ANALISIS KLASTER UNTUK SEGMENTASI PEMIRSA PROGRAM BERITA SORE STASIUN TV SWASTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KLASTER UNTUK SEGMENTASI PEMIRSA PROGRAM BERITA SORE STASIUN TV SWASTA"

Transkripsi

1 Analss Klaster (Aan Rosatun) ANALISIS KLASTER UNTUK SEGMENTASI PEMIRSA PROGRAM BERITA SORE STASIUN TV SWASTA Aan Rosatun Tat Wdharh, Dah Saftr Staf Nusantara Sat Motor Jaarta Staf Pengaar Prod Statsta FMIPA UNDIP Abstract A procedure maret segmentaton s desgnng the maret segmentaton use the method of cluster -means analyze whch appled n process desgnng the maret evenng news audences on tv chanels. The process of groupng audences nto each segment whch formed, based on leness of characterstc owned and t formed 3 maret segment evenng news audences, that s audences group who gve low evaluaton, audences group who gve enough evaluaton, and audences group who gve hgh evaluaton. Result from the maret segmentaton wth case study at Pangah dstrct Tegal regency got frst cluster s 5. %, second cluster s 46 %, and thrd cluster s 8.8 %. Maretng strategy can target be old > 0 years because t has members total of cluster s bggest. The result can be used by a televson company to determne maretng strategy. Keywords: Characterstc, Maret Segmentaton, Cluster K-Means Analyss. Pendahuluan Analss laster merupaan salah satu alat untu mengelompoan seumlah n obye berdasaran p varat yang secara relatf mempunya esamaan araterst d antara obye-obye tersebut. Harapan yang ngn dcapa bahwa eragaman dalam elompo lebh ecl dar pada eragaman antar elompo. Obye tersebut bsa berupa barang, asa, tumbuhan, dan manusa (responden, onsumen, nasabah dan lan-lan). Obye dlasfasan e dalam satu atau lebh laster (elompo) sehngga obye-obye yang berada dalam satu laster aan mempunya emrpan atau esamaan arater [9]. Analss laster telah dgunaan dalam bdang pemasaran untu segmentas pasar [0]. Secara gars besarn prosedur penglasteran ada dua metode yatu herar dan non-herar (serng dsebut metode -means laster). Segmentas pasar adalah proses pemsahan sebuah pasar menad elompo-elompo pembel atau produ yang seens dan meml elompo (atau elompo-elompo) yang palng tepat untu dlayan perusahaan [7]. Hal n merupaan upaya palng efetf dalam menyngap peluang pasar. Beberapa ens segmentas utama adalah geograf, demograf, psograf, perlau dan manfaat [6]. Secara gars besar penelasan masng-masng ens sebaga berut:. Segmentas Geograf, merupaan pembagan pasar menad unt-unt geografs yang berbeda. Msalnya: wlayah, negara, negara bagan, propns, ota dan epulauan.. Segmentas Demograf, dmana pasar delompoan berdasaran varabel-varabel pendapatan, ens elamn, penddan, umlah pendudu, usa, uuran eluarga, peeraan, agama, ras, generas, ewarganegaraan dan elas sosal. 3. Segmentas Psograf, mengelompoan pasar dalam varabel gaya hdup, nla dan eprbadan. Gaya hdup uga dtunuan oleh orang-orang yang menonol pada elas sosal. Mnat terhadap suatu produ uga dpengaruh oleh gaya hdup. Oleh arena tu barang yang dbel oleh orang-orang tersebut adalah untu menunuan gaya hdupnya. 4. Segmentas Perlau, membag elompo berdasaran status pemaa, eadan, tngat penggunaan, status esetaan, tahap esapan pembel, dan sap. Pasar 93

