Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014"

Transkripsi

1 OPTIMASI KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA DENGAN HERBA KEMANGI DALAM GEL SEBAGAI REPELAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Indri Hapsari 1, Anwar Rosyadi 1, Retno Wahyuningrum 1 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto indrihapsari_ump10@yahoo.co.id ABSTRAK Bunga kenanga dan herba kemangi memiliki kandungan minyak atsiri yang telah diketahui memiliki efek sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan gel yang memiliki daya repelan dan sifat fisik yang optimum dengan metode SLD (Simplex Lattice Design) serta membandingkan daya repelan minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi dalam sediaan gel sebelum dan sesudah dikombinasikan. Penelitian dilakukan dengan metode SLD dengan 2 komponen yaitu minyak atsiri bunga kenanga (A) dan minyak atsiri herba kemangi (B), sehingga diperoleh 3 rancangan formula yaitu FI (100% A), F2 (100% B), F3 (50% A dan 50% B). Parameter yang diuji yaitu daya repelan dan sifat fisik gel meliputi, daya sebar, daya lekat, ph dan viskositas. Berdasarkan parameter-parameter, formula gel dengan kombinasi minyak atsiri bunga kenanga 0% dan minyak atsiri herba kemangi 100% merupakan formula gel yang paling optimum. Daya repelan yang dihasilkan dari formula gel kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dengan minyak atsiri herba kemangi lebih rendah dibandingkan dengan formula gel minyak atsiri bunga kenanga dan herba kemangi sebelum dikombinasi. Kata kunci: Bunga kenanga, herba kemangi, gel, repelan, Simplex lattice design PENDAHULUAN Beberapa tanaman yang sudah diuji aktifitas repelannya terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu bunga kenanga dan herba kemangi. Namun waktu perlindungan dari minyak atsiri bunga kenanga (Kurniawati, 2010) dan minyak atsiri herba kemangi (Milars, 2010) lebih rendah dari zat aktif DEET. Berbagai upaya sudah dilakukan dalam meningkatkan efektifitas dari tanaman tersebut. Dalam penelitian ini, minyak atsiri bunga kenanga akan dikombinasikan dengan minyak atsiri herba kemangi dalam formula gel berbasis carbopol serta mengoptimalisasi dosis zat aktif dari kedua minyak atsiri tersebut dengan metode simplex lattice design. Sehingga dari formula gel yang telah optimum tersebut dapat diketahui pengaruh kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi terhadap daya repelan dan sifat fisik gel serta diharapkan diperoleh produk kosmetika yang lebih praktis untuk digunakan dan dapat diterima oleh masyarakat. METODE PENELITIAN Jalannya penelitian 1. Pengolahan Tanaman Tanaman sebelum digunakan terlebih dahulu dideterminasi. Minyak atsiri disuling dengan cara destilasi uap-air. Penyulingan dilakukan selama 3-6 jam hingga diperoleh destilat. Minyak kemudian diambil dan dimasukkan dalam vial yang ditutup dalam alumunium foil dan dibungkus dengan 31

