAL (INT)/PD.3 X (OCB)/PD.4 MHz (OCA)/PD.5 (ICP)/PD.6 3 XTAL (OC)/PD.7 C 30 C5 06 R 4K7 R3 0 + RST VCC VCC J ISP AVR MOSI MOSI VCC 3 4 LED RST 5 6 RST SCK 7 8 SCK MISO 9 0 MISO +V +V T TIP955 +5V Vin IC RS 5 E 6 DB4 7 DB5 8 DB6 9 DB7 4 RXD 5 TXD PWMA 9 PWMB 0 PUMP AL C 06 C0 334 R 47 Gambar 4. Rangkaian Minimum sistem ATmega 6

6 Port-port yang digunakan yaitu, PortA sebagai pembacaan nilai ADC dari sensorsensor yang digunakan. PortD.4 dan PortD.5 pengendalian nilai PWM (Pulse Width Modulation). Gambar 5. Rangkaian Pemanas Tegangan yang dihasilkan oleh power supply, dihubungkan ke rangkaian pemanas. Pada rangkaian pemanas terdapat IC BD 39, IC BD 40, IC 4N8, IC TL 08 yang bekerjasama dengan beberapa komponen lainnya untuk mempertahankan tegangan yang masuk dari power supply (+VDC,-VDC) dan tegangan ini dapat diatur sesuai kebutuhan pemanas melalui PWM oleh IC IC 4N8 dan IC TL 08 yang diperkuat hingga memanaskan heater atau pemanas dengan besar hambatan,5 Ω. Tegangan keluaran yang dihasilkan untuk memanaskan elemen pemanas dari 0VDC sampai + 4 VDC,-4VDC. Rangkaian ini diatur melalui PWM dari mikrokontroler, sehingga dapat dikontrol sesuai dengan penggunaan. Transistor TIP 47 dan TIP 4, berfungsi untuk menyearahkan dan mempertahankan nilai positif dan negatif pada keluaran rangkaian pemanas. VCC + +V IC9 C V Vo LM35 C8 06 R9 K7 + T Gambar 6. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Suhu LM 35

7 LM35 adalah sensor temperatur dengan keluaran berupa tegangan analog yang linier terhadap temperatur yang berada di sekitar permukaan sensor. Perbandingan keluaran tegangan terhadap temperatur adalah 0 mv/ C. Dengan melihat spesifikasi dari sensor LM35 dapat ditentukan rangkaian yang dibutuhkan agar sensor dapat dikoneksikan dengan mikrokontroler yang digunakan dalam sistem, yaitu AVR ATmega6. Pin keluaran dari LM35 dihubungkan dengan pin ADC yang dimiliki oleh ATmega6 secara langsung tanpa memerlukan rangkaian penguat, karena dengan sensitivitas yang dimiliki LM35, 0 mv/ C, tegangan keluaran dari LM35 dapat dengan baik dibaca oleh pin masukan ADC. Kemudian ditambahkan kapasitor yang terhubung dengan pin keluaran LM35 dan tegangan nol (ground) agar tegangan keluaran dari LM35 lebih stabil dan perubahan akan lebih halus tanpa sinyal derau (noise). Gambar 7. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor Arus ACS 7-0A-T ACS7-0A-T adalah sensor arus dengan keluaran berupa tegangan analog yang linier terhadap arus yang mengalir melalui pin-pin IP+ menuju pin pin IP-. Perbandingan keluaran tegangan terhadap temperatur adalah 00 mv/a. Dengan melihat spesifikasi dari sensor ACS7-0A-T dapat ditentukan rangkaian yang dibutuhkan agar sensor dapat dikoneksikan dengan mikrokontroler yang digunakan dalam sistem, yaitu AVR ATmega6. Pin keluaran dari ACS7-0A-T dihubungkan dengan pin ADC yang dimiliki oleh ATmega6 secara langsung tanpa memerlukan rangkaian penguat, karena dengan sensitivitas yang dimiliki ACS7-0A-T, 00 mv/a, tegangan keluaran dari ACS7-0A-T dapat dengan baik dibaca oleh pin masukan ADC. Kemudian ditambahkan kapasitor yang terhubung dengan pin keluaran ACS7-0A-T dan tegangan nol (ground) agar tegangan keluaran dari ACS7-0A-T lebih stabil