2 Meda Statsta, Vol. 3, No., Desember 00: 93-0 dsn dapat delompoan menad buan pemaa, beas pemaa, pemaa potensal, pemaa pertama al dan pemaa tetap dar suatu produ. 5. Segmentas Manfaat, menglasfasan pasar berdasaran atrbut/nla atau manfaat yang terandung dalam suatu produ. Pada tulsan n dgunaan segmentas demograf arena pasar aan delompoan berdasaran varabel-varabel ens elamn, penddan, usa, peeraan dan stasun TV yang dtonton. Berta adalah laporan tentang perstwa atau pendapat yang meml nla pentng, menar bag sebagan halaya, mash baru dan dpublasan secara luas melalu meda massa secara perod [8]. Berta sore yang dmasud dalam tulsan n adalah berta yang dtayangan melalu meda massa televs dar am 6.00 sampa 0.00 WIB pada stasun TV swasta d Jaarta. Data dumpulan pada tanggal September 009 d Kecamatan Pangah Kabupaten Tegal Jawa Tengah, dengan melbatan 0 stasun TV yatu : RCTI, SCTV, Trans TV, Trans 7, Indosar, Metro TV, TV One, Global TV, ANTV, dan TPI. Analss laster yang dgunaan dalam tulsan n adalah analss laster nonherar (-means laster) untu mengelompoan pemrsa program berta sore. Pemrsa memberan penlaan terhadap program berta sore dengan menggunaan varabel-varabel: ertsan berta, narasumber yang terpercaya, eanearagaman berta, dnmat oleh semua alangan, am tayang yang sesua, edalaman s berta, bahasa yang mudah dmengert, eatualan berta, berta dapat dpercaya, berta dsaan secara menar, penamplan penya berta dan duras program. Varabel-varabel tersebut aan dgunaan sebaga dasar pembentuan laster. Tuuan dar penulsan n untu mengetahu segmentas pasar pemrsa program berta sore yang dtonton sehngga terbentu elas-elas dar pemrsa program berta sore berdasaran varabel-varabel dalam suatu berta sehngga hasl n dapat dadan acuan untu menngatan pangsa pasar dan penlaan pemrsa terhadap program berta sore yang dtonton. Klaster yang dbentu sebanya tga masng masng untu laster dengan penlaan rendah, sedang dan tngg dar pemrsa terhadap program berta yang dtonton.. Konsep Dasar Klaster Non-Herar. Penglasteran dengan menggunaan metode non-herar serng uga dsebut dengan metode penglasteran -means laster. Ada tga pendeatan yang basa dgunaan yatu sequental threshold, parallel threshold dan optmalsas []. Pendeatan yang dgunaan dalam tulsan n adalah pendeatan optmalsas. Responden dmasuan e dalam laster-laster dengan mengoptmalan seumlah rtera yatu ara rata-rata dalam laster, varans dalam laster dan varans antar laster. Langah-langah dalam prosedur pembentuan -means laster berdasaran p varabel yang dgunaan :. U ebebasan antar varabel untu mengetahu data yang dperoleh laya danalss (varabel-varabel yang dgunaan salng berhubungan / tda salng bebas). Untu mengu ebebasan antar varabel n dgunaan u Bartlett sphercty berut [6] : H 0 : R = I (Antar varabel bersfat salng bebas/ndependen) H : R I (Antar varabel bersfat tda salng bebas/dependen) p 5 Statst u : htung n ln R 6 Krtera u : Tola Ho a atau sg. < α htung dengan R : matrs orelas dar data I : matrs denttas. ; p( p) 94