2 plastik warna hitam agar minyak atsiri tidak terurai oleh cahaya. 2. Formulasi Gel Repelan Minyak Atsiri Bunga Kenanga dan Minyak Atsiri Herba Kemangi Dalam penelitian ini, dipergunakan 3 formula gel repelan dengan kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi yang selanjutnya dioptimasi menggunakan metode Simplex Lattice Design. Ketiga formula gel dengan basis carbopol disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Pembuatan gel repelan dimulai dengan mengembangkan carbopol dengan air panas hingga homogen. Setelah dingin ditambahkan etanol, diaduk sampai homogen. Kemudian ditambahkan nipagin dan minyak atsiri yang sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu dalam propilenglikol, kemudian aduk hingga homogen. Setelah semua homogen tambah dengan trietanolamin (TEA), kemudian aduk selama 5 menit. Formula dibuat 3 replikasi (Afidah, 2008). Tabel 1. Formulasi gel kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi dengan basis carbopol Bahan Formula gel minyak atsiri (gram) I II III Etanol 96% Propilenglikol Carbopol 1,5 1,5 1,5 Trietanolamin 0,5 0,5 0,5 Nipagin 0,05 0,05 0,05 Minyak atsiri bunga kenanga Minyak atsiri herba kemangi Aquades ad 100 ad 100 ad Uji Sifat Fisik Gel Kombinasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga dan Herba Kemangi dalam Basis Carbopol a. Pengamatan Organoleptis Pengamatan organoleptis gel terdiri dari pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau dan dilakukan pada hari ke-1, 7, 14, 21, dan hari ke-28 (Afidah, 2008). b. Pengukuran ph Pengukuran ph menggunakan alat ph stick dan dilakukan pada hari ke-1, 7, 14, 21 dan hari ke-28 (Kurniawati, 2010). c. Pengukuran Viskositas Gel 20 gram gel dimasukkan kedalam cup, kemudian dipasang spindel dan rotor dijalankan. Setelah viskometer menunjukan angka yang stabil maka hasil dicatat. Pengukuran viskositas dilakukan pada hari ke-1 dan ke-28 (Afidah, 2008). d. Uji Homogenitas Gel Gel diambil secukupnya kemudian dioleskan pada plat kaca, diratakana dan digosokkan. Massa gel harus menunjukan susunan homogen tidak terasa adanya bahan padat pada kaca (Kurniawati, 2010). e. Uji Daya Sebar 0,5 g gel dioleskan ditengah kaca berdiameter 15 cm. Kaca yang kedua diletakkan diatasnya selama 1 menit. Diameter gel yang menyebar diukur, kemudian ditambahkan 50 g beban tambahan dan didiamkan lagi selama 1 menit. Diameter gel yang menyebar diukur dan diulang terus hingga dihasilkan diameter yang konstan (Kurniawati, 2010). f. Uji Daya Lekat 1 g gel dioleskan pada sebuah plat kaca. Plat kaca yang kedua ditempelkan sampai kedua plat kaca menyatu. Kemudian ditekan dengan beban seberat 1 kg selama 5 menit, lalu beban dilepas. Plat kaca diberi beban pelepasan 80 g. Dicatat waktu hingga kedua plat saling lepas (Kurniawati, 2010). 4. Identifikasi Senyawa dalam Minyak Atsiri Hasil Penyulingan dan Gel Kondisi KLT yang digunakan adalah sebagai berikut: Fase diam : silika gel F254 Fase gerak : toluen : etil asetat (93:7 v/v) 32

3 Pembanding : eugenol Deteksi : anisaldehid asam sulfat 0,2 ml eugenol diaddkan dengan pelarut etanol hingga 6 ml. Kemudian 0,1 ml minyak atsiri dan gel masing-masing diaddkan hingga 10 ml dengan pelarut etanol. Eugenol dan sampel uji yang sudah dipreparasi kemudian ditotolkan pada silika gel F254. Jarak masing-masing totolan yaitu 1,5 cm. Proses elusi dilakukan dalam bejana tertutup dan hingga fase gerak mencapai batas atas lempeng silika gel F254. Proses deteksi dilakukan dibawah sinar UV 254 nm, kemudian lempeng KLT disemprot dengan pereaksi anisaldehid asam sulfat. Kemudian lempeng KLT dipanaskan dalam oven pada suhu C selama 5 menit, bercak diamati dibawah sinar UV 366 nm dan pada sinar tampak. kemudian dihitung nilai Rf dan HRf. 5. Uji Daya Repelan Gel Kombinasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga dan Minyak Atsiri Herba Kemangi dalam Basis Carbopol Metode yang digunakan dalam pengujian daya repelan merupakan metode yang digunakan oleh Kurniawati (2010). Mekanisme uji repelannya sebagai berikut : punggung tangan naracoba dimasukkan dalam sangkar penguji selama lima menit, jika tidak digigit maka punggung tangan naracoba dikeluarkan dan berada diluar sangkar selama lima menit, kemudian diulang hingga gigitan pertama terjadi. Untuk pengujian selanjutnya punggung tangan diistirahatkan terlebih dahulu selama menit untuk menghilangkan bau yang masih menempel pada pengujian sebelumnya. Percobaan dibagi 4 kelompok dengan perlakuan sebagai berikut : Kelompok I : tangan tanpa intervensi Kelompok II : diolesi gel basis carbopol tanpa minyak atsiri Kelompok III : diolesi gel ketiga formula Kelompok IV : diolesi lotion merk X 6. Analisis Hasil a. ANOVA Data hasil uji daya sebar, daya lekat, dan daya repelan nyamuk dianalisis dengan anova satu arah sedangkan hasil uji viskositas dan pengukuran ph dianalisis dengan uji anova dua arah dengan taraf kepercayaan 95%, jika p<0,05 maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf kepercayaan 95%. b. Optimasi Simplex Lattice Design (SLD) Data hasil daya repelan dan uji sifat fisik (ph, viskositas, daya sebar, dan daya lekat) dianalisis dengan metode Simplex Lattice Design (SLD) Y = X1 (A) + X2 (B) + X12 (A). (B) untuk menentukan koefisien regresi (X1, X2, X12). Dari masing-masing parameter akan diperoleh suatu persamaan yang kemudian dibuat grafik dan dari grafik tersebut dibuat superimposed counter plot sehingga akan didapat rancangan formula yang optimum. Hasil HASIL DAN DISKUSI Hasil Uji Pengukuran ph Pengukuran viskositas (cps) Daya Sebar (Cm 2 ) Daya Lekat (detik) Daya Repelan (detik) Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisik dan Daya Repelan Gel Rata-rata ± SD Tangan Kontrol Formula 1 Formula 2 Formula 3 tanpa gel negatif 33 Kontrol positif ,42± ,82±4,14 20,52±1, ,71±0,22 1,23±0,29 0,92±0,06-13,15 ±4,02* 12,92 ±2,59* 1669,64 ±380,68* 1979,82 ±46,27* 1588,23 ±279,93* 6635,61 ±724,96*