8 dan perubahan akan lebih halus tanpa sinyal derau (noise). Selain itu pada pin VCC dari sensor ACS7-0A-T pun dihubungkan kapasitor yang pin kedua dari kapasitornya terhubung dengan tegangan nol (ground), hal tersebut dimaksudkan agar tegangan di pin VCC dapat terjaga kestabilannya. Gambar 8. Rangkaian pengkondisi sinyal tegangan Sensor tegangan yang digunakan berupa rangkaian rasio tegangan yang bertujuan mengkonversi tegangan DC yang besar menjadi tegangan DC yang dapat diterima oleh pin ADC dari mikrokontroler AVR ATmega6, yaitu maksimal,56 Volt sebagai tegangan referensi internal dari mikrokontroler. J7 VR3 0K 8 3 IC6 4.7K 4.7K +Vs AD60 0K0K 0K0K Vref -Vs 6 06 R8 K7 T3 + R7 0K VR4 0K C4 04 C V -5V C6 0V Gambar 9. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Timbangan Digital Sinyal yang diberikan oleh timbangan digital berupa tegangan yang harus dikonversi terlebih dahulu sebelum diteruskan ke pin ADC dari mikrokontroler AVR ATmega6, yaitu maksimal,56 Volt. Pada rangkaian pengkondisi sinyal ini terdapat rangkaian Zero dan span dimana, zero berfungsi meng-nol kan tegangan yang keluaran awal ketika timbangan saat 0 gram belum menunjukan

9 0Volt pada alat ukur multimeter. Sedangkan span berfungsi untuk mengatur keluaran maksimum dari timbangan agar diterima mikrokontroler sesuai dengan tegangan maksimal yang diinginkan, yaitu,56 Volt. IC yang digunakan adalah IC AD 60. c. Perancangan Software Perancangan software pada rancang bangun alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler bertujuan untuk menjalankan sistem kontrol. Perancangan software berupa pemograman pada chip mikrokontroler AVR ATmega6. Aliran program terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 0. Aliran Program dari alat ukur kalor jenis berbasis mikrokontroler Program ini diawali dengan menginisialisasi LCD, TIMER, ADC, Port dan Eksternal Interupt yang digunakan setelah melakukan proses mulai, kemudian mengkonversi nilai ADC yang diterima dari sensor-sensor dan rangkaian elektronik sebagai parameter perhitungan kalor jenis air. Setelah dikonversi

10 parameter-parameter tersebut ditampilkan ke LCD sebagai display dan menunggu persetujuan permintaan pengiriman data ke program monitoring untuk diolah dan ditampilkan melalui grafik. d. Program Monitoring Program monitoring digunakan dalam percobaan ini sebagai tampilan akhir dari hasil percobaan dan pengatur PWM antara pengguna dan sistem. Parameter yang ditampilkan pada program monitoring yaitu, daya elemen pemanas, perbedaan suhu awal dan akhir setelah melewati pemanas, debit air dan perhitungan nilai kalor jenis air. Grafik yang ditampilkan adalah grafik perubahan suhu awal dan akhir sebelum dan sesudah melewati pemanas persatuan waktu. Gambar. Front panel alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler

11 Gambar. Block diagram alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler Block diagram dari alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler terdiri dari empat bagian, yaitu:. Inisialisasi penggunaan nilai baud rate, jumlah bit yang digunakan, COM serial yang digunakan, dan tombol Start sebagai awal dari mulainya proses kerja alat.. Penggunaan Fungsi number to decimal string untuk mengubah jenis karakter yang dikirim dari mikrokontroler ke program monitoring agar dapat dibaca olehnya dan diolah, pada bagian ini dilakukan pengaturan nilai daya yang diinginkan oleh pengguna. 3. Bagian ini terdapat fungsi select, berfungsi untuk mengatur dua atau tiga proses yang hendak dijalankan terlebih dahulu. Pada alat ukur kalor jenis air terjadi dua proses pemilihan, yang pertama ketika program monitoring menerima perintah dengan karakter $H# berarti proses yang dijalankan adalah mengirim perbedaan suhu awal dan akhir melewati pemanas pada proses pertama dengan nilai daya heater. Jika perintah dengan karakter $P# berarti proses yang dijalankan adalah mengirim perbedaan suhu awal dan akhir melewati pemanas pada proses kedua dengan nilai daya heater. Kemudian mengambil nilai konversi ADC dari setiap sensor melalui fungsi Split dan fungsi decimal to number untuk diolah dengan fungsi Formula dan dikirim ke grafik dan tampilan pada program monitoring serta hasil nya disimpan pada proses bagian terakhir atau ke empat.