3 Analss Klaster (Aan Rosatun). Tentuan umlah laster (), dalam tulsan n dambl =3. 3. Tentuan pusat laster (centrod) d tap-tap laster yatu c, c, dan c 3. Pusat laster (centrod) adalah buah pengamatan pertama. Pada paet program SPSS, centrod telah dtentuan secara aca dan secara otomats sehngga tda perlu menentuan centrod sendr. 4. Htung ara Eucldean antara tap obye dengan centrod. 5. Masuan tap obye e suatu laster berdasaran ara Eucldean terdeat dengan pusat laster (centrod) yang berpadanan. 6. Bentu laster awal yang berupa obye-obye yang d dalamnya belum tetap menad anggota laster tersebut arena mungn mash mengalam pemndahan obye antar laster. Lauan perhtungan embal untu mengece apaah laster tersebut sudah tetap dan tda ada lag pemndahan obye antar lasternya. 7. Htung embal pusat laster (centrod) yang baru terbentu d tap-tap laster yatu c, c, dan c 3 yang baru dengan merata-rataan nla tap varabel yang masu menad anggota laster awal. 8. Ulang penghtungan ara antara setap obye dengan centrod yang baru dengan menggunaan ara eucldean (sepert pada persamaan.5.3.4) 9. Masuan tap obye pada suatu laster berdasaran ara terdeat dengan pusat laster (centrod) yang baru 0. Bentu laster baru yang berupa obye-obye yang d dalamnya belum tetap menad anggota laster tersebut arena mungn mash mengalam pemndahan obye antar laster. Lauan perhtungan embal untu mengece apaah laster tersebut sudah tetap dan tda ada lag pemndahan obye antar lasternya.. Lauan pengecean apaah laster yang baru terbentu sudah tda ada lag pemndahan obye antar laster. Ja ternyata mash ada pemndahan obye antar laster maa embal e langah 6 sampa tda ada lag pemndahan obye antar laster.. Hentan proses a sudah tda ada lag pemndahan obye antar laster sehngga terbentu laster ahr yang obye-obye d dalamnya sudah tetap menad anggota laster tersebut. 3. Lauan nterpretas dan proflsas laster. Interpretas dlauan untu mencar araterst tap laster yang has. Pengelompoan uga tda bermanfaat a tda mengetahu profl setap elompo. Untu mengnterpretas laster dan membuat profl, dgunaan rata-rata setap laster pada setap varabel (yang dnamaan centrod). Centrod memungnan member label untu setap laster. 4. Lauan u valdas terhadap hasl laster yang dperoleh untu mengetahu apaah laster-laster yang dperoleh aurat menggunaan MANOVA (dalam hal n dperluan multnormaltas dan homogentas dar resdual). U multnormal untu resdual menggunaan plot quantl-quantl antara ara mahalanobs dan Chuadrat tabel dengan deraat bebas p yang berpadanan dengan ara mahalanobs sebaga berut: T a. Menentuan d ( x x) S ( x x),,,..., n b. Mengurutan nla x d sesua urutan na d () d ()... d ( n) c. Menentuan quantl Ch uadrat 00q % dengan q = (-0.5)/n, =,,, n dan deraat bebas = p. d. Plot pasangan ( d, x ). Bla plot yang terbentu mendeat gars lurus maa asums multnormal bsa dterma [4]. 95

4 Meda Statsta, Vol. 3, No., Desember 00: 93-0 Sedangan u homogentas mats varans-ovarans dengan u Box M berut: Ho :... H : Statst u : untu htung ( c) v ln S ln S pool vs p 3p dengan : S pool c v n v v 6( p )( ) v Terma hpotess nol yang berart matrs varans-ovarans bersfat homogen a dengan banyanya populas yang aan dbandngan dan p htung ; ( ) p( p) banyanya varabel yang dgunaan [4]. Asums- asums dalam analss laster:. Tda adanya outler. Suatu data merupaan outler maa Z-score masng-masng varabel urang dar atau lebh dar 3.00 [5].. Sampel yang mewal Penguan sampel yang mewal populas dapat dlauan dengan u Kaser- Mayer-Oln (KMO) dan Bartlett dengan hpotess: H 0 : Sampel belum memada atau belum laya untu danalss lebh lanut H : Sampel sudah memada atau sudah laya untu danalss lebh lanut U Statst Bartlett : dengan: S n ( x x) B ( p p { /( n V ) ln( p p v S ) p (/ v ) / ) v v }/{3( p )} v ln S p = banyanya varabel v = deraat bebas v = n n = umlah observas/obye e- B = nla statst u Bartlett Krtera Pengamblan Keputusan : Tola H 0 a B > X α, p(p-)/ atau Tola H 0 a probabltas / nla sg < α Kaser-Mayer Oln (KMO) = p p r p p p p r dengan: r = orelas antara varabel dan, dengan < = orelas parsal antara varabel dan, dengan < 96