4 Berdasarkan buku Flora of Java dan An Integrated System of Classification of Flowering Plants tanaman yang akan digunakan dalam penelitian benar yaitu kenanga atau Cananga odorata (Lam) Hook.f. & Thomson dan kemangi atau Ocimum basilicum L. Dari 1kg bunga kenanga rata-rata menghasilkan rendemen sebesar 0,5% sedangkan 1kg herba kemangi rata-rata menghasilkan rendemen sebesar 0,16%. Hasil Uji Sifat Fisik Gel Kombinasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga dan Minyak Atsiri Herba Kemangi a. Pengamatan Organoleptis Hasil pengamatan selama 28 hari (Tabel 2), semua formula gel stabil dan menunjukan bahwa tidak ada perubahan pada bau, bentuk dan warna selama penyimpanan. Penambahan pengawet nipagin sebanyak 0,05% menyebabkan gel tersebut stabil selama penyimpanan. b. Pengukuran ph Pengukuran ph berkaitan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet dan keadaan kulit serta untuk mengetahui aman tidaknya gel yang digunakan sebagai sediaan topikal (Trisnandari, 2012). Selama penyimpanan ketiga formula gel stabil secara kimia, sebab tidak ada reaksi kimia antara komponen maupun dengan wadah yang menyebabkan perubahan ph (Tabel 2). Hasil pengukuran ph adalah 5, ph tersebut masih aman untuk digunakan sebagai sediaan topikal karena menurut Gozali et al (2009) ph yang aman untuk sediaan topikal yaitu berkisar 4,5-6,5. c. Pengukuran Viskositas Gel Pengukuran viskositas gel dilakukan untuk mengamati sediaan yang telah dibuat mudah dituang atau tidak karena menentukan kenyamanan bagi pemakainya. hasil pengujian viskositas gel pada hari ke-1 dan ke-28 tidak terjadi perubahan selama penyimpanan (Tabel 2). Viskositas gel yang stabil kemungkinan dikarenakan selama penyimpanan tidak terpengaruh oleh suhu dan ph, sebab menurut Gozali et al (2009) bahwa ketidakstabilan viskositas dapat terjadi karena adanya peningkatan suhu ruang selama penyimpanan yang menyebabkan penurunan viskositas dari fase kontinu (air) dan juga meningkatkan gerak globul fase terdispersi (minyak). Selain itu ph juga dapat mempengaruhi perubahan viskositas gel, jika selama penyimpanan ph menurun secara drastis maka dapat menyebabkan penurunan viskositas yang cukup drastis pula. d. Homogenitas Gel Gel saat dioleskan dan diraba pada kulit memiliki tekstur yang rata, serta lembut dan stabil selama penyimpanan (Tabel 2). Hal ini menunjukan bahwa proses pencampuran masing-masing komponen telah tercampur rata. Apabila komponen gel tidak homogen (tidak tercampur rata) maka dikhawatirkan minyak atsiri yang berfungsi sebagai zat aktif repelan tidak terdistribusi diseluruh gel dan efek yang dikehendaki tidak tercapai. e. Daya Sebar Gel Semakin luas daya sebar gel maka diharapkan gel semakin cepat melepaskan efek terapi yang diinginkan di kulit sehingga efek repelan nyamuk Aedes aegypti terpenuhi. Gel formula 2 yang mengandung minyak atsiri herba kemangi memiliki daya sebar yang paling luas dibandingkan formula 1 yang mengandung minyak atsiri bunga kenanga, sedangkan formula 3 yang berisi campuran dari minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi memiliki daya sebar yang paling rendah (Tabel 2). Diameter gel yang diperoleh merupakan konsistensi gel yang nyaman pada penggunaan dan sesuai dengan rekomendasi Garg et al (2002) yaitu 5-7 cm. Berdasarkan uji ANOVA didapatkan nilai p=0,187 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga formula (p>0,05). f. Daya Lekat Gel Semakin kuatnya daya lekat gel maka dapat menghambat pernafasan kulit 34

