TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2"

Transkripsi

1 LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR MATAKULIAH: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (212 D51 05) Oleh: Rahmi Amin Ishak, ST., MT. Hj. Nurmaida Amri, ST., MT. PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR 1. Nama Matakuliah : Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (212 D51 05) 2. Ketua Penulis a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmi Amin Ishak, ST., MT. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. N I P : d. Pangkat/Golongan : Penata / IIIc e. Jabatan Fungsional : Lektor f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur g. Alamat Rumah : Jl. Sunu Komp. Unhas Blok L4, Makassar h. Telpon/ / rahmi1403@gmail.com 3. Jumlah Anggota : 1 Orang Nama Anggota : Hj. Nurmaida Amri, ST., MT. 4. Jangka Waktu Penulisan : 10 minggu/2,5 bulan 5. Biaya yang diusulkan : Rp ,- (Lima Juta Rupiah) Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur, Makassar, Desember 2013 Ketua Penulis, Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ii

3 KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan efektivitas proses belajar-mengajar, serta meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar mahasiswa, maka disamping perbaikan strategi pembelajaran juga dibutuhkan ketersediaan bahan ajar baik cetak maupun non-cetak khususnya yang berbasis internet pada LMS-Unhas. Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam mengemban Tridharma Perguruan Tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan silih satu komponen penting dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ketersediaan bahan ajar juga harus disertai kegiatan melengkapi dan memperbaharui materi dengan referensi terbaru, sehingga materi yang diberikan senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Makassar, Desember 2013 Penulis Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR GLOSSARIUM DEFINISI OPERASIONAL Hal i ii iii iv v vi x xv BAB I DOKUMEN PENDUKUNG A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur 1 B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir 1 C. Kompetensi Program Studi 2 D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 3 E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8 F. Petunjuk Penggunaan Modul 12 BAB II PEMBELAJARAN Materi Matakuliah 13 Organisasi Materi Matakuliah 14 Modul 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur 15 Modul 2. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 35 Modul 3. Metode Perancangan Arsitektur 49 Modul 4. Pemrograman Arsitektur 60 Modul 5. Perancangan Arsitektur 118 BAB III EVALUASI 146 BAB IV PENUTUP 150 LAMPIRAN 152 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iv

5 DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi 2 Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8 Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D 33 Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan 39 Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah 60 Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi 74 Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang 75 Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa 146 Tabel 9. Akumulasi nilai akhir 149 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 v

6 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 1 Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 2 Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran 7 Gambar 4. Materi Matakuliah 13 Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah 14 Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network 22 Gambar 7. Hubungan ruang 22 Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas 23 Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur Gambar 11. Bentuk 3D solid 26 Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan 27 Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan 27 Gambar 14. Teknik transformasi bentuk 28 Gambar 15. Metafora bentuk 28 Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya 29 Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk 30 Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi 30 Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif 30 Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk 31 Gambar 21. Space & Form 31 Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur 36 Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif 37 Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan 37 Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur 38 Gambar 26. Proses Perancangan 40 Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur 44 Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan 50 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vi

7 Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru 51 Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan Gambar 34. Metode divergen dan konvergen 52 Gambar 35. Proses strategi llinier 52 Gambar 36. Proses strategi siklus 52 Gambar 37. Proses strategi percabangan 53 Gambar 38. Proses strategi berjenjang 53 Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan 56 Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur 61 Gambar 41. Tahap memulai program 63 Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur 64 Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah 64 Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep 66 Gambar 45. Analogi pada disain 67 Gambar 46. Metafora pada disain 67 Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam 68 Gambar 48. Menuangkan ide gagasan 68 Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep 69 Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep 69 Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca 70 Gambar 52. Persiapan data eksisting 70 Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan 71 Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang 73 Gambar 55. Diagram hubungan ruang 74 Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang 74 Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan 75 Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang 76 Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang 77 Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang 78 Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar 79 Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang 80 Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang 81 Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang 83 Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang 84 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vii

8 Gambar 66. Perbaikan blok plan 85 Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart 85 Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart 86 Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain 87 Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi 88 Gambar 71. Diagram proses penentuan site 88 Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau Gambar 75. Contoh program rancangan tapak 92 Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak 100 Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang Gambar 78. Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya 105 Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape 108 Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah 121 Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi 121 Gambar 85. Denah dengan layout perabot 122 Gambar 86. Denah rencana plafond 122 Gambar 87. Teknik rendering pada denah 123 Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD 124 Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual 124 Gambar 90. Denah dengan skala detail 125 Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD 125 Gambar 92. Tampak Depan Bangunan 128 Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak 129 Gambar 94. Potongan & Tampak 130 Gambar 95. Garis potongan pada denah 131 Gambar 96. Informasi pada gambar potongan 132 Gambar 97. Contoh gambar potongan 133 Gambar 98. Potongan dengan CAD 134 Gambar 99. Detail bangunan 134 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 viii

9 Gambar 100. Site Plan & Perspektif 137 Gambar 101. Contoh gambar Site Plan 138 Gambar 102. Contoh gambar Situasi 138 Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/site plot 139 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ix

10 SENARAI KATA (GLOSARIUM) Aktivitas. Kegiatan untuk menyelenggarakan sebuah fungsi tertentu. Analisis. Pemisahan atau pemecahan dari keseluruhan menjadi elemen-elemen mendasar atau bagian komponen. Area tidak tetap. Terdiri dari semua ruang pelayanan di dalam bangunan, khususnya daerah sirkulasi, area mekanik, toilet umum, lemari petugas kebersihan, penyimpanan yang belum disyaratkan, dinding, dan partisi. Pembagian wilayah tidak tetap disyaratkan di bawah persentase dari luas kotor bangunan. Area Sirkulasi. Termasuk interior koridor, jalur-jalur eksterior tertutup, dan koridor bayangan yang tidak terdefinisi jalur sirkulasinya, seperti jalur melalui ruang lobi. Perhatikan bahwa daerah sirkulasi sejauh ini adalah komponen ruang tunggal terbesar yang belum ditetapkan dan hal ini berguna untuk membedakan antara ruang primer dan sekunder. Asumsi. Sebuah pernyataan yang diterima atau kebenaran tanpa bukti. Dalam pemrograman, diklasifikasikan sebagai fakta nyata atau pandangan tetap. Data. Bahan faktual yang digunakan sebagai landasan dalam penalaran, diskusi, atau keputusan. Deduksi. Menurunkan kesimpulan dengan penalaran menyimpulkan dari pinsip umum. Desain. Suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai keseluruhan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengait. Desain Skematis. Penafsiran suatu kebutuhan proyek pemilik dengan studi dan gambar yang memperlihatkan konsep arsitektural pokok, kebutuhan ruang, dan hubungan sirkulasi utama, skala, permasalahan, penggunaan tapak, umum dan kecukupan anggaran yang disyaratkan. Empiris. Berdasarkan informasi faktual. Observasi atau pengalaman indrawi langsung sebagai lawan pengetahuan teoritis. Facade. Muka luar dari bangunan yang merupakan bagian depan Arsitektur yang kadang-kadang berbeda di setiap tampak dengan penggarapan detail-detail arsitektur atau ornamen. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 x

11 Fakta. Informasi yang disajikan yang memiliki realitas objektif; kebenaran. Filsafat. Sebuah teori dasar mengenai subjek tertentu, proses, atau bidang kegiatan. Mengajukan pada klien tentang filosofi di balik program fungsional yang bersifat abstrak dan manfaatnya langsung. Fungsi. Bagaimana performa karya desain dalam melakukan tugas yang seharusnya dilakukan. Kinerja. Form/bentuk. Dalam desain bentuk berarti shape (tiga dimensi) dan struktur sebuah bangunan, dibedakan dari bahannya. Geometri. Susunan benda atau begian berdasarkan garis, bidang, raut, dan lainlain. Generalisasi. Sebuah pernyataan umum, hukum, prinsip, atau proposisi. Goal. Tujuan akhir terhadap usaha diarahkan. Tersirat suatu yang dicapai hanya dengan usaha berkepanjangan. Hipotesis. Sebuah proposisi, kondisi, atau prinsip yang diasumsikan, tanpa keyakinan, dalam rangka untuk menarik keluar konsekuensi logis, metode ini untuk menguji sesuai dengan fakta-fakta yang diketahui atau dapat ditentukan. Heuristic. Upaya untuk mengarahkan, menemukan, atau mengungkapkan. Sebagai stimulan untuk melakukan pembuktian penelitian empiris. Induksi. Penalaran dari bagian ke keseluruhan, dari khusus ke umum, dari individu ke universal. Informasi. Pengetahuan yang diperoleh dari investigasi, penelitian, atau instruksi. Interior desain. Menata ruang yang sesuai fungsi, kegiatan dan lingkungan di sekitarnya. Karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan. Karakteristik pengguna. Sifat-sifat fisik, sosial, emosional, dan intelektual yang mencirikan pengguna dan mempengaruhi pola perilaku mereka. Karakteristik umum mencakup besaran fisik, umur, jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan dan ketidaksukaan, kemampuan intelektual. Kebudayaan. Hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebutuhan. Sesuatu yang diperlukan. Hal yang sangat diperlukan atau penting terkait kualitas. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xi

12 Kebutuhan Ruang. Sebuah daftar yang terperinci tentang jumlah tiap jenis ruang yang dibutuhkan untuk fungsi tertentu. Keinginan. Sesuatu yang belum mencukupi, sehingga diinginkan atau diharapkan keberadaannya. Komprehensif. Mencakup seluruh pertimbangan. Memperhitungkan semua, atau hampir semua pertimbangan terkait. Konsep. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa atau sesuatu yang konkrit. Gambaran mental suatu objek proses. Konsep program. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan terutama sebagai solusi fungsional dan organisasi kinerja bagi klien. Konsep-konsep mencakup ide-ide umum atau abstrak umum dari kasus tertentu. Konsep Desain. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan sebagai solusi untuk masalah arsitektur dari klien. Konstruksi bangunan. Bagian dari elemen struktur bangunan yang secara utuh mendukung berfungsinya efektifitas yang terjadi padanya. Matriks. Acuan, cetakan, sarana, untuk membentuk atau mengembangkan sesuatu. Metode. Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya. Metodologi. Pendekatan yang dipakai dalam pemecahan sebuah masalah, cabang logika yang menganalisa prosedur yang membimbing penyelidikan atau mempertanyakan teknik, prosedur yang digunakan dalam bidang tertentu. Organisasi. Menyiapkan kegiatan bersama untuk menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang biasanya saling bergantung. Parameter. Konstanta yang ditandai dengan masing-masing nilai tertentu dan beberapa bagian tertentu dari sistem. Pemrograman Arsitektur. Sebuah proses yang menjurus pada pernyataan masalah arsitektural dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam mengajukan pemecahan. Penelitian. Investigasi kritis dan lengkap atau eksperimen yang bertujuan menemukan fakta-fakta baru dengan memberikan interpretasi yang tepat. Pengembangan Desain. Tahap setelah desain skematik, pengembangan termasuk penentuan desain, dan koordinasi arsitektur, struktur, mekanikal, dan listrik sistem, layout peralatan, dan semua yang berhubungan penataan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xii

13 site. Fase ini menghasilkan gambar dan dokumentasi, ditambah materi tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan akhir pembangunan dan memastikan bahwa semua pertanyaan desain yang signifikan dan masalah yang telah diselesaikan. Perancangan. Proses atau cara pembuatan merancang. Perencanaan/Planning. Kegiatan yang berkesinambungan, sistem dan rasional, berorientasi kemasa depan dalam rangka memecahkan masalah. Persyaratan Manusia. Persyaratan yang berasal dari kebutuhan manusia secara umum dari segi fisik, sosial, dan lingkungan psikologis yang diberikan. Kebutuhan manusia terbagi atas: keamanan dan kenyamanan fisik, citra diri, dan hubungan sosial untuk tujuan tertentu. Prinsip. Sebuah kesimpulan yang diperoleh secara empiris tentang kualitas yang direduksi dari sistem. Abstraksi tertentu yang meringkas fenomena bidang subjek tertentu. Rasional. Kesimpulan yang memungkinkan seorang mengerti dunia sekitarnya dan menghubungkan pengetahuan demikian kepada pencapaian goal. Reduksionisme. Sebuah prosedur atau teori yang mengurangi data yang kompleks atau fenomena untuk istilah sederhana. Ruang. Sela-sela yang berada di antara dua tiang atau lebih, rongga yang dibatasi oleh atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas dan merupakan tempat segala sesuatu yang ada. Resolusi. Proses mengurangi ke bentuk yang lebih sederhana. Seni menganalisis atau mengubah gagasan yang kompleks menjadi sederhana, satu atau lebih menjadi unsur-unsurnya. Sintesis. Komposisi, atau kombinasi dari bagian-bagian atau elemen, sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren. Sistem. Aturan, prinsip, fakta dsb, yang digolongkan atau disusun dalam bentuk teratur untuk mewujudkan rencana yang logis yang berhubungan dengan berbagai bagian yang teratur untuk melakukan sesuatu. Skala. Perbandingan rasio antara dimensi objek dan dimensi yang mewakilinya. Schematic Design/Desain Skema. Interpretasi persyaratan proyek pemilik dengan studi dan gambar yang mengilustrasikan dasar konsep arsitektur, kebutuhan ruang dan hubungan, sirkulasi utama, skala, massa, penggunaan site, tampilan bangunan, dan ruang lingkup proyek. Termasuk pernyataan kecukupan anggaran proyek yang ditetapkan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiii

14 Struktur bangunan. Rangkaian yang tersusun dari bahan materi bangunan dengan sesuatu sistem tertentu dengan cara yang logis sehingga membentuk wujud yang mempunyai nama dan dimanfaatkan secara optimum. Tapak. Lahan yang akan ditempati sebuah bangunan, site. Teori. Prinsip dan generalisasi antar hubungan yang menyajikan pandangan yang jelas, utuh, dan sistematis dari masalah yang kompleks atau bidang tertentu. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiv

15 DEFINISI OPERASIONAL A. Tahap Perencanaan 1. Konsep pemahaman merancang Merancang adalah merangkai unsur-unsur disain dan mengkaitkan antara unsur-unsur tersebut dalam satu kesatuan yang merepresentasikan ruang sebagai suatu produk. 2. Teori dan metoda Landasan atau acuan untuk merancang dengan menerapkan cara-cara atau langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan suatu rancangan (ruang dan atau bentuk). 3. Program perencanaan Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh informasi berkaitan dengan karakter kegiatan, penentuan fasilitas, keterkaitan ruang, besaran dan kapasitas ruang, program ruang, perhitungan tapak, dan pengembangan lingkungan tapak. Dalam program perencanaan didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang digunakan. 4. Program perancangan Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh acuan untuk mewujudkan representasi ruang kedalam bentuk melalui studi konsep dan ide/gagasan bentuk dalam program perancangan didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang dipakai. 5. Substansi materi pendukung Pengetahuan tentang fungsional ruang, estetika bentuk, teknis struktural, dan aritektural akan memberikan varian dan pengayaan dalam memecahkan masalah perancangan. B. Tahap Eksplorasi Rancangan 1. Sketsa ruang Upaya merangkai unsur-unsur rancangan dala representasi sketsa 2. Sketsa bentuk Upaya menyusun ruang kedalam satu bentuk dalam representasi sketsa Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xv