5 Analss Klaster (Aan Rosatun) Ja 0. 0, varabel penguuran merupaan sebuah fator, dan KMO =. Ja. 0, varabel penguuran buan sebuah fator, dan KMO = 0.0 Ja nla KMO 0.50 maa sampel sudah laya untu danalss. Sedangan untu mengu varabel yang ada dapat dgunaan atauah tda dapat dgunaan, berdasaran nla ant-mage correlaton. Ant mage correlaton yatu matrs dar orelas parsal antara varabel setelah danalss fator, dmana hasl fatornya menerangan fator yang lan. Sedangan MSA (Measure of Samplng Adequacy) adalah penguuran yang dhtung antara masuan orelas matrs dan masng-masng varabel yang devalus elayaannya dar penggunaan analss fator. Nla MSA bersar dar 0 sampa dengan rtera : MSA =, varabel tersebut dpreds tanpa esalahan oleh varabel lan. MSA > 0.5, varabel mash bsa dpreds dan bsa danalss lebh lanut. MSA < 0.5, varabel tda bsa dpreds dan tda dapat danalss lebh lanut, atau deluaran dar varabel lannya []. 3. Tda adanya multolnertas Multolnertas adalah emungnan adanya orelas antar varabel atau perstwa teradnya hubungan lner antar beberapa atau semua varabel. Sebanya multolnertas n tda terad, untu mengetahu adanya multolnertas adalah dengan menghtung nla Varance Inflaton Factors (VIF) dengan rumus : VIF, R dengan R adalah nla oefsen determnas varabel dependen e- dengan varabel ndependen selan varabel e-. Ja nla masmal (VIF ) > 0 maa mengndasan teradnya multolnertas []. 3. Metodolog Peneltan Tahapan yang dlauan dalam pengumpulan data dan analss data pemrsa program berta sore d Kecamatan Pangah Kabupaten Tegal Jawa Tengah sebaga berut:. Penyusunan Kusoner. Kusoner dbuat dengan setap responden mengs denttas dr berupa: usa, ens elamn, peeraan, penddan. Penlaan atas program berta sore dengan menggunaan varabel yatu : ertsan berta, narasumber yang terpercaya, eanearagaman berta, dnmat oleh semua alangan, am tayang yang sesua, edalaman s berta, bahasa yang mudah dmengert, eatualan berta, berta dapat dpercaya, berta dsaan secara menar, penamplan penya berta dan duras program. Sala penlaan dar setap varabel tersebut dgunaan sala nterval.. U valdtas dan relabltas usoner. U valdtas dengan menggunaan hpotess: H 0 : Item uesoner tda vald H : Item uesoner vald n xy x y Statst U: r htung n x x. n y y dengan : r = oefsen orelas, x = sor tem uesoner, y = sor total tap fator uesoner, 97

6 Meda Statsta, Vol. 3, No., Desember 00: 93-0 n = banyanya observas Ja r htung > r ; n, maa Ho dtola sehngga dapat dsmpulan tem pernyataan sgnfan, sehngga uesoner tersebut vald [3]. U relabltas dgunaan ten Cronbanch s Alpha dengan penguan hpotess sebaga berut : H 0 : Item uesoner tda relabel H : Item uesoner relabel c S c Statst U : c c S total dengan : C = nla Cronbach Alpha c = banyanya tem/pertanyaan, S = varan tem uesoner e-, total dengan S n [ x ( x. ) ] n n S = varan dar total sor tem uesoner, dengan n S total= [ x. ( x.. ) n n a n a n x.. x x. = r ], dan Ja Cronbach Alpha > ; n, maa Ho dtola sehngga dapat dsmpulan tem pernyataan sgnfan. Hal n berart bahwa uesoner tersebut relabel [3]. Untu eperluan u valdtas dan relabltas n dgunaan sampel pendahuluan sebanya 30 responden. 3. Pengamblan data responden. Sampel yang dgunaan sebanya 40 responden dengan metode penyampelan udgment sampel, dar 3 desa yang ada dplh 8 desa sebaga sampel. 4. Analss data. Tahapan yang dlauan dalam analss data adalah : a. Detes outler, data yang merupaan outler deluaran dar analss. b. U KMO dan Barlet untu elayaan data dapat danalss. c. U multolnertas. d. U ebebasan antar varabel yang dgunaan. e. Pembentuan laster dan anggota laster. f. Valdas hasl. 4. Hasl dan Pembahasan.. U valdtas usoner. Berdasaran perhtungan yang dlauan, semua tem (varabel) yang dgunaan adalah vald, selengapnya sepert Tabel berut: x. 98