5 tetapi jika daya lekat gel terlalu lemah, maka efek terapi gel yang diharapkan tidak tercapai. Gel formula 2 yang berisi minyak atsiri herba kemangi memiliki waktu daya lekat terlama dibandingkan dengan formula 3 yang berisi campuran minyak atsiri bunga kenanga dan herba kemangi. Sedangkan gel yang memiliki waktu daya lekat tercepat yaitu formula 1 yang berisi minyak atsiri bunga kenanga (Tabel 2). Hasil uji ANOVA menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga formula (p>0,05) dimana diperoleh nilai p=0,067. g. Identifikasi Senyawa dalam Minyak Atsiri Hasil Penyulingan dan dalam Gel Minyak Atsiri Menurut Kurniawati (2010) senyawa target yang memiliki sifat sebagai repelan antara lain linalool, geraniol, dan eugenol. Bercak dengan nilai hrf 72,5 pada sampel merupakan bercak dari eugenol. Setelah disemprot dengan pereaksi anisaldehidasam sulfat bercak terdeteksi dengan warna hijau kecoklatan sesuai dengan warna bercak dari pembanding eugenol. Bercak dengan nilai hrf 47,5 diduga adalah senyawa Linalool sedangkan bercak dengan nilai hrf 37,5 diduga adalah senyawa Geraniol. Hal ini dikarenakan bercak dengan nilai hrf dan berwarna coklat violet setelah disemprot anisaldehid asam sulfat merupakan bercak dari senyawa golongan alkohol seperti linalool dan geraniol. Bercak eugenol pada minyak atsiri bunga kenanga dan gel formula 2 tidak terdeteksi adanya senyawa eugenol. hrf 47,5 hrf 37,5 a b c d e f hrf 93,75 hrf 72,5 Gambar 1: bercak dilihat pada sinar tampak setelah disemprot anisaldehid asam sulfat Keterangan: a. Pembanding eugenol b. Minyak atsiri bunga kenanga c. Minyak atsiri herba kemangi d. Gel minyak atsiri formula 1 e. Gel minyak atsiri formula 2 f. Gel minyak atsiri formula 3 Hasil Uji Daya Repelan Gel Kombinasi Minyak Atsiri Bunga Kenanga dan Herba Kemangi Dari ketiga formula gel minyak atsiri yang memiliki daya tolak terhadap nyamuk Aedes aegypti terlama yaitu formula 2 yang berisi minyak atsiri herba kemangi. Sedangkan formula 3 yang berisi campuran minyak atsiri bunga kenanga dan herba kemangi merupakan formula yang memiliki daya tolak terhadap nyamuk paling rendah (Tabel 2). Hasil pengujian menunjukan bahwa didapatkan nilai p=0,000. Karena nilai p<0,05 maka berarti terdapat perbedaan bermakna nilai daya repelan dari semua kelompok uji (Tangan tanpa interfensi, kontrol negatif, formula gel minyak atsiri, dan kontrol positif). Penentuan Formula Optimum dengan Metode Simplex Lattice Design (SLD) Penentuan formula optimum berdasarkan Simplex Lattice Design menggunakan data daya repelan dan uji sifat fisik gel dengan persamaan: Y = X1 (A) + X2 (B) + X12 (A)(B) Keterangan: Y: respon (hasil percobaan) X1,X2,X12: koefisien yang didapat dari ketiga percobaan (A)(B): besarnya bagian A (minyak atsiri bunga kenanga) dan komponen B (minyak atsiri herba kemangi), dengan jumlah A+B selalu satu (Bolton, 1997). Koefisien X1 diperoleh dari percobaan yang menggunakan 100% minyak atsiri bungan kenanga, koefisien X2 diperoleh dari percobaan yang menggunakan 100% minyak atsiri herba kemangi, sedangkan untuk menentukan koefisien X12 diperoleh dari 35