16 3. Sketsa façade Upaya menyusun kesan visual dalam satu bentuk dalam representasi sketsa 4. Sketsa detail Upaya klarifikasi detail dalam merancang dalam satu representasi sketsa 5. Sketsa dituangkan dalam grafis freehand dengan format penyajian pada kertas A3 dan untuk maket studi digunakan material sesuai kemampuan mahasiswa. C. Tahap Produk Rancangan 1. Grafis presentasi manual Aplikasi ketrampilan manual dalam menggambarkan produk disain 2. Produk akhir Suatu produk proposal disain yang terdiri atas konsep disain, situasi, denah situasi, denah, tampak, dan perspektif dalam format kertas A3 (skala disesuaikan dan notasi lengkap) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xvi

17 Persentase BAB I PENDAHULUAN A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur Profil lulusan merupakan penciri dari program studi. Lulusan Prodi Arsitektur Unhas diharapkan dapat berprofesi sebagai: 1. Praktisi disainer (arsitek, disainer interior, disainer lansekap) 2. Pelaku industri jasa (a.l. developer, disainer grafis, drafter, estimator) 3. Pendidik arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait 4. Peneliti arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait 5. Birokrat arsitektur dan lingkung binaan terkait 6. Pelaku industri manufaktur (a.l. produsen furnitur, bahan bangunan) B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir Tingkat kelulusan mahasiswa pada matakuliah TSPA 2 dalam 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) cukup baik, rata-rata 93% lulus dari rata-rata 30 peserta matakuliah (11% nilai A, 23% nilai A-, 21% nilai B+, 25% nilai B, 8% nilai B-, 4% nilai C+, 4% nilai C, 1% nilai D) dan 2% tidak lulus (nilai E). Dalam 3 semester terakhir tidak terdapat mahasiswa yang mengundurkan diri pada matakuliah TSPA Nilai Matakuliah TSPA 2 (TA. 2010/ /2013) A A- B+ B B- C+ C D E K 2010/ / / Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 1

18 UTAMA Grafik Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA / / / Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) Grafik di atas menunjukkan kecenderungan nilai yang dicapai oleh peserta matakuliah TSPA 2 pada 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013). Kecenderungan peningkatan kelulusan nampak pada Tahun Ajaran 2011/2012 dengan adanya perbaikan metode pembelajaran (SCL). Dapat diasumsikan bahwa peserta matakuliah memiliki minat dan motivasi yang cukup baik terhadap matakuliah ini. Namun dalam pelaksanaannya metode pembelajaran tersebut terkendala dengan ketersediaan sumber belajar baik cetak maupun noncetak yang dapat diunduh langsung oleh mahasiswa dalam melengkapi referensi belajar. C. Kompetensi Program Studi A A- B+ B B- C+ C D E K U1 U2 U3 Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi RUMUSAN KOMPETENSI Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatifalternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 2

19 LAINNYA PENDUKUNG U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir U5 Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2d & trimatra/3d U6 P1 P2 Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab P3 P4 P5 L1 L2 Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2d, trimatra/3d, maupun animasi audiovisual Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika L3 perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir Sumber: Dokumen Prodi Arsitektur, 2010 D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 1. Tinjauan Matakuliah Matakuliah Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (TSPA 2) secara garis besar membahas tentang materi fungsi, memahami dan menata ruang (space) dan tempat (place) serta elemen-elemen pembentuk ruang yang dikaitkan dengan aspek fungsi, struktur sederhana dan kenyamanan ruang. Aktivitas jamak dan pertautan shape-space-place, melalui proses dari dalam ke luar (induktif), dari aktivitas jamak ke bentuk dan dari dalam ke luar (deduktif) sesuai konteks perancangan. Pada matakuliah ini mahasiswa diberikan dasar-dasar proses perencanaan & perancangan dalam menyusunan program ruang & tapak dengan pendekatan pembelajaran yang menerapkan strategi reproduktif-brainstorming (mengingat dan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 3

20 mengungkap pengalaman), kemudian tahap analitik-elaborasi (berfikir kritis) dan tahap spekulatif-konsolidasi (memberi peluang pada kemungkinan baru). Melalui pola studio, presentasi-diskusi, pemahaman teori, workshop, observasi, studi sumber cetak dan elektronik (IT), dll. Latihan studio berupa bangunan fungsi ganda, massa tunggal (antara lain fungsi hunian profesi & fungsi komersil), bangunan fungsi ganda, massa majemuk, (antara lain fungsi pendidikan prasekolah & pelayanan umum) dengan batas level 2 lantai. Dalam Kurikulum 2011, matakuliah TSPA 2 ditunjang beberapa matakuliah dasar perancangan, yaitu Teknik Presentasi & Komunikasi Arsitektur, Nirmana Ruang, Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (SKB 1), dan Teori & Studio Perancangan Arsitektur 1 (TSPA 1). Sehingga sebagai matakuliah wajib yang berjenjang, disyaratkan telah melulusi matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur 1, dan Struktur & Konstruksi Bangunan 1. Sebagai mata rantai matakuliah perancangan, TSPA 2 mendukung matakuliah wajib di atasnya, yaitu TSPA 3 TA, dan matakuliah pilihan berbasis desain. Dalam pelaksanaannya matakuliah ini lebih menekankan pada unsur kreativitas dan kemandirian dengan penekanan pada kemampuan psikomotorik. Metode pembelajaran yang digunakan adalah kombinasi beberapa bentuk pembelajaran, yaitu kuliah tatap muka, eksplorasi literatur, studi lapangan, small group discussion, home group discussion, studio (gambar & maket model) dan presentasi. Porsi terbesar ditekankan kepada proses menggambar di studio. Keterlibatan mahasiswa pada proses pembelajaran matakuliah TSPA 2 dalam ranah kognitif = 10%, afektif = 20% dan psikomotorik = 70%. Matakuliah TSPA 2 wajib menggunakan keterampilan presentasi grafis arsitektur & sketsa (freehand). 2. Tujuan Matakuliah Setelah mengikuti matakuliah TSPA 2 ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan mengolahpikir dan mengolahrasa aspek-aspek ruang (spasial), estetika (aesthetic), bentuk (formal) arsitektur, kemampuan mengungkap gagasan secara verbal maupun non-verbal (grafis 2D & 3D, maket model) komposisi ruang arsitektonik, dari bangunan fungsi ganda-majemuk & massa tunggalmajemuk, serta mampu kritis & kreatif menjelajahi/eksplorasi, menemukan, menetapkan & mengembangkan suatu tema spesifik rancangan yang akan menjiwai karya arsitektur proyek masing-masing. Mampu mengungkapkan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 4

21 gagasan & berbagi informasi dengan anggota kelompok (vision-sharing, networking). Mampu bekerja sama, bertoleransi, serta saling menghargai dalam beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam batasan waktu yang telah ditentukan (group decision marking, time management). Setelah melulusi TSPA 2, diharapkan mahasiswa telah memiliki cukup wawasan & kemandirian untuk memasuki jenjang pembelajaran selanjutnya. 3. Kompetensi Matakuliah a. Kompetensi Utama Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan dengan menerapkan pengetahuan dasar Nirmana Ruang, Teori & Sejarah Perkembangan Arsitektur, Studio Perancangan Arsitektur 1, serta Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (U1). Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2d & trimatra/3d, dengan menerapkan pengetahuan dasar Presentasi Grafis Arsitektur (U5). b. Kompetensi Pendukung Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan media presentasi manual (freehand-style) secara dwimatra/2d, trimatra/3d (P4). c. Kompetensi Lain Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin, bertoleransi, serta saling-menghargai dalam beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam batasan waktu yang telah ditentukan (group decision-making; time management) (L1). d. Kompetensi Sasaran Matakuliah Mampu memahami fungsi, aktivitas dan ruang, serta keterkaitan konteks perancangan. Mampu menerapkan metode perancangan, melalui tahapan perencanaan secara sistematis. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 5

22 Mampu merencanakan dan merancang bangunan dan lingkungan arsitektur pada skala dan kedalaman 2 fungsi domain (bangunan fungsi ganda, massa tunggal/majemuk, berlantai 1-2). e. Sasaran Belajar Program Perencanaan Kemampuan menerapkan pendekatan perencanaan dalam memenuhi karakter fungsi, kegiatan, ruang & tapak, mencakup: Kemampuan mengidentifikasi karakter fungsi & kegiatan Kemampuan menentukan jenis kegiatan & ruang yang dibutuhkan, serta besaran (kapasitas) ruang Kemampuan menentukan hubungan antar kegiatan, pola aktivitas, program ruang, serta tautan tapak dan rencana besaran tapak (atas dasar peraturan yang berlaku). Program Perancangan Kemampuan menerapkan pendekatan perancangan dalam memenuhi karakter fungsi, ruang, bentuk & tapak, mencakup: Rancangan pendekatan ruang & bentuk dasar denah 2D (denah); Rancangan pendekatan bentuk 3D (perspektif); Rancangan façade (tampak), dan racangan detail-detail pendukungnya. Rancangan pendekatan struktur & material (potongan). Rancangan pengolahan tapak & lingkungan (blok plan & site plan). Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 6

23 f. Tahap Pendekatan Pembelajaran Tahap I Tahap II Tahap III (Reproduktif) (Analitik) (Spekulatif) minggu ke 1-3 minggu 4-8 minggu 9-16 Tipe Mengingat & mengungkap pengalaman Berpikir kritis Memberi peluang pada kemungkinan baru dan penjelasan Aktivitas Menyimpulkan, menggambark anidentifkasi cara & informasi Pertanyaan, menentukan & menggabungkan ide & informasi dalam argumen Spekulasi hipotesa Karakteristik pertanyaan What? Why? How? How valid? How What if? Strategi Observasi, tugas mandiri, kuliah tatap muka, diskusi, studio, logbook. Observasi, tugas mandiri, kuliah tatap muka, teamwork studio, presentasi-diskusi, log-book. Observasi, tugas mandiri, team-work studio, presentasidiskusi log- Tujuan Perbaikan Simpel, orisinil, penerapan materi dalam pola berbeda. Kreatif, orisinil, sepenuhnya pendekatan & pengetahuan baru Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 7

24 Mg ke- 1 1 E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur (212 D51 05) SASARAN PEMBELAJARAN 2 - Memahami tujuan, strategi & pokok materi pembela-jaran - Mampu memahami fungsi, ruang & bentuk arsitektur - Mampu menyusun komposisi ruang MATERI PEMBELAJARAN 3 - Pengantar matakuliah - Fungsi, Ruang & Bentuk Arsitektur 1. Pengertian 2. Jenis & Karakter 3. Persyaratan STRATEGI PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN Kuliah tatap muka - Latihan studio: Menyusun komposisi ruang & bentuk (2D & 3D) - Kreativitas penyusunan komposisi/altern atif komposisi (0,5%) - Penerapan prinsip komposisi (1%) - Teknik presentasi grafis (0,5%) BOBOT NILAI (%) Mampu memahami proses perencanaan & perancangan arsitektur - Mampu menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda - Perencanaan & perancangan arsitektur 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Proses 4. Tata Cara - Kuliah tatap muka - Presentasi & diskusi - Latihan studio: Menyusun laporan, garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi) - Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%) - Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%) - Ketuntasan materi (0,5%) - Keaktifan dalam diskusi (0,5%) 3 - Presentasi & pemahaman materi (0,5%) 3 - Mampu memahami & menentukan metoda yang tepat bagi suatu Proyek Perancangan sesuai dengan karakteristik dan jenisnya. - Metode Perancangan 1. Metode Lama (Tradisional) 2. Metode Baru: 3. Desainer sebagai: Black Boxes,Glass Boxes, Self Organizing - Kuliah tatap muka - Kajian pustaka - Diskusi kelompok - Latihan studio: menyusun skema proses perancangan dengan metode - Kelengkapan variabel data (1%) - Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%) - Kejelasan hirarki 5 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 8

25 Mg ke- 4 5 SASARAN PEMBELAJARAN - Mampu menyusun skema proses perancangan dengan metode In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi) - Mampu menyusun program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal dengan berbagai pendekatan - Mampu mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa tunggal MATERI PEMBELAJARAN System. 4. Metoda Perancangan in-action. - Programming Arsitektur 1. Pengertian 2. Proses - Programming dengan pendekatan: 1. Ruang 2. Bentuk 3. Struktur 4. Tapak Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai) 1. Merancang denah 2. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan STRATEGI PEMBELAJARAN In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi) - Kuliah tatap muka - Kajian pustaka - Diskusi kelompok - Latihan studio/ kelompok: Menyusun program rencana fungsi hunian profesi (Collaborative Learning) Program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai berdasarkan: 1. fungsi & kegiatan 2. pelaku kegiatan 3. kebutuhan ruang 4. besaran ruang 5. hubungan ruang - Latihan studio: Gambar rancangan fungsi hunian profesi: Denah, tampak & potongan arsitektural (1:100) (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: KRITERIA PENILAIAN & sistematika skema (1,5%) - Kreativitas penyusunan skema (1%) - Kesesuaian antara fungsi~tema~jud ul (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) - Kesesuaian antara fungsi~tema~judu l (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, BOBOT NILAI (%) 5 5 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 9

26 Mg ke- SASARAN PEMBELAJARAN - Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & nonverbal MATERI PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN bangunan Perspektif spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) BOBOT NILAI (%) 6 Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai) Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Bentuk & Tampilan Bangunan - Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi komersial (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Tata Ruang 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan - Kesesuaian antara fungsi~tema~jud ul (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) Mampu mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai) 1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan - Latihan studio: Gambar rancangan fungsi komersil: Denah, tampak, potongan arsitektural (1:100) & - Ketuntasan ungkapan gagasan (1%) - Kelengkapan gambar (1,5%) - Ketepatan teknik menggambar (2%) - Kebersihan 5 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 10

27 Mg ke- SASARAN PEMBELAJARAN fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai MATERI PEMBELAJARAN denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan STRATEGI PEMBELAJARAN perspektif (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: Maket model - Diskusi KRITERIA PENILAIAN gambar (0,5%) BOBOT NILAI (%) 8 Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai secara verbal & non-verbal Ujian Tengah Semester (UTS) Presentasi hasil desain bangunan bermassa sederhana (konsep, gambar rancangan, maket model) Display & presentasi: Fungsi komersil (Collaborative Learning) - Kejelasan ide & inovasi desain (4%) - Sistematika pemaparan(3%) - Kelengkapan materi presentasi; gambar & maket model (3%) 10 9 Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai) Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Komposisi Massa (horisontal) - Bentuk & Tampilan Bangunan - Struktur - Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pendidikan prasekolah (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi massa 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan 3. Struktur - Kesesuaian antara fungsi~tema~judu l (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) 10 - Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%) 5 10 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 11

28 Mg ke- SASARAN PEMBELAJARAN 11 mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai - Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & nonverbal 12 Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda massa majemuk, 2 lantai MATERI PEMBELAJARAN Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai) 1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan 3. Merancang & mengolah tapak 4. Presentasi hasil desain (konsep, gambar rancangan, maket model) Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda massa majemuk, 2 lantai) Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Komposisi Massa (vertikal & horizontal) - Bentuk & Tampilan Bangunan - Struktur STRATEGI PEMBELAJARAN Gambar rancangan fungsi pendidikan pra-sekolah: Denah, tampak, potongan & siteplan (1:100) (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: Perspektif - Diskusi - Display & presentasi (Collaborative Learning) - Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pelayanan umum (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi massa 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan 3. Struktur KRITERIA PENILAIAN b. Tugas Individu (8%) - Ketuntasan ungkapan gagasan (2%) - Kelengkapan gambar (2%) - Ketepatan teknik menggambar (2%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (1%) c. Presentasi kelompok (1%) - Kesesuaian antara fungsi~tema~jud ul (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) BOBOT NILAI (%) Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%) 15 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 12