7 Analss Klaster (Aan Rosatun) Tabel. Hasl U Valdtas dar Kusoner. Varabel r htung Sg. eputusan Kertsan Berta 0,49 0,00 Item vald Narasumber Terpercaya 0,65 0,000 Item vald Keanearagaman Berta 0,334 0,03 Item vald Dnmat Semua Kalangan 0,69 0,000 Item vald Jam Yang Sesua 0,498 0,00 Item vald Kedalaman Is Berta 0,694 0,000 Item vald Bahasa Mudah Dmengert 0,686 0,000 Item vald Keatualan Berta 0,73 0,000 Item vald Berta Dapat Dpercaya 0,59 0,00 Item vald Dsaan Secara menar 0,796 0,000 Item vald Penamplan Penya Berta 0,69 0,000 Item vald Duras Program 0,40 0,0 Item vald. U relabltas usoner. Berdasaran pengolahan yang dlauan dperoleh nla Cronbach Alpha 0,89 > r 0.05;30 = 0,368, sehngga usoner relabel. 3. Detes outler. Berdasaran pengolahan yang dlauan dperoleh ada satu data yang dcurga sebaga outler sengga deluaran dar analss. 4. U KMO dan Bartlet. Berdasaran perhtungan yang dlauan dperoleh nla KMO 0,86 > 0,05 maa sampel sudah laya untu danalss. Sedangan harga statst Bartlet B = 357,38 > sehngga sampel sudah laya untu danalss. Nla MSA dar eduabelas varabel lebh besar dar 0,5 sehngga varabel-varabel tersebut mash bsa dpreds dan bsa danalss lebh lanut. 5. U multolnertas. Berdasaran penghtungan nla VIF yang dlauan dperoleh hasl sepert Tabel berut: Tabel. Nla VIF untu Masng-masng Varabel. No. Varabel Nla R Nla VIF Kertsan Berta 0,04,56 Narasumber Terpercaya 0,30,433 3 Keanearagaman Berta 0,34,55 4 Dnmat Semua Kalangan 0,87,403 5 Jam Yang Sesua 0,59,350 6 Kedalaman Is Berta 0,344,54 7 Bahasa Mudah Dmengert 0,66,36 8 Keatualan Berta 0,338,5 9 Berta Dapat Dpercaya 0,357,555 0 Dsaan Secara menar 0,406,684 Penamplan Penya Berta 0,366,577 Duras Program 0,86,40 Nla VIF untu masng-masng varabel < 0 sehngga mengndasan tda terad multolnertas. 6. Pembentuan laster. a. U Kebebasan antar varabel. Berdasaran penghtungan yang dlauan dperoleh nla Ch-uadrat htung 3,73 dengan sgn 0,00, berart varabel yang dgunaan bersfat tda salng bebas sehngga analss multvarate laya dgunaan. b. Fnal laster yang terbentu (dengan 3 laster) sepert pada Tabel 3 berut: 99