6 percobaan yang menggunakan campuran 50% minyak atsiri bunga kenanga dan 50% minyak atsiri herba kemangi. Respon tiap-tiap uji diberi bobot dengan jumlah bobot total sama dengan satu. Uji daya repelan dengan bobot 0,4 yang berhubungan dengan waktu penolakan nyamuk; uji daya sebar dengan bobot 0,15 yang berhubungan dengan kemampuan gel untuk menyebar; uji daya lekat dengan bobot 0,15 yang berhubungan dengan kemampuan gel melekat pada permukaan kulit sehingga berefek repelan; pengukuran ph dengan bobot 0,15 yang berhubungan dengan keamanan sediaan pada pemakaian; pengukuran viskositas dengan bobot 0,15 yang berhubungan dengan kemampuan gel saat penuangan. Bobot respon tiap-tiap uji yang diberikan berbeda-beda dan didasarkan pada pengaruh dari tiap-tiap parameter terhadap respon total yang diberikan, apabila pengaruhnya semakin besar maka pembobotannya semakin besar (Ardani et al, 2010). Karena satuan dari tiap-tiap respon berbeda, maka perlu standarisasi nilai normalitas dari penilaian respon. Nilai Xmin dan Xmax untuk daya repelan adalah menit; daya sebar yaitu Cm 2, daya lekat yaitu 0,7-1,3 detik; pengukuran ph yaitu 4-6 dan pengukuran viskositas yaitu cps. Gambar 1. Profil respon total formula optimum gel dengan berbagai proporsi minyak atsiri bunga kenanga (A) dan herba kemangi (B) Perhitungan Rtotal digunakan untuk menentukan perbandingan minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi yang memberikan hasil uji yang memenuhi syarat. Nilai R diperoleh dari mengalikan N dengan bobot yang telah ditentukan. Penentuan formula optimum diperoleh dari respon total hasil uji yang paling besar. Besarnya Rtotal diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Rtotal = 0,4 Ndaya repelan+0,15 Ndaya sebar+0,15 Ndaya lekat+0,15 NpH+0,15 Nviskositas Formula optimum dipilih berdasarkan harga respon total yang tertinggi. Berdasarkan gambar 1, formula gel yang mengandung 100% minyak atsiri herba kemangi memiliki total respon paling tinggi dibandingkan dengan formula yang lain. Sehingga formula gel dengan konsentrasi minyak atsiri herba kemangi merupakan formua yang optimum berdasarkan parameter-parameter daya repelan dan sifat fisik. 36

7 KESIMPULAN 1. Formula gel kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dan herba kemangi yang paling optimum berdasarkan parameter daya repelan dan sifat fisik gel yaitu formula gel dengan proporsi 0% minyak atsiri bunga kenanga dan 100% minyak atsiri herba kemangi. 2. Sediaan gel dengan formula kombinasi minyak atsiri bunga kenanga dengan minyak atsiri herba kemangi memiliki daya repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti yang lebih rendah dibandingkan dengan formula gel minyak atsiri bunga kenanga dan minyak atsiri herba kemangi sebelum dikombinasikan. DAFTAR PUSTAKA Afidah. N., 2008, Formulasi Gel Kompleks Inklusi Meloksikam B-Siklodekstrin Dengan Basis Aqupec HV 505 [skripsi], Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Ardani. M., Pratiwi. S.U.T., Hertiani. T., 2010, Efek Campuran Minyak Atsiri Daun Cengkeh dan Batang Kayu Manis Sebagai Antiplak Gigi, Majalah Farmasi Indonesia, 21(3): Bolton. SJ., 1997, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical Applications. 3rdEd, Marcel Dekker Inc., New York Garg. A., Aggarwal. D., Garg. S. and Sigla. A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulotion: An Update. Pharmaceutical Tecnology: [17 Juli 2013] Gozali. D., Abdassah. M., Subghan. A., Lathiefah. A., 2009, Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon, Farmaka, 7(1): Kurniawati. L., 2010, Daya Repelan Gel Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga odorata (LMK) Hook. f & Thoms) Dalam Basis Carbopol, Terhadap Nyamuk Aedes aegypti [skripsi], Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Milars. S., 2010, Daya Repelan Gel Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum basilicum L.) Dalam Basis Carbopol, Terhadap Nyamuk Aedes aegypti [skripsi], Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto 37