29 Mg ke- SASARAN PEMBELAJARAN 14 mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai MATERI PEMBELAJARAN Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai) 1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan 3. Merancang & mengolah tapak STRATEGI PEMBELAJARAN Gambar rancangan fungsi pelayanan umum: Denah, tampak, potongan (1:100), siteplan (1:200), detail arsitektur (1:50) & perpektif (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: Maket model KRITERIA PENILAIAN b. Tugas Individu (13%) - Ketuntasan ungkapan gagasan (3%) - Kelengkapan gambar (4%) - Ketepatan teknik menggambar (3%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (2%) BOBOT NILAI (%) 15 Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai secara verbal & nonverbal Presentasi hasil desain bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai (konsep, gambar rancangan, maket model) - Diskusi kelas (home group discussion) - Display dan presentasi fungsi pelayanan umum (Collaborative Learning) - Kemampuan presentasi (2%) - Kelengkapan materi display (3%) 5 16 Mampu mengungkapkan ide, gagasan dan konsep dalam gambar rancangan arsitektur Ujian Akhir Semester (UAS) - Latihan studio (Problem Based Learning) - Konsep perancangan (5%) - Disain (5%) 20 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 13

30 F. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan bagi mahasiswa a. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca modul ajar ini dan memperkaya dengan sumber acuan lain yang terkait di tiap sesi perkuliahan. b. Untuk memudahkan pemahaman materi bacalah terlebih dahulu halaman penyekat, terutama pada; sasaran pembelajaran, deskripsi singkat, bahan bacaan, dan pertanyaan kunci. c. Di tiap sesi perkuliahan akan diberikan tugas studio setelah paparan materi dan penjelasan tugas. d. Disamping tugas studio, peserta matakuliah juga mengerjakan tugas mandiri yang diberikan di akhir pertemuan sesuai petunjuk pelaksanaan. e. Kegiatan perkuliahan akan diisi dengan proses bimbingan di tiap sesi pertemuan. 2. Penjelasan peran fasilitator/dosen a. Sebelum memberikan perkuliahan, fasilitator/dosen dianjurkan untuk mempersiapkan materi berupa softcopy (powerpoint), atau materi berupa contoh gambar/visualisasi, sketsa desain yang dapat memudahkan pemahaman mahasiswa. b. Fasilitator/dosen dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal perkuliahan untuk memberikan bimbingan dalam pengerjaan tugas studio & tugas mandiri. c. Pelaksanaan sesi perkuliahan sebaiknya dikoordinasi dengan baik bersama tim Pengampu matakuliah. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 14

31 BAB II PEMBELAJARAN MATERI MATAKULIAH TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2) 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 3. Metode Perancangan Arsitektur 4. Pemrogra man Arsitektur 5. Disain Arsitektur Gambar 4. Materi Matakuliah TSPA 2 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 15

32 ORGANISASI MATERI MATAKULIAH TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2) STAGE I PROBLEM HUNTING & THEMATIC EXPLORATION 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur STAGE II CONCEPTUAL DESIGN: PROGRAMMING (Analysis) 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 3. Metode Perancangan Arsitektur 4. Pemrograman Arsitektur STAGE III SCHEMATIC DESIGN 5. Disain Arsitektur Eksplorasi fungsi, ruang, bentuk, & tapak melalui: identifikasi karakter kegiatan, kebutuhan ruang, & aspek bangunan. Identifikasi peluang & hambatan, dan pengusulan beberapa alternatif solusi masalah Penjelajahan/eksplorasi, tema spesifik rancangan Analisis konsep: program ruang, bentuk Arsitektural & analisis tapak melalui sketsasketsa gagasan verbal dan visual secara freehand. Sintesis konsep:ruang, bentuk, Arsitektural, & tapak. Penyelesaian Akhir menjadi Rancangan Skematis (Schematic Design) GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 16

33 Sesi Perkuliahan ke : 1 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan makna & karakteristik fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur 2. Menjelaskan kaitan fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur II. Topik Kajian/Bahasan: FUNGSI, RUANG, DAN BENTUK ARSITEKTUR III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari makna & karakter: fungsi, ruang dan bentuk arsitektur, serta keterkaitannya. IV. Bahan Bacaan Utama 1. Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley & Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 3. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur, Jakarta: Djambatan. V. Bahan Bacaan Pendukung 1. Frick, Heinz (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. 2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu. VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan makna fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur 2. Jelaskan karakteristik fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur 3. Jelaskan kaitan fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 17

34 MODUL 1 FUNGSI, RUANG & BENTUK ARSITEKTUR A. Fungsi dalam Arsitektur Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan, fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi timbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan hidup. Fungsi dalam arsitektur menurut Geoffrey Broadbent memiliki enam peranan yang disebut sebagai Multifungsionalitas Arsitektur, yaitu: Environmental Filter. Bangunan dapat mengontrol iklim, berperan sebagai filter antara lingkungan luar dan dalam bangunan. Container of Activities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang menempatkannya pada tempat yang khusus & tertentu. Capital Investment. Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak, dan menjadi sumber investasi. Symbolic Function. Bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik. Behaviour Modifier. Bangunan dapat merubah perilaku/kebiasaan pengguna, sesuai suasana ruang. Aesthetic Function. Bangunan memiliki nilai visual yang indah sesuai dengan imajinasi arsiteknya. 1. Makna Fungsi dalam Arsitektur Makna fungsi dalam bentuk arsitektur atau Fungsionalisme Bentuk dikenal dengan Form Follow Function, memiliki karakter: Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia Bentuk berasal dari keinginan pemakai Dalam fungsionalisme struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aspek lain, dikenal dengan Form Follow Structure, memiliki karakter: Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 18

35 Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan bangunan Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar tanpa disembunyikan Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya sendiri Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta peralatan bangunan secara Fungsionalisme ekspresi, dengan ciri: Memperlihatkan guna dan struktur secara bersama-sama dalam arsitektur Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi Fungsionalisme geometris mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual atau dikenal dengan Function Follow Form, dengan ciri: Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen Nilai estetis diperoleh dari pengolahan elemen geometri Dalam Fungsionalisme Organis karya arsitektur tidak hanya fungsional tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah) dimana Bentuk dan Fungsi Identik, dengan ciri: Karya arsitektur berwawasan lingkungan Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari mahluk hidup Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga bentuk adalah fungsi dari keseluruhan Fungsionalisme ekonomis, dengan ciri: Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 19

36 Fungsionalisme cultural, penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia secara sentral atau Form Follow Culture, dengan ciri: Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan nafsu serta cita-cita 2. Karakteristik Fungsi Fungsi adalah proses, dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna, pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek. Fungsi adalah tujuan, karena fungsi adalah proses, maka akan mengarah pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan. Fungsi adalah keseluruhan, fungsi mengacu pada keseluruhan/ totalitas karya Arsitektur Fungsi adalah perilaku, dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi oleh kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan prosesnya Fungsi adalah hubungan, sebagai suatu sistem, maka fungsi berada dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya 3. Fungsi Bangunan Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah. Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal. Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja, seperti kantor, industri, pasar. Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan, seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain. Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 20

37 Cara membuat bangunan fungsional: Perancang merasakan/mengalami langsung proses yang terjadi dalam sebuah bangunan, mencakup: jenis kegiatan, jenis ruang, persyaratan ruang (fisik & psikis). Memahami rangkaian kegiatan/urut-urutan kegiatan awal-akhir, mencakup: sirkulasi kegiatan pemakai ruang. Pengelompokan ruang & penyusunan organisasi ruang (diagram hubungan), mencakup: hubungan antar ruang & pola hubungan ruang. 4. Fungsi Ruang Sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang yang mempunyai fungsi berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu: ruang publik, ruang, privat, ruang sirkulasi, ruang servis Ruang Publik Syarat fisik: Mudah dicapai & dimasuki. Mudah keluar (syarat keamanan). Jalan masuk & keluar dihubungkan dengan ruang terbuka di luar bangunan. Fleksibilitas ruang untuk perubahan fungsi. Syarat psikis: Ventilasi & penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang. View, hubungan antara interior & eksterior Ruang Privat, adalah ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, dengan flowing interior space terbatas. Misalnya: Ruang membaca, menulis, belajar & meneliti. Ruang wawancara & pertemuan. Ruang tidur & istirahat. Ruang Servis, ruang yang ada pada bangunan karena kebutuhannya yang vital sebagai bagian penting dalam pengoperasian bangunan, umumnya diletakkan bukan pada tempat utama. Ruang Sirkulasi adalah jalan perlintasan dari luar bangunan ke dalam bangunan/sebaliknya & dari satu ruang ke ruang lain (secara vertikal maupun horisontal). Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 21

38 Syarat khusus sirkulasi: Urut-urutan yang logis (dalam ukuran ruang, bentuk & arah). Pencapaian yang mudah & langsung. Memberikan gerak yang logis & pengalaman visual yang baik. Syarat umum sirkulasi: Langsung, Aman, cukup cahaya & urutan yang logis. B. Ruang dalam Arsitektur 1. Pengertian Ruang Ruang selalu melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang kita bergerak melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin, mencium bau semerbak bunga yang mekar di tanam. Bentuk visual ruang, dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Jika ruang telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk, dan diorganisir oleh unsur-unsur massa, maka arsitektur menjadi kenyataan. Beberapa pengertian ruang: Plato: Ruang adalah sesuatu yang nyata, dilihat dan diraba. Menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Aristoteles: Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Faraday dan Maxwell: Ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis. Albert Einstein: Ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang yang kosong. Rudolf Amheim: Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan yang terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang. Generasi kedua setelah Plato, Aristoteles mengemukakan sebuah konsep baru mengenai ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Aristoteles mencoba mengemukakan tempat (topos), dengan memberi lima karakteristik ruang, yaitu : Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 22

39 Tempat melingkungi objek yang ada padanya. Tempat bukan bagian dari yang dilingkunginya. Tempat dari sesuatu objek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari objek tersebut. Tempat dapat ditinggalkan oleh objek, serta dapat dipisahkan pula dari objek itu. Tempat selalu mengikuti objek, meskipun objek terus berpindah sampai berhenti pada posisinya. Ruang dibentuk dan dirangkai oleh unsur-unsur geometris titik, garis, bidang dan volume. Dalam membentuk ruang interior dan ruang luar,dindingdinding menentukan karakter masing-masing ruang.ruang tersebut mungkin tabal dan berat dan mengekspresikan perbedaan yang tegas antara lingkungan interior yang tertata dan ruang luar tersebut dipisahkan. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan dipahami terdiri atas: Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu. Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan. Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume. 2. Persyaratan Fisik Ruang Setiap ruang menuntut syarat yang penting untuk dipenuhi. Terbagi atas syarat fisik dan syarat psikis. Syarat fisik umumnya lebih mudah dipenuhi karena lebih mudah dalam penentuan elemen-elemennya. Syarat fisik meliputi: Ukuran luas & tinggi ruang dalam memenuhi kegiatan. Ruang gerak perorangan, kelompok & standar minimum statis gerak. Luas ruang untuk perlengkapan tiap unit kebutuhan. Sirkulasi & hubungan ruang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 23

40 Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989) Gambar 7. Hubungan ruang (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 24

41 Pola organisasi ruang Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989) Kemudahan pemeliharaan & perlengkapan mekanis. Persyaratan psikis, yaitu syarat suasana/kesan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan fungsi. Penerangan Ventilasi Akustik View Bentuk ruang, garis, bidang Warna C. Bentuk 1. Pengertian Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk (form). Bentuk bagi vitivurus, bila dikaitkan dengan fungsi/utilitas merupakan gabungan antara firmitas (thecnic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha). Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk. Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 25

42 Ciri-ciri visual bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki ciri-ciri visual yaitu : Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensidimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya. Warna: corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk. Tekstur: adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda tersebut. Posisi: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual. Orientasi: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya. Inersia visual: adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita. 2. Jenis dan Karakter Bentuk Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi (trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis dan lainnya. Bentuk dapat dibagi atas: Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga atau lingkaran. Pada beberapa buku, bentuk yang beraturan dan dapat diukur biasa Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 26

43 disebut sebagai bentuk geometri dan bentuk yang tidak beraturan serta sukar diukur disebut bentuk non geometri. B A C D Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, B. Bentuk beraturan di dalam komposisi yang tidak beraturan, C. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, D. Bentuk tidak beraturan di dalam tapak beraturan Sumber: D.K.Ching, Francis (1989) Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 Dimensi yang lebih lengkap dapat menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) di 3D Studio Max. Variasi dari bentuk 3D adalah: bentuk beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular). Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 27

44 Gambar 11. Bentuk 3D solid Sumber: D.K.Ching, Francis (1989) Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 28

45 Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan Bahwa bentuk bentuk geometri yang hadir sekarang sebenarnya adalah sebuah hasil manipulasi dari bentuk bentuk geometri yang mendasar, misalkan bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga. Dari bentuk bentuk dasar tersebut geometri yang baru dapat tercipta dengan menggunakan konsep-konsep tertentu (transformasi bentuk, metafora bentuk, dll), sehingga memungkinkan terjadinya perubahan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 29

46 Gambar 14. Teknik transformasi bentuk Gambar 15. Metafora bentuk Bagian bagian dari sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai perwujudan dari bentuk geometri adalah: Bentukan dasar dari denah denah karya arsitektur. Bentukan tampak dari sebuah karya arsitektur. Warna dari sebuah karya arsitektur. Permainan tekstur sebagai unsur eksterior sebuah karya arsitektur. Dimensi interior sebuah ruangan. Pengolahan grid dan sistim struktural pada facade bangunan. Irama dan dimensi dari pembukaan yang terdapat pada bangunan. 3. Ekspresi Bentuk Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 30

47 Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni : Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya desain rumah tinggal profesi pelukis, dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk rumah yang dapat mewadahi aktivitas dan karakter pengguna sebagai seorang seniman lukis. Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang eksptesif pula. Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya. Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya Sumber: Frick, Heinz (1998) D. Kaitan Fungsi, Ruang & Bentuk Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 31

48 Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk (Sumber: Sutedjo, Suwondo B., 1985) Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi, perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal. Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk. Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya. Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 32

49 Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989) Gambar 21. Space & Form (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 33

50 E. Rangkuman Fungsi dalam arsitektur secara umum adalah pemenuhan terhadap aktivitas manusia, sedangkan ruang dan bentuk bangunan yang fungsional adalah pemenuhan terhadap kebutuhan pengguna secara tepat tanpa ada unsur yang tidak berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi adalah kriteria utama dalam setiap perancangan ruang & bentuk, dan fungsi adalah cara untuk memenuhi kebutuhan. F. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-1) 1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun komposisi 2D & 3D 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : ruang & bentuk (2D & 3D) b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Sketsa komposisi 2D & 3D, dengan materi (bentuk geometri) yang ditentukan & jumlah bebas. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di studio. Tiap individu bebas menggunakan materi/bahan yang ada untuk eksplorasi komposisi. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan individu, teknik presentasi grafis freehand: pensil 2B, pensil warna, pena, dll. Menggunakan kertas A3. Eksplorasi komposisi dengan materi/bahan yang dimiliki Eksplorasi komposisi dengan menerapkan materi yang diberikan d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Sketsa alternatif komposisi (jumlah bebas) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 34