8 Meda Statsta, Vol. 3, No., Desember 00: 93-0 Tabel 3. Interpretas Klaster pada Fnal Klaster Ratarata Cluster Cluster Varabel 3 3 Kertsan Berta 7, 6,79 7,097 7,798 rendah sedang tngg Narasumber Terpercaya 7,46 6,605 7,03 8,53 rendah sedang tngg Keanearagaman Berta 7,583 7,08 7,599 8,05 rendah sedang tngg Dnmat Semua Kalangan 7,69 6,83 7,63 8,539 rendah sedang tngg Jam yang Sesua 7,44 6,547 7,547 8,056 rendah sedang tngg Kedalaman Is Berta 7,805 6,467 7,90 8,8 rendah sedang tngg Bahasa mudah Dmengert 8,037 7,88 8,039 8,689 rendah sedang tngg Keatualan Berta 7,9 7,08 7,769 8,874 rendah sedang tngg Berta Dapat Dpercaya 7,633 6,54 7,687 8,75 rendah sedang tngg Dsaan secara Menar 8,043 6,855 8,044 9,08 rendah sedang tngg Penamplan Penya Berta 8,373 7,66 8,33 9,4 rendah sedang tngg Duras Program 7,83 6,547 7,009 8,0 rendah sedang tngg c. Proflsas Klaster Tabel 4. Jumlah Anggota Klaster Berdasaran Usa, Jens Kelamn, Penddan, Peeraan, Dan Statun TV Yang Dtonton No. Dasar Klaster Penglasteran (Penlaan Rendah) (Penlaan Sedang) 3 (Penlaan Tngg) Usa < 0 tahun 4 (,9 %) 8 (5,8 %) 3 (, %) > 0 tahun 3 (,3 %) 56 (40,3 %) 37 (6,6 %) Jumlah 35 (5, %) 64 (46,0 %) 40 (8,8 %) Jens Kelamn La-la (7,9 %) 9 (3,7 %) 3 (9,4 %) Perempuan 4 (7,3 %) 45 (3,4 %) 7 (9,4 %) Jumlah 35 (5, %) 64 (46,0 %) 40 (8,8 %) 3 Penddan SD 9 (6,5 %) 4 (0, %) 3 (9,4 %) SMP 9 (6,5 %) 7 (, %) (7,9 %) SMA 4 (0, %) 6 (8,7 %) 3 (9,4 %) Lannya 3 (, %) 7 (5,0 %) 3 (, %) Jumlah 35 (5, %) 64 (46,0 %) 40 (8,8 %) 4 Peeraan Pegawa Neger (,4 %) 4 (,9 %) 4 (,9 %) Pegawa Swasta (,4 %) 7 (5,0 %) (,4 %) Pelaar/Mahasswa 4 (,9 %) 7 (5,0 %) 3 (, %) Ibu rumah tangga 4 (0, %) 30 (,6 %) 5 (0,8 %) Lannya 3 (9,4 %) 6 (,5 %) 6 (,5 %) Jumlah 35 (5, %) 64 (46,0 %) 40 (8,8 %) 5 Stasun TV ANTV (,4 %) 0 0 Global TV (,4 %) (,4 %) (0,7 %) Indosar 9 (6,5 %) 8 (,9 %) 6 (,5 %) Metro TV (0,7 %) 0 (0,7 %) RCTI 3 (, %) 9 (6,5 %) 3 (, %) SCTV 4 (,9 %) 9 (6,5 %) 5 (3,6 %) TPI 0 (,4 %) 0 Trans 7 4 (,9 %) 8 (5,8 %) 4 (,9 %) Trans TV 7 (5,0 %) 6 (,5 %) 7 (5,0 %) TV One 3 (, %) 0 3 (, %) Jumlah 35 (5, %) 64 (46,0 %) 40 (8,8 %) 00