12 4. Bagian terakhir dari pemograman monitoring yaitu, proses penyimpanan semua parameter yang diperoleh dalam sebuah tipe file, misalnya excel menggunakan fungsi format into file. Penyimpanan dan pemberhentian proses kerja alat akan terjadi ketika program monitoring menerima perintah berupa karakter $S#. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengerjaan rancang bangun alat ukur kalor jenis air berbasis mikrokontroler maka dilakukan pengujian pada setiap sistem dan pengambilan data keseluruhan sistem serta penganalisaan terhadap alat, sistem yang sudah bekerja sesuai yang diinginkan atau tidak. Hasil pengujian terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3. Grafik Pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 0 Watt. Hasil pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 0 Watt menunjukan bahwa ketika daya pemanas 73 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar,5 C dan ketika daya pemanas 83 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar C, berarti beda suhu antara daya pemanas dan daya pemanas yaitu, 0,5 C. ketika debit air yang terukur 5,8 g/menit maka nilai kalor jenis yang diperoleh 4,7J/g C. Dengan formula c = beda daya / ((debit/60) ( beda suhu -

13 beda suhu )). Pada grafik terlihat hasil sensor suhu tipe LM 35 untuk beda suhu dan beda suhu tidak terlihat stabil, ini dikarenakan sensor yang kurang sensitive terhadap perubahan suhu yang cepat. Kesalahan literatur kalor jenis air dari alat ukur kalor jenis air ketika dilakukan percobaan berulang-ulang dengan beda daya 0 Watt adalah 3,0%. Gambar 4. Pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 0 Watt Hasil pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 0 Watt menunjukan bahwa ketika daya pemanas 35 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar, C dan ketika daya pemanas 55 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar 3 C, berarti beda suhu antara daya pemanas dan daya pemanas yaitu, 0,8 C. ketika debit air yang terukur 307,4 g/menit maka nilai kalor jenis yang diperoleh 4,9J/g C. Dengan formula c = beda daya / ((debit/60) ( beda suhu - beda suhu )). Pada grafik terlihat hasil sensor suhu tipe LM 35 untuk beda suhu dan beda suhu tidak terlihat stabil, ini dikarenakan sensor yang kurang sensitive terhadap perubahan suhu yang cepat. Kesalahan literatur kalor jenis air dari alat ukur kalor jenis air ketika dilakukan percobaan berulang-ulang dengan beda daya 0 Watt adalah 6,%.

14 Gambar 5. Pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 33 Watt Hasil pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 33 Watt menunjukan bahwa ketika daya pemanas 55 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar,5 C dan ketika daya pemanas 88 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar 3,5 C, berarti beda suhu antara daya pemanas dan daya pemanas yaitu, 0,5 C. ketika debit air yang terukur 307,4 g/menit maka nilai kalor jenis yang diperoleh 6,4J/g C. Dengan formula c = beda daya / ((debit/60) ( beda suhu - beda suhu )). Pada grafik terlihat hasil sensor suhu tipe LM 35 untuk beda suhu dan beda suhu tidak terlihat stabil, ini dikarenakan sensor yang kurang sensitive terhadap perubahan suhu yang cepat. Kesalahan literatur kalor jenis air dari alat ukur kalor jenis air ketika dilakukan percobaan berulang-ulang dengan beda daya 33 Watt adalah 53,3%.

15 Gambar 6. Pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 38 Watt Hasil pengujian sistem alat ukur kalor jenis air dengan beda daya 38 Watt menunjukan bahwa ketika daya pemanas 35 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar,5 C dan ketika daya pemanas 73 Watt maka beda suhu antara suhu sebelum dan sesudah melewati pemanas sebesar,5 C, berarti beda suhu antara daya pemanas dan daya pemanas yaitu, C. ketika debit air yang terukur 307,4 g/menit maka nilai kalor jenis yang diperoleh 7,4J/g C. Dengan formula c = beda daya / ((debit/60) ( beda suhu - beda suhu )). Pada grafik terlihat hasil sensor suhu tipe LM 35 untuk beda suhu dan beda suhu tidak terlihat stabil, ini dikarenakan sensor yang kurang sensitif terhadap perubahan suhu yang cepat. Kesalahan literatur kalor jenis air dari alat ukur kalor jenis air ketika dilakukan percobaan berulang-ulang dengan beda daya 38 Watt adalah 70,0%. Dari data pengujian sistem alat ukur kalor jenis air yang dilakukan dengan melakukan perubahan beda daya ditiap pengambilan data menunjukan bahwa semakin besar daya yang diberikan maka semakin cepat perubahan suhu yang terjadi, perubahan nilai massa ditiap menit nya atau debit air yang berubah-ubah menunjukan bahwa kurang sensitifitas dari alat yang digunakan, begitu juga terlihat pada data suhu yang mengalami perubahan beda suhu kurang konstan dapat disebabkan oleh sensor suhu yang kurang baik dalam pembacaan data yang cepat saat pengiriman, sensitifitas yang kurang terhadap objek yang diteliti. Keadaan beda daya mampu memanaskan heater dengan baik, terlihat pada