51 Alt. III Komposisi 3 Dimensi Alt. II Alt. I 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 2%): Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%) Penerapan prinsip komposisi (1%) Teknik presentasi grafis (0,5%) Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D Komposisi 2 Dimensi Materi Alternatif Alternatif Alternatif Karakter I II III Dinamis Formal Ritmis Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 35

52 Sesi Perkuliahan ke : 2 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur 2. Menguraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur 3. Menjelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur II. Topik Kajian/Bahasan: PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, tujuan, proses, dan tatacara perencanaan & perancangan arsitektur. IV. Bahan Bacaan Utama 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Leupen, Bernard, etc. (1997), Design & Analysis, New York: Van Nostrand Reinhold. 3. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 4. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc. V. Bahan Bacaan Pendukung 3. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu. 4. Petruccioli, Attilio (1998) Typological Process & Design Theory, Seminar Proceeding, Series 1, Vol. 1, Cambridge: Aga Khan Program for Islamic Architecture. VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur 2. Uraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur 3. Jelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 36

53 MODUL 2 PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR A. Dasar-Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 1. Pengertian a. Perencanaan Perencanaan adalah proses yang mencakup: pendefinisian sasaran, menetapkan strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran, menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan organisasi. Merencana dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan diagram untuk mengembangkan hubungan antara kebutuhan-kebutuhan. Merencana juga merupakan upaya menyatakan masalah umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan. Perencanaan (Planning), dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A. Shrode, 1974). Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov, 1982). Perencanaan berdasarkan metode, terbagi atas: Top Down Planning (disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat yang lebih rendah), dan Bottom Up Planning (disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam tingkat tertentu). b. Perancangan Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk mengembangkan ruang dan bentuk. Perancangan adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya atau mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Perancangan meliputi fungsi-fungsi: mengidentifikasi masalah, menggunakan metode-metode dan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 37

54 melakukan sintesa. Perancangan merupakan proses tiga bagian: keadaan semula, proses transformasi, dan keadaan kemudian. Perancangan dalam konteks arsitektur adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik. Sedangkan dasar-dasar perencanaan adalah membuat sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Perancangan dapat dianggap sebagai suatu keadaan masa depan yang dibayangkan. Komponenkomponen ini juga menetapkan fungsi perancang arsitektur, mengidentifikasikan metode-metode untuk mencapai pemecahan dan melaksanakan pemecahan ini adalah melakukan pemrograman, membuat rancangan bangunan dan melaksanakan rencana. Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalahmasalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain perancangan adalah kegiatan pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997). Fungsi Ruang PROGRAM RUANG Lokasi Ruang Wujud Ruang PERANCANGAN ARSITEKTUR VISUAL RUANG Batasan Ruang Urutan Ruang STRUKTUR RUANG Persyaratan Ruang Tata Ruang Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur Teori Arsitektur merupakan perangkat aturan (norma) yang memandu arsitek dalam membuat keputusan untuk menterjemahkan suatu informasi ke dalam disain. Teori dalam Arsitektur digunakan untuk mencari apa yang harus dicapai dalam arsitektur & bagaimana cara merancang yang baik. Hasil disain bukan sesuatu yang absolut tetapi fenomenal & sangat dipengaruhi oleh referensi, gaya kognitif, paradigma berpikir dari perancang. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 38

55 Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif c. Kaitan Perencanaan & Perancangan Perancangan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Perencanaan merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur. Perencanaan dan perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan. Perencanaan dapat dibagi berdasarkan dimensi waktu, yaitu: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yang terkait dengan kegiatan perancangan. Hubungan waktu pelaksanaan antara perencanaan dan perancangan dapat digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Perancangan Perencanaan Perancangan Perencanaan Perancangan Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 39

56 2. Tujuan Tujuan membuat perencanaan adalah memberi arah, mengurangi dampak perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, menjadi standar yang digunakan dalam pengendalian. Perancangan adalah proses merumuskan masalah menjadi solusi wujud fisik. Merancang merupakan upaya sistematik untuk menafsirkan, menjawab kebutuhan & permasalahan sesuai data-data tersedia dengan hasil berupa wujud fisik (problem solving). Tujuan proses perancangan adalah mengembangkan suatu hirarki yang layak dari pandangan-pandangan antara persyaratan dan pemecahan fisik. Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur Sumber: Idham, Noor Cholis (2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 40

57 Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan 3. Proses Perancangan Serangkaian kegiatan/tindakan untuk menemukan wujud fisik yang sesuai & pemecahan masalah yang berorientasi pada tujuan pengadaan wadah. Terdiri dari beberapa tahap: pencarian data, identifkasi masalah, penentuan konsep hingga rancangan akhir. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan, disebabkan: semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan terbaik. Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3) keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun dengan komputer. Menurut J.W. Wade (1997) perancangan meliputi proses : Pemrograman, untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian klien. Perencanaan, untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah standar yang mudah dipecahkan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 41

58 Perancangan, mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan. Gambar 26. Proses Perancangan Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi kegiatan-kegiatan (William L. Lassey, 1977): b. Mengidentifikasi. Menentukan komponen-komponen yang menunjang terhadap objek, yang merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki kontribusi terhadap kesatuan pembangunan. c. Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari faktor-faktor terkait, yang memiliki pengaruh spesifik. d. Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin faktor-faktor yang dominan dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang memberikan perubahan terhadap faktor lain. e. Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan berubah sehingga mencapai keadaan lebih baik di masa depan. f. Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 42

59 Proses Perancangan lima-langkah, terbagi dalam tahap: a. Permulaan/menentukan tujuan. Meliputi pengenalan dan batasan masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalahmasalah umum dan hal-hal yang ingin dicapai klien dan mengapa. b. Persiapan/mengumpulkan fakta. Langkah kedua proses perancangan meliputi pengumpulan data secara sistemtis dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi dan digunakan untuk menggambarkan kondisi tapak yang akan ada, termasuk aspek fisik, legal, klimat, dan estetik. c. Pengajuan usul/eksplorasi konsep. Langkah ketiga adalah membuat gagasan untuk mengajukan usul bangunan. Gagasan-gagasan itu datang setiap waktu dalam proses desain dari pertemuan pertama sampai akhir dari seorang klien. Perlunya perbedaan antara konsep-konsep pragmatik dan konsep desain. Konsep pragmatik berhubungan dengan masalah perilaku, sedangkan konsep desain berhubungan dengan masalah arsitektur. Mulai langkah persiapan dan pengajual usul disebut juga tahap programming atau pemrograman. d. Evaluasi/memastikan kebutuhan. Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh arsitek meliputi perbandingan, pemecahan rancangan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan dalam tahapan pemrograman dengan pertimbangan, antara lain: Kebutuhan ruang Kualitas konstruksi Budget ruang Waktu e. Tindakan. Pada tahap ini proses perancangan meliputi kegiatan terkait persiapan dan pelaksanaan proyek, antara lain persiapan dokumendokumen konstruksi (gambar kerja dan spesifikasi bangunan) dan sebagai perantara antara kontraktor dan pemilik. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 43

60 Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi (Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998) Proses perancangan dalam praktek profesi, mencakup: Rancangan skematik; Citra umum bangunan, ukuran, sirkulasi Pengembangan rancangan; Uraian lebih rinci, denah, tampak, potongan Dokumen konstruksi; Gambar kerja, spesifikasi, prosedur kerja Penawaran / perundingan; Fasilitator perundingan Tata laksana proyek; Supervisi, team leader Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi (Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 44

61 Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones & William Pena 4. Tata Cara Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan. Merupakan proses kreatif yang berarti mengembangkan fisik bentuk untuk tujuan mengakomodasi kebutuhan manusia dengan bentuk arsitektur yang mencakup penggunaan elemen material, dan membentuk ruang yang mewadahi aktivitas manusia. Proses desain arsitektur sangat kompleks dan menuntut pengalaman yang cukup, untuk dapat melakukannya dengan baik dibutuhkan latihan dalam sintesis, menyusun hubungan kompleks dari bagian yang berbeda untuk membentuk suatu kesatuan komposisi yang saling bergantung. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 45

62 Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur Proses desain melibatkan pemahaman dari masalah fungsional yang membutuhkan solusi fisik maupun non-fisik. Tanpa pemahaman masalah, tidak akan ada solusi yang memuaskan yang pernah terjadi. Semakin banyak yang diketahui tentang suatu masalah akan lebih baik solusi desain yang dihasilkan. Rumusan masalah yang sangat kompleks dari setiap elemen masalah itu sendiri, mungkin menjadi masalah yang rumit, dan menantang kemampuan desainer untuk dapat menanganinya. Dengan demikian, desainer harus mendapatkan masukan dan bekerjasama dengan tenaga teknis dari beberapa bidang khusus dalam satu tim kerja, dan mengasimilasi saran tersebut ke dalam desainnya. B. Rangkuman Perencanaan dan perancangan merupakan proses membentuk lingkungan binaan. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan, disebabkan tuntutan semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan yang terbaik. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 46

63 C. Latihan 1. Mana dari berikut ini yang bukan merupakan bagian dari metode pendekatan untuk merancang? A. Mencari solusi fisik B. Analisis Masalah C. Evaluasi proses D. Penentuan model pendekatan 2. Mana dari berikut ini adalah fungsi arsitektur? A. Memfasilitasi aktivitas manusia B. Ekspos hirarki tiap bagian C. Menetapkan hubungan antara ruang interior dan eksterior D. Untuk tujuan melayani E. Memanfaatkan teknologi yang tersedia 3. Proses desain arsitektur adalah... A. Sintesis dari bagian-bagian yang membentuk satu-kesatuan komposisi B. Memberikan ide bentuk C. Koordinasi tim work D. Menetapkan tujuan, menganalisis data, perencanaan ruang, dan konsepsi bentuk E. A dan D benar Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 47

64 D. Tugas RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-2) 5. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 6. TUJUAN TUGAS : Menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai 7. URAIAN TUGAS : e. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Survey data primer (lapangan), & sekunder (literatur) telah dilaksanakan & disiapkan sebelum perkuliahan berlangsung. Menyusun data-data yang telah dikumpulkan, dikerjakan dalam format komputer (Word & Power Point) Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di studio dan kerja mandiri (survey lapangan), Tiap kelompok mempersiapkan materi presentasi laporan untuk diskusi kelas (home group discussion) g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Eksplorasi fungsi dengan survey data primer & sekunder Mengumpulkan (tugas mandiri) dan menyusun (tugas studio) data-data terkait perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai. h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Laporan perancangan & bahan presentasi, berupa: aspek-aspek fungsi hunian profesi, jenis/karakteristik fungsi, persyaratan fisik & nonfisik fungsi, dll. 8. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 3%): Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%) Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%) Ketuntasan materi (0,5%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 48

65 Keaktifan dalam diskusi (0,5%) Presentasi & pemahaman materi (0,5%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 49

66 Sesi Perkuliahan ke : 3 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 4. Menguraikan jenis metode perancangan arsitektur 5. Menguraikan proses metode perancangan arsitektur 6. Menjelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur II. Topik Kajian/Bahasan: METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari jenis & proses metode perancangan arsitektur, strategi dan pendekatan perancangan arsitektur. IV. Bahan Bacaan Utama 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley & Sons, Inc 3. Ching, D.K. Francis (1996) Architecture: Form, Space & Order, London: John Wiley & Sons, Inc 4. White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming. London: John Wiley & Sons, Inc V. Bahan Bacaan Pendukung 5. Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey, Publisher Co. 6. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 7. Wade, John W (1997), Architecture, Problems and Purposes, London: John Wiley. VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Uraikan jenis metode perancangan arsitektur 2. Uraikan proses metode perancangan arsitektur 3. Jelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 50

67 MODUL 3 METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai sebuah produk atau sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, arsitektur merupakan obyek fisik dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia. Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dalam konteks metoda desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur. A. Jenis Metode Perancangan Perencanaan dan perancangan yang berorientasi pada perencana lebih bersifat traditional planning, sedangkan yang berorientasi pada pemakai lebih bersifat rasional planning. Metode dalam perancangan arsitektur dapat dibagi atas: 1. Metode Lama (Tradisional, Black-Box) Pada metode lama perancang umumnya adalah pengrajin yang sebagian besar tidak dapat menggambarkan karya-karya mereka. Mereka juga tidak dapat memberikan alasan yang jelas untuk keputusan-keputusan yang mereka ambil. Bentuk produk kerajinan dimodifikasi dari kegagalan dan keberhasilan dalam proses trial & error selama bertahun-tahun. Kelemahan dari proses ini, hanya mampu mengubah satu-hal pada suatu waktu, dan mengandalkan preseden reorganisasi lengkap dari bentuk secara keseluruhan. Dalam proses disain, bentuk produk itu sendiri tidak berubah, kecuali untuk memperbaiki kesalahan atau untuk memenuhi tuntutan baru. Sehingga arsitek dengan pola tradisional berproses secara: a. Desainer sebagai penyihir Output diatur oleh masukan Output dapat dipercepat, tetapi lebih acak Output relevan dengan masalah tergantung pada dirinya sendiri Tergantung pada kecerdasan mengontrol bentuk/struktur masalah Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 51

68 b. Desainer sebagai kotak hitam Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) Dengan demikian Arsitektur sebagai produk, empu pencipta, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, memiliki karakteristik: Hasil proses kreatif tak terlihat, kotak gelap, tanpa kritik Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu, dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit, atau mimpi, atau trial & error Kapasitas produksi bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, imajinasi. Seringkali ada lompatan pemahaman, karena persoalan rumit ditransformasikan menjadi hal yang terlalu sederhana. 2. Metode Baru (Rasional, Glass-Box) Menentukan dimensi rancangan sebelum pembuatan gambar, menyebabkan terpisahnya kegiatan produksi dan desain dengan orang yang berbeda. Sebaliknya menggambar sebelum kegiatan produksi memungkinkan adanya perencanaan. Merancang dengan gambar berskala memungkinkan adanya pembagian kerja antara perancang dan yang memproduksi, sehingga bermanfaat tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kerja. Bagaimana desainer tradisional mengatasi kompleksitas dengan keterbatasan: jangka waktu yang lama untuk 'inkubasi' Perubahan cara mengatur Menghindari orisinalitas - kekakuan jiwa & keinginan-penuh untuk berfikir Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 52

69 Dalam hal apa masalah desain modern lebih rumit daripada yang tradisional? Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) a. Desainer seperti kotak kaca, dengan karakteristik: tujuan, variabel dan kriteria yang ditetapkan dalam memajukan Analisis dapat dicapai, atau setidaknya sebelumnya telah berusaha mencari solusi, evaluasi sebagian besar dapat diungkapkan dan logis (sebagai penentangan terhadap eksperimental). Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan arsitektur (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) b. Desainer seperti komputer, desainer sebagai sistem mengorganisir diri. Dengan demikian desainer adalah: 1. Yang melakukan pencarian desain yang cocok 2. Yang mengontrol dan mengevaluasi pola pencarian (kontrol strategi). c. Arsitektur sebagai produk dari proses yang rasional, empiris, dengan karakteristik: Tujuan, variabel, dan kriteria ditentukan dengan matang. Analisis cukup lengkap, kalau perlu melalui pengujian sebelum kesimpulan ditemukan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 53