9 Analss Klaster (Aan Rosatun) Berdasaran penghtungan yang dlauan dperoleh banyanya anggota masng-masng laster (beserta prosentasenya) berdasaran usa, ens elamn, Penddan, peeraan, dan statun TV yang dtonton dsaan pada Tabel 4. d. Valdas hasl. Dengan menggunaan MANOVA dperoleh nla Wls Lamda 0,54 dan setelah dtransformas e statst F Fsher adalah 6,68 dengan sgn 0,000 berart ada perbedaan yang berart antar laster abat pengaruh dar varabel yang dgunaan. Asums multnormal dar resdual terpenuh berdasaran Gambar dmana tt-tt yang terbentu dapat ddeat dengan gars lurus. Gambar. Quantl-Quantl Chuadrat Asums ehomogenan matrs varan ovaran uga terpenuh, dengan nla Box M sebesar 6,588 dengan sgn 0,046 > 0,0. 5. Kesmpulan Berdasaran analss yang telah dlauan dperoleh esmpulan berut:. Pemrsa berta sore yang berusa lebh dar 0 tahun sebesar 40,3 % memberan penlaan yang sedang terhadap program berta yang dtonton.. Pemrsa berta sore yang berens elamn perempuan sebesar 3,4 % memberan penlaan yang sedang terhadap program berta yang dtonton. 3. Pemrsa berta sore yang berpenddan SMA sebesar 8,7 % memberan penlaan yang sedang terhadap program berta yang dtonton. 4. Pemrsa berta sore yang beera sebaga bu rumah tangga sebesar,6 % memberan penlaan yang sedang terhadap program berta yang dtonton. 5. Pemrsa berta sore yang menonton Indosar sebesar,9 %, Trans TV sebesar,5 %, RCTI dan SCTV sebesar 6,5 %, Trans 7 sebesar 5,8 %, Global TV dan TPI sebesar,4 % memberan penlaan yang sedang terhadap program berta yang dtonton. 0

10 Meda Statsta, Vol. 3, No., Desember 00: 93-0 DAFTAR PUSTAKA. Ghozal, I., Aplas Analss Multvarat dengan Program SPSS, Badan Penerbt Undp, Semarang, 00.. Har, J.F.A. et al., Multvarate data Analyss, Prentce Hall Internatonal, New Jersey, Hasan, M.I., Poo-Poo Mater Metodolog Peneltan dan Aplasnya, Ghala Indonesa, Jaarta, Johnson, R.A., Appled Multvarate Statstcal Analyss Thrd Edton, Prentce Hall Internatonal, Inc., New Jersey, Montgomery, D.C., Desgn and Analyss of Experment, 6 nd Edton, John Wley & Sons, New Yor, Morssan, Sales-Maretng Poo Bahasan : Segmentas Pasar, 009, URL: 7. Peter, J. P and Olson, J.C., Consumer Behavor : Perlau Konsumen dan Strateg Pemasaran, Erlangga, Jaarta, Sanuddn, Ten Penulsan Berta TV, 009, URL: 9. Sharma, S., Appled Multvarate Technques, John Wlley & Sons, New Yor, Smamora, B., Analss Multvarat Pemasaran, Grameda Pustaa Utama, Jaarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA Pengaruh Kelembaban dan Ser Tanah Terhadap Mutu dan Produs Tanaman Tembaau Temanggung dengan Metode MANOVA Mftala Al Rza ), Sutno ), dan Dumal ) ) Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Watu Peneltan. Tempat Peneltan Obje dalam peneltan n adalah Kelas VIII M.Ts. Neger onang yang terleta d Kecamatan onang Kabupaten Dema.. Watu Peneltan Peneltan dlasanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab n aan dpaparan beberapa teor tentang analss dsrmnan dar berbaga sumber sepert: buu, jurnal dan prosdng. Analss dsrmnan adalah salah satu metode dependens dar analss multvarat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda KOLINEARITAS GANDA MULTICOLLINEARIT Oleh Bambang Juanda Model: = X + X + + X + ε. Hubungan Lnear Sempurna esa, Ja C X 0 C onstanta yg td semuanya 0. Mudah detahu rn td ada dugaan parameter oef dgn OLS,