16 perubahan suhu air saat mengalir sebelum melewati dan sesudah melewati pemanas. Namun, sistem ini telah berjalan dengan baik sebab mampu menghitung nilai kalor jenis air walau dengan hasil perhitungan yang kurang tepat. Kesalahan literatur rata-rata pada percobaan ini yaitu, ± 9 % menunjukan bahwa percobaan ini dapat dikatakan bahwa sistem alat ini berjalan baik tetapi dengan hasil perhitungan yang kurang tepat. Semakin besar nilai beda suhu dan beda suhu maka nilai kesalahan literatur terhadap hasil kalor jenis air semakin besar. Tabel. Hasil data alat ukur kalor jenis air No. Beda Daya (Watt) Beda suhu ( C) Debit (g/menit) Kalor jenis (J/g C) Kesalahan literatur (%) 0 0,5 5,8 4,7 3,0 0 0,8 307,4 4,9 6, ,5 307,4 6,4 53, ,4 7,4 70,0

17 5. KESIMPULAN. Sensor-sensor yang digunakan telah mengalami pengujian dan memberikan hasil yang baik sebagai kelayakan pemakaian.. Nilai pengaturan dan perubahan PWM mempengaruhi besar nilai tegangan yang diinginkan untuk memanaskan pemanas. 3. Kesalahan pengukuran terjadi karena proses pertukaran kalor antara air di dalam tabung pemanas dengan kalor di lingkungan atau pengaruh luar lainnya dan kurangnya kesensitifitas dari sensor dan alat pendukung. Kesalahan literatur rata-rata dari pengukuran sebesar ± 9%. 6. SARAN. Penggunaan sensor-sensor yang lebih sensitif akan menghasilkan data yang lebih akurat.. Mengubah aliran air secara berkala dan sistem aliran yang tepat akan menghasilkan data perubahan suhu yang lebih baik. Penggunaan jenis air yang baik dengan penyaringan berulang seperti Aquades. 3. Penambahan vacuum jacket pada tabung pemanas akan memperkecil temperature yang terlepas ke udara.

18 7. DAFTAR ACUAN. Halliday, D dan Resnick, R.984. Fisika Jilid, Edisi ke-3. Jakarta: Penerjemah Pantur Silaban Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto. Penerbit Erlangga (7-748).. Sear, F.W dan Zemansky, M.W.994. Fisika Untuk Universitas Jilid. Jakarta. Penerbit BINACIPTA ( ). 3. Tipler, Paul. A Fisika Jilid, Edisi ke-3. Jakarta: Penerjemah Lea Prasetio dan Rahmad W.Adi. Penerbit Erlangga (597-68). 4. Bunyi hukum-hukum dalam ilmu fisika, dibuka mei Joule s Experiment.Wolfram Demonstration Projects, dibuka mei www. all datasheet.com, dibuka pada 0-sept-0 7. Pulse Width Modulation (PWM), pada 0-sept-0

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 3 BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai pengaturan suhu pada pesawat infant warmer dengan suhu antara 34 C - 37 C. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan skripsi yang dibuat yang terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU

BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU 38 BAB III PERANCANGAN ALAT PENYIMPANAN DATA KECEPATAN ANGIN, ARAH ANGIN DAN SUHU Bab ini akan menjelaskan perancangan dan pembuatan alat penyimpanan data kecepatan angin, arah angin dan suhu yang pembahasannya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan 63 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA 4.1 Tujuan Pengukuran yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan data dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain : studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas perancangan yang merupakan proses dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan software. Dimana perancangan software

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... Xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vii ABSTRAKSI..... viii DAFTAR ISI.... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT. Umum Rancang bangun peralatan merupakan hal yang sangat pokok dalam pembuatan proyek laporan akhir ini. Tahap perencanaan merupakan perwujudan awal dari pembuatan proyek akhir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 36 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Sistem pemantauan posisi dan tingkat pencemaran udara bergerak, merupakan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 222 Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal Heru Sagito Palka *, Meqorry Yusfi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ALAT UKUR MUAI PANJANG LOGAM SKRIPSI RAHMAT GOZALI

UNIVERSITAS INDONESIA ALAT UKUR MUAI PANJANG LOGAM SKRIPSI RAHMAT GOZALI UNIVERSITAS INDONESIA ALAT UKUR MUAI PANJANG LOGAM SKRIPSI RAHMAT GOZALI 0906602143 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA INSTRUMENTASI DEPOK JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 E.14 RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 Arief Hendra Saptadi *, Danny Kurnianto, Suyani Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Sekolah

Lebih terperinci