70 Evaluasi bermakna dan logis, bukan coba-coba. Strategi ditentukan dengan matang, biasanya sekuensial; lintas paralel; kondisional; siklus ulang. Proses berfikir dan penelurusan masalah pada metode baru: Metode eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi) Metode penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi) Metode eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi) Metode evaluasi (Konvergensi) d. Strategi Desain Linear strategy Gambar 34. Metode divergen dan konvergen (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) Cyclic strategy Gambar 35. Proses strategi llinier (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) Gambar 36. Proses strategi siklus (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 54

71 Branching Strategy Incremental strategy Gambar 37 Proses strategi bercabang (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) Gambar 38. Proses strategi berjenjang (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001) B. Pendekatan dan Pertimbangan dalam Perancangan Arsitektur 1. Pendekatan Perancangan Arsitektur Pendekatan dalam strategi perencanaan arsitektur dapat dibagi atas: Pendekatan kinerja (performance building) Pendekatan perilaku (psikologi) Pendekatan system Pendekatan positif dan normative Pendekatan In-out dan Out-in Pendekatan sosial-budaya Pendekatan ekonomi-teknologi Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 55

72 2. Pertimbangan Perancangan Arsitektur Proses desain arsitektur melibatkan resolusi simultan dari sejumlah pertimbangan, dan kombinasi dari elemen ke keseluruhan. Tujuan arsitektur banyak, tetapi semua berasal dari tujuan dasar untuk menampung kegiatan manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut, arsitek harus mempertimbangkan hal berikut: a. Sesuai Konteks Tapak Arsitektur membutuhkan kesesuaian hubungan antara site dan struktur yang digunakan. Arsitektur harus menanggapi karakteristik bentuk site terhadap: iklim, posisi matahari, vegetasi, dan struktur. Arsitektur harus ditempatkan pada lansekap dengan view terbaik, dan sebaliknya, pemandangan lansekap sekitarnya harus dapat terlihat dari gedung. Arsitektur harus dapat melayani tujuan untuk mewadahi dan berfungsi dengan baik. Fungsi tidak harus dilihat secara sempit, tetapi seluas mungkin, misalnya pertimbangan estetika yang juga memiliki fungsi. Arsitektur harus menyatakan tujuan untuk fungsi Arsitektur harus memanfaatkan teknologi cerdas yang tersedia. Arsitektur harus berdasarkan skala manusia, baik pada materi maupun ruang dalam (interior dan eksterior). Arsitektur harus memanfaatkan bahan yang tepat. Arsitektur harus memanfaatkan teknik bangunan yang ramah terhadap konteks lokal. Arsitektur harus anggun pada siluet dan selubung. Arsitektur harus menunjukkan adanya artikulasi sebagai penegasan. Arsitektur harus menunjukkan prioritas atau hirarki pada tiap bagian. Arsitektur harus menawarkan bidang visual yang kaya pada pengamat dan view yang menarik. Arsitektur harus membangun hubungan antara ruang interior dan eksterior Arsitektur harus menjadi tempat, atau ruang publik, yang mendorong adanya interaksi sosial. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 56

73 Ruang arsitektur adalah tempat di mana aktivitas, interaksi, dan kebutuhan berlangsung. Oleh karena itu ruang arsitektur memfasilitasi berbagai aktivitas manusia yang tidak membatasi mereka. b. Sesuai Konteks Perancangan Kegiatan perancangan arsitektur terkait erat dengan metode merancang, menurut Broadbent dalam Design In Architecture, diungkapkan hal-hal mendasar yang dilakukan dalam proses/kegiatan perancangan arsitektur. Di dalam arsitektur, terdapat pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan merancang, yaitu: Pendekatan atas dasar Perilaku Manusia (Human Behaviour), Pendekatan secara Sistemis dan Menyeluruh, Pendekatan aspek Intuitif dan Kreatif Khusus untuk pendekatan bentuk, Broadbent mengungkapkan pendekatan dalam empat kategori, yaitu: Pendekatan Pragmatik (Pragmatic Approach): yaitu pendekatan perancangan bentuk melalui tahap coba-coba (trial and error). Pendekatan Ikonik (Iconic Approach): yaitu pendekatan merancang bentuk melalui tradisi, empirik dan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan sosial. Pendekatan Ikonik ini kemudian dikembangkan sebagai pendekatan Tipologis. Pendekatan Analogik (Analogic Approach): yaitu pendekatan perancangan bentuk dengan melihat analogi alam atau gejala/fenomena alamiah. Pendekatan Kanonik/Geometrik (Canonic Approach): yaitu pendekatan perancangan bentuk melalui kaidah-kaidah: geometric, matematis, keteraturan (orders), modul, dsb. Pendekatan Kanonik pada saat sekarang ini berkembang menjadi pendekatan Sintaksis yaitu bahasa bentuk. c. Sesuai Sistem Struktur dan Geometri Bangunan Dalam perancangan arsitektur terdapat berbagai pendekatan dalam merancang bangunan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan merancang sistem struktur dan geometri bangunan. Perancangan arsitektur melalui pendekatan ini mengutamakan pembentukan sistem struktur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 57

74 bangunan oleh elemen-elemen struktur secara komprehensif sebagai bagian utama yang akan menentukan perwujudan bentuk dan ruang hasil rancangan. Ching (1996) memberikan pendekatan yang berbeda dalam perancangan sistem struktur bangunan berupa perakitan elemen-elemen sistem struktur bangunan secara terpadu melalui pola-pola tertentu, proporsi, dan skala yang terkait dengan aspek-aspek yang mendasar dalam proses perancangan arsitektur yaitu adanya komposisi formal dan spasial, kesesuaian program ruang, terkoordinasi dengan sistem lain di dalam bangunan seperti sistem selubung dan sistem mekanikal bangunan, kesesuaian dengan kode/standar baku perancangan arsitektur, dan lain-lain. Dalam merancang sistem struktur dan konstruksi bangunan, dibutuhkan sebuah metode tertentu untuk merakit dan membangun elemen-elemen struktural bangunan agar mampu memikul dan menyalurkan beban secara aman ke bumi/tanah tanpa melebihi beban yang telah diperhitungkan untuk setiap bagian/elemen dari sistem struktur tersebut. Sistem struktur bangunan terdiri dari beberapa jenis, antara lain sistem dinding pendukung, sistem kolom dan balok, sistem rangka, sistem membran, dan sistem suspensi. Seluruh sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: bangunan bertingkat rendah/sederhana (low-rise), bangunan bertingkat tinggi/banyak (high-rise) dan bangunan bentang lebar (long-span). Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan (Sumber: Ching, Francis D.K.,1996) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 58

75 C. Rangkuman Sudut pandang yang berbeda dari metode perancangan dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan dari perancangan, yang berbeda di setiap waktu dan tempat. Kemampuan menentukan pendekatan dan pertimbangan yang sesuai dengan tuntutan desain, memerlukan kepekaan sebagai perancang yang dapat memisahkan antara pemenuhan pengguna dan perancang. Sejalan dengan perkembangan teknologi, metode perancangan pun berkembang, kompleksitas dalam desain dapat dengan cepat dirumuskan dengan bantuan perangkat komputer. Arsitek tidak lagi membutuhkan waktu yang lama dalam mendisain, meskipun demikian hal tersebut tetap harus dapat diselaraskan dengan konteks desain yang ada, sehingga produk rancangan tidak hanya sekedar menjadi bangunan yang tanpa makna dan jiwa. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 59

76 D. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-3) 1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Skema proses perancangan arsitektur pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai dengan metode pendekatan In-Out & Out-In 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Menyusun alternatif skema mind-mapping proses perancangan, berupa hubungan variabel-variabel data pada tahap analisis dan sintesis. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how). Menerapkan metode pendekatan in-out (dari tata ruang dalam ke ruang luar) & out-in (dari tata ruang luar ke ruang dalam) d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Skema tahap analisis (penyusunan konsep) & sintesa (penyusunan skematik desain) 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%): Kelengkapan variabel data (1%) Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%) Kejelasan hirarki & sistematika skema (1,5%) Kreativitas penyusunan skema (1%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 60

77 Sesi Perkuliahan ke : 4, 6, 9, 12 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur 2. Menguraikan & menerapkan konsep dalam perencanaan arsitektur 3. Menyusun program ruang & analisis tapak b. Topik Kajian/Bahasan: PEMROGRAMAN ARSITEKTUR c. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian & proses pemrograman arsitektur, dan teknik penyusunan konsep program ruang & analisis tapak. d. Bahan Bacaan Utama 1. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 3. Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra. 5. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc. e. Bahan Bacaan Pendukung 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural Press. 3. LaGro, A.James (2008) Site Analysis A Contextual Approach to Sustainable Land Planning, New York: John Willey & Sons, Inc. f. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur 2. Uraikan langkah-langkah penerapan konsep dalam perencanaan arsitektur 3. Latihan menyusun program ruang & analisis tapak Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 61

78 MODUL 4 PEMROGRAMAN ARSITEKTUR A. Pengertian Pemrograman adalah tahap memproses informasi menjadi data terstruktur untuk kebutuhan analisis, mencakup pernyataan akan suatu masalah arsitektur & persyaratan yang harus dipenuhi. Pemrograman merupakan cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan informasi dan operasi, terlebih pada operasi yang rumit atau informasi dalam jumlah besar (Edward T.White). If programming is problem seeking, then design is problem solving. Programming is analysis, design is synthesis. Stating the problem is the last step in problem seeking (programming), and it is also the first step in problem solving (design). Successful programming relies on analysis. Successful design relies on synthesis W.M. Pena (2001) Pemrograman adalah proses yang mengarahkan pada penemuan masalah dan mempertemukan pada ketersediaan solusi. Dalam pemrograman tidak hanya hasil rancangan yang menjadi tujuan, tetapi bagaimana meningkatkan proses untuk mencapai solusi. Program berkaitan dengan: halhal yang menjadi tuntutan klien, menyatakan permasalahan umum & arsitektural. Terdapat empat aspek dalam mengidentifikasi masalah (Tabel 5). Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 62

79 B. Proses Pemrograman 1. Identifikasi Masalah, berkaitan dengan pengumpulan dan pengaturan informasi yang diperlukan dalam rancangan, antara lain menetapkan halhal yang diperlukan oleh klien dan permasalahan bangunan. Pada tahap ini diperlukan pengenalan dan pemahaman terhadap bangunan dan klien yang lebih spesifik untuk dapat mengidentiifikasi issue utama. Proses desain untuk menyelesaikan masalah terkait dengan rumusan masalah. 2. Konsep adalah gagasan yang telah disederhanakan menjadi permasalahan arsitektonis formal (ruang, struktur dll). Pada tahap ini Arsitek menyatakan masalah umum klien menjadi sejumlah masalah standar yang telah diketahui pemecahannya (tahap perencanaan/ planning). Alat untuk mengubah pernyataan masalah menjadi pernyataan fisik spasial, dapat berupa hipotesis, pernyataan teori & sikap yang memberi orientasi bagaimana desain diwujudkan. Konsep sebagai gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. 3. Skematik Disain adalah pengembangan visual image dari konsep ke dalam gagasan nyata yang lebih rinci, menggunakan presentasi berskala (gambar layout & massa). Pada tahap ini Arsitek menggunakan informasi dari dua tahap sebelumnya untuk mengembangkan gagasan keseluruhan dan usulan bentuk dan konstruksi bangunan (tahap perancangan). Untuk bangunan skala tertentu disyaratkan memperlihatkan studi tata letak bangunan & lingkungan (tata kota). Mengembangkan alternatif desain yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 63

80 Keseluruhan proses desain merupakan suatu sintesis, di mana banyak faktor terpisah diintegrasikan menjadi satu-kesatuan yang berguna. Loncatan mental atau kreativitas dari tahap analisis ke penggambaran solusi fisik di atas kertas adalah salah satu langkah awal paling sulit dalam proses. Jika proses pra-desain tidak menyeluruh, gap sintesis akan lebih besar dan lebih sulit dikelola. Namun jika proses pra-desain menyeluruh dan detail, gap sintesis akan lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ketika fungsi-fungsi semakin kompleks, prinsip dasar dalam perencanaan ruang adalah membagi masalah menjadi elemen-elemen kecil yang mudah untuk ditangani dan organisasikan ulang dalam sekuen atau kelompok masalah perencanaan ruang yang dihadapi, sehingga gap sintesis menjadi lebih kecil. Proses dasar pembentukan program desain terdiri atas beberapa langkah, sebagai berikut (Karlen, 2007): 1. Wawancara, mencakup tinjauan organisasi, fungsi tiap bagian atau departemen, detail peralatan dan proses. 2. Observasi fasilitas yang sudah ada, berupa observasi bebas atau dengan bantuan, inventarisasi furniture dan peralatan yang sudah ada 3. Merumuskan parameter-parameter arsitektural, berupa data denah, data kontekstual. 4. Pengorganisasian koleksi data (program tahap pertama), menempatkan data secara berurutan dalam format yang paling efektif untuk perencanaan, susun rangkuman faktor-faktor kuantitatif yang dikonfirmasikan (luas, dimensi peralatan, dll). 5. Riset informasi dan data yang belum diketahui, mencakup informasi detail proses dan peralatan, studi kasus fasilitas serupa, kemudian satukan data hasil riset dengan program pertama. 6. Analisis data, mencakup analisis kedekatan fungsi (hubungan kerja, zoning pribadi/publik, kebutuhan akustik khusus, dst), analisis kedekatan prosedur (pemanfaatan ruang), dan identifikasi keterkaitan arsitektural (kondisi tapak, struktur, dan Mekanikal & Elektrikal). 7. Interpretasi dan diagram data (program lengkap), mencakup mendefinisikan isu fungsional, susun konsep dasar pendekatan, siapkan diagram keterkaitan/kedekatan sebagai visualisasi. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 64

81 8. Kesimpulan data (dokumen akhir), berupa konsep proyek yang menyatakan permasalahan, kesimpulan perhitungan anggaran dasar, panduan desain. Gambar 41. Tahap memulai program Sumber: John W. Wade, dalam Snyder (1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 65

82 Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur Dalam pengumpulan data perlu adanya relevansi fakta, yang merupakan bagian dari event atau adanya hubungan sebab-akibat. Fakta dapat dikelompokkan dalam tradisional dan non-tradisional. Fakta Tradisional: pola aktivitas manusia, furniture & peralatan, informasi tapak, iklim, dsb. Fakta Non-Tradisional: hasil penelitian psikologi, sosiologi, antropologi, fisika, dll. Semakin spesifik dan detail fakta-fakta tradisional, perancangan dapat lebih menyeluruh dan efisien. Berikut matriks yang dapat membantu merumuskan masalah. 1.Goals What does the client want to achieve, and Why? 2. Facts What do we know? What is given? 3. Concepts How does the client want to achieve the goals? 4. Needs How much money and space? What level ofquality? 5. Problem What are the significant conditions affecting the design of the building? What are the general directions the design should take? Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 66