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh ANWAR ROSYADI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh ANWAR ROSYADI OPTIMASII KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA DENGAN HERBA KEMANGI DALAM GEL SEBAGAI REPELAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Tentang Tanaman 1. Kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson) a. Tanaman kenanga (C. odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson) termasuk ke dalam taksonomi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode non eksperimental dan metode eksperimental. Metode non eksperimental

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN SKRIPSI 1 FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN SKRIPSI Oleh : SEKAR PUJI UTAMI K 100 110 051 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Optimasi Campuran Carbopol 941 dan HPMC dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Mete secara Simplex Lattice Design

Optimasi Campuran Carbopol 941 dan HPMC dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Mete secara Simplex Lattice Design Jurnal Farmasi Indonesia, Maret 2011, hal 1-12 Vol. 8 No. 1 ISSN: 1693-8615 Optimasi Campuran Carbopol 941 dan HPMC dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Mete secara Simplex Lattice Design Optimation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Flavonoid Dari 100 g serbuk lamtoro diperoleh ekstrak metanol sebanyak 8,76 g. Untuk uji pendahuluan masih menggunakan serbuk lamtoro kering,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah duku (Lansium domesticum Corr.), hirdoksipropil metilselulosa (HPMC), carbomer, gliserin, trietanolamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung Lawu. Sedangkan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi dan Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang digunakan untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun ciplukan (Physalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu mikroorganisme yang hidup di kulit (Jawetz et al., 1991). Kulit merupakan organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.

Lebih terperinci

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin

Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin Di sampaikan Oleh: Azis Ikhsanudin PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Nyamuk Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah Usaha proteksi diri terhadap nyamuk Kelambu Repelan Paling digemari masyarakat Praktis Mudah dipakai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Tween 80 dan Span (Azis Ikhsanudin, dkk) 41

Optimasi Komposisi Tween 80 dan Span (Azis Ikhsanudin, dkk) 41 Optimasi Komposisi Tween 8 dan Span 8... (Azis Ikhsanudin, dkk) 41 OPTIMASI KOMPOSISI TWEEN 8 DAN SPAN 8 SEBAGAI EMULGATOR DALAM REPELAN MINYAK ATSIRI DAUN SERE (Cymbopogon citratus (D.C) Stapf) TERHADAP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) Disusun oleh: Nama : Eky Sulistyawati FA/08708 Putri Kharisma FA/08715 Gol./Kel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyamuk merupakan vektor dari beberapa penyakit seperti malaria, filariasis, demam berdarah dengue (DBD), dan chikungunya (Mutsanir et al, 2011). Salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel Uji dilakukan selama enam hari dalam tempat dengan kelembaban 70% dan suhu 27ºC, setiap hari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau Uji KLT dilakukan sebagai parameter spesifik yaitu untuk melihat apakah ekstrak kering daun sirih yang diperoleh dari PT. Industry

Lebih terperinci

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang termasuk gabungan dari penelitian jenis eksperimental laboratorik dan eksperimental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat

Lebih terperinci

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: Jenny Virganita NIM. M 0405033 BAB III METODE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle, L) diperoleh dari PT. Borobudur Natural Herbal Industry,

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di

Lebih terperinci

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena dalam Bentuk Gel Anti Acne Formulation of Kokang (Lepisanthes amoena Leaves Extract in Anti-acne Gel Husnul Warnida 1, Yullia Sukawati 2 Akademi Farmasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN SAMPUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN SAMPUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN SAMPUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vi DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman Lampiran 1 Hasil Identifikasi Tanaman Lampiran 2 Morfologi tanaman Gambar 4. Tanaman kenanga ( Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson) Gambar 5. Bunga kenanga ( Canangae odoratae flos ) Lampiran 2 (Lanjutan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Lebih terperinci

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM Stefanny Florencia Dewana 1, Sholichah Rohmani 2* 1,2 Program Studi D3 Farmasi, Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi yang stabil secara termodinamika dengan ukuran globul pada rentang 10 nm 200 nm (Prince, 1977). Mikroemulsi dapat dibedakan dari emulsi biasa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com