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 1-10, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 1-10, April 2001, ISSN : JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol.. No., -, Aprl, ISSN : -88 ENDEKATAN RERESI OLINOMIAL ORTHOONAL ADA RANCANAN DUA FAKTOR (DENAN ALIKASI SAS DAN MINITAB) Tat Wharh Jurusan Matemata FMIA UNDI Abstra eneatan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Semnar Nasonal Tenolog Informas dan Multmeda 207 STMIK AMIKOM Yogyaarta, 4 Februar 207 ANALIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Sgt Kamseno ), Bara Satya 2) ), 2) Ten Informata

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION Oleh : SOEMARTINI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 008 DAFTAR ISI Hal DAFTAR

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D- Analss Pemaaan Kemoterap pada Kasus Kaner Payudara dengan Menggunaan Metode Regres Logst Multnomal (Stud Kasus Pasen d Rumah Sat X Surabaya)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 MALANG

IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 MALANG IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 0 MALANG Erm Andayan, Swasono Rahardjo, I Nengah Parta Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

IV. MODEL-MODEL EMPIRIS FUNGSI PERMINTAAN

IV. MODEL-MODEL EMPIRIS FUNGSI PERMINTAAN 69 IV. MODEL-MODEL EMPIRIS FUNGSI PERMINTAAN Dtnau dar sfat hubungan antar persamaan terdapat dua ens model persamaan yatu model persamaan tunggal dan model sstem persamaan. Model persamaan tunggal adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-305

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-305 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) 337-350 (301-98X Prnt) D-305 Analss Pola Hubungan Kerugan Negara Abat Korups dengan Demograf Koruptor d Jawa Tmur Amla Frda Rahmana, Sant Puter Rahau Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran

Oleh : Enny Supartini Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Abstrak MENGESTIMASI BEBERAPA DATA HILANG (MISSING DATA) DAN ANALISIS VARIANS UNTUK RANCANGAN BLOK ACAK SEMPURNA Oleh : Enny Supartn Departemen Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

Nilai Kritis Permutasi Eksak untuk Anova Satu Arah Kruskal-Wallis pada Kasus Banyaknya Sampel, k = 4

Nilai Kritis Permutasi Eksak untuk Anova Satu Arah Kruskal-Wallis pada Kasus Banyaknya Sampel, k = 4 Statsta, Vo. 7 No. 2, 65 71 Nopember 27 Na Krts Permutas Esa untu Anova Satu Arah Krusa-Was pada Kasus Banyanya Sampe, = 4 Inne Maran, Yayat Karyana, dan Aceng Komarudn Mutaqn Jurusan Statsta FMIPA Unsba

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Hars Bhat Prasetyo, Dan Handayan, Wdyant Rahayu JURUSAN MATEMATIKA FMIPA-UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Persentase Kriminalitas Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Di Jawa Timur Dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression (GWR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No.1, (014 7-50 (01-98X Prnt D-18 Pemodelan Persentase Krmnaltas Dan Fator- Fator ang Mempengaruh D Jaa Tmur Dengan Pendeatan Geographcally Weghted Regresson (GWR Pan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-188 JURNL SINS DN SENI POMITS Vol., No., () ISSN: - (- Prnt) D- Pemodelan Fator-Fator yang Mempengaruh Jumlah Kasus Penyat Tuberuloss d Jawa Tmur dengan Pendeatan Generaled Posson Regresson dan Geographcally

Lebih terperinci

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability Bab III Model Estmas Outstandng Clams Lablty. Model ELRF Suatu model yang dgunaan untu menasr outstandng clams lablty, tda cuup hanya melbatan data pada run-off trangle saa. Sebab, pembayaran lam d masa

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Buta Huruf Kabupaten/kota di Jawa Timur dengan Geographically Weighted Ordinal Logistic Regression JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., No., (Sept. 0) ISSN: 30-98X D-3 Pemodelan Fator-Fator Yang Mempengaruh ngat Buta Huruf Kabupaten/ota d Jawa mur dengan Geographcally Weghted Ordnal Logstc Regresson Nur Lalyah

Lebih terperinci