83 C. Konsep dalam Arsitektur Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. Konsep mengemukakan suatu cara khusus, bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Sebagai bagian dari kegiatan pemrograman, konsep dapat pula diartikan sebagai: gagasan arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti (skema), esquisse (sketsa), dan terjemahan harfiah. Gagasan Arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi arsitektonis formal. (seperti: siang hari ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan bentuk, dan sitting dalam lansekap). Tema adalah pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. (tema cahaya pada karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery louis I Khan di fort Worth,Texas). Gagasan Superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masingmasing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang secara keseluruhan masih menunjang perancangan. Skema dan sketsa adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfigurasi bangunan. Terjemahan Harfiah adalah gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek. Suatu konsep arsitektur harus mengandung kelayakan yang mungkin menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik dan keterbatasan keterbatasan yang khas dari tiap proyek. Masalah yang dapat menghambat pengembangan keahlian dalam pembuatan konsep: Masalah komunikasi, kesulitan dalam menerangkan masalah kepada orang lain. Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek arsitektur tidak dikuasai Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 67

84 Masalah penentuan hirarki, akan timbul kesulitan dalam menentukan suatu konsep yang baik/buruk Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep (Sumber: White, 1985) Konsep rancangan merupakan dasar pemikiran dan pertimbanganpertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek. Hirarki konsep mencakup: wawasan, gagasan, konsep dan skenario. Sumber-sumber Konsep: Filosofi yang mendasari keberadaan wadah. Pertimbangan: normatif, fungsional, fisik & lingkungan. Dikembangkan dari teori-teori, paradigma, ideologi perancangan analogi. Studi komparasi wadah sejenis Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 68

85 Persepsi seorang perancang Syarat Konsep: Dapat ditransformasi Dapat diterapkan Jenis-jenis Konsep: Analogi, mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin di antara bendabenda. Sebuah benda diidentifikasi memiliki sifat khas yang dapat dijadikan sebagai model dalam proyek. Gambar 45. Analogi pada disain Metafora dan Perumpamaan, seperti analogi, metafora (kiasan) mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda, tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar sedangkan analogi mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin. Gambar 46. Metafora pada disain Filosofi, menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit menjadi keterangan-keterangan yang lugas dan ringkas. Filosofi mengandung pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan instrinsik dari benda yang dianalisis. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 69

86 Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam (Sumber: Frick, Heinz, 1998) D. Teknik Presentasi Konsep (W.M. Pena, 2001) 1. Menuangkan Ide Gagasan. Pikirkan apa yang akan dituangkan dengan fokus pada satu hal. Tuangkan dalam gambar, dengan sedikit elemen. Tuliskan dengan sedikit kata-kata. Tambahkan warna hanya untuk penekanan atau untuk kode. Dengan ilustrasi gambar dapat memperkecil ukuran kertas, 40% dari ukuran sebenarnya. Gambar 48. Menuangkan ide gagasan 2. Gunakan gambar visual Gunakan diagram, simbol, grafik, dan sketsa untuk membantu komunikasi. Asumsikan bahwa bentuk visual lebih mudah dipahami dari bentuk verbal. Tandai tiap bagian dengan memberikan judul Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 70

87 Diagram alir dapat lebih mudah dipahami daripada penjelasan tertulis. Hindari gambar yang terlalu sederhana dan terlalu spesifik dalam penjelasan, cukup gambar abstrak untuk membangkitkan berbagai kemungkinan. Gunakan skala yang tepat untuk gambar grafis sesuai besarnya proyek dan implikasi dari ide-ide. Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep 3. Gunakan sedikit kalimat Label gambar dengan benar. Memperkuat gambar dengan kalimat pendek. Tetapkan kata-kata sesedikit mungkin dalam point-point penting. Memaksakan kalimat panjang mengakibatkan huruf kecil dan sulit-untukmembaca huruf. Informasi penting juga dapat berupa angka Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep 4. Upayakan untuk mudah dibaca Kejelasan tulisan dengan mengatur lebar baris dan tinggi huruf. Gunakan huruf tinggi 1/8-inch (0,6 cm) atau lebih besar. Gunakan berbagai ukuran pena. Penggunaan OHP atau slide tidak akan meningkatkan huruf terbaca. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 71

88 Huruf pada salinan mesin ketik biasanya terlalu kecil dan terlalu tipis ketebalan garisnya. Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca 5. Desain untuk Display Perbedaan antara kartu analisis dan ilustrasi buku yaitu pada jarak pandang. Kartu analisis Desain untuk tampilan di dinding. Ada tampilan tertentu untuk kartu analisa yang baik, yang buruk umumnya terlalu berani dan berat atau terlalu halus dan ringan. Jika Anda melakukan kesalahan, akan sangat nampak. Untuk tampilan di dinding tulisan yang menyertai terlalu terang, tetapi untuk ilustrasi buku sangat bagus. 6. Persiapan data eksisting Mempersiapkan data eksisting terkait potensi dan kekurangan yang dimiliki tapak merupakan informasi awal yang harus dimiliki saat penyusunan konsep. Semakin lengkap data yang dimiliki, dengan mengenali dan merasakan langsung kondisi sebenarnya, akan membantu proses analisis dan sintesis. Gambar 52. Persiapan data eksisting Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 72

89 E. Penyusunan Program Ruang Langkah-langkah dalam penyusunan program ruang adalah: Mengetahui fungsi kegiatan unit bangunan Mengetahui pelaku kegiatan Menjabarkan kegiatan yang ada Merumuskan kebutuhan ruang Menentukan kaitan antar kegiatan yang berlangsung Membuat notasi derajat hubungan aktivitas Membuat diagram hubungan kegiatan Membuat sketsa hubungan/organisasi ruang 1. Analisis Fungsi Dalam menganalisis fungsi bangunan, diperlukan pemahaman terhadap aspek-aspek bangunan, jenis dan karakter fungsi bangunan secara spesifik. Cara sederhana memahami fungsi dengan mengeksplorasi pertanyaan 5W & 1H (what?, why?, who?, where?, when?, dan how?). FUNGSI BANGUNAN Kegiatan/aktivitas pengguna Kebutuhan ruang Hubungan ruang Dimensi ruang Persyaratan ruang Selubung bangunan Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 73

90 2. Kegiatan/aktivitas pengguna Dalam menyusun program ruang diperlukan analisis terhadap pengguna, terkait kebutuhan dan keinginan pengguna. Kebutuhan adalah hal mendasar yang dibutuhkan oleh pengguna, sedangkan keinginan adalah hal yang melengkapi kebutuhan. Arsitek harus mampu memilah antara kebutuhan dan keinginan pengguna. Di samping itu juga mampu memahami di mana kegiatan tersebut berlangsung (mencermati lokus dan lingkup kegiatan), serta siapa penggunanya (berdasarkan umur, profesi, latar belakang pendidikan, budaya, dst). Data dasar yang dibutuhkan untuk analisis kegiatan cenderung berbeda untuk tiap fungsi bangunan, secara umum meliputi: siapa penggunanya, bagaimana urut-urutan dalam melakukan kegiatan, bagaimana hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan berapa lama dan seberapa sering kegiatan tersebut berlangsung. Analisis tersebut berguna dalam penentuan: Jumlah pengguna bangunan, menentukan ukuran dan kapasitas bangunan Klasifikasi/pengelompokan pengguna (pengelola, pengunjung tetap/tidak tetap), menentukan jumlah dan jenis ruang Pola kegiatan pengguna, menentukan kebutuhan ruang & pola tata ruang Pola kebiasaan pengguna (kesenangan khusus/kecenderungan minat), menentukan kebutuhan ruang & persyaratan ruang Intensitas kegiatan, menentukan waktu operasional bangunan 3. Kebutuhan ruang Berdasarkan identifikasi kegiatan/aktivitas pengguna terkait fungsi bangunan, selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan ruang berdasarkan kelompok fungsi pengguna dan sifat/karakter kegiatan (publik, semi publik, semi privat, privat). Secara berjenjang kebutuhan ruang dirinci, dari kebutuhan ruang utama - ruang penunjang utama - ruang penunjang kedua - dst. Susunan ruang didasarkan pada hirarki kegiatan yang berlangsung, sehingga tiap ruang utama akan didukung oleh ruang penunjang utama, selanjutnya tiap ruang penunjang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 74

91 utama akan didukung oleh ruang penunjang kedua. Pengelompokan ruang tersebut sekaligus menggambarkan organisasi ruang dan hubungan kedekatan ruang yang terjadi. Hirarki ruang yang tersusun tergantung dari tingkat kerumitan fungsi yang diwadahi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan ruang: jenis & nama ruang tergantung aktivitasnya, ruang penunjang dengan jenis yang sama dapat disatukan pengelompokannya. Proses penyusunan kebutuhan ruang: Mengetahui fungsi unit kegiatan Mengetahui pelaku kegiatan Menjabarkan urutan kegiatan yang ada Merumuskan kebutuhan Ruang Ruang A1 Ruang A2 Ruang A3 Ruang A Ruang B Ruang B1 Ruang B2 Ruang B3 Ruang C1 Ruang C2 Ruang C3 Ruang C Ruang D Ruang D1 Ruang D2 Ruang D3 Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang 4. Hubungan Ruang Hubungan ruang diperoleh melalui proses pengelompokan ruang dan hirarki ruang, serta penentuan tingkat hubungan ruang, dengan melakukan analisa bentuk hubungan ruang satu dengan yang lain, ruang satu di dalam ruang yang lain, ruang-ruang yang saling berkaitan, ruang-ruang yang bersebelahan, ruangruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama. Dasar pertimbangan dalam analisis hubungan ruang: Pola hubungan kegiatan Derajat/tingkat aktivitas (langsung, tidak langsung, tidak ada hubungan) Subyek pelaku kegiatan (pengelola, pengunjung tetap, pengunjung tidak tetap) Menunjukan kaitan antar kegiatan fungsi berlangsung Membuat matriks derajat hubungan aktivitas Membuat diagram hubungan ruang dan sirkulasi ruang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 75

92 Membuat sketsa hubungan ruang Berikut contoh bentuk matriks kriteria, hubungan ruang dan diagram hubungan ruang. Adjacent Requirements for A & Interaction Matrix Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi (Sumber: W.M. Pena, 2001) Bubble Diagram Gambar 55. Diagram hubungan ruang (Sumber: W.M. Pena, 2001) Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang Gelembung menggambarkan bagian dari kegiatan atau kelompok kegiatan. Ukuran gelembung mencerminkan perbandingan dimensi ruang menurut perhitungan kasar. Ketebalan garis penghubung menunjukan derajat kepentingan hubungan antara kegiatan. Hindari persilangan garis pada hubungan ruang. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 76

93 Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 77

94 ZONASI PADA DENAH Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 78

95 JENIS DAN DERAJAT HUBUNGAN RUANG Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang 5. Dimensi Ruang Untuk menentukan kebutuhan luas ruang, sebelumnya perlu dilakukan analisis dimensi ruang. Perkiraaan besaran ruang dapat berupa sketsa dan kalkulasi dimensi unit perabot pada tiap ruang, atau berdasarkan standar besaran ruang pada buku standar: E. Neufert-Architects Data, Time-Saver Standards for Architectural Design Data), dll. Penggambaran sketsa besaran ruang sebaiknya menggunakan kertas milimeter blok untuk membantu gambar lebih proporsional. Meskipun demikian gambar tidak perlu diberi skala selama kesesuaian faktor dimensi dan grid kertas diperhatikan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 79

96 Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 80

97 Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar (Sumber: Time-Saver Standards for Architectural Design Data, 1997) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 81

98 6. Tata Letak Ruang Sebelum masuk pada pengembangan denah lantai, dengan semua implikasi spasial dan desain yang lebih luas, maka pada tahap ini diagram keterkaitan ruang harus disempurnakan kembali, dengan melengkapi diagram bubble dan bentuk denah dasar atau selubung bangunan. Keterkaitan unit bangunan dengan ruang luar menjadi pertimbangan utama dalam menentukan letak main-entrance, side-entrance, dan sirkulasi penghubungnya. Transisi dari tahap pra-desain ke pengembangan kreatif denah, membutuhkan sintesis kreatif untuk menyatukan proses analisis (pemrograman) dan sintesis (desain). Dengan demikian diperlukan alternatif-alternatif diagram yang dapat mengakomodasi semua aspek pertimbangan spasial. Proses tersebut dapat dilakukan secara hirarkis untuk tiap dasar pertimbangan, ataupun alternatif berdasarkan prioritas dasar pertimbangan yang ditentukan. Tata letak ruang berdasarkan pengelompokan, hubungan ruang, dan modul fungsi dapat lebih fleksibel menerapkan pola-pola sirkulasi. Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 82

99 Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 83

100 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 84

101 Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 85

102 Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007) 7. Pembuatan Blok Plan Tahap perbaikan diagram bubble dilanjutkan dengan pembuatan blok plan. Pada tahap ini gambar lebih mendekati bentuk denah yang geometris, meskipun demikian letak dan orientasi ruang masih dapat disempurnakan lagi. Teknik yang digunakan pada penggambaran blok plan, selain cara manual dan aplikasi CAD, juga dapat menggunakan flip-chart atau potongan kertas yang bentuk & ukurannya disesuaikan dengan dimensi ruang, kemudian ditempelken pada lembar kertas grafik. Dengan cara ini bentuk konfigurasi ruang dapat lebih mudah dimodifikasi untuk mendapatkan tatanan ruang dan selubung bangunan yang sesuai. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 86

103 Gambar 66. Perbaikan blok plan (Sumber: Karlen, 2007) K F J G I H H D C E E A A B B Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 87

104 K J I D F G H C E A B Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart F. ANALISIS TAPAK Perencanaan tapak adalah proses mengatur lingkungan fisik eksternal secara rinci dan lengkap untuk memasukkan struktur, pola sirkulasi, dan elemen lain yang membentuk lingkungan binaan. Perencanaan site dan proses desain digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek yang memenuhi persyaratan fasilitas dan menciptakan hubungan yang optimal dengan site alam dan fasilitas yang berdekatan. Analisis citra visual eksisting diidentifikasi sebagai unsur penting dari desain site. Pekerjaan di masa depan harus dimulai dengan survei yang lengkap dan analisis kondisi eksisting yang diintegrasikan ke dalam proses desain awal. Analisis situs ini harus mencakup, minimal: Dampak visual: Vegetasi yang ada. Topografi dan jenis tanah. Eksisting terdekat dan penggunaan lahan di masa depan. Pola sirkulasi. Potensi views. Pertimbangan keamanan. Orientasi bangunan dan pemisahan. Kondisi iklim. Entri layanan. Hubungan kontekstual dengan daerah sekitarnya. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 88

105 Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain (Sumber: James A. LaGro, 2008) 1. Tujuan Perencanaan Site Dalam banyak hal analisis site adalah langkah yang paling penting dalam keberhasilan proses desain site. Tujuan dari analisis awal site adalah mengumpulkan data untuk perencanaan awal, mengevaluasi site untuk kelayakan pelaksanaan proyek yang diusulkan. Nilai analisis adalah identifikasi yang jelas dan lengkap tentang isu-isu dan karakter site yang berkaitan dengan usulan penggunaan. Perencanaan Site bertujuan: a. Menentukan kegiatan yang sesuai dan diperlukan dan hubungan fungsional melalui analisis program. b. Mengevaluasi site melalui analisis site. c. Menetapkan organisasi kegiatan dan fasilitas di site melalui pengembangan konsep diagram hubungan spasial. Pertimbangan pertama dari analisis site adalah penentuan site. Lokasi site memerlukan lebih dari sekedar mencari lokasi pada peta. "Lokasi" dalam pengertian ini mengacu pada site terkait kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek komersial akan peduli dengan visibilitas, akses site, dan lalu lintas. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 89