Lebih terperinci

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Determinasi Tanaman Buah pisang raja diperoleh dari Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah. Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b) 6 pengembang yang masih segar. Pelat dideteksi dengan UV 366 nm. Stabilitas Analat pada Pelat dan dalam Larutan. Ekstrak ditotolkan pada pelat 10 x 10 cm. Ekstrak dibuat sebanyak tiga buah. Ekstrak satu

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama dari penyakit Demam Dengue dan merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Demam Dengue atau

Lebih terperinci

FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI

FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI FORMULASI HAND GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera var. sinensis) MENGGUNAKAN BASIS CARBOPOL 934: EVALUASI SIFAT FISIK DAN STABILITASNYA SKRIPSI Oleh : RAFA EMBUN RELIGIA K100110016 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas, neraca analitik tipe 210-LC (ADAM, Amerika Serikat), viskometer Brookfield (Brookfield Synchroectic,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL Pada awal penelitian ini, telah diuji coba beberapa jenis bahan pengental yang biasa digunakan dalam makanan untuk diaplikasikan ke dalam pembuatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. FORMULASI Formulasi antinyamuk spray ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap yang pertama adalah pembuatan larutan X. Neraca massa dari pembuatan larutan X tersebut diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta) BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Propolis Gold (Science&Nature ), minyak lavender (diperoleh dari PT. Martina Berto), aquadest, Crillet 4 (Trimax), Crill 4 (diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu), setostearil

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi BAB II METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Metode penelitian meliputi penyiapan bahan tumbuhan, penetapan kadar air, penetapan kadar minyak atsiri, isolasi minyak atsiri,

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pada kulit yang selalu mendapat perhatian bagi kalangan remaja dan dewasa muda yaitu jerawat. Jerawat hanya terjadi pada folikel pilobasea

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN DAYA REPELAN DAN UJI IRITASI FORMULA LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) DENGAN VARIASI BASIS LANOLIN TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Apri Yudis Fitriana, Retno Wahyuningrum, Sudarso Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang sering menyebabkan infeksi pada kulit (Jawetz et al., 2005). Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatori research, dan pelaksanaanya menggunakan metode eksperimen murni, hal ini berfungsi

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA Helen Eliska Trianti Gurning 1), Adeanne C. Wullur 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.) FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.) Ummu Arifah Zam Zam, Sutaryono, Yetti O.K INTISARI Strawberry (Fragaria Sp.) merupakan tumbuhan dari famili Rosaceae yang memiliki brerbagai

Lebih terperinci

MUCOLYTIC IN VITRO ACTIVITY OF ETHANOLIC EXTRACT OF Hibiscus rosa-sinensis L. RED STRAIGHT CROWN

MUCOLYTIC IN VITRO ACTIVITY OF ETHANOLIC EXTRACT OF Hibiscus rosa-sinensis L. RED STRAIGHT CROWN Trad. Med. J., January 2015 Vol. 20(1), p 57-62 ISSN : 1410-5918 Submitted : 15-01-2014 Revised : 13-02-2015 Accepted : 18-03-2015 MUCOLYTIC IN VITRO ACTIVITY OF ETHANOLIC EXTRACT OF Hibiscus rosa-sinensis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh kita yang melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, gangguan panas atau dingin, dan gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rimpang Jahe (Zingiber officinale) 1. Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus :

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2 A.1 FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI Naela Nabiela 1*, Ahmad Hilmi Fahmi 1, Muhammad Sukron 1, Ayu Elita Sari 1, Yusran, Suparmi 1 1 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium untuk memperoleh data.data yang dikumpulkan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.... DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.. ABSTRACT vi viii xi xii xiii xiv xv BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN UJI SIFAT FISIS GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) DALAM BASIS Na CMC DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus Dwi Saesar Nur Syafril, Ika Yuni Astuti*, Suparman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA

III. BAHAN DAN METODA III. BAHAN DAN METODA 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :peralatan distilasi, neraca analitik, rotary evaporator (Rotavapor

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah Allium shoenoprasum L. yang telah dinyatakan berdasarkan hasil determinasi di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis

Lebih terperinci

FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Nursiah Hasyim 1, Faradiba 2, dan Gina Agriany Baharuddin 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Fakultas Farmasi, Universitas

Lebih terperinci