106 Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi Gambar 71. Diagram proses penentuan site (Sumber: James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 90

107 Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi yang ada dari site dan konteksnya (Sumber: James A. LaGro, 2008) Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor penentu untuk program penggunaan lahan yang spesifik (Sumber: James A. LaGro, 2008) Analisis Program menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam kriteria fisik persyaratan untuk fasilitas. Program ini adalah dasar dari diagram hubungan fungsional. Hubungan fungsional Diagram melukiskan hubungan optimal antara kegiatan dan fasilitas. Seperti tahap programming, tahap analisis tapak didasarkan pada data-data fisik dan non-fisik yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data dianalisis dan dipresentasikan secara diagramatik, grafikal, maupun tekstual. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 91

108 c. Lokasi Lokasi proyek harus digambarkan secara jelas dalam bentuk peta dasar dua dimensi atau foto udara, yang memperlihatkan bangunan-bangunan penting di sekitar lokasi proyek, jala, jalur pejalan kaki, serta konteks lingkungan yang memudahkan orang umtuk memahami lokasi tapak. d. Batas-batas tapak Tapak harus jelas menggambarkan batas-batas tapak, ukuran tapak, serta aturan-aturan dan standar bangunan setempat seperti: Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), jarak antar unit bangunan, sirkulasi dalam tapak, dan lain-lain. e. Topogafi Dalam tahap analisis dite, sangat penting untuk memperoleh data pengukuran luas lahan dan topografi yang memperlihatkan garis kontur tanah. Data ini diperlukan dalam menginterpretasikan orientasi fisik bangunan, tata letak bangunan baik arah vertikal, horisontal, run-off area dan lain-lain. f. Lansekap Sebagai bagia dari pendekatan ekologi lingkungan dan arsitektur hijau, sangat penting untuk menata lay-out jalur hijau dan jenis-jenis tumbuhan yang sudah ada. Jika dimungkinkan, desain tidak mengganggu lansekap yang telah tumbuh di tapak. g. Iklim dan Lingkungan Pemahaman terhadap iklim makro dan iklim mikro merupakan hal yang penting dalam menentukan efisiensi bangunan, terutama dalam pengelolaan energi. Temperatur, curah hujan, kelembaban, arah dan kecepatan angin, orientasi matahari, serta bencana alam yang potensial terjadi merupakan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang orientasi bangunan, bukaan, pencahayaan pada bangunan, dan lain-lain. h. Manusia dan kebudayaan Faktor manusia dan kebudayaan meliputi analisis lingkungan sekitar terhadap aspek kultural, psikologi, perilaku, dan sosiologi. Kategori ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan, perhubungan manusia dan pola karakteristik manusia. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 92

109 Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau di luar site, dan pola-pola bentuk pengembangan yang sesuai, serta pengaruh organisasi unsur spasial pada program site (Sumber: James A. LaGro, 2008) Komponen-komponen penggunaan tapak Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 93

110 Pencapaian ke parkir Pintu masuk bangunan Bangunan Permainan di luar ruang Parkir Halaman service Halaman bermain beratap Tempat melihat lapangan bermain Sistem jalan setapak eksterior utama Sistem jalan setapak eksterior kecil Air Gambar 75. Contoh program rancangan tapak Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 94

111 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 95

112 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 96

113 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 97

114 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 98

115 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 99

116 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 100

117 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 101

118 Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak (Sumber: Edward T. White, 1985) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 102

119 G. Skematik Rancangan Tapak Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang masuk (Sumber: James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 103

120 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 104

121 Gambar78.Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial penting. Sumbu pusat untuk proyek pembangunan ini adalah elemen pengorganisasian yang tegas dan efektif. (Source: The HOK Planning Group dalam James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 105

122 Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari pertemuan jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya, dan berbagai site lainnya dan informasi kontekstual. (Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 106

123 Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya (Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 107

124 Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 108

125 Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape / bangunan untuk tempat tinggal keluarga single baru. Pohon dan semak-semak mendefinisikan ruang luar, memberikan keteduhan, pandangan layar, dan melakukan berbagai fungsi desain lainnya (Sumber: Edward D. Stone, Jr, dan Associates dalam James A. LaGro, 2008) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 109

126 H. Rangkuman Pemrograman dan desain dalam arsitektur adalah dua proses yang saling terkait, desain tidak akan menemukan jiwanya jika tidak didahului oleh proses penentuan masalah dan pencarian kebutuhan. Namun bagaikan dua sisi mata uang kedua proses tersebut memiliki karakter yang berbeda, pemrograman cenderung bersifat divergen dan membutuhkan analisis yang eksploratif terhadap setiap aspek, sedangkan desain cenderung konvergen dan membutuhkan sintesis untuk menghasilkan karya disain. Seorang perancang dituntut memiliki kedua kemampuan tersebut untuk memperkecil adanya gap antara proses analisis dan sintesis. Seorang perancang juga dituntut mampu menempatkan diri di setiap kegiatan perencanaan dan perancangan, sehingga mampu memahami & menentukan metoda yang tepat dalam suatu proyek perancangan sesuai dengan karakteristik dan jenisnya. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 110

127 I. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-4) 9. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 10. TUJUAN TUGAS : Proses pemrograman arsitektur pada bangunan Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai 11. URAIAN TUGAS : i. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi j. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. k. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how). Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. l. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Penghuni Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 111

128 Analisa Kegiatan Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Konsep program ruang, berupa: (a) batasan fungsi (b) kapasitas fungsi (c) kebutuhan ruang (d) hubungan ruang (e) besaran ruang Konsep bentuk, berupa: (a) karakter fungsi & tema (b) transformasi bentuk berdasarkan tuntutan fungsi & tema (c) ekspresi bentuk dari fungsi & tema. 3. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%): Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%) Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 112

129 RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-6) 1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai 3. URAIAN TUGAS : m. Obyek garapan : Fungsi Komersial n. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. o. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. p. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 113

130 Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang Bentuk & Tampilan Bangunan 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%): Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%) Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 114

131 RANCANGAN TUGAS III PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-9) 1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : fungsi pendidikan pra-sekolah b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 115

132 Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang Komposisi Massa (horisontal) Bentuk & Tampilan Bangunan Struktur 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%): Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%) Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 116

133 RANCANGAN TUGAS IV PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-12) 1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai 3. URAIAN TUGAS : e. Obyek garapan: fungsi pelayanan umum f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 117

134 Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang Komposisi Massa (horisontal) Bentuk & Tampilan Bangunan Struktur 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%): Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%) Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 118

135 Sesi Perkuliahan ke : 5, 7, 10-11, I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur 2. Menguraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur 3. Terampil menerapkan teknik presentasi gambar pada perancangan arsitektur II. Topik Kajian/Bahasan: PERANCANGAN ARSITEKTUR III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, jenis, dan teknik gambar perancangan arsitektur. IV. Bahan Bacaan Utama 1. Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu 3. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc. V. Bahan Bacaan Pendukung 1. Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford: Architectural Press 2. Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. 3. Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analsis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra. VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur 2. Uraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur 3. Latihlah keterampilan Anda dalam teknik presentasi gambar perancangan arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 119

136 MODUL 5 PERANCANGAN ARSITEKTUR Gambar kerja (bestek) merupakan gambar teknik yang dibuat untuk memberikan informasi secara jelas, rinci (detail), mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan yang lengkap dan sesuai kaidah gambar teknik sangat berguna untuk memudahkan penyusunan ketentuan teknis dan perhitungan biaya pembangunannya. Untuk penyajiannya beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: Notasi bahan bangunan Notasi ukuran Ketebalan garis Gambar Perancangan meliputi: Blok Plan Ground Plan Site Plan Denah-denah Tampak-tampak Potongan-potongan Perspektif sequence Maket a. Definisi 1. Gambar denah adalah gambar potongan horisontal tampak atas setinggi 1 meter dari permukaan lantai. 2. Gambar tampak merupakan gambar muka atau samping bangunan yang memperlihatkan material yang digunakan dan bagian-bagian bangunan yang penting seperti lobang pintu dan jendela. 3. Gambar potongan adalah gambar tampak terpotong pada garis tertentu seperti dijelaskan pada gambar denah. Bidang yang terpotong diperlihatkan secara lebih tegas dengan menggunakan garis 0.2 atau 0.3 mm. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 120

137 4. Gambar detail dibuat untuk menjelaskan sambungan atau hubungan antara berbagai elemen bangunan dengan bentuk gambar potongan berskala lebih besar. b. Gambar Denah Denah atau plan berasal dari kata latin planum berarti dasar, arti lebih jauh lantai denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan, yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam bangunan. Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam bangunan dan merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah berguna untuk mengungkapkan banyak hal, seperti untuk mengungkapkan banyak hal seperti ruang sirkulasi dengan ruang untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang di dalam bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam tapak, secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut. Menempatkan gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu : Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas. Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar. 1. Tujuan Gambar Denah Untuk menjelaskan ruang ruang dua dimensi yang direncanakan Hubungan Ruang Fungsi Ruang Ukuran Ruang Posisi / elevasi lantai / Ruang Hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior) Letak pintu dan jendela Susunan perabotan (Furniture) Karakter obyek bangunan 2. Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah Nama gambar dan skala gambar Ukuran ruang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 121

138 Notasi dinding Notasi bukaan pintu dan jendela Notasi struktur kolom Notasi area basah Notasi teras Peil muka tanah Peil lantai Garis arah pemotong Garis rencana atap 3. Pengembangan denah Silih satu cara pengembangan denah adalah dengan menentukan modul ruang. Sebuah ruang mewadahi aktivitas fungsi utama tergantung dari kapasitas ruang. Ukuran ruang didapatkan dari kelipatan modul ruang sesuai dengan kapasitas ruang yang telah ditentukan, sedangkan bentuk ruang dihasilkan dari layout atau tatanan modulnya. Untuk mendapatkan denah yang utuh, penyesuaian ukuran dan bentuk denah dasar terkait langsung dengan wadah strukturnya. Ukuran dan bentuk pada grid struktur dapat menentukan bentuk ruang, sebaliknya fungsi ruang dapat menyesuaikan dengan pola grid struktur. Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 122

139 Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013) Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 123

140 Gambar 85. Denah dengan layout perabot (Sumber: Karlen, 2007) Gambar 86. Denah rencana plafond (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 124

141 Gambar 87. Teknik rendering pada denah (Sumber: Karlen, 2007) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 125

142 Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 126

143 Gambar 90. Denah dengan skala detail (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 127

144 C. Gambar Tampak Gambar tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis dengan bidang obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari obyek bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan, maka faktor tapak berperanan penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut. Terdapat beberapa karakter komunikasi tempak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik tapaknya. Gambar tampak sama pentingnya dengan gambar denah dan potongan. Secara teknis dibuat berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga secara grafis akan terlihat gambar berupa dua dimensi yang datar, yang perlu diperhatikan dalam menggambar tampak adalah: Letak pintu / jendela Ketinggian bangunan Bentuk atap Tinggi pintu standart T cm Letak garis ambang kusen dan jendela bawah dan atas diusahakan sama Ketinggian lantai terhadap muka tanah 1. Kelengkapan Gambar Tampak Rendering (pohon / tanaman) Arsir bayangan (efek cahaya) Penampilan material (bahan bangunan). Untuk memperlihatkan gambargambar 2 dimensi nampak tiga dimensional. Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar tampak: Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang dikomunikasikan) Proyeksi gambar tampak : - Bagian atap - Bagian badan - Bagian kaki bangunan - Lingkungan (alam dan suasana) Proyeksi gambar detail tampak Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 128

145 - Bagian atap (Bentuk atap, Bukaan atap, Kemiringan atap, Listplank atap, Canopy) - Bagian badan : - Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan kombinasinya), Daun pintu, daun jendela, lobang angin, Dinding, Pelapis tambahan di dinding (estetika) - Bagian kaki bangunan : - Finishing kaki bangunan, Teras, Tangga/trap - Bagian lingkungan alam : - Posisi lahan, Skala pohon, Suasana Proyeksi tampak - Perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan: Berkesan tinggi/rendah, Berkesan seimbang /tidak seimbang - Informasi kedalaman ruang: bidang depan, bidang tengah Tampak, teknik bayangan sangat menentukan bidang belakang - Informasi karakteristik dari material, Masif, Transparan: Tembok/batu tempel - kaca Tampilan, Kayu/panel papan - Kerawang/rooster, rendering, Genteng/sirap/seng/asbes, dll - Teralis/tirai sangat menentukan Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud dan tujuan gambar. Skala komunikatif 1 : 200 atau 1 : 100, 1 : 50. Diutamakan dimensi ketelitian gambar dan estetika tampak, keterangan bahan pada tampak 2. Langkah Kerja Mengkomunikasikan Gambar Tampak Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap batas-batas yang berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan, posisi entrance bangunan. Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan obyek. Yang dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi, bayangan, suasana, yang menunjang komunikatif estetika dari bentuk tampak tersebut. Untuk melengkapi ekspresi gambar yang komunikatif dan estetik maka gambar tampak depan tersebut dilengkapi dengan bayangan akibat sinar matahari yang diharapkan menjelaskan kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah datang sinar matahari diasumsikan sejajar dengan sudut 45 0 (asumsi sudut ini ditetapkan oleh perencana). Agar dapat mengkomunikasikan bayangan ini dengan benar harus diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan, yaitu 10 posisi dari elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan gambar potongan. Selanjutnya Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 129

146 gambar tampak itu dilengkapi secara proporsi terhadap skala manusia dan lingkungannya. Tampilan aspek komunikatif-estetik gambar tampak di atas merupakan gambar presentasi tampak yang normal, baik dalam gambar-gambar untuk persyaratan peraturan (perijinan), gambar untuk dipublikasikan dalam bukubuku Arsitektur, publikasi iklan, maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas (lingkup pendidikan atau lingkungan non pendidikan). Adapun tampilan gambar tampak depan yang sesuai dengan gambar denah seharusnya digmbarkan tampak dari pagar depan. Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan karena dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak. Tampilan gambar tampak samping, jika batas bangunan berhimpitan dengan batas tapaknya tidak mutlak diperlukan, tujuannya disajikan hanya untuk menggambarkan outline bangunan. Tampilan gambar tampak belakang, mutlak diperlukan karena perlu diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi tugas merupakan pihak pemakainya. Gambar 92. Tampak Depan Bangunan (Sumber: Idham, 2013) Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya pada gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan penggunaan bahan dan finishingnya seperti yang dikehendaki dalam pelaksanaan pembangunan. Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi tugas. Yang dapat Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 130

147 dikomunikasikan adalah image estetika dari perencana, yaitu pemilihan warna yang diinginkan. Tampilan bayangan tidak mutlak hanya disajikan selama tidak merusak image estetika tampak. 3. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan bangunan Prinsip tampak dalam gambar kerja arsitektur adalah gambar proyeksi yang dihasilkan dari gambar denah, potongan dan atau tampak lain dalam bangunan itu. Tampak muka atau samping atau belakang dapat saling diproyeksikan untuk melihat keterkaitan gambar-gambar tampak arah pandang yang berbeda tersebut. Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 131

148 Gambar 94. Potongan & Tampak a. Gambar Potongan Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal, yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan-ruangan (dimensi, skala, struktur, konstruksi, bahan bangunan, dan sistem bangunan) di dalam maupun di luar bangunan dan bermanfaat sebagai komunikasi yang komunikatif (diungkapkan dalam skala). Potongan Memanjang: bidang potongan yang terletak sejajar dengan bidang jalan utama atau pada sisi panjang bangunan Potongan Melintang: bidang penampang potongan pada bangunan yang tegak lurus atau ortografis terhadap bidang jalan utama atau pada sisi lebar bangunan Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan memanjang ini, dalam notasi dan arah pandang potongan ditempatkan di dalam gambar denah, sekurang-kurangnya dua buah notasi potongan dalam posisi yang berlawanan, Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 132

149 disebut dengan istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan lay-out bangunan. Batas-batas tapak dan bangunan yang kompleks, kondisi bangunan dengan lokasi lebih dari satu jalan utama, menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan melintang ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau dengan angka saja, seperti potongan A A, B B,dst; potongan 1 1, 2 2, dst ; potongan I I, II II, dst, yang ditentukan oleh perencana. Cara mengambil obyek gambar potongan: Potongan dapat diambil atau di letakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh Ruang yang dianggap sebagai interest point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan, sehingga pada bagian tersebut dapat di informasikan. Gambar Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan tentang: - Konstruksi - Sruktur bangunan - Ruang - Sistem cahaya, ventilasi - leveling perbedaan lantai - sistem langit-langit/plafond - ketinggian bagunan - spesifikasi material yang digunakan Gambar Potongan lebih bersifat realitis dan lebih mudah untuk dimengerti dari pada gambar denah karena gambar ini memperlihatkan ukuran Horizontal dan ukuran Vertikal. Gambar 95. Garis potongan pada denah (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 133

150 Gambar 96. Informasi pada gambar potongan (Sumber: Idham, 2013) Dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua jenis gambar potongan: 1. Potongan arsitektural Potongan arsitektur hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang, biasanya digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan. Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian gagasan atau presentasi. Gambar ini menginformasikan : Tinggi bangunan Tinggi rendah lantai (permainan lantai) Tinggi plafond (permainan plafond) Bentuk atap Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb Ukuran sistem bangunan Keterangan material Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 134

151 2. Potongan struktural Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Karena gambar potongan harus menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada garis potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur, seperti pondasi, kolom, balok, kuda-kuda dan sebagainya tetap diperlihatkan dalam potongan. Garis potong pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan posisi ruang dan bukan pada posisi elemen atau sistem. Potongan struktur menginformasikan : Tinggi bangunan Tinggi rendah lantai dan konstruksinya Tinggi plafond dan konstruksi plafond Bentuk atap dan konstruksinya Struktur konstruksi pondasi Material struktur konstruksi Ukuran sistem bangunan Keterangan material Gambar 97. Contoh gambar potongan (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 135

152 Gambar 98. Potongan dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) b. Gambar Detail Gambar detail pembesaran skala gambar bagian elemen ruang atau konstruksi dengan tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide rancangan. 1. Tujuan Gambar Detail Menginformasikan bentuk detail Menginformasikan hubungan konstruksi, join elemen Menginformasikan jenis material dan material finishing, warna, campuran Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail untuk pedoman pelaksanaan pemborong. Gambar 99. Detail bangunan (Sumber: Idham, 2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 136

153 Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai berikut : b. Gambar Detail Konstruksi Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi elemen bangunan/ ruang c. Gambar Detail Arsitektural Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen bangunan / ruang (proporsi dan prinsip bentuk) 2. Menggambar Detail Skala Detail 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Skala Sub Detail 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Visualisasi Gambar Detail dijelaskan melalui proyeksi bidang dari detail, seperti Denah detail, Tampak Detail, Potongan Penampang Detail. Atau dilengkapi dengan visualisasi tiga dimensi, seperti isometri detail. Kelengkapan Gambar Detail : Nama gambar detail Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan sebagainya. Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi. Notasi gambar yang membedakan/menjelaskan perbedaan material dasar, material finishing, warna, dsb. Menjelaskan hubungan konstruksi, join elemen, dsb. Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail. 3. Macam Gambar Detail Gambar Detail dapat diambil dari semua gambar rancangan antara lain pada : Rancangan Tapak: detail pagar, detail badan jalan, riol, detail lansekap, lampu, dsb. Rancangan Denah: detail teras, kolom, kaki bangunan, detail lantai, detail tangga, detail dapur, detail km/wc, dsb. Rancangan Tampak: detail canopy, detail bidang bukaan, detail bidang masif/finishing. Rancangan Potongan: detail plafond, detail balkon, railling, detail konstruksi atap, dsb. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 137

154 4. Detail Arsitektural Detail Arsitektonis lebih lengkap jika digambarkan dalam satu kesatuan denah, tampak, potongan, potongan tiga dimensi. Hal ini disebabkan karena penambahan suatu bahan pelapis tertentu mempunyai konsekuensi yang menuntut pemecahan konstruksi dan estetika terhadap pertemuan dengan elmenelmen lainnya. Yaitu mampu menjelaskan pertemuan dengan bidang dindinglantai-plafond- maupun elmen lainnya (misalnya kusen). F. Gambar Blok Plan, Situasi & Site Plan Gambar blok plan memberikan informasi tentang plot/zonasi letak bangunan dan unit-unit bangunan, sedangkan situasi menggambarkan tampak atas bangunan dalam lingkungan site (citra bangunan). Site plan memberikan informasi hubungan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan pada lingkup site, biasanya dilengkapi pula informasi akses, hubungan pencapaian dari luar site-dalam site-dalam bangunan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 138

155 Keterangan gambar: A : Terminal Angkot B : Parkir kendaraan C : Check Point Bis Pariwisata D : Massa bangunan Utama E :Lintasan bis F :Perawatan bis G :Pul bis Gambar 100. Site Plan & Perspektif (Sumber: Logi Tofani. Studio Perancangan Tugas Akhir: Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 139

156 Gambar 101. Contoh gambar Site Plan (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Gambar 102. Contoh gambar Situasi (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 140

157 Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/site plot (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) G. Rangkuman Gambar kerja denah, tampak, potongan, detail-detail dan site plan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Secara hirarkis tiap gambar belum dapat dipastikan jika masih terdapat permasalahan pada tata bangunan dan tata ruang luar. Meskipun demikian gambar perancangan dalam proses desain, masih dimungkinkan untuk mengalami perubahan, sehingga diperlukan ketelitian dan kepresisian dalam mengerjakannya. Kualitas gambar kerja juga ditentukan oleh kreativitas perancang dalam mengkomunikasikan dan mempresentasikan gambar, sehingga dapat dipahami dan digunakan sebagai dokumen perancangan akhir di lapangan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 141

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UMA MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR DIGUNAKAN UNTUK MK. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I-V SHERLLY MAULANA, ST, MT 1/1/2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 1 Mahasiswa dapat menguraikan materi

Lebih terperinci

MODUL-1 PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan.

MODUL-1 PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan. 1 MODUL-1 http://hotpulsa.page.tl/1.htm PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan www.thaigoodview.com 2 TOPIK-1 TAHAPAN/DAUR PROYEK DAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP TM-1 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 7A JURUSAN ARSITEKTUR FTUP Koord. Atiek Untarti 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Melatih mahasiswa merancang bangunan > sepuluh lantai dan juga bentang sedang/lebar dengan

Lebih terperinci

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii BAGIAN 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang Proyek... 1 1.2 Latar Belakang Permasalahan... 2 1.3 Pernyataan Persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek 1.1.1. Gagasan Awal Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini. Pendidikan yang berkualitas sangat bermanfaat untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kawasan perkotan yang semakin hari semakin pesat, mempunyai pengaruh besar pada kehidupan masyarakat di dalamnya. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan di bidang teknologi, ekonomi ataupun sosial. Pendidikan sangat diperlukan untuk pengembangan satu

Lebih terperinci

DR. IR. LALU MULYADI, MT BAYU TEGUH UJIANTO, ST., MT

DR. IR. LALU MULYADI, MT BAYU TEGUH UJIANTO, ST., MT DR. IR. LALU MULYADI, MT BAYU TEGUH UJIANTO, ST., MT INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang, telp. 0341-551431 fax. 0341-553015 Jl. Raya Karanglo Km. 2 Malang, telp.

Lebih terperinci

METODE PERANCANGAN-1

METODE PERANCANGAN-1 SATUAN ACARA PENGAJARAN METODE PERANCANGAN-1 Di susun oleh : Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan SISTEMATIKA SAP MODUL-1 MODUL-2 MODUL-3 MODUL-4 : PROYEK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan BAB III METODE PERANCANGAN Sebelum menuju pada sebuah output perancangan berupa hasil rancangan Pondok Pesantren Enterpreneur, harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu. Tahap-tahap tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Dalam sebuah perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah satunya, metode ini berisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian

Lebih terperinci

MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR

MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR Perancangan Arsitektur dan Aspek-aspek Perancangannya (Bagian-1) Sub-Topik-1 : Pengertian dan Tujuan Perancangan Arsitektur Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Suatu era dimana terjadinya pasar tunggal dan basis produksi bersama, yang tentunya akan membuat arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

Ceramah Diskusi Problem Based Learning

Ceramah Diskusi Problem Based Learning Mahasiswa mengetahui dan mengerti tata ajaran mata kuliah Perancangan Arsitektur 3. Mahasiswa memahami bacaan dari berbagai sudut pandang dengan menuangkannya dalam display berupa gambar, sketsa, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK. i ii iv vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii xiv

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK. i ii iv vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii xiv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iv vii viii xii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 BATASAN DAN PENGERTIAN JUDUL 1 1.2 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah

Lebih terperinci

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah

Lebih terperinci

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NUR SAWITRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan 1 A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN Sebuah evolusi alamiah dari perkembangan teknologi adalah makin fleksibelnya orang bergerak. Dunia menjadi datar, tanpa batasan fisik dan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menjadikan kebutuhan ruang semakin tidak terbatas. Aktivitas masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, maupun yang lainnya

Lebih terperinci

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah maju di bidang industri, maupun perdagangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

1.Kelengkapan data dan sumber 2.Ketepatan jawaban 3.Keruntutan alur pikir. Ceramah Observasi

1.Kelengkapan data dan sumber 2.Ketepatan jawaban 3.Keruntutan alur pikir. Ceramah Observasi RENCANA PEMBELAJARAN MATAKULIAH: DESAIN INTERIOR I SEM : III KODE : SKS :4 JURUSAN :DESAIN DOSEN :HARMILYANTI SULISTYANI, ST, MSc. KOMPETENSI : mewujudkan ide atau gagasan tentang rumah tinggal ke desain

Lebih terperinci

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vespa adalah sebuah kendaraan yang memiliki daya tarik tersendiri dari bentuknya yang khas. Vespa juga memiliki salah satu inspirasi bagi perkembangan teknologi transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari

Lebih terperinci

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1750-1850 menyebabkan terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi,

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN DI 4275

RENCANA PERKULIAHAN DI 4275 RENCANA PERKULIAHAN DI 4275 Semester Gasal 2005/2006 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Prinsip desain interior ruang budaya (cultural spaces) / ruang publik non-religius. Metodologi desain: konsep dan penerapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai

Lebih terperinci

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN AT 221 GAMBAR ARSITEKTUR

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN AT 221 GAMBAR ARSITEKTUR IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN AT 221 GAMBAR ARSITEKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Projek 1.1.1. Gagasan Awal Pengertian Pendidikan TInggi lebih jelas dan lengkap tertulis dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1)

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul. DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL Bagian 1 Penelusuran Persoalan Perancangan dan Pemecahannya...

DAFTAR ISI. Halaman Judul. DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL Bagian 1 Penelusuran Persoalan Perancangan dan Pemecahannya... DAFTAR ISI Halaman Judul i DAFTAR ISI ix DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR DIAGRAM xv DAFTAR TABEL xvi Bagian 1 Penelusuran Persoalan Perancangan dan Pemecahannya... 1 1.1 Deskripsi Judul... 1 1.1.1 Gedung Pertunjukan...

Lebih terperinci

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA

UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNIT 5 MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENDAHULUAN Kesuksesan pelaksanaan pembelajaran karena adanya rancangan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Hal ini menjadi kewajiban bagi para guru termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Matakuliah: PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA ( 383I113 ) Oleh: Prof. Dr. Ir. H. Basit Wello, M.Sc Koordinator Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc Ir. Johana C. Likadja,

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

Lebih terperinci

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) SEMESTER B DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK USU

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) SEMESTER B DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK USU GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) SEMESTER B 2014-2015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK USU KODE MATA KULIAH : RTA 3225 NAMA MATA KULIAH : PERANCANGAN ARSITEKTUR 4 JUMLAH SKS : 8 SKS DESKRIPSI

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 2017 RPKPS TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Fakultas : TEKNIK Program Studi : ARSITEKTUR Mata Kuliah/Kode : Teori dan Metode Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Rencana Pembelajaran A. Identitas Matakuliah Matakuliah : Merencana Interior III Kode : DI3315 SKS : 5 (lima) Semester : 5 (lima) Program Studi : S1 Desain Interior, STISI TELKOM Matakuliah Prasyarat :

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim : RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008/2009 Disusun Oleh : Nama : Neti Nim : 0800747274 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA SATUAN ACARA PERKULIAHAN BKebanggaan UNIV. PANCASILA FAK. TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Mata Kuliah : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR A Semester : VII Kode : 00 Kredit

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,

Lebih terperinci

https://id.pinterest.com/pin/ /

https://id.pinterest.com/pin/ / https://id.pinterest.com/pin/290200769720178349/ PA 3, tentang apa? Mata kuliah ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menggunakan gagasan kreatifnya dalam memberikan solusi ruang kegiatan komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif, yaitu mencari serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

Menggambar Arsitektur

Menggambar Arsitektur MODUL PERKULIAHAN Menggambar Arsitektur Pengantar perkuliahan dan Pengenalan Gambar Arsitektur Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Arsitektur 01 MK12003 Rona Fika Jamila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendididikan dasar dan menengah, Geografi merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Semakin baik sistem pendidikan suatu negara, maka kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Skripsi Panduan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN Buku pedoman ini disusun untuk memudahkan proses tugas akhir mahasiswa. Tugas akhir adalah tugas akademik yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan. Dilansir dari data Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh United

Lebih terperinci

REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA

REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN ENDRA ADE WINATA 1211846023 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah susun adalah sebuah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS INDUSTRI KREATIF Program Studi Desain Interior. Mata Kuliah : Desain Mebel IV

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS INDUSTRI KREATIF Program Studi Desain Interior. Mata Kuliah : Desain Mebel IV BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Desain Mebel IV Kode Mata Kuliah : DI2323 SKS : 3 (tiga) Semester : VI (enam) Tahun Akademik : 2017-2018 PANDUAN RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal bagi proses pembangunan. Siswa sebagai sumber

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR IV GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) & SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) TAHUN AJARAN 2016 Koordinator: AVE HARYSAKTI,ST,MT JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran 2.1.1 Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR

METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR PROF. DR. M.S. BARLIANA, MPd, MT. METODA PERANCANGAN ARSITEKTUR semester empat S1 JURUSAN PENDIDIKAN ARSITEKTUR Universitas Pendidikan Indonesia M.S. BARLIANA KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan

Lebih terperinci

YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI

YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI Halaman Judul... 1 Halaman Pengesahan... 2 Kata Pengantar...3 Halaman Pernyataan Keaslian...5 Abstrak... 6 Daftar Isi... 8 Daftar Gambar... 10 Daftar Tabel